Professional Documents
Culture Documents
Std.
Deviation
1.00
1.8750
1.65010
24
2.00
.8333
1.04950
24
Total
1.3542
1.46577
48
Mean Square F
Sig.
Corrected
Model
13.021a
13.021
6.810
.012
Intercept
88.021
88.021
46.033
.000
lokasi
13.021
13.021
6.810
.012
Error
87.958
46
1.912
Total
189.000
48
47
Source
1.00
1.875
.282
1.307
2.443
2.00
.833
.282
.265
1.401
1.00
2.00
1.042*
.399
.012
.238
1.845
2.00
1.00
-1.042*
.399
.012
-1.845
-.238
of
df
Mean Square F
Sig.
Contrast 13.021
13.021
.012
Error
46
1.912
87.958
6.810
The F tests the effect of lokasi. This test is based on the linearly
independent pairwise comparisons among the estimated marginal
means.
4.2. Pembahasan
Praktikum
kali
ini
mengenai
monitoring
populasi
untuk
mengetahui
pengaruh
perbedaan
lokasi
Selain
kelembaban
itu
juga
udara
dilakukan
menggunakan
pengukuran
hygrometer.
suhu
dan
Higrometer
di
tempat
yang
akan
diukur
kelembabannya,
Langkah-langkah
pertama
sampai
akhir
tersebut
LSD
(Least
Significant
Deference)
untuk
tabel
1,
yakni
descriptive
statistic,
tabel
ini
pemberian
pupuk,
pengairan
dll.
Sedangkan
lokasi
tersebut
berpengaruh
sangat
signifikan
terhadap
descriptive
statistics,
pada
tabel
ini
menunjukkan
tiap
berfungsi
variabel
untuk
dari
hasil
meringkas
pengukuran.
kumpulan
Analisa
data
hasil
tanah
pertanian
dimana
tanah
tersebut
banyak
pupuk, dan tanah liat atau lempung berpasir seperti yang ada
pada lahan pertanian. Keberadaan cacing tanah dipengaruhi oleh
bahan organik yang ada di dalam tanah. Pada saat praktikum
juga menghitung jumlah dan jenis vegetasi yang tumbuh pada
setiap petak dipilih karena semakin banyak tumbuhan yang ada
di atas tanah maka humusnya akan semakin banyak sehingga
densitas cacing tanah yang ditemukan juga banyak. Hal tersebut
dapat diketahui bahwa untuk jumlah vegetasi pada lokasi 1 lebih
banyak daripada lokasi 2.
Pada saat itu juga melakukan pengukuran faktor abiotik
antara lain suhu, kelembaban udara, pH tanah dan kelembaban
tanah.
Untuk
pengukuran
faktor
abiotik
sebenarnya
juga
BAB 5. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari data yang diperoleh dapat di tarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut:
1. Lokasi mempengaruhi densitas cacing, dimana pada
tanah pertanian (lokasi 1) ditemukan cacing lebih banyak
di bandingkan tanah non pertanian (lokasi 2) karena tanah
pertanian banyak mendapatkan pupuk yang mengandung
bahan organik dan memiliki tekstur tanah yang halus
berupa lempung ringan.
2. Jumlah dan jenis vegetasi yang tumbuh berpengaruh
karena semakin banyak tumbuhan yang ada di atas tanah
maka humusnya akan semakin banyak sehingga densitas
cacing tanah yang ditemukan juga banyak. Hal tersebut
terbukti bahwa jumlah vegetasi lebih banyak pada lokasi
1 daripada lokasi 2. Pengukuran faktor abiotik juga
berpengaruh terhadap jumlah cacing tanah, karena tiap
jenis cacing membutuhkan suhu, kelembaban udara, pH
tanah dan kelembaban tanah yang berbeda sehingga satu
jenis cacing akan memiliki kepadatan populasi yang tinggi
jika ia mendapatkan ketersediaan faktor abiotik yang
sesuai.
5.2 Saran