You are on page 1of 106

Kuliah

Mekanika Fluida 2
Tia Setiawan, S.T

Tujuan

Memberikan

pengertian yang lebih mendalam


mengenai mekanika fluida, terutama dalam
menganalisa aliran aliran viskos, serta aliran
dalam saluran tertutup.
Memberikan pemahaman tentang konsep dan
membekali mahasiswa kemampuan untuk
menggunakan alat alat ukur fluida serta mesin
mesin fluida.
Memberikan pemahaman tentang prinsip
prinsip kerja mesin mesin fluida beserta
karakteristiknya.

Yang Harus di Capai

Mampu menjelaskan konsep aliran viskos.


Mampu menjelaskan aliran laminer dan turbulen serta adanya
pengaruh viskositas.
Mampu menyelesaikan persoalan persoalan aliran fluida dalam
pipa.
Mampu menjelaskan konsep lapis batas hidrodinamika.
Mampu menjelaskan konsep dan menggunakan alat alat ukur
fluida.
Mampu menjelaskan prinsip prinsip impuls-momentum dalam
menghitung gaya pada sudu sudu mesin fluida.
Mampu menjelaskan konsep dan mengoperasionalkan mesin mesin
fluida, khususnya pompa, turbin, dan kompresor dengan berbagai
variasi jenisnya

Materi
Differential analysis of Fluids Flow(medan kecepatan
dan percepatan, linear and angular motion &
deformation,kekekalan massa, kekekalan momentum
(Euler dan Navier-Stokes).Lapis batas hidrodinamika);
aliran fluida viskos (aliran couette dan poiseulle serta
aplikasi keduanya pada teori pelumasan); aliran dalam
pipa (Laminer dan Turbulen, kerugian tekanan pada
aliran, diagram moody, alat ukur aliran (venturi, orifis,
V-notch, dll),water-hammer); impact of jet (pancaran
mengenai plat (datar, melengkung) diam dan bergerak);
mesin mesin fluida (pompa, turbin, kompresor).

PRAKTIKUM
Aliran

dalam pipa.
Saluran terbuka.
Multistage turbine pump.
Turbun pelton.
Pompa sentrifugal : seri dan paralel.
Kompresor torak.
Pengenalam komponen pompa dan
kompresor.

Dafrar Pustaka/ Buku Acuan


Elementary

Fluid Mechanics, 1996, Street,


R. L., John Wiley & Sons.
Fluid Mechanics, 1998, White, F. H.,
McGraw-Hill, New York.
Intruduction to Fluid Mechanics, 1994,
Fox, R. W., John Wiley & Sons.
Munson, B. R., Donald F. Young, Theodore
H. Okiishi, 2002, Fundamentals of Fluids
Mechanics, John Wiley & Sons Inc., New
York, Toronto.

Perjanjian Perkuliahan
UAS

: 15 %
UTS : 10 %
TUGAS : 25%
PRAKTIKUM: 20%
KEHADIRAN : 30%
SISTEM KULIAH : Tatap Muka
Catatan 3x Max Tidak Hadir
Keterlambatan 20 Menit

Menjelaskan Konsep Aliran Viskos

Konsep Aliran Fluida

4,11x10 7

m2
2

VD

9,468(25,27 x10 3 )

4,11x10 7

NR

5,821x105 4000
Aliran turbulen

ALIRAN VISKOS
VISKOSITAS DINAMIK
Fluida pada pelat yang diam kecepatannya nol sedangkan pada pelat
yang bergerak kecepatannya sama dengan kecepatan pelat
Tegangan geser yang bekerja pada pelat atas sebanding dengan
gradien kecepatan
Kontanta kesebandingannya disebut sebagai viskositas dinamik

F
v

A
y

dibaca mu

= tegangan geser [N/m2]


F= gaya geser [ N]
A= luas permukaan [m2]
V = kecepatan [m/s]
Y = jarak vertikal [m]
= viskositas dinamik [Pa.s]

SATUAN VISKOSITAS DINAMIK

y N m N

2
v
v m m m
y
s

s Pa s

Satuan viskositas yang sering digunakan adalah poise

poise 0,1Pa.s
1
centipoise
poise 1 m Pa.s
100
Viskositas dinamik air sekitar 1 cp

VISKOSITAS KINEMATIK

dibaca nu

= rapat massa
[kg/m3 ]

SATUAN VISKOSITAS KINEMATIK

Pa.s Ns m 3

2

kg m kg
m3

kg 2 sm 2
m
s

kg s

Satuan viskositas kinematik yang lain adalah stoke

m2
stoke 10
s
2
2
1
m
mm
centi stoke
stoke 10 6

100
s
2
4

Viskositas tergantung pada temperatur


Untuk cairan :
makin tinggi temperaturnya maka
viskositasnya makin rendah
Untuk gas
makin tinggi temperaturnya maka
viskositasnya makin tinggi
SAE = Society of Automotive Engineers

PENGUKURAN VISKOSITAS FLUIDA


Capillary tube
viscometer

( p1 p2 ) D 2

32vL

Falling ball viscometer


Viskositas ditentukan dengan
mengukur berapa lama bola
menempuh jarak tertentu
(kecepatan)

( bola fluida ) D

2
bola

18V

JENIS FLUIDA
Fluida Newonian ( konstan)
Fluida non Newtonian ( berubah terhadap gradien
kecepatan)
Fluida Bingham (true plastic)
Fluida Pseudoplastic
Fluida Dilatant

JENIS ALIRAN
Aliran Laminer

Setiap partikel bergerak dalam satu arah horisontal sehingga terjadi


lapisan-lapisan fluida dengan kecepatan berbeda
Distribusi kecepatan tidak merata dan kuadratis
Bila pada aliran aminer disemprotkan cairan berwarna, maka cairan
tadi akan bergerak horisontal searah dengan aliran
Aliran laminer terjadi bila :
Viskositas cairan tinggi
Kecepatan aliran rendah
Luas penampang pipa kecil

Aliran Turbulen
Ada partkel-partikel yang bergerak ke arah lain sehingga tidak ada

lagi lapisan-lapisan dengan kecepatan berbeda


Bila pada aliran turbulen disemprotkan cairan berwarna, maka cairan
tersebut selain bergerak searah aliran juga ada yang bergerak ke
arah radial sehingga akan memenuhi seluruh penampang pipa
Distribusi kecepatan lebih homogen
Aliran turbulen terjadi bila :
Viskositas cairan rendah
Kecepatan aliran tinggi
Luas penampang pipa besar

Distribusi kecepatan pada aliran laminer


Kuadratis dengan persamaan :

r
U(r ) 2u 1

ro

= Jarak dari sumbu pipa

ro

= Jari-jari pipa

= Kecepatan pada setiap posisi

= Kecepatan rata-rata

BILANGAN REYNOLD NR

Tergantung pada rapat massa, viskositas, diameter dan kecepatan


Merupakan bilangan tak berdimensi
Menentukan jenis aliran
Bila NR < 2000 aliran laminer
Bila NR> 4000 aliran turbulen
bila 2000 < NR< 4000 aliran transisi/daerah kritis (critical zone)

kg m
m
3

VD m s
NR

kg

m.s

Contoh Soal No. 1


Bila sepanjang pipa berdiameter 150 mm mengalir gliserin pada 25 oC
dengan kecepatan 3,6 m/s tentukan apakah jenis alirannya laminer atau
turbulen
Jawab :
kg
1258 3
m
9,60 x10 1 Pa.s
VD
NR

(1258)(3,6)(0,150)

0,96
708
N R 708 2000
Jenis aliran
laminer

Contoh Soal No. 2


Tentukan apakah aliran bersifat laminer atau turbulen bila air pada
temperatur 70o C mengalir dalam K copper tube berdiameter I in dengan
kecepatan sebesar 285 L/min.
Jawab :

NR

VD VD VD

D 25,27 mm 25,27 x10 3 m A 5,017 x10 4 m 2

m3
s

L
3 m
Q 285

4,75x10
L
min 60000
s

min

Q 4,75x10 3
m
V

9
,
468
A 5,017 x10 4
s

4,11x10 7

m2
2

VD

9,468(25,27 x10 3 )

4,11x10 7

NR

5,821x105 4000
Aliran turbulen

Contoh Soal No. 3


Minyak SAE 10 pada temperatur 30oC mengalir dalam 2-in Schedule 40
steel pipe dengan kecepatan sebesar 6 m/s Bila minyak tersebut mempunyai
specific gravity sebesar 0,89 tentukan jenis aliran yang terjadi

Jawab :

D 52,5 mm 52,5 x10 3 m


kg
4 x10 Pa.s 0,89(1000)(9,81) 873,1 3
m
VD (873,1)(6)(52.5 x10 3 )
NR

6875 4000
2

4 x10
2

Aliran turbulen

JARI-JARI HIDROLIK
Bila penampang pipa tidak berupa lingkaran, maka digunakan jari-jari
hidrolik yang didefinisikan sebagai :

A
WP

area
wetted perimeter

luas
keliling basah

Penampang lingkaran :

2
D
A
D
d
R

WP
D
4
D 4R

Contoh Soal No. 4


Tentukan bilangan Reynold dari aliran melalui saluran pada gambar d dengan
debit sebesar 0,16 m3 /s. Data saluran d = 150 mm dan S = 250 mm. Fluida
yang mengalir adalah ethylene glycol pada 25o C.

Jawab :

d 250 2 150 2 44829 mm 2


4
4
WP 4 S d 4(250) (150) 1471 mm
A 44829
R

30,5 mm
WP 1471
A S2

A 44829 mm 2
44,829 x10 3 m 3
R 30,5 mm
30,5 x10 3 m
D 4 R 4(30,5 x10 3 )m
0,122 m
kg
m3
1,62 x10 2 Pa.s

1100

Q
0,16

A 44,829 x10 3
m
3,57
s
VD
NR

(1100 )(3,57)0,122)

1,62 x10 2

2,96 x10 4

Soal Latihan no. 1


A major water main is in an 18-in ductile iron pipe.Compute the
Reynold number if the pipe caries 16.5 ft3 /s of water at 50o F
Answer : 9.59x105
Soal Latihan no. 2
In a soft-drink bottling plant, the concentrated syrup used to
make thedrink has a kinematic viscosity of 17.0 centistokes at
80o F. Compute the Reynold number for the flow of 215 L/min
of the syrup through a 1-in Type K copper tube
Answer : 1.06x104
Soal Latihan no. 3
Air with a specific weight of 12.5 M/m and a dynamic viscosity
of 2.0x 10 Pa.s flows through the shaded portion of the duct
in figure below at the rate of 150 m h. Calculate the Reynold
number of the flow.
Answer : 3.04x104

CONTOH SOAL 4

JAWAB

ALIRAN LAMINER DAN TURBULEN


Garis alir pada fluida mengalir
terdapat dua jenis, yaitu:
1. Aliran laminar adalah aliran
fluida yang mengikuti suatu
garis lurus atau melengkung
yang jelas ujung dan pangkalnya serta tidak ada garis lurus yang bersilangan.

Source: http://www.math.ucsb.edu/~hdc/res/rhomesh.gif

Aliran laminer dan aliran turbulen

2. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang ditandai dengan


adanya aliran berputar dan arah gerak partikelnya berbeda,
bahkan ber-lawanan dengan arah gerak keseluruhan fluida.

DINAMIKA FLUIDA

PERSAMAAN KONTINUITAS
Apabila suatu fluida mengalir dalam sebuah pipa dengan luas
penampang A dan kecepatan aliran fluidanya v, maka banyaknya
fluida (volum) yang mengalir melalui penampang tersebut tiap
satuan waktu dinamakan debit.
Dalam bentuk persamaan debit dinyatakan sebagai berikut:

Q Av

Keterangan:
Q = debit aliran fluida (m3/s)
V = volum fluida yang mengalir (m3)
t = waktu (s)
v = kecepatan aliran fluida (m/s)

dan

V
Q
t

DINAMIKA FLUIDA

PERSAMAAN KONTINUITAS
Jika suatu fluida mengalir dengan aliran tunak melewati pipa
yang mempunyai luas penampang yang berbeda maka volum
fluida yang melewati setiap penampang itu sama besar dalam
selang waktu yang sama.
Persamaan kontinuitas menyatakan bahwa pada aliran
fluida ideal, hasil kali laju
aliran fluida dengan dengan
luas penampangnya adalah
konstan.
Keterangan:
Q1 = debit aliran fluida bagian 1 (m3/s)
Q1 Q2
Q2 = debit aliran fluida bagian 2 (m3/s)
A1 = luas penampang bagian 1 (m2)
A1 v1 A2 v2
A2 = luas penampang bagian 2 (m2)
v1 = kecepatan cairan bagian 1 (m/s)
v2 = kecepatan cairan bagian 2 (m/s)

DINAMIKA FLUIDA

Viskositas

Besaran yang menggambarkan adanya gesekan antar


partikel dalam fluida.

PENGUKURAN VISKOSITAS
Fluida diletakan di antara dua keping kaca, dan mempunyai
gaya geser F :

FVA
d

atau : F / A
V/d

A = luas keping
V = kecepatan
d = jarak antara 2 keping
V / d = gradien kecepatan
Satuan : 1 poise = 1 dyne sec. Cm-2
41

ALIRAN VISCOUS
Pengruh kekentalan : kecepatan aliran fluida tidak
sama di semua titik penampang
a. Kecepatan Aliran
( P -P )
V 1 2 ( R2 - r 2 )
4 L
1

P1 P2 = beda tekanan antara kedua ujung pipa


L = panjang pipa
R = jari-jari pipa
r = jarak titik dari sumbu pipa

42

c. DEBIT ALIRAN
4(P -P )

R
Q 1 2
8
L

d. HUKUM STOKES
Benda , berbentuk bola , jari-jari r , dan bergerak di
dalam fluida , akan mengalami gaya hambatan :
F=6rV

Setelah beberapa waktu , kecepatan bola akan konstan ,


2
yaitu :
r
g( ')
2
V
T 9
= rapat massa benda
= rapat massa fluida
43

d. BILANGAN REYNOLDS
Kombinasi 4 faktor yang menentukan jenis aliran
fluida:

NR V D

D = diameter pipa
NR = 0 - 2000 : aliran laminer
> 3000
: aliran turbulen
= 2000 3000
: aliran transisi

44

ALIRAN FLUIDA MELALUI PIPA

Pendahuluan

Pressure Drop
Terjadi akibat aliran fluida mengalami gesekan
dengan permukaan saluran
Dapat juga terjadi ketika aliran melewati sambungan
pipa,belokan,katup, difusor, dan sebagainya
Besar Pressure Drop bergantung pada :
* Kecepatan aliran
* Kekasaran permukaan
* Panjang pipa
* Diameter pipa

Aliran Fluida
Jenis Aliran Fluida :
Steady atau tidak steady
Laminar atau Turbulen
Satu, dua, atau tiga dimensi
Steady

jika kecepatan aliran tidak merupakan fungsi waktu


( dv/dt = 0)
Aliran laminer atau turbulen tergantung dari bilangan Reynolds
Aliran satu dimensi terjadi jika arah dan besar kecepatan di
semua titik sama
Aliran dua dimensi terjadi jika fluida mengalir pada sebuah
bidang (sejajar suatu bidang) dan pola garis aliran sama untuk
semua bidang

Garis arus adalah kurva imajinasi yang


digambar mengikuti pergerakan fluida untuk
menunjukan arah pergerakan aliran fluida
tersebut
Vektor kecepatan pada setiap titik kurva :
Tidak memiliki arah normal
Tidak akan ada aliran yang berpindah dari
suatu garis arus ke garis arus lain

Gambar garis arus dan vektor kecepatan

Persamaan Kontinuitas
Persamaan konatinuitas diperoleh dari
hukum kelestarian massa yaitu:

Catatan : Bidang A dan V harus tegak lurus satu sama


lainnya

Contoh 1.
Jika kecepatan aliran alir pada pipa
berdiameter 12 cm adalah 0,5 m/s, berapa
kecepatan aliran tersebut jika pipa dikecilkan
menjadi 3 cm?

Persamaan Bernoulli
Merupakan

salah satu bentuk penerapan hukum kelestarian

energi
Prinsipnya adalah energi pada dua titik yang dianalisis
haruslah sama
Untuk aliran steady dan fluida inkompressibel (perubahan
energi dalam diabaikan) persamaan yang diperoleh adalah :

Dimana: Z = ketinggian
HL= head loss dari titik 1 ke titik 2

Contoh 2
Gambar di bawah menunjukkan aliran air dari titik A
ke titik B dengan debit aliran sebesar 0,4 m3/s dan
head tekanan pada titik A = 7 m. Jika diasumsikan
tidak ada losses antara titik A dan titik B, tentukan
head tekanan di titik B
Penyelesaian:

Karakteristik Aliran Di DalamSaluran/Pipa


Aliran

di dalam suatu saluran selalu disertai dengan friksi


Aliran yang terlalu cepat akan menimbulkan pressure drop
yang tinggi sedangkan aliran yang terlalu lambat pressure
drop-nya akan rendah akan tetapi tidak efisien
Kecepatan aliran perlu dibatasi dengan memperhatikan :
* Besarnya daya yang dibutuhkan
* Masalah erosi pada dinding pipa
* Masalah pembentukan deposit/endapan
* Tingkat kebisingan yang terjadi

Harga-harga kecepatan aliran air yang


dianjurkan untuk berbagai pemakaian
Service

Daerah kecepatan
(fps)

Keluaran pompa

8-12

Pipa isap pompa

4-7

Saluran pembuangan

4-7

Header

4-15

Riser

3-10

Service umum

5-10

Air minum

3-7

Kecepatan maksimum aliran fluida dalam pipa


Jenis fluida

Kecepatan maksimum
[ft/s]

Uap untuk proses

120 150

Slurry

5 10

Uap air

100 130

Air

6 10

Fluida cair

100/1/2

Penggunaan Material Pipa dan Sambungan


yang Dianjurkan

Kerugian yang terdapat di dalam aliran fluida

Kerugian tekanan (Pressure Drop) atau

Kerugian head ( Head Loss)

Faktor yang mempengaruhi kerugian di dalam aliran fluida:


Kecepatan
Luas

aliran

penampang saluran

Faktor

friksi

Viskositas
Densitas

fluida

Persamaan matematis kerugian tekanan di dalam


saluran sirkuler

Dimana :

Hubungan antara head dan


tekanan :

P = kerugian
tekanan
d = diameter pipa
V = kecepatan aliran

Kerugian head (head


loss) :

f = faktor friksi

l = panjang pipa
g = grafitasi
h = head

Catatan: harga f untuk pipa-pipa tertentu dapat dicari dengan


menggunakan diagram Moody dengan terlebih dahulu menghitung
bilangan Reynolds

Kerugian head dengan menggunakan


konstanta K sebagai pengganti faktor friksi

Kerugian tekanan dengan menggunakan


konstanta K sebagai pengganti faktor friksi

Catatan : Kerugian aliran akan semakin besar jika kecepatan aliran


semakin
cepat dan saluran semakin panjang

Diagram
Moody

Grafik Kerugian Head untuk Sistem Pipa


Tertutup

Grafik Kerugian Head untuk Sistem Pipa


Terbuka

Nomogram 1. Liquid Pressure Drop for


Viscous Flow

Karakteristik Aliran Melalui


Sambungan-Sambungan
Bentuk-bentuk sambungan pada sistem perpipaan:
Sambungan lurus
Sambungan belok
Sambungan cabang
Sambungan dengan perubahan ukuran saluran
Cara-cara penyambungan pada sistem pemipaan:
Ulir
Press
Flens
Lem
Las

Persamaan matematis kerugian akibat sambungan


(kerugian minor) dalam sistem pemipaan:

Keterangan: K = Koefisien hambatan


minor

Resistance Coefficients for Open Valves, Ebow,


and Tees

Resistance Coefficients for Expansion and


Constractions

Contoh Jenis Sambungan dan Panjang


Ekivalennya

Contoh Jenis Sambungan dan Panjang Ekivalennya (Lanjutan)

Special Fitting Losses In EquivalentFeet of Pipe

Representative Equivalent Length in Pipe Diameters (L/D)

Beberapa Contoh Perhitungan Karakteristik


Aliran Sistem Di Dalam Sistem Pemipaan
Contoh 1.
Suatu sistem pemipaan terdiri dari komponen seperti
gambar. Air mengalir dengan kecepatan sebesar 9,7 fps dan
diameter 6 inch. Pipa tersebut adalah pipa baru dengan
panjang 1200 ft. Katup gerbang berada pada posisi terbuka
penuh. Tentukan kerugian tekanan dari titik 1 hingga titik 3.

Penyelesaian:
Kerugian aliran dari titik 1s.d 3 adalah jumlah dari
kerugian-kerugian aliran pada pengecilan penampang di
titik 1, kerugian friksi sepanjang pipa 1 s.d 2 dan kerugian
pada katup. Dari grafik resistance coefficient for
expantion and constraction diperoleh harga K= 0,42 untuk
titik 1, sehingga kerugiannya:
Aliran yang terjadi adalah
turbulen. Jika kekasaran pipa
0,0017
maka
dengan
mengunakan diagram Moody
diperoleh f = 0,023

Kerugian friksi pada saluran


pipa :
Kerugian melalui katup :
Dari tabel Representative Equivalent Length in
Pipe Diameters (L/D) dengan l/D = 13 maka
diperoleh:
Jadi kerugian aliran total dari sistem antara 1
s.d 3 adalah 1,46 + 80,6 + 0,43 + ft = 82,49 ft
atau 35,7 psi

Contoh 2.
Apabila sistem pada contoh 1 besar pembukaan katup
daiubah menjadi 50 % maka hitunglah laju aliran yang
terjadi. Untuk kasus ini aliran total antara titik 1 s.d 3
tidak berubah yaitu tetap sebesar 82,49 ft.
Penyelesaian:
Untuk katup terbuka harga l/D berubah menjadi 160
sehingga panjang ekivalennya untuk diameter 6 in
menjadi
Lekivalen= 160(6/12) = 80 ft
Titik pemasukan 1 mempunyai K = 0,42 dengan panjang
9,1 ft.
Jadi panjang total ekivalennya yaitu 1200+80+9,1=
1289,1 ft

Untuk penyelesaian ini dimisalkan kecepatan aliran 5 fps dengan


bilangan Re = 238095 dan kekasaran relatif 0.0017 sehingga
diperoleh f = 0,023. Terlihat disini bahwa harga faktor friksi
tidak berubah dengan contoh 1.

Hasil tersebut di atas menunjukan bahwa perubahan bukaan


katup sebesar 50% hanya mengubah kapasitas aliran sebanyak
3% saja.
Penyelesaian contoh ini juga dapat dilakukan
menggunakan diagram Hazen-William yaitu:

dengan

Kerugian aliran yang terjadi perseratus ft panjang pipa


adalah :
Dengan diameter pipa 6 in maka dari diagram diperoleh
aliran kira-kira 9,4 fps

Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa desain sistem


tersebut kurang baik karena perubahan bukaan katup 50%
tidak mempengaruhi besar laju aliran yang terjadi. Untuk
mendapatkan gambaran maka katup gerbang diganti dengan
katup globe dengan bukaan 50 %, panjang ekivalen ratarata l/D = 740. Dengan menggunakan prosedur di atas
maka diperoleh penurunan aliran sebanyak 13 %.
Kesimpulannya yaitu perencanaan sistem pemipaan ini tidak
baik walaupun air masih dapat dialirkan.

ALIRAN FLUIDA MELALUI PIPA

Kehilangan Tenaga Sekunder dalam Pipa


Kehilangan

tenaga sekunder dalam pipa


terjadi karena adanya perubahan penampang
pipa, sambungan, belokan dan katup.
Pada pipa panjang, kehilangan tenaga
sekunder jauh lebih kecil daripada
kehilangan tenaga akibat gesekan, sehingga
pada keadaan ini kehilangan tenaga sekunder
dapat diabaikan.

Kehilangan tenaga pada pipa yang


mengalami perbesaran penampang
2

V1
he K
2g

Dengan he : kehilangan tenaga sekunder

A1
K 1
A2

A1 : luas tampang 1,
A2 : luas tampang 2.

Contoh
Suatu

pipa yang mengalirkan air


diameternya berubah mendadak dari 10
cm menjadi 15 cm. Bila kecepatan aliran
pada saat melewati pipa berdiameter 10
cm adalah 1,2 m/d, hitung kehilangan
tekanan akibat perbesaran penampang
tersebut.

Jika perbesaran penampang dibuat berangsur-angsur


maka:
2

V1 V2
he K '
2g

Dengan K tergantung pada sudut perbesaran penampang .

Pada pipa yang mengalami pengecilan penampang secara


mendadak maka kehilangan tenaga dirumuskan :
2

V2
he 0,44
2g

Sedangkan pengecilan penampang yang dibuat berangsur-angsur kehilangan


tenaga diberikan oleh bentuk :
2

V2
he K c '
2g

Nilai Kc tergantung pada sudut transisi dan perbandingan luas tampang A2/A 1.

Nilai Kc

Belokan pipa juga menyebabkan kehilangan tenaga


yang rumusnya serupa dengan rumus pada perubahan
tampang, yaitu :
2

V2
he K b
2g

dengan Kb adalah koefisien kehilangan tenaga belokan yang


tergantung pada sudut belokan.

Belokan pipa

Contoh
Berapakah

kehilangan energi jika pipa


membelok dengan sudut 30 dan
kecepatan aliran 0,85 m/d.

Sistem Dan Jaringan Pipa


Sistem

pemipaan berfungsi untuk


mengalirkan zat cair dari satu tempat ke
tempat yang lain. Aliran terjadi karena
adanya perbedaan tinggi tekanan di kedua
tempat akibat terdapat perbedaan elevasi
muka air atau karena digunakannya pompa.
Contoh sistem pemipaan adalah jaringan air
bersih/air minum, pipa pengalir minyak, pipa
pembawa dan pipa pesat di PLTA, dsb.

Garis Tenaga dan Garis Tekanan

Berdasarkan persamaan Bernoulli, tinggi tenaga


total di suatu titik pada pipa merupakan jumlah
dari tinggi elevasi, tinggi tekanan dan tinggi
kecepatan. Garis yang menghubungkan titiktitik tinggi tenaga disebut garis tenaga (garis
energi). Sedangkan garis yang menghubungkan
titik-titik tinggi tekanan disebut sebagai garis
tekanan. Garis tekanan terletak di bawah garis
tenaga sebesar tinggi kecepatan dalam pipa.

Garis tenaga dan garis tekanan


garis tenaga
2
V1
2g

p1

garis tekanan
2
V2
2g

p2

B
ZA

Z1

Z2

ZB

Pipa dengan Turbin

Salah satu penggunaan tenaga air yang sangat bermanfaat


bagi kehidupan manusia adalah untuk memutar turbin PLTA.
Putaran turbin dengan kecepatan besar diperoleh dengan
membuat ujung pipa meruncing dan tampang pipa jauh
mengecil. Bagian ini disebut curat.

Dengan mengabaikan kehilangan tenaga sekunder maka tinggi


tekanan efektif H adalah sama dengan tinggi statis Hs
dikurangi kehilangan tenaga akibat gesekan hf.

H H s hf

Daya yang tersedia pada curat :

D QH

(kgf m / d)

Atau

QH
D
75

(hp)

Dengan :
Q
: debit aliran (m3/d)
H
: tinggi tekanan efektif (m)

: berat jenis zat cair (kgf/m3)

Pipa dengan curat

hf
Garis
Tenaga

Hs
D

Garis
Tekanan
Vc

Pipa Hubungan Seri


Pipa

disebut memiliki hubungan seri bila


saluran pipa tersebut terdiri dari sambungan
pipa-pipa dengan ukuran/diameter berbeda.

Q Q1 Q2 Q3
H hf1 hf 2 hf 3

Bak 1

Beda
Tinggi

Pipa 1
Pipa 2

Bak 2

Pipa Hubungan Paralel


Pipa

disebut memiliki hubungan paralel bila


saluran pipa tersebut terdiri dari sambungan
pipa-pipa yang bertemu di satu titik.

Q Q1 Q2 Q3
H hf1 hf 2 hf 3

Bak 1

Beda Tinggi
Pipa 1
Pipa 2

Bak 2
Pipa 3

Jaringan pipa
Pemakaian jaringan pipa yang paling banyak
dijumpai dalam bidang teknik sipil adalah
jaringan air bersih/air minum. Karena jaringan
pipa merupakan bagian yang paling mahal maka
perlu direncanakan dengan baik agar dicapai
sistem distribusi yang efisien.
Analisis jaringan pipa memerlukan perhitungan
yang panjang dan rumit. Ada beberapa metode
yang dipakai untuk menyelesaikannya. Salah
satu yang akan dibahas dalam bahan ajar ini
adalah Metode Hardy Cross.

Bak 1

Bak 2

Metode Hardy Cross


Dianggap

bahwa karakteristik pipa dan


aliran yang masuk dan keluar
meninggalkan jaringan pipa diketahui dan
akan dihitung debit pada setiap elemen
dari jaringan tersebut. Jika tekanan pada
seluruh jaringan juga dihitung maka
tinggi tekanan pada satu titik harus
diketahui.

Prosedur perhitungan dengan metode


Hardy Cross :
1.
2.
3.

4.

5.

Pilih pembagian debit melalui tiap-tiap pipa Q0


hingga terpenuhi syarat kontinyuitas.
Hitung kehilangan tenaga pada tiap pipa dengan
rumus hf = k Q2.
Jaringan pipa dibagi menjadi sejumlah jaring
tertutup sedemikian sehingga tiap pipa
termasuk dalam paling sedikit satu jaring.
Hitung jumlah kerugian tinggi tenaga sekeliling
tiap-tiap jaring, yaitu hf. Jika pengaliran
seimbang maka hf = 0.
Hitung nilai | 2kQ | untuk tiap jaring.

6.

Pada tiap jaring diadakan koreksi debit Q, supaya


kehilangan tinggi tenaga dalam jaring seimbang.
Adapun koreksinya adalah sebagai berikut :

kQ

Q
2kQ

7.

Dengan debit yang telah dikoreksi sebesar Q = Q0


+ Q , prosedur dari 1 sampai 6 diulangi hingga
akhirnya Q=0, dengan Q adalah debit sebenarnya,
Q0 adalah debit dimisalkan dan Q adalah debit
koreksi.

Contoh Soal
Sebuah

pipa seperti tergambar. Hitung


besar debit dan arahnya pada tiap-tiap pipa.
B

20

K = 2
A
100

K = 5
K = 1

K = 4

50
K = 1

30

Soal-soal
1.

Pada suatu pipa dengan diameter 150 mm dan


panjang pipa 100 m, dilakukan pengukuran
kecepatan sebagai berikut: pada jarak 25 mm
dan 75 mm dari dinding pipa kecepatan
alirannya adalah 0,815 m/d dan 0,96 m/d.
Diketahui kondisi aliran dalam pipa adalah
turbulen dengan dinding kasar. Hitung
kekasaran dinding pipa, tegangan geser pada
dinding pipa, dan kehilangan tenaga yang
terjadi

2. Suatu pipa dari baja dengan panjang 2000


km, diameter 250 mm, mengalirkan air
dengan suhu 20 o C. Jika terjadi kehilangan
energi sebesar 2 m, hitung debit aliran.
3. Tentukan dimensi pipa baja yang mengalirkan
debit 500 lt/dt dan kehilangan energi maks
yg diijinkan 5 m/km

You might also like