You are on page 1of 6

LAPORAN PRAKTIKUM RANGKAIAN ELEKTRONIKA II

APLIKASI OP AMP-OSILATOR
(DIFFERENSIATOR DAN INTEGRATOR)
Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Rangkaian Elektronika II

Nama
Partner
Kelas

: Rintan Adriannisa (131331067)


: Surya Utami (131331061)
Vina Yunanda (131331063)
: 2B2

PROGRAM STUDI TEKNIK TELEKOMUNIKASI


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
I.

Tujuan
Mengukur sinyal output pada OP-Amp dari rangkaian Intergrator, dan
Differensiator.

II.

Teori Dasar
RANGKAIAN DIFERENSIATOR OP-AMP

Fungsi rangkaian untuk menghasilkan tegangan yang merupakan fungsi


dari tegangan input diferensial waktu. Diferensiator sirkuit pada dasarnya sebuah
pass filter untuk kondensor yang terdiri dari baris dan resistor baris. Karena
reaktansi kondensor meningkat jika frekuensi jatuh, sirkuit ini menghilangkan
komponen frekuensi rendah dari input. Jika ada masukan tingkat diterapkan untuk
diferensiator, tegangan pada kondensor berubah dalam sekejap sehingga ada
tegangan pada resistor berkurang secara eksponensial sesuai dengan rumus.
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi yaitu
sebesar Rf/R1 untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Penguat jenis ini berbeda
dengan diferensiator. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Sedangkan untuk R1 = R2 dan Rf = Rg maka bati diferensial adalah:

Rangkaian diferensiator
Penguat diferensial tersebut menggunakan komponen BJT (Bipolar Junction
Transistor) yang identik / sama persis sebagai penguat. Pada penguat diferensial terdapat
dua sinyal masukan (input) yaitu V1 dan V2. Dalam kondisi ideal, apabila kedua masukan
identik (Vid = 0), maka keluaran Vod = 0. Hal ini disebabkan karena IB1 = IB2 sehingga
IC1 = IC2 dan IE1 = IE2. Karena itu tegangan keluaran (VC1 dan VC2) harganya sama
sehingga Vod = 0.

Apabila terdapat perbedaan antara sinyal V1 dan V2, maka Vid = V1 V2. Hal ini
menyebabkan terjadinya perbedaan antara IB1 dan IB2. Dengan begitu harga IC1 berbeda
dengan IC2, sehingga harga Vod meningkat sesuai sesuai dengan besar penguatan
Transistor.
Untuk memperbesar penguatan dapat digunakan dua tingkat penguat diferensial
(cascade). Keluaran penguat diferensial dihubungkan dengan masukan penguat diferensial
tingkatan berikutnya. Dengan begitu besar penguatan total (Ad) adalah hasil kali antara
penguatan penguat diferensial pertama (Vd1) dan penguatan penguat diferensial kedua
(Vd2).
Dalam penerapannya, penguat diferensial lebih disukai apabila hanya memiliki satu
keluaran. Jadi yang diguankan adalah tegangan antara satu keluaran dan bumi (ground).
Untuk dapat menghasilkan satu keluaran yang tegangannya terhadap bumi (ground) sama
dengan tegangan antara dua keluaran (Vod), maka salah satu keluaran dari penguat
diferensial tingkat kedua di hubungkan dengan suatu pengikut emitor (emitter follower).
Untuk memperoleh kinerja yang lebih baik, maka keluaran dari pengikut emiter
dihubungkan dengan suatu konfigurasi yang disebut dengan totem-pole. Dengan
menggunakan konfigurasi ini, maka tegangan keluaran X dapat berayun secara positif
hingga mendekati harga VCC dan dapat berayun secara negatif hingga mendekati harga
VEE.
Apabila seluruh rangkaian telah dihubungkan, maka rengkaian tersebut sudah dapat
dikatakan sebagai penguat operasional (Operational Amplifier (Op Amp)). Penjelasan
lebih lanjut mengenai hal ini akan dilakukan pada sub bab berikut.
RANGKAIAN INTEGRATOR OP-AMP 741
Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian dengan respons
frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Rangkaian dasar sebuah integrator adalah
rangkaian op-amp inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan
resistor
melainkan
menggunakan
capasitor
C.

Rangkaian integrator banyak digunakan dalam computer analog sebagai


alat untuk memecahkan persamaan integral. Sirkuit ini dapat di buat dengan
menempatkan kapasitor pada input dan output terbalik dan tidak ada reverse input
dibumikan.
Rumus mencari Vout:
Rumus mencari omega:

Rumus mencari G(omega):


Rumus mencari penguatan integrator:

III.

Alat dan Komponen


Op-Amp 741 (1buah)
Resistor 1 K (2 buah)
Kapasitor 1 F (1 buah)
Power Supply
Kabel probe
Kabel penghubung
Jumper
Papan Rangkaian
Osiloskop
Multimeter digital

IV.

Langkah Percobaan
1. Siapkan alat dan komponen yang akan digunakan.
2. Buat rangkaian seperti berikut:
a) Rangkaian 1

Gambar 1. Rangkaian Integrator

b) Rangkaian 2

Gambar 2. Rangkaian Differensiator

3. Tampilkan dan gambarkan bentuk gelombang sinyal pada titik pengukuran Vo


dan Vi!
4. Ukur Vo dan Vi pada masing-masing rangkaian dengan frekuensi 1 KHz, 400
Hz dan 50 Hz!
5. Buat kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan.
V.

Data Hasil Percobaan


Frekuensi
50 Hz

Integrator

Differensiator

Vo = 4 Vpp
Vi = 4 Vpp

Vo = 4 Vpp
Vi = 4 Vpp

400 Hz
Vo = 2.4 Vpp
Vi = 4 Vpp

Vo = 5.2 Vpp
Vi = 4 Vpp

Vo = 1 Vpp
Vi = 4 Vpp
1 KHz

Vo = 4 Vpp
Vi = 4 Vpp
VI.

Kesimpulan
1. Integrator pada dasarnya merupakan rangkaian low pass filter, atau akan
meloloskan frekuemsi rendah karena reaktansi kapasitif pada integrator akan
rendah apabila diberikan suatu frekuensi input dengan frekuensi yang tinggi.
2. Fungsi lain dari rangaian integrator merupakan pembentuk sinyal segitiga dari
sebuah input dengan sinyal kotak.
3. Lain halnya dengan integrator, differensiator merupakan rangkian yang dapat
meloloskan frekeunsi tinggi atau High Pass Filter.

You might also like