You are on page 1of 4

Rekayasa Trafik Telekomunikasi mengacu pada konsep point process.

Pada
konsep ini, trafik yang datang diasumsikan datang secara berturutan, tidak
ada yang datang persis bersamaan. Selalu ada interval waktu yang disebut
inter arrival time.
Jenis trafik bisa dibagi dengan berbagai cara, tergantung cara pandangnya
dan tergantung teknik yang ada di sistem telekomunikasi.
1.12.1. Paket
Secara umum teknologi switching yang ada di sistem telekomunikasi bisa
dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu penyambungan sirkit (circuit
switching) dan penyambungan paket (packet switching). Pada sistem
telekomunikasi yang menggunakan teknologi penyambungan paket, trafik
yang datang dan dilayani di jaringan telekomunikasi adalah dalam bentuk
paket-paket. Pada saat yang akan datang, semua jaringan telekomunikasi
akan berbasis protokol internet (internet protocol = IP), dan semua
jaringannya akan menggunakan konsep penyambungan paket, dengan
demikian jenis trafik yang dijadikan acuan dalam buku ini, umumnya adalah
berupa paket.
Trafik Pada Level Paket
Berdasar level, maka jenis trafik yang paling dasar yang bisa dikategorikan
dalan level paket (packet level). Pengamatan, pemodelan, dan pengukuran
trafik pada level paket berarti mengamati trafik yang datang ke jaringan
akses (access network) maupun jaringan penyambungan (switching
network) dalam bentuk dasarnya, yaitu sebagai paket. Yang diperhatikan di
sini adalah berbagai hal terkait dengan kedatangan paket, tanpa
memperhatikan kedudukan paket tersebut dalam kelompok-kelompok paket.
Yang diamati antara lain:
a) Ukuran paket : setiap paket diamati berdasar berapa bit atau bytenya, termasuk header-nya. Selain satuan atau byte, ukuran paket bisa
dinyatakan dalam satuan detik. Misal ukuran suatu paket yang
ukurannya = 100 bit per paket ditransmisikan dengan kecepatan 100
M bit per detik, maka ukuran paket tersebut bisa dinyatakan dengan
satuan detik, yaitu 100 bit / (100 M bit per detik) = 1 mikro detik.
b) Interval waktu kedatangan: biasa dinyatakan dengan satuan waktu
merupakan interval waktu antar kedatangan paket. Sebagai acuannya
adalah saat datangnya, bukan saat berakhirnya. Misal paket ke n
yang ukurannya 1 mili detik datang pk 10.00.00 (pulu sepuluh, lebih 0
menit, lebih 0 detik), berarti ujung paket datang pada pukul
10.00.0,001 (pukul sepuluh, lebih 0 menit, lebih 0,001 detik). Paket ke
n+1 yang ukurannya 10 mili detik datang pada pukul 10.00.0,101
(pukul sepuluh, lebih 0 menit, lebih 0,101 detik) dan berakhir
datangnya pada pukul 10.00.0,111 (pukul sepuluh, lebih 0 menit,

lebih 0,111 detik). Maka interval kedatangan antar dua paket tersebut
adalah = pukul 10.00.0,101 pukul 10.00.00 = 0,101 detik = 101 mili
detik.
1.12.3. Trafik Pada Level Service
Selain diamati dalam bentuknya sebagai suatu paket, trafik telekomunikasi
sering diamati pada level layanan, antara lain adalah:
1) Trafik direct services: Secara umum trafik direct service harus diamati
latency dan jitter nya, karena layanan ini bersifat langsung dan real
time. Pada komunikasi yang bersifat langsung, antara dua pelanggan
atau user dan juga bisa berlangsung antara pelanggan atau user
dengan servernya secara saat itu juga. Maka kualitas layanan sangat
tergantung pada delay. Delay merupakan selang waktu yang dihitung
sejak saat pengiriman dilakukan oleh pelanggan/user/server pengirim
sampai dengan saat diterima oleh pelanggan/user/server penerima.
a) Telephony, push to talk dan video telephony : trafik telekomunikasi
pada layanan-layanan ini diamati dalam bentuk call atau
panggilan. Jadi informasi mengenai ukuran serta interval
kedatangan yang diamati adalah terkait dengan call. Ukuran trafik
telepon mengacu pada level layanan adalah berupa waktu
pembicaraan telepon. Interval kedatangan berupa selang waktu
antara mulai datangnya permintaan sambungan telepon ke n
dibandingkan dengan mulai datangnya permintaan sambungan ke
n+1.
b) HTTP (web browsing), streaming, FTP, ping, dan mobile broadcast:
trafik telekomunikasi pada layanan HTTP diamati dalam bentuk hit
ke suatu alamat web tertentu. Ukuran trafik pada level layanan ini
berupa jumlah hit dan selang waktu kedatangan adalah selisih
waktu antara dua hit berturutan ke alamat web server tertentu.
2) Trafik store and forward service. Yang termasuk store and forward
service adalah: E-mail, SMS (Short Message Service), MMS
(Multimedia Message Service). Berbeda dengan trafik direct service
yang harus diamati latency dan jitter nya, karena layanan ini bersifat
langsung dan real time, pada trafik yang bersifat store and forward,
persyaratan latency dan jitter tidak terlalu mendesak. Jika pada direct
service, persyaratan latency dan jitter dalam orde puluhan mili detik,
maka pada store and forward, persyaratan latency dan jitter
umumnya pada orde detik atau menit.
1.12.4. Pure Chance Traffic Type 1 (PCT-1)
Jenis trafik yang masuk dalam Pure Chance Traffic adalah yang berada di
suatu sistem telekomunikasi yang memenuhi dua persyaratan sebagai
berikut:

a) Semua kanal atau server atau trunk bersifat identik dan bekerja
secara paralel dan disebut sistem yang homogen
b) Semua trafik yang datang ke jaringan telekomunikasi bisa mengakses
kanal,
trunk,
atau
server.
Tidak
ada
pembatasan
atau
pengelompokkan masukan tertentu saja yang boleh mengakses
jaringan. Jaringan seperti disebut memiliki full accessibility.
Ada tiga tipe trafik PCT, kategori PCT-1 adalah trafik yang mengikuti
prinsip poisson process. Yaitu trafik yang bisa diamati melalui point
process, memiliki ukuran trafik (paket atau layanan) yang terdistribusi
eksponensial negatif dan memiliki inter arrival time yang terdistribusi
poisson. Laju kedatangan paket rata-rata adalah dan laju pelayanan
rata-rata adalah . Pada trafik PCT-1 dapat dibenarkan untuk
menggunakan nilai rata-rata sebagai dasar perhitungan, atau yang
sudah dikenal dengan istilah PASTA (Poisson Arrival Set Time Arrival).
Trafik yang datang bisa dinyatakan dengan satuan erlang dan ditulis
dengan notasi A=/.
1.12.4. Pure Chance Traffic Type 2 (PCT-2)
Salah satu jenis trafik telekomunikasi disebut sebagai trafik psuedorandom, atau disebut juga sebagai Pure Chance Traffic Type 2. Trafik
semacam ini, dibangkitkan oleh sumber trafik yang bersifat on/off atau
sporadic. Ada saat dimana source membangkitkan trafik ada saat source
tidak membangkitkan trafik. Interval waktu pengiriman trafik oleh source
mempunyai distribusi eksponensial negatif, dan memiliki laju pengiriman
trafik sebesar . Interval waktu penghentian pengiriman trafik oleh
source juga mempunyai distribusi eksponensial negatif, dengan laju
penghentian trafik sebesar .
Trafik yang masuk (offered traffic) dinyatakan dalam nilai = offered
traffic per source yang idle = / dan trafik yang terlayani (carried
traffic) dinyatakan dalam nilai = carried traffic per source = /(1+).
1.12.5. Non Pure Chance Traffic
Tidak semua trafik di jaringan telekomunikasi yang masuk kategori pure
chance traffic dan bisa dimasukkan dalam kelompok PCT-1 maupun PCT2.
Sifat khusus pada trafik PCT adalah boleh digunakan prinsip PASTA, yang
merupakan kaidah yang berlaku pada poisson process. Dengan
menggunkan prinsip PASTA, besar kecilnya intensitas trafik boleh hanya
dilihat dari nilai rata-rata nya saja. Ini terjadi karena nilai peakedness
dari trafik yang mengikuti proses poisson adalah sama dengan 1 (atau
sangat mendekati 1). Peakedness adalah perbandingan nilai rata-rata
dengan variance.

Contoh trafik yang tidak mengikuti kaidah proses poisson adalah trafik
luap (overflow traffic). Trafik luap terdapat pada jaringan telekomunikasi
yang trafiknya dirutekan melalui beberapa pilihan (alternative) rute. Di
setiap saat, trafik diusahakan akan dilewatkan pada rute jaringan yang
kinerjanya adalah terbaik, yang disebut sebagai rute pilihan pertama
(first choice route). Tetapi bila suatu saat ternyata rute pilihan pertama
tersebut sedang mengalami penurunan kinerja yang disebabkan terlalu
banyak melayani trafik, maka trafik akan dilewatkan melalui rute pilihan
alternatif. Trafik yang dipaksa melewati rute alternatif disebut sebagai
trafik luap. Trafik luap ini umumnya mempunyai peakedness yang tidak
mendekati satu, maka tidak bisa diperlakukan sebagai PCT.
1.13. Contoh-Contoh Soal
Contoh Soal 1. Perhitungan trafik pada jam sibuk
Terdapat data pengukuran volume trafik selama 5 hari kerja (dengan satuan
menit)
Period
9.00 9.15
9.15 9.30
9.30 9.45
9.45 10.00
10.00
10.15
10.15
10.30
10.30
10.45
10.45
11.00
11.00
11.15
11.15
11.30
11.30
11.45
11.45
12.00

Day 1
99
106
114
119
125

Day 2
90
100
118
120
121

Day 3
86
105
115
123
110

Day 4
70
100
110
114
115

Day 5
120
130
135
145
140

120

130

112

116

110

118

135

140

120

110

110

125

125

125

100

100

110

125

130

98

98

100

120

135

95

96

99

105

145

80

90

98

108

140

70

Hitunglah intensitas dan volume trafik menggunakan:


a) Metode FDMH, diasumsikan jam sibuk = 09.00 10.00
b) Metode TCBH
c) Metode ADPH

You might also like