You are on page 1of 32

LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH

Mengetahui / Mengesahkan :
LAPORAN
PRAKERIN DI PT.TOPJAYA SARANA UTAMA (TSU) CIREBON
Judul :
PERBAIKAN TELEVISI TOSHIBA MODEL BOOMBA 21 INCH
KERUSAKAN MATI TOTAL
Pada tanggal......Bulan Juni Tahun 2015

Kepala Program
Teknik Audio Video

Pembimbing Laporan

Wakhidin, S.T

Wakhidin, S.T

Mengetahui,
Kepala SMK NUSANTARA WERU

Drs. H. Zaenal Abidin, M.Si

LEMBAR PENGESAHAN DU/DI


Mengetahui / Mengesahkan :
LAPORAN
PRAKERIN DI PT.TOPJAYA SARANA UTAMA(TSU) CIREBON
Judul :
PERBAIKAN TELEVISI TOSHIBA MODEL BOOMBA 21 INCHI
KERUSAKAN MATI TOTAL
Pada tanggalBulan Mei Tahun2015

Pimpinan Perusahaan

Pembimbing DU/DI

Youssi Stephan

Agus Supriyanto

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas rahmat dan ridho-Nya Laporan prakerin
ini dapat terselesaikan.
Laporan Prakerin yang berjudul Perbaikan Televisi Toshiba Model
Boomba 21 Inch Kerusakan Mati Total yang bertempat di PT. Topjaya Sarana
Utama (TSU) ini disusun untuk memenuhi syarat mengikuti Ujian Nasional (UN)
tahun pelajaran 2015/2016 yang harus diikuti oleh siswa-siswi XI SMK Nusantara
Weru.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. H. Zaenal Abidin, M.Si, selaku Kepala Sekolah SMK Nusantara
Weru Cirebon.
2. Bapak Wakhidin, S.T, selaku Kepala Program Audio Video.
3. Bapak Wakhidin, S.T, selaku Wali Kelas XI Teknik Audio Video.
4. Bapak Youssi Stephan, selaku Pimpinan Direktur PT. TopJaya Sarana Utama
(TSU) Cirebon
5. Bapak Wakhidin, S.T, selaku Pembimbing sekolah.
6. Bapak Agus Supriyanto, selaku Pembimbing DU/DI.
7. Para Karyawan dan Karyawati PT.TopJaya Sarana Utama (TSU).
8. Kedua Orang Tua kami yang telah membantu demi terlaksanakannya kegiatan
prakerin ini.
Kami menyadari keterbatasan dan kekurangan kami yang menyebabkan
ketidaksempurnaan dalam penyusunan laporan ini. Semoga bermanfaat bagi kita
semua amin

Cirebon, 20 Mei 2015


Penyusun

DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PENGESAHAN SEKOLAH ......................................................

LEMBAR PENGESAHAN DU/DI ...............................................................

ii

KATA PENGANTAR ....................................................................................

iii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

iv

BAB I

BAB II

BAB III

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...........................................................

1.2 Dasar Hukum .............................................................

1.3 Maksud dan Tujuan ....................................................

1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan .................................

URAIAN UMUM
2.1 Gambaran Singkat DU/DI ..........................................

2.2 Tata Tertib Kerja dan K3 ............................................

2.3 Tata Letak Ruang .......................................................

URAIAN KHUSUS
3.1 Materi Pilihan .............................................................
3.1.1

Sejarah Televisi (TV) .......................................

3.2 Landasan Teori ...........................................................

3.2.1

Rangkaian Catu Daya pada Televisi Warna

....

3.3 Kegiatan Praktek ........................................................ 10

BAB IV

3.3.1

Alat dan Bahan ................................................. 10

3.3.2

Prosedur Perbaikan ............................................ 11

3.3.3

Prosedur Pengujian ............................................ 20

3.3.4

Masalah dan Solusinya ..................................... 20

PENUTUP
4.1 Kesimpulan ................................................................ 21
4.2 Saran ........................................................................... 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22


TENTANG PENULIS.....................................................................................
LAMPIRAN
4

23

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Prakerin atau Praktek Kerja Industri adalah salah satu penyelenggaraan
pendidikan keahlian profesional yang memadukan secara sistematika dan
sinkronisasi antara pendidik dan penguasaan keahlian yang di peroleh selama
kegiatan bekerja secara langsung di dunia usaha / industri. Menetapi suatu
keahlian profesi tertentu.
Begitu juga di SMK Nusantara Weru Kabupaten Cirebon merupakan
lembaga pendidikan teknologi dan industri menengah mengemban tugas
mempersiapkan dan membekali para lulusannya dengan disiplin ilmu pengetahuan
serta keterampilan profesional ahli di bidang teknologi sesuai dengan tuntunan
dunia usaha pada umumnya.
Dan dengan adanya prakerin maka akan menambah wawasan, pengetahuan
serta pengalaman terhadap dunia industri sehingga siswa siswa SMK Nusantara
Weru lebih termotivasi dan mempunyai semangat yang tinggi untuk mencapai
cita-cita khususnya di bidang elektronika.

1.2 Dasar Hukum


Dasar hukum pelaksanaan Praktek Kerja Industri (Prakerin) didasarkan
kepada:
1. Pancasila dan UUD 1945
2. Garis garis besar haluan Negara pasal 33
3. Undang undang RI No. 2 tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional
4. Peraturan pemerintah RI No. 1990 tantang pendidikan menengah
5. Undang undang No. 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja
6. Pasal 5 20 dan 27 UUD 1945
7. Pasal 9 dan 10 No. 14 tahun 1945 tentang ketentuan ketentuan pokok
Mengenai kerja.
1.3 Maksud dan Tujuan
Berikut adalah maksud dan tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Industri
(Prakerin):
1. Maksud Prakerin
Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan salah satu bentuk
penyelenggaraan pendidikan keahlian professional yang memadukan secara
sistematik dan sinkronisasi antara pendidikan di sekolah dan penguasaan
keahlian yang diperoleh selama kegiatan bekerja secara langsung di dunia
usaha/ industri, untuk mencapai suatu keahlian professional tertentu.
2. Tujuan Prakerin
Tujuan Prakerin adalah sebagai berikut:
a. Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian professional yaitu
tenaga kerja yang memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan, dan etos
kerja yang tinggi sesuai dengan tuntunan dunia usaha/ industri.
b. Memperkokoh hubungan antara sekolah dan dunia/industri.
c. Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang
berkualitas dan professional.

d. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman kerja


sebagai bagian dari proses pendidikan.
1.4 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Kegiatan Praktek Kerja Industri (Prakerin) ini dilakukan pada tanggal 1
Maret sampai tanggal 30 April 2015.
1. Waktu Kerja Di PT.TopJaya Sarana Utama (TSU)
a. Hari Senin-Jumat
Masuk

: Pukul 08.30 WIB

Istirahat

: Pukul 12.00 13.00 WIB

Pulang

: Pukul 16.30 WIB

b. Hari Sabtu
Masuk

: Pukul 08.30 WIB

Istirahat

: Pukul 12.00 13.00 WIB

Pulang

: Pukul 14.00 WIB

c. Hari Minggu dan Hari Besar

: Libur

2. Tempat Pelaksanaan Praktek Kerja Industri:


Jl. Kalijaga No.35 Penggambiran, Kota Cirebon

BAB II
URAIAN UMUM
2.1 Gambaran Singkat Dunia Usaha/ Dunia Industri (DU/DI)1
PT. Topjaya Sarana Utama (TSU) didirikan pada tahun 1982, adalah Agen
Eksklusif Produk Toshiba di Indonesia. Di bawah distribusi PT. Topjaya Sarana
Utama (TSU), Toshiba telah menjadi salah satu pemimpin pasar dalam produkproduk peralatan Elektronik. Produk yang distribusikan meliputi Kulkas, AC,
Mesin Cuci, Kompor Gas, DVD Player, Televisi, Freezer, Penjernih air, Rice
Cooker, Electric Pots, Healthly Pans dan Produk Lampu.
Saat ini PT. Topjaya Sarana Utama memiliki Kantor Cabang dan Service
Center di seluruh kota besar di Indonesia. Tidak terkecuali ditempat Prakerin Saya
di PT. TOPJAYA SARANA UTAMA CIREBON (TOSHIBA) yang beralamat di
Jalan Kalijaga No.35 Kota Cirebon, Indonesia. Perusahaan tersebut telah
berinvestasi dalam Call Center terpadu yang memberikan layanan cepat dan
nyaman untuk jutaan pengguna Toshiba.
Pabrik kami PT. Topjaya Antariksa Electronik (TAE) terletak di Bekasi,
sekarang menjadi salah satu produsen terbesar produk kulkas di Indonesia sejak
tahun 1982. Pabrik ini dikelola bersama oleh ekspatriat tenaga ahli lokal Toshiba
yang sangat terlatih. Dengan berinvestasi pada produksi lokal, PT. Topjaya
Antariksa Electronik (TAE) memberikan kontribusi kepada Kerja Lokal dan juga
terus mentransfer pengetahuan dan teknologi baru untuk tenaga kerja Indonesia.
PT. Topjaya Sarana Utama (TSU) telah menerima sertifikasi ISO-9001
untuk menjaga standar yang tinggi Distribusi dan After Sales Services. PT.
Topjaya Antariksa Electronik (TAE) telah menerima sertifikasi ISO-9001 untuk
perusahaan Manajemen Quality Control. Dan sebagai perusahaan manufaktur
yang sangat menyadari masalah lingkungan, ia juga menerima sertifikasi ISO14001.
Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi, perusahaan telah
menerapkan sistem ERP (SAP) untuk mengontrol proses distribusi, layanan
1

:http://topjaya.co.id/index.php/topjaya/aboutus
4

pelanggan, database pelanggan, manajemen logistik, database karyawan dan


proses manufaktur.
Presiden dan CEO, Mr. Erik Setiawan berpendapat:
a. Melakukan bisnis dengan kejujuran dan integritas
b. Meningkatkan inovasi untuk terus memproduksi dengan kualitas produk
yang tinggi
c. Menegakkan nilai hormat dan budaya dalam organisasi
d. Tidak ada batasan untuk tumbuh, sehingga terus berani
e. Prinsip-prinsip pedoman telah membawa kita untuk menjadi salah satu
pemainterkuat di industri kami.

Visi Perusahaan
Menjadi pemain regional terkemuka di industri penjualan elektronik

Misi Perusahaan
Jaminan Kualitas Tinggi Produk Elektronik
Cepat dan Terpercaya

Nilai Inti Perusahaan


Cerdas
Jujur
Kecepatan
Tanggung jawab
Peduli

2.2 Tata Tertib Kerja dan K3


2.2.1

Tata tertib kerja

a. Setiap siswa harus datang tepat waktu.


b. Siswa harus disiplin.
c. Siswa wajib membersihkan dan menempatkan peralatan kembali ke tempat
semula.
d. Siswa harus menjaga kebersihan.
e. Siswa tidak boleh membawa benda-benda tajam atau sejenisnya.
2.2.2

Kesehatan dan keselamatan kerja

a. Membersihkan seluruh lingkungan bengkel.


b. Tidak boleh merokok saat kerja.
c. Mencuci bagian tubuh yang terkena kotoran pada saat bekerja.
d. Menggunakan peralatan sesuai dengan kebutuhan dan fungsinya.
2.3 Tata letak ruang / bengkel

Security
Gudang

Ruang Servis Pendingin

Call Center
Kantor Sales, Admin, dan Direktur
WC
Ruang Servis TV

Gambar 2.1 Tata letak ruangan DU/DI

BAB III
URAIAN KHUSUS
1
3.1.1

Materi Pilihan
Sejarah Televisi (TV)
TV pertama kalinya ditemukan pada tahun 1800-an oleh seorang pemuda

petani di Amerika namun namanya tidak di patenkan. TV pertama kali dikenal di


Indonesia pada tahun 1936. TV Hitam Putih pertama di Indonesia dibuat oleh
Ralin sejak Asian Games tahun 1962. Tipe Televisi pada saat itu adalah Televisi
Hitam Putih (TV B/W) atau TV Monokrom. TV yang di produksi oleh Ralin ini
diberi nama TVNI (Televisi Nasional Indonesia).
Kata Televisi berasal dari kata latin yaitu : Tele yang berarti jauh dan Vision
yang berarti melihat, jadi Televisi berarti melihat gambar dari jauh. Secara umum
TV hampir sama dengan sistem transmisi radio lainnya, bedanya adalah pada TV
terdapat dua informasi yaitu gambar yang dapat dilihat atau ditonton dan suara
yang dapat didengar. Istilah yang digunakan untuk gambar dan suara pada Televisi
berasal dari bahasa latin, yaitu video yang berarti gambar dan audio yang berarti
suara.
Sistem Televisi di Indonesia adalah 625 garis CCIR (Comite Consultstive
International des Radio), yang sesuai dengan kondisi tegangan dan frekuensi
listrik yang digunakan hingga saat ini. Pesawat Televisi memiliki beberapa saluran
atau kanal dengan frekuensi yang berbeda beda dengan tujuan agar saluran yang
satu dengan saluran yang lainnya tidak saling mengganggu.
Sinyal Televisi bekerja pada daerah VHF (Very High Frequency) dan UHF
(Ultra High Frequency) yang bergerak lurus dan tidak dapat menembus gunung
-gunung yang ataupun bangunan - bangunan dengan tembok tembok yang tebal.
Hal ini berbeda dengan sinyal radio yang bergerak di udara melalui pantulan pantulan lapisan atmosfer sehingga dapat diterima sekalipun terhalang oleh
gunung - gunung atau berada pada jarak yang jauh. Untuk menerima sinyal
Televisi yang dipancarkan dari daerah yang cukup jauh, maka diperlukan stasiun

relai yang dibangun di tempat - tempat yang tinggi atau menggunakan jasa satelit
komunikasi yang dengan setia mengorbit bumi pada lintang, bujur dan ketinggian
tertentu.
3.2 Landasan Teori
3.2.1

Rangkaian Catu Daya pada TV


Pencatu daya terdiri dari rangkaian penyearah untuk mengubah arus bolak

balik (jala jala PLN) menjadi arus listrik DC dan rangkaian penyearah untuk
sumber tegangan dari pulsa yang dibangkitkan oleh rangkaian defleksi horizontal.
Catu daya DC pada penerima TV Berwarna dihasilkan dari rangkaian
penyearah AC ke DC dan juga penyearah pulsa melayang kembali (flyback)
defleksi horizontal.
Pada Gambar 3.3 Foto blok rangkaian Catu Daya TV Toshiba (lihat
lampiran) menggambarkan sebuah rangkaian catu daya dari TV merek Toshiba
model Boomba, disini digunakan empat buah Dioda (4 x D801 D804) yang
berfungsi sebagai penyearah tegangan tinggi dengan kode Dioda RL255. Setelah
disearahkan keluaran arus listriknya di saring (filter) dengan menggunakan sebuah
kapasitor elektrolit (elco) dengan ukuran 180 uF / 400V.
Pencatu daya penerima TV berwarna dibuat dengan jalan menyerahkan
tegangan bolak-balik jala jala PLN. Ada dua macam metode penyearah jala-jala.
Yang pertama metode dengan transformator dimana arus bolak balik dari jala
jala PLN diturunkan tegangannya oleh transformator step down dan kemudian
disearahkan oleh beberapa buah Dioda. Biasanya rangkaian catu daya dengan
metode seperti ini dipisahkan dengan motherboard-nya. Metode yang kedua ialah
menyearahkan langsung arus listrik jala jala PLN dengan menggunakan Dioda
tegangan tinggi kemudian di filter untuk menghilangkan riple riple yang ada.
Kemudian arus listrik DC yang dihasilkan dan masih bertegangan tinggi ini (311
VDC) diturunkan tegangannya dengan rangkaian regulator switching

untuk

mendapatkan tegangan +12 VDC, +8 VDC, dan +112 VDC (tegangan khusus TV
merek Toshiba model Boomba).

3.3 Kegiatan Praktek ( Perbaikan TV Toshiba Kerusakan Mati Total)


3.3.1

Alat dan Bahan

a. Alat

Obeng (+-)

Obeng tespen

Multimeter

Tang potong

Tang buaya

Tang jepit

Solder

Atraktor

b. Bahan

3.3.2

Resistor

Kapasitor

Transistor

Fuse/ Sekering

Timah solder

Prosedur Perbaikan
Pada kali ini penyusun akan membahas sebuah permasalahan yang paling

sering terjadi pada Televisi Warna, yaitu dengan jenis kerusakan tidak ada gambar
maupun suara (mati total) pada Televisi merek Toshiba model Boomba. Adapun

10

flow chart / diagram alir perbaikan dari TV Toshiba dengan kerusakan mati total
adalah sebagai berikut :

11

12

Gambar 3.4 Diagram alur reparasi Televisi Mati Total


Penjelasan flow chart / diagram alir:
1. Buka chasing belakang TV
2. Kemudian cabut mainboard TV tersebut dari chasing bawahnya, setelah itu
cabut kabel AC cord dan tes dengan alat ukur ohm meter dengan skala x1
(skala yang paling terkecil) . Jika saat diukur jarum menunjukkan skala tak
terhingga berarti kabel AC Cord masih bagus. Jika ternyata jarum tidak
bergerak / menyimpang kekanan menunjukkan skala yang tidak terhingga,
berarti kabel AC Cord tersebut rusak dan perlu diganti.
3. Setelah itu kita lanjutkan pemeriksaan kerusakan pada Fuse / sekeringnya.
Cara memastikan sekering itu dalam keadaan rusak atau tidak adalah
cukup dengan melihat seutas kawat yang ada didalam tabung kaca fuse
tersebut. Jika fuse dalam keadaan baik biasanya terlihat sebuah kawat yang
membentang dari terminal yang satu ke terminal yang lainnya. Jika kawat
yang membentang itu tidak ada (putus) berarti fuse tersebut rusak dan harus
diganti dengan fuse yang baru. Dalam penggantian fuse sebaiknya
menggunakan fuse yang standar sesuai dengan ukuran fuse yang diganti,
dan jangan pernah sekali kali menggantikan fuse tersebut dengan seutas
kawat.

13

Gambar 3.5 Lokasi letak komponen Fuse yang disinyalisir rusak

4. Setelah itu kita coba untuk mengukur Dioda Dioda

penyearahnya

khususnya Dioda penyearah D801 D804 (RL 255 x 4). Cara mengukur
Dioda dapat dilakukan langsung di motherboard atau dengan mencabutnya
dulu baru diukur dengan menggunakan ohm meter. Cara mengukurnya
adalah selektor ohm meter pada posisi X 1, kemudian hubungkan probe
ohm meter yang warna merah (+) ke katoda dan probe ohm meter yang
warna hitam (-) ke anoda. Jika Dioda tersebut masih bagus maka pointer
ohm meter tersebut akan menunjukkan skala tertentu. Jika pengukuran ini
dibalik yaitu hubungkan probe ohm meter yang warna merah (+) ke
Anoda dan probe ohm meter yang warna hitam (-) ke kanoda maka pointer
ohm meter tersebut tidak akan menunjukkan skala tertentu. Jika saat
melakukan pengukuran didapatkan hasil pengukuran yang berbeda seperti
diatas, misalnya pointer skala menunjukkan skala tak terhingga dan setelah
dibalik juga sama berarti Dioda tersebut short (hubung singkat) dan Dioda
tersebut dinyatakan rusak. Atau sebaliknya jika pointer skala tidak bergerak
sama sekali berarti Dioda tersebut putus dan Dioda tersebut dinyatakan
rusak.

14

Gambar 3.6 Cara mengetes Dioda

Gambar 3.7 Lokasi letak Dioda yang diminimalisir rusak

5. Kemudian

kita coba cek kapasitor filternya

Electrolit Capacitor (elco) dengan

(C806) biasanya berupa

ukuran 380uF/400V. Ada tiga cara

memastikan kapasitor tersebur rusak, diantaranya :

15

a. Dengan melihat tutup tabung kapasitor yang paling atas, jika tutup
tersebut menggembung atau pecah berarti kapasitor tersebut rusak.
b. Dengan menggunakan ohm meter, atur posisi selektor pada X 1K,
kemudian hubungkan

probe warna

merah (+) dengan terminal

kapasitor yang panjang (+) dan probe warna hitam (-) pada terminal
yang pendek (-) atau pada terminal yang sejajar dengan tanda minus
pada tabung kapasitor, pada saat pengukuran berlangsung pointer ohm
meter akan menunjukkan skala tertentu dan akan turun kembali ke
posisi awal. Jika saat diukur skala langsung menunjukkan skala tak
terhingga ataupun saat menyimpang tertahan ditengah tengah (tidak
kembali keposisi

awal) maka kapasitor tersebut

keadaan rusak dan

dinyatakan dalam

perlu diganti dengan yang baru dengan nilai

kapasitas yang sama.


c. Cara yang paling akurat adalah dengan mengukur nilai kapasitansi
kapasitor. Biasanya digunakan kapasitansi meter, jika kapasitas kapasitor
tersebut saat diukur berbeda dengan nilai yang tertera pada kapasitor
(toleransi 5%) biasanya kapasitor tersebut dapat dinyatakan rusak.

Gambar 3.8 Cara mengetes Kapasitor

16

Gambar 3.9 Lokasi letak komponen Kapasitor yang diminimalisir rusak

6. Langkah selanjutnya adalah mengecek transistor power regulator (Q604)


dengan biasanya menggunakan transistor NPN dengan kode transistor
C5287. Cara

mengukur transistor ini dapat dilakukan langsung di

motherboard atau dengan mencabutnya dulu baru diukur dengan


menggunakan ohm

meter. Cara untuk memastikan transistor ini rusak

ataupun tidak yaitu dengan menggungakan alat ukur ohm meter dengan
posisi selektor pada X 10. Caranya antara lain :
a. Probe ohm

meter

warna hitam

(-) dihubungkan ke kaki Basis

transistor, dan probe warna merah (+) dihubungkan ke kaki Emitor atau
ke kaki Kolektor, maka hasilnya adalah pointer ohm meter
akannmenunjukkan suatu nilai tertentu, jika pengukuran

dibalik

dimana probe warna merah (+) dihubungkan ke Basis dan probe warna
merah (+) dihubungkan ke kaki Emitor atau ke kaki Kolektor, maka
hasilnya adalah pointer ohm meter tidak boleh menunjukkan suatu nilai
tertentu Jika pada saat diukur ini menunjukkan nilai tertentu maka
transistor tersebut dinyatakan rusak dan harus diganti dengan yang baru.

17

b. Atur selektor ohm meter pada posisi X 10K, hubungkan probe ohm
meter warna hitam (-) dihubungkan ke kaki Kolektor transistor, dan
probe warna merah (+) dihubungkan ke kaki Emitor biasanya pointer
menunjukkan resistansi sebesar 500K jika pengukuran dibalik
dimana probe ohm meter warna hitam (-) dihubungkan ke kaki Emitor
transistor, dan probe warna merah (+) dihubungkan ke kaki Kolektor
biasanya pointer ohm meter tidak akan bergerak menunjukkan skala
tertentu. Seandainya

pointer tersebut bergerak biasanya akan

menunjukkan resistansi yang sangat besar (sampai diatas 20 M ohm).


Jika kedua pengukuran tersebut pointer

menunjukkan skala tak

terhingga maka transistor tersebut dinyatakan dalam keadaan rusak.

18

Gambar 3.10 Cara mengetes Transistor

19

Gambar 3.11 Lokasi letak komponen Transistor yang diminimalisir rusak

7. Langkah terakhir adalah mengecek

tegangan B Plus yang keluar dari

regulator. Biasanya tegangan B Plus pada TV Toshiba ini adalah 112V DC.
Cara mengukurnya adalah dengan menggunakan volt meter dengan rasio
tegangan 0 250V DC. Dimana probe hitam (-) dipasang pada ground TV
(biasanya dihubungkan pada grounding CRT) sedangkan probe yang merah
(+) dihubungkan ke tap B Plus keluaran dari regulator yang akan diukur
tegangannya. Setelah pointer menunjukkan skala 112V DC maka TV sudah
dapat bekerja dengan normal.
8. Mencoba TV sekitar 1 2 jam, jika saat dicoba tidak terjadi kerusakan
seperti kerusakan sebelumnya maka TV sudah dinyatakan OK dan siap
dikembalikan ke konsumen.
9. Jika mengalami kesulitan dengan sebagian ataupun seluruh pembahasan
diatas, para pembaca yang budiman dapat menghubungi penyusun.

20

3.3.3

Prosedur pengujian
Sambungkan steker Televisi ke terminal listrik. Tekan tombol power

Televisi lalu sambungkan kabel antena ke tuner Televisi jika lampu stand by
menyala dan raster/layar meyala sempurna maka Televisi siap digunakan
3.3.4

Masalah dan Solusinya


Teknik termudah dan cukup dapat diandalkan untuk melacak kerusakan

sebuah TV warna adalah menggunakan Teknik Gejala Fungsi (symptom function


technique), karena dapat dilihat dengan jelas gejala kerusakan gambar yang terjadi
pada layar/CRT maupun gejala kerusakan suara pada speaker.
Sebagai contohnya: asumsikan bahwa video (penerima gambar TV)
transistor driver adalah rusak. Ini berarti akan tidak ada gambar pada CRT.
Apakah ini juga berarti akan tidak ada raster? Tentu tidak, karena raster
diproduksi oleh rangkaian defleksi vertikal dan horisontal dan memerlukan
adanya tegangan tinggi, dimana ini didapatkan dari output horisontal trafo. Jadi
CRT akan menyala tetapi akan terlihat sebuah layar kosong. Apakah audio
mempunyai efek?. Tentu tidak karena sinyal audio mulai keluar sebelum driver
video. Untuk menyimpulkannya lalu kebenaran bahwa ini tidak ada gambar pada
CRT, tetapi ada suara dan raster, hal yang sudah pasti untuk mencurigai salah
satunya yaitu driver video atau video output stage.
Di bawah ini akan diberikan table bermacam macam gejala kerusakan
sebuah TV warna dan perkiraan solusi fungsi rangkaian mana yang menyebabkan
kerusakan itu terjadi.
Masalah
TV mati total (lampu indikator tidak

Solusinya
Cek pada bagian rangkaian Catu Daya,

menyala)

terutama rangkaian regulator input


sampai output. Pada umumnya Catu

21

Daya pesawat Televisi mempunyai


output tegangan sebesar 115V, 24V,
TV dan lampu indikator mati total

12V, dan 5V
Cek pada bagian rangkaian horisontal

serta terdengar suara gertakan trafo

biasanya yang mudah rusak adalah

switching

trafo fly back, transistor horizontal dan

Lampu indicator hidup tapi TV tidak

kapasitornya
Cek pada bagian:

dapat dioperasikan.

Rangkaian horisontal

Rangkaian regulator, biasanya

Tidak ada raster tapi suara normal

diode pembatas tegangan rusak.


Cek pada bagian rangkaian penguat

(layar tetap hidup)

video, rangkaian penguat cahaya,


rangkaian tegangan tinggi atau pada

Raster satu garis horisontal.

CRT
Cek pada bagian:

Rangkaian vertikal dan osilatornya.

Garis strip - strip hitam pada layar

Rangkaian defleksi vertikal


Cek pada bagian rangkaian osilator

yang tidak dapat hilang.

horisontal, biasanya kapasitor


elektrolit yang sudah kering (terlihat

Sebagian gambar tergeser horisontal

kusam / pecah)
Cek pada bagian rangkaian
sinkronisasi, rangkaian buffer video
dan rangkaian AGC. Biasanya
kapasitor elektrolit yang kering atau

Gambar bergerak terus ke atas / ke

diode yang bocor


Cek pada bagian rangkaian osilator

bawah.

vertikal. TV yang baru terjadi akibat

Garis hitam miring dan bergerak ke

kapasitor keramiknya bocor


Cek pada bagian rangkaian pemisah

atas / ke bawah terus.

sinkronisasi, rangkaian penguat


sinkronisasi, rangkaian AGC dan

22

Gambar menyempit

rangkaian penghapus noise


Cek pada bagian rangkaian output catu
daya, rangkaian defleksi horisontal

Pemendekan tinggi gambar

dan kumparan yoke


Cek pada bagian Potensio Trimer
Vsize dan Vline dan rangkaian

Pelebaran horisontal

defleksi vertical (transistornya)


Cek pada bagian Potensio Trimer
Pengontrol lebar horisontal, rangkaian

Gambar memanjang Vertikal

catu daya dan tegangan anoda CRT


Cek pada bagian rangkaian Defleksi
vertical, potensio trimer pengatur

Kontras gambar rendah

vertikal atau elko yang sudah kering


Cek pada bagian rangkaian mixer

Muncul garis miring atau pola jala

sampai ke rangkaian penguat video.


Interferensi dari luar, seperti pemancar

pada gambar

radio berada didekatnya. Jauhkan


antenna dari sumber frekuensi

Gambar TV tampak

gangguan
Cek pada bagian rangkaian RGB

biru/merah/hijau/cyan/kuning saja.

(harga resistor membesar / transistor


rusak), coba atur Vr pada RGB atau

Gambar bagus tapi tidak ada suara

CRT
Cek pada bagian rangkaian audio

Gambar pada layar tidak jelas tapi

antara IF audio dan speaker


Cek pada bagian rangkaian video

masih warna; suara normal


Gambar pada layar bergulung ke

detector rusak
Cek pada bagian rangkaian vertikal,

tengah searah sumbu horisontal; suara

biasanya kapasitornya.

normal
Gambar pada layar tidak jelas; warna

Cek pada rangkaian penguat video,

buram; suara normal.


Gambar pada layar hitam-putih; suara

biasanya transistornya rusak.


Cek pada bagian penguat warna,

normal
Gambar pada layar rusak; suara

biasanya transistornya rusak.


Cek pada bagian Penguat akhir video.

23

normal
Raster ada berbintik-bintik, gambar

Cek pada bagian:

hilang dan suara mendesis (hilang)

Rangkaia tuner ada yang rusak

Rangkaian AGC tidak berkerja

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang penyusun dapatkan dari kegiatan Praktek Kerja
Indrustri yang penyusun laksanakan selama bulan Maret-April ini, antara
lain :

Sebelum kita mereparasi TV, sebaiknya kita analisa dulu jenis


kerusakannya dan kemungkinan-kemungkinan dari blok-blok rangkaian
yang mengalami kerusakan dan dari begitu banyak jenis keruskan pada
TV Warna, jenis keruskan Mati Total pada TV merek Toshiba paling
dijumpai di lapangan

Dengan dibuatnya laporan ini, masyarakat / siswa dapat belajar cara


mereparasi TV merek Toshiba model Boomba dengan jenis kerusakan
Mati Total.

4.2 Saran
Adapun saran yang penyusun dapat berikan bagi seluruh pembaca isi
laporan Praktek Kerja Industri adalah jika kita mengikuti kegiatan Prakerin
atau sejenisnya supaya kita selalu tepat waktu, cepat dan cermat dalam
mengerjakan tugas

24

DAFTAR PUSTAKA
Pokja, 2015. Prosedur Operasional Standar & Jurnal Kegiatan Prakerin. Smk
Nusantara. Cirebon
Adyen, Wakhidin ST, 2014. Modul Praktikum dan Job Sheet Teknik Televisi. Smk
Nusantara. Cirebon
Pengertian dan Fungsi Kapasitor.2013. http://dasarelektronika.com/pengertiandan-fungsi-kapasitor/(june 24,2014).
Kartono, Sumisjo. 1984. Elektronika praktis.Multi Media.Jakarta
Budiarta, I Made, 2007. Tutorial Reparasi TV. Bali Teknik. Bali
Reka Rio, IR, S, dkk, 1989.Teknik Reparasi Televisi Berwarna,Pradnya Paramita.
Jakarta
Waluyani Sri, dkk, 2008. BAB6 Sistem Penerima Televisi, Direktorat Pembinaan

Smk, Jakarta
TENTANG PENULIS
Akhmad Arifin, Cirebon 23 Juli 1996, anak dari pasangan Bapak Mulyono dan
Ibu Julekha. Beralamat di Jl.Fatahillah, No.23 Blok. Desa Lama, Desa.Weru
Kidul, Kec.Weru, Kabupaten Cirebon, riwayat pendidikan SDN 1 WERU KIDUL,
MTsN Arjawinangun, dan melanjutkan di SMK Nusantara Weru Tahun 2013,
Dengan kompetensi keahlian Teknik Elektronika

25

Gambar

Gambar

Diagram blok Catu Daya TV Toshiba

Cara kerja Monitor CRT

Gambar Prinsip kerja TV Warna

26

Gambar 3.1

Gambar3.2

Blok diagram Catu Daya TV Toshiba

Rangkaian Catu Daya TV Toshiba

27

Gambar 3.3 Foto blok rangkaian Catu Daya TV Toshiba

Gambar ketika serive TV

28

You might also like