Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
adalah salah satu faktor risiko penting penyebab kematian. 3 World Health
Organization (WHO) pada tahun 2008 menyatakan, jumlah perokok di dunia
mencapai 19,4% atau sekitar 1,3 miliar jiwa.4 Tingginya populasi dan konsumsi
rokok di dunia, menempatkan Indonesia pada urutan ke-5 dalam hal konsumsi
rokok setelah China, Amerika Serikat, Rusia dan Jepang pada tahun 2007,
sedangkan pada tahun 2008, berdasarkan jumlah perokok, Indonesia adalah
negara ketiga dengan jumlah perokok terbesar di dunia, setelah China dan India.5
Merokok merupakan salah satu kebiasaan hidup yang dapat mempengaruhi
tekanan darah.Pada keadaan merokok, pembuluh darah dibeberapa bagian tubuh
akan mengalami penyempitan, dalam keadaan ini dibutuhkan tekanan yang lebih
tinggi supaya darah dapat mengalir ke alat-alat tubuh dengan jumlah yang tetap.
Untuk itu jantung harus memompa darah lebih kuat, sehingga tekanan pada
pembuluh darah meningkat. Dengan menghisap sebatang rokok akan mempunyai
pengaruh besar terhadap kenaikan tekanan darah, hal ini disebabkan oleh zat-zat
yang terkandung dalam asap rokok. Asap rokok terdiri dari 4000 bahan kimia dan
200 diantaranya beracun, antara lain Carbon Monoxide (CO) yang dihasilkan oleh
asap rokok dan dapat menyebabkan pembuluh darah cramp, sehingga tekanan
darah naik, dinding pembuluh darah dapat robek.Gas CO dapat pula menimbulkan
desaturasi pada hemoglobin, menurunkan langsung peredaran oksigen untuk
jaringan seluruh tubuh termasuk miokard. CO menggantikan tempat oksigen di
hemoglobin, mengganggu pelepasan oksigen, dan mempercepat atherosclerosis
(pengapuran atau penebalan dinding pembuluh darah.6
Perlstein dan Lee menyatakan merokok meningkatkan risiko penyakit
aterosklerosis, penyakit cerebrovaskular, dan penyakit vaskular perifer. Merokok
menyebabkan kira-kira 1,69 juta kematian pada kasus kardiovaskular di dunia. 7 Li
et al mengatakan bahwa nikotin meningkatkan angiotensin II yang berperan
penting pada mekanisme patogenesis hipertensi.8
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka penulis ingin mengetahui
gambaran mengenai kebiasaan merokok dan kejadian hipertensi pada dan
melakukan penelitian yang berjudul Hubungan Antara Kebiasaan Merokok
dengan Hipertensi Pada Pasien Lansia di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu.
1.4 Hipotesis
1. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan hipertensi pada
pasien lansia di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu
2. Ada hubungan antara jumlah rokok yang dihisap hipertensi pada
pasien lansia di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu
3. Ada hubungan antara lama merokok dengan hipertensi pada pasien
lansia di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu
4. Ada hubungan antara jenis rokok dengan hipertensi pada pasien lansia
di Puskesmas kecamatan Pasar Minggu
1.5 Manfaat
1.5.1 Bagi Ilmu Pengetahuan
1. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau kepustakaan
tambahan mengenai kebiasaan merokok dan hipertensi.
1.5.3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Merokok
untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect, artinya semakin
muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. 19
Apabila perilaku merokok dimulai sejak usia remaja, merokok sigaret
dapat berhubungan dengan tingkat arterosclerosis. Risiko kematian bertambah
sehubungan dengan banyaknya merokok dan umur awal merokok yang lebih dini.
Merokok sebatang setiap hari akan meningkatkan tekanan sistolik 1025 mmHg
dan menambah detak jantung 520 kali per menit. 10
Dampak rokok akan terasa setelah 10-20 tahun pasca digunakan . dampak
rokok bukan hanya untuk perokok aktif tetapi juga perokok pasif. Walaupun
dibutuhkan waktu 10-20 tahun, tetapi terbukti merokok mengakibatkan 80%
kanker paru dan 50% terjadinya serangan jantung, impotensi dan gangguan
kesuburan. 10
2.1.6. Jenis Rokok yang Dihisap
Rokok tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatnya yaitu
tembakau. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan bahanbahan lain
dicampur untuk dibuat rokok. Selain itu juga masih ada beberapa jenis rokok yang
dapat digunakan yaitu rokok linting, rokok putih, rokok cerutu, rokok pipa, rokok
kretek, rokok klobot dan rokok tembakau tanpa asap (tembakau kunyah). 10
Menurut Direktur Agro Departemen Perindustrian dan Perdagangan
(Deperindag) Yamin Rahman menyatakan kandungan kadar nikotin pada rokok
kretek melebihi 1,5 mg yaitu 2,5 mg dan kandungan kadar tar pada rokok kretek
melebihi 20 mg yaitu 40 mg. Rokok kretek mengandung 6070 tembakau, sisanya
30%40% cengkeh dan ramuan lain. Cengkeh mengandung eugenol yang
dianggap berpotensi menjadi penyebab kanker pada manusia dan terkait dengan
zat kimia satrol yang menjadi salah satu penyebab kanker ringan. Sesuai data
Diperindag volume eksport rokok per november 2002 mencapai 6.463 ton dengan
nilai 75,8 juta dolar AS. Kadar nikotin yang ada pada rokok seharusnya adalah 1,5
mg dan kadar tar sebesar 20 mg dan menggunakan tembakau Virginia. Rokok
yang dihisap dapat mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Namun rokok akan
7
No
1.
2.
3.
4.
5.
Bagian Partikel
Tar
Indol
Nikotin
Karbolzol
Kresol
Bagian Gas
Karbon monoksida
Ammoniak
Asam hydrocyanat
Nitrogen oksida
Formaldehid
1. Nikotin
Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam
Nicotoana Tabacum, Nicotiana Rustica dan spesies lainnya yang sintesisnya
bersifat adiktif yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Nikotin ini dapat
meracuni syaraf tubuh, meningkatkan tekanan darah, menyempitkan pembuluh
perifer dan menyebabkan ketagihan serta ketergantungan pada pemakainya.
Jumlah nikotin yang dihisap dipengaruhi oleh berbagai faktor kualitas rokok,
jumlah tembakau setiap batang rokok, dalamnya isapan, lamanya isapan, dan
menggunakan filter rokok atau tidak. 11
2. Karbon Monoksida
Karbon monoksida yang dihisap oleh perokok tidak akan menyebabkan
keracunan CO, sebab pengaruh CO yang dihirup oleh perokok dengan sedikit
demi sedikit, dengan lamban namun pasti akan berpengaruh negatif pada jalan
nafas. Gas karbon monoksida bersifat toksis yang bertentangan dengan oksigen
dalam transpor maupun penggunaannya. Dalam rokok terdapat CO sejumlah 2%6% pada saat merokok, sedangkan CO yang dihisap oleh perokok paling rendah
sejumlah 400 ppm (parts per million) sudah dapat meningkatkan kadar karboksi
haemoglobin dalam darah sejumlah 2-16%.10
3. Tar
Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotin dan uap
air diasingkan, beberapa komponen zat kimianya karsinogenik (pembentukan
kanker). Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat
karsinogenik. Dengan adanya kandungan bahan kimia yang beracun sebagian
9
dapat merusak sel paru dan menyebabkan berbagai macam penyakit. Selain itu tar
dapat menempel pada jalan nafas sehingga dapat menyebabkan kanker. Tar
merupakan kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat asap
rokok. Pada saat rokok dihisap, tar masuk kedalam rongga mulut sebagai uap
padat asap rokok. Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan
berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru.
Pengendapan ini bervariasi antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar
dalam rokok berkisar 24-45 mg. Sedangkan bagi rokok yang menggunakan filter
dapat mengalami penurunan 5-15 mg. Walaupun rokok diberi filter, efek
karsinogenik tetap bisa masuk dalam paru-paru, ketika pada saat merokok
hirupannya dalam-dalam, menghisap berkali-kali dan jumlah rokok yang
digunakan bertambah banyak. 10
4. Timah Hitam (Pb)
Merupakan Partikel Asap Rokok Timah Hitam (Pb) yang dihasilkan
sebatang rokok sebanyak 0,5 mikro gram. Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang
habis dihisap dalam satu hari menghasilkan 10 mikro gram. Sementara ambang
batas timah hitam yang masuk ke dalam tubuh antara 20 mikro gram per hari.
Bisa dibayangkan bila seorang perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus
rokok perhari, berapa banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh. 11
2.2. Hipertensi
2.2.1. Pengertian Hipertensi
Menurut WHO, hipertensi atau tekanan darah tinggi yaitu tekanan darah
sistole sama dengan atau diatas 140 mmHg, diastole di atas 90 mmHg (Mansjoer
A., 2000). Hipertensi merupakan tekanan darah tinggi yang bersifat abnormal dan
diukur paling tidak pada tiga kesempatan yang berbeda (dilakukan 4 jam sekali).
10
Dianggap mengalami hipertensi apabila tekanan darahnya lebih tinggi dari 140
mmHg sistolik atau 90 mmHg diastolik.17
2.2.2 Kriteria dan Klasifikasi Hipertensi
Banyak faktor yang berperan untuk terjadinya hipertensi meliputi factor
risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) dan faktor risiko yang dapat
dikendalikan (minor). Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan (mayor) seperti
keturunan, jenis kelamin, ras dan umur. Sedangkan faktor risiko yang dapat
dikendalikan (minor) yaitu olahraga, makanan (kebiasaan makan garam), alkohol,
stres, kelebihan berat badan (obesitas), kehamilan dan penggunaan pil
kontrasepsi.18
Klasifikasi hipertensi menurut WHO/ISH19
Klasifikasi
Normotensi
Hipertensi ringan
Hipertensi perbatasan
Hipertensi sedang dan
berat
Hipertensi sistolik
Sistolik(mmHg)
<140
140-180
140-160
Diastolik(mmHg)
<90
90-105
90-99
>180
>105
>140
<90
terisolasi
Peninggian tekanan sistolik tanpa diikuti oleh peninggian tekanan diastolik
11
Prehipertensi
Hipertensi stadium I
Hipertensi stadium II
Hipertensi stadium III
12
13
darah dalam jangka panjang dipertahankan oleh sistem yang mengatur jumlah
cairan tubuh yang melibatkan berbagai organ. Peningkatan tekanan darah pada
hipertensi primer dipengaruhi oleh beberapa faktor genetik yang menimbulkan
perubahan pada ginjal dan membrane sel, aktivitas saraf simpatis dan renin,
angiotensin yang mempengaruhi keadaan hemodinamik, asupan natrium dan
metabolisme natrium dalam ginjal serta obesitas dan faktor endotel. 11
Akibat yang ditimbulkan dari penyakit hipertensi antara lain penyempitan
arteri yang membawa darah dan oksigen ke otak, hal ini disebabkan karena
jaringan otak kekurangan oksigen akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh
darah otak dan akan mengakibatkan kematian pada bagian otak yang kemudian
dapat menimbulkan stroke. Komplikasi lain yaitu rasa sakit ketika berjalan
kerusakan pada ginjal dan kerusakan pada organ mata yang dapat mengakibatkan
kebutaan. 17
Gejalagejala hipertensi antara lain sakit kepala, jantung berdebar-debar,
sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat beban kerja, mudah lelah,
penglihatan kabur, wajah memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil
terutama di malam hari telingga berdering (tinnitus) dan dunia terasa berputar. 18
2.2.4. Faktor-Faktor Risiko yang Mempengaruhi Hipertensi
1. Faktor Keturunan atau Gen
Kasus hipertensi esensial 70%-80% diturunkan dari orang tuanya. Apabila
riwayat hipertensi di dapat pada kedua orang tua maka dugaan hipertensi esensial
lebih besar bagi seseorang yang kedua orang tuanya menderita hipertensi ataupun
pada kembar monozygot (sel telur) dan salah satunya menderita hipertensi maka
orang tersebut kemungkinan besar menderita hipertensi. Penelitian yang
dilakukan pada orang kembar yang dibesarkan secara terpisah atau bersama dan
juga terdapat pada anak-anak bukan adopsi telah dapat mengungkapkan seberapa
besar tekanan darah dalam keluarga yang merupakan akibat kesamaan dalam gaya
hidup. Berdasarkan penelitian tersebut secara kasar, sekitar separuh tekanan darah
di antara orang-orang tersebut merupakan akibat dari faktor genetika dan
14
separuhnya lagi merupakan akibat dari faktor pola makan sejak masa awal kanakkanak.17
2. Faktor Berat Badan (Obesitas atau Kegemukan)
Obesitas merupakan ciri khas penderita hipertensi. Walaupun belum
diketahui secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti
bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan
hipertensi lebih tinggi dari pada penderita hipertensi dengan berat badan normal.
Pada orang yang terlalu gemuk, tekanan darahnya cenderung tinggi karena seluruh
organ tubuh dipacu bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan energi yang lebih
besar jantungpun bekerja ekstra karena banyaknya timbunan lemak yang
menyebabkan kadar lemak darah juga tinggi, sehingga tekanan darah menjadi
tinggi Cara mudah untuk mengetahui termasuk obesitas atau tidak yaitu dengan
mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT) Rumus untuk IMT adalah berat badan (kg)
dibagi dengan tinggi badan dikuadratkan (m2). 22
3. Stres Pekerjaan
Hampir semua orang di dalam kehidupan mereka mengalami stress
berhubungan dengan pekerjaan mereka. Hal ini dapat dipengaruhi karena tuntutan
kerja yang terlalu banyak (bekerja terlalu keras dan sering kerja lembur) dan jenis
pekerjaan yang harus memberikan penilaian atas penampilan kerja bawahannya
atau pekerjaan yang menuntut tanggungjawab bagi manusia.Stres pada pekerjaan
cenderung menyebabkan hipertensi berat. Sumber stres dalam pekerjaan
(Stressor) meliputi beban kerja, fasilitas kerja yang tidak memadai, peran dalam
pekerjaan yang tidak jelas, tanggungjawab yang tidak jelas, masalah dalam
hubungan dengan orang lain, tuntutan kerja dan tuntutan keluarga. 10
Beban kerja meliputi pembatasan jam kerja dan meminimalkan kerja shift
malam. Jam kerja yang diharuskan adalah 6-8 jam setiap harinya. Sisanya (16-18
jam setiap harinya) digunakan untuk keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur, dan
lain-lain. Dalam satu minggu seseorang bekerja dengan baik selama 40-50 jam,
lebih dari itu terlihat kecenderungan yang negatif seperti kelelahan kerja, penyakit
15
dan kecelakaan kerja (Suma mur, 1998) Stres dapat meningkatkan tekanan darah
dalam waktu yang pendek, tetapi kemungkinan bukan penyebab meningkatnya
tekanan darah dalam waktu yang panjang. Dalam suatu penelitian, stres yang
muncul akibat mengerjakan perhitungan aritmatika dalam suatu lingkungan yang
bising, atau bahkan ketika sedang menyortir benda berdasarkan perbedaan ukuran,
menyebabkan lonjakan peningkatan tekanan darah secara tiba-tiba.17
4. Faktor Jenis Kelamin (Gender)
Wanita penderita hipertensi diakui lebih banyak dari pada laki-laki. Tetapi
wanita lebih tahan dari pada laki-laki tanpa kerusakan jantung dan pembuluh
darah. Pria lebih banyak mengalami kemungkinan menderita hipertensi dari pada
wanita. Pada pria hipertensi lebih banyak disebabkan oleh pekerjaan, seperti
perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan. Sampai usia 55 tahun pria beresiko
lebih tinggi terkena hipertensi dibandingkan wanita. Menurut Edward D. Frohlich
seorang pria dewasa akan me.mpunyai peluang lebih besar yakni satu di antara 5
untuk mengidap hipertensi. 18
5. Faktor Usia
Tekanan darah cenderung meningkat seiring bertambahnya usia,
kemungkinan seseorang menderita hipertensi juga semakin besar. Pada umumnya
penderita hipertensi adalah orang-orang yang berusia 40 tahun namun saat ini
tidak menutup kemungkinan diderita oleh orang berusia muda. Boedhi Darmoejo
dalam tulisannya yang dikumpulkan dari berbagai penelitian yang dilakukan di
Indonesia menunjukkan bahwa 1,8%-28,6% penduduk yang berusia diatas 20
tahun adalah penderita hipertensi. 17
6. Faktor Konsumsi Garam
WHO (1990) menganjurkan pembatasan konsumsi garam dapur hingga 6
gram sehari (sama dengan 2400 mg Natrium). Konsumsi garam memiliki efek
langsung terhadap tekanan darah. Masyarakat yang mengkonsumsi garam yang
tinggi dalam pola makannya juga adalah masyarakat dengan tekanan darah yang
16
10
17
18
19
20
No
1
Peneliti
Lokasi peneliti
Studi
Jegathes
Medan, Sumatra
desain
Cross-
Jode
Utara,Indonesia
sectional
Subyek
Variabel yang
Lama waktu
studi
pasien
diteliti
Studi
Variabel bebas: 2010
hipertensi
Kebiasan
yang
Merokok
datang
berobat ke
Variabel terikat
bagian
Penyakit
Hipertensi
Hasil
Terdapat hubungan
yang bermakna
antara Kebiasaan
merokok dengan
tingkat Hipertensi.
Dalam
RSUP H.
Adam
Malik
Medan
21
No
2
Peneliti
Lokasi peneliti
Studi
Subyek
studi
Pasien di
Variabel yang
Amirudin
Kendari,
desain
Analitik
Eso, M.
Sulawesi
observasio
Laboratoriu Hiperurisemia
Yusuf
Tenggara,
nal
m Klinik
Obesitas
Hamra,
Indonesia
Prodia
Riwayat
Adhytya
Kendari
Merokok
Pratama
yang
Ahmadi
berusia 18-
Variabel terikat
65 tahun.
Lama waktu
diteliti
Studi
Variabel bebas: 2014
Hipertensi
Hasil
Terdapat hubungan
antara Riwayat
merokok dan tingkat
Hipertensi, yaitu
dengan
didapatkannya nilai
p = 0,022. Oleh
karena itu, hipotesis
dari penelitian
diterima karena
kedua variabel
memiliki hubungan
22
23
BAB III
KERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1.
3.2.
Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel tergantung
Merokok
Hipertensi
Variabel Penelitian
1. Variabel tergantung
1. Hipertensi
2. Variabel bebas
1. Lama merokok
2. Jumlah batang rokok
3. Jenis rokok yang dihisap
24
3.3.
No
3.4.
K
ara
kte
3.5.
Def
3.6.
risti
inisi
lat
3.7.
Operas
Uk
Res
ional
ur
Cara
ukur
pon
den
3.11. U
1.
sia
2.
Usi
3.13.
a yang
uesi
tertera
one
di
3.14.
Pengukur 1. Usia 6
2. Usia
an dengan
3. Usia
menggunaka
n kuesioner
Kartu
yang diisi
Tanda
oleh
Pendud
responden
uk
sendiri.
(KTP)
3.18. Per
enis
bedaan
awa
an dengan
kela
antara
ncar
menggunaka
min
peremp
a,
n kuesioner
uan
dan
yang diisi
dengan
tand
oleh
laki
responden
laki
pen
sendiri.
secara
gen
biologi
al
s sejak
(KT
seseora
P)
3.17.
3.
3.12.
3.24.
endi
ng lahir
3.25. Jenj
ang
3.19.
3.26.
uesi
3.20.
3.27.
Pengukur
Pengukur
an dengan
25
1. L
2. P
1. Tid
2. SD
dika
tingkat
one
menggunaka
pendidi
r,
n kuesioner
kan
dan
yang diisi
formal
tand
oleh
terakhir
responden
yang
pen
sendiri.
didapat
gen
kan
al
3. SM
4. SM
5. S1
(KT
P)
3.31.
No
3.32.
aria
bel
Beb
1.
as
3.39. L
3.33.
Def
3.34.
inisi
lat
Operas
Uk
ional
ur
3.40.
La
3.41.
3.35.
Cara
Ukur
3.42.
Menguku 1. Tidak
ama
ma
uesi
r variabel
Mer
waktu
one
lama
oko
yang
merokok
dihitun
dengan
g sejak
memberikan
pertam
pertanyaan
a kali
yang
respond
berkaitan
en
dengan waktu
menjad
perokok
mengonsumsi
peroko
rokok.
k.
26
2. Mero
tahun
3. Mero
tahun
2.
3.45.
3.46.
Jum
3.47.
3.48.
Menguku 1. Pero
uml
lah
uesi
r variabel
men
ah
batang
one
jumlah rokok
roko
rok
rokok
yang dihisap
batan
ok
yang
dengan
yan
dihisap
memberikan
men
atau
pertanyaan
roko
dihi
dikonsu
yang
20 b
sap
msi
berkaitan
per
respond
dengan
men
hari
en per
kebiasaan
roko
hari.
merokok.
20 b
2. Pero
3. Pero
3.
3.55.
3.56.
Jeni
3.57.
3.58.
Menguku
enis
s rokok
uesi
r variabel
Rok
yang
one
jenis rokok
ok
dihisap
yang dihisap
27
1. Ro
2. Ro
respond
dengan
en
memberikan
pertanyaan
yang
berkaitan
dengan jenis
rokok yang
dikonsumsi
responden
3.59.
3.60.
3.67.
No
3.68.
aria
bel
Beb
1.
as
3.75. H
3.69.
Def
3.70.
inisi
lat
Operas
Uk
ional
ur
3.76.
Pen
3.82.
3.71.
Cara
Ukur
3.83.
Manset
iper
ingkata
phy
tensi meter
tens
mo
diikatkan
tekanan
man
pada
darah
ome
lenganatas.
diatas
ter
Kemudian
normal.
3.77.
stetoskop
Ber
diletakkan
dasarka
pada arteri
n 7th
brakhialis.
Joint
Tekanan
Nationa
didalam
tensimeter
Commi
dinaikkan
ttee
dengan cara
28
1. Tida
2. Hip
>90
(JNC7)
memompa
didefini
sampai
sikan:
denyut nadi
3.78.
tidak
tekanan
terdengar
darah
lagi. Bila
normal
responden
<120/<
sebelumnya
80
melakukan
3.79.
aktivitas
Pra
seperti naik
hiperte
tangga, maka
nsi
dianjurkan
120-
untuk
139/80-
beristirahat
89
15 menit,
3.80.
kemudian
Hiperte
dilakukan
nsi
pengukuran.
derajat
I 140159/9099
3.81.
Hiperte
nsi
derajat
II
160/
100
22,23
29
3.88.
3.89.
BAB IV
METODE PENELITIAN
3.90.
4.1.
3.91.
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional
analitik
dengan
menggunakan
pendekatan
crosssectional.Penelitian
30
3.99.
menggunakan rumus:
3.100. Rumus populasi infinit
3.101.
No = Z2 x P x Q
d2
3.102.
3.103. Z
1,96
3.104. P
0,22
3.105. Q
diteliti
3.106.
3.107. d
0,05
3.108.
3.109. No = (1,96)2 x 0,22 x 0,78 = 297,2 ~ pembulatan 297.
3.110.
(0,05)2
3.111.
3.112.
3.113.
3.114.
3.115. Rumus populasi finit
3.116.
n=
n0
31
3.117.
(1 + n0/N)
3.118.
3.119.
n0
3.120.
3.121.
n=
3.122.
297
(1 + 297/145 )
3.123.
Analisis Data
3.125.
32
4.6.
Alur Kerja Penelitian
3.131.
3.132.
3.133.
Menentukan topik dan judul penelitian
3.134.
3.135.
3.136.
3.137.
Dasar teori
Tujuan penelitian
3.138.
3.139.
3.140.
3.141.
3.142.
Menyusun landasan teori
3.143.
3.144.
3.145.
3.146.
3.147.
Mengumpulkan data:
3.148.
Karakteristik responden
3.149.
Lama Merokok
3.150.
Jumlah batang rokok
3.151.
Jenis rokok
3.152.
Tekanan darah
3.153.
3.154.
3.155.BAB V
Pengukuran
dengan sphygmomanometer
responden, lama merokok, jumlah batang rokok,
jenis rokoktekanan
dengandarah
menggunakan
kuesioner
3.156.HASIL PENELITIAN
3.157.
3.158. Melakukan
Penelitian
dilakukan dengan
mengambil
pengolahan
dan analisis
datadata primer.Data
diperoleh dari pengisian kuesioner dan pemeriksaan tekanan
darah.Penelitian
Karakteristik Responden
33
34
5.1.2
3.221.
3.224. Jumlah (n)
3.227. 40
3.230. 35
Frekuensi
3.222.
3.225. Persentase
(%)
3.228. 53.3
3.231. 46.7
3.233. 75
3.234. 100.0
3.239.
3.242. Jumlah (n)
3.245. 4
3.248. 36
3.251. 40
Frekuensi
3.240.
3.243. Persentase (%)
3.246. 10.0
3.249. 90.0
3.252. 100.0
3.254. Dari hasil perhitungan data didapatkan status pasien dengan lama
kebiasaan merokok, paling banyak ialah merokok >10 tahun sebanyak
36 orang (90.0%), dan didapatkan 4 orang sisanya merokok <10 tahun
(10.0%).
5.1.4
35
3.257.
3.260. Jumlah (n)
3.264. 13
3.265. 17
Frekuensi
3.258.
3.261. Persentase
(%)
3.266. 32.5
3.267. 42.5
3.269. 10
3.272. 40
3.270. 25.0
3.273. 100.0
Jenis Rokok
3.278.
3.281. Jumlah (n)
Frekuensi
3.279.
3.282. Persentase (%)
3.284. 34
3.287. 6
3.290. 40
3.285. 85.0
3.288. 15.0
3.291. 100.0
Tekanan Darah
36
3.297.
3.300. Jumlah (n)
3.304. 32
3.305. 43
Frekuensi
3.298.
3.301. Persentase
(%)
3.306. 42.7
3.307. 57.3
3.309. 75
3.310. 100.0
3.312. Dari hasil perhitungan data didapatkan status pasien lansia dengan
Hipertensi sebanyak 32 orang (42.7%) dan pasien yang tidak
Hipertensi sebanyak 43 orang (57.3%).
5.2 Demografi Hubungan Antar Variabel Penelitian
3.313.
5.2.1 Hubungan antara lama merokok dengan tekanan darah
3.314. Tabel 5.7. Demografi hubungan lama merokok dengan tekanan
darah
37
3.315.
3.316.
3.320.
3.321.
3.326.
3.327.
3.335.
La
m
a
3.336.
tida
k
m
e
r
o
k
o
k
m
e
r
o
k
o
k
3.358.
< 10
t
h
3.373.
> 10
t
h
3.387.
3.388.
Total
3.319. P
val
ue
3.325. K
olm
ogo
rov
Smi
rno
v
3.317. Tekanan
3.318.
darah
3.323.
Hipe
r
3.322. T
t
idak
e
hipe
n
3.324.
rten
s
Tota
si
i
l
3.328. 3.329.3.330. 3.331.3.332. 3.333. 3.334.
n
%
%
%
3.337. 3.339.3.341. 3.343.3.345. 3.347. 3.349.
3.338.
3.342. 3.344.3.346. 3.348. 3.350. 0
2
3.340. 15
4
35
1
.122
5
3.353.
3.354.
3.355.
3.369.
3.370.
3.384.
3.385.
3.356.
3.365.
3.371.
3.380.
3.386.
3.395.
3.396.
38
3.397. Dari hasil analisis data didapatkan 11 orang dari36 responden yang
merokok > 10 tahun memiliki tekanan darah dalam batas normal
(30.6%). Karena nilai EC yang < 5 = 33.3% maka syarat uji Chi
Square tidak terpenuhi, dan digunakan uji Kolmogorov Smirnov.
Didapatkan hasil nilai p = 0.122 yang menunjukkan tidak terdapatnya
hubungan yang bermakna antara lama merokok dengan tekanan darah.
5.2.2
39
3.399.
3.400.
3.401. Tekanan_
Darah
3.404.
3.405.
3.406.
tidak
hip
ert
ens
i
3.402.
3.403.
P
3.409.
Chi
3.407.
hip
3.408.
Tota
l
3.410.
3.411.
3.419. J
uml
ah
bata
ng
rok
ok
3.420.
tidak
m
er
ok
ok
3.442.
1-10
ba
ta
ng
3.457.
11-20
ba
ta
ng
3.472.
> 20
ba
ta
ng
3.486.
3.487.
Total
3.437.
3.452.
3.467.
3.482.
3.438.
3.453.
3.468.
3.483.
3.439.
3.454.
3.469.
3.484.
3.440.
3.455.
3.470.
3.485.
3.495.
40
3.500. Tabel 5.9. Demografi hubungan antara jenis rokok dengan tekanan
darah
41
3.501.
3.502.
3.506.
3.507.
3.512.
3.513.
3.521.
Jenis
r
o
k
o
k
3.522.
Tidak
3.523.
merok
ok
3.505.
P
va
3.503. Tekanandara
3.504.
lu
h
e
3.511.
Kolm
og
3.508.
or
tidak
3.509.
ov
hip
hipert
S
ert
e
3.510.
mi
ens
ns
Tota
rn
i
i
l
ov
3.514. 3.515.3.516. 3.517.3.518. 3.519. 3.520.
n
%
%
%
3.524. 3.526.3.528. 3.530.3.532. 3.534. 3.536.
3.525. 3.527.3.529. 3.531.3.533. 3.535.
2
5
15
4
35
1
3.537.
0.122
3.540.
3.541.
3.542.
3.543.
3.545.
Filter
3.560.
Kretek
3.575.
Total
3.557.
3.558.
3.574.
3.556.
3.571.
3.572.
3.573.
3.583.
3.584. Hasil analisis menunjukkan 12 responden dari 34 responden yang
merokok filter memiliki tekanan darah dalam batas normal (35.3%).
42
Karena nilai EC yang < 5 = 33.3% maka syarat uji Chi Square tidak
terpenuhi, dan digunakan uji Kolmogorov Smirnov. Didapatkan hasil
nilai p = 0.122 yang menunjukkan tidak terdapatnya hubungan yang
bermakna antara jenis rokok dengan tekanan darah.
3.585.
3.586.
3.587.
3.588.
3.589.
3.590.
3.591.
3.592.
3.593.
3.594. BAB VI
3.595. PEMBAHASAN
3.596. 6.1.Karakteristik responden
3.597.
6.1.1. Usia
3.599.
43
6.1.2.Jenis Kelamin
3.601.
lebih banyak terlibat dalam penelitian ini merupakan laki laki sebanyak 41
orang (54,7%) dan perempuan sebanyak 34 orang (45,3%).. Pada penelitian
yang dilakukan ini, peneliti tidak membatasi tiap jumlah responden antara
responden laki-laki dan perempuan, karena data yang diperlukan pada
penelitian ini adalah data subjektif dari sampel yaitu, pasien lansia di
Puskesmas kecamatan Pasar Minggu yang memenuhi kriteria inklusi, baik
perokok maupun bukan perokok.
3.602.
3.603.
3.604.
3.605.
6.1.3. Pendidikan
3.606.
paling banyak ialah lulusan SMP sebanyak 22 orang (29.3%), dan status
pendidikan yang terendah ialah tidak sekolah sebanyak 5 orang (6.7%). Tingkat
pendidikan seseorang dapat mempengaruhi kebiasaan merokok, semakin
rendah tingkat pendidikan yang dijalani seseorang makan semakin kebiasaan
merokok akan meningkat.24
3.607. 6.2.Kebiasaan merokok
3.608. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi
kebiasaan merokok pada lansia didapatkan 40 orang (53,3%) merokok dan 35
orang (46,7%) tidak merokok. Rokok adalah zat adiktif yang bila dikonsumsi
mengakibatkan
bahaya
bagi
kesehatan
individu
dan
masyarakat
44
batang rokok. Merokok dapat mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat
kita pungkiri, banyak penyakit yang telah terbukti menjadi akibat buruk merokok
baik secara langsung maupun tidak langsung.
3.609. Berdasarkan hasil studi Tai Hing Lam dari University of Hong
Kong menyatakan, bahwa banyak perokok yang meremehkan risiko merokok
terlebih mereka para perokok yang sudah berusia lanjut seringkali merasa terlalu
tua untuk berhenti merokok atau bisa meraih manfaat yang akan diterima dari
berhenti merokok.Hasil penelitian tersebut sudah menegaskan bahwa dengan
berhenti merokok pada mereka yang berusia lanjut dapat mengurangi risiko
kematian bahkan hingga mencapai 34%. Sementara risiko kematian pada mereka
para pecandu rokok berusia lanjut naik hingga 83% dibanding mereka yang tidak
pernah merokok sama sekali.25
3.610.
3.611.
3.612.
3.613.
Berdasarkan
hasil
penelitian
menunjukkan
distribusi
frekuensi lama merokok pada lansia didapatkan status pasien dengan lama
merokok yang paling banyak ialah >10 tahun sebanyak 36 orang (48%), dan
terendah <10 tahun sebanyak 4 orang (5.3%).Semakin awal seseorang merokok
makin sulit untuk berhenti merokok. Rokok juga punya dose-response effect,
artinya semakin muda usia merokok, akan semakin besar pengaruhnya. 19
3.615.
45
merokok yang paling banyak ialah tidak merokok sebanyak 35 orang (46.7%),
berikutnya 1-10 batang sejumlah 13 orang (17.3%), 11-20 batang sejumlah 17
orang (22.7%), dan >20 batang sejumlah 10 orang (13.3%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar responden (22,7%) termasuk perokok
sedang yaitu mengkonsumsi kurang dari 10 - 20 batang rokok per hari. Hal ini
dikarenakan, merokok dapat memberikan ketenangan, menghilangkan sakit
kepala dan stress serta dapat mengusir perasaan malas.26
3.617.
jenis rokok pada lansia didapatkan status pasien lansia dengan jenis rokok yang
paling banyak ialah tidak merokok sebanyak 35 orang (46.7%), berikutnya
Filter sejumlah 34 orang (45.3%), dan yang terendah Kretek sejumlah 6 orang
(8.0%). Umumnya sebagian besar rokok yang beredar di Indonesia
menggunakansemacamfilterkhususyangfungsinyauntukmengurangikadar
nikotinyangmasukkedalamtubuhsangperokokmeskipuntetapsajaakanada
sebagianyangmasukkeparuparu.Biasanyafiltermacaminidigunakanpada
rokok putih, meskipun beberapa jenis rokok lain juga menggunakan filter
sepertimisalnyapadarokokkretek.27
3.619. 6.3. Hipertensi
3.620. Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan pada kelompok
lansia. Sebagai hasil pembangunan yang pesat dewasa ini dapat meningkatkan
umur harapan hidup, sehingga jumlah lansia bertambah tiap tahunnya,
peningkatan usia tersebut sering diikiuti dengan meningkatnya
penyakit
degeneratif dan masalah kesehatan lain pada kelompok ini. Hipertensi sebagai
salah satu penyakit degeneratif yang sering dijumpai pada kelompok
lansia.Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan distribusi frekuensi hipertensi
pada lansia didapatkan status pasien lansia dengan hipertensi sebanyak 32 orang
(42.7%) dan pasien yang tidak hipertensi sebanyak 43 orang (57.3%). Di Asia,
penelitian di kota Tainan, Taiwan menunjukkan hasil bahwa pada usia diatas 65
46
47
menunjukan bahwa tekanan darah pada perokok lebih tinggi dari pada bukan
perokok, seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Niskanen et al menunjukan
pria yang merokok lebih dari 20 batang perhari mempunyai resiko mengalami
hipertensi 2 kali lebih besar dengan rasio 2,38.28 Hasil serupa juga ditemukan pada
penelitian yang telah dilakukan Hergens et al, di Swedia yang memaparkan bahwa
30% subyek penelitiannya menghisap tembakau dan orang-orang yang menghisap
tembakau tersebut memiliki odds ratio terhadap peningkatan tekanan darah
sebesar 1,23 dibandingkan dengan yang tidak menghisap tembakau. 29 Penelitian
lain oleh Bowman et al yang dilakukan pada 28.236 wanita di Massachusetts,
yang awalnya tidak menderita hipertensi setelah pengamatan selama 9,8 tahun
diperoleh peningkatan yang signifikan terhadap resiko hipertensi pada wanita
yang merokok lebih dari 15 batang perhari yaitu sebesar 1,11 (IK 95%: 1,031,21), adapun mekanisme yang mendasari hubungan rokok dengan ekanan darah
berdasarkan penelitian tersebut adalah proses inflamasi, baik pada mantan
perokok maupun perokok aktif terjadi peningkatan protein C-reaktif dan agenagen inflamasi alami yang dapat mengakibatkan disfungsi edotelium, kerusakan
pembuluh darah, ataupun terjadi pembentukan plak, dan kekakuan pada dinding
arteri yang berujung pada kenaikan tekanan darah.30 Penelitian-penelitian ini juga
memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Dochi et al di Jepang tahun 2009
yang menyatakan bahwa merokok berhubungan dengan hipertensi dan hipertensi
sistolik denga rasio perokok dan bukan perokok adalah 1,13 pada penderita
hipertensi (IK 95%: 1,03-1,23) dan 1,15 pada penderita hipertensi sistolik (IK
95%: 1,05-1,25).31
3.627. Terlihat bahwa individu yang mempunyai kebiasaan merokok
cenderung mempunyai tekanan darah yang lebih tinggi. Subjek yang mempunyai
kebiasaan merokok sebaiknya menghentikan kebiasaan tersebut, disamping itu
48
49
3.635.
3.636.
3.637.BAB VII
3.638.KESIMPULAN DAN SARAN
3.639.
7.1.
Kesimpulan
3.640. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
50
Tidak terdapat hubungan antara jenis rokok dengan angka kejadian hipertensi.
3.641.
7.2.
Saran
3.642. 7.2.1 Puskesmas
Masyarakat
51
Penelitian
3.645. Kami menyadari bahwa dari penelitian kami masih terdapat banyak
52
at:
http://www.who.int/tobacco/surveillance/
Indonesia.
PengamananRokokBagiKesehatan:
elderly
person.
Available
at
53
http://www.who.int/healthinfo/survey/ageingdefnolder/en/ . Accessed at 6
April 2015.
14. Watson, Roger. Perawatan Lansia. Edisi ke-3. Jakarta: ECG 2003
15. WHO. The World Health Organization Quality of Life ( WHOQOL ) BREF.
Available
at
http://www.who.int/entity/substance_abuse/research_tools/en/indonesian_wh
oqol.pdf Accessed at 6 April 2015.
16. Depsos. Penduduk lanjut usia di Indonesia dan Masalah Kesejahteraannya.
Available at http://www.depsos.go.id Accessed at 6 April 2015.
17. Corwin, Elizabeths J. 2000. Buku Saku Patofisiologi. Terjemahan Brahman
U.Jakarta: EGC. p.56-65
18. Sustrani L., 2006. Hipertensi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. p.24-30
19. Mansjoer A., 2000. Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta: Media
Aesculapius. p.86-92
20. Arjatmo T, Hendra U., 2001. Ilmu Penyakit Dalam. Balai Penerbit FKUI.
p.119-125; 212-224
21. Soegarto I, 2004. Pencegahan & Penyembuhan Penyakit Jantung Koroner.
Edisi ke-2. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, YPKI. p.63-112
22. Soeharto I., 2001. Kolesterol & Lemak Jahat Kolesterol & Lemak Baik.
Yayasan
Pembina
Kardiovaskuler
Indonesia.
Available
from:
http://books.google.co.id/books?
id=xkzIOSgL4LEC&printsec=frontcover&dq=iman+soeharto&lr=. Accessed
6 April 2015 .
23. Depkes. Pendekatan Siklus Hidup dalam Pelayanan Kesehatan Lanjut Usia.
Available
from
:http://www.depkes.go.id/article/view/201405300004/pendekatan-
54
55
3.654.
3.655.
3.656.
3.657.
3.658.
3.659.
3.660.
3.661.
3.662.
3.663.
3.664.
3.665.
3.666.
3.667. Lampiran 1
3.668. INFORMED CONSENT
3.669. Penjelasan mengenai penelitian
3.670.
56
Oleh
karena
itu,
dengan
ini
kami
mengharapkan
telepon
08123835791
atau
melalui
di
pasming.nine@gmail.com
3.672.
Partisipasi
Bapak/Ibu/Saudara/i
dalam
penelitian
ini
Peneliti
3.677. Lampiran 2
3.678. FORMULIR PERSETUJUAN
3.679.
3.680.
57
3.681.
3.682. Nama peserta penelitian
3.683.
3.684. Tanda tangan
3.685.
3.686. Tanggal
3.687.
3.688.
3.689.
3.690.
3.691.
3.692.
3.693.
3.694.
3.695.
3.696.
3.697. Lampiran 3
3.698. Kuesioner Identitas Responden
1. Umur
: ................ tahun
2. Jenis kelamin :
3.699.
Laki-laki
()
58
3.700.
3. Alamat
Perempuan
()
3.701. ............................................................................................................
........................................................................................................................
............
4. Pendidikan
a. Tidak sekolah
()
b. Sekolah Dasar
()
c. SMP/SLTP
()
d. SMA/SLTA
()
e. Universitas/Akademi ( )
3.702.
3.703.
3.704.
3.705.
3.706.
3.707.
3.708. Kuesioner Penelitian
1. Apakah anda memiliki kebiasaan merokok?
a. Ya
()
b. Tidak
()
3.709. Jika jawaban anda tidak maka lanjut ke nomer 5.
2. Sudah berapa lama anda memiliki kebiasaan merokok? ....................Tahun
59
: ./.mmHg
3.722. NADI
: ...x/menit
3.723. SUHU
: ...oC
3.724. PERNAFASAN
: ...x/menit
: ....................Kg
60
:......................Cm
3.727.
3.728.
3.729.
3.730.
3.731.
3.732.
3.733.
3.734.
3.735.
3.736.
3.737.
3.738.
3.739.
3.740.
3.741.
3.742.
3.743.
3.744.
3.745.
3.746.
3.747. Lampiran 4
3.748.
3.749. HASIL UNIVARIAT
3.750.
61
3.751.
3.752. 3.753.
3.758.
V
3.754.
Freq
u
e
n
c
y
usia
3.755.
Pe
3.756.
Valid
Pe
rce
nt
3.757.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.759.
6
3.760.
42
3.761.
56
3.762.
56.0
3.763.
56.0
3.765.
7
3.766.
24
3.767.
32
3.768.
32.0
3.769.
88.0
3.771.
>
3.772.
9
3.773.
12
3.774.
12.0
3.775.
100.0
3.777.
To
3.778.
75
3.779.
10
3.780.
100.0
3.781.
3.782.
3.783.
3.784.
3.785. 3.786.
3.791.
V
3.787.
Freq
u
e
n
c
y
jenis_kelamin
3.788.
Pe
3.789.
Valid
Pe
rce
nt
3.790.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.792.
lakil
a
k
i
3.793.
41
3.794.
54
3.795.
54.7
3.796.
54.7
3.798.
pere
m
p
u
a
n
3.799.
34
3.800.
45
3.801.
45.3
3.802.
100.0
3.804.
Total
3.805.
75
3.806.
10
3.807.
100.0
3.808.
3.809.
3.810.
62
3.811.
3.812. 3.813.
3.818.
V
3.814.
Freq
u
e
n
c
y
pendidikan
3.815.
Pe
3.816.
Valid
Pe
rce
nt
3.817.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.819.
tidak
se
kol
ah
3.820.
5
3.821.
6.
3.822.
6.7
3.823.
6.7
3.825.
SD
3.826.
19
3.827.
25
3.828.
25.3
3.829.
32.0
3.831.
SMP
3.832.
22
3.833.
29
3.834.
29.3
3.835.
61.3
3.837.
SMA
3.838.
17
3.839.
22
3.840.
22.7
3.841.
84.0
3.843.
S1
3.844.
12
3.845.
16
3.846.
16.0
3.847.
100.0
3.849.
Total
3.850.
75
3.851.
10
3.852.
100.0
3.853.
3.854.
3.855.
3.856.
3.857. 3.858.
3.863.
V
3.859.
Freq
u
e
n
c
y
lama_merokok
3.860.
Pe
3.861.
Valid
Pe
rce
nt
3.862.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.864.
tidak
mer
oko
k
3.865.
35
3.866.
46
3.867.
46.7
3.868.
46.7
3.870.
< 10 th
3.871.
4
3.872.
5.
3.873.
5.3
3.874.
52.0
3.876.
> 10 th
3.877.
36
3.878.
48
3.879.
48.0
3.880.
100.0
3.882.
Total
3.883.
75
3.884.
10
3.885.
100.0
3.886.
3.887.
3.888.
63
3.889.
3.890.
3.891.
3.892.
3.893. 3.894.
3.899.
V
3.895.
Freq
u
e
n
c
y
jumlah_rokok
3.896.
Pe
3.897.
Valid
Pe
rce
nt
3.898.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.900.
tidak
mer
oko
k
3.901.
35
3.902.
46
3.903.
46.7
3.904.
46.7
3.906.
1-10
bat
ang
3.907.
13
3.908.
17
3.909.
17.3
3.910.
64.0
3.912.
11-20
bat
ang
3.913.
17
3.914.
22
3.915.
22.7
3.916.
86.7
3.918.
> 20
bat
ang
3.919.
10
3.920.
13
3.921.
13.3
3.922.
100.0
3.924.
Total
3.925.
75
3.926.
10
3.927.
100.0
3.928.
3.929.
3.930.
64
3.931.
3.934.
Freq
u
e
n
c
y
3.932. 3.933.
3.938.
V
jenis_rokok
3.935.
Pe
3.936.
Valid
Pe
rce
nt
3.937.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.939.
tidak
mer
oko
k
3.940.
35
3.941.
46
3.942.
46.7
3.943.
46.7
3.945.
filter
3.946.
34
3.947.
45
3.948.
45.3
3.949.
92.0
3.951.
kretek
3.952.
6
3.953.
8.
3.954.
8.0
3.955.
100.0
3.957.
Total
3.958.
75
3.959.
10
3.960.
100.0
3.961.
3.962.
3.963.
3.964.
3.965. 3.966.
3.971.
V
3.967.
Freq
u
e
n
c
y
merokok
3.968.
Pe
3.969.
Valid
Pe
rce
nt
3.970.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.972.
ti
3.973.
35
3.974.
46
3.975.
46.7
3.976.
46.7
3.978.
y
3.979.
40
3.980.
53
3.981.
53.3
3.982.
100.0
3.984.
T
3.985.
75
3.986.
10
3.987.
100.0
3.988.
3.989.
3.990.
65
3.991.
3.994.
Freq
u
e
n
c
y
3.992. 3.993.
3.998.
V
tekanan_darah
3.995.
Pe
3.996.
Valid
Pe
rce
nt
3.997.
Cumulat
ive
Per
cen
t
3.999. t
idak
hiper
tensi
3.1000.
32
3.1001.
42
3.1002.
42.7
3.1003.
42.7
3.1005. h
ipert
ensi
3.1006.
43
3.1007.
57
3.1008.
57.3
3.1009.
100.0
3.1011. T
otal
3.1012.
75
3.1013.
10
3.1014.
100.0
3.1015.
3.1016.
3.1017.
3.1018.
3.1019.
3.1020.
3.1021.
3.1022.
3.1023.
3.1024.
3.1025.
3.1026.
Lampiran 5
3.1027.
HASIL BIVARIAT
3.1028.
3.1029.
HUBUNGAN MEROKOK DENGAN KEJADIAN
TEKANAN DARAH
3.1030.
66
3.1031. Crosstab
3.1035. tekanan_dar
ah
3.1040.
tidak
hip
3.1041.
3.1036.
erte
hipe
Tot
3.1047.
3.1048.
nsi
3.1043.
3.1044.
ti
3.1045. Co
unt
3.1051. %
within
3.1046.
20
3.1052.
57.1%
15
35
3.1053.
3.1054.
42.9
10
3.1059.
3.1060.
meroko
k
3.1056.
y
3.1057. Co
unt
3.1063. %
within
3.1058.
12
3.1064.
30.0%
28
40
3.1065.
3.1066.
70.0
10
3.1070.
3.1071.
meroko
k
3.1067. Tot
3.1068. Co
al
unt
3.1073. %
within
3.1069.
32
3.1074.
42.7%
43
75
3.1075.
3.1076.
57.3
10
meroko
k
3.1077.
3.1078.
67
3.1080.
3.1086. Pearson
Chi-Square
3.1092. Continuity
Correction
3.1098. Likelihood
Ratio
3.1104. Fisher's
3.1087.
5.
3.1093.
4.
3.1099.
5.
3.1105.
3.1084.
3.1085.
Asymp.
Exact
Exact
Sig.
Sig.
Sig.
(2-
(2-
(1-
3.1082.
sid
sid
side
df
ed)
ed)
d)
3.1081.
Va
3.1083.
3.1088.
1
3.1094.
1
3.1100.
1
3.1106.
3.1089.
.018
Linear
3.1111.
5.
3.1112.
1
3.1091.
3.1096.
3.1097.
3.1102.
3.1103.
3.1108.
3.1109.
3.1095.
.033
3.1101.
.017
3.1107.
Exact Test
3.1110. Linear-by-
3.1090.
3.1113.
.019
.021
.016
3.1114.
3.1115.
3.1120.
3.1121.
Association
3.1116. N of Valid
Cases
3.1117.
3.1118.
3.1119.
75
3.1122. a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14.93.
3.1123. b. Computed only for a 2x2 table
3.1124.
3.1125.
3.1126.
3.1127.
3.1128.
3.1129.HUBUNGAN LAMA MEROKOK DENGAN KEJADIAN
TEKANAN DARAH
3.1130.
68
3.1131. Crosstab
3.1132.
3.1133.
3.1134.
3.1137.
3.1138.
3.1139.
3.1143. l
ama
_mer
okok
3.1140.
tidak
hip
erte
nsi
3.1141.
hipe
3.1136.
Tot
3.1144.
tidak
mer
oko
k
3.1145. Count
3.1146.
20
3.1147.
15
3.1148.
35
3.1151. % within
lama_meroko
k
3.1152.
57.1%
3.1153.
42.9
3.1154.
10
3.1156.
< 10 th
3.1157. Count
3.1158.
1
3.1159.
3
3.1160.
4
3.1163. % within
lama_meroko
k
3.1164.
25.0%
3.1165.
75.0
3.1166.
10
3.1169. Count
3.1170.
11
3.1171.
25
3.1172.
36
3.1175. % within
lama_meroko
k
3.1176.
30.6%
3.1177.
69.4
3.1178.
10
3.1180. Count
3.1181.
32
3.1182.
43
3.1183.
75
3.1185. % within
lama_meroko
k
3.1186.
42.7%
3.1187.
57.3
3.1188.
10
3.1168.
> 10 th
3.1179. Total
3.1135. tekanan_dar
ah
3.1189.
3.1190. Chi-Square Tests
3.1193.
df
3.1194.
Asymp.
Sig.
(2sid
ed)
3.1191.
3.1192.
Va
3.1195. Pearson
Chi-Square
3.1196.
5.
3.1197.
2
3.1198.
.059
3.1199. Likelihood
Ratio
3.1200.
5.
3.1201.
2
3.1202.
.057
3.1203. Linear-byLinear
Association
3.1207. N of Valid
Cases
3.1204.
5.
3.1205.
1
3.1206.
.025
3.1208.
75
3.1209.
3.1210.
3.1212.
69
3.1213.
Keterangan : karena nilai EC yang < 5 =
33,3% maka syarat uji Chi square tidak terpenuhi.
3.1214.
Sehingga digunakan uji alternative
kolmogorov smirnov
3.1215. Test Statisticsa
3.1216.
3.1217.
3.1218. lama_merokok
3.1219. Most
Extreme
Differences
3.1220. Absolute
3.1221. .276
3.1223. Positive
3.1224. .000
3.1226. Negativ
3.1227. -.276
e
3.1228. Kolmogorov-Smirnov Z
3.1230. Asymp. Sig. (2-tailed)
3.1229. 1.183
3.1231. .122
3.1233.
3.1234.
HUBUNGAN JUMLAH ROKOK DENGAN
KEJADIAN TEKANAN DARAH
3.1235.
70
3.1236. Crosstab
3.1237.
3.1238.
3.1239.
3.1240. tekanan_dara
h
3.1242.
3.1243.
3.1244.
3.1245.
tidak
hip
3.1246.
3.1241.
erte
hipe
Tot
3.1252.
3.1253.
nsi
3.1248.
3.1249.
jumlah_
tidak
rok
mer
ok
oko
k
3.1261.
3.1250. Count
20
3.1256. % within
jumlah_roko
ang
3.1257.
57.1%
15
35
3.1258.
3.1259.
42.9
10
3.1264.
3.1265.
k
3.1262. Count
1-10
bat
3.1251.
3.1263.
6
3.1268. % within
jumlah_roko
3.1269.
46.2%
13
3.1270.
3.1271.
53.8
10
3.1276.
3.1277.
k
3.1273.
3.1274. Count
11-20
bat
ang
3.1275.
3
3.1280. % within
jumlah_roko
3.1281.
17.6%
14
17
3.1282.
3.1283.
82.4
10
3.1288.
3.1289.
k
3.1285.
3.1286. Count
> 20
3.1287.
3
bat
ang
3.1292. % within
jumlah_roko
3.1293.
30.0%
10
3.1294.
3.1295.
70.0
10
3.1299.
3.1300.
k
3.1296. Total
3.1297. Count
3.1298.
32
3.1302. % within
jumlah_roko
3.1303.
42.7%
43
75
3.1304.
3.1305.
57.3
10
3.1306.
3.1307.
71
3.1309.
3.1312.
Asymp.
Sig.
3.1310.
Va
3.1313. Pearson
Chi-Square
3.1317. Likelihood
Ratio
3.1321. Linear-byLinear
3.1314.
8.
3.1318.
8.
3.1322.
6.
(23.1311.
sid
df
ed)
3.1315.
3
3.1319.
3
3.1323.
1
3.1316.
.045
3.1320.
.036
3.1324.
.013
Association
3.1325. N of Valid
Cases
3.1326.
75
3.1327.
3.1328.
3.1330.
3.1331.
3.1332.
HUBUNGAN JENIS ROKOK DENGAN KEJADIAN
TEKANAN DARAH
3.1333.
72
3.1334. Crosstab
3.1335.
3.1336.
3.1337.
3.1340.
3.1341.
3.1342.
3.1346.
jenis_
r
o
k
o
k
3.1343.
tidak
hip
erte
nsi
3.1344.
hipe
3.1339.
Tot
3.1347.
tidak
mer
oko
k
3.1348. Count
3.1349.
20
3.1350.
15
3.1351.
35
3.1354. %
within
jenis_roko
k
3.1355.
57.1%
3.1356.
42.9
3.1357.
10
3.1359.
filter
3.1360. Count
3.1361.
12
3.1362.
22
3.1363.
34
3.1366. %
within
jenis_roko
k
3.1367.
35.3%
3.1368.
64.7
3.1369.
10
3.1372. Count
3.1373.
0
3.1374.
6
3.1375.
6
3.1378. %
within
jenis_roko
k
3.1379.
.0%
3.1380.
100.
3.1381.
10
3.1383. Count
3.1384.
32
3.1385.
43
3.1386.
75
3.1388. %
within
jenis_roko
k
3.1389.
42.7%
3.1390.
57.3
3.1391.
10
3.1371.
kretek
3.1382. Total
3.1338. tekanan_dar
ah
3.1392.
3.1393.
73
3.1397.
df
3.1398.
Asymp.
Sig.
(2sid
ed)
3.1395.
3.1396.
Va
3.1399. Pearson
Chi-Square
3.1400.
8.
3.1401.
2
3.1402.
.016
3.1403. Likelihood
Ratio
3.1404.
10
3.1405.
2
3.1406.
.006
3.1407. Linear-byLinear
Association
3.1411. N of Valid
Cases
3.1408.
7.
3.1409.
1
3.1410.
.005
3.1412.
75
3.1413.
3.1414.
3.1416.
3.1417.
Keterangan : karena nilai EC yang < 5 =
33,3% maka syarat uji Chi square tidak terpenuhi.
3.1418.
Sehingga digunakan uji alternative
kolmogorov smirnov
3.1419.
3.1420. Test Statisticsa
3.1421.
3.1422.
3.1423. jenis_rokok
3.1424. Most
Extreme
Differences
3.1425. Absolute
3.1426. .276
3.1428. Positive
3.1429. .000
3.1431. Negativ
3.1432. -.276
e
3.1433. Kolmogorov-Smirnov Z
3.1435. Asymp. Sig. (2-tailed)
3.1434. 1.183
3.1436. .122
3.1438.
3.1439.
3.1440.
74