Professional Documents
Culture Documents
Alignment
Mesin2 Rotasi
Oleh
Soemarno Adibroto
Cetakan pertama
Penerbit
Page 1
PRAKATA
Pencegahan kerusakan mesin sangat penting untuk mencapai
kehandalan, operasi kontinu dan keselamatan operasional pabrik.
Pencegahan dapat dicapai dengan menentukan spesifikasi, seleksi,
pemasangan dan perawatan mesin sesui dengan standard mutu.
Analisa dan evaluasi semua aspek harus selalu dilakukan terusmenerus untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Root cause analisis
yang tepat dan akurat sangat diperlukan untuk dapat menjaminn
tercapainya beaya operasi mesin se-kecil2nya.
Umumnya target dari Bagian Operasi lebih menonjol ketimbang
analisa problem, sehingga belum sempat dianalisa mesin harus
segera kembali beroperasi, dan kerusakan yang sama sering
berulang kali terjadi.
Tidak dapat beroperasinya mesin akibat kerusakan komponent dapat
dikurangi dan dicegah jika kita mampu meng-antisipasi potensi
problem.
Jadi faktor penting dalam hal ini adalah :
Memilih mesin harus sesuai dengan standard mutu kwalitas dan
sesuai dengan penggunaan operasi.
Mengoperasikan sesuai dengan standard prosedur operasi.
Merawat dengan system perawatan proaktip harus dipilih dan
dilaksanakan secara konsistan.
Manusianya mampu dan mau melaksanakan semua system
yang terpilih secara konsistan.
Buku ini hanyalah merupakan salah satu panduan praktis untuk
melakukan alignment mesin rotasi, mengapa buku ini ditulis, yaitu :
Alignment mesin dianggap hal yang sepele, padahal lebih dari
50% kerusakan mesin rotasi disebabkan oleh mesin misalignment.
Buku panduan praktis bidang teknis berbahasa Indonesia masih
sangat jarang kita jumpai di toko2 buku.
Penulis berharap agar buku ini dapat membantu para perawat mesin
untuk mengatasi sebab2 kerusakan mesin. Kami berusaha menulis
dengan bahasa dan urutan sederhana dengan tujuan mudah
dipelajari, namun tentu masih banyak kekurangan.
Semoga buku ini bermanfaat, saran dan kritik dari para pembaca
sangat kami harapkan
Penulis
SoemarnoAdibroto
Page 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Memasang Mesin
1. Memilih Mesin
2. Memasang Mesin
3. Mengoperasikan Mesin
4. Mememilhara mesin
B. Metoda Pemeliharaan
1. Breakdown Maintenance
2. Preventive Maintenance
3. Predictive Maintenance
4. Proactive Maintenance
C. Ulasan Secara Ekonomi
Page 3
BAB. I PENDAHULUAN
Kehandalan unit produksi suatu pabrik yang didalamnya terdiri dari
berbagai unit mesin sangatlah didambakan oleh semua pengelolanya
dan ownernya, agar hasil produksi selalu mencapai target. Beaya
yang besar telah dikeluarkan untuk meningkatakan peralatan
pemeliharaan/maintenance, membeli system/softwere, meningkatkan
kemampuan pengelola, namun semua ini akan menjadi hal yang
tidak artinya jika alignment mesin diabaikan
A. Memasang Mesin.
Syarat agar mesin dapat dioperasikan dengan reliabilitas sesuai
dengan tujuan perencana, maka:
Mesin harus dirancang atau dipilih sesuai dengan sifat
operasinya.
Mesin harus dipasang atau disetel dengan baik sesuai
standard mutu tinggi
Mesin harus di operasikan sesuai dengan standard
operating procedure.
Mesin harus dirawat sesuai kebutuhan secara proaktive
1.Memilih Mesin
Memilih atau membeli mesin harus disesuaikan dengan sifat
penggunaan atau operasi. Faktor yang harus di pertimbangkan al :
jenis fluida yang diproses, temperatur kerja, tekanan fluida,
dioperasikan terus-menrus atau intermitten, berapa kapasitas,
environment panas/korosive, didalam ruang atau diluar ruang dsb.
Seharusnya mengikuti standard2 nasional atau internasional misal :
SNI, API, ASME, ANSI, JIS, DIN , NEMA, IEC. dls.
2. Memasang Mesin
Pemasangan mesin yang sempurna merupakan awal proses yang
terbaik, karena menurut statistik kira2 50% s/d 70% kerusakan
premature Mesin Rotasi diakibatkan karen pemasangan yang tidak
sempurna al. misalignment, kopling, pemipaan, fondasi.
Bagaimana cara mengerjakan alignment secara benar?
Cara dan faktor apa yang harus diperhatikan dalam melakukan
alignment akan dibahas secara tahap demi tahap dalam buku ini agar
kita dapat melakukan dengan benar.
Page 4
Page 5
B. Metoda Pemeliharaan
Tujuan Pemeliharaan: Mengupayakan agar assets mampu
dioperasikan secara kontinyu dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan rencana tanpa mengalami kerusakan. Pemeliharaan Mesin
merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara Bagian
Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Karena Bagian Pemeliharaan
dianggap yang memboroskan beaya, sedang Bagian Produksi
merasa yang merusakan tetapi juga yang membuat uang.
Pertentangan tsb. sering menjadi hal heboh, sehingga bahkan
menjadi sumber bencana kerugian. Hal ini sudah saatnya kita achiri
pemikiran2 yang usang dan mengganti pemikiran2 yang lebih baru.
Berbagai system Maintenance Management banyak ditemukan dan
sudah banyak diaplikasikan sesuai dengan perkembangan dan
bertujuan untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.
Semula orang hanya memgoperasikan sampai rusak , tentu sangat
merugikan. Kemudian orang melakukan pemeliharaan berkala/PM.
Pemeliharaan Preventive dikembangkan menjadi Prediktive
kemudian berkembang dan terus berkembang sesuai dengan kondisi
yang
menguntungkan.
Proactive
Maintenance
dengan
mengkombinasi system lain merupakan salah satu pilihan yang
sedang dianut agar dapat menekan ongkos. Dengan metode ini
ternyata telah menyelamatkan ribuan industri kecil maupun besar
untuk keluar dari kesulitan.
1. Breakdown Maintenance.
Generasi ini berlangsung sekitar th 1940 s/d 1955, yaitu dari awal
mulainya Revolusi Industri sampai usai Perang Dunia. Pada awalnya
ada faham, bahwa membuat mesin harus kuat dan kokoh dengan
safety factor sangat tinggi, maka akibatnya harga menjadi mahal.
Konsepnya sbb: Mesin dipasang dengan kurang cermat, kemudian
dioperasikankan terus-menerus dan tunggu sampai dengan rusak,
kemudian baru diperbaiki atau diganti.
Kelemahanya, kerusakan biasanya sangat fatal dan penggantian2
tidak dapat di perkirakan atau tidak dapat dianggarkan.
Keuntungan :
Ongkos pemeliharaan rutine kecil, tetapi kerugianya ongkos untuk
mengganti atau perbaikan mesin ternyata menjadi sangat mahal.
Sebagai gambaran kesehatan manusia pada zaman yang sama,
Sangat memungkinkan akan terjadi sakit parah, stroke atau serangan
jantung,jika kita tidak memperhatikan kesehatan kita,dengan
pemeriksaan berkala untuk mengetahui gangguan lebih dini.
Page 6
2. Preventive Maintenance
Generasi berikut berlangsung sekitar th. 1955 s/d 1970. Dari
pengalaman generasi sebelumnya bahwa kerusakan fatal sering
terjadi yang memerlukan ongkos yang besar, maka orang lalu
membuat rencana perawatan-pencegahan yang bertujuan untuk
mencegah kerusakan yang lebih parah.
Para ahli perawatan mesin membuat rencana perawatan yang
dilakukan secara periodic atau kerkala. Perawatan dilakukan secara
kerkala tsb meliputi pengecheckan, pengukuran atau penggantian
part mesin, pembersihan serta penyetelan/seting, overhaul mesin.
Cara ini masih banyak kelemahan : mesin harus berhenti tidak
berproduksi untuk overhaul atau penggantian bagian/part tertentu ,
padahal yang semestinya belum perlu perlu diganti.
Keuntungan system ini, bahwa kerusakan yang lebih berat dapat
dihindari, perbaikan mesin dapat di rencanakan. Sedangkan
kerugianya al: ongkos masih agak mahal akibat perawatan yang
terlalu berlebihan.
Contoh PM kita mengadakan test darah, melakukan pantangan2
makan agar kondisi kesehatan kita dapat diketahui, jika ada kelainan
dapat diketahui lebih dini.
3. Predictive Maintenance
Generasi yang lebih maju dan berlangsung sekitar th. 1970 s/d 1985.
Sistem sebelumnya ternyata masih banyak kelemahan2, yaitu
periodenya bisa terlalu pendek atau terlalu lama. Jika terlalu pendek
maka yang terjadi, bahwa mesin sewaktu di overhaul ternyata
kondisinya masih sangat baik, ini artinya pemborosan. Tapi jika
periode terlalu lama maka bisa terjadi mesin rusak sebelum jatuh
waktu perawatan. Sehingga harus ada cara atau upaya untuk
menghemat beaya.
Untuk menghindari hal tsb. diatas maka ditemukan cara yang mampu
memdapatkan perkiraan atau prediksi kondisi mesin. Dengan
monitoring pada mesin kita dapat menganalisa dan memperkirakan
kondisi sedang terjadi tanda2 atau gejala kerusakan sehingga dapat
menentukan kapan tindakan perawatan harus dilakukan dan suku
cadang apa yang harus disediakan.
Data yang di monitor al :
Pengukuran vibrasi, temerature pada mesin rotasi
Pengukuran tebal pada pipa, bejana bertekanan dll
Pengukuran spesifikasi minyak pelumas
Pengecekan alignment pada mesin rotasi
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 7
Page 8
Teknik
Yang diperlukan
Pemeliharaan
Kesehatan
Proactive Maintenance
Predictive Maintenance
Monitoring : vibrasi,
temperatur, alignment,
keausan, korosi
Preventive Maintenance
Periodic pembersihan
pemeriksaan/penggantian/part
komponen
Pemeriksaan, test
laborat secara berkala
atau diet
Breakdown
Maintenance
Page 9
Kurva Bathub
Y
A
Keausan
Skala
kerusakan
Umur Pakai
Y2
Y1
X
0
Skala Waktu
Page 10
: 250
: Rp 15.000.000,: 9 bulan
: 12 bulan
: Rp 5 milyar
: Rp 3,75 milyar
: Rp 1,25 milyar
Page 11
Problem yang
disebabkan
mis-alignment
Driven
Driver
Axial vibrasi
Vibrasi tinggi
Bearing wear
Seal failure
Vibration
Wear
Hight bearing
temp
Bearing wear
Vibration
Seal failure
Page 12
Page 13
Page 14
Gambar motor
Gambar : 1
Motor listrik yang paling banyak dipakai ialah jenis motor induksi 3
phasa
Dalam alignment motor yag harus di perhatikan ialah :
Posisi kabel, dapat menimbulkan cable strain, yaitu mendorong
atau menarik motor.
Tidak memiliki bearing axial/thrust, tapi mempunyai magnetic
center, yaitu kondisi mengikat pada posisi tetap antara stator
dan rotor saat beroperasi.
Mempunyai putaran sinchron dan tetap, vibrasi relatip rendah,
suara tidak bising, tidak menimbulkan polusi.
Dalam operasi relatip motor tidak panas.
Kapasitas sangat variatip : 1/2 KW s/d > 15.000 KW
Beberapa faktor dalam memilih motor perlu diperhatikan al:
Over kapasitas memboroskan tenaga listrik, efisiensi turun.
Under/over voltage menurut NEMA hanya 10%
Frekwensi yang tersedia , di Indonesia 50 Hz
Sistem starting dipilh yang sesuai, hindari arus start terlalu tinggi
Class dan IP atau sistem Proteksi
Enclosures & Environment : ODP, TEFC, TENV, TEAO
Peruntukan , Frame atau cara pemasangan.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 15
3. Motor bakar
Gambar : 2
Sebuah mesin disel (internal combustion engine) stationar dapat
dipakai sebagai penggerak generator.
Mesin rotasi ini pengubah tenaga pembakaran bahan bakar, yaitu
(bensin/solar) menjadi tenaga mekanis/putar. Mudah di pindah dan
mudah dioperasikan, tetapi masalah perawatan agak lebih rumit, dan
menimbulkan polusi udara & suara dibanding dengan motor listrik.
Dalam alignment yang perlu diperhatikan adalah:
Karena vibrasi cukup tinggi, maka harus memilih kopling
jenis flexiblitas tinggi.
Putaran bisa berubah-ubah dan menimbulkan vibrasi
tinggi, dan bising.
Memiliki thrust bearing yang membatasi gerak axial.
Dalam operasi mesin sangat panas, sehingga memerlukan
ventilasi udara, atau diruang terbuka.
Page 16
3 Turbine Uap
Gambar : 3
Turbin uap kapasitas kecil banyak di pakai sebagai penggerak pompa
di Refinery, dan yang kapasitas besar dipakai untuk penggerak
Generator.
Mesin rotasi pengubah tekanan uap (steam) menjadi tenaga
mekanis/putar. Banyak dipakai di Industri Perminyakan maupun
Station Pembangkit Listrik. Memerlukan Boiler sebagai pembangkit
uap ( steam ).
Melakukan alignment yang perlu diperhatikan al:
Putaran relatip bisa sangat tinggi, tidak menimbulkan
vibrasi, tetapi harus memilih kopling fkexible.
Memiliki thrust bearing untuk membatasi gerak axial rotor.
Dalam kondisi operasi mesin sangat panas, sehingga
dalam mealignment perlu diperhitungkan adanya thermal
growth
Page 17
4. Turbin Gas
Mesin rotasi pengubah tenaga pembakaran (combustion) menjadi
tenaga putar/ mekanis. Cara kerja timbulnya putaran mirip turbin
uap. Bahan bakar yang di pakai berupa gas atau cairan(solar, residu,
kerosene dsb) yang di atomizing. Banyak dipakai sebagai tenaga
penggerak generator atau compressor di sumber2 gas bumi dan
kadang mudah di mobilisasi.
Dalam alignment yang perlu diperhatikan :
Putaran umumnya tinggi , dan lebih rumit system
controlnya.
Memiliki thrust bearing untuk membatasi gerak axial rotor.
Dalam kondisi Operasi casing mesin sangat panas, dalam
mealignment pemuaian harus diperhitungkan.
Dibawah ini adalah gambar sebuah Gas Turbin, 50.000 HP sebagai
penggerak kompresor untuk proses pencairan LNG. Ducting udara
masuk sedang dibuka untuk keperluan inspeksi dan pembersihan
blade atau disebut sudu2.
TURBIN GAS
Gambar : 4
Gas Turbine seperti gambar adalah jenis portable/packed yang
umumnya dipakai sebagai penggerak kompresor atau generator di
ladang2 minyak.
Page 18
Page 19
2. Kompresor
Kompresor merupakan peralatan yang paling banyak dipakai di dunia
industri sebagai alat untuk memindahkan/mengalirkan fluida gas atau
udara . Blower dan fan termasuk golongan kompresor.
Menurut prinsip kerja al :
Kompresor axial
Kompresor centrifugal
Kompresor lobe
Kompresor screw
Fungsi alat2 tsb sbb :
Kompresor terutama untuk menaikan tekanan tinggi
Blower mengalirkan tekanan rendah dan volume kecil
Fan mengalrkan udara dengan volume besar
Page 20
tekanan tinggi. Industri tsb: minyak & gas bumi, pencairan gas alam,
petrokomia, transportasi gas dll. Dengan rekayasa kita dapat
membuat kompresor dengan tekanan kecil s/d sangat besar yaitu
dibuat tingkat banyak (multistage) dan dari kapasitas rendah s/d
tinggi, yaitu dengan membuat volume yang besar.Yang paling
menguntungkan adalah dengan pemeliharaan yang tidak terlalu rumit
kita mendapatkan tingkat keandalan/reabilitas tinggi.
Gambar diatas sebuah Kompresor centrifufal tekanan tinggi (multy
stage) , kapasitas besar, horizontall split.
Horizontal split, artinya casing dibelah secara mendatar, sehingga
baut2 terlihat berbaris secara mendatar
Page 21
Gb : 9 Gambar blower
Gb : 10 Gambar fan
Page 22
2.4 Fan
Fan dipakai untuk alat bantu sirkulasi udara suatu ruang, atau
pemakaian lain yang sifatnya menambah aliran udara atau penarikan
udara dari suatu ruang. Pemakaian pada sistem pembakaran boiler
kapasitas besar sering disebut force draft fan (untuk memasukan
udara pembakaran) dan kadang juga dipasang sebagai induced draft
fan (untuk menarik gas bekas bakar )
Bagaimana Me-alignment .
Dalam melakukan alignment kompresor , perlu diperhatikan :
Kompresor umumnya mempunyai perbedaan suhu fluida keluar
jauh lebih tinggi dengan suhu fluida masuk.
Maka thermal growth (pemuaian) antara kedua ujungnya mesin
juga berbeda, mengakibatkan pemuaian mesin berbeda.
Perbedaan tsb. mengharuskan menghitung dengan teliti, berapa
cold alignment ( target alignment), agar dapat dicapai kondisi
kondisi align saat operasi.
Pipa discharge (kluaran) mengalami panas & pemuaian,
sehingga perlu diperhitungkan apakah perlu memasang expation
joint.
3. Gearbox
Mesin ini disebut juga speed reducer jika untuk merubah putaran
tinggi menjadi rendah dan speed increaser jika merubah putaran
rendah ke tinggi.
Gb 11 Gearbox besar
Gb12
Gearbox
Gearbox dipasang diantara mesin penggerak dan yang digerakan,
sehingga ketelitian alignment sangat diperlukan, perlu mengetahui
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 23
Page 24
Gb : 13
Kopling Flexible grid
Gb : 14
Kopling flexible gear
Page 25
Gb : 15
Kopling flexible disc
Gb : 16
Kopling flexible rantai
Page 26
Gb : 18
2. Kopling Fluid.
Gb : 19
Fluid Copling termasuk fleksibel. Selain bersifat fleksibel juga dapat
menghasilkan start awal yang lembut pada mesin2 seperti conveyor
(alat
transport
batubara,
semen,
bijih
besi,
tambang
mas/perak/tembaga dll) agar ban berjalan tidak cepat putus. Caranya
dengan meredam putaran motor didalam kopling dan meneruskan ke
puley ban( conveyor belt) secara perlahan dan bertahap sampai
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 27
Page 28
Kopling universial
Contoh gardan mobil
D. Pemilihan Kopling
Kopling merupakan salah satu bagian mesin yang sangat penting
fungsinya, yaitu meneruskan tenaga gerak mekanis dari mesin
penggerak ke mesin yang digerakan, maka dalam menentukan
pilihan kopling harus mempertimbangkan syarat2 penting.
Apa syarat kopling yang kita inginkan ?
1. Mampu atau cukup kuat memindahkan tenaga gerak mekanis.
Factor yang harus diperhatikan al :
Kilowatt atau Hp yaitu torsi yang akan dipindahkan
Rpm atau putaran mesin
Jenis pasangan mesin : motor dengan pompa, turbin dengan
pompa, motor dengan gearbox, motor dengan conveyor dsb.
Diameter poros
Gap (jarak) poros
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 29
= tenaga yang diperlukan oleh mesin, atau juga bisa kita lihat
hp yang tertulis di name plate turbin atau motor.
Rpm = putaran mesin : motor, turbine.
Table dibawah ini sebagai factor pengali untuk ukuran minimum pemakain
tertentu.
Table safety factor (SF)
Agitator
1.0
Mixer
1.5
Feeder
1.0
Crane / hoist
1.75
Blower centrifugal
1.0
Pulverizers
1.75
Fan centrifugal
1.0
Elevator
1.25
Blower lobe
1.25 Pompa centrifugal
1.25
Fan dengan control
2.0
Extruder
1,5
Compressor centrifugal
1.0
Pompa reciprocating
2.5
Generator
1.0
Compressor resiprocating
3
Conveyor
1.2
Mesin tool
2.5
Page 30
1.5
Perlu di
realignment
1.0
Cukup baik
0.5
Sangat bagus
10
15
20
Page 31
Page 32
Grid coupling : periksalah grid nya , apa ada yang patah. Sedangkan
grease dan lain2nya sama seperti gear coupling
Page 33
Page 34
Page 35
Page 36
Gb:
Gb. 20A
Gb: 20B
Page 37
A Mis-alignment
Mesin rotasi secara umum terdiri dari mesin penggerak yang disebut
driver dan mesin yang digerakan kemudian disebut driven, driven
bisa hanya satu atau lebih. Misal: motor listrik gearbox pompa,
Gas turbine- gear box - compressor 1 compressor 2. Poros mesin2
tsb. harus disambung satu dengan yang lain memakai komponen
penyambung yang disebut kopling.
Apa arti misalignment?
Pengertian umum, kondisi shaft mis-alignment terjadi ketika sumbu
perputaran dari dua (atau lebih) poros mesin tidak segaris satu
dengan yang lain
Istilah yang lebih khusus, shaft misalignment adalah perbedaan
posisi poros relatif terhadap sebuah sumbu kolinier perputaran diukur
dari titik perpindahan tenaga pada saat kondisi mesin beroperasi
secara normal.
Driver Shaft
Driver
offset
Maximum alignment
Deviation occurs here
Driven Shaft
Driven
offset
Gb 21
Page 38
offset
Sudut antara
kopling
.
Gb: 22
Jelas terihat pada gambar 22 kondisi kopling yang dipasang pada
misalignment., kopling masih dapat menerima penyimpangan, tetapi
kerusakan pasti cepat terjadi. Kopling flexible tidak diperuntukan
untuk mengakomadasi adanya mis-alignment yang begitu besar.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa kopling flexible itu dirancang
untuk mengakomodasi kondisi misalignment. Anggapan yang keliru
inilah yang andil dalam prosentasi besar penyebab kerusakan
premature.
Gambaran Mesin Mis-alignment
Gambar 23 Contoh penggambaran mesin rotasi yang sedang
operasi dalam kondisi misalignment.
Apa yang terjadi :
Motor listrik ,
Air gap rotor dengan stator berubah / tidak sama.
Garis sumbu motor bergeser.
Bearing dekat kopling menyangga beban yang lebih
Bearing cepat panas dan cepat rusak
Poros di tarik oleh kopling
Poros mengalami bengkok
Vibrasi akan semakin lama makin besar
Pompa
Clearence bagian dalam pompa tidak merata
Bearing kan tertarik keatas
Beban bearing pindah ke bagian atas
Mechanical seal cepat mengalami rusak
Jarak impeller dengan defucer berubah
Page 39
Center line
Bearing motor
Centerline
Bearing pompa
pompa
motor
garis sumbu bearing pompa
mechanical seal
atau packing
Gb : 23
Sumbu poros sejajar tetapi tidak segaris biasa disebut parallel
misalignment. Jika mesin dioperasikan poros motor dan pompa saling
ditarik oleh kopling sehingga mengalami bengkok.
Page 40
Driver shaft
Maximum alignment
deviasi
Driven shaft
Driver offset
(in mils)
Driven offset
(in mils)
Gb: 24
Page 41
Dari gambar diatas terlihat, jarak kopling makin jauh maka harga
offset makin besar
Dalam menentukan toleransi harus hati2, terutama untuk mesin2
yang putaran tinggi, kapasitas besar/major dan kritikal dalam operasi.
Gambar 25 dibawah ini grafis pendekatan untuk menghitungkan
toleransi misalignment.
A.Sangat bagus
B.Dapat diterima
C.Harus di-alignment
1.5
C. unaccepatble
1.0
0.5
A5
10
15
20
Gb: 25
-25
P-M
Gb: 26
+5
+25
+5
-20
30
M-P
Page 42
Rpm
3600
1800
1200
900
Excellen
0.3 / 1
0.5 / 1
0.7 / 1
1.0 / 1
Acceptable
0.5/1
0.7/1
1.0/1
1.5/1
Excellen
1.0
2.0
3.0
4.0
Acceptable
2.0
4.0
6.0
8.0
Rpm
600
900
1200
1800
3600
7200
Excellent
Offset
Angularity
(mils)
(mils/in)
5.0
1.0
3.0
0.7
2.5
0.5
2.0
0.3
1.0
0.2
0.5
0.1
Acceptable
Offset
Angularity
(mils)
(mils/in)
9.0
1.5
6.0
1.0
4.0
0.8
3.0
0.5
1.5
0.3
1.0
0.2
Page 43
Pemahaman toleransi
Secara historin toleransi mulanya dihitung oleh pembuat kopling ,
sebagai batas aman untuk sebuah flexible kopling setelah di
alignment memakai penggaris dan feeler gage.
Misal ada pabrik kopling yang memberikan rekomendasi untuk
angular misalignment sebesar 3 derajat dan 0,075 (75 mils)
utuk offset mis-alignment. Di center kopling
Offset di coupling center
PUMP
MOTOR
Page 44
B Konfigurasi Misalignment
MOTOR
POMPA
Gb 27 a
Page 45
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tidak segaris dan
membentuk sudut
Sebelum kita melakukan koreksi alignment, kita perlu mengambil
data alignmet saat ini, kemudian dari data itu kita harus mampu
menggambar untuk mendapatkan bayangan seperti apa posisi mesin
yang akan di koreksi dan bagaimana koreksi itu harus dilakukan.
Kemudian ketelitian kalkulasi dan kecepatan melakukan alignment
merupakan hal yang sangat penting.
1. Angular + Offset Mis-alignment
Sumbu poros motor dan pompa tidak segaris dan membentuk sudut
pada bidang vertical dan bidang horizontal (dilihat dari samping
maupun atas.
2.Parallel Mis-alignment
Sumbu poros motor dan sumbu poros pompa sejajar tetapi tidak
segaris jika dilihat dari atas maupun dari samping .
Gb: 28.a
Horizontal parallel misalignment:
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tsb. sejajar tetapi tidak
segaris atau offset
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 46
offset
Gb:28.b
Vertical parallel misalignment:
Jika dilihat dari samping kedua sumbu mesin tsb. tampak sejajar
,tetapi tidak segaris /satu sumbu atau disebut offset
Gb: 29.a
Vertical parallel misalignment:
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tsb. sejajar tetapi tidak
segaris atau disebut offset
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 47
Jika dilihat dari samping kedua sumbu mesin tidak segaris dan
membentuk sudut
Gb: 29.b
Vertical angular misalignment:
Gambar diatas terlihat pada bidang vertikal sumbu kedua mesin
membentuk sudut dan dilihat dibidang horizontal tampak sumbu
sejajar
Page 48
Angular misalignment
Parallel misalignmen
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 49
Page 50
Kompetensi
SDM sebagai faktor pokok dalam pengelolaan semua mesin,
peralatan, system dan operasionalnya.
Salah satu persyaratan yang diperlukan untuk menjadi seorang ahli
Mesin2 Rotasi atau ahli Perawatan Mesin wajib mempunyai
kompetensi dibidang Alignment system
Adapun hal2 pokok yang harus di ketahui sebagai berikut :
1. Harus mengetahui beda alignment dan misalignment.
2. Dapat melakukan pekerjaan alignment.
3. Mengenal dan dapat memakai alat alignment
4. Mengetahui tanda2 misalignment pada mesin yang
beroperasi.
5. Mengetahui akibat mesin2 beroperasi dalam kondisi
misalignment.
6. Mengetahui macam dan prinsip kerja kopling
7. Mengetahui mesin2 rotasi dengan masing2 karakternya.
8. Mengetahui factor2 yang mempengaruhi alignment.
9. Mengetahui faktor2 yang harus diperhatikan dalam melakukan
alignment.
Tanpa mengetahui persoalan2 tsb. diatas, akan sulit untuk mencapai
keandalan atau reliabilitas. Keandalan mesin2 sangat diperlukan untuk
mencapai produksi sesuai yang di targetkan dengan beaya yang ekonomis
..
Untuk mencapai tingkat profresional atau seorang ahli juga harus dapat
mempergunakan berbagai macam peralatan alignment, metode, serta tahu
factor2 yang mempengaruhi alignment mesin serta akibat2nya.
Motor
Kompresor
Page 51
Page 52
-0+
10
20
50
30
40
40
30
30
50
-0+
10
20
10
20
30
40
10
20
40
B
Gb: 31
Type Bottom plunyer
Gb : 32
Type back plunyer
Bagian2 penting :
1. Plunyer , bila tertekan/ bertambah pendek maka jarum akan
bergerak berputar kekanan artinya berharga positip,
2. Bila plunyer
memanjang jarum bergerak kekiri artinya
berharga negatip.
3. Harga pada skala diatas 10 = 10 mils atau 0,254 mm
4. Bila jarum menempuh satu putaran, berarti harga penunjukan
mencapai 100 mils = 2,54 mm.
Skala pada umumnya di buat 2 macam yaitu inchi atau metric ;
Skala dengan range 0-25 mm , 0-50mm, tiap strip 0.001mm
Skala dengan range 0-0.5 inch , 0-1.0 in. ,tiap strip 0.00.01 in
Note : 1mil = 0.001 in = 1 tho = 0,0254 mm
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 53
10
20
-0+
10
20
30
40
30
40
50
10
20
-0+
10
20
10
20
-0+
10
20
30
40
30
40
30
40
30
40
50
-70
50
10
20
30
40
-0+
10
20
50
30
40
-25
+40
30
40
10
20
-0+
10
20
50
30
40
+75
Gb : 33
Penunjukan :
1. Plunyer dianggap tidak bergerak atau di set 0, jarum pada
posisi 0
2. Plunyer bergerak masuk atau keatas , jarum berputar
kekanan atau searah jarum jam, jarum menunjukan + 40 mils
3. Plunyer bergerak masuk atau keatas, jarumberputar kekanan
atau searah jarum jam, jarum menunjukan + 75 mils
4. Plunyer bergerak keluar atau kebawah, jarum berputar kekiri
atau kebalikan arah jarum jam, jarum menunjukan - 25 mils
5. Plunyer bergerak keluar atau kebawah , jarum berputar kekiri
atau kebalikan arah jarum jam, jarum menunjukan -70 mils
Page 54
Dial Indicator
Gb: 34
G
b
Gb: 35
Dial indicator dengan
rancangan penunjukan
digital, pembacaan
langsung dapat dibaca ,
sangat mengurangi salah
baca
Gb: 36
Dial indicator yang paling
banyak dipakai,
pembacaan model analog
Page 55
Pemegang Dial
Untuk dapat menggunakan dial maka diperlukan pemegang yang
cukup kokoh agar penunjukan dial tidaksalah.
Gb: 37
Pemegang dengan
sistim klem
Gb : 38
Pemegang yang
disebut Magnit Base
Gb : 39
Pemegang dengan batang
flexible dipakai untuk hal
yang kusus
Page 56
atas
kiri
Gb: 40
bawah
0
-5
kanan
0
- 20
-25
(-5) + (-5) = (-25)
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
+42
+20
+62
(+20)+(+42)=(+62)
Page 57
atas
0
0
0
0
kiri
-5
+10
0
+7
kanan
+26
-10
-15
0
bawah
+21
0
-15
+7
Sebab Kesalahan/penyimpangan :
Jika hasil penunjukan tidak mengikuti aturan tsb. diatas maka
kemungkinan ada kesalahan2 al :
Gb: 41.a
Dial tidak tepat posisi
jam 0,3,6 & 9
Cara mengatasi, plunyer dial
harus tepat pada jam 0,3,6,9
Gb: 41.b
Dial plunyernya tidak tegak
lurus dengan bidang
Tip
agar hasil
bacaan
semp
Mengatasi
: harus
dipastikan
bahwa plunyer harus tegak
lurus
Gb: 41.c
Dial lintasanya membentuk
elliptical, karena posisi kopling
mungkin sangat2 misalignment.
Page 58
Gb: 42
Jarum harus tegak lurus ke permukaan, pemegang harus kokoh. Dan
sebaiknya mengambil bacaan lebih dari 2 kali. Misal 3 kali, kedua
kopling diputar ber-sama2 kemudian dirata2 untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat.
Atas (jam 12)
0
-1
0
Kiri (jam9)
-10
-11
-9
Gb: 43
Bawah (jam 6)
-14
-16
-18
Titik
perputaran
D
D
+2D
Page 59
C Run out .
Run out dapat diartikan ke-tidak lurusan, benjolan/tonjolan pada
lingkaran atau permukaan. Misal bola ada tonjolan2 pada tempat
tertentu, gelang tidak bulat sempurna, poros tidak lurus lagi.
Sebab2 terjadinya run-out al: kondisi memang sudah bengkok,
penyok atau pembuatanya tidak sempurna atau tidak rata.
Run out harus di chek dulu agar tidak timbul penunjukan data yang
salah, sehingga dapat menghasilkan data yang menyimpang atau
salah dan juga menyulitkan pekerjaan alignment.
Macam run-out/ penyimpangan :
1. Hub kopling benjol
2. Poros bengkok (shaft bend)
3. Lubang poros pada hub tidak ditengah (Bore out of center)
4. Sumbu lubang tidak segaris sumbu hub (coupling hub skew
bored)
5. Sumbu poros tidak tegak lurus pada face casing frame
6. Sumbu poros tidak sejajar dengan face
7. Sumbu poros tidak sejajar base plate/ mounting
8. Baseplate kedua mesin tidak segaris (angular misalignment)
9. Baseplate kedua mesin sejajar tapi tidak segaris (parallel
misalignment)
10. Sumbu poros tidak center /konsentris pada frame
11. Konsentrisitas pada counter bore frame
12. Axial displacement.
1.Run out pada coupling hub :
Kopling umumnya di buat sangat presisi, simitris dan dibalance,
namun kesalahan atau ketidak sempurnaan mungkin bisa terjadi.
Hub kopling sangat mungkin tidak memiliki lingkar sempurna :
permukaan tidak rata/benjol, elip, kena benturan, proses karat,
pembuatan tidak sempurna, lubang bore tidak senter-tengah dll.
Sehingga sangat perlu di chek run out nya , untuk mendapatkan data
serta pekerjaan alignment yang akurat.
Gb : 44
Lingkar Hub Kopling
harus di chek
Page 60
Gb 45:
Cara melakukan :
Gambar diatas akan mengechek run out hub kopling motor listrik
1. Pasang bracket/pemegang pada hub kopling pompa
2. Jarum dial menunjuk pada hub kopling motor
3. Hub kopling motor dibagi mejadi 4 dan beri tanda jam 12.00 ,
3.00 , 6.00 , 9.00
4. Jarum set menyentuh hub bagian atas dan penunjukan di
angka skala 0.00
5. Putar hub kopling motor, hub kopling pompa tetap/dial tidak
diputar.
6. Putar 360 derajat, catat setiap posisi minimal 4 posisi, yaitu
jam 12.00, jam 3.00, jam 6.00, jam 9.00.
7. Setelah kembali ke jam 12.00 jarum dial seharusnya
menunjuk kembali ke angka 0 , jika tidak nol kemungkinan
ada kesalahan saat memutar atau kesalahan dalam dial
indicator.
8. Disarankan untuk mengambil bacaan lebih dari satu-kali,
kemudian di rata2.
Page 61
Atas
kanan
bawah
kiri
+0,01
+0,05
-0.05
+0,02
+0,04
-0,04
+0,02
+0,06
-0,03
+0,016
+0,05
0,04
-05
+1
Rata2
0
+05
Penempatan magnit-base
Gb : 46
Gb : 47
Magnit-base diletakan
pada motor listrik dan
selanjutnya bacaan seperti
pada Gb:
Page 62
Gb: 48
2
0
Coupling hub
skew bored
Bila keadaan kopling seperti kasus tsb diatas, maka pilihan terbaik
adalah mengganti kopling dengan sumbu bore yang segaris dengan
sumbu kopling . Karena akibat dari kondisi tsb, jika dipaksakan
mungkin harus di bayar mahal : kerusakan premature pada kopling,
bearing, mechanical-seal, poros dll.
Run out / bore out of center
6
6
0
Gb: 49
Page 63
Poros bengkok
2
0
Coupling hub
skew bored
Gb:50
Poros bengkok merupakan kondisi yang sangat sulit di pertahankan.
Cara mengatasi :
Diluruskan pada bangku mesin tekan hydrolik dan di check di
mesin bubut.
0 - 800
Toleransi Maximum
TIR inchi (total indicator
Runout)
4 mils ( 0.004 )
1800 - 3600
2 mils ( 0.002 )
0,05 mm
> 3600
< 0,05 mm
RPM
(Putaran Mesin)
Toleransi Maximum
TIR ( metric)
0,10 mm
Keterangan :
TIR = Total Indicator Runout , yaitu penunjukan bacaan dial-indicator.
Page 64
Axial clearence
Axial clearence atau biasa disebut endplay perlu di chek untuk
menentukan posisi poros pada saat pemasangan kopling mesin yang
yang memounyai thrust bearing ( pompa, compresor, turbin)
Gb : 51
Axial clearence dimaksukan untuk mengetahui clearence dari axial/thrustbearing dan perlu diadakan seting pada thrust-bearing jika diperlukan.
Cara pengechekan :
Dial-indicator diletakan pada base-plate atau kopling satunya .
Dorong ke salah satu arah (misak kekanan)
Setel penunjukan dial 0
Kemudian dorong kekiri dan baca penunjukan dial.
Ulangi beberapa kali dan ambil rata2.
Radial clearence
+
Gb: 52.a
+
Gb: 52.b
Page 65
Gambar 52
Adalah pemakaian dial indicator
untuk :
Mengechek gerak axial poros
,atau end-ply, dengan cara
berapa penunjukan majumundur poros
Mengechek axial clearence
,dengan cara berapa
penunjukan gerak keatasbawah
Mengechek run out, centerline dengan berapa
penunjukan saat di putar ,
pada bagian depan & blakang
Soft Food
Soft Foot di definisikan sebagai kondisi buruk pada kontak kaki
mesin terhadap base-plate atau frame. Studi menunjukan bahwa
lebih dari 40% misalignment ada hubungannya dengan soft foot,
sehingga sangat perlu di pahami perihal ini.
Problem Soft-foot diketahui ada 3 macam, yaitu static soft-foot,
dynamic soft-foot dan soft-foot akibat resonansi saat dioperasi kan.
Page 66
Gb: 54
Kotoran/karatan :
langkah yang selalu
harus dikerjakan jaitu
harus selalu memeriksa
dan membersihkan
kotoran /karat pada
semua kaki/shim
Page 67
Dynamic soft-foot :
Jenis ini akibat saat mesin dioperasikan, hal ini pengaruh :
Pemuaian mesin akibat kenaikan suhu
Pergeseran mesin akibat pipe strain atau tarikan/tekanan pipa.
Pergeseran mesin akibat tekanan atau aliran media dalam mesin..
Kaki pendek
Gb :55
Short foot
atau kaki kependekan, terjadi ketika base pads rata tetapi kaki tidak
duduk merata , maka kondisi ini disebut short foot. Cara
memperbaiki adalah dengan memasang shim yang sesuai pada kaki
tsb.
Rongga bersudut
Gb : 56
Angled Foot/
Mounting Pad : Ini terjadi bila kaki mesin atau base-pad tidak rata
akibat dari kaki yang menyudut. Cara mengoreksi adalah dengan
machining/meratakan atau memasang shim dengan bentuk mengikuti
kemiringan
Page 68
Feeler-gage
1
3
2
Gb :
Gb : 57
Langkah 2
Untuk menghilangkan atau memperkecil soft-foot pasanglah shim
atau special wedges di setiap kaki sesuai dengan hasil pemeriksa an
tsb datas.
Gb : 58 :
Page 69
Langkah 3
Dengan memakai feeler gage kita check gap dibawah semua kaki2
pada posisi 1, 2 ,3, 4. Kondisi Soft-foot dapat diketahui dengan
melihat ukuran feeler-gage tsb dan catatlah.
Gb: 59.a
Gb : 59.b
Langkah 4
Setelah semua kaki sudah dipasang shim yang sesuai dengan gap
yang terukur maka lakukan tahap berikut :
Lakukan langkah ini untuk mengoreksi ulang atau mendapatkan hasil
achir , dan selanjutnya langkah alignment dapat di mulai.
1. Kencangkan semua baut fondasi
2. Pasang dial indicator di sudut kaki dekat baut pengikat set
pada penunjukan 0 kemudian kendorkan dengan hati2, catat
penunjukan dial-indicator catat.
3. Kencangkan lagi baut tsb. dan pindah ke baut berikut
4. Ulangi lakukan prosedur yang sama pada kaki yang lain, satu
demi satu dan catat.
Catatan :
Toleransi soft-foot
disarankan pada harga
penunjukan dialindicator :
0.002 - 0.004
(0.05 mm 0.1 mm)
Gb : 60
Dial indicator dengan base
magnit : Soft-foot sangat
baik di chek dengan alat ini
Page 70
Gb: 61
Page 71
0.02
0.20
0.18
0.03
0.0
0.0
0,0
0,25
Page 72
Page 73
A. Persiapan Alignment
B. Metode Alignment Kasar
C Metode Dial Indicator
Page 74
Page 75
Page 76
dicapai berapa harga cold & hot alignment: kemudian merubah posisi
mesin vertikal, lateral dan aksial.
Memeriksa ulang alignment , kalkulasi lagi perpindahan yang
dibutuhkan dan ulang prosedur ini sampai mendapatkan harga
alignmant mesin dalam batas toleransi yang diijinkan.
Hasil
Chek kekencangan baut pondasi dan ambil data alignment yang
terachir.
Pasang kembali kopling (matching tanda sewaktu membongkar),
coba apakak mudah diputar, kemudian pasang kembali tutup
kopling.
Setelah pekerjaan selesai dan system permit dibuka, operasikan
mesin untuk memastikan pekerjaan berhasil baik. Perhatikan
selama mesin dioperasikan dan ambil data : suhu bearing,
vibrasi dan parameter lainnya.
Pantau dan catat selama waktu kira2 1 jam, hasil sudah dapat
disiimpulkan apakah alignment berhasil baik.
Page 77
Metode Alinment.
Metode kasar
Metode dial indicator
Cerita lama.
Jangan heran jika kita suatu saat berkunjung kesebuah pabrik dan
bertanyalah kepada seorang mekanik
menanyakan tentang
alignment.
Dia dengan bangga mengatakan sbb: saya sudah puluhan tahun
berpengalaman dan menangani mesin dengan alat ini (sebuah
penggaris) untuk me-alignment dan tidak apa2.
Contoh pandangan seperti inilah yang harus diubah , bahkan ada
yang mengandalkan filling mata.
Sudahkah ?
alignment
Gb:62
Apakah ketelitian mata dapat terukur dan dapat dipertanggung
jawabkan? Jawabnya ada pada anda sendiri.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 78
B. Metode kasar.
Metode yang paling kuno, paling sederhana , paling kasar ini hasilnya
tentu untung2an , mungkin hasilnya baik tapi bisa juga kerusakan
fatal. Peralatan yang dipakai al: penggaris logam/metal, taper gage,
feeler gage atau inside mircometer.
Keuntungan :
Kopling tidak perlu diputar
Alat cukup sederhana , murah harganya
Cara sangat sederhana , cepat dan mudah
mengerjakannya .
Kerugian2 :
Tidak kurang teliti/akurat.
Hasil kurang dapat dipertanggung-jawapkan.
Tidak direkomendasikan untuk mesin2 kapasitas besar,
putaran tinggi,
Sulit dibuat perhitungan2 dan catatan yang akurat.
Hanya untuk kopling yang mempunyai toleransi sangat
tinggi.
Metode penggaris
Menggunakan penggaris untuk menentukan parallel gap. Cara ini
dapat dilakukan hanya jika diameter hub-kopling sama, atau
langsung menggunakan penggaris pasa poros jika diameter poros
juga sama.
Prinsipnya : dengan mengandalkan ketelitian mata untuk menentukan
penyimpangan alignment seperti terlihat gambar dibawah ini.
Page 79
Langkah2 alignment :
Pilihlah mesin yang mudah direposisi misal motor listrik Gb.63
Untuk menentukan apakah motor harus naik atau turun, letakan
penggaris pada bagian atas kopling.
Ukurlah parallel gap X misal 10 mils dengan feeler gage , mesin
B kurang naik 10 mils.
Tambahkanlah shim 10 mils di empat kaki motor.
Selanjutnya letakan penggaris pada sisi kiri atau kanan kopling
untuk mengetahui apakah motor harus digeser kekiri atau
kekanan.
Pada contoh ini diansumsikanm motor perlu digeser kekanan
sebesar Y.
Setelah mengadakan reposisi berdasarkan pengukuran tsb,
sebaiknya di chek lagi seperti langkah awal.
Jika pengechekan masih belum alignment, kita harus melakukan
reposisi lagi.
A
B
.
(
pompa
motor
Dinaikan
Pada keempat
kakinya 10
Page 80
2
Gb 64 a
3
6
Feeler gage
mengukur
Axial gap
A
B
Gb: 64 b
Gb 64,c
Page 81
IB
Taper gage
OB
IB
OB
B
A
F /H = x/B = y/A
x = F.B / H.
y = F.A / H
Hubungan antara diameter kopling jarak dan tinggi
Rumusan ini dipakai dasar untuk perhitungan cara tsb diatas
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 82
Perhitungan praktis :
Posisi poros seperti gambar ;
Axial : Penunjukan atas 15 mils , bawah 3 mils ,
Jadi F = 15 3 = 12 mils
Penunjukan kiri kanan, 10 mils 2 mils = 8 mils
Misal diamater kopling H = 4 inch ,
jarak kopling ke kaki IB = B = 10 inch ,
jarak kopling ke kaki OB = A = 20 inch
hitungan untuk reposisi naik turun :
x = F.B / H. = 12 MILS. 10 INCH /4.INCH = 30 MILS
y = F.A / H. = 12 MILS. 20 INCH /4.INCH = 60 MILS
kaki OB harus ditambah shim 60 mils
kaki IB harus ditambah shim 30 mils
Hitungan untuk reposisi kekiri kanan dengan cara yang sama:
Melakukan reposisi.
Tujuan mereposisi,yaitu merubah posisi dua mesin atau lebih yang di
kopel agar sumbu2nya segaris.
Untuk melakukan reposisi harus dilakukan secara akurat,
dihindarkan coba2 atau trial-error, karena akan memakan waktu
yang lama dan hasil nya pasti untung2an. Untuk mendaptakan
hasil yang akurat pakailah cara2 perhitungan : grafis, analitis
atau dengan alat optic alignment, laser.
Kita harus bisa menggambarkan posisi mesin setelah
mengetahui hasil pengukuran dengan alat apapun.
Melakukan perhitungan2 dan menentukan besarnya reposisi di
setiap kaki.
Angular misalignment.
Bagaimana jika posisi poros contoh diatas seperti gambar ;
Penunjukan gap/jarak kopling antara kiri dan kanan, atas dan bawah
berbeda maka selisih itulah yang harus dikoreksi :
Pompa
motor
Gb: 68
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 83
4
B
B
1
Gb: 69
Mesin B harus digeser pada kaki depan lebih banyak dari kaki belakang.
Cara menggeser :
Baut 1 tidak dikendurkan ,
Kemudian kendorkan baut fondasi 2,3,4
Pasang dial di 2 atau 3 untuk memantau gerakan dorong
Lakukan reposisi , memutar / mendorong jackbolt
Untuk menggeser pakailah jack-bolt, harus dihindari cara
menggeser dengan memukul kaki2 mesin dengan hamer besi,
karena dapat menyebabkan pecah, retak atau penyok.
Kemudian kencangkan semua baut..
Page 84
pompa
motor
Diturunkan
Pada keempat
kakinya
Pompa
motor
Page 85
Page 86
Gb: 71 Reverse
Page 87
Membaca Dial
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami
dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan
mengakibatkan hasil salah & fatal.
Kesalahan seperti dibahas dihalaman depan banyak sebab mengapa
penunjukan bisa salah.
Kesalahn utama di golongakan sbb :
Pemasangan dial tidak kokoh : kendor, ada sag, tidak sejajar,
posisi tidak tepat
Kesahan pada alat ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer
Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman
skala salah sehingga hasil perhitungan atau penggambaran
salah.
Pembacaan radial
1.Jarum di mesin B: posisi Atas ( jam 12 ) dan bawah ( jam 6 )
atas
A
Dial di kopling B
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = + 10
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih rendah
dari mesin A sebesar 10/2 = + 5
Gb: 73.a
A
Dial di kopling B
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = - 10
jika digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih tinggi
dari mesin A sebesar --10/2 = - 5
Gb: 73.b
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 88
Dial di kopling A
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = - 12
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih
rendah dari mesin A sebesar 12/2 = - 6
bawah
Gb: 74.a
Dial di kopling A
bacaan di jam.12= 0
bacaan di jam 6 = + 12
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih
tinggi dari mesin A sebesar
12/2 = + 6
Gb: 74.b
Untuk penunjukan kiri kanan dapat dipakai analog diatas
3. Kondisi sumbu berimpit
Dial di kopling A atau B
bacaan di jam.12= 0
bacaan di jam 6 = 0
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B
sama tinggi dari mesin A
Alignment saat operasi
seperti gambar ( 0,0 ) inilah
yang ingin dicapai
Gb: 75
Page 89
Sebelum dial
indikator dipakai
harus dichek dulu
sag nya, untuk
dipakai
mengoreksi
ketika membuat
perhitungan2
A1
A1
Jika dial di top di set di angka 0 bila di bottom menunjuk angak 10, itu
berarti di sumbu terjadi sag sebesar 10/2 = 5
Metode Rim & Face
Pasanglah pemegang dial pada mesin yang mudah diputar dan dialindicator jarum menunjuk pada face (muka) dan rim (lingkar kopling)
pada mesin yang diam.
Semua langkah prealignment ABC ( run-out, soft-foot, sag, safety,)
tsb. diatas sudah dilakukan.
motor
pompa
Gb : 76
Page 90
Persiapan.
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis, harus diambil
ukuran :
Jarak antara kopling diambil dari titik jarum menunjuk = c
Jarak kaki mesin2, atau jarak baut kaki. = a, b, d, e
Diameter lingkaran kopling yang dilalui jarum dial
Siapkan alat tulis atau kertas-millimeter
Lakukan langkah persiapan seperti tsb. diatas : check soft foot,
run out, sag, pipe strain, dll.
Periksalah semua peralatan yang diperlukan dalam kondisi baik.
Pasanglah pemegang / bracket pada mesin yang mudah diputar,
cukup kokoh tidak goyang atau kendor, agar tidak terjadi salah
baca atau salah tunjuk.
Pemasangan seperti gambar, bracket pada salah satu poros
mesin dan dial ke muka dan lingkaran kopling mesin lain.
Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
Jika memungkinkan putar kedua kopling bersamaan, untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 .
catat pengukuran ini bisa (positif atau negatif)
Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk ke 0
lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus
dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan
yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak menimbulkan pipe
strain.
Perhitungan cara ini ada dua macam, yaitu matematis dan grafis dan
akan dibahas pada bab2 berikut.
Keuntungan cara Rim & Face
1. Cukup satu porosshaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik
untuk me-align pasangan mesin dimana salah satunya sulit
diputar ataupun mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial,
tidak perlu diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan
kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada
ruang untuk penempatan dial-indicator
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 91
Kerugian
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor
mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing,
karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
Memasang dial ganda.
Gb: 77
Dengan memasang dua pasang seperti gambar diatas adalah cara
yang sangat cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar
menghasilkan dua penunjukan kemudian di rata2, sehingga
menghasilkan angka yang lebih teliti, tetapi harus lebih hati2 dalam
mencatat dan kalkulasi agar tidak terjadi kekeliruan.
Cara reverse indicator
Cara memasang dial-indicator saling-berbalik. Jarum dial-indicator
semua menunjuk pada lingkar luar kopling. serta semua langkah
prealignment ABC ( run-out, soft-foot, sag, safety,) tsb. diatas sudah
dilakukan
Motor
Pompa
Gb: 78
1
2
3
Page 92
Langkah awal
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis harus mengambil
ukuran :
Jarak antara kopling diambil dari titik jarum dial (1)
Jarak kaki mesin2 (2, 3)
Diameter lingkaran kopling yang dilalui jarum dial
Siapkan alat tulis atau kertas-millimeter atau kalkulator
Langkah pasang
Periksalah semua peralatan dalam kondisi baik.
Pasanglah pemegang / bracket cukup kokoh tidak goyang atau
kendor, agar tidak terjadi salah baca atau salah tunjuk.
Pemasangan seperti gambar, bracket pada kedua satu poros
mesin dan dial ke lingkaran kedua kopling mesin.
Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 .
catat pengukuran ini bisa (positif atau negatif)
Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk ke 0
lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus
dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan
yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak menimbulkan pipe
strain.
Keuntungan cara reverse indicator
1. Secara geometris lebih akurat daripada metode face & rim.
2. Pengukuran tidak diganggu oleh perpindahan aksial dari rotor ,
sewaktu pengambilan data. Misal motor listrik tidak memiliki
bearing aksial, sehingga jika diputar tidak menimbulkan
kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter kecil maupun besar,
4. Lebih sederhana untuk menggambarkan perpindahan dinamis
dari mesin.
5. Dapat mudah dilakukan dengan tidak perlu melepas kopling
spacer.
6. Dapat dipakai untuk mesin yang koplingnya mempunyai spool
piece panjang.
Page 93
Kerugian
1. Kita harus memutar kedua poros,
2. Sulit melakukan pengukuran pada jarak antara poros/koplig yang
sangat panjang.
3. Tidak dapat digunakan pada poros yang terlalu dekat satu sama
lain , dimana jarak antara poros adalah lebih kecil daripada
diameter kopling
Prosedur:
1. Pasanglah bracket ke poros dan pasang indicator sama jarak
pada spool, dengan indicator meneyentuh diameter luar spool.
2. Buat indicator pada angka 0 pada posisi jam 12.
3. Putar pelahan kedua poros dan kopling spool. Baca nilai indicator
pada posisi jam 3, 6, & 9 ( + atau -)
4. Kembalikan ke posisi jam 12 untuk memastikan indicator kembali
kenilai 0
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 kali untuk memastikan penunjukan harga
yang betul.
6. Jika kita hanya memakai satu bracket, maka pasang dial
bergantian pada poros yang lain dan ulangi langkah 1 s/d 5
Page 94
B.
C.
D.
E.
F.
G.
Gb: 80
Pemasangan titik dial dapat diplih di kopling seperti gambar
diatas.
Page 95
Page 96
BAB VI KALKULASI
A. Formula Matematis Rim & Face
Untuk melakukan alignment dapat dikalkulasi secara matematis.
Putarlah kedua mesin jika memungkinkan tapi jika tidak mungkin
sebaiknya pasanglah dial pada mesin yang mudah diputar, jarum
pada mesin yang akan direposisi
A
NAIK
Atau
KIRI
B
C
POMPA
MOTOR
TURUN
Atau
KANAN
D
E
OB dr
IB dr
IBdn
OBdn
Gb: 81
Perpindahan untuk
motor / driver
IBdr
F .B
2
H F
OBdr
H F
F.B
OBdn
F E C
2
H F
F .OA
2
IBdn
F D C
H 2 F2
Page 97
T
0
L
+1
Axial
(F)
T
R
+1
L
-6
B
+2
Vertical
F = (+2 0)
Radial
(Y)
R
-7
B
-13
= +2
(bawah atas)
A = 240 mm
B = 130 mm
C = 30 mm
D = 130 mm
E = 240 mm
H = 50 mm
Dengan rumus diatas kita masukan harga2 tsb. kita cukup memilih
salah satu mesin yangakan di reposisi, terutama dipilih
yang mudah dan tidak ada hambatan pipe strain, atau
hambatan lainnya.
Petunjuk.
Pemasangan dial indicator harus cukup kokoh, tidak goyang atau
tidak berubah saat di kopling diputar.
Pengukuran2 harus diukur secara sangat teliti.
Pengukuran dengan dial indictor perlu dilakukan beberapa kali,
kemudian harga di-rata2
Page 98
Horizontal :
IBdr
F .B
2
H F
OBdr
F.A
2
H F
IBdn
F D C
2
H F
OBdn
F E C
H 2 F2
IBdr
OBdr
IBdn
OBdn
0 x130
0,5 0,5
50 2 0 2
0 x 240
50 2 0 2
0 x100
50 2 0 2
0 x210
50 2 0 2
0.5 0,5
0,5 0,5
0,5 0,5
Page 99
IBdr
F .B
2
H F
OBdr
F.A
2
H F
IBdn
OBdn
F D C
H2 F2
F E C
2
H F
(2 x130)
IBdr
OBdr
6,5 11,7
50 2 2 2
(2 x 240)
502 22
IBdn
6,5 16,1
OBdn
2 x210
502 22
6,5 1,9
Page 100
Naik
motor
pompa
a
turun
OBdr
IBdr
IBdn
OBdn
horizontal
Geser
Vertical
OBdr
IBdr
IBdn
OBdn
Kanan
Gb:82
Selanjutnya jika kita ingin melakukan vertical reposisi motor sbb:
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menambah shim = 11,7 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menambah shim = 16,1mm
Jika yang direposisi vertical pompa :
IBdn (inboard driven=kaki dalam pompa) mengurangi shim = 2,5 mm
OBdn (outboard driven =kaki luar pompa) menambah shim = 1,9 mm
Untuk Horizontal reposisi motor :
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menggeser kekiri = 0,5 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menggeser kekiri = 0,5mm
Horizontal reposisi pompa :
IBdn (inboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5mm
OBdn (outboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5 mm
Contoh Rim & Face
Dengan perhitungan metode segitiga sebangun Rim & Face
Dari segitiga sebangun dapat di rumuskan sbb : F/H = x/B = y/A
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 101
Sehingga
Dan
-> x = F.B /H
-> y = F.A /H
Angular misalignment
Motor ( Movable )
Pump ( Fix )
Y
H
x
F
B= 10
Contoh :
Diketahui bahwa :
B = 10 cm
H = 20 cm
A = 50 cm
Vertical
X =.F.B/H = 14.10/ 20 = 7
Y = F.A/H = 14.50/20 = 35
Vertical reposisi
Angular
Parallel
A= 50
0
-2
14
IBM atau x
7
2,5
Y
5
5
= 2.5
OBM atau y
2
35
2.5
9,5
37,5
Reposisi vertical IB harus diturunkan sebesar x = 9,5 mils dan OB
diturunkan sebesar y = 37,5
Page 102
Motor ( Movable
H
B
A
TIR = Total indicator reading
x = y = (TIR) = 5/2 = 2,5
Horizontal
F=95=4
Y =( 7 (-2) ) / 2 = 4,5
Horizontal
Angular
Parallel
X =.F.B/H = 4.10 / 20 = 2
Y = F.A/H = 4.50 / 20 = 20
IBM atau x
2
4,5
OBM atau y
20
4,.5
6,5
24,5
Page 103
C
X
OBdr
IBdr
IBdn
OBdn
Gb: 83
Formula
Reverse
dial
indicator
Pilihlah
salah satu
mesin yang
mudah
direposisi
OBdn
DY X
Y
C
OBdr
A( X ) (Y )
Y
C
=
setengah
nilai
dari X
pembacaan dial, dimana
braket dipasang pada shaft
driver/motor
unit,
dan
pengukuran diambil dari
shaft driven
IBdr
B( X ) (Y )
Y
C
IBdn
E Y X
Y
C
=
setengah
nilai
dari
pembacaan dial, dimana
braket dipasang pada shaft
driven, dan pengukuran
diambil dari shaft driver .)
Page 104
Motor ( Movable )
X
y
x
C
Y
B
A
A [(X) (Y)]
B [(X) (Y)]
IB M =
OB M =
C
kedalam
rumus
tsb
diatas
kita
Page 105
Page 106
Dari grafis diatas menggambarkan posisi motor & pompa dan arah
kemana harus direposisi.
Dengan skala tertentu dapat ditentukan sbb:
Motor harus ditambah shim agar vertical alignment tercapai
Motor harus digeser kekiri agar horizontal alignment tercapai
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 107
POMPA
(penunjukan bawah dipompa positive)
0
A
Kr
0
A
Kn
Kr
B
-6
Kn
B
+6
\
A penunjukan bawah negative
Page 108
MOTOR
(penunjukan bawah dipompa positive)
0
A
-2
Kr
0
A
Kn
-4
+2
Kr
+2
B
+4
B
-6
Motor
A :vertical
Kn
Pompa
Motor
B : horizontal
Pompa
Langkah sbb :
1. Untuk menggambar posisi kedua sumbu poros dipakai hasil penunjukan
dial dari kedua kopling
2. Misal jarak kopling/titik penunjukan dial 50mm, kemudian tentukan
skala kedalam kertas grafis misal 10mm = 1 skala datar
3. Buat sumbu referensi gambar posisi jarak kopling 5 skala datar
4. Penunjukan dial pada radial, harus diambil setengahnya kemudian
tentukan skala misal 1 = 1 skala mendatar.
5. Untuk vertical diambil dari penunjukan atas-bawah dan untuk horizontal
diambil dari pembacaan kiri-kanan .
6. Bila penunjukan positive, digambar skala diatas sumbu referensi, bila
negative digambar kebawah
7. Poros motor digambar sebelah kiri dan pompa digambar sebelah kanan.
8. Gambar B posisi kedua sumbu poros dilihat dari atas ( horizontal
misalignment), seterusnya kita harus memperbaiki dulu alignment
horizontal , dengan menggeser motor kekiri
Page 109
POMPA
0
A
-12 Kr
0
A
Kn -18
+5 Kr
Kn +15
B
-30
B
+20
MOTOR
POMPA
0
A
0
A
Kr
Kn -6
Kr
B
-30
Kn +10
B
+20
Setelah dihitung (pada item 1,2 ) maka penunjukan dial dapat ditulis seperti gambar diatas
Page 110
MOTOR
POMPA
Page 111
A
D
D1
D2
UP
DOWN
LEFT
RIGH
Page 112
Contoh : TG-P-100
UP
B
D1
D2
DOWN
LEFT
RIGHT
Page 113
TG-P-300
Bh
UP
Bc
D1
D2
DOWN
LEFT
RIGHT
Page 114
Note :
A = garis sumbu poros mesin yang tetap ( tidak direposisi)
B = garis sumbu poros mesin sebelum direposisi
Bc = garis sumbu sesudah di-alignment. disebut cold-alignmennt
Cold alignment atau target aligment dihitung dengan mengkalkulasi (thermal-growth) pemuaian setelah dioperasikan
normal
Bh = garis sumbu mesin setelah pemuaian selama dioperasikan.
Dalam hal tertentu pemuaian bagian depan tidak sama dengan
bagian belakang, juga kemungkinan mesin bertambah dingin
selama dioperasikan. Maka target alignment harus di set lebih
tinggi.
Kartu Histori dan atau kartu spesifikasi diatas seyogyanya dibuat
untuk setiap mesin2 rotasi. Kartu tsb sangat berguna untuk
mengetahui masalah, dan problem solving dan spesifikasi yng
akurat. Contoh didihalaman ddepan ini dapat di kembangkan sendiri
oleh pembaca. Software dapat di buat sesuai dengan kebutuhan.
Bahasan kusus Thermal Growth
Thermal growth yang berkali2 disebut dalam buku ini sering belum
diketahui benar apa maksudnya.
Mesin selama dilakukan alignment tentunya dalam kondisi pada suhu
udara normal / ambien temperature, maka semua suhu rankaian
mesin relatif suhunya sama. Tetapi akan berubah suhu setelah
dioperasikan dan suhu operasi di masing2 mesin tidak akan sama.
Sebetulnya selain suhu banyak faktor : ( tekanan/suhu/arah aliran
cairan/gas, pipe strain, perubahan proses/load) yang mempengaruhi
perubahan tinggi/posisi mesin setelah dioperasikan.
Bagaimana kalau rangkaian mesin tsb lebih dari dua, mungkin tiga
atau empat.
Misal : Starting engine + Cluth kopling + Gas turbine L.Speed + Gas
Turbine H Speed + Gear-box + Generator.
Temperature saat dioperasikan berbeda-beda, dan ini harus di ukur
atau diketahui disetiap titik reposisi, untuk diperhitung dalam
menentukan Target-alignment (Cold-alignment). Pengukuran2 saat
kondisi Cold ataupun Hot dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Rumus dasar dari pemuaian : T x L x C
T = perubahan suhu
L = panjang atau tinggi
C = Koefisien muai bahan
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 115
Referensi Koef.Muai
Material
C (inch/inch/ derajat F)
Alminium
Bronze
Cast iron
Copper
Mild steel
0.0000126
0.0000101
0.0000059
0.0000092
0.0000063
Stainless
0.0000074
Motor
Pump
Mc
Mh
M
Page 116
Alignment Prosedur
Langkah
1
check alignment
awal/kasar
Tujuan
Prosedur
Mengetahui kondisi
awal untuk
perhitungan
Alignment cara
kasar
Ukur posisi
mrsin, jarak kaki,
diameter kopling,
dan yang
berhubungan
dgn alignment
Secure Acculign
atau Dynalign
refence
measurement
dasar
Shim yang
terpasang dari
fabrikan atau tanda.
Chek alignment
dengan misal :
reverse dial
indicator, optical ,
two indicator
method dll
tentukan derajat
alignment
Dasar untuk
melakukan koreksi
alignment
2d
Pastikan buat
baseline reference
utk step berikut
tentukan
estimasi
gerakan/
perubahan
mesin dari
dingin / cold ke
panas / hot
Alignment final
Setepat mungkin
Estimasikan muai
dan prosen
motion
Pengalaman
lapangan
Data dari histori
atau mesin yang
sejenis
Kalkulasi muai
panas
kalkulasi
desired cold
align position
Antisipasi
thremal growth &
mechanical
growth utnuk
emdapatkan cold
alignment versus
hot alignment
Estimasi thermal
& mechanical
growth dari step 3
tentukan koreksi
yang diperlukan
tentukan perubahan
shim dan reposis I
lateral utk
mendapatkan coldalignment pertama
Tambah/kurangk
an dari actual
posisi dari cold
aligment position
Repoisis mesin
Posisikan uth
mendapatkan cold
alingnent awal
Koreksi kalkulasi
di step 5
Verifikasi cold
alignment
Verifikasi bahwa
Desired position
telah tercapai
Ukur relative
machin position
(sama dgn step
2a)
2 indikator reading
Reverse indicator
reading
start-up mesin
Monitor gerakan
perubahan selama
periode start up
Ukur monitor
posisi sumbu
secar berkala
Indikon HAS
reading
Dynamic reading
Acculign reading
Optical reading
hot alignment
determination
Determine hot
alignment condition
Ukur posisi
sumbu mesin
setelah operasi
stabil
10a
shut down
matikan mesin
Acculign
measurements.
Dynalign reading.
Page 117
10b
11
12
Kalkulasi cold
ke hot motion
Check alignment
.dgn mesin stop,
tapi temperatur
harus mendekati
actual.
Verifikasi bahwa
mesin , telah di set
dengan cold dengan
benar
Segra
secepatnya
pasang dial ,
ambil bacaan
Two indicator
method
Revsrse indicator
Pakai metode
yang sesuai
Subtract cold
reading
refe.reding dari
hot alignmen
reading
Ukur cold
alignment dari
step 7 atau 11. hot
alignment step
9.Data dari static
hot chek di step
10b
Subtract thermal
growth yang
didapat dari
desired
(colinear)hot
align condition
utk mendapatkan
final cold
alignment.
Ukur thermal
growth yang
dikalkulasi di step
12
13
Kalkulasi posisi
final cold
alignment
14
Tentukan
koreksi yang
diperlukan
15
Kakukan reposis
mesin
16
Verifikasi target
alignment (
desired cold
alignment)
Verifikasi final
position
17
Monitor
Operation /
mesin
dioperasikan
Verifikasi continued
alignment selama
mesin dioperasikan
Ukur kontinu
atau periodik
pengambilan
data
Cold (actual)
position data dari
step 7 atau 11
Kalkulasi (desired)
position dari step
13
Shim & lateral
data dari step 14
Indikon HAS
reading
Dynamic reading
Acculign reading
Optical reading
Indikator HAS data
Dynamic data
Acculgn data
Prosedur ini di salin bebas dari Buku Turbo Machinery oleh James
L. Cox and Leon G Wilde )
Prosedure ini terutama di peruntukan major machinery , yaitu
mesin2 utama, yang besar, putaran tinngi, mahal dan kritikal. Misal
Steam Turbine Generator, Gas Turbine Generator. Steam Turbine
Compressor.
Page 118
Urutan alignment
Ilustrasi dibawah adalah tahap demi tahap squence alignment ,
digambarkan perubahan , dari cold sampai dengan kondisi hot.
T
Rough
alignment
Steps 1: 2
Pr
Ps
Q
R
R
First cold
alignment
Steps 3 to 7
R
T
Ps
Pr
Hot run
result
Steps 8 to 11
dQ
Steps 12 to 16
=dQ
dT
dR
dS
=dR
- dS
Desired cold
alignment
=dT
Steps 17
Q
Final
Operation
Correct
alignment
Page 119
Keterangan :
Grafik 1
Step 1, 2 . Dalam kondisi suhu udara kamar diadakan pengambilan
data alignment awal untuk mengetahui posisi kedua sumbu mesin
dan sebagai dasar perhitungan untuk melakukan koreksi.
Grafik 2
Step 3 ke 7. Dengan data yang dapat dikumpulkan : informasi dari
pabrikan, perkiraan suhu saat dioperasikan, kalkulasi perubahan
posisi maka dapat ditentukan cold alignment target dan dilakukan
cold alignment pertama.
Grafik 3
Step 8 ke 11. Start mesin , operasikan mesin, Lakukan pengukuran
perubahan selama di operasikan. Dapatkan data Hot alignment.
Stop mesin, segra lakukan chek alignment semasih panas, catat data
tsb. Kemudian lakukan lagi chek alignment setelah kondisi dingin.
Kalkulasi koreksi perubahan dari cold ke hot. Tentukan reposisi
mesin atau target cold alignment
Grafik 4
Dari hasil step 8 ke 11, step 12 ke 16 lakukan desired cold alignment
seperti step 7.
Grafik 5
Step 17. Operikan mesin, dengan harapan kedua sumbu dalam
kondisi kolinier. Lakukan monitor perubahan posisi kedua sumbu.
Kesimpulan dari metode alignment.
Lebih dari 30 tahun berbagai pihak melakukan riset perihal alignment.
Pihak pabrikan maupun pihak industri pemakai ingin mesinnya
handal dalam waktu yang lama, berbagai metode dan alat diciptakan
untuk melakukan alignment. Namun yang pertama harus di ketahui,
dipelajari yaitu langkah yang benar dan proses perubahan
alignment.Jika sudah paham maka alat2 tsb merupakan alat bantu
yang mempermudah dan mempercepat melakukan alignment dengan
akurat.
Berbagai alat telah di buat :
Dial indicator
Optalign
Acculign
Lacer align
Optical alignment
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 120
Page 121
Page 122
Page 123
7. Jumlah Shim
Dalam me-alignment jumlah shim yang dipasang dibawak tiap kaki2
mesin rotasi disarankan harus tidak lebih dari lima lembar shim,
sebaiknya hanya berjumlah tiga lembar saja. Jika terlalu banyak
lembar shim dapat menyebabkan masalah soft food. Ada pedoman
praktis yang bagus untuk di ikuti, menyebutkan bahwa jika untuk
jumlah beberapa lembar shim = 0.250 atau 6,35 mm maka harus
dibuat satu plat saja, dan biasanya terbuat dari plat stainless-steel.
Shim plat yang sudah berbentuk plat/blok ini dapat mempersingkat
waktu pengerjaan dan akurasi alignment.
8. Alignment Kopling Rigid
Kopling rigid atau juga disebut kopling fix tidak dapat di check
alignment langsung ( tanpa uncouple ) dengan dial indicator, karena
hasil akan menunjukan kopling tidak mis-alignment. Hal ini karena
kopling dibaut kuat sehingga fix dan tidak akan memunjukan adanya
mis-alingment.
Ada dua cara untuk mengechek alignment yaitu dengan uncouple
(melepas baut kopling ) atau dengan mengendori baut kopling. Kedua
cara ini direkomendasikan untuk dipakai dalam melakukan alignment.
Pasanglah dial indicator dan selanjutnya lakukanlah sesuai dengan
metode tsb untuk mendapatkan bacaan alignment dan melakukan
alignment secara akurat.
9. Mengganti grease (gemuk)
Kopling flexible jenis gear yang paling banyak dipasang untuk Motor
listrik Pompa. Jenis kopling ini sangat memerlukan pelumasan
jenis grease agar berfungsi dengan baik. Pemeriksaan, penggantian
grease harus di jadwal dengan baik.
Bagaimana cara memberikan grease atau melumasi yang benar,
karena kesalahan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan kopling
dan motor ataupun pompanya.
Pastikan memilih grade /standard NGLI / kekentalan yang
sesuai dengan rekomendasi (misal NGLI 0).
Bukalah kopling hub untuk pemeriksaan dan pembersihan.
Bersihkan grease lama yang akan diganti
Lumuri semua permukaan gear kopling secara merata.
Jangan pasang dulu plug grease untuk memberi grease
yang berlebihan kesempatan keluar saat di putar.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 124
Page 125
Lampiran 1
PERUBAHAN SUHU SAAT OPERASI
Proses perubahan alignment akibat kenaikan suhu digambarkan
secara bertahap dari kondisi 1 s/d 4 :
Kondisi 1 : yaitu saat suhu mesin sama dengan suhu ruang
(ambient temperature ). Mesin dialignment sempurna 0.00.
Kondisi 2 : Mesin mulai dioperasikan, maka suhu mesin mulailah
bertambah panas, tetapi kompresor lebih panas dan lebih cepat
kenaikannya. Terlihatlah bahwa kedua sumbu tidak lagi segaris,
dengan kata lain mulailah kondisi misalignment terjadi
Kondisi 3 : Suhu kedua mesin sudah stabil pada panasan
tertentu, tetapi motor lebih panas. Garis kedua sumbu mesin
semakin jauh berdeda tinggi dan tidak segaris. Misalgnment
kedua mesin semakin besar dan tidak dapat di-tolerir lagi, dan
jika dibiarkan kita tinggal tunggu waktu untuk kerusakan yang
lebih parah.
Page 126
Skala panas/suhu
Kesimpulan :
Harus diukur besar kenaikan susu , kemudian di
perhitungkan saat cold alignment, agar pada kondisi
hot atau operasianal, mesin mengalami alignment
sempurna
Page 127
Lampiran 2 :
KOREKSI KARENA PEMUAIAN YANG TIDAK SAMA
Perlu kita ketahui bahwa ?
Me-alignment .0000 tidaklah selalu betul.
Cara menghitung perubahan / pemuaian tinggi mesin akibat
perubahan suhu
Mengapa ? Karena pada kondisi tertentu mengsyaratkan untuk tidak
dialignment 0000.
Kondisi ini harus dipertimbangkan:
1. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami kenaikan
panas yang sama, mencapai temperatur sama, maka alignment
harus 0000.
2. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami kenaikan
panas yang tidak sama, sehingga akan mencapai temperatur
tidak sama, maka alignment mesin yang lebih panas harus di
reposisi lebih rendah.
3. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami penurunan
panas yang sama, dan akan mencapai temperatur sama, maka
alignment harus 0000.
4. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami penurunan
panas yang tidak sama, sehingga mencapai temperatur tidak
sama, maka alignment mesin yang lebih dingin harus di reposisi
lebih tinggi.
Hal2 yang diketahui sebelum mengadakan perhitungan misal sbb:
Suhu ruang T1 = 35 C
Suhu operasi (running)
Motor sisi bearing luar (outboad)
Tr.m.ob = 39 C
Suhu operasi (running) Motor sisi bearing dalam (inbboard)
Tr.m.ib = 43 C
Suhu operasi (running) Pompa sisi bearing dalam (inboard)
Tr.p.ib = 85 C
Suhu operasi (running) Pompa sisi bearing luar (outboard)
Tr.p.ob = 80 C
Tinggi poros Motor hm = 8 inchi
Tinggi poros Pompa hp = 12 inchi
Koefisien muai logam bahan = 0.0059
Muai = (T.running T non running) x h x k
Page 128
Perhitungan pemuaian.
POMPA
Tr .p ob = 80 C
MOTOR
Tr .p ib = 85 C
Tr .m.ib = 43 C
C
12
Tr .m.ob=39
Page 129
Page 130
Lampiran 3
PENGGAMBARAN HORIZONTAL & VERTICAL MISALIGNMENT
Page 131
Lampiran 4
PASANGLAH ALAT BANTU BAUT PENDORONG JACK BOLT
Memasang JACK BOLT
Page 132
Lampiran 5.
PIPE STRAIN.
PIPE STRAIN
Page 133
Lampiran 6
CABLE STRAIN
KABEL
Page 134
Motor
1. Kabel untuk motor seharusnya memakai flexible conduit dengan
pemasangan yang juga tidak kependekan atau kepanjangan agar
tidak berakibat mendorong/menarik motor.
2. Contoh kondisi ini dalam me-alignment hanya mereposisi motor.
3. Pasang alat bantu jack bolt untuk melakukan alignment.
Lakukan alignment dengan benar.
Page 135
BAB : VIII
Kamus Alignment
A
Alignment .
Posisi segaris atau kolinier sumbu poros dari dua atau lebih
pasangan mesin rotasi dalam kondisi operasi. Kondisi sempurna saat
mesin operasi (Hot Alignment) yaitu penunjukan dial indikator 0
semua.
Axial Clearence.
Clearence atau longgaran axial yaitu longgaran kearah memanjang
poros mesin rotasi, biasanya untuk membatasi gerak tsb, dengan
memasang bearing axial atau bearing thrust. Mesin rotasi umumnya
selama operasi cenderung bergerak ke arah axial, karena adanya
proses tekanan, gerakan atau aliran fluida yang ada di dalamnya.
Juga disebut axial play.
B
Bearing .
Dalam bahasa Indonesia disebut bantalan, bagian mesin rotasi yang
menanggung/ tumpuan rotor mesin rotasi, agar rotor dapat berputar /
berfungsi terus menerus.
Bearing axial.
Bantalan mesin yang fungsinya menahan rotor secara axial/searah
poros agar rotor tetap pada posisinya, tidak bergerak kearah axial
yaitu searah poros secara berlebihan.
Bearing radial.
Bantalan mesin yang berfungsi mimikul rotor kearah radial, agar
rotor tetap berputar pada posisi sumbu .
Bearing thrust.
Bantalan yang bisa berfungsi ganda , yaitu sekaligus sebagai
bantalan radial dan axial.
Bearing sleeve.
Bearing ini biasa disebut type sliding, karena bearing diam dan poros
berputar, maka resistansi bearing ini cukup besar disbanding jenis
rolling. Bearing umumnya dibuat dua belahan dan secara praktek
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 136
Bearing , sealed
Ball bearing setelah diisi grease/gemuk maka kedua sisinya dipasang
seal. Bearing isi setelah dipasang tidak diperlukan lagi mengisi,
menambah ataupun mengganti gemuk sampai umur atau lifetime
bearing habis. Bearing harus diganti baru sebelum umur habis agar
tidak terjadi kefatalan.
Bushing bearing
Bearing ini hampir sama dengan sleeve bearing, tetapi tidak dibuat
dua belahan, jadi seperti potongan pipa.
C
Coupling. Kopling atau bagian mesin yang dipakai untuk
menyambung poros mesin satu dengan yang lain yang berfungsi
untuk metransmit / meneruskan tenaga mekanis dari poros satu
kepada yang lain. Misal dari motor listrik ke pompa.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto
Page 137
Page 138
Page 139
Page 140
Page 141