You are on page 1of 141

BUKU PEDOMAN PRAKTIS

Alignment
Mesin2 Rotasi

Oleh
Soemarno Adibroto

Cetakan pertama
Penerbit

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 1

PRAKATA
Pencegahan kerusakan mesin sangat penting untuk mencapai
kehandalan, operasi kontinu dan keselamatan operasional pabrik.
Pencegahan dapat dicapai dengan menentukan spesifikasi, seleksi,
pemasangan dan perawatan mesin sesui dengan standard mutu.
Analisa dan evaluasi semua aspek harus selalu dilakukan terusmenerus untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Root cause analisis
yang tepat dan akurat sangat diperlukan untuk dapat menjaminn
tercapainya beaya operasi mesin se-kecil2nya.
Umumnya target dari Bagian Operasi lebih menonjol ketimbang
analisa problem, sehingga belum sempat dianalisa mesin harus
segera kembali beroperasi, dan kerusakan yang sama sering
berulang kali terjadi.
Tidak dapat beroperasinya mesin akibat kerusakan komponent dapat
dikurangi dan dicegah jika kita mampu meng-antisipasi potensi
problem.
Jadi faktor penting dalam hal ini adalah :
Memilih mesin harus sesuai dengan standard mutu kwalitas dan
sesuai dengan penggunaan operasi.
Mengoperasikan sesuai dengan standard prosedur operasi.
Merawat dengan system perawatan proaktip harus dipilih dan
dilaksanakan secara konsistan.
Manusianya mampu dan mau melaksanakan semua system
yang terpilih secara konsistan.
Buku ini hanyalah merupakan salah satu panduan praktis untuk
melakukan alignment mesin rotasi, mengapa buku ini ditulis, yaitu :
Alignment mesin dianggap hal yang sepele, padahal lebih dari
50% kerusakan mesin rotasi disebabkan oleh mesin misalignment.
Buku panduan praktis bidang teknis berbahasa Indonesia masih
sangat jarang kita jumpai di toko2 buku.
Penulis berharap agar buku ini dapat membantu para perawat mesin
untuk mengatasi sebab2 kerusakan mesin. Kami berusaha menulis
dengan bahasa dan urutan sederhana dengan tujuan mudah
dipelajari, namun tentu masih banyak kekurangan.
Semoga buku ini bermanfaat, saran dan kritik dari para pembaca
sangat kami harapkan
Penulis
SoemarnoAdibroto

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 2

BAB I PENDAHULUAN
A. Memasang Mesin
1. Memilih Mesin
2. Memasang Mesin
3. Mengoperasikan Mesin
4. Mememilhara mesin
B. Metoda Pemeliharaan
1. Breakdown Maintenance
2. Preventive Maintenance
3. Predictive Maintenance
4. Proactive Maintenance
C. Ulasan Secara Ekonomi

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 3

BAB. I PENDAHULUAN
Kehandalan unit produksi suatu pabrik yang didalamnya terdiri dari
berbagai unit mesin sangatlah didambakan oleh semua pengelolanya
dan ownernya, agar hasil produksi selalu mencapai target. Beaya
yang besar telah dikeluarkan untuk meningkatakan peralatan
pemeliharaan/maintenance, membeli system/softwere, meningkatkan
kemampuan pengelola, namun semua ini akan menjadi hal yang
tidak artinya jika alignment mesin diabaikan
A. Memasang Mesin.
Syarat agar mesin dapat dioperasikan dengan reliabilitas sesuai
dengan tujuan perencana, maka:
Mesin harus dirancang atau dipilih sesuai dengan sifat
operasinya.
Mesin harus dipasang atau disetel dengan baik sesuai
standard mutu tinggi
Mesin harus di operasikan sesuai dengan standard
operating procedure.
Mesin harus dirawat sesuai kebutuhan secara proaktive
1.Memilih Mesin
Memilih atau membeli mesin harus disesuaikan dengan sifat
penggunaan atau operasi. Faktor yang harus di pertimbangkan al :
jenis fluida yang diproses, temperatur kerja, tekanan fluida,
dioperasikan terus-menrus atau intermitten, berapa kapasitas,
environment panas/korosive, didalam ruang atau diluar ruang dsb.
Seharusnya mengikuti standard2 nasional atau internasional misal :
SNI, API, ASME, ANSI, JIS, DIN , NEMA, IEC. dls.
2. Memasang Mesin
Pemasangan mesin yang sempurna merupakan awal proses yang
terbaik, karena menurut statistik kira2 50% s/d 70% kerusakan
premature Mesin Rotasi diakibatkan karen pemasangan yang tidak
sempurna al. misalignment, kopling, pemipaan, fondasi.
Bagaimana cara mengerjakan alignment secara benar?
Cara dan faktor apa yang harus diperhatikan dalam melakukan
alignment akan dibahas secara tahap demi tahap dalam buku ini agar
kita dapat melakukan dengan benar.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 4

Beberapa hal yang menjadi fenomena pada kita, mengapa gagal :


Kurang tahu Metode Alignment atau
Mengetahui Metode, tapi malas dan tidak mau melakukan
dengan benar.
Mengetahui Metode dan dapat melakukan tetapi alat tidak
memadai.
Seharusnya setiap pekerjaan perlu dibuat standard prosedur kerja
secara tertulis dan didokumenkan apa yang telah dikerjakan. Histori
sebuah peralatan/mesin sangat berguna untuk evaluasi jika ada
permasalahan atau improvement.
3. Mengoperasikan Mesin
Setelah memilih mesin sesuai peruntukan, kemudian memasang
sesuai dengan standard mutu, maka mesin siap di operasikan.
Standard Operating Procedure dan check list harus di buat agar
langkah2 mengoperasikan selalu berurutan dan benar. Salah langkah
menjalankan mesin dapat berakibat kerusakan, bahkan dapat
mengakibatkan kerusakan mesin lainya, atau malapetaka yang tidak
kita inginkan. Banyak peralatan pabrik dan manusia menjadi korban
akibat kesalahan manusia (sering kita sebut human error). Hal ini
dapat dicegah dengan taat selalu mengikuti standard operating
procedure .
4 Pemeliharaan Mesin
Pemeliharaan mesin merupakan faktor penentu apakah mesin handal
untuk dioperasikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan.
Produksivitas mesin yang diinginkan tidak tercapai jika pemeliharaan
mesin tidak diselenggarakan dengan terstruktur.
Yang penting dan utama ialah tingkat kompetensi sumber-daya
manusia harus memadai, peningkatan kemampuan SDM harus
menjadi perhatian baik secara kelembagaan maupun pribadi. Pada
dasarnya meningkatkan diri merupakan wajib hukumnya bagi setiap
manusia, maka belajar merupakan salah satu solusinya. Belajar dari
buku, dari orang , dari pengalaman, dan dari sumber apa / mana
saja, karena sebetulnya di dunia ini diciptakan dengan sangat
lengkap oleh Sang Pencipta.
(A philosopher:Good judgment comes from experience. Experience comes from
poor judgment )

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 5

B. Metoda Pemeliharaan
Tujuan Pemeliharaan: Mengupayakan agar assets mampu
dioperasikan secara kontinyu dalam jangka waktu tertentu sesuai
dengan rencana tanpa mengalami kerusakan. Pemeliharaan Mesin
merupakan hal yang sering dipermasalahkan antara Bagian
Pemeliharaan dan Bagian Produksi. Karena Bagian Pemeliharaan
dianggap yang memboroskan beaya, sedang Bagian Produksi
merasa yang merusakan tetapi juga yang membuat uang.
Pertentangan tsb. sering menjadi hal heboh, sehingga bahkan
menjadi sumber bencana kerugian. Hal ini sudah saatnya kita achiri
pemikiran2 yang usang dan mengganti pemikiran2 yang lebih baru.
Berbagai system Maintenance Management banyak ditemukan dan
sudah banyak diaplikasikan sesuai dengan perkembangan dan
bertujuan untuk mencapai keuntungan yang sebesar-besarnya.
Semula orang hanya memgoperasikan sampai rusak , tentu sangat
merugikan. Kemudian orang melakukan pemeliharaan berkala/PM.
Pemeliharaan Preventive dikembangkan menjadi Prediktive
kemudian berkembang dan terus berkembang sesuai dengan kondisi
yang
menguntungkan.
Proactive
Maintenance
dengan
mengkombinasi system lain merupakan salah satu pilihan yang
sedang dianut agar dapat menekan ongkos. Dengan metode ini
ternyata telah menyelamatkan ribuan industri kecil maupun besar
untuk keluar dari kesulitan.
1. Breakdown Maintenance.
Generasi ini berlangsung sekitar th 1940 s/d 1955, yaitu dari awal
mulainya Revolusi Industri sampai usai Perang Dunia. Pada awalnya
ada faham, bahwa membuat mesin harus kuat dan kokoh dengan
safety factor sangat tinggi, maka akibatnya harga menjadi mahal.
Konsepnya sbb: Mesin dipasang dengan kurang cermat, kemudian
dioperasikankan terus-menerus dan tunggu sampai dengan rusak,
kemudian baru diperbaiki atau diganti.
Kelemahanya, kerusakan biasanya sangat fatal dan penggantian2
tidak dapat di perkirakan atau tidak dapat dianggarkan.
Keuntungan :
Ongkos pemeliharaan rutine kecil, tetapi kerugianya ongkos untuk
mengganti atau perbaikan mesin ternyata menjadi sangat mahal.
Sebagai gambaran kesehatan manusia pada zaman yang sama,
Sangat memungkinkan akan terjadi sakit parah, stroke atau serangan
jantung,jika kita tidak memperhatikan kesehatan kita,dengan
pemeriksaan berkala untuk mengetahui gangguan lebih dini.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 6

2. Preventive Maintenance
Generasi berikut berlangsung sekitar th. 1955 s/d 1970. Dari
pengalaman generasi sebelumnya bahwa kerusakan fatal sering
terjadi yang memerlukan ongkos yang besar, maka orang lalu
membuat rencana perawatan-pencegahan yang bertujuan untuk
mencegah kerusakan yang lebih parah.
Para ahli perawatan mesin membuat rencana perawatan yang
dilakukan secara periodic atau kerkala. Perawatan dilakukan secara
kerkala tsb meliputi pengecheckan, pengukuran atau penggantian
part mesin, pembersihan serta penyetelan/seting, overhaul mesin.
Cara ini masih banyak kelemahan : mesin harus berhenti tidak
berproduksi untuk overhaul atau penggantian bagian/part tertentu ,
padahal yang semestinya belum perlu perlu diganti.
Keuntungan system ini, bahwa kerusakan yang lebih berat dapat
dihindari, perbaikan mesin dapat di rencanakan. Sedangkan
kerugianya al: ongkos masih agak mahal akibat perawatan yang
terlalu berlebihan.
Contoh PM kita mengadakan test darah, melakukan pantangan2
makan agar kondisi kesehatan kita dapat diketahui, jika ada kelainan
dapat diketahui lebih dini.
3. Predictive Maintenance
Generasi yang lebih maju dan berlangsung sekitar th. 1970 s/d 1985.
Sistem sebelumnya ternyata masih banyak kelemahan2, yaitu
periodenya bisa terlalu pendek atau terlalu lama. Jika terlalu pendek
maka yang terjadi, bahwa mesin sewaktu di overhaul ternyata
kondisinya masih sangat baik, ini artinya pemborosan. Tapi jika
periode terlalu lama maka bisa terjadi mesin rusak sebelum jatuh
waktu perawatan. Sehingga harus ada cara atau upaya untuk
menghemat beaya.
Untuk menghindari hal tsb. diatas maka ditemukan cara yang mampu
memdapatkan perkiraan atau prediksi kondisi mesin. Dengan
monitoring pada mesin kita dapat menganalisa dan memperkirakan
kondisi sedang terjadi tanda2 atau gejala kerusakan sehingga dapat
menentukan kapan tindakan perawatan harus dilakukan dan suku
cadang apa yang harus disediakan.
Data yang di monitor al :
Pengukuran vibrasi, temerature pada mesin rotasi
Pengukuran tebal pada pipa, bejana bertekanan dll
Pengukuran spesifikasi minyak pelumas
Pengecekan alignment pada mesin rotasi
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 7

Pengecekan kecepatan penipisan2


Pengecekan suhu2, aliran2 dengan sinar infra-merah dll
Dari hasil pengukuran2 kemudian di buat statisik kecenderungan atau
trending dan kemudian dapat menyimpulkan apa yang harus
dilakukan dan kapan dilakukan. Rencana kerja dapat dibuat secara
lebih akurat produksi dijadwal, sukucadang disediakan, tenaga kerja
disiapkan.
Kita melakukan test kerja jantung dengan EKG itu adalah usaha
untuk memprediksi suatu penyakit agar dapat melakukan rencana
upaya penyebuhan
4. Proaktive Maintenance
Sejak th 1985 model perawatan semakin canggih. Saat itu mulailah
di buat mesin2 yang dari waktu ke waktu semakin bertehnologi tinggi,
efisien, hemat, mudah dioperasikan.
Mesin2 modern umumnya dibuat dengan sifat2 sbb :
RPM atau Putaran sangat tinggi .
Kecepatan produksinya sangat tinggi
Mesin / peralatan bekerja secara Otomatisasi
Kapasitas besar tapi bentuk relative lebih kecil
Tekanan/kecepatan/ temperature sangat tinggi.
Instalasi harus tidak menimbulkan pencemaran lingkungan
Tenaga kerja yang dibutuhkan lebih sedikit
Keadaan Instalasi Industri memerlukan Sistem perawatan yang
terpadu, yaitu paduan semua sistem2 tsb. diatas yang di sesuaikan
dengan macam/kondisi mesin secara individu maupun secara
instalasi industri. Artinya bahwa program & tindakan perawatan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan agar tercapai titik ekonomi yang
optimal, yaitu aktivitas pemeliharaan tidak berlebihan dan tepat
waktu. Ini berarti memaduan semua system yang disesuaikan.
Umumnya dilengkapi dengan melakukan :
Failure mode & effects analysis
Root cause analysies
Continue Improvement & Correction
Redesign & Re-engineering.
Tujuan system ini diharapkan agar tercapai reabilitas tinggi,
produksitas tinggi, kwalitas memenuhi standard mutu , sesuai dengan
keinginan pasar, dan dengan beaya cukup ekonomis.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 8

Uraian singkat diatas merupakan bentuk pembahasan Maintenance


Management mesin2, tentu saja bentuk lain sangat banyak
ragamnya.
Contoh upaya manusia agar tetap sehat :
Kita memonitor kadar kolestrol, asam urat dalam darah, tekanan
darah tidak melampaui ambang batas dan kemudian mengendalikan
dengan diet.
Kombinasi
Mesin maupunperalatam pabrik sangatlah banyak dan mempunyai
karakter yng berbeda-beda, sehingga harus diadakan analisa dengan
sistem apa yang cocok utk masing2 mesin agar murah, mudah dan
sesuai. Misal mesin/alat tertentu lebih murah jika kita tunggu sampai
rusak barulah diganti, karena tidak mengganggu operasi pabrik. Jenis
mesin lain memerlukan pemeriksaan berkala untuk menjaga kondisi
tetap prima, dan mesin jenis yang lain bisa diprediksi kapan diadakan
penggantian partnya. Maka perlu mengadakan kombinasi system
pemeliharaan dengan pertimbangan sifat mesin, operasi mesin,
ongkos dan pertimbangan2 lain.
Ada kesamaan antara Strategi Perawatan Mesin dengan Perawatan
Kesehatan manusia.
Strategi
Maintenance

Teknik
Yang diperlukan

Pemeliharaan
Kesehatan

Proactive Maintenance

Monitoring , analisa akar


sebab/masalah, mis: vibrasi,
kontaminasi, korosi,
kerusakan prematur

Monitor kolestrol, asam


urat, tekanan darah,
Misal: mengendalikan
dengan melakukan diet.

Predictive Maintenance

Monitoring : vibrasi,
temperatur, alignment,
keausan, korosi

Memeriksa kerja jantung


dengan EKG atau
ultrasonics.

Preventive Maintenance

Periodic pembersihan
pemeriksaan/penggantian/part
komponen

Pemeriksaan, test
laborat secara berkala
atau diet

Breakdown
Maintenance

Kerusakan fatal, perlu beaya


sangat besar

Serangan jantung atau


stroke,perlu beaya
besar atau berakibat
fatal

Kutipan dari referensi buku Proactive Maintenace ; James C.Fitch, PE

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 9

C. Ulasan Secara Ekonomi


Perkembangan sistem Management Maintenance yang ada,
semenjak dari sistem tahun sebelum perang dunia 1 (System
Breakdown) sampai dengan sistem mutakir al (RCM, Total Produksi
Maintenance, Automous Maintenance dll), Tapi ada satu tahap yang
sangat penting yang harus dilalui, yaitu alignment kopling mesin.
Keuntungan yang akan dicapai jika mesin di alignment dengan presisi
1. Meperpanjang MTBF (Mean Time Between Failure = Waktu ratarata antara terjadinya kerusakan )
2. Menghemat pemakaian tenaga listrik. Mesin yang tidak align
menyerap tenaga listrik lebih dari yang seharusnya.
MTBF Main Time Between Falure
waktu rata-rata antar terjadinya kerusakan mesin, yaitu waktu mesin beoperasi antara breakdown (saat stop karena kerusakan)

Kurva Bathub
Y

A
Keausan

Skala
kerusakan

Umur Pakai

Y2
Y1

X
0

Skala Waktu

Kurva A garis Weibull menggambarkan garis perjalanan umur pakai


( 1 2 )lebih pendek. Dengan jumlah kerusakan 0 Y2
Kurva B garis perjalanan umur pakai (1 3) lebih panjang, bisa
dicapai jika mesin di alignment dengan presisi jumlah kerusakan
hanya 0 Y1 (lebih rendah)
Kurva C garis umur pakai yang paling diinginkan.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 10

Analogi MTBF dari kurva antara titik 1 2, berbeda dengan 1 3


maka jika kita bisa meningkatkan MTBF dari mesin, kita akan
mendaptkan keuntungan langsung sbb:
1. Beaya suku cadang turun
2. Stock suku cadang menurun.
3. Beaya perbaikan mesin turun.
4. Availabilitas mesin naik.
5. Produksi naik & kredibilitas naik
Jika mesin dijalankan dalam kondisi tidak alignment/misalignment.
Mengakibatkan :
1. Gesekan antara shaft dengan bearing berlebihan
2. Gesekan shaft dengan packing atau mechenical seal
berlebihan
3. Gesekan bagian kopling juga berlebihan.
Semua gesekan tsb menimbulkan panas, dan tentu memerlukan
tenaga tambahan sekitar 0,50% - 0,70 % yang berarti tenaga listrik
yang diperlukan bertambah.
Perhitungan kerugian
Sebuah pemetaan kerugian akibat misalignment digambarkan sbb :
Kerugian akibat pemakaian tenaga listrik
Jumlah mesin di pabrik
: 250 unit
Kapasitas mesin rata2
: 50 kW
Jam operasi/pertahun
: 8.640 jam
Total tenaga listrik yang dikonsumsi
: 108.000.000 kWh
Jika tambah tenaga akibat misalgnment
: 0,60%
Maka Total kerugian listrik
: 648,000 kWh
Harga listrik per kWh misal
: Rp 1.000,Total biaya kerugian / tahun
: Rp 648.000.000,Jumlah mesin di pabrik
Biaya perbaikan
MTBF sekarang
MTBF yang diinginkan
Biaya sekarang
Biaya perkiraan nanti ( MTBF naik)
Keuntungan karena MTBA naik

: 250
: Rp 15.000.000,: 9 bulan
: 12 bulan
: Rp 5 milyar
: Rp 3,75 milyar
: Rp 1,25 milyar

Jadi perkiraan penghematan/keuntungan dengan contoh diatas


sangat mencengangkan. Inipun belum dihitung kerugian akibat tidak
dapat berproduksi. Mungkin kita juga kehilangan kesempatan, atau

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 11

kehilangan kepercayaan akibat tidak bisa men-supply secara tepat


waktu dan kontinu.

Problem yang
disebabkan
mis-alignment
Driven

Driver

Axial vibrasi

Vibrasi tinggi
Bearing wear
Seal failure

High bearing temp


Fatigue

Vibration
Wear

Hight bearing
temp
Bearing wear
Vibration
Seal failure

MTBF bertamabh pendek, Umur mesin bertambah pendek


Jumlah Jam operasi bertambah pendek, produksi menurun
Keandalan pabrik menurun, Kreditibilitas menurun
Overtime bertambah tinggi, Ongkos produksi bertambah
Konsumable bertambah, Konsumsi tenaga listrik naik
Jumlah persediaan suku-cadang bertambah
Keuntungan/profit berkurang

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 12

BAB II MESIN ROTASI


A. Mesin Rotasi
1. Motor Listrik
2. Motor Bakar
3.Turbin
B Mesin Driven
1.Pompa
2.Kompresor
3.Gearbox
C Kopling
1.Kopling Flexible
2.Kopling Fluid
3.Kopling Clutch
4. Kopling Jenis lain.
D Pemilihan Kopling & Perawatan
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 13

BAB. II MESIN ROTASI


Pabrik atau Instalasi Industri pada umumnya terdiri dari berbagai
macam mesin / peralatan :mesin-rotasi dan non-rotasi. Mesin2 rotasi
(pompa, kompressor, motor listrik, turbine, motor bakar) berfungsi
mengalirkan atau membuat suatu proses produksi secara kontinu.
Perlu diketahui bahwa mesin rotasi lebih potensi mengalami
kerusakan, karena mesin selalu ber-rotasi atau bergerak. Sebagai
konsekewensinya pemeliharaan mesin rotasi memerlukan program
yang terencana terencana, proaktive dan pengembangan yang terusmenerus / continue improvement
Mesin2 rotasi (ditinjau dari sisi alignment) sbb:
A. Mesin penggerak / driver
B. Mesin yang digerakan / driven
C. Gear box atau reducer gear
D. Kopling / coupling
Pembahasan selanjutnya akan lebih banyak pada kopling, karena
buku ini membahas alignment dengan berbagai masalah dan
penyelesaiannya.
A Mesin Penggerak
Mesin yang menghasilkan gerak mekanis atau putaran disebut mesin
penggerak dan dalam term teknik disebut driver dan mesin yang
digerakan disebut driven. Dalam sebuah instalasi industri kecil
maupun industri besar lebih dari 50% peralatan terdiri dari mesin2
rotasi, tanpa mesin ini proses tidak akan mengalir.Dibawah ini daftar
mesin rotasi yang perlu diketahui sifat operasinalnya.
Pembahasan hanya meliputi jenis2 yang paling banyak di pakai, dan
hanya membahas sifat operasi dan sifat kusus yang berhubungan
dengan alignment .
1 Motor Listrik
Motor listrik merupakan mesin rotasi pengubah tenaga listrik menjadi
tenaga mekanis putar. Motor induksi merupakan motor lisrik arus
putar (AC) yang paling banyak dipakai di dunia Industri besar, kecil
maupun industri diperumahan
Motor listrik mudah dipasang, mudah dioperasikan dan mudah
pemeliharaan, tetapi memerlukan sumber tenaga listrik. Di Indonesia
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 14

Frequensi jaringan listrik umumnya 50 Hz, dan Standard motor yang


banyak dipakai NEMA atau IEC.

Gambar motor

Gambar : 1
Motor listrik yang paling banyak dipakai ialah jenis motor induksi 3
phasa
Dalam alignment motor yag harus di perhatikan ialah :
Posisi kabel, dapat menimbulkan cable strain, yaitu mendorong
atau menarik motor.
Tidak memiliki bearing axial/thrust, tapi mempunyai magnetic
center, yaitu kondisi mengikat pada posisi tetap antara stator
dan rotor saat beroperasi.
Mempunyai putaran sinchron dan tetap, vibrasi relatip rendah,
suara tidak bising, tidak menimbulkan polusi.
Dalam operasi relatip motor tidak panas.
Kapasitas sangat variatip : 1/2 KW s/d > 15.000 KW
Beberapa faktor dalam memilih motor perlu diperhatikan al:
Over kapasitas memboroskan tenaga listrik, efisiensi turun.
Under/over voltage menurut NEMA hanya 10%
Frekwensi yang tersedia , di Indonesia 50 Hz
Sistem starting dipilh yang sesuai, hindari arus start terlalu tinggi
Class dan IP atau sistem Proteksi
Enclosures & Environment : ODP, TEFC, TENV, TEAO
Peruntukan , Frame atau cara pemasangan.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 15

3. Motor bakar

Gambar : 2
Sebuah mesin disel (internal combustion engine) stationar dapat
dipakai sebagai penggerak generator.
Mesin rotasi ini pengubah tenaga pembakaran bahan bakar, yaitu
(bensin/solar) menjadi tenaga mekanis/putar. Mudah di pindah dan
mudah dioperasikan, tetapi masalah perawatan agak lebih rumit, dan
menimbulkan polusi udara & suara dibanding dengan motor listrik.
Dalam alignment yang perlu diperhatikan adalah:
Karena vibrasi cukup tinggi, maka harus memilih kopling
jenis flexiblitas tinggi.
Putaran bisa berubah-ubah dan menimbulkan vibrasi
tinggi, dan bising.
Memiliki thrust bearing yang membatasi gerak axial.
Dalam operasi mesin sangat panas, sehingga memerlukan
ventilasi udara, atau diruang terbuka.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 16

3 Turbine Uap

Gambar : 3
Turbin uap kapasitas kecil banyak di pakai sebagai penggerak pompa
di Refinery, dan yang kapasitas besar dipakai untuk penggerak
Generator.
Mesin rotasi pengubah tekanan uap (steam) menjadi tenaga
mekanis/putar. Banyak dipakai di Industri Perminyakan maupun
Station Pembangkit Listrik. Memerlukan Boiler sebagai pembangkit
uap ( steam ).
Melakukan alignment yang perlu diperhatikan al:
Putaran relatip bisa sangat tinggi, tidak menimbulkan
vibrasi, tetapi harus memilih kopling fkexible.
Memiliki thrust bearing untuk membatasi gerak axial rotor.
Dalam kondisi operasi mesin sangat panas, sehingga
dalam mealignment perlu diperhitungkan adanya thermal
growth

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 17

4. Turbin Gas
Mesin rotasi pengubah tenaga pembakaran (combustion) menjadi
tenaga putar/ mekanis. Cara kerja timbulnya putaran mirip turbin
uap. Bahan bakar yang di pakai berupa gas atau cairan(solar, residu,
kerosene dsb) yang di atomizing. Banyak dipakai sebagai tenaga
penggerak generator atau compressor di sumber2 gas bumi dan
kadang mudah di mobilisasi.
Dalam alignment yang perlu diperhatikan :
Putaran umumnya tinggi , dan lebih rumit system
controlnya.
Memiliki thrust bearing untuk membatasi gerak axial rotor.
Dalam kondisi Operasi casing mesin sangat panas, dalam
mealignment pemuaian harus diperhitungkan.
Dibawah ini adalah gambar sebuah Gas Turbin, 50.000 HP sebagai
penggerak kompresor untuk proses pencairan LNG. Ducting udara
masuk sedang dibuka untuk keperluan inspeksi dan pembersihan
blade atau disebut sudu2.

TURBIN GAS

Gambar : 4
Gas Turbine seperti gambar adalah jenis portable/packed yang
umumnya dipakai sebagai penggerak kompresor atau generator di
ladang2 minyak.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 18

B Mesin Yang Digerakan


Mesin ini harus diputar atau digerakan oleh mesin penggerak,
selanjutnya baru digunakan untuk suatu proses yang berlangsung
secara kerkelanjutan. Pembahasan hanya meliputi mesin2 yang
paling banyak di pakai.
1. Pompa
Pompa merupakan peralatan yang paling banyak dipakai di dunia
industri sebagai alat untuk memindahkan/mengalirkan fluida cair.
Proses yang paling sederhanapun memerlukan pompa, sehingga
pengetahuan pompa harus di kuasai oleh semua orang , terutama
usaha agar pompa tidak akan pernah mengalami kerusakan.
Jenis pompa ;
Pompa centrifugal
Pompa axial
Pompa gear
Pompa scew
Pompa torak
Jenis lain

Gb : 5 Gambar pompa centrifugal.


Pompa jenis centrifugal merupakan jenis yang banyak di pakai,
karena , konstruksi lebih sederhana, dapat di buat dengan ukuran
kecil maupun sangat besar, tekanan tinggi, mudah di operasikan.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 19

2. Kompresor
Kompresor merupakan peralatan yang paling banyak dipakai di dunia
industri sebagai alat untuk memindahkan/mengalirkan fluida gas atau
udara . Blower dan fan termasuk golongan kompresor.
Menurut prinsip kerja al :
Kompresor axial
Kompresor centrifugal
Kompresor lobe
Kompresor screw
Fungsi alat2 tsb sbb :
Kompresor terutama untuk menaikan tekanan tinggi
Blower mengalirkan tekanan rendah dan volume kecil
Fan mengalrkan udara dengan volume besar

2.1 Kompresor Centrifugal

Gb : 6 Kompresor centrifugal, multistage horizontal split


Kompresor jenis centrifugal paling banyak dipakai dalam industri,
karena mudah di design dengan kapasitas sangat besar dengan

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 20

tekanan tinggi. Industri tsb: minyak & gas bumi, pencairan gas alam,
petrokomia, transportasi gas dll. Dengan rekayasa kita dapat
membuat kompresor dengan tekanan kecil s/d sangat besar yaitu
dibuat tingkat banyak (multistage) dan dari kapasitas rendah s/d
tinggi, yaitu dengan membuat volume yang besar.Yang paling
menguntungkan adalah dengan pemeliharaan yang tidak terlalu rumit
kita mendapatkan tingkat keandalan/reabilitas tinggi.
Gambar diatas sebuah Kompresor centrifufal tekanan tinggi (multy
stage) , kapasitas besar, horizontall split.
Horizontal split, artinya casing dibelah secara mendatar, sehingga
baut2 terlihat berbaris secara mendatar

Gb : 7 Gambar kompresor tekanan tinggi


Gambar diatas sebuah Kompresor centrifufal tekanan tinggi (multy
stage) , kapasitas besar, verticall split.
Vertical split, artinya casing dibelah secara vertical, sehingga baut2
terlihat berbaris secara verical melingkar end cover.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 21

2.2 Kompresor Screw


Gambar sebuah kompresor jenis screw, yang biasa dipakai untuk air
instrument sebagai penggerak system kontrol pada proses.
Keuntungan kompresor ini disbanding kompresor reciprocating ialah,
udara yang di kompres kering dan tidak tercampur oleh pelumasan,
karena screw/rotor tidak memerlukan pelumas, tapi timing gear dan
bearing tetap memerlukan pelumasan

Gb : 8 Gambar kompresor srew


2.3 Blower
Blower seperti gambar dibawah ini biasanya dipakai untuk
mengalirkan udara pembakaran pada dapur2 atau ruang2 pengering
dan umumnya tidak terlalu besar.

Gb : 9 Gambar blower

Gb : 10 Gambar fan

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 22

2.4 Fan
Fan dipakai untuk alat bantu sirkulasi udara suatu ruang, atau
pemakaian lain yang sifatnya menambah aliran udara atau penarikan
udara dari suatu ruang. Pemakaian pada sistem pembakaran boiler
kapasitas besar sering disebut force draft fan (untuk memasukan
udara pembakaran) dan kadang juga dipasang sebagai induced draft
fan (untuk menarik gas bekas bakar )
Bagaimana Me-alignment .
Dalam melakukan alignment kompresor , perlu diperhatikan :
Kompresor umumnya mempunyai perbedaan suhu fluida keluar
jauh lebih tinggi dengan suhu fluida masuk.
Maka thermal growth (pemuaian) antara kedua ujungnya mesin
juga berbeda, mengakibatkan pemuaian mesin berbeda.
Perbedaan tsb. mengharuskan menghitung dengan teliti, berapa
cold alignment ( target alignment), agar dapat dicapai kondisi
kondisi align saat operasi.
Pipa discharge (kluaran) mengalami panas & pemuaian,
sehingga perlu diperhitungkan apakah perlu memasang expation
joint.
3. Gearbox
Mesin ini disebut juga speed reducer jika untuk merubah putaran
tinggi menjadi rendah dan speed increaser jika merubah putaran
rendah ke tinggi.
Gb 11 Gearbox besar
Gb12

Gearbox
Gearbox dipasang diantara mesin penggerak dan yang digerakan,
sehingga ketelitian alignment sangat diperlukan, perlu mengetahui
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 23

perbedaan suhu saat operasi untuk perhitungan2 target alignment.


Untuk mealingment geabx biasanya sulit/tidak diputar, sehingga
metode rim & face yang di pakai.
C. Kopling
Komponent ini berfungsi untuk ;
Men-transmit torsi (meneruskan tenaga mekanis) dari driver ke
driven dengan cara menghubungkan kedua atau lebih poros
mesin, misal dari motor-listrik ke pompa
Motor dan Pompa merupakan dua mesin yang terpisah,
perubahan gerakan se-waktu2 bearing/fondasi atau pemuaian
dapat menyebabkan misalignment, maka kopling harus mampu
memberikan toleransi terbatas adanya misalignment poros kedua
mesin tsb.
Fluid coupling Sebagai alat untuk soft starting pada alat2 mesin
kapasitas besar : conveyor, pompa/kompresor kapasitar besar
Syarat kopling
Secara umum kopling harus mempunyai sifat2 :
Ada toleransi / batasan parallel & angular misalignment
Mampu memindahkan tenaga mekanis / perputaran
Dirancang pelumasan tidak hilang meskipun dalam kondisi
misalignment
Mudah dipasang, mudah di perbaiki, mudah dibongkar
Dapat menerima gaya goncangan dan getaran
Meminimkan beban bearing meski misalignment
Dapat bergerak axial, meski misalignment, tidak meneruskan
beban ke thrust bearing.
Tetap fit di shaft tanpa merusak shaft
Bisa menahan suhu lingkungan atau gesekan kopling
Bisa beroperasi dalam kondisi misalignment sewaktu star
Menunjukan peringatan kerusakan dan proteksi overload
Menghasilakan beban unbalance seminimal mungkin
Mempunyai efek minimalpada perubahan sistem critical speed.
Menurut system lubrikasi kopling dibagi menjadi :
Kopling yang memerlukan pelumasan
Kopling yang tidak memerlukan pelumasan

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 24

Menurut sifat2nya kopilng ini digolongkan :


1. Kopling fleksibel
2. Kopling Fluid
3. Kopling Clutch
4. kopling universal.
5. Kopling rigid.
1.Kopling Fleksibel
Adalah sebuah kopling yang menghubungkan kedua atau lebih
poros mesin yang dikonstruksi sedemikian rupa sehingga mempunyai
fleksibilitas mampu memberikan kompensasi (meski sangat terbatas )
pada masalah gerak radial dan axial, atau misalignment dari mesin2
yang dihubungkan. Dalam masalah mesin2 rotasi misalignment tidak
mungkin dapat dihilangkan sama sekali. Kopling ini juga dapat
mereduce beban shock dan vibrasi dari satu mesin ke yang lain.
Kopling fleksibel merupakan jenis yang paling banyak dipakai, maka
pembahasan akan lebih banyak pada jenis ini.
Dua kategori : mekanical flexing dan material flexing.
Kopling flexible:
Kopling flexible grid
Kopling gear
Kopling rantai
Kopling disc-plate
Kopling diaphrahma
Kopling elastomer
Gambar Jenis2 kopling al:

Gb : 13
Kopling Flexible grid

Gb : 14
Kopling flexible gear

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 25

Gambar:13 Fleksibel grid yaitu jenis mekanis yang memerlukan


pelumasan, terdiri dari dua bagian utama : gear dan grid untuk
mendapatkan fleksibitas. Kopling jenis ini mampu dipakai untuk
mesin2 dengan kapasitas kecil s/d sedang dan putaran rendah
s/d sedang .
Gambar:14 Fleksibel gear yaitu jenis mekanis yang memerlukan
pelumasan, terdiri dari dua bagian utama : gear dan gear untuk
mendapatkan fleksibitas. Kopling jenis ini mampu dipakai untuk
mesin2 dengan kapasitas kecil s/d sangat besar dengan putaran
rendah s/d tinggi
Gambar: 15 Fleksibel disc termasuk kopling mekanis yang tidak
memerlukan pelumasan, terdiri dari bagian gear. Fleksibilitas
diperoleh dari melenturkan plat-metal atau diafragma atau plat
disc. Jenis ini sangat banyak dipakai pada mesin2 kecil maupun
sangat besar, karena mudah/murah perawatannya (maintenance
free )
Kopling rantai gambar 16 sifat dan perawatannya sama dengan
kopling gear, dan perlu pelumasan

Gb : 15
Kopling flexible disc

Gb : 16
Kopling flexible rantai

Fleksibel elastomer, Gb 17 & Gb 18


Jenis kopling ini fleksibilitas terjadi dari meregangkan dan menekan
suatu material yang lentur ( misal; elastomer, karet, plastik, atau
sintetis lain).

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 26

Keuntungan nya bahwa kopling ini tidak perlu pelumasan sehingga


ongkos pemeliharaan sangat murah. Sedang kekurangannya bahwa
kopling ini tidak dipakai untuk mesin2 besar.
.Gb :17

Gb : 18

2. Kopling Fluid.

Gb : 19
Fluid Copling termasuk fleksibel. Selain bersifat fleksibel juga dapat
menghasilkan start awal yang lembut pada mesin2 seperti conveyor
(alat
transport
batubara,
semen,
bijih
besi,
tambang
mas/perak/tembaga dll) agar ban berjalan tidak cepat putus. Caranya
dengan meredam putaran motor didalam kopling dan meneruskan ke
puley ban( conveyor belt) secara perlahan dan bertahap sampai
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 27

dengan mencapai putaran penuh. Hal ini di maksudkan juga agar


arus awal motor tidak besar sekali yang dapat merusakan motor
winding dan menghidari moment puntir pada poros yang besar sekali.
Saat start beban kejut besar sekali dan arus listriknya mencapai 6 kali
arus nominal, tetapi dengan kopling ini beban dapat diperlembut dan
listrik start diperkecil.
3. Kopling Clutch
Termasuk klas kopling fleksibel yang memakai prinsip sentrifugal
atau pneumatic, dipakai untuk penggerak awal misal seperti: Gas
Turbin.
Gas turbin secara prinsip pada satu rotor terdiri dari sisi sudu axial
kompresor dan sisi berikutnya adalah sudu turbin. Sisi turbin tidak
dapat berfungsi sebelum ada pembakaran di ruang kombusi, sedang
sisi kompresor kalau tidak di putar tidak dapat menghasilkan udara
untuk pembakaran.
Maka rotor tsb harus diputar oleh mesin penggerak awal, sehingga
kompresor menghasilkan udara, kemudian terjadi pembakaran di
ruang kombusi, seterusnya menggerakan sudu turbin maka
bekerjalan turbin. Putaran turbin makin bertambah dan pada putaran
tertentu maka kopling clutch akan melepaskan gandengannya
dengan rotor turbin tsb.
4. Kopling Jenis Lain
Universal: Kopling fleksibel ini di rancang untuk gerakan
lurus maupun bersudut . seperti yang dipakai untuk gardan
mobil.
Kopling Rigid: Kopling ini juga disebut fix atau kopling mati, karena
antara dua poros mesin driver dan driven disambung mati, seperti
sambungan flenz pipa.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 28

Kopling jenis Tire

Kopling disc dengan spacer

Kopling universial
Contoh gardan mobil
D. Pemilihan Kopling
Kopling merupakan salah satu bagian mesin yang sangat penting
fungsinya, yaitu meneruskan tenaga gerak mekanis dari mesin
penggerak ke mesin yang digerakan, maka dalam menentukan
pilihan kopling harus mempertimbangkan syarat2 penting.
Apa syarat kopling yang kita inginkan ?
1. Mampu atau cukup kuat memindahkan tenaga gerak mekanis.
Factor yang harus diperhatikan al :
Kilowatt atau Hp yaitu torsi yang akan dipindahkan
Rpm atau putaran mesin
Jenis pasangan mesin : motor dengan pompa, turbin dengan
pompa, motor dengan gearbox, motor dengan conveyor dsb.
Diameter poros
Gap (jarak) poros
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 29

Space atau ruang yang tersedia untuk kopling.


Pemasangan kopling pada poros al :
memakai keyway (spi),bore tirus atau tidak, masuk dengan
hidrolik fit, masuk dengan suaian pas, masuk dengan dipanasi

Secara umum torsi dihitung sbb:


Torsi = (kW x 9546) : Rpm
Rating minimum = SF x Torsi
KW

= tenaga yang diperlukan oleh mesin, atau juga bisa kita lihat
hp yang tertulis di name plate turbin atau motor.
Rpm = putaran mesin : motor, turbine.
Table dibawah ini sebagai factor pengali untuk ukuran minimum pemakain
tertentu.
Table safety factor (SF)
Agitator
1.0
Mixer
1.5
Feeder
1.0
Crane / hoist
1.75
Blower centrifugal
1.0
Pulverizers
1.75
Fan centrifugal
1.0
Elevator
1.25
Blower lobe
1.25 Pompa centrifugal
1.25
Fan dengan control
2.0
Extruder
1,5
Compressor centrifugal
1.0
Pompa reciprocating
2.5
Generator
1.0
Compressor resiprocating
3
Conveyor
1.2
Mesin tool
2.5

2. Mampu mengakomodasi misalignment aksial, angular &


parallel meski hanya dalam batas tertentu.
Meski upaya alignment dilakukan cukup akurat , ternyata kondisi
sempurna alignment suatu mesin dapat berubah. Maka diharapkan
kopling mampu memberikan mengakomodasi perubahan tsb.
sehingga tidak membebani kedua mesin yang dihubungkan.
Sebab2 terjadinya pergeseran sumbu poros al :
Pengaruh panas atau dingin karena aliran fluida, sehingga
mengakibatkan perubahan posisi karena pemuaian pada arah vertical
dan aksial.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 30

Gerakan vertikal terjadi disebabkan oleh ekpansi struktur pendukung


akibat perbedaan suhu, panas matahari, gerakan aksial atau
kombinasi.
Gerakan horizontal umumnya disebabkan oleh tarikan pipa (pipe
strain) atau gerakan struktur yang lain.
Dibawah ini kurva toleransi misalignment dengan pendekatan hubungan
antara putaran dengan diameter kopling.

maximum deviation at either point


of power transmission

mils per inch


2.0

1.5

Perlu di
realignment

1.0

Cukup baik
0.5

Sangat bagus

10

15

20

Speed (rpm x 1000)

3. Mudah bongkar pasang

Tujuan syarat tsb. agar mudah dalam melakukan pemeliharaan,


mudah melakukan alignment, mudah mengadakan penggantian,
Kopling yang memilik syarat teknik tsb. al tipe half split, tipe spacer,
tipe disc, hydroulic fit, tirus fit dan sejenisnya
4. Dapat menerima gaya goncangan dan getaran
Mesin rotasi dalam operasinya kemungkinan timbul getaran atau
goncangan, ini bisa terjadi saat start atau perubahan beban yang
tiba2. Type kopling elastomer, disc dapat mengatasi hal ini.
5.Menjamin pelumas tidak hilang atau tidak perlu pelumasan
Kopling flexible jenis mekanis ( tipe gear, rantai, grid) memerlukan
pelumasan. System seal nya harus cukup baik menahan seal s/d
saat penggantian pelumas. Untuk jenis elastomer, diaphram, disc
termasuk tidak memerlukan pelumas ( disebut lubrication free)

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 31

6.Tetap kencang pada poros tanpa merusak


Pada umumnya kopling dipasang pada poros dengan system
pasak/spy, tetapi untuk ukuran2 kopling sedang . Kopling ukuran
besar dipasang dengan suaian sempit sehingga pemasangannya
harus dengan dipanasi terlebih dulu. Koping ukuran sangat besar
pemasangan kopling dengan system hidolik fit.
7.Mampu memberikan toleransi aksial
Kopling flexible pada umumnya di buat agar dapat memberikan
kelonggaran axial kedua mesin yang di sambung tanpa merusak atau
membebani thrust bearing. Tetapi ini juga sangat tergantung apakah
kopling gap telah di-set dengan betul atau salah. Toleransi aksial dari
kopling harus lebih besar dari jumlah aksial clearence kedua mesin
yang disambung.
8.Menunjukan peringatan kerusakan dan proteksi overload
Proteksi atau peringatan sangat diperlukan untuk mencegah
kerusakan mesin lebih parah, sehingga dengan peringatan tsb.
tindakan koreksi pada mesin2 tsb. dapat dilakukan. Contoh : jika
kopling jenis disc ada sebagian robek atau jenis elastomer robek
maka ada kemungkinan bahwa mesin2 tsb. kondisinya misalignment
atau overload.
9.Kopling harus balance .
Beban unbalance kopling harus dihindari dengan memilih kopling
yang baik serta memasang sesuai dengan prosedur. Misal baut2
kopling harus sama berat, lubang bore harus betul2 center, hub harus
sudah dibalance dari pabriknya.
Pemeliharaan Kopling
Semua mesin ayau bagian mesin harus di rawat. Perawatan atau
pemeliharaan kopling harus dirancang sesuai dengan jenis& fungsi
kopling.
Perawatan mesin meliputi pemerikasaan, pelumasan dan realignment
Seperti dibahas didepan bahwa kopling digolongkan sebagai
Lubricated coupling (koping perlu pelumasan)
Unlubricated coupling ( tidak perlu pelumasan)
Perawatan Kopling yang perlu pelumasan :
Secara berkala memonitor hasil pengukuran vibrasi dari mesin
yang di kopel , apakah ada indikasi misalignment atau tidak. Jika

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 32

perlu harus di alignment agar tidak akan terjadi kerusakan yang


lebih fatal/parah.
Secara berkala harus di periksa kondisi pelumasannya ( lakukan
pengisian/penggatian pelumas /grease)
Grease atau pelumasan berguna untuk melapisi bagian yang
bersentuhan/bergesekan agar tidak cepat aus dan tidak cepat
panas. Jenis/ Grade yang direkomendasikan untuk jenis kopling
Grid , NLGI. 1 atau 2 dan Gear NLGI . 0 - 2
Periksa bagian2nya ( gear aus, baut kendor, ada bagian yang
patah/sobek, periksa key apakah mengalami shearing atau
rusak, dll)
Gear coupling ini jika
kekurangan grease ,
gearnya cepat aus

Grid coupling : periksalah grid nya , apa ada yang patah. Sedangkan
grease dan lain2nya sama seperti gear coupling

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 33

Kopling rantai sifat perawatan sama


dengan kopling gear dan grid.
Rekomendasi grease NLGI .1

Gigi ini harus dilumasi agar


tidag cepat panas dan aus

Perawatan kopling jenis tidak perlu pelumasan:


Secara berkala memonitor hasil pengukuran vibrasi dari mesin
yang di kopel , apakah ada indikasi misalignment atau tidak. Jika
perlu harus di alignment agar tidak terjadi kerusakan yang lebih
fatal/parah.
Secara berkala harus di periksa kondisi pisik. bagian2nya ( baut
kendor, bagian flexiblenya/elastomer apakah tidak flexible
lagi/patah/sobek, periksa key apakah mengalami shearing atau
rusak, dll)
Sebab2 kerusakan
Dengan melakukan maintenance / perawatan yang baik, umur pakai
kopling bisa mencapai panjang antara 5 20 tahun, bahkan bisa
lebih dengan. Kopling jenis elastomer berumur lebih pendek karena
bisa berubah sifat pisik karena usia. Tetapi sering terjadi kerusakan
lebih dini.
Sebab2 kerusakan a.l sbb ;
Pemasangan yang salah : key longgar, hub longgar, baut kendor,
Grease kering : ada kebocoran seal, terlambat mengisi, salah
pilih grease terlalu cair/kental.
Panas: terlalu banyak/sedikit grease, overload, salah pilih kopling
Misalignment waktu operasi : tidak memperhitungkan termal
growth / pemuaian atau penyusutan waktu operasi, salah set
clearence axial kopling.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 34

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 35

BAB III ALIGNMENT


A Mis-alignment
B Konfigurasi Misalignment
C Mengapa Harus Alignment

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 36

BAB III ALIGNMENT


Dalam pengertian umum, kondisi disebut shaft alignment terjadi
ketika sumbu perputaran/kolinier dari dua (atau lebih) poros mesin
segaris satu dengan yang lain, terutama saat di-operasikan.
Umumnya mesin rotasi dipasang dengan kuat dan kokoh di
fondasinya sesuai dengan standard mutu dan sudah harus dilakukan
alignment dengan cukup akurat. Namun kadang kala maasih bisa
terjadi kondisi offset atau misalignment, karena beberapa hal mesin
bisa berubah dari kondisi alignmen setelah di operasikan.

Gb:
Gb. 20A

Gb: 20B

Gambar 20A menggambarkan kondisi mesin alignment dilihat dari samping


Gambar 20B menggambarkan kondisi mesin alignment dilihat dari sisi atas

Gb. 20.C Sumbu dalam keadaan alignment, kolinier


Shaft berputar harus beoperasi kolinier
Hal2 yang menyebabkan alignment berubah al:
Faktor internal: Tekanan/kecepatan cairan didalam pompa,
medan listrik motor/generator, perubahan suhu akibat panas
yang terjadi
Faktor external : panas matahari, pipe strain, cable strain,
perubahan baseplate / fondasi.
Gerakan itu bersifat : axial, vertical dan horizontal.
Jadi memang suatu kenyataan bahwa mesin pada saat beroperasi
bisa bergeser, bertambah panjang / pendek, rendah atau tinggi,
berubah bentuk dan posisi. Oleh karena itu maka dipakailah kopling
flexible, namun kopling flexible belum merupakan jawaban utama,
faktor2 tertentu harus diperhatikan, karena kopling flexible juga
mempunyai keterbatasan.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 37

A Mis-alignment
Mesin rotasi secara umum terdiri dari mesin penggerak yang disebut
driver dan mesin yang digerakan kemudian disebut driven, driven
bisa hanya satu atau lebih. Misal: motor listrik gearbox pompa,
Gas turbine- gear box - compressor 1 compressor 2. Poros mesin2
tsb. harus disambung satu dengan yang lain memakai komponen
penyambung yang disebut kopling.
Apa arti misalignment?
Pengertian umum, kondisi shaft mis-alignment terjadi ketika sumbu
perputaran dari dua (atau lebih) poros mesin tidak segaris satu
dengan yang lain
Istilah yang lebih khusus, shaft misalignment adalah perbedaan
posisi poros relatif terhadap sebuah sumbu kolinier perputaran diukur
dari titik perpindahan tenaga pada saat kondisi mesin beroperasi
secara normal.
Driver Shaft

Driver
offset

Maximum alignment
Deviation occurs here

Driven Shaft

Driven
offset

Gb 21

Gambar diatas menggambarkan kondisi misalignment sepasang


mesin rotasi. Ini menjadi penyakit mesin rotasi yang masih umum
dan jarang diobati dengan benar :
Misalignment ditentukan dalam :
Sudut antara dua kopling (dalam derajat atau radian, 1 derajat=
0.01745 radian)
Offset antara coupling ( dalam mils, 1 ils = 0.001 inhes)

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 38

offset
Sudut antara
kopling
.

Gb: 22
Jelas terihat pada gambar 22 kondisi kopling yang dipasang pada
misalignment., kopling masih dapat menerima penyimpangan, tetapi
kerusakan pasti cepat terjadi. Kopling flexible tidak diperuntukan
untuk mengakomadasi adanya mis-alignment yang begitu besar.
Kebanyakan orang beranggapan bahwa kopling flexible itu dirancang
untuk mengakomodasi kondisi misalignment. Anggapan yang keliru
inilah yang andil dalam prosentasi besar penyebab kerusakan
premature.
Gambaran Mesin Mis-alignment
Gambar 23 Contoh penggambaran mesin rotasi yang sedang
operasi dalam kondisi misalignment.
Apa yang terjadi :
Motor listrik ,
Air gap rotor dengan stator berubah / tidak sama.
Garis sumbu motor bergeser.
Bearing dekat kopling menyangga beban yang lebih
Bearing cepat panas dan cepat rusak
Poros di tarik oleh kopling
Poros mengalami bengkok
Vibrasi akan semakin lama makin besar
Pompa
Clearence bagian dalam pompa tidak merata
Bearing kan tertarik keatas
Beban bearing pindah ke bagian atas
Mechanical seal cepat mengalami rusak
Jarak impeller dengan defucer berubah

Poros bengkok karena ditarik kopling


Pemakaian pelumas makin boros
semua poros & kopling menderita Kelehan cyclic pada
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 39

Dapat disimpulkan bahwa misalignment mengakibabkan mesin


mengalami kerusakan sebelum waktunya atau dalam bahasa pabrik
di sebut premature damage. Misalignment merupakan salah satu
penyebab kerusakan mesin rotari terbesar dengan jumlah kerugian
sangat besar. Kalau kita sudah mngetahui akar masalah mengapa
kita tidak mau mengatasinya,
Peta dalam mesin yang MISALIGNMENT

Acelerasi centerline poros dengan coupling

Center line
Bearing motor

Centerline
Bearing pompa

garis sumbu bearing motor


impeller

pompa
motor
garis sumbu bearing pompa

mechanical seal
atau packing

Gb : 23
Sumbu poros sejajar tetapi tidak segaris biasa disebut parallel
misalignment. Jika mesin dioperasikan poros motor dan pompa saling
ditarik oleh kopling sehingga mengalami bengkok.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 40

Gejala dari Mis-alignment


Yang akan kita lihat pada mesin yang operasi adalah efek sekunder
dari gaya misalignment yang ditunjukan dengan beberapa dari gejala
berikut :
Kerusakan premature/dini pada bearing, poros, seal atau kopling.
Vibrasi tinggi kearah radialdan axial ( kopling yang berbeda
getaran juga berbeda)
Temeperatur tinggi pada casing pada atau dekat rumah bearing
atau oli keluaran tinggi.
Kebocoran oli pada seal bearing
Baut pengikat mesin kendor, (soft foot)
Baut kopling kendor atau patah
Kopling menjadi panas ketika shutdown. (untuk kopling
elastomer lihat bubuk karet di rumah kopling)
Runout kopling cenderung meningkat setelah beroperasi
beberapa lama)
Jumlah kerusakan kopling yang lebih tinggi atau aus lebih cepat.
Poros patah (atau retak ) didekat bearing DE atau hub kopling.
Toleransi Kopling
Menurut histori kopling flexible dirancang untuk mengakomodasi
adanya misalignment. Setiap pabrikan kopling menawarkan
produknya dengan harga toleransi tertentu dengan maksud
memberikan pengertian bahwa kopling yang diproduksi cukup aman
dipakai dalam kondisi misalignment tertentu.

Driver shaft

Maximum alignment
deviasi

Driven shaft

Grafik toleransi mis-alignment

Driver offset
(in mils)

Driven offset
(in mils)

Gb: 24

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 41

Dari gambar diatas terlihat, jarak kopling makin jauh maka harga
offset makin besar
Dalam menentukan toleransi harus hati2, terutama untuk mesin2
yang putaran tinggi, kapasitas besar/major dan kritikal dalam operasi.
Gambar 25 dibawah ini grafis pendekatan untuk menghitungkan
toleransi misalignment.

maximum deviation at either point


of power transmission

mils per inch


2.0

A.Sangat bagus
B.Dapat diterima
C.Harus di-alignment

1.5

C. unaccepatble

1.0

0.5

A5

10

15

20

Speed (rpm x 1000)

Gb: 25

Disalin dari buku : manual Centifugal Pump Ebara

Cara menghitung toleransi berdasar table :


Contoh a :
Misal penyimpangan terbesar 6 mils (0.006)
Jarak / diameter kopling hub. 4
Maximum penyimpangan 6 mils/4inch = 1.5 mils/inch
( masih dalam toleransi )
Jika mesin tsb. bekerja pada putaran 3000 Rpm, harga tsb masih
dapat diterima.
Djika putaran < 3000 Rpm, misal 5000 mesin harus di-alignment.
Contoh b :

Jarak koplig = X = 16 inch


Offset max
= D = 30/2 =15
penyimpangan max = Y = Dmax/X = 15/16 mils/inch = 0,9 mils/inch
0

-25

P-M

Gb: 26

+5

+25

+5

-20

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

30

M-P

Page 42

Saat ini belum ada standard toleransi baku yang dipublikasikan


Lembaga Standard seperti ISO atau ANSI. Dari semua tabel terlihat
bahwa Rpm semakin tinggi dan diameter kopling semakin besar
maka toleransi harus makin kecil. Sesungguhnya harga yang harus
dicapai harus nol atau Zero misalignment
Toleransi dikutip dari buku Vibralign
Angular Misalignment
Offset Misalignment
Mils per inch .001/1
Mils .001

Rpm
3600
1800
1200
900

Excellen
0.3 / 1
0.5 / 1
0.7 / 1
1.0 / 1

Acceptable
0.5/1
0.7/1
1.0/1
1.5/1

Excellen
1.0
2.0
3.0
4.0

Acceptable
2.0
4.0
6.0
8.0

Tabel Toleransi (dikutip dari buku Maintenance Technology )


Table 1. Shaft Alignment Tolerances (Short Couplings)

Rpm
600
900
1200
1800
3600
7200

Excellent
Offset
Angularity
(mils)
(mils/in)
5.0
1.0
3.0
0.7
2.5
0.5
2.0
0.3
1.0
0.2
0.5
0.1

Acceptable
Offset
Angularity
(mils)
(mils/in)
9.0
1.5
6.0
1.0
4.0
0.8
3.0
0.5
1.5
0.3
1.0
0.2

Table 1. Shaft Alignment Tolerances (Spacert Couplings)


Angularity (angle alpha & beta) or Projected Offset (Offset A, Offset B)
mils/in
Rpm
Excellent
Acceptable
0600
1.80
3.00
0900
1.20
2.00
1200
0.90
1.50
1800
0.60
1.00
3600
0.30
0.50
7200
0.15
0.25
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 43

Pemahaman toleransi
Secara historin toleransi mulanya dihitung oleh pembuat kopling ,
sebagai batas aman untuk sebuah flexible kopling setelah di
alignment memakai penggaris dan feeler gage.
Misal ada pabrik kopling yang memberikan rekomendasi untuk
angular misalignment sebesar 3 derajat dan 0,075 (75 mils)
utuk offset mis-alignment. Di center kopling
Offset di coupling center

Sudut angular ant shaft


(derajat)

PUMP

MOTOR

Gap Toleransi, pabrik kopling yang memberikan toleransi tertentu


degan istilah Coupling Fase TIR ( misal tidak lebih dari 5 mils),
artinya penunjukan dial (Total Indicator Reading) pada face
permukaan kopling tidak lebih dari harga tsb. Atau vertical
parrallel misalignment tidak boleh melebihi harga tsb.
Jika dia kopling 5 , maka angular misalignment = 5 mils / 5 inchi
= 5 mils / 1 inch. Bisa dikatakan 1 mils per 1 inch jarak axial
sepanjang sumbu shaft .
Jika diameter kopling 10 inch, maka toleransi tsb menjadi lebih
persisi yaitu 5 mils / 10 inch = 0,5 mils/1 inch.
Jadi toleransi Couplig Face TIR 0,5 mils masih cukup baik untuk
di gunakan referensi.
Kesimpulan :
Dari beberapa referensi disimpulkan bahwa diameter kopling,
jarak kopling dan
putaran mesin menjadi faktor utama
memberikan toleransi sekecil-kecil nya.
Tetapi yang terpenting ialah menghitung thermal growth
(perubahan panjang/tinggi/pendek mesin akibat berubah suhu )
untuk menentukan target cold alignment, sehingga mesin dapat
mencapai sumbu dalam kondisi koliniar.Riset SKF (pabrikan
bearing) menyimpulkan: akibat misalignment, beban tambahan
bertambah 3 kali. Umur bearing ball/roller berkurang dengan
faktor 27.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 44

B Konfigurasi Misalignment
MOTOR

POMPA

Dilihat dari samping

Gb 27 a

Gb: 27.b Horizontal angular misalignment:

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 45

Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tidak segaris dan
membentuk sudut
Sebelum kita melakukan koreksi alignment, kita perlu mengambil
data alignmet saat ini, kemudian dari data itu kita harus mampu
menggambar untuk mendapatkan bayangan seperti apa posisi mesin
yang akan di koreksi dan bagaimana koreksi itu harus dilakukan.
Kemudian ketelitian kalkulasi dan kecepatan melakukan alignment
merupakan hal yang sangat penting.
1. Angular + Offset Mis-alignment
Sumbu poros motor dan pompa tidak segaris dan membentuk sudut
pada bidang vertical dan bidang horizontal (dilihat dari samping
maupun atas.
2.Parallel Mis-alignment
Sumbu poros motor dan sumbu poros pompa sejajar tetapi tidak
segaris jika dilihat dari atas maupun dari samping .

Gb: 28.a
Horizontal parallel misalignment:
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tsb. sejajar tetapi tidak
segaris atau offset
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 46

offset

Gb:28.b
Vertical parallel misalignment:
Jika dilihat dari samping kedua sumbu mesin tsb. tampak sejajar
,tetapi tidak segaris /satu sumbu atau disebut offset

Gb: 29.a
Vertical parallel misalignment:
Jika dilihat dari atas kedua sumbu mesin tsb. sejajar tetapi tidak
segaris atau disebut offset
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 47

Jika dilihat dari samping kedua sumbu mesin tidak segaris dan
membentuk sudut

Gb: 29.b
Vertical angular misalignment:
Gambar diatas terlihat pada bidang vertikal sumbu kedua mesin
membentuk sudut dan dilihat dibidang horizontal tampak sumbu
sejajar

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 48

Berbagai Posisi Sumbu ;

Sumbu mesin dalam keadaan alignment sempurna

Angular misalignment

Parallel misalignmen
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 49

C Mengapa Mesin Perlu Di-alignment.


Umur pakai mesin sangat diharapkan agar reliable/handal dan dapat
dioperasikan selama mungkin tanpa kerusakan. Bahkan system
Management Pemeliharaan yang canggihpun menjadi tidak berarti
jika mesin2 tidak di-alignment dengan benar.
Kira2 70 % penyebab kerusakan mesin2 rotasi karena misalignment
Mesin2 rotasi harus handal agar :
Unit Produksi reable / handal, dapat beroperasi sesuai dengan
target waktu operasi yang di inginkan.
Ongkos pemeliharaan rendah, karena tidak terjadi kerusakan
premature yang mengakibatkan kehilangan produksi dan
membayar ongkos perbaikan/spare part.
Target produksi bisa di capai.sesuai dengan perencaan produksi
yang disesuaikan dengan kebutuhan/ permintaan pasar
Mesin yang di-align persisi akan bisa mendapatkan keuntungan sbb:
Mengurangi beban axial dan radial yang berlebih pada bearing
untuk mendapatkan umur bearing yang lebih panjang dan
stabilitas rotor pada kondisi operasi dinamis.
Mengurangi kemungkinan porous patah akibat kelelahan cyclic.
Mengurangi keausan pada komponen kopling.
Mengurangi bend poros dari titik transmisi tenaga pada kopling
ke bearing. Mengurangi rotor internal clearence yang sesuai.
Mengurangi konsumsi tenaga (hemat sampai 5%)
Level vibrasi yang lebih rendah pada casing mesin, rumah
bearing dan rotor.
Kerugian Mesin Yang Tidak Align.
Dalam penelitian sekitar 40% kerusakan mesin rotasi disebakan oleh
misalignment, hal ini tentu saja sangat merugikan. Sedangkan sebab
utama misalignment lebih banyak disebabkan oleh factor manusia al:
karena tidak tahu, tahu tetapi belum bisa mengerjakan, tahu dan bisa
mengerjakan tetapi malas melakukan.
Kerugian2 misalignment ;
Konsumsi energi ( listrik, bahan bakar, steam) penggerak
meningkat sekitar 5 -10%.
Beban yang dderita mesin bertambah, umur bearing berkurang
dengan faktor 3 dari bertambahnya beban
Kerusakan premature pada bearing,poros,seal,kopling dll.
Temperatur tinggi pada casing,bearing atau minyak lubrikasi.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 50

Kebocoran pada sealnya bearing, mechanical seal.


Kopling menjadi panas dan cepat rusak.
Baut koping mudah kendor / patah. Baut pondasi kendor.
Vibrasi tinggi kearah radial dan axial.

Kompetensi
SDM sebagai faktor pokok dalam pengelolaan semua mesin,
peralatan, system dan operasionalnya.
Salah satu persyaratan yang diperlukan untuk menjadi seorang ahli
Mesin2 Rotasi atau ahli Perawatan Mesin wajib mempunyai
kompetensi dibidang Alignment system
Adapun hal2 pokok yang harus di ketahui sebagai berikut :
1. Harus mengetahui beda alignment dan misalignment.
2. Dapat melakukan pekerjaan alignment.
3. Mengenal dan dapat memakai alat alignment
4. Mengetahui tanda2 misalignment pada mesin yang
beroperasi.
5. Mengetahui akibat mesin2 beroperasi dalam kondisi
misalignment.
6. Mengetahui macam dan prinsip kerja kopling
7. Mengetahui mesin2 rotasi dengan masing2 karakternya.
8. Mengetahui factor2 yang mempengaruhi alignment.
9. Mengetahui faktor2 yang harus diperhatikan dalam melakukan
alignment.
Tanpa mengetahui persoalan2 tsb. diatas, akan sulit untuk mencapai
keandalan atau reliabilitas. Keandalan mesin2 sangat diperlukan untuk
mencapai produksi sesuai yang di targetkan dengan beaya yang ekonomis
..
Untuk mencapai tingkat profresional atau seorang ahli juga harus dapat
mempergunakan berbagai macam peralatan alignment, metode, serta tahu
factor2 yang mempengaruhi alignment mesin serta akibat2nya.

Motor

Kompresor

Ilustrasi Misalignment dan alignment


Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 51

BAB IV DIAL INDICATOR


A Jenis Dial indicator
B Cara membaca dial
C Run Out
D Soft Foot

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 52

BAB. IV DIAL INDICATOR.


Dial indicator merupakan salah satu peralatan yang paling banyak
digunakan untuk melakukan alignment, mengechek run out, kerataan
permukaan, end-play atau axial/radial clearence bearing dan ternyata
alat ini masih diakui sebagai cara yang cukup akurat.
sEORANG praktisi harus mengerti dan memahami cara kerja, cara
memakai dial-indicator. Tanpa hal tsb. sangat sulit untuk dapat
melakukan alignment dengan hasil baik dengan waktu cepat.
Dua macam dial dapat di lihat pada gambar2 berikut .

-0+
10
20

50

30

40

40

30

30

50

-0+
10
20

10
20

30
40

10
20

40

B
Gb: 31
Type Bottom plunyer
Gb : 32
Type back plunyer

Bagian2 penting :
1. Plunyer , bila tertekan/ bertambah pendek maka jarum akan
bergerak berputar kekanan artinya berharga positip,
2. Bila plunyer
memanjang jarum bergerak kekiri artinya
berharga negatip.
3. Harga pada skala diatas 10 = 10 mils atau 0,254 mm
4. Bila jarum menempuh satu putaran, berarti harga penunjukan
mencapai 100 mils = 2,54 mm.
Skala pada umumnya di buat 2 macam yaitu inchi atau metric ;
Skala dengan range 0-25 mm , 0-50mm, tiap strip 0.001mm
Skala dengan range 0-0.5 inch , 0-1.0 in. ,tiap strip 0.00.01 in
Note : 1mil = 0.001 in = 1 tho = 0,0254 mm
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 53

Dibawah ini contoh pembacaan skala .

10
20

-0+
10
20

30
40

30
40

50

10
20

-0+
10
20

10
20

-0+
10
20

30
40

30
40

30
40

30
40

50

-70

50

10
20
30
40

-0+
10
20

50

30
40

-25
+40

30
40

10
20

-0+
10
20

50

30
40

+75

Gb : 33
Penunjukan :
1. Plunyer dianggap tidak bergerak atau di set 0, jarum pada
posisi 0
2. Plunyer bergerak masuk atau keatas , jarum berputar
kekanan atau searah jarum jam, jarum menunjukan + 40 mils
3. Plunyer bergerak masuk atau keatas, jarumberputar kekanan
atau searah jarum jam, jarum menunjukan + 75 mils
4. Plunyer bergerak keluar atau kebawah, jarum berputar kekiri
atau kebalikan arah jarum jam, jarum menunjukan - 25 mils
5. Plunyer bergerak keluar atau kebawah , jarum berputar kekiri
atau kebalikan arah jarum jam, jarum menunjukan -70 mils

Model2 & Skala Dial :


Model atau tipe di buat beragam disesuaikan dengan penggunaan,
terutama untuk ruang sempit atau longgar bagian yang akan di ukur.
Macam penunjukan dibuat bermacam2 al
Analog ; Pembacaan memerlukan ke hati2an.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 54

Digital : mudah pembacaan sehingga kesalahan baca


sangat kecil

Dial Indicator

Gb: 34

Dial indicator dengan penunjukan analog, rancangan plunyer kusus ,


di pakai untuk ruang /space yang sempit

G
b

Gb: 35
Dial indicator dengan
rancangan penunjukan
digital, pembacaan
langsung dapat dibaca ,
sangat mengurangi salah
baca

Gb: 36
Dial indicator yang paling
banyak dipakai,
pembacaan model analog

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 55

Pemegang Dial
Untuk dapat menggunakan dial maka diperlukan pemegang yang
cukup kokoh agar penunjukan dial tidaksalah.

Gb: 37
Pemegang dengan
sistim klem

Gb : 38
Pemegang yang
disebut Magnit Base

Gb : 39
Pemegang dengan batang
flexible dipakai untuk hal
yang kusus

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 56

B. Cara Membaca Dial


Ketrampilan memasang dan membaca dengan benar harus menjadi
syarat utam melakukan alignment. Membaca penunjukan dial, harus
sangat hati2, salah baca karena tidak mengerti cara membaca, atau
salah memasang dial, sangat berakibat menimbulkan kesalahan
yang lebih besar.
Beberapa macam kesalahan dan sebabnya al :
Jarum loncat2 , sehingga kadang kita sulit untuk mengetahui
berapa harga penunjukan yang sebenarnya.
Pemasangan dial ke braket (pemegang) kurang rigid/mantap
sehingga sewaktukopling di putar posisi dial berubah dan
menyebabkan penunjukan menjadi salah.
Braket atau batang pemegang lentur, dalam bahasa alignment
sering
disebut sag. Sag harus di perhitungkan dalam
menentukan hasil achir alignment.
Tidak memiliki skala satu putaran satu, sehingga dial sudah
berputar satu kali tapi kita tidak tahu.
Histirisis dial, dial tidak menunjuk ke nol. waktu dial kembali ke
posisi jam 0. ini kesalahan mekanis didalam dial.
Pemasangan dial tidak tegak lurus bidang yang di ukur.
Tidak memperhitungkan Axial endplay, yaitu gerakan axial (maju
mundur) poros saat di putar, misal motor
Hukum Pembenaran
Cara ini untuk mengontrol apakah hasil
Penunjukan akurat/betul atau salah.

atas

kiri

Gb: 40

( kiri + kanan ) = atas+bawah

bawah

0
-5

kanan

0
- 20

-25
(-5) + (-5) = (-25)
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

+42

+20

+62
(+20)+(+42)=(+62)
Page 57

Contoh lain.: buatlah list untuk cek ulang


Posisi

atas
0
0
0
0

kiri
-5
+10
0
+7

kanan
+26
-10
-15
0

bawah
+21
0
-15
+7

Sebab Kesalahan/penyimpangan :
Jika hasil penunjukan tidak mengikuti aturan tsb. diatas maka
kemungkinan ada kesalahan2 al :

Gb: 41.a
Dial tidak tepat posisi
jam 0,3,6 & 9
Cara mengatasi, plunyer dial
harus tepat pada jam 0,3,6,9

Gb: 41.b
Dial plunyernya tidak tegak
lurus dengan bidang
Tip
agar hasil
bacaan
semp
Mengatasi
: harus
dipastikan
bahwa plunyer harus tegak
lurus

Gb: 41.c
Dial lintasanya membentuk
elliptical, karena posisi kopling
mungkin sangat2 misalignment.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 58

Tip agar hasil bacaan sempurna.

Gb: 42
Jarum harus tegak lurus ke permukaan, pemegang harus kokoh. Dan
sebaiknya mengambil bacaan lebih dari 2 kali. Misal 3 kali, kedua
kopling diputar ber-sama2 kemudian dirata2 untuk mendapatkan hasil
yang lebih akurat.
Atas (jam 12)
0
-1
0
Kiri (jam9)
-10
-11
-9

Gb: 43

Kanan (jam 3.)


-4
-6
-8

Bawah (jam 6)
-14
-16
-18

Mengapa pembacaan DIAL-INDICATOR 2kali dari beda kedua


sumbu yang sesungguhnya. Mengapa offset pada poros adalah D
bukan 2D
0
Poros yang diputar
D
D=radius
permulaa
n
2D

Titik
perputaran

D
D
+2D

Jadi jika jarum menunjuk TIR 20 mils


Maka sesungguhnya offset = 10 mils
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 59

C Run out .
Run out dapat diartikan ke-tidak lurusan, benjolan/tonjolan pada
lingkaran atau permukaan. Misal bola ada tonjolan2 pada tempat
tertentu, gelang tidak bulat sempurna, poros tidak lurus lagi.
Sebab2 terjadinya run-out al: kondisi memang sudah bengkok,
penyok atau pembuatanya tidak sempurna atau tidak rata.
Run out harus di chek dulu agar tidak timbul penunjukan data yang
salah, sehingga dapat menghasilkan data yang menyimpang atau
salah dan juga menyulitkan pekerjaan alignment.
Macam run-out/ penyimpangan :
1. Hub kopling benjol
2. Poros bengkok (shaft bend)
3. Lubang poros pada hub tidak ditengah (Bore out of center)
4. Sumbu lubang tidak segaris sumbu hub (coupling hub skew
bored)
5. Sumbu poros tidak tegak lurus pada face casing frame
6. Sumbu poros tidak sejajar dengan face
7. Sumbu poros tidak sejajar base plate/ mounting
8. Baseplate kedua mesin tidak segaris (angular misalignment)
9. Baseplate kedua mesin sejajar tapi tidak segaris (parallel
misalignment)
10. Sumbu poros tidak center /konsentris pada frame
11. Konsentrisitas pada counter bore frame
12. Axial displacement.
1.Run out pada coupling hub :
Kopling umumnya di buat sangat presisi, simitris dan dibalance,
namun kesalahan atau ketidak sempurnaan mungkin bisa terjadi.
Hub kopling sangat mungkin tidak memiliki lingkar sempurna :
permukaan tidak rata/benjol, elip, kena benturan, proses karat,
pembuatan tidak sempurna, lubang bore tidak senter-tengah dll.
Sehingga sangat perlu di chek run out nya , untuk mendapatkan data
serta pekerjaan alignment yang akurat.

Gb : 44
Lingkar Hub Kopling
harus di chek

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 60

Cara mengechek run out pada coupling hub :


Peralatan :dial-indicator dan pemegang dial dengan base magnit
atau pemegang dengan klem. Sebelum memulai alignment
periksalah kondisi semua peralatan bahwa masih berfungsi baik.

Gb 45:

Cara melakukan :
Gambar diatas akan mengechek run out hub kopling motor listrik
1. Pasang bracket/pemegang pada hub kopling pompa
2. Jarum dial menunjuk pada hub kopling motor
3. Hub kopling motor dibagi mejadi 4 dan beri tanda jam 12.00 ,
3.00 , 6.00 , 9.00
4. Jarum set menyentuh hub bagian atas dan penunjukan di
angka skala 0.00
5. Putar hub kopling motor, hub kopling pompa tetap/dial tidak
diputar.
6. Putar 360 derajat, catat setiap posisi minimal 4 posisi, yaitu
jam 12.00, jam 3.00, jam 6.00, jam 9.00.
7. Setelah kembali ke jam 12.00 jarum dial seharusnya
menunjuk kembali ke angka 0 , jika tidak nol kemungkinan
ada kesalahan saat memutar atau kesalahan dalam dial
indicator.
8. Disarankan untuk mengambil bacaan lebih dari satu-kali,
kemudian di rata2.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 61

Atas

kanan

bawah

kiri

+0,01

+0,05

-0.05

+0,02

+0,04

-0,04

+0,02

+0,06

-0,03

+0,016

+0,05

0,04

-05

+1

Rata2
0

+05

Ini artinya : run out max = 0,05

Penempatan magnit-base

Gb : 46

Cara penempatan dial


indicator dapat dilakukan
dengan magnit-base pada
base plate mesin

Gb : 47
Magnit-base diletakan
pada motor listrik dan
selanjutnya bacaan seperti
pada Gb:

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 62

Run out /bore kopling miring.

Gb: 48

Run out pada kasus ini


ditandai dengan penunjukan
dial-indikator terbesar pada
satu
tempat yang sama
(lihat gambar sebelah)

2
0

Coupling hub
skew bored
Bila keadaan kopling seperti kasus tsb diatas, maka pilihan terbaik
adalah mengganti kopling dengan sumbu bore yang segaris dengan
sumbu kopling . Karena akibat dari kondisi tsb, jika dipaksakan
mungkin harus di bayar mahal : kerusakan premature pada kopling,
bearing, mechanical-seal, poros dll.
Run out / bore out of center

6
6
0

Gb: 49

Coupling hub bored


off center

Run out jenis ini disebabkan oleh pembuatan bore tidak


center/tengah, sehingga sumbu kopling dan sumbu poros tidak
segaris atau tidak berimpit.
Tanda2nya hampir sama yaitu penunjuk an besar pada satu tempat
Apa tindakan yang terbaik jika kondisi kopling seperti kasus tsb
diatas. Tindakan pilihan terbaik adalah mengganti kopling dengan
sumbu bore yang segaris dengan sumbu kopling . Karena akibat dari
kondisi tsb, mungkin harus di bayar mahal : kerusakan premature
pada kopling, bearing, mechanical-seal, poros dll.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 63

Poros bengkok

2
0

Coupling hub
skew bored
Gb:50
Poros bengkok merupakan kondisi yang sangat sulit di pertahankan.
Cara mengatasi :
Diluruskan pada bangku mesin tekan hydrolik dan di check di
mesin bubut.

Yang terbaik mengganti poros dengan yang lurus.


Rekomendasi run out
Run out harus di chek sebelum melakukan alignment, agar kita dapat
melakukan pekerjaan secara benar dan dengan waktu yang cepat
dengan hasil yang dapat dipertanggung-jawabkan. Namun keadaan
sempurna/tanpa run out sulit akan kita dapatkan. Dibawah ini harga
run out yang masih diperbolehkan, makin tinggi putaran (Rpm) mesin
makin kecil toleransi.
PEDOMAN TOLERANSI RUN OUT

0 - 800

Toleransi Maximum
TIR inchi (total indicator
Runout)
4 mils ( 0.004 )

1800 - 3600

2 mils ( 0.002 )

0,05 mm

> 3600

< 2 mils ( 0.002 )

< 0,05 mm

RPM
(Putaran Mesin)

Toleransi Maximum
TIR ( metric)
0,10 mm

Keterangan :
TIR = Total Indicator Runout , yaitu penunjukan bacaan dial-indicator.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 64

Axial clearence
Axial clearence atau biasa disebut endplay perlu di chek untuk
menentukan posisi poros pada saat pemasangan kopling mesin yang
yang memounyai thrust bearing ( pompa, compresor, turbin)

Gb : 51
Axial clearence dimaksukan untuk mengetahui clearence dari axial/thrustbearing dan perlu diadakan seting pada thrust-bearing jika diperlukan.

Cara pengechekan :
Dial-indicator diletakan pada base-plate atau kopling satunya .
Dorong ke salah satu arah (misak kekanan)
Setel penunjukan dial 0
Kemudian dorong kekiri dan baca penunjukan dial.
Ulangi beberapa kali dan ambil rata2.
Radial clearence

Sleeve bearing mempunyai sifat unik, yaitu posisi berubah letak


sumbu mesin saat running dengan saat diam. Hal ini tidak
dengan ball bearing

+
Gb: 52.a

+
Gb: 52.b

Gambar 52.a : Poros terangkat posisinya karena saat dioperasikan


minyak pelumas sudah berfungsi dan kedua sumbu relative berimpit.
Gambar 52.b : saat diam Poros menempel/terletak pada dasar
bearing, posisi kedua sumbu berbeda, karena belum ada minyak
pelumas.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 65

Beberapa cara pengechekan radial clearence.


1. Dengan alat dial-indicator
2. Memakai plastic-gage
3. atau lead-wire (kawat-timah)
Cara lain penggunaan dial indicator

Gambar 52
Adalah pemakaian dial indicator
untuk :
Mengechek gerak axial poros
,atau end-ply, dengan cara
berapa penunjukan majumundur poros
Mengechek axial clearence
,dengan cara berapa
penunjukan gerak keatasbawah
Mengechek run out, centerline dengan berapa
penunjukan saat di putar ,
pada bagian depan & blakang
Soft Food
Soft Foot di definisikan sebagai kondisi buruk pada kontak kaki
mesin terhadap base-plate atau frame. Studi menunjukan bahwa
lebih dari 40% misalignment ada hubungannya dengan soft foot,
sehingga sangat perlu di pahami perihal ini.
Problem Soft-foot diketahui ada 3 macam, yaitu static soft-foot,
dynamic soft-foot dan soft-foot akibat resonansi saat dioperasi kan.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 66

Gb: 54
Kotoran/karatan :
langkah yang selalu
harus dikerjakan jaitu
harus selalu memeriksa
dan membersihkan
kotoran /karat pada
semua kaki/shim

Beberapa macam static soft-foot :


Kaki2 mesin tidak kontak semua pada fondasi secara sempurna,
karena :
Ada satu atau lebih kaki mesin yang kependekan
Fondasi tidak sama tinggi atau tidak merata
Bentuk kaki yang menyudut atau tidak sejajar
Shim tidak rata atau tebal sebelah.
Terlalu banyak jumlah shim dan kotor.
Ada kotoran atau karatan dibawah kaki.
Kaki kependekan : salah satu jenis kasalahan pada pembuatan dari
pabrikan, atau kerusakan akibat karatan pada salah satu kaki atau
fondasi tempat kaki tsb. Untuk menghilangkan masalah ini harus di
pasang shim yang memadai, dengan jumlah shim sedikit mungkin.
Kaki menyudut atau kontak bersudut : masalahnya mirip dengan
masalah kaki kependekan. Mengatasinya adalah dengan membuat
shim yang mengikuti kemiringannya.
Jumlah shim: jika shim yang terpasang terlalu banyak (misal: 6x0.05
mm), maka sebaiknya diganti 0,3 mm. Tujuanya agar saat di
kencangi tidak ada sifat per atau antara shim mudah karatan /
kotoran.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 67

Dynamic soft-foot :
Jenis ini akibat saat mesin dioperasikan, hal ini pengaruh :
Pemuaian mesin akibat kenaikan suhu
Pergeseran mesin akibat pipe strain atau tarikan/tekanan pipa.
Pergeseran mesin akibat tekanan atau aliran media dalam mesin..

Kaki pendek

Gb :55
Short foot
atau kaki kependekan, terjadi ketika base pads rata tetapi kaki tidak
duduk merata , maka kondisi ini disebut short foot. Cara
memperbaiki adalah dengan memasang shim yang sesuai pada kaki
tsb.

Rongga bersudut

Gb : 56
Angled Foot/
Mounting Pad : Ini terjadi bila kaki mesin atau base-pad tidak rata
akibat dari kaki yang menyudut. Cara mengoreksi adalah dengan
machining/meratakan atau memasang shim dengan bentuk mengikuti
kemiringan

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 68

Apa akibat soft-foot.


Kondisi soft-foot tidak boleh diabaikan agar hasil meng-alignment
sempurna.
Kondisi sooft-foot jika dikencangkan bautnya mengakibatkan :
Merusak casing pompa
Posisi alignment dapat berubah/lari sehingga membuat
frustrasi
Strain/ketegangan pada rotating element.
Merusak frame atau fondasi
Strees pada bearing
Timbul Vibrasi jika di operasikan
Motor air gap tidak sempurna.
Cara mengechek soft-foot.
Langkah 1.
Kendorkan semua baut pengikat kaki mesin. Ambil semua shim
dan bersihkan kotoran atau karat dibawah masing2 kaki mesin,
bisa memakai amplas / kertas gosok, kemudian kencangkan
kembali baut fondasi dengan tangan saja, jangan terlalu kuat.

Feeler-gage
1

3
2
Gb :
Gb : 57
Langkah 2
Untuk menghilangkan atau memperkecil soft-foot pasanglah shim
atau special wedges di setiap kaki sesuai dengan hasil pemeriksa an
tsb datas.

Gb : 58 :

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 69

Langkah 3
Dengan memakai feeler gage kita check gap dibawah semua kaki2
pada posisi 1, 2 ,3, 4. Kondisi Soft-foot dapat diketahui dengan
melihat ukuran feeler-gage tsb dan catatlah.

Gb: 59.a

Gb : 59.b

Langkah 4
Setelah semua kaki sudah dipasang shim yang sesuai dengan gap
yang terukur maka lakukan tahap berikut :
Lakukan langkah ini untuk mengoreksi ulang atau mendapatkan hasil
achir , dan selanjutnya langkah alignment dapat di mulai.
1. Kencangkan semua baut fondasi
2. Pasang dial indicator di sudut kaki dekat baut pengikat set
pada penunjukan 0 kemudian kendorkan dengan hati2, catat
penunjukan dial-indicator catat.
3. Kencangkan lagi baut tsb. dan pindah ke baut berikut
4. Ulangi lakukan prosedur yang sama pada kaki yang lain, satu
demi satu dan catat.
Catatan :
Toleransi soft-foot
disarankan pada harga
penunjukan dialindicator :
0.002 - 0.004
(0.05 mm 0.1 mm)

Gb : 60
Dial indicator dengan base
magnit : Soft-foot sangat
baik di chek dengan alat ini

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 70

Apa akibat dari kondisi tidak sempurna keempat kaki, apakah


mesin duduk tidak rata ?
Akibat kondisi tsb. diatas bila dikencangi akan mengubah sumbu
mesin menjadi tidak kolinier.
Atau bila dioperasikan membuat getaran / vibrasi tinggi bahkan shake
atau bergoyang dan temperature bearing tnggi.
Apa hasil achir ?
Umur bearing lebih pendek, mengalami kerusakan dini atau
premature. Kemudian tingginya vibrasi akan mempengauhi mesin lain
didekatnya dan mengakibatkan mesin2 tsb ikut cepat rusak.

Gb: 61

Bagaimana memperlakukan dial-indicator .


Dial harus diperlakukan dengan sangat penuh perhatian seperti
memperlakukan bayi,
Jangan jatuh agar penunjukan tetap akurat
Selalu dibersihkan sehabis dipakai, tidak berkarat , agar gerakan
plunyer & jarum lancar.
Selalu tersimpan didalam kotaknya
Secara berkala di chek ketelitianya, agar hasil penunjukannya
tidak menyesatkan dalam me-alignment.
Apa yang paling penting ?
Faktor penting untuk mendapatkan hasil baik dalam waktu cepat.,
Akurasi alat, kecermatan memakai alat, ketrampilan mengerjakan,
menguasai metode kerja / cara dengan baik dan seni bekerja.
(tahu dan mau melakukan)

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 71

Contoh melakukan koreksi soft foot

0.02

0.20

0.18

0.03

0.0

0.0

0,0

0,25

Cara melakukan cheking softfoot :


Baut di setiap foot / kaki masih dalam
keadaan kencang.
Pasang dial-indicator di foot A,
kendori baut A, baca : 0,20 mm
baut A kencangkan lagi
Lakukan dengan cara sama pada
foot B, C, D, hasilnya lihat
gambar
Kurangi shim di A (kira2 50%60% x 0.20mm) dan kencangkan
lagi bautnya
Kurangi shim di D (kira2 50%60% x 0.20) dan kencangkan lagi
bautnya.
Ulangi chek satu demi satu.
Pastikan tidak lebih dari 0.06 mm
di setiap foot
Maximum allowable Soft foot =
0.06 mm
Cara melakukan cheking softfoot :
Baut di setiap foot / kaki masih
dalam keadaan kencang.
Pasang dial-indicator di foot
A, kendori baut A, baca : 0,00
mm baut A kencangkan lagi
Lakukan dengan cara sama
pada foot B, C, D, hasilnya
lihat gambar
Kurangi shim di C (kira2
100% x 0.25mm) dan
kencangkan lagi bautnya
Ulangi chek satu demi satu.
Pastikan tidak lebih dari 0.06
mm di setiap foot
Maximum allowable Soft foot
= 0.06 mm

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 72

Sag adalah lenturan pemegang dial indicator yang harus


diperhitungkan dalam membuat perhitungan melakukan alignment,
jika tidak semua perhitungan dan koreksi alignment mengalami
kesalahn yang fatal. Dibawah ini cara melakukan pengukuran sag

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 73

Bab V. METODE ALIGNMENT ;

A. Persiapan Alignment
B. Metode Alignment Kasar
C Metode Dial Indicator

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 74

BAB. V METODE ALIGNMENT.


Banyak metode untuk melakukan alignment, agar berhasil
mendapatkan hasil yang akurat dengan waktu cepat. Namun semua
itu sangat bergantung kepada tersedianya alat dan kemampuan
sumberdaya manusia.
Jadi peningkatan kemampuan alat dan
kemampuan harus selalu ditingkatkan. Perlu membuat Standard
Instruksi Kerja, manual dan spesikasi alignment setiap mesin dan
histori alignment atau catatan penting mengenai alignment / vibrasi.
A Persiapan sebelum melakukan alignment
Membuat persiapan secara matang sangat menentukan keberhasilan
melakukan alignment. Persiapan2 meliputi :
1. Identifikasi mesin dan mencari informasi yang relevan tentang
mesin yang akan di-alignment. Informasi2 penting al. tentang
mesin (Machine Data Sheet), komponent mesin, kopling, bearing.
Apakah mesin berubah posisi dari kondisi dingin ke operasi?
Berapa suhu operasi? Berapa kompensasi, muai-nya? Apakah
memelukan peralatan spesial?
2. Inspeksi pondasi mesin dan base-plate untuk mengidentifikasi
kerusakan atau masalah. Jika perlu diperbaiki , rencanakan
sewaktu mesin shut-down. Histori vibrasi, analisa / diagnosa
masalah yang pernah terjadi.
3. Mempersiapkan peralatan yang diperlukan atau sesuai dengan
metode yang akan dipilih misal : dial indicator, braket, shim,
jackscrew, alat angkat , micrometer, alat alignment lacer, alat tulis
dan kertas perhitungan, catatan spesifikasi atau alignment
record/history .
4. Mempersiapkan sipelaksana yang akan melakukan, seharusnya
menguasai :
metode alignment yang sesuai
menggunakan semua peralatan alignment
cara melakukan alignment secara akurat,
cara mengukur soft-foot, run-out, sag
prosedur memindahkan posisi mesin,
memeriksa perpindahan statis dari casing,
melakukan kalkulasi perubahan posisi, pemuaian akibat
perubahan suhu.
Menggunakan atau kalkulasi toleransi yang diijinkan.
Mengetahui target alignment yang harus dicapai.
Dan catatan2 lain yang diperlukan.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 75

Persiapan Keselamatan Kerja


Safety First / Utamakan keselamatan.
Di semua Instalasi Industri atau Pabrik umumnya memiliki Prosedur
Keselamatan Kerja, yang mengharuskan setiap orang yang akan
melakukan suatu pekerjaan maintenance harus meminta Permit
Kerja. Memiliki permit berarti unit sudah diamankan untuk siap
dilakukan pekerjaan pemeliharaan, tujuannya yaitu untuk menjaga
keselamatan orang yang melakukan pekerjaan.
Beberapa Cara a.l :
Lock-out system : setelah di matikan mesin harus di-isolasi
dengan cara di rantai & dikunci di semua valve/kerangan,
breaker motor. Biasanya penguncian dilakukan oleh pihak yang
melakukan pekerjaan dan bagian yang memberikan pekerjaan.
Tag system : cara ini mirip dengan cara tsb. diatas tetapi tidak
melakukan penguncian, melainkan hanya memasang Tag. yang
bertuliskan jangan dibuka, jangan dioperasikan, atau jangan di
ganggu atau sejenisnya. Tag adalah kertas tebal yang ber
tuliskan dan di tandatangai oleh yang berwenang misal:
kerangan jangan dioperasikan atau DONT OPERATE dsb.
Cara kombinasi , yaitu melakukan penguncian dan memasang
tag atau tulisan tanda larangan.
Langkah Pra-alignment
Urutan pekerjaan secara singkat sbb:
Melepaskan kopling-hub, berilah tanda untuk memasang kembali
pada pasangan tempat yang sama. Cobalah apakah driver dan
driven mudah diputar. Dalam hal ini mesin yang akan di
alignment sudah dalam keadaan baik.
Chek awal : run-out, soft-foot, bearing apakah baik, fondasi &
baut fondasi apakah baik, base-plate apakah baik, tarikan pipa /
pipe strain baik,
Lakukan bacaan alignment beberapa kali untuk mendapatkan
data yang akurat dan catat data. Analisa apakah hasil bisa
diterima atau harus melakukan koreksi ?
Langkah Alignment.
Jika data yang diambil menunjukan bahwa mesin dalam kondisi misalignment, maka buatlah kalkulasi untuk menentukan perubahan
posisi mesin ( kemana dan berapa jauh) . Buatlah target yang harus
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 76

dicapai berapa harga cold & hot alignment: kemudian merubah posisi
mesin vertikal, lateral dan aksial.
Memeriksa ulang alignment , kalkulasi lagi perpindahan yang
dibutuhkan dan ulang prosedur ini sampai mendapatkan harga
alignmant mesin dalam batas toleransi yang diijinkan.
Hasil
Chek kekencangan baut pondasi dan ambil data alignment yang
terachir.
Pasang kembali kopling (matching tanda sewaktu membongkar),
coba apakak mudah diputar, kemudian pasang kembali tutup
kopling.
Setelah pekerjaan selesai dan system permit dibuka, operasikan
mesin untuk memastikan pekerjaan berhasil baik. Perhatikan
selama mesin dioperasikan dan ambil data : suhu bearing,
vibrasi dan parameter lainnya.
Pantau dan catat selama waktu kira2 1 jam, hasil sudah dapat
disiimpulkan apakah alignment berhasil baik.

Daftar urutan kerja /chek list


Kita dapat membuat instruksi, misal check list yang memuat sbb:
Inspeksi visual.
Periksa hanger atau support pipa apakah terpasang dengan
benar.
Pastikan jika pipa bergerak atau memuai dapat bergerak bebas
dan tidak membebani (tarik, dorong, geser) mesin.
Periksa baut flange dari pipa apakah ada yang longgar.
Periksa dudukan pondasi apakah ada yang retak atau
kerusakan.
Periksa dan kencangkan baut pondasi yang longgar.
Periksa shim, dibersihkanlah dan jika rusak/karat harus diganti.
Periksa jack-bolt , apakah ada yang rusak atau lepas, karena
untuk merubah posisi mesin tidak dibenarkan dengan cara
memukul kaki mesin. Menggeser posisi mesin yang terbaik ialah
dengan pertolongan jack-bolt.
Memilih metode kerja dan perlatan , siapkan prosedure/instruksi
kerja yang sesuai dan spesifikasi mesin yang diperlukan.
Tersedianya tools atau peralatan yang ada. Pengadaan
peralatan tentu selalu berhubungan dengan nilai ekonomi.
Misal: jika kita hanya mempunyai beberapa mesin maka mungkin
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 77

cukup disediakan dial indicator. Tetapi jika banyak mesin akan


lebih baik jika di sediakan Alat Alignment Laser. Sedangkan yang
paling sederhana yaitu memakai penggaris besi straigt edge
Kemampuan sumber-daya manusia atau pelaksana. Tetapi hal
ini dapat di tingkatkan dengan training dan latihan2 , atau belajar
sendiri dengan membacaca berbagai buku panduan teknik.
Cara, tools dan kemampuan sangat berpengaruh langsung
terhadap hasil yang dapat dicapai. Hal ini harus selalu
diperhatikan oleh para Supervisor atau Manager Pemeliharaan.
Peralatan lengkap dan canggih nya, tetapi jika sumber-daya
manusianya kurang menguasai, maka akan sia2 peralatan tsb.

Metode Alinment.
Metode kasar
Metode dial indicator

Metode laser/ optical

Cerita lama.
Jangan heran jika kita suatu saat berkunjung kesebuah pabrik dan
bertanyalah kepada seorang mekanik
menanyakan tentang
alignment.
Dia dengan bangga mengatakan sbb: saya sudah puluhan tahun
berpengalaman dan menangani mesin dengan alat ini (sebuah
penggaris) untuk me-alignment dan tidak apa2.
Contoh pandangan seperti inilah yang harus diubah , bahkan ada
yang mengandalkan filling mata.

Mata kita bukanlah alat ukur yang akurat .


Apakah cara ini dibenarkan ? Oh tentu tidak !

Sudahkah ?
alignment

Gb:62
Apakah ketelitian mata dapat terukur dan dapat dipertanggung
jawabkan? Jawabnya ada pada anda sendiri.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 78

B. Metode kasar.
Metode yang paling kuno, paling sederhana , paling kasar ini hasilnya
tentu untung2an , mungkin hasilnya baik tapi bisa juga kerusakan
fatal. Peralatan yang dipakai al: penggaris logam/metal, taper gage,
feeler gage atau inside mircometer.
Keuntungan :
Kopling tidak perlu diputar
Alat cukup sederhana , murah harganya
Cara sangat sederhana , cepat dan mudah
mengerjakannya .
Kerugian2 :
Tidak kurang teliti/akurat.
Hasil kurang dapat dipertanggung-jawapkan.
Tidak direkomendasikan untuk mesin2 kapasitas besar,
putaran tinggi,
Sulit dibuat perhitungan2 dan catatan yang akurat.
Hanya untuk kopling yang mempunyai toleransi sangat
tinggi.
Metode penggaris
Menggunakan penggaris untuk menentukan parallel gap. Cara ini
dapat dilakukan hanya jika diameter hub-kopling sama, atau
langsung menggunakan penggaris pasa poros jika diameter poros
juga sama.
Prinsipnya : dengan mengandalkan ketelitian mata untuk menentukan
penyimpangan alignment seperti terlihat gambar dibawah ini.

Gambar diatas alignment dengan penggaris .


Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 79

Langkah2 alignment :
Pilihlah mesin yang mudah direposisi misal motor listrik Gb.63
Untuk menentukan apakah motor harus naik atau turun, letakan
penggaris pada bagian atas kopling.
Ukurlah parallel gap X misal 10 mils dengan feeler gage , mesin
B kurang naik 10 mils.
Tambahkanlah shim 10 mils di empat kaki motor.
Selanjutnya letakan penggaris pada sisi kiri atau kanan kopling
untuk mengetahui apakah motor harus digeser kekiri atau
kekanan.
Pada contoh ini diansumsikanm motor perlu digeser kekanan
sebesar Y.
Setelah mengadakan reposisi berdasarkan pengukuran tsb,
sebaiknya di chek lagi seperti langkah awal.
Jika pengechekan masih belum alignment, kita harus melakukan
reposisi lagi.

Ketelitian merupakan kunci untuk medapatkan hasil terbaik


dengan waktu lebih singkat
X Parallel
A
B

A
B

Motor harus dinaikan


sebesar X agar sumbu
mesin A segaris dengan
sumbu mesin B
(dilihat dari atas)
Motor harus digeser
kekanan sebesar Y agar
sumbu mesin A segaris
dengan sumbu mesin B
(dilihat dari samping)

.
(

pompa

motor
Dinaikan
Pada keempat
kakinya 10

Gb : 63 Cara alignment dengan penggaris


Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 80

Metode Feeler Gage


Feeler dipakai untuk mengukur aksial gap kopling yang sempit, sbb:
Ukurlah gap pada empat posisi (jam 12,3,6,9 ) untuk
mendapatkan gambaran posisi mesin, buatlah catatan.
Selisih harga jam 12 (atas) dan 6 (bawah) merupakan harga
untuk perhitungan koreksi reposisi dengan menambah atau
mengurangi shim.
Selisih harga jam 9 (kiri) dan 3 (kanan) merupakan harga untuk
perhitungan koreksi reposisi dengan menggeser kaki depan atau
belakang mesin.
Setelah selesai mereposisi mesin, harus di chek lagi seperti langkah
awal. Dan jika perlu harus di koreksi ulang
9

2
Gb 64 a

3
6
Feeler gage
mengukur
Axial gap

A
B

Pengukuran atas bawah kopling

Pengukuran kiri-kanan kopling

Gb: 64 b

Gb 64,c

Sumbu B digeser keatas agar berimpit dengan sumbu A dengan


menaikan kedua kaki ( bagian belakang motor lebih banyak
dibanding kaki depan)
Sumbu B digeser kekanan agar berimpit dengan sumbu A dengan
megeser kedua kaki ( bagian belakang motor lebih banyak dibanding
kaki depan.
Untuk parallel alignment Check lah kemudian dengan penggaris.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 81

Metode Feeler Gage


Jika jarak agak lebar diukur memakai taper gage atau insite
micrometer, langkah lengkap sbb :
Cara pengukuran dengan taper-gage atau insite-micrometer. Ini
sebagai cara mudah & agak teliti untuk melihat berapa penunjukan.
Cara & pelaksanaanya persis sama dengan cara diatas ( feeler
gage).
Insite micrometer

IB
Taper gage
OB

Gb; 65 Cara alignment taper-gage & insite-micrometer.


HHT
F

IB

OB

B
A

F /H = x/B = y/A
x = F.B / H.
y = F.A / H
Hubungan antara diameter kopling jarak dan tinggi
Rumusan ini dipakai dasar untuk perhitungan cara tsb diatas
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 82

Perhitungan praktis :
Posisi poros seperti gambar ;
Axial : Penunjukan atas 15 mils , bawah 3 mils ,
Jadi F = 15 3 = 12 mils
Penunjukan kiri kanan, 10 mils 2 mils = 8 mils
Misal diamater kopling H = 4 inch ,
jarak kopling ke kaki IB = B = 10 inch ,
jarak kopling ke kaki OB = A = 20 inch
hitungan untuk reposisi naik turun :
x = F.B / H. = 12 MILS. 10 INCH /4.INCH = 30 MILS
y = F.A / H. = 12 MILS. 20 INCH /4.INCH = 60 MILS
kaki OB harus ditambah shim 60 mils
kaki IB harus ditambah shim 30 mils
Hitungan untuk reposisi kekiri kanan dengan cara yang sama:
Melakukan reposisi.
Tujuan mereposisi,yaitu merubah posisi dua mesin atau lebih yang di
kopel agar sumbu2nya segaris.
Untuk melakukan reposisi harus dilakukan secara akurat,
dihindarkan coba2 atau trial-error, karena akan memakan waktu
yang lama dan hasil nya pasti untung2an. Untuk mendaptakan
hasil yang akurat pakailah cara2 perhitungan : grafis, analitis
atau dengan alat optic alignment, laser.
Kita harus bisa menggambarkan posisi mesin setelah
mengetahui hasil pengukuran dengan alat apapun.
Melakukan perhitungan2 dan menentukan besarnya reposisi di
setiap kaki.
Angular misalignment.
Bagaimana jika posisi poros contoh diatas seperti gambar ;
Penunjukan gap/jarak kopling antara kiri dan kanan, atas dan bawah
berbeda maka selisih itulah yang harus dikoreksi :

Pompa

motor

Gb: 68
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 83

Kaki depan dari mesin IB harus dinaikan dengan menambah shim x


kaki belakang OB sesar y , agar posisi menjadi sejajar dan sama
tinggi.
Cara menggeser :
Kendorkan baut fondasi 2,4 naikan dengan jackbollt atau hydrolik
jack , tetap di monitor dengan dial,
Masukan shim sebanyak X ( dari hasil hitungan) , dan
kencangkan kembali bautnya.
Lakukan yang sama untuk kaki 1, 3
Untuk mengangkat/menggeser pakailah jack-bolt, harus
dihindari cara mengangakat/menggeser dengan memukul kaki2
mesin dengan hamer besi, karena dapat menyebabkan pecah,
retak atau penyok.
Ukur lagi apakah gap kopling sudah sejajar, atas-bawah,
samping kiri-kanan sama.
Jika belum tercapai alignment harus di ulangi lagi seperti awal.
3
A

4
B

B
1

Gb: 69
Mesin B harus digeser pada kaki depan lebih banyak dari kaki belakang.

Cara menggeser :
Baut 1 tidak dikendurkan ,
Kemudian kendorkan baut fondasi 2,3,4
Pasang dial di 2 atau 3 untuk memantau gerakan dorong
Lakukan reposisi , memutar / mendorong jackbolt
Untuk menggeser pakailah jack-bolt, harus dihindari cara
menggeser dengan memukul kaki2 mesin dengan hamer besi,
karena dapat menyebabkan pecah, retak atau penyok.
Kemudian kencangkan semua baut..

Setelah selesai pengubahan posisi, harus di chek ulang apakah


sudah align, jika belum harus dikoreksi/dialign ulang seperti
langkah awal.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 84

Gb: 66 Parallel misalignment

pompa

motor
Diturunkan
Pada keempat
kakinya

Cara menggeser dengan mengendorkan baut pondasi kemudian :


Usahakan menggeser dengan jack-bolt, dihindari cara
menggeser dengan memukul kaki2 mesin, karena dapat
menyebakan pecah, retak atau penyok.
Mengurangi shim , harus dihindari mengungkit dengan linggis,
tetapi pakailah jack-pump atau cara lain dengan menghindari
pemaksaan.
Setelah selesai pengubahan / reposisi, harus di chek ulang apakah
sudah align, jika belum harus dikoreksi/dialign ulang seperti langkah
awal
Parallel misalignment dilihat dari atas mesin bisa terjadi seperti
gambar dibawah, maka dengan cara menggeser posisi horizontal
kekiri atau kekanan akan mendapatkan kondisi alignment.

Cara reposisi horizontal.


Geser baut
depan belakang

Pompa

motor

Gb: 67 Contoh, parallel mis-alignment,

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 85

Perhatikan gambar dibawah ini.

Gambar 70 diatas contoh diaphragm-coupling yang terpasang


dalam kondisi sangat misalignment.
Bayangkan apa akibat dari kondisi tsb.
Bagian diaphram-nya tentu cepat mengalami kerusakan
Gb 70a, kopling tertekan kedalam. akibat gaya axial terlalu besar ,
Gb 70b, kopling menanggung beban akibat angular misalignment .
Gb 70c, kopling memikul beban akibat offset.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 86

C Metoda Dial Indicator.

Rim & face dial indicator


Reverse dial indicator

Gb: 71 Reverse

Gb: 71 Rim & face

Metode dial indicator adalah metode yang paling banyak di lakukan,


karena ketelitian cukup dapat dipertanggung-jawabkan, terutama jika
dilakukan dengan professional.
Keuntungan :
1. Metode ini cukup akurat.
2. Cukup efisien untuk poros berdiameter besar maupun kecil
3. Dengan menggambar atau mudah melihat posisi kedua poros
4. Dapat dilakukan untuk kedua poros yang dapat diputar ataupun
hanya satu
5. Alat cukup murah dibanding alat lacer,
6. Mudah di gambar, dibuat perhitungan2, sehingga pekerjaan dapat
diselesaikan lebih cepat .
7. Cukup sesuai untuk mesin2 besar, putaran tinggi,
Kerugian2 :
1. Mengerjakanya harus sangat teliti / hati2, pemasangan dial harus
kokoh, sehingga dapat dihindari salah baca / salah penunjukan.
2. Toleransi, run-out, sag harus diketahui atau di chek dulu.
3. Jika permukaan kopling tidak rata atau run-out nya besar, maka
penunjukan dial indicator menjadi tidak sebenarnya, sehingga
selanjutnya perhitungan2 menjadi salah.
4. Aksial clearence sangat mempengaruhi kesalahan.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 87

Membaca Dial
Membaca dial merupakan hal yang paling dasar yang harus dipahami
dan dimengerti oleh pelaksana, hasil bacaan salah akan
mengakibatkan hasil salah & fatal.
Kesalahan seperti dibahas dihalaman depan banyak sebab mengapa
penunjukan bisa salah.
Kesalahn utama di golongakan sbb :
Pemasangan dial tidak kokoh : kendor, ada sag, tidak sejajar,
posisi tidak tepat
Kesahan pada alat ada histiris, tidak lancar naik-turun plunjer
Pemahaman membaca dial salah, terbalik-balik, pemahaman
skala salah sehingga hasil perhitungan atau penggambaran
salah.
Pembacaan radial
1.Jarum di mesin B: posisi Atas ( jam 12 ) dan bawah ( jam 6 )
atas
A

Dial di kopling B
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = + 10
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih rendah
dari mesin A sebesar 10/2 = + 5

Gb: 73.a
A

Dial di kopling B
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = - 10
jika digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih tinggi
dari mesin A sebesar --10/2 = - 5

Gb: 73.b
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 88

2. Jarum di A bacaan Atas bawah


atas
B

Dial di kopling A
bacaan di jam.12 = 0
bacaan di jam. 6 = - 12
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih
rendah dari mesin A sebesar 12/2 = - 6

bawah

Gb: 74.a

Dial di kopling A
bacaan di jam.12= 0
bacaan di jam 6 = + 12
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B lebih
tinggi dari mesin A sebesar
12/2 = + 6

Gb: 74.b
Untuk penunjukan kiri kanan dapat dipakai analog diatas
3. Kondisi sumbu berimpit
Dial di kopling A atau B
bacaan di jam.12= 0
bacaan di jam 6 = 0
dapat digambarkan :
Sumbu poros mesin B
sama tinggi dari mesin A
Alignment saat operasi
seperti gambar ( 0,0 ) inilah
yang ingin dicapai
Gb: 75

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 89

Kondisi kolinier dalam keadaan operasional seperti gambar 75 inilah


yang kita kehendaki.
Sag. Yaitu kondisi dimana batang pemegang dial indikator melentur
kebawah karena panjang , hal ini terjadi untuk kopling yang
mempunyai spacer , sehingga membuat penunjukan tidak
sebenarnya.

Sebelum dial
indikator dipakai
harus dichek dulu
sag nya, untuk
dipakai
mengoreksi
ketika membuat
perhitungan2

A1

A1

Jika dial di top di set di angka 0 bila di bottom menunjuk angak 10, itu
berarti di sumbu terjadi sag sebesar 10/2 = 5
Metode Rim & Face
Pasanglah pemegang dial pada mesin yang mudah diputar dan dialindicator jarum menunjuk pada face (muka) dan rim (lingkar kopling)
pada mesin yang diam.
Semua langkah prealignment ABC ( run-out, soft-foot, sag, safety,)
tsb. diatas sudah dilakukan.
motor

pompa

Gb : 76

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 90

Persiapan.
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis, harus diambil
ukuran :
Jarak antara kopling diambil dari titik jarum menunjuk = c
Jarak kaki mesin2, atau jarak baut kaki. = a, b, d, e
Diameter lingkaran kopling yang dilalui jarum dial
Siapkan alat tulis atau kertas-millimeter
Lakukan langkah persiapan seperti tsb. diatas : check soft foot,
run out, sag, pipe strain, dll.
Periksalah semua peralatan yang diperlukan dalam kondisi baik.
Pasanglah pemegang / bracket pada mesin yang mudah diputar,
cukup kokoh tidak goyang atau kendor, agar tidak terjadi salah
baca atau salah tunjuk.
Pemasangan seperti gambar, bracket pada salah satu poros
mesin dan dial ke muka dan lingkaran kopling mesin lain.
Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
Jika memungkinkan putar kedua kopling bersamaan, untuk
mendapatkan hasil yang lebih akurat.
Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 .
catat pengukuran ini bisa (positif atau negatif)
Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk ke 0
lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus
dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan
yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak menimbulkan pipe
strain.
Perhitungan cara ini ada dua macam, yaitu matematis dan grafis dan
akan dibahas pada bab2 berikut.
Keuntungan cara Rim & Face
1. Cukup satu porosshaft yang perlu di putar, sehingga sangat baik
untuk me-align pasangan mesin dimana salah satunya sulit
diputar ataupun mesin yang tidak memiliki thrust bearing.
2. Baik untuk alignment motor listrik tidak memiliki bearing aksial,
tidak perlu diputar, karena jika diputar dapat menimbulkan
kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter besar, karena ada
ruang untuk penempatan dial-indicator
4. Dengan mudah bisa melihat/menggambarkan posisi poros.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 91

Kerugian
1. Sulit mendapatkan data yang akurat pada muka kopling jika rotor
mempunyai thrust bearing yang hydrodinamis, karena permindahan aksial.
2. Sulit juga untuk motor listrik yang tidak mempunyai thrust bearing,
karena jika di putar akan lari kearah aksial atau maju-mundur.
3. Biasanya memerlukan melepas spool kopling.
4. Agak sulit digambar untuk kalkulasi perpindahan.
Memasang dial ganda.

Gb: 77
Dengan memasang dua pasang seperti gambar diatas adalah cara
yang sangat cerdik untuk menghemat waktu. Dengan sekali putar
menghasilkan dua penunjukan kemudian di rata2, sehingga
menghasilkan angka yang lebih teliti, tetapi harus lebih hati2 dalam
mencatat dan kalkulasi agar tidak terjadi kekeliruan.
Cara reverse indicator
Cara memasang dial-indicator saling-berbalik. Jarum dial-indicator
semua menunjuk pada lingkar luar kopling. serta semua langkah
prealignment ABC ( run-out, soft-foot, sag, safety,) tsb. diatas sudah
dilakukan
Motor

Pompa

Gb: 78

1
2
3

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 92

Langkah awal
Untuk perhitungan cara matematis maupun grafis harus mengambil
ukuran :
Jarak antara kopling diambil dari titik jarum dial (1)
Jarak kaki mesin2 (2, 3)
Diameter lingkaran kopling yang dilalui jarum dial
Siapkan alat tulis atau kertas-millimeter atau kalkulator
Langkah pasang
Periksalah semua peralatan dalam kondisi baik.
Pasanglah pemegang / bracket cukup kokoh tidak goyang atau
kendor, agar tidak terjadi salah baca atau salah tunjuk.
Pemasangan seperti gambar, bracket pada kedua satu poros
mesin dan dial ke lingkaran kedua kopling mesin.
Reset pada angka 0 dial-indicator ke posisi jam 12
Putarlah poros dan bracket dengan pelan ke posisi jam 3, 6 & 9 .
catat pengukuran ini bisa (positif atau negatif)
Kembali ke posisi jam 12 (seharusnya dial akan menunjuk ke 0
lagi), jika tidak kembali 0 berarti ada kesalahan tertentu.
Untuk mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran harus
dilakukan 2 s/d 4 kali, kemudian di rata2.
Untuk koreksi posisi. Pilihlah mesin yang mudah digeser, dan
yang paling sedikit ekses teknis, misal : tidak menimbulkan pipe
strain.
Keuntungan cara reverse indicator
1. Secara geometris lebih akurat daripada metode face & rim.
2. Pengukuran tidak diganggu oleh perpindahan aksial dari rotor ,
sewaktu pengambilan data. Misal motor listrik tidak memiliki
bearing aksial, sehingga jika diputar tidak menimbulkan
kesalahan penunjukan dial-indicator.
3. Cukup cocok untuk kopling dengan diameter kecil maupun besar,
4. Lebih sederhana untuk menggambarkan perpindahan dinamis
dari mesin.
5. Dapat mudah dilakukan dengan tidak perlu melepas kopling
spacer.
6. Dapat dipakai untuk mesin yang koplingnya mempunyai spool
piece panjang.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 93

Kerugian
1. Kita harus memutar kedua poros,
2. Sulit melakukan pengukuran pada jarak antara poros/koplig yang
sangat panjang.
3. Tidak dapat digunakan pada poros yang terlalu dekat satu sama
lain , dimana jarak antara poros adalah lebih kecil daripada
diameter kopling

Cara Shaft to-coupling Spool Method


Cara ini dilakukan untuk kopling yang mempunyai spacer / spool
yang panjang, dengan tanpa melepas spool alignment dapat
dilakukan dengan mudah.

Gb : 79 Cara Shaft to-coupling Spool Method

Prosedur:
1. Pasanglah bracket ke poros dan pasang indicator sama jarak
pada spool, dengan indicator meneyentuh diameter luar spool.
2. Buat indicator pada angka 0 pada posisi jam 12.
3. Putar pelahan kedua poros dan kopling spool. Baca nilai indicator
pada posisi jam 3, 6, & 9 ( + atau -)
4. Kembalikan ke posisi jam 12 untuk memastikan indicator kembali
kenilai 0
5. Ulangi langkah 2 s/d 4 kali untuk memastikan penunjukan harga
yang betul.
6. Jika kita hanya memakai satu bracket, maka pasang dial
bergantian pada poros yang lain dan ulangi langkah 1 s/d 5

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 94

B.
C.
D.
E.
F.
G.
Gb: 80
Pemasangan titik dial dapat diplih di kopling seperti gambar
diatas.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 95

BAB VI PERHITUNGAN ALIGNMENT


A Metode
B Metode
C Metode
D Metode

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 96

BAB VI KALKULASI
A. Formula Matematis Rim & Face
Untuk melakukan alignment dapat dikalkulasi secara matematis.
Putarlah kedua mesin jika memungkinkan tapi jika tidak mungkin
sebaiknya pasanglah dial pada mesin yang mudah diputar, jarum
pada mesin yang akan direposisi
A

NAIK
Atau
KIRI

B
C
POMPA

MOTOR

TURUN
Atau
KANAN

D
E

OB dr

IB dr

IBdn

OBdn

Gb: 81
Perpindahan untuk
motor / driver

IBdr

F .B
2

H F

OBdr

H F
F.B

OBdn

F E C
2

H F

F .OA
2

Perpindahan untuk pompa /


driven

IBdn

F D C
H 2 F2

F = Pengukuran diambil pada permukaan kopling di jam 6.


H = Diameter kopling , pengukuran diambil pada permukaan kopling
.Y = setengah nilai dari pembacaan dial, dimana bracket dipasang
pada shaft driver, dan pengukuran diambil dari shaft driven unit

Rumus diatas hanya pilih salah satu ,yaitu mesin yang


mudah direposisi : apakah motor atau pompa.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 97

Contoh perhitungan matematis rim & face


0

T
0
L
+1

Axial
(F)

T
R
+1

L
-6

B
+2

Vertical

F = (+2 0)

Radial
(Y)

R
-7

B
-13

= +2

(bawah atas)

Y = (-13 0)/2 = - 6 1/2

A = 240 mm
B = 130 mm
C = 30 mm
D = 130 mm
E = 240 mm
H = 50 mm

jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling


pompa kekaki motor OBdr (outboard)
jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling
pompa kekaki motor IBdr (inboard)
jarak dari hub ke hub kopling (diukur dari titk ke titik
dial)
jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling
motor kekaki pompa IBdr (inboard)
jarak dari titik pengukuran dial indicator di hub kopling
motor kekaki pompa OBdr (outboard)
diameter hub kopling ( diukur lintasan dial indicator)

Dengan rumus diatas kita masukan harga2 tsb. kita cukup memilih
salah satu mesin yangakan di reposisi, terutama dipilih
yang mudah dan tidak ada hambatan pipe strain, atau
hambatan lainnya.
Petunjuk.
Pemasangan dial indicator harus cukup kokoh, tidak goyang atau
tidak berubah saat di kopling diputar.
Pengukuran2 harus diukur secara sangat teliti.
Pengukuran dengan dial indictor perlu dilakukan beberapa kali,
kemudian harga di-rata2

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 98

Contoh perhitungan matematis

Horizontal :

IBdr

F .B
2

H F
OBdr

F.A
2

H F

IBdn

F D C
2

H F

OBdn

F E C
H 2 F2

IBdr

OBdr

IBdn

OBdn

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

0 x130

0,5 0,5

50 2 0 2
0 x 240
50 2 0 2

0 x100
50 2 0 2

0 x210
50 2 0 2

0.5 0,5

0,5 0,5

0,5 0,5

Page 99

Catatan : pilihlah salah satu mesin saja yang akan di reposisi


Vertical

IBdr

F .B
2

H F

OBdr

F.A
2

H F

IBdn

OBdn

F D C
H2 F2

F E C
2

H F

(2 x130)

IBdr

OBdr

6,5 11,7

50 2 2 2

(2 x 240)
502 22

IBdn

6,5 16,1

2 x100 6,5 2,5


2
2
50 2

OBdn

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

2 x210
502 22

6,5 1,9

Page 100

Dari hasil tsb. dalam table maka kita melakukan reposisi :


Vertical

Naik

motor

pompa
a
turun

OBdr

IBdr

IBdn

OBdn

horizontal

Geser

Vertical
OBdr

IBdr

IBdn

OBdn

Kanan

Gb:82
Selanjutnya jika kita ingin melakukan vertical reposisi motor sbb:
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menambah shim = 11,7 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menambah shim = 16,1mm
Jika yang direposisi vertical pompa :
IBdn (inboard driven=kaki dalam pompa) mengurangi shim = 2,5 mm
OBdn (outboard driven =kaki luar pompa) menambah shim = 1,9 mm
Untuk Horizontal reposisi motor :
IBdr (inboard driver =kaki dalam motor) menggeser kekiri = 0,5 mm
OBdr (outboard driver =kaki luar motor) menggeser kekiri = 0,5mm
Horizontal reposisi pompa :
IBdn (inboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5mm
OBdn (outboard driven/ pompa) menggeser kekanan = 0,5 mm
Contoh Rim & Face
Dengan perhitungan metode segitiga sebangun Rim & Face
Dari segitiga sebangun dapat di rumuskan sbb : F/H = x/B = y/A
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 101

Sehingga
Dan

x/B = F/H -> x.H = F.B


y/A = F/H -> x.H = F.A

-> x = F.B /H
-> y = F.A /H

Angular misalignment
Motor ( Movable )

Pump ( Fix )

Y
H

x
F

B= 10

Contoh :
Diketahui bahwa :
B = 10 cm
H = 20 cm
A = 50 cm

Vertical

X =.F.B/H = 14.10/ 20 = 7
Y = F.A/H = 14.50/20 = 35

Vertical reposisi
Angular
Parallel

A= 50

0
-2

14

IBM atau x
7
2,5

Y
5

5
= 2.5
OBM atau y
2
35
2.5

9,5
37,5
Reposisi vertical IB harus diturunkan sebesar x = 9,5 mils dan OB
diturunkan sebesar y = 37,5

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 102

Offset /Parallel misalignment


Pump ( Fix )

Motor ( Movable

H
B
A
TIR = Total indicator reading
x = y = (TIR) = 5/2 = 2,5
Horizontal
F=95=4
Y =( 7 (-2) ) / 2 = 4,5
Horizontal
Angular
Parallel

X =.F.B/H = 4.10 / 20 = 2
Y = F.A/H = 4.50 / 20 = 20

IBM atau x
2
4,5

OBM atau y
20
4,.5

6,5

24,5

Reposisi kaki IB sebesar 6,5


Reposisi kaki OB sebesar 24,5

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 103

B. Metoda Matematis Reverse dial Indicator

C
X

OBdr

IBdr

IBdn

OBdn

Gb: 83
Formula
Reverse
dial
indicator
Pilihlah
salah satu
mesin yang
mudah
direposisi

PERPINDAHAN UTUK MOTOR /


DRIVER

OBdn

DY X
Y
C

OBdr

A( X ) (Y )
Y
C

=
setengah
nilai
dari X
pembacaan dial, dimana
braket dipasang pada shaft
driver/motor
unit,
dan
pengukuran diambil dari
shaft driven

PERPINDAHAN UTK POMPA /


DRIVEN

IBdr

B( X ) (Y )
Y
C

IBdn

E Y X
Y
C

=
setengah
nilai
dari
pembacaan dial, dimana
braket dipasang pada shaft
driven, dan pengukuran
diambil dari shaft driver .)

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 104

Rumusan Reverse Dial


( sederhana)
Pump ( Fix )

Motor ( Movable )

X
y

x
C

Y
B
A

A [(X) (Y)]

B [(X) (Y)]
IB M =

OB M =
C

Dengan cara memasukan


mendapatkan harga koreksi .

kedalam

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

rumus

tsb

diatas

kita

Page 105

CARA GRAFIS REVERSE INDICATOR


Menyiapkan kertas milimeter untuk menggambar secara grafis sangat
memperrmudah untuk melakukan alignment.

Grafik pandangan samping


Hasil menggambar grafik pandangan samping seperti diatas
digunakan untuk mereposisi tambah/kurang shim:
Ukur jarak kaki motor OB ke kaki IB, kaki IB ke kopling, kopling
ke kopling ( jarak penunjukan dititik dial indicator). Jarak kaki
pompa OB ke IB dan kaki IB ke kopling.
Dapatkan bacaan dial tentukan skala.
Gambarkan ke kertas millimeter block, dengan skala tertentu:
misal 10 mm jarak = 1 milimeter dikertas.
Grafik pandangan atas untuk reposisi geser kiri/kanan. Grafik
pandangan samping untuk tambah kuang shim.
Gambarkan seperti cara diatas, tetapi dilihat dari atas.
Cara ini banyak dilakukan karena sederhana, mudah dibayangkan
posisi masing2 mesin, dan mudah dan cukup teliti.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 106

Contoh gambar grafis (reverse indicator)

Dari grafis diatas menggambarkan posisi motor & pompa dan arah
kemana harus direposisi.
Dengan skala tertentu dapat ditentukan sbb:
Motor harus ditambah shim agar vertical alignment tercapai
Motor harus digeser kekiri agar horizontal alignment tercapai
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 107

Cara menggambar grafis garis sumbu motor :


(misal hasil penunjukan dial indicator seperti gambar) :
POMPA
(penunjukan bawah di pompa negative)

POMPA
(penunjukan bawah dipompa positive)

0
A

Kr

0
A

Kn

Kr

B
-6

Kn

B
+6

Langkah penggambaran centerline motor sbb :


1. Untuk menggambar posisi poros motor dipakai hasil penunjukan
dial di kopling pompa
2. Misal jarak kopling/titik penunjukan dial diketahui 50mm,
kemudian tentukan skala kedalam kertas grafis misal 10mm = 1
skala datar
3. Buat sumbu referensi gambar posisi jarak kopling 5 skala datar
4. Penunjukan dial pada radial, harus diambil setengahnya 6 : 2 = 3,
kemudian tentukan skala misal 1 = 1 skala mendatar.
5. Bila penunjukan negative ( - 6 ) maka tentukan titik di 3 skala
arah keatas, dan tarikalah garis seperti pada gambar A. dan garis
tebal itulah gambar posisi sumbu pompa yang sesungguhnya.
6. Bila penunjukan positive ( + 6 ) maka tentukan titik di 3 skala
arah kebawah, dan tarikalah garis seperti pada gambar B. dan
garis tebal itulah gambar posisi sumbu pompa yang
sesungguhnya

\
A penunjukan bawah negative

B :penunjukan bawah positive

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 108

Dengan cara yang sama , dapat digambarkan posisi sumbu Motor.


Cara menggambar posisi sumbu kedua mesin, untuk vertical &
horizontal:
POMPA
(penunjukan bawah di pompa negative)

MOTOR
(penunjukan bawah dipompa positive)

0
A

-2

Kr

0
A

Kn

-4

+2

Kr

+2

B
+4

B
-6

Motor
A :vertical

Kn

Pompa

Motor
B : horizontal

Pompa

Langkah sbb :
1. Untuk menggambar posisi kedua sumbu poros dipakai hasil penunjukan
dial dari kedua kopling
2. Misal jarak kopling/titik penunjukan dial 50mm, kemudian tentukan
skala kedalam kertas grafis misal 10mm = 1 skala datar
3. Buat sumbu referensi gambar posisi jarak kopling 5 skala datar
4. Penunjukan dial pada radial, harus diambil setengahnya kemudian
tentukan skala misal 1 = 1 skala mendatar.
5. Untuk vertical diambil dari penunjukan atas-bawah dan untuk horizontal
diambil dari pembacaan kiri-kanan .
6. Bila penunjukan positive, digambar skala diatas sumbu referensi, bila
negative digambar kebawah
7. Poros motor digambar sebelah kiri dan pompa digambar sebelah kanan.
8. Gambar B posisi kedua sumbu poros dilihat dari atas ( horizontal
misalignment), seterusnya kita harus memperbaiki dulu alignment
horizontal , dengan menggeser motor kekiri

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 109

9. Gambar A posisi kedua sumbu poros dilihat dari samping, vertical


misalignment). Dari gambar terlihat motor harus direposisi (dikurangi
shim) agar sumbu segaris dengan pompa.

Menggambar grafis reverse indicator :


MOTOR

POMPA

0
A

-12 Kr

0
A

Kn -18

+5 Kr

Kn +15

B
-30

B
+20

Secara grafis reposisi yang harus dilakukan, Langkah2 sbb :


1. Untuk menggambar sumbu dipandang dari samping (utk reposisi
vertical) di Motor: setengah dari ( B A ) = (-30) ( 0 ) : 2 = -15
kemudian tentukan skala 1,5
Pompa : setengah dari ( B A ) = (+20) ( 0 ) : 2 = +10 kemudian
tentukan skala 1
2. Untuk menggambar sumbu kiri-kanan (lateral/horizontal position)
Motor : setengah dari ( Kn Kr) = ( -18) (-12) : 2 = - 3 ,tentukan skala
Pompa : setengah dari (Kn Kr) = (+15) (+5) : 2 = +5 ,tentukan skala
3. Ukur jarak kedua kopling ( diukur pada titik jarum dial menunjuk )
tentukan skala
4. Ukur jarak kaki motor OB ke IB, IB ke kopling, tentukan skala
5. Ukur jarak kaki pompa OB ke IB, IB ke kopling, tentukan skala
6. Gambarlah pada kertas millimeter dengan skala yang teliti, kemudian
reposisi vertical dan horizontal mudah ditentukan

MOTOR

POMPA

0
A

0
A

Kr

Kn -6

Kr

B
-30

Kn +10

B
+20

Setelah dihitung (pada item 1,2 ) maka penunjukan dial dapat ditulis seperti gambar diatas

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 110

MOTOR

POMPA

A.Gambar sumbu poros kedua mesin dipandang dari samping

B.Gambar sumbu poros kedua mesin dipandang dari atas

Dengan petunjuk diatas didapatkan gambar grafis sumbu masing2


mesin. Langkah berikut adalah menentukan mesin mana yang akan
di reposisi. Jawabnya ialah mesin yang mudah direposisi: Motor.
Prinsip reposisi : membuat kedua sumbu mesin berimpit atau segaris:
Gambar A : motor harus dikurangi shim dikedua kaki sebesar skala.
Gambar B : motor harus digeser kekiri dikedua kaki sebesar skala.
Kemudian untuk mengetahui hasil, harus dichek dengan membaca
dial indicator. Jika perlu harus diulang dengan lebih teliti.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 111

Lembar catatan kerja atau Data histori Contoh : TG-P-200

A
D

D1

D2

UP

DOWN

LEFT

RIGH

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 112

Contoh : TG-P-100

UP
B

D1

D2

DOWN

LEFT

RIGHT

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 113

TG-P-300

Bh
UP

Bc

D1

D2

DOWN

LEFT

RIGHT

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 114

Note :
A = garis sumbu poros mesin yang tetap ( tidak direposisi)
B = garis sumbu poros mesin sebelum direposisi
Bc = garis sumbu sesudah di-alignment. disebut cold-alignmennt
Cold alignment atau target aligment dihitung dengan mengkalkulasi (thermal-growth) pemuaian setelah dioperasikan
normal
Bh = garis sumbu mesin setelah pemuaian selama dioperasikan.
Dalam hal tertentu pemuaian bagian depan tidak sama dengan
bagian belakang, juga kemungkinan mesin bertambah dingin
selama dioperasikan. Maka target alignment harus di set lebih
tinggi.
Kartu Histori dan atau kartu spesifikasi diatas seyogyanya dibuat
untuk setiap mesin2 rotasi. Kartu tsb sangat berguna untuk
mengetahui masalah, dan problem solving dan spesifikasi yng
akurat. Contoh didihalaman ddepan ini dapat di kembangkan sendiri
oleh pembaca. Software dapat di buat sesuai dengan kebutuhan.
Bahasan kusus Thermal Growth
Thermal growth yang berkali2 disebut dalam buku ini sering belum
diketahui benar apa maksudnya.
Mesin selama dilakukan alignment tentunya dalam kondisi pada suhu
udara normal / ambien temperature, maka semua suhu rankaian
mesin relatif suhunya sama. Tetapi akan berubah suhu setelah
dioperasikan dan suhu operasi di masing2 mesin tidak akan sama.
Sebetulnya selain suhu banyak faktor : ( tekanan/suhu/arah aliran
cairan/gas, pipe strain, perubahan proses/load) yang mempengaruhi
perubahan tinggi/posisi mesin setelah dioperasikan.
Bagaimana kalau rangkaian mesin tsb lebih dari dua, mungkin tiga
atau empat.
Misal : Starting engine + Cluth kopling + Gas turbine L.Speed + Gas
Turbine H Speed + Gear-box + Generator.
Temperature saat dioperasikan berbeda-beda, dan ini harus di ukur
atau diketahui disetiap titik reposisi, untuk diperhitung dalam
menentukan Target-alignment (Cold-alignment). Pengukuran2 saat
kondisi Cold ataupun Hot dapat dilakukan dengan beberapa cara.
Rumus dasar dari pemuaian : T x L x C
T = perubahan suhu
L = panjang atau tinggi
C = Koefisien muai bahan
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 115

Referensi Koef.Muai
Material

C (inch/inch/ derajat F)

Alminium
Bronze
Cast iron
Copper
Mild steel

0.0000126
0.0000101
0.0000059
0.0000092
0.0000063

Stainless

0.0000074

Motor

Pump

Mc
Mh
M

M = posisi sumbu poros sebelum di alignment


Mc = posisi sumbu mesin kondisi cold ( cold alignment)
Mh = posisi sumbu mesin diperkirakan saat dioperasikan
( Hot alignment , kolirier dengan mesin penggeraknya)

Setiap pekerjaan sebaiknya dibuatkan prosedur sebagai pedoman


kerja yang bisa dipertanggung-jawabkan dan auditabilitas. Setiap
orang dapat melakukan pekerjaan dengan langkah yang sama
dengan hasil yang sama mutunya.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 116

Alignment Prosedur
Langkah
1

check alignment
awal/kasar

Tujuan

Prosedur

Mengetahui kondisi
awal untuk
perhitungan

Alignment cara
kasar
Ukur posisi
mrsin, jarak kaki,
diameter kopling,
dan yang
berhubungan
dgn alignment
Secure Acculign
atau Dynalign
refence
measurement

dasar
Shim yang
terpasang dari
fabrikan atau tanda.
Chek alignment
dengan misal :
reverse dial
indicator, optical ,
two indicator
method dll

tentukan derajat
alignment

Dasar untuk
melakukan koreksi
alignment

2d

buat base line


reading

Pastikan buat
baseline reference
utk step berikut

tentukan
estimasi
gerakan/
perubahan
mesin dari
dingin / cold ke
panas / hot

Alignment final
Setepat mungkin

Estimasikan muai
dan prosen
motion

Pengalaman
lapangan
Data dari histori
atau mesin yang
sejenis
Kalkulasi muai
panas

kalkulasi
desired cold
align position

Tentukan coldalignment yang akan


memberi hasil hot
alignment yang
sesuai

Antisipasi
thremal growth &
mechanical
growth utnuk
emdapatkan cold
alignment versus
hot alignment

Estimasi thermal
& mechanical
growth dari step 3

tentukan koreksi
yang diperlukan

tentukan perubahan
shim dan reposis I
lateral utk
mendapatkan coldalignment pertama

Tambah/kurangk
an dari actual
posisi dari cold
aligment position

Ukur actu alcold


alignment dari
step 2 .
Kalkulasi (desired)
posisi cold
alignment

Repoisis mesin

Posisikan uth
mendapatkan cold
alingnent awal

Pasang shim dan


reposisi lateral

Koreksi kalkulasi
di step 5

Verifikasi cold
alignment

Verifikasi bahwa
Desired position
telah tercapai

Ukur relative
machin position
(sama dgn step
2a)

2 indikator reading
Reverse indicator
reading

start-up mesin

Monitor gerakan
perubahan selama
periode start up

Ukur monitor
posisi sumbu
secar berkala

Indikon HAS
reading
Dynamic reading
Acculign reading
Optical reading

hot alignment
determination

Determine hot
alignment condition

Ukur posisi
sumbu mesin
setelah operasi
stabil

Sama dgn step 8

10a

shut down
matikan mesin

Siapkan utk final


alignment

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Acculign
measurements.
Dynalign reading.

Page 117

10b

11

12

Static hot check


, dgn mesin di
stop. (option)
Rechek cold
alignment
(Optional)

Kalkulasi cold
ke hot motion

Check alignment
.dgn mesin stop,
tapi temperatur
harus mendekati
actual.
Verifikasi bahwa
mesin , telah di set
dengan cold dengan
benar

Segra
secepatnya
pasang dial ,
ambil bacaan

Two indicator
method
Revsrse indicator

Sam dengan step


2a & 7

Pakai metode
yang sesuai

Pastikan data final


yang akurat dgn
faktor thermal
growth dsb

Subtract cold
reading
refe.reding dari
hot alignmen
reading

Ukur cold
alignment dari
step 7 atau 11. hot
alignment step
9.Data dari static
hot chek di step
10b

Sama dgn step 4,


tapi lebih akurat

Subtract thermal
growth yang
didapat dari
desired
(colinear)hot
align condition
utk mendapatkan
final cold
alignment.

Ukur thermal
growth yang
dikalkulasi di step
12

13

Kalkulasi posisi
final cold
alignment

14

Tentukan
koreksi yang
diperlukan

Sama dgn step 5


(pakai final data)

Samaa dgn step


5

15

Kakukan reposis
mesin

Secure final position

Sama dgn step 6

16

Verifikasi target
alignment (
desired cold
alignment)

Verifikasi final
position

Sama dgn step 7

17

Monitor
Operation /
mesin
dioperasikan

Verifikasi continued
alignment selama
mesin dioperasikan

Ukur kontinu
atau periodik
pengambilan
data

Cold (actual)
position data dari
step 7 atau 11
Kalkulasi (desired)
position dari step
13
Shim & lateral
data dari step 14
Indikon HAS
reading
Dynamic reading
Acculign reading
Optical reading
Indikator HAS data
Dynamic data
Acculgn data

Prosedur ini di salin bebas dari Buku Turbo Machinery oleh James
L. Cox and Leon G Wilde )
Prosedure ini terutama di peruntukan major machinery , yaitu
mesin2 utama, yang besar, putaran tinngi, mahal dan kritikal. Misal
Steam Turbine Generator, Gas Turbine Generator. Steam Turbine
Compressor.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 118

Urutan alignment
Ilustrasi dibawah adalah tahap demi tahap squence alignment ,
digambarkan perubahan , dari cold sampai dengan kondisi hot.
T
Rough
alignment
Steps 1: 2

Pr

Ps

Q
R

R
First cold
alignment

Steps 3 to 7
R

T
Ps

Pr

Hot run
result

Steps 8 to 11
dQ

Steps 12 to 16
=dQ

dT
dR

dS

=dR

- dS

Desired cold
alignment
=dT

Steps 17
Q

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Final
Operation

Correct
alignment
Page 119

Keterangan :
Grafik 1
Step 1, 2 . Dalam kondisi suhu udara kamar diadakan pengambilan
data alignment awal untuk mengetahui posisi kedua sumbu mesin
dan sebagai dasar perhitungan untuk melakukan koreksi.
Grafik 2
Step 3 ke 7. Dengan data yang dapat dikumpulkan : informasi dari
pabrikan, perkiraan suhu saat dioperasikan, kalkulasi perubahan
posisi maka dapat ditentukan cold alignment target dan dilakukan
cold alignment pertama.
Grafik 3
Step 8 ke 11. Start mesin , operasikan mesin, Lakukan pengukuran
perubahan selama di operasikan. Dapatkan data Hot alignment.
Stop mesin, segra lakukan chek alignment semasih panas, catat data
tsb. Kemudian lakukan lagi chek alignment setelah kondisi dingin.
Kalkulasi koreksi perubahan dari cold ke hot. Tentukan reposisi
mesin atau target cold alignment
Grafik 4
Dari hasil step 8 ke 11, step 12 ke 16 lakukan desired cold alignment
seperti step 7.
Grafik 5
Step 17. Operikan mesin, dengan harapan kedua sumbu dalam
kondisi kolinier. Lakukan monitor perubahan posisi kedua sumbu.
Kesimpulan dari metode alignment.
Lebih dari 30 tahun berbagai pihak melakukan riset perihal alignment.
Pihak pabrikan maupun pihak industri pemakai ingin mesinnya
handal dalam waktu yang lama, berbagai metode dan alat diciptakan
untuk melakukan alignment. Namun yang pertama harus di ketahui,
dipelajari yaitu langkah yang benar dan proses perubahan
alignment.Jika sudah paham maka alat2 tsb merupakan alat bantu
yang mempermudah dan mempercepat melakukan alignment dengan
akurat.
Berbagai alat telah di buat :
Dial indicator
Optalign
Acculign
Lacer align
Optical alignment
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 120

BAB VII KLINIK MESIN ROTASI


1. Apa sebab bearing diposisi didekat kopling panas.
Pompa / motor beroperasi setelah satu jam mengalami panas , dan
timbul vibrasi, bising dan achirnya cepat rusak.cepat rusak.
Kemungkinan sebab sbb:
Jika bearing memakai grease/gemuk, biasanya terlalu banyak
pelumasan grease, sehingga tidak ada ruang untuk pemuaian
grease maupun bearingnya.
Jika pelumasan memakai minyak pelumas, ada kemungkinan
terlalu kental minyak yang diisikan. Jika system pelumasannya
memakai ring oil atau splash / piringan dipilih pelumas dengan
kekentalan/ viskositas ISO VG.
Tapi sebab yang terbanyak ialah : poros mis-alignment. Jika
poros tidak segaris waktu mesin beroperasi maka yang terjadi
adalah poros akan ditarik oleh kopling kearah penyimpangan
keatas atau kesamping atau kebawah, atau kombinasi,
sehingga beban/load menjadi sangat berat menimbulkan
gesekan dan menghasilkan panas.
Cara mengetahui: dengan alat pengukur vibrasi (getaran ) mesin
saat beroperasi diukur vibrasinya. Kemudian analisa vibrasi bisa
menentukan sebab2 nya.

2. Bagaimana cara me-alignment jika salah satu poros mesin


tidak dapat di putar.
Jika ada masalah salah satu poros mesin yang akan di alignment
tidak dapat diputar. Cara untuk mendapatkan hasil dengan kesalahan
sekecil mungkin, yaitu kopling harus di split atau dalam bahasa
tehnik uncouple. Poros yang dapat di putar dipasang dial indicator,
kemudian kita menggunakan cara frame & face. Cara membaca
dan perhitungannya lihat bab prosedur rim & face. Tetapi harus
dengan run-out kecil, dan diperhatikan bahwa permukaan kopling
yang tidak diputar harus di bersihkan/dihaluskan untuk memperkecil
kesalahan penunjukan dial indicator.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 121

3. Cara mengatasi masalah Softfoot dengan alat vibrasi


Softoot kondisi tidak rata kaki mesin terhadap baseplate Keberadaan
masalah softfoot biasanya menimbulkan vibrasi yang cukup besar,
sehingga dapat merupakan sumber yang menyebabkan kerusakan
pada bagian2: bearing, mechanical seal, kopling dll. Caranya cepat
untuk memastikan adalah : dengan mengukur vibrasi di kaki mesin
(foot) , kendorilah baut kaki mesin secara perlahan dengan
memperhatikan pembacaan alat pengukur vibrasi. Biasanya vibrasi
akan cenderung menurun, karena akan mengurangi distorsi akibat
masalah softfoot tsb. Kerjakanlah semua kaki secara satu demi satu
dengan cara mengendri atau mengeraskan baut2 tsb.
4. Alignment Motor Listrik.
Motor listrik tidak memiliki bearing axial atau thrust bearing tetapi
selama beroperasi posisi rotor akan tetap pada posisinya. Artinya
rotor tidak akan bergerak bebas ke arah axial, karena andanya
magnetic center, tetapi pada motor tidak dioperasikan dan bila
diputar dengan tangan rotor akan bergerak axial cukup banyak. Perlu
diketahui gerakan axial pada semua mesin rotasi tidak diinginkan,
kalaupun ada gerak axial harus di batasi sekecil mungkin.
Untuk alignment driver motor listrik ,lebih sesuai dengan metode
reverse indicator karena metode ini tidak ada pengukuran
permukaan (face) kopling, sehingga kesalahan akibat endplay/axial
bisa diperkecil. Jika memilih metode rim & face mungkin kesalahan
pembacaan cukup besar pada penunjukan dial pada facenya, karena
selama poros motor diputar rotor akan berlari maju-mundur.
5. Menggerakan Arah Horizontah tanapa Jacksrew
Kadang kita harus melakukan penggeseran saat melakukan
alignment motor listrik, padahal tidak dipasang jack-screw . Kasus
seperti ini kita diperbolehkan memakai hamer yang sedikit lunak.
Hamer keras yang terbuat dari besi akan merusak kaki mesin,
bahkan dapat mengakibatkan penyot atau pecah. Cara mengontrol
pergeseran dengan sedikit mengencangi baut2 fondasi dan
memasang dial indicator.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 122

6. Hot alignment check


Mesin Rotasi saat di alignment tentunya sedang tidak di operasikan,
suhu mesin sama dengan suhu ruangan atau di sebut ambient
temperature. Hasil dari alignment saat dingin biasa di sebut: Cold
Alignment secara ideal tujuan alignment yaitu membuat posisi
kedua mesin agar sumbu poros keduanya segaris. Ideal dari arti tsb.
yaitu segaris saat beroperasi kondisi ini bisa disebut Hot
Alignment .
Kondisi mesin setelah beroperasi mesin2 tsb akan mengalami
perubahan panas / temperatur
Sehingga ada perhitungan2 tertentu al;
Berapa temperatur operasi, lebih panas atau lebih dingin dari
temperatur sebelum dioperasikan dioperasikan.
Apakah kedua mesin akan mengalami perubahan temperatur
yang sama atau tidak sama.
Apakah kedua mesin tsb. Juga dibuat dari bahan yang sama.
Kedua mesin akan berubah lebih tinggi atau rendah dan lebih
panjang atau pendek.
(Lihat bab: perhitungan)
Kadang kita belum punya data untuk dasar perhitungan, langkah
selanjutnya kita harus mendapatkan data untuk dipakai perhitungan.
Cara pertama kita perlu mengukur kondisi suhu mesin saat
beroperasi dan suhu sebelum operasi.
Cara kedua dengan mengambil data (alignment reading) sesegra
mungkin setelah mesin dihentikan, kemudian bandingkan dengan
reading hasil cold alignment.
Metode /cara ini memang kurang akurat, sebab ;
Pemuaian akan segera berubah setelah mesin dihentikan, karena
minimum memerlukan waktu 5 menit.
Pemuaian juga selain karena perubahn panas, tetapi juga dapat
disebabkan oleh movement karena torqi , ini akan hilang setelah
mesin di stop.
Maka Hot Alignment Check dengan cara ini adalah salah satu
usaha untuk mengecheck mesin saat beroperasi, terutama jika telah
diketahui bahwa mesin tsb. sedang ada problem (misal vibrasi). Cara
yang lebih akurat adalah cara dengan memakai sejenis theodolit,
pengukuran diambil saat dengan tidak harus menghentikan mesin
yang sedang beroperasi. Kemudian setelah mendapatkan data kita
dapat menghitung alignment requirement selanjutnya kita dapat
melakukan koreksi alignment yang seharusnya.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 123

7. Jumlah Shim
Dalam me-alignment jumlah shim yang dipasang dibawak tiap kaki2
mesin rotasi disarankan harus tidak lebih dari lima lembar shim,
sebaiknya hanya berjumlah tiga lembar saja. Jika terlalu banyak
lembar shim dapat menyebabkan masalah soft food. Ada pedoman
praktis yang bagus untuk di ikuti, menyebutkan bahwa jika untuk
jumlah beberapa lembar shim = 0.250 atau 6,35 mm maka harus
dibuat satu plat saja, dan biasanya terbuat dari plat stainless-steel.
Shim plat yang sudah berbentuk plat/blok ini dapat mempersingkat
waktu pengerjaan dan akurasi alignment.
8. Alignment Kopling Rigid
Kopling rigid atau juga disebut kopling fix tidak dapat di check
alignment langsung ( tanpa uncouple ) dengan dial indicator, karena
hasil akan menunjukan kopling tidak mis-alignment. Hal ini karena
kopling dibaut kuat sehingga fix dan tidak akan memunjukan adanya
mis-alingment.
Ada dua cara untuk mengechek alignment yaitu dengan uncouple
(melepas baut kopling ) atau dengan mengendori baut kopling. Kedua
cara ini direkomendasikan untuk dipakai dalam melakukan alignment.
Pasanglah dial indicator dan selanjutnya lakukanlah sesuai dengan
metode tsb untuk mendapatkan bacaan alignment dan melakukan
alignment secara akurat.
9. Mengganti grease (gemuk)
Kopling flexible jenis gear yang paling banyak dipasang untuk Motor
listrik Pompa. Jenis kopling ini sangat memerlukan pelumasan
jenis grease agar berfungsi dengan baik. Pemeriksaan, penggantian
grease harus di jadwal dengan baik.
Bagaimana cara memberikan grease atau melumasi yang benar,
karena kesalahan bahkan dapat mengakibatkan kerusakan kopling
dan motor ataupun pompanya.
Pastikan memilih grade /standard NGLI / kekentalan yang
sesuai dengan rekomendasi (misal NGLI 0).
Bukalah kopling hub untuk pemeriksaan dan pembersihan.
Bersihkan grease lama yang akan diganti
Lumuri semua permukaan gear kopling secara merata.
Jangan pasang dulu plug grease untuk memberi grease
yang berlebihan kesempatan keluar saat di putar.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 124

Pengisian grease tidak dibenarkan langsung mengisi dengan grease


gun, mengapapa?
Karena grease lama akan tetap tinggal di dalam yang mungkin sudah
mengeras , sehingga tidak berfungsi sebagai pelumas.
Pengisian dapat mengakibatkan terlalu penuh. Saat operasi
temperature akan naik dan grease yang kepenuhan tsb. akan
memuai, mengakibatkan internal kopling mendorong poros motor
sehingga rotor motor kedudukanya menyimpang dari magnetic-center
dan thrust bearing pada pompa overheating sehingga cepat rusak.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 125

Lampiran 1
PERUBAHAN SUHU SAAT OPERASI
Proses perubahan alignment akibat kenaikan suhu digambarkan
secara bertahap dari kondisi 1 s/d 4 :
Kondisi 1 : yaitu saat suhu mesin sama dengan suhu ruang
(ambient temperature ). Mesin dialignment sempurna 0.00.
Kondisi 2 : Mesin mulai dioperasikan, maka suhu mesin mulailah
bertambah panas, tetapi kompresor lebih panas dan lebih cepat
kenaikannya. Terlihatlah bahwa kedua sumbu tidak lagi segaris,
dengan kata lain mulailah kondisi misalignment terjadi
Kondisi 3 : Suhu kedua mesin sudah stabil pada panasan
tertentu, tetapi motor lebih panas. Garis kedua sumbu mesin
semakin jauh berdeda tinggi dan tidak segaris. Misalgnment
kedua mesin semakin besar dan tidak dapat di-tolerir lagi, dan
jika dibiarkan kita tinggal tunggu waktu untuk kerusakan yang
lebih parah.

Kondisi 1 .suhu masih dingin , Motor dan conpressor di-alignment


sempurna kopling 0,00

Kondisi 2 .Compressor mulai panas setelah dijalankan, garis


sumbunya mulai bergeser naik, kopling mulai mis-alignment
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 126

Kondisi 3, suhu compressor mulai stabil pada suhu lebih tinggi,


sumbu mis-alignment sangat besar, salah satu penyebab kerusakan
yang paling banyak.

Skala panas/suhu
Kesimpulan :
Harus diukur besar kenaikan susu , kemudian di
perhitungkan saat cold alignment, agar pada kondisi
hot atau operasianal, mesin mengalami alignment
sempurna

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 127

Lampiran 2 :
KOREKSI KARENA PEMUAIAN YANG TIDAK SAMA
Perlu kita ketahui bahwa ?
Me-alignment .0000 tidaklah selalu betul.
Cara menghitung perubahan / pemuaian tinggi mesin akibat
perubahan suhu
Mengapa ? Karena pada kondisi tertentu mengsyaratkan untuk tidak
dialignment 0000.
Kondisi ini harus dipertimbangkan:
1. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami kenaikan
panas yang sama, mencapai temperatur sama, maka alignment
harus 0000.
2. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami kenaikan
panas yang tidak sama, sehingga akan mencapai temperatur
tidak sama, maka alignment mesin yang lebih panas harus di
reposisi lebih rendah.
3. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami penurunan
panas yang sama, dan akan mencapai temperatur sama, maka
alignment harus 0000.
4. Jika kondisi operasi kedua mesin akan mengalami penurunan
panas yang tidak sama, sehingga mencapai temperatur tidak
sama, maka alignment mesin yang lebih dingin harus di reposisi
lebih tinggi.
Hal2 yang diketahui sebelum mengadakan perhitungan misal sbb:
Suhu ruang T1 = 35 C
Suhu operasi (running)
Motor sisi bearing luar (outboad)
Tr.m.ob = 39 C
Suhu operasi (running) Motor sisi bearing dalam (inbboard)
Tr.m.ib = 43 C
Suhu operasi (running) Pompa sisi bearing dalam (inboard)
Tr.p.ib = 85 C
Suhu operasi (running) Pompa sisi bearing luar (outboard)
Tr.p.ob = 80 C
Tinggi poros Motor hm = 8 inchi
Tinggi poros Pompa hp = 12 inchi
Koefisien muai logam bahan = 0.0059
Muai = (T.running T non running) x h x k

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 128

Perhitungan pemuaian.
POMPA
Tr .p ob = 80 C

MOTOR

Tr .p ib = 85 C

Tr .m.ib = 43 C
C

12

Tr .m.ob=39

A. Misalkan posisi center dari kedua mesin sebelum di-alignment


B. Gambar posisi center dari kedua mesin setelah di-alignment 0.00
pada kondisi dingin
C Setelah dioperasikan ternyata menjadi :
Motor sebelah.ob/luar muai sebesar 0.0018
Motor sebelah ib/dalam muai sebesar 0.002
Pompa sebelah.ob/luar muai sebesar 0.006
Pompa sebelah ib/dalam muai sebesar 0.0055
Dengan penggambaran secara grafis mudah difahami bahwa pada
saat operasi terjadi mis-alignment sebesar 0.002 dan jika saat
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 129

mealignment diberi toleransi 0.002 , maka misalignment menjadi


sebesar kira2 = 0.004
Kesimpulan :
1. Kumpulkan dan catat semua data suhu operasi , tinggi mesin.
2. Buatlah histori alignment, alignment requirement dan pedoman /
manual alignment.
3. Adakan monitoring vibrasi, monitoring alignment, sehingga kita
dapat mengikuti trending atau kecenderungan kondisi.
4. Tindakan dapat dilakukan sebelum mesin mengalami kerusa kan.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 130

Lampiran 3
PENGGAMBARAN HORIZONTAL & VERTICAL MISALIGNMENT

MESIN DILIHAT DARI ATAS : DI SEBUT HORIZONTAL ALIGNMENT


GARIS SUMBU HIJAU TIDAK SEGARIS DENGAN SUMBU MERAH

MESIN DILIHAT DARI SAMPING ATAU DI SEBUT VERTICAL


ALIGNMENT
GARIS SUMBU HIJAU TIDAK SEGARIS DENGAN SUMBU MERAH

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 131

Lampiran 4
PASANGLAH ALAT BANTU BAUT PENDORONG JACK BOLT
Memasang JACK BOLT

Banyak cara melakukan reposisi atau menggeser motor-listrik untuk


mencapai alignment yang diinginkan. Cara yang paling banyak
dilakukan ialah dengan memukul kaki motor, karena sifat malas selalu
mengalahkan profesionalisme.
Dengan cara memukul kita mendapatkan hasil sbb :
Penggeseran tidak akurat, sehingga dapat mengakibatkan
pekerjaan harus di-ulang2, waktu pelaksanaan bertambah lama.
Kaki motor dapat berakibat retak atau mengembang yang
mengakibatkan permukaan kaki bagian bawah menjadi tidak
rata, kemudian menimbulkan soft-food yang susah diatasi.
Dengan memasang jack-bolt kita dapat mengatasi hal2 tsb diatas.
Untuk memudahkan menggeser / reposisi motor listrik, alat Bantu.
Alat Bantu : plat dengan di bor & tap, kemudian dilengkapi baut, yang
dapat diputar untuk mendorong kaki. Dengan mendorong secara
pelan dan dengan memonitor bacaan dial maka gerakan sangat
akurat.

Plat dapat dipasang di empat kaki ,dengan dilengkapi baut2


pendorong. Jika selesai alignment, baut dapat dilepas atau cukup
dikendori.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 132

Lampiran 5.
PIPE STRAIN.

PIPE STRAIN

Pada keadaan yang sesungguhnya dalam praktek, pipa discharge


dan suction pompa kadang ukurannya jauh lebih besar dari pada
ukuran pompa.
Pengaruh apa yang mungkin terjadi?
Kemungkinan pemasangan pipa, flenza nya tidak sejajar,
sehingga jika baut dikencangkan dapat berakibat menarik,
membebani, atau mendorong bahkan casing pompa pecah.
Faktor2 tsb juga menyebahkan sulit untuk di alignment.
Jika saat operasi suhu pipa mengalami kenaikan yang tinggi ,
maka menimbulkan pemuaian yang sangat besar.
Faktor tsb dapat menimbulkan gerakan2 /tarikan/ dorongan pada
posisi pompa, sehingga merubah algnment .
Hal tsb diatas biasanya di atasi dengan memasang expantion
bellow.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 133

Lampiran 6
CABLE STRAIN
KABEL

CONTOH KONDISI CABLE STRAIN


Pada kenyataan bahwa pemasangan kabel yang seperti gambar
diatas adalah yang paling banyak di jumpai di banyak pabrik.
Motor : dipasang dengan kabel flexible konduid sangat besar , pada
kenyataanya masih cukup kaku untuk membebani. Yang umum
terjadi yaitu menarik atau mendorong motor. Sehingga ini sangat
menyulitkan untuk melakukan reposisi motor , ketika me-alingment.
Pompa : pipa suction (masukan) dan pipa discharge (pipa keluaran)
cukup besar dan kaku, tidak ada flexible below.
Kemungkinan2 :
mungkin saat pemasangan awal pipa membebani pompa,
pompa tidak dapat lagi di reposisi
jika ada vibrasi tinggi dari luar, pompa tsb dapat terpengaruh
jika pompa tsb mengalami vibrasi tinggi dapat menggangu pompa
lainya.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 134

Syarat2 pada pemasangan awal:


Pompa
1. Flenz pipa masukan dan keluaran harus sejajar dengan flenz
pompa.
2. Jika baut flenz pipa keluaran/masukan di kencangkan, pompa
tidak boleh tergeser, akibat tarikan, dorongan oleh pipa.
3. Dapat juga dipasang flexible hose pada pipa masukan/ keluaran
untuk membatasi pengaruh2 buruk dari pipa atau mesin lain.
4. Dicoba kencangkan-kendorkan baut flenz, pastikan tidak
mempengaruhi posisi pompa.
5. Jika posisi pompa sudah baik, perlu dipasang dowel pin

Motor
1. Kabel untuk motor seharusnya memakai flexible conduit dengan
pemasangan yang juga tidak kependekan atau kepanjangan agar
tidak berakibat mendorong/menarik motor.
2. Contoh kondisi ini dalam me-alignment hanya mereposisi motor.
3. Pasang alat bantu jack bolt untuk melakukan alignment.
Lakukan alignment dengan benar.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 135

BAB : VIII
Kamus Alignment
A
Alignment .
Posisi segaris atau kolinier sumbu poros dari dua atau lebih
pasangan mesin rotasi dalam kondisi operasi. Kondisi sempurna saat
mesin operasi (Hot Alignment) yaitu penunjukan dial indikator 0
semua.
Axial Clearence.
Clearence atau longgaran axial yaitu longgaran kearah memanjang
poros mesin rotasi, biasanya untuk membatasi gerak tsb, dengan
memasang bearing axial atau bearing thrust. Mesin rotasi umumnya
selama operasi cenderung bergerak ke arah axial, karena adanya
proses tekanan, gerakan atau aliran fluida yang ada di dalamnya.
Juga disebut axial play.
B
Bearing .
Dalam bahasa Indonesia disebut bantalan, bagian mesin rotasi yang
menanggung/ tumpuan rotor mesin rotasi, agar rotor dapat berputar /
berfungsi terus menerus.
Bearing axial.
Bantalan mesin yang fungsinya menahan rotor secara axial/searah
poros agar rotor tetap pada posisinya, tidak bergerak kearah axial
yaitu searah poros secara berlebihan.
Bearing radial.
Bantalan mesin yang berfungsi mimikul rotor kearah radial, agar
rotor tetap berputar pada posisi sumbu .
Bearing thrust.
Bantalan yang bisa berfungsi ganda , yaitu sekaligus sebagai
bantalan radial dan axial.
Bearing sleeve.
Bearing ini biasa disebut type sliding, karena bearing diam dan poros
berputar, maka resistansi bearing ini cukup besar disbanding jenis
rolling. Bearing umumnya dibuat dua belahan dan secara praktek
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 136

juga disebut metal bearing, umumnya lapisan bearing dibuat dari


babbit . Pemakain jenis ini terutama pada mesin2 besar.
Bearing tilting

Bearing ini merupakan pengembangan dari sleeve bearing,


yaitu di buat terdiri dari beberapa segment bertujuan untuk
memperkecil resistansi dan pelumasan yang lebih baik. Banyak
dipakai pada mesin besar putaran cukup tinggi.
Bearing ball.
Bearing ini terdiri dari inner race, outer race dan ball. dikategorikan
rolling bearing, karena bola2 berputar atau rolling untuk mendapatkan
resistansi sekecil mungkin. Jenis ini paling banyak dipakai untuk
radial bearing pada mesin kecil s/d sedang. Dengan putaran rendah
hingga tinggi. Mudah pemasangannya serta mudah pelumasanya.
Bearing roller
Bearing ini terdiri dari inner race, outer race dan roller. dikategorikan
rolling bearing, karena roller berputar untuk mendapatkan resistansi
sekecil mungkin. Jenis ini banyak dipakai untuk radial bearing pada
putaran rendah beban berat.
Bearing spherical
Bearing ini hampir sama dengan rollernya berbentuk tirus, dipakai
sebagai bearing thrust jenis angular-contact.

Bearing , sealed
Ball bearing setelah diisi grease/gemuk maka kedua sisinya dipasang
seal. Bearing isi setelah dipasang tidak diperlukan lagi mengisi,
menambah ataupun mengganti gemuk sampai umur atau lifetime
bearing habis. Bearing harus diganti baru sebelum umur habis agar
tidak terjadi kefatalan.
Bushing bearing
Bearing ini hampir sama dengan sleeve bearing, tetapi tidak dibuat
dua belahan, jadi seperti potongan pipa.
C
Coupling. Kopling atau bagian mesin yang dipakai untuk
menyambung poros mesin satu dengan yang lain yang berfungsi
untuk metransmit / meneruskan tenaga mekanis dari poros satu
kepada yang lain. Misal dari motor listrik ke pompa.
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 137

Cold Alignment. Penyetelan alignment sumbu poros dua atau lebih


Mesin Rotasi pada kondisi dingin atau saat alignment mesin
dilakukan. Jadi sumbu mungkin segaris mungkin tidak tergantung
suhu mesin saat operasi.
Collinear. Keadaan segaris dari sumbu / centerline kedua atau lebih
dalam kondisi beroperasi.
D
Dial Indicator. Alat berbentuk seperti jam untuk mengukur posisi
kopling saat melakukan alignment. Penunjukan berupa jarum atau
angka digital .
E
End Play. Atau juga disebut endfloat, Istilah ini sering dipakai
sebagai pengganti axial clearence. Dapat diartikan gerakan poros
kearah axial atau sejajar sumbu pada mesin (pompa ,compressor,
turbine) biasanya gerakanya dibatasi dengan memasang thrust (lihat
bearing axial)
F
Feller gauge. Alat ukur berbentuk seperti pisau atau lembaran plat
terbuat dari plat stainless-steel tipis yang masing2 plat sudah tertulis
ketebalanya, dipakai untuk mengukur clearence/gap/longgaran
antara dua bagian mesin.
G
Gap. Jarak antara kopling hub, biasanya di sebut Coupling-Gap.
Grease. Jenis pelumas yang biasa disebut gemok. Dipakai untuk
melumasi rolling bearing, kopling, ball joint dsb.
H
Hot alignmnet. Posisi sumbu dua /lebih mesin rotasi dalam keadaan
operasi. Secara ideal diharapkan sumbu2 tsb harus segaris.
I
J
Jackbolt. Sejenis baut dipasang / dilas pada baseplate dilokasi kaki2
mesin yang berfungsi sebagai Alat bantu umtuk menggeser atau
mereposisi mesin dalam melakukan alignment.
K
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 138

Kopling. Bagian mesin untuk mengkopel dua atau lebih mesin,


mesin penggerak dengan yang digerakan.
L
Lead Wire. . Pengukur clearence dari bahan timah berbentuk kawat,.
Bahan ini dipakai untuk mengukur clearence bearing sleeve (metal
bearing ).
Cara pemakaian : buka metal bagia atas, letakan kawat timah pada
poros bagian atas, kemudian pasang kembali metal bagian atas dan
kencangkan baut pengikat. kawat akan menjadi penyet setelah
tergencet antara poros dan bearing, ukur tebal penyet dengan
micrometer, maka anda mendapatkan harga ketebalan atau
clearence.
Lubrication oil. Jenis pelumas berupa cairan pada awal jaman jenis
ini terbuat dari lemak binatang atau minyak tumbuh2an. Kemudian
lebih banyak dibuat dari side product minyak bumi, juga ada yang
sintetis. Standard kekentalan dengan angka ISOVG atau SAE. Jenis
ini sangat bagus untuk pelumasan semua jenis bearing dan peralatan
hidrolik.
M
Magnetic center. Motor listrik tidak memerlukan thrust bearing,
karena setelah motor di operasikan : stator akan timbul medan
magnit dan mengikat rotor untuk berputar tetap di tengah medan
magnitnya.
Micrometer. Alat ukur yang cukup akurat untuk mengukur tebal plate
atau diameter kecil.
Mil. Satuan penunjukan dial indicator sama dengan 1/1000 inchi.
N
O
Operation. Mesin yang sedang dijalankan / di putar dapat di sebut
dalam bahasa Indonesia : dioperasikan.
P
Plastic gage. Pengukur clearence dari bahan plastik berbentuk
kawat, pada kertas pembungkus tersedia skala yang menentukan
ukuran ketebalan atau harga clearence. Bahan ini dipakai untuk
mengukur clearence bearing sleeve (metal bearing ).
Cara pemakaian : buka metal bagia atas, letakan plastic gage pada
poros bagian atas, kemudian pasang kembali metal bagian atas dan
Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 139

kencangkan baut pengikat. Plastik akan menjadi penyet setelah


tergencet antara poros dan bearing, ukur lebar-penyet dan cari yang
sama dengan skala lebar yang terdapat di bungkusnya, maka anda
mendapatkan harga ketebalan atau clearence.
Q
R
Run out Harga kebenjolan atau ktidak rataan dari lingkar kopling
atau bagian rata lain. Harga ini harus sekecil mungkin , harus di
perfhitungkan sebagai koreksi perhitungan alignment.
Root Cause Analysis. Analisa mencari akar sebab dari suatu
masalah atau kerusakan. Misal mengapa terjadi kerusakan pada
bagian mesin yang sama dan berulang ulang.
Rpm. Singkatan dari Radial per menit. Satuan putaran sebuah mesin,
misal 3000 Rpm.
S
Shim. Plat tipis terbuat dari bahan tahan karat (misal; stainless steel,
bronze dll), tebalnya dibuat ber-macam2 (misal : 0,1mm, 0,3mm,
0,5mm, 0,7mm, 1mm, 2mm dstny) atau dalam besaran inchi. Dapat
dibeli dalam bentuk lembaran kemudian di potong atau dalam bentuk
sudah jadi. Dipakai untuk menambah ketinggian Mesin selama
melakukan alignment.
Soft foot. Kondisi ketidak rataan dari empat atau lebih kaki mesin
yang di baut ke pondasi.
Shaft. Atau juga di sebut poros, yaitu bagian rotor mesin yang
bertumpu ke bearing.
T
Thermal Growth. Semua benda jika mengalami perubahan /
penambahan panas akan mengalami pemuaian. Hal ini akan tejadi
pada semua mesin setelah beroperasi, yaitu jika temperature
bertambah tinggi, mesin akan bertambah tinggi dan panjang dan
sebaliknya. Faktor ini harus selalu diperhitungkan dalam semua
pekerjaan alignment, maka kita mengenal cold & hot alignment.

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 140

Toleransi. Biasanya nilai / harga sempurna dalam alignment sulit di


capai karena berbagai faktor kesulitan, maka diberikan harga lebih
atau kurang tertentu atau terbatas.
U
V
W
X
Y
Z

Pedoman Alignment Praktis Soemarno Adibroto

Page 141

You might also like