You are on page 1of 9

Borang Portofolio

Nama Peserta: dr. Hanny Rusli


Nama Wahana: RSUD Bayu Asih Purwakarta
Topik: Eklampsia
Tanggal (kasus): 15 Mei 2013
Nama Pasien: Ny. I

No. RM:

Tempat Presentasi: RSUD Bayu Asih Purwakarta


Obyektif Presentasi:
Keilmuan

Keterampilan

Penyegaran

Tinjauan Pustaka

Diagnostik

Manajemen

Masalah

Istimewa

Neonatus

Bayi

Anak

Remaja

Dewasa

Lansia

Bumil

Deskripsi: Pasien dewasa, seorang wanita umur 32 tahun, G6P4A1H4 datang dengan kejang dan penurunan kesadaran.

Tujuan: memberikan penanganan dengan cepat dan tepat pada pasien eklampsia

Bahan bahasan:

Tinjauan Pustaka

Riset

Cara membahas:

Diskusi

Presentasi dan diskusi

Data pasien:

Nama: Ny. I

Nama klinik: Ruang Mawar RSUD Bayu Asih Telp: -

Kasus

Audit
Email

Pos

Nomor Registrasi
Terdaftar sejak: 15 Mei 2013

Data utama untuk bahan diskusi:


1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Pasien rujukan dari bidan, hamil preterem 34-36 minggu datang ke IGD Bayu Asih dengan kejang dan penurunan
kesadaran. Saat di IGD dari mulut keluar busa dan pasien kejang selama 2 menit, kejang berhenti sendiri. Sebelumnya pasien telah
kejang 2 kali dan lamanya 4 menit.

2. Riwayat Pengobatan:
Saat di ruang Mawar :
IVFD RL 15 tetes/menit
Kaltrofen Supp
Cefotaxim 2x1
Metronidazole 3x1

3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien tidak pernah muncul benjolan di lipatan paha kiri dan kanan, riwayat merokok (+)

4. Riwayat keluarga: 5. Riwayat pekerjaan: sebelumnya pasien adalah seorang petani

6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN)


7. Riwayat imunisasi (disesuaikan dengan pasien dan kasus):
8. Lain-lain: (diberi contoh : PEMERIKSAAN FISIK, PEMERIKSAAN LABORATORIUM dan TAMBAHAN YANG ADA, sesuai
dengan FASILITAS WAHANA)
PEMERIKSAAN FISIK: (15/5/2013)
Kesadaran compos mentis, GCS 15;
Tekanan darah 130/80 mmHg; Nadi 86x/menit, regular; Respirasi 24x/menit; Suhu 36,5 C.
Abdomen : datar, soepel, BU (+), hepar dan lien (N)
Ditemukan benjolan sebesar telur ayam di lipatan paha sebelah kiri

PEMERIKSAAN LABORATORIUM: (16/5/2013)


Hb: 13,0 g/dL
Ht: 42,3 %
Leukosit: 13.700/mm 3 ()
Eritrosit: 4,67 juta/mm 3
Trombosit: 215.000/mm 3
Golongan darah: A
Rh: +
Waktu pembekuan: 1400
Waktu perdarahan: 230

Daftar Pustaka: (diberi contoh, MEMAKAI SISTEM HARVARD,VANCOUVER, atau MEDIA ELEKTRONIK)
1. Sabiston Textbook of Surgery Ed. 17th. 2004. Elsevier.
2. R. Sjamsuhidajat, Wim de Jong. 2003. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
3. Schwartz Principles of Surgery 9 th ed. 2007.New York: The Mc-Graw-Hill Companies Inc.

Hasil Pembelajaran:
1. Subjektif
Pasien merasakan ada benjolan pada atas lipatan paha sebelah kiri sejak 6 bulan terakhir. Benjolan sebesar telur ayam yang
terasa nyeri. Benjolan muncul apabila berdiri dan hilang sendirinya saat pasien sedang tidur. Pasien memiliki riwayat kebiasaan
merokok dan sakit batuk yang lama. Pasien menyangkal sering mengangkat beban berat dan tidak ada anggota keluarga yang
pernah menderita penyakit ini sebelumnya
2. Objektif
Pada pemeriksaan fisik didapatkan pasien dalam keadaan compos mentis. Tanda-tanda vital dalam batas normal. Tampak
ditegakkan berdasarkan:
Ditemukan benjolan pada lipatan paha sebelah kiri yang hilang timbul. Hilang saat pasien berbaring dan timbul setiap
pasien beraktivitas

3. Assessment
Hernia didefinisikan adalah suatu penonjolan abnormal organ atau jaringan melalui daerah yang lemah (defek) yang diliputi oleh
dinding. Meskipun hernia dapat terjadi di berbagai tempat dari tubuh kebanyakan defek melibatkan dinding abdomen pada umumnya
daerah inguinal. Pantaloon hernia adalah hernia lateralis (indirect hernia) dan hernia medialis (direct hernia) yang sedang terjadi
dalam satu sisi yang sama. Disebut Pantaloon karena kedua kantung hernia dibatasi oleh pembuluh darah epigastrium sehingga
menyerupai celana pantaloon.
Tipe

Deskripsi

Hubungan dg vasa

Dibungkus oleh fascia

Hernia

Penojolan melewati cincin inguinal dan

epigastrica inferior
Lateral

spermatica interna
Ya

ingunalis

biasanya merupakan kegagalan penutupan

Dan bisa pada waktu

lateralis

cincin ingunalis interna pada waktu

dewasa.

Hernia

embrio setelah penurunan testis


Keluarnya langsung menembus fascia

ingunalis

dinding abdomen

medialis

Medial

Tidak

Onset biasanya pada


waktu
Congenital

Dewasa

Etiologi
Ada 3 penyebab utama terjadinya hernia :
1. Peninggian tekanan intra abdomen yang berulang
Overweight
Mengangkat beban yang tidak sesuai ukuran badan
Sering mengedan karena gangguan konstipasi atau menahan kencing
Batuk kronis
Kehamilan
Ascites
2. Adanya kelemahan jaringan atau otot
3. Tersedianya kantong
Klasifikasi
Klasifikasi hernia dibagi menurut Nyphus Classification :
1. Hernia Inguinal Indirect Cincin Inguinal Internal normal (hernia pada anak-anak)
2. Hernia Inguinal Indirect Cincin Inguinal Internal dilatasi tetapi dinding inguinal posterior intak
3. Defek dinding posterior
a. Hernia inguinal direct
b. Hernia inguinal indirect Cincin Inguinal Internal dilatasi; hancurnya fascia transversalis dari Hesselbachs
triangle
c. Hernia femoralis
4. Hernia rekuren
a. Direct
b. Indirect
c. Femoralis
d. Combined

Patofisiologi
Ligamentum gubernaculum turun pada tiap sisi abdomen dari pole inferior gonad ke permukaan interna labial/scrotum.
Gubernaculum akan melewati dinding abdomen yang mana pada sisi bagian ini akan menjadi kanalis inguinalis. Processus
vaginalis adalah evaginasi diverticular peritoneum yang membentuk bagian ventral gubernaculum bilateral. Pada pria, testis
awalnya retroperitoneal dan dengan processus vaginalis testis akan turun melewati canalis inguinalis ke scrotum dikarenakan
kontraksi gubernaculum. Pada sisi sebelah kiri terjadi penurunan terlebih dahulu sehingga yang tersering hernia inguinalis
lateralis pada laki-laki adalah sebelah kanan.
Pada wanita, ovarium turun ke pelvis dan gubernaculum bagian inferior menjadi ligamentum rotundum yang mana melewati
cincing interna ke labia majus. Processus vaginalis normalnya menutup, menghapuskan perluasa rongga peritoneal yang
melewati cincin interna. Pada pria kehilangan sisa ini akan melekatkan testis yang dikenal dengan tunika vaginalis. Jika
processus vaginalis tidak menutup maka hidrokel atau hernia inguinalis lateralis akan terjadi. Sedangkang pada wanita akan
terbentuk kanal Nuck. Akan tetapi tidak semua hernia inguinalis disebabkan karena kegalan menutupnya processus vaginalis,
sibuktikan pada 20%-30% autopsy yang terkena hernia inguinalis lateralis processus vaginalisnya menutup.
Dasar Diagnosis
Hernia inguinalis dapat dilakukan pemeriksaan dalam posisi berdiri dan supinasi, kita melakukan inspeksi dan palpasi pada
daerah inguinal. Pasien biasanya diminta untuk melakukan Valsava maneuver atau batuk untuk membantu kita menentukan
diagnosis hernia yang tepat, kemudian pemeriksa meletakkan jari pada canalis inguinalis. Apabila teraba masa bergerak dari
lateral ke medial pada canalis inguinalis dapat diperkirakan bahwa hernia indirect (hernia inguinais lateralis). Apabila teraba
massa dari dalam ke superfisial melalui dasar inguinal dapat diperkirakan hernia direct (hernia inguinalis medialis. Dan bila
teraba massa dibawah ligament inguinal dapat diperkirakan hernia femoralis.
Pemeriksaan lebih lanjut dapat dilakukan dengan ultrasonografi (USG) dan CT scan daerah abdomen dan pelvis untuk
memastikan massa sebagai hernia atau penyakit lain. Dapat juga dilakukan laparoskopi untuk penegak diagnosis dan
sekaligus terapi
Penatalaksanaan
Pada umumnya hernia harus selalu dioperasi. 2 cara terapi hernia yang utama adalah:

1. Operasi terbuka:
Merupakan operasi tradisional yang digunakan sebagai standar emas selama 100 tahun. Macam-macam tekniknya adalah:
Penyempitan dari Annulus inguinalis internus dan pemanjangan dari Canalis inguinalis.
Penutupan pintu hernia dengan memperkuat dinding belakang dari Canalis inguinalis dengan mempergunakan:
a. Ligamentum inguinale
b. Ligamentum pubicum superius Cooperi
c. Mesh (tension free hernioplasty)
Cara penguatan dinding belakang: Bassini, Ferguson, Halsted / Kirschner, McVay / Lotheisen, Shouldice, Tension free
hernioplasty.

2.

Operasi Laparoskopik (key hole method):

Cara ini dikembangkan selama lebih dari 10 tahun terakhir. Dua teknik yang paling umum dilakukan pada operasi laparoskopik pada
hernia inguinalis yang disertai insersi mesh ke dalam ruang preperitoneal yaitu:

Transabdominal preperitoneal (TAPP)

Totally extraperitoneal (TEP)

You might also like