Professional Documents
Culture Documents
DAFTAR ISI
Daftar Isi...................................................................................................................... i
Daftar Gambar........................................................................................................... iv
Daftar tabel................................................................................................................. v
Pengantar..................................................................................................................vi
Bab I: Pendahuluan....................................................................................................1
1.1.
Latarbelakang................................................................................. 1
1.2.
Pernyataan Masalah........................................................................2
1.3.
Tujuan............................................................................................. 2
1.4.
Manfaat Penulisan...........................................................................3
1.5.
Sistimatika Penulisan......................................................................3
2.2.
2.3.
2.3.1.
Radiasi Matahari.......................................................................8
2.3.2.
2.3.3.
2.3.4.
Kelembapan Udara.................................................................10
2.3.5.
Gerakan Udara.......................................................................11
2.3.6.
Aktivitas.................................................................................. 12
2.4.
2.4.1.
Faktor Eksternal......................................................................13
2.4.2.
Faktor Internal........................................................................14
|1
Proposal Penelitian
2.5.1.
Sensasi Termal........................................................................16
2.5.2.
6.1.
6.2.
MASJID.......................................................................................... 20
6.2.1.
Definisi Masjid........................................................................20
6.2.2.
6.2.3.
2.7.4
Perkembangan Masjid.............................................................23
2.2.
Kesimpulan................................................................................... 24
Pendekatan................................................................................... 25
3.2.
3.3.
Waktu penelitian...........................................................................29
3.4.
Subjek Penelitian..........................................................................29
3.5.
Sifat Penelitian.............................................................................. 29
3.6.
Instrumentasi................................................................................ 29
3.6.1.
Termometer............................................................................ 29
3.6.2.
Thermo-Hygrometer...............................................................30
3.6.3.
Anemometer...........................................................................31
3.6.4.
Meteran.................................................................................. 31
3.6.5.
Kuisioner................................................................................. 32
3.7.
Variabel......................................................................................... 33
3.8.
3.8.1.
Metode langsung....................................................................33
3.8.2.
3.9.
Jenis Data...................................................................................... 34
3.9.1.
Data primer............................................................................ 34
3.9.2.
Data sekunder........................................................................35
3.10.
3.11.
daftar pustaka........................................................................................................... 38
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
|2
Proposal Penelitian
|3
Proposal Penelitian
DAFTAR GAMBAR
|4
Proposal Penelitian
DAFTAR TABEL
|5
Proposal Penelitian
PENGANTAR
Dalam
ilmu
arsitektur
dikenal
paling
sedikit
empat
macam
kenyamanan:
|6
Proposal Penelitian
BAB I: PENDAHULUAN
1.1. Latarbelakang
Dalam
ilmu
arsitektur
dikenal
paling
sedikit
empat
macam
kenyamanan:
|1
Proposal Penelitian
mesin
2.
Berapa suhu nyaman dan rentang suhu di dalam ruang Masjid Al-Isra?
1.3. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh bukaan jendela terhadap
kenyamanan termal Masjid Al-Isra bagi pengunjung.
2. Mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu di dalam Masjid Al-Isra ini.
|2
Proposal Penelitian
tersebut.
: PENDAHULUAN
Dalam bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian mengapa penelitian ini
dilakukan dan perumusan masalah untuk mengetahui tujuan yang ingin dicapai di
akhir penelitian ini. Setelah itu menjelaskan tentang sistematika penulisan yang
menjadi gambaran awal proses penelitian ini dimulai.
BAB II
: LANDASAN TEORI
Dalam bab ini menjelaskan teori-teori yang berhubungan dengan penelitian ini, yaitu
mengenai teori kenyamanan termal, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
kenyamanan termal, pengukuran tingkat kenyamanan termal,penelitian kenyamanan
termal di indonesia, dan suhu nyaman yang direkomendasikan di Indonesia yang
digunakan sebagai dasar untuk penyelesaian masalah dan analisis yang dilakukan.
BAB III : GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI
Bab ini menjelaskan letak lokasi studi dan subyek yang akan dituju untuk penelitian
yang dilakukan.
|3
Proposal Penelitian
|4
Proposal Penelitian
2.1.
|5
Proposal Penelitian
termal
adalah
perasaan
dalam
pikiran
manusia
yang
|6
Proposal Penelitian
(1994)
menjelaskan
faktor-faktor
(persyaratan)
yang
dapat
Radiasi matahari
Pantulan dan penyerapan
Temperatur dan perubahan temperature
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
|7
Proposal Penelitian
2.3.1.
Kelembapan udara
Gerakan udara
Radiasi Matahari
Radiasi matahari adalah penyebab semua ciri umum iklim dan radiasi matahari yang
sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Jarak terpendek adalah radiasi
vertikal. Secara teoritis, insolasi tertinggi akan sampai di permukaan bumi tegak lurus
yaitu antara tropis cancer dan capricorn. Pengaruh radiasi pada suatu tempat
tertentu dapat ditentukan terutama oleh :
1.
2.
3.
Hampir semua energy panas yang diterima bumi berasal dari radisari matahari.
Spektrum radiasi matahari meliputi sinar ultraungu, sinar- sinar yang dapat ditangkap
indra penglihatan, dan sinar infra merah. Sinar infra merah merupakan media utama
energy dalam wujud panas (Gut, 1993)
2.3.2.
|8
Proposal Penelitian
2.3.3.
Suhu adalah ukuran rata-rata getaran energi dari molekul-molekul suatu substansi,
maka suhu adalah ukuran dari konsentrasi panas dalam suatu substansi. Seringkali
diartikan bahwa pada suhu yang tinggi, substansi mengandung lebih banyak panas.
(Moore,1993). Pada kasus ini, yang dimaksud dengan suhu udara adalah jumlah
panas yang dikandung udara, yang disebabkan oleh tiga bentuk
perpindahan
panas, yaitu konduksi, radiasi dan konveksi. Ukuran suhu udara pada umumnya
adalah derajat Fahrenheit atau Celcius.
Suhu udara merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kondisi nyaman
(termal) manusia. Suhu manusia (yang dijadikan samper percobaan) naik ketika
suhu ruang (dimana manusia ini berada) dinaikkan hingga sekitar 21C. Kenaikan
lebih lanjut pada suhu ruang tidak menyebabkan suhu kulit naik, namun
menyebabkan kulit berkeringat. Pada suhu ruang sekitar 20C suhu nyaman untuk
kulit tercapai. Percobaan ini dilakukan pada suhu radiasi rata-rata (T mrt) 20C,
kelembaban 50% dan kecepatan angin 0.05 m/s. (Hoppe, 1988)
Kondisi temperatur udara harian normal menunjukan bahwa panas tertinggi dicapai
kira-kira dua jam setelah tengah hari karena pada saat itu, radiasi matahari langsung
bergabungdengan temperature udara yang sudah tinggi. Karena itu, penambahan
panas terbesar terdapat pada fasade barat suatu bangunan. Sebagai patokan umum
dapat dianggap bahwa temperature tertinggi sekitar 2 jam setelah posisi matahari
tertinggi dan temperatur terendah sekitar 1 s/d 2 jam sebelum matahari terbit.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
|9
Proposal Penelitian
2.3.4.
Kelembapan Udara
| 10
Proposal Penelitian
2.3.5.
Gerakan Udara
Angin terjadi karena perbedaan tekanan udara suatu area dengan area sekitarnya.
Angin mengalir dari daerah bertekanan udara tinggi ke rendah. Dalam proses
pergerakanannya angin membawa dingin dan juga uap air di udara . Kecepatan
angin dalam ruang dipengaruhi oleh bentuk geometri gan lokasi bukaan pada ruang
tersebut. Semakin besar nilai kecepatan angin (udara) akan berpengaruh terhadap
semakin rendahnya suhu kulit rata-rata (T sk). Ketika kecepatan udara meningkat dari
0,00 m/s menjadi 0,002 m/s, nilai Tsk akan turun sekitar 2C.
Standar ISO dan ASHRAE, merumuskan angka maksimum untuk kecepatan udara
pada ruang kantor yakni sebesar 0.25 m/s untuk kondisi musim panas. Angka ini
diperkirakan dapat digunakan bagi kondisi iklim tropis basah seperti halnya di
Indonesia.
Standar kenyamanan termal untuk kecepatan udara yang digunakan ada tiga yaitu :
1. Lippsmeir (1997) menyatakan bahwa patokan untuk kecvepatan angin ialah :
0.25 m/s ialah nyaman, tanpa dirasakan adanya gerakan udara
0.25 0.5 m/s ialah nyaman, gerakan udara terasa
1.0 1.5 m/s aliran udara ringan sampai tidak menyenangkan
Diatas 1.5 m/s tidak menyenangkan.
| 11
Proposal Penelitian
2.3.6.
Aktivitas
Faktor Eksternal
Vegetasi
| 12
Proposal Penelitian
dari Bangunan
Bangunan.
Unsur Air
Untuk memodifikasi udara luar yang terlalu panas masuk ke dalam bangunan dapat
dilakukan dengan membuat air mancur di dalam bangunan. Keberadaan air akan
menurunkan suhu udara di sekitarnya karena terjadi penyerapan panas pada proses
penguapan air. Selain menurunkan suhu udara, proses penguapan akan menaikkan
kelembaban.
Untuk daerah iklim tropis basah seperti di Indonesia yang memiliki kelembaban yang
tinggi maka peningkatan kelembaban harus dihindarkan. Oleh sebab itu penggunaan
unsur air harus mempertimbangkan adanya gerakan udara (angin) sehingga tidak
terjadi peningkatan kelembapan.
2.4.2.
Faktor Internal
Orientasi Bangunan
| 13
Proposal Penelitian
Ventilasi
Ventilasi adalah aliran udara dari lingkungan kedalam bangunan, yang terjadi bila
bukaan berada pada titik yang terjadi perbedaan tekanan udara. Sedangkan dengan
ventilasi adalah suatu kondisi yang memungkinkan udara luar untuk dapat masuk
melalui bukaan pada satu sisi bangunan yang berlokasi pada daerah bertekanan
tinggi mengalir dalam bangunan, dan keluar melalui outlet yang berlokasi ditekanan
rendah dari bangunan.
Fungsi dari ventilasi cukup penting dalam menciptakan ruang dalam bangunan yang
nyaman. Bahkan ada suatu pendapat bahwa pasa musim panas kenyamanan termal
sering diasosiasikan dengan banyaknya ventilasi dan tingginya frekuensi angin yang
diterima bangunan.
Fungsi ventilasi :
1. Mempertahankan kualitas udara dalam bangunan dengan mengganti udara
dalam bangunan dengan udara segar dari luar bangunan.
2. Memberikan kenyamanan termal dengan cara meningkatakan pelepasan
panas dari tubuh dan menghindari terjadinya ketidaknyamanan karena kulit
yang basah.
3. Mendinginkan struktur bangunan.
Ventilasi bisa dihasilkan dari pintu, jendela dan bukaan lain. Ventilasi bangunan
tergantung dari:
1. Orientasi bangunan,terutama orientasi bukaan yang disesuaikan dengan arah
angin.
2. Luas area bukaan pada tempat yang memiliki perbedaan tekanan udara.
3. Tipe jendela dan detail dari bukaan.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 14
Proposal Penelitian
sebagai
ventilasi,
jedela
kadangkala
membawa
masalah
pada
Pintu
Pintu mempunyai fungsi utama sebagai alat sirkulasi manusia pada bangunan.
Selain dari fungsi tersebut juga dapat digunakan untuk memasukkan sinar matahari
dan aliran udara kedalam bangunan dan keluar bangunan.
Material
Panas masuk ke dalam bangunan melalui proses konduksi (lewat dinding, atap,
jendela kaca) dan radiasi matahari yang ditransmisikan melalui jendela/kaca. Radiasi
matahari memancarkan sinar ultra violet (6%), cahaya tampak (48%) dan sinar infra
merah yang memberikan efek panas sangat besar (46%). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa radiasi matahari adalah penyumbang jumlah panas terbesar
yang masuk ke dalam bangunan. Besar radiasi matahari yang ditransmisikan melalui
selubung bangunan dipengaruhi oleh fasade bangunan yaitu perbandingan luas kaca
dan luas dinding bangunan keseluruhan serta jenis dan tebal kaca yang digunakan.
Sensasi Termal
| 15
Proposal Penelitian
Sensitivitas sensor termal manusia yang terletak dibawah kulit dimana stimuli
Untuk dapat memahami secara kuantitatif, secara termal manusia terhadap stimuli
yang diterimanya seperti halnya terhadap faktor iklim (suhu udara, lembaban, dsb.),
sensasi tersebut harus dapat diekspresikan atau dinyatakan dalam angka atau skala.
Penggunaan skala dalam menyatakan sensasi termal tealh dirintis sejak tahun
(Yaglou 1927) dan (Bedford 1936).
Skala yang paling banyak digunakan pada saat ini adalah skala yang berdasarkan
pada tujuh angka. Humphreys dan Nicol (1994), juga melakukan modifikasi terhadap
skala
yang
digunakan
Bedford.
Beberapa
skala
yang
bervariasi
hingga
Skala Bedford
Nilai
Nilai
Skala ASHREA
Nilai
Very Hot
+3
Sangat panas
Too warm
Sangat panas
6
Terlalu panas
Comfortably warm
Hangat nyaman
Too warm
Panas Sekali
6
Terlalu panas
5
Comfortably warm
Hangat nyaman
Warm
+2
panas
5
Slightly warm
+1
Hangat
| 16
Proposal Penelitian
Comfotable
Nyaman
Comfortbly cool
Comfortbly cool
Too cool
Sangat dingin
Slightly cool
-1
Sejuk
2
Terlalu dingin
1
Neutral
Netral
Dingin-nyaman
Terlalu dingin
Much too cool
Dingin-nyaman
Too cool
Cool
-2
dingin
1
Sangat dingin
Very Cold
-3
Dingin Sekali
2.5.2.
Salah satu faktor dominan yang mempengaruhi tingkat kenyamanan manusia adalah
suhu udara. Meskipun suhu udara tidak dikategorikan sebagai index termal, namun
dalam kebutuhan praktis sehari-hari suhu udara sering sekali dikaitkan atau
digunakan memperkirakan tingkat kenyamanan. Suhu udara rendah diperkirakan
akan memberikan sensasi termal dingin sementara suhu udara tinggi diperkirakan
akan memberikan efek panas pada tubuh manusia. (Sulistiawan, 2014)
Bagi kebutuhan praktis, dimana hanya tersedia alat termometer, maka pengukuran
sensasi termal dapat langsung dikaitkan dengan bacaan suhu udara pada
termometer.
3.
| 17
Proposal Penelitian
4.
5.
6.
Predicted mean vote (PMV) merupakan index yang diperkenalkan oleh Fanger
(1982) untuk mengindikasikan rasa dingin dan hangat yang dirasakan oleh manusia.
PMV merupakan index yang memperkirakan respon sekelompok besar manusia
pada skala sensasi termal ASHRAE berikut:
+3 hot
+2 warm
+1 slightly warm
0 neutral
-1 slightly cool
-2 cool
-3 cold
PMV mempertimbangkan beberapa faktor yang berhubungan dengan keseimbangan
termal di dalam tubuh yaitu (Charles dan Kate, 2003) :
Faktor
lingkungan,
terdapat
empat
parameter
lingkungan
yang
Jenis pakaian, setiap jenis pakaian memiliki daya serap terhadap panas yang
berbeda-beda.
| 18
Proposal Penelitian
| 19
Proposal Penelitian
6.2. MASJID
Dalam sejarah Islam disebutkan bahwa Masjid pertama di dunia adalah Masjid
Quba. Masjid dibangun saat Rasulullah tengah dalam perjalanan hijrah dari Mekkah
ke Madinah pada abad ke-6 Masehi. Masjid kedua dibangun saat Rasulullah tiba di
Madinah, yaitu Masjid Nabawi pada abad ke-7 Masehi. Rasulullah Muhammad SAW
adalah manusia yang pertama kali meneladani dalam memperluas dan memperkaya
fungsi masjid. Masjid Nabawi sebagai pusat kegiatan pemerintahan. Sebagai jantung
kota Madinah saat itu, Masjid Nabawi digunakan untuk kegiatan politik, perencanaan
kota, menentukan strategi militer dan untuk mengadakan perjanjian kerja sama,
bahkan di area sekitarnya digunakan sebagai tempat tinggal sementara oleh fakir
miskin. Setelah Nabi wafat, Masjid Nabawi tetap dijadikan sebagai pusat kegiatan
para Al-Khulafa Al-Rasyidun sepanjang tahun 632-660 (Syamsiyah, 2013)
6.2.1.
Definisi Masjid
6.2.2.
| 20
Proposal Penelitian
| 21
Proposal Penelitian
6.2.3.
Ruang dalam adalah ruang yang tak dapat ditampilkan secara lengkap dalam bentuk
apapun dan hanya dapat dipahami dan dirasakan melalui pengalaman langsung.
Memahami ruang, mengetahui bagaimana melihatnya, merespon berbagai macam
bentuk dan pengolahan ruang, serta pengaruhnya terhadap intelektual maupun
emosional mereka. Implementasi pengalaman ruang dalam pada fasilitas ibadah
dominan menggunakan variabel pencahayaan dan skala ruang, penggabungan dua
hal tersebut dengan didukung variable lainnya memberikan suasana spiritual dan
skala ruang yang demikian besar. Variabel pencahayaan dan skala ruang masih
tetap dominan pada interior fasilitas ibadah mesjid. Pendaran yang dibiaskan lampulampu memberikan kesan spiritual, juga berfungsi mengembalikan skala manusia
dibangunan yang besar dan luas. (Rahadian, 2011)
| 22
Proposal Penelitian
ikatan
jamaah,
kegotongroyongan
dalam
| 23
Proposal Penelitian
2.2. Kesimpulan
Tabel 2. Kesimpulan
N
O
FAKTORFAKTOR
Kenyamanan
Hoppe,
P.
Givoni,
Man
Olgay,
V.
ASHRAE
ISO 7730
Termal
Faktor
Kenyamanan
Termal
Lippsmei
r, G.
McIntyre,
D.A.
Hoppe,
P.
Givoni,
Man
ASHRAE
Elemen
Bangunan
yang
Mempengaru
hi
Kenyamanan
Termal
Givoni,
Man
Lippsmei
r, G.
McIntyre,
D.A.
White,
R.F.
Humphrey
s, MA, and
Nicol, J.F.
Pengukuran
Tingkat
Kenyamanan
Termal
ISO
7730
Fanger,
P.O.
Charles
& Kate E
ASHRAE
Humphrey
s, MA, and
Nicol, J.F.
Masjid
Rahadian
, Y.E.
dkk
Achmad
Fanani
Muhaimi
n
Syamsiya
h N.R
Ayub, dkk
| 24
Proposal Penelitian
3.1. Pendekatan
Metode penelitian yang akan saya gunakan pada penelitian ini adalah berdasarkan
kesimpulan dari beberapa jurnal terkait, yang kurang lebih beberapa jurnal terkait
tersebut sama dengan judul yang saya pakai, tetapi tempat studi kasus yang
berbeda. Beberapa jurnal terkait tersebut adalah:
1) Pengaruh bukaan terhadap Kenyamanan thermal pada Bagunan Publik di
daerah Tropis (Studi Kasus : Masjid Raya Al-Mashun Medan), Jurnal A.
2) Pengaruh Bukaan Pada Bangunan Museum Bank Mandiri Terhadap
Kenyamanan Termal Pengunjung Museum, Jurnal B.
3) Kenyamanan Thermal Pada Masjid Al Irsyad Kotabaru Parahyangan, Jawa
Barat, Jurnal C.
Tujuan penelitian Jurnal A dan Jurnal B adalah sama-sama untuk mengetahui sejauh
mana pengaruh bukaan terhadap kenyamanan termal pada saat pengukuran
langsung di lapangan dengan sensasi thermal yang dirasakan oleh para pengguna
bangunan & mengetahui suhu nyaman dan rentang suhu pada bangunan yang
diteliti. Sedangkan Jurnal C bertujuan untuk mengetahui bagaimana bangunan
dengan arsitektur yang unik tersebut dapat beradaptasi dengan iklim di daerah tropis
lembab, sehingga para pengguna bangunan dapat merasakan kenyamanan pada
saat berada pada bangunan tersebut.
Metode yang digunakan pada Jurnal A adalah dengan metode pengukuran lapangan
(field measurement) dengan mendapatkan semua data dari sumber data primer.
Pengukuran lapangan dilakukan pada bulan dengan bertemperatur tinggi. Selain itu,
disebarkan
kuisioner
pada
modul-modul
yang
telah
ditentukan.
Jurnal
menggunakan metode yang hampir sama dengan metode yang digunakan Jurnal A
yaitu pengukuran langsung dan pembagian kuisioner. Tetapi, pada Jurnal B hanya
| 25
Proposal Penelitian
pengujian suatu teori dan terdiri dari beberapa variabel, diukur dengan angka yang
kemudian dimasukkan ke dalam prosedur statistik. Metode yang digunakan sama
dengan Jurnal A dan Jurnal B tetapi Jurnal C menambahkan metode wawancara
pada penelitiannya.
Hasil yang didapatkan pada Jurnal A adalah sebanyak 92% responden merasakan
nyaman pada saat shalat dzuhur, dan sebanyak 8% menyatakan kondisi tidak
nyaman. Sedangkan berdasarkan perhitungan Thermal Comfort Index Calculator
dihasilkan bahwa semua titik yang diukur di dalam ruang masjid menunjukkan
kondisi tidak nyaman (100%). Hal ini menyatakan bahwa orang-orang di daerah
tropis lebih dapat menerima keadaan yang lebih panas dikarenakan orang-orang di
daerah tropis telah beradaptasi dengan keadaan iklim di lingkungannya. Hasil dari
jurnal B adalah sebanyak lebih dari 80,5% rata-rata pengunjung menyatakan
ruangan pada museum bank mandiri adalah diatas sensasi netral (hangat, panas,
panas sekali) dibandingkan dibawah sensasi netral (sejuk, dingin, dingin sekali).
Bukaan pada bangunan museum Bank Mandiri tidak mempengaruhi kenyamanan
termal pengunjung museum Bank Mandiri dikarenakan hasil pengukuran dengan
software Thermal Comfort Estimator memiliki nilai PMV dan nilai PPD sangat kecil
perbandingannya pengukuran menggunakan bukaan dengan pengukuran tidak
menggunakan bukaan. Sedangkan hasil dari Jurnal 3 kesimpulan dari wawancara
yang di lakukan adalah Sebagian besar pengunjung merasakan kondisi netral pada
area masjid dan sekitarnya, tetapi ada pula kondisi-kondisi dimana pengunjung
merasakan keadaan tidak nyaman yang disebabkan oleh pergerakan udara yang
cukup besar, khususnya pada area mihrab.
Kesimpulan dari ketiga Jurnal tersebut adalah, bukaan memiliki pengaruh penting
pada sebuah bangunan. Bukaan yang cukup dapat memberikan kenyamanan termal
pada suatu ruangan. Minimnya bukaan dapat menyebabkan ruangan menjadi panas.
Sedangkan, terlalu banyak nya bukaan bukan berarti memberikan efek nyaman pada
ruangan, dikarenakan pergerakan pada suatu ruangan menjadi terlalu besar. White
(1975) mengemukakan bahwa jarak penghijauan ke bangunan di harapkan 9 meter
agar pergerakan angin di dalam bangunan lebih maksimal. Ketiga jurnal tersebut
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
| 26
Proposal Penelitian
Batas Wilayah :
Timur
Barat
Utara
Selatan
: Pemukiman Warga
| 27
Proposal Penelitian
| 28
Proposal Penelitian
3.6. Instrumentasi
Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran secara langsung adalah:
3.6.1. Termometer
Termometer ini berfungsi untuk mengukur suhu pada sebuah ruangan. Pada
dasarnya termometer ini sama dengan termometer yang lain hanya saja skalanya
yang berbeda. Skala termometer ini antara -50C sampai 50C
| 29
Proposal Penelitian
Gambar 9. Termometer
Sumber: Sulistiawan (2014)
Prinsip kerja termometer yaitu memanfaatkan materi yang bersifat termometrik (sifat
materi yang berubah terhadap temperatur). Ketika suhu meningkat, alkohol atau air
raksa yang berada di dalam wadah akan memuai sehingga panjang kolom alkohol
atau air raksa akan bertambah. Sebaliknya, ketika suhu menurun, panjang kolom
alkohol atau air raksa akan berkurang.
3.6.2. Thermo-Hygrometer
Alat pengukur suhu dan kelembapan udara basah dan kering pada suatu ruangan /
daerah secara digital.
Prinsip kerja Secara umum alat ini terdiri atas dua bagian, yakni batang sensor dan
monitor kontrol. Sensor alat ini peka terhadap konsentrasi uap air di udara
(kelembapan) dan suhu. Pada layar monitor akan tertera nilai kelembapan dan suhu
secara digital.
| 30
Proposal Penelitian
3.6.3. Anemometer
Anemometer yaitu sebagai perangkat atau alat yang digunakan untuk mengukur
kecepatan angin.
Prinsip Kerja pada saat alat tertiup oleh angin, maka mangkok atau baling-baling
pada alat tersebut akan bergerak sesuai dengan arah angin. Kecepatan baling-baling
atau mangkok tersebut tentu akan semakin cepat jika kecepatan angin semakin
besar. Kecepatan angin tersebut dapat diketahui dari jumlah putaran baling-baling
setiap detik
3.6.4. Meteran
Digunakan untuk mengukur lebar bukaan jendela dan lebar masjid.
Prinsip kerja dengan menarik meteran tersebut sehingga angka pada meteran
tersebut dapat terlihat dan menentukan berapa ukuran objek yang diukur.
| 31
Proposal Penelitian
3.6.5. Kuisioner
| 32
Proposal Penelitian
3.7. Variabel
Variabel bebas : suhu udara, kecepatan udara, kelembaban udara.
Variabel terikat : kenyamanan termal pengunjung, pengaruh bukaan.
Pengukuran Lapangan
sebagai
pendingin
ruangan.
Dilakukan
pengukuran
faktor
yang
peneliti
melakukan
pengukuran
faktor
yang
berpengaruh
terhadap
| 33
Proposal Penelitian
| 34
Proposal Penelitian
| 35
Proposal Penelitian
| 36
Proposal Penelitian
| 37
Proposal Penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. dkk
Maps.
Diakses
pada
tanggal
29
Juni
2015
dari
https://www.google.co.id/maps/
Hoppe, P. (1988), Comfort Requirement in Indoor Climate, Energy and Buildings, vol.
11: 249-267, ASHRAE, USA.
Humphreys, MA, and Nicol, J.F., An Investigation Into Thermal Comfort of Office
Workers, Journal of the Institution of Heating an Ventilation Engineers, vol.
38, pp. 181-189. 1970.
| 38
Proposal Penelitian
International
Standard
7730-1994,
Moderate
Thermal
Environments-
| 39