You are on page 1of 12

STUDI PERENCANAAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR DI

BENDUNGAN PANDANDURI SWANGI LOMBOK TIMUR NUSA TENGGARA


BARAT
Eva Cahyaning Tyas, Suwanto Marsudi2, Ussy Andawayanti2
1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
e-mail: evacahyaning@gmail.com
ABSTRAK
Pengembangan sumber daya air bisa dilakukan dengan memanfaatkan bangunan air
yang dibangun untuk dikembangkan menjadi unit pembangkit listrik berskala kecil (PLTA
minihidro). Studi ini diperlukan untuk mengidentifikasi potensi dan keuntungan dari
sebuah unit pembangkit.
Studi ini dilakukan untuk mengetahui besarnya energi paling efektif yang dapat
dilakukan berdasarkan kelayakan teknis maupun ekonomi. Studi ini berlokasi di
bendungan pandanduri swangi dengan memanfaatkan debit pada bendungan. PLTA
minihidro direncanakan untuk menambah fungsi dari bendungan dengan memanfaatkan
tinggi jatuh dan debit pada bendungan. Debit yang digunakan sesuai dengan pola operasi
waduk dengan 3 alternatif debit, perencanaan desain turbin menggunakan metode USBR,
untuk analisa ekonomi menggunakan parameter yaitu Benefit Cost Ratio (BCR) , Net
Present Value (NPV) , dan Internal Rate of Return (IRR)
Hasil kajian menunjukkan debit terlayak baik secara teknis maupun ekonomi yaitu
sebesar 2,43 m3/dtk serta dapat membangkitkan energi tahunan 3727 MWh. Pada studi ini
PLTA minihidro menggunakan turbin Francis dan generator sebesar 50 Hz. Secara
ekonomi biaya total perencanaan sebesar 14,43 milyar rupiah dengan nilai BCR 2,14, NPV
17,39 milyar rupiah, IRR 27,03% dan paid back period 5,99 tahun.
Kata kunci: PLTA minihidro, debit, energi, kelayakan ekonomi
ABSTRACT
Water resource development can be done by utilizing the water building built to be
developed into a small-scale power generation units (hydropower minihydro). This study is
required to identify the potential and advantages of a generating unit.
This study was conducted to determine the most effective energy that can be done
based on the technical and economic feasibility. This study is located at the dam
Pandanduri swangi by utilizing head effective of dam. Hydropower minihidro planned to
add functionality by utilizing head dam fall and discharge at the dam. Discharge used in
accordance with the pattern of reservoir operation with 3 alternate discharge, turbine
design planning using USBR method, for economic analysis using parameters that Benefit
Cost Ratio (BCR), Net Present Value (NPV) and Internal Rate of Return (IRR).
The results show, the most discharge both technicall and economic feasibility, that
is equal to 2.43 m3 / sec and can generate 3727 MWh of annual energy. In this study using
a mini-hydro hydropower Francis turbine and generator at 50 Hz. Economically, the
overall cost of 14.43 billion plan with BCR values of 2.14, 17.39 billion NPV, IRR 27.03%
and paid back period of 5.99 years.
Keywords: Hydroelectric mini-hydro, discharge, energy, economic feasibility

1. Pendahuluan
Dalam hal penyediaan listrik,
perluasan jaringan sampai ke daerahdaerah terpencil pada umum tidak
ekonomis.
Begitu
juga
dengan
penggunaan pembangkit berbahan
bakar minyak dan batu bara untuk
daerah terpencil biasanya tidak
ekonomis, karena skala pembangkitan
yang terlalu kecil dan tingginya biaya
bahan bakar. Sampai saat ini
pembangkit listrik dengan tenaga air
merupakan pembangkit yang paling
ekonomis (Patty, 1995:134).
Energi listrik juga sangat penting
peranannya dalam kehidupan manusia.
Namun di beberapa tempat sering
terjadi pemadaman listrik secara
bergilir, khususnya di Kabupaten
Lombok Timur, hal ini dikarenakan
kurangnya pasokan listrik yang disuplai
PLN, untuk itu perlu adanya peranan
dari pemerintah bersama perusahaan
listrik negara dalam memenuhi
kebutuhan listrik. Oleh karena itu untuk
menambah pasokan listrik di pulau
lombok kebutuhan akan energi listrik
maka perlu dibangunnya PLTA pada
Bendungan Pandanduri Swangi dalam
rangka menambah pasokan listrik
dengan energi yang terbarukan di
kabupaten Lombok Timur.
PLTA dipilih sebagai salah satu
energi alternatif dikarenakan memiliki
beberapa keunggulan dibanding dengan
pembangkit listrik lainnya, seperti
ramah terhadap lingkungan, lebih awet,
serta biaya operasioanal lebih kecil.
Selain itu perawatan mekanik untuk
PLTA lebih mudah.
Dengan demikian sudah sepantasnya
pemerintah mulai mengembangkan
potensi PLTA lebih banyak lagi. Akan
tetapi dalam pembangunan suatu PLTA
harus memperhatikan beberapa aspek
diantaranya adalah aspek teknis, aspek
lingkungan, dan aspek ketersediaan
sumber energi.

Keuntungan dari pengembangan


PLTA adalah:
1. Mengurangi ketergantungan pada
penggunaan bahan bakar fosil,
2. Bahan baku yang relatif murah jika
dibandingkan dengan PLTU dan
PLTG PLTD
3. Peningkatan nilai guna pada
bendungan yang pada awalnya
hanya untuk irigasi menjadi irigasi
sebagai
fungsi
primer
dan
pembangkit listrik sebagai fungsi
sekunder.
Sungai Palung mengalirkan debit
yang dapat diandalkan sepanjang
tahunnya, dan terdapat bendungan yang
dapat dimanfaatkan sebagai PLTA.
Dengan
kondisi
demikian,
ada
kemungkinan
air
yang
akan
dimanfaatkan sebagai air irigasi, dapat
digunakan
untuk
membangkitkan
listrik.
Listrik
yang
dihasilkan
dimaksudkan
untuk
memenuhi
kebutuhan energi listrik masyarakat di
Kecamatan Terara dan sekitarnya.
Sebelum mengambil keputusan untuk
pengembangan
dan
pemanfaatan
sumber daya air yang ada
2. Pustaka dan Metodologi
Klasifikasi pembangkit listrik tenaga
air
Klasifikasi dari pembangkit listrik
tenaga air perlu ditentukan terlebih
dulu untuk mengetahui karakteristik
tipe
pembangkit
listrik,
mengklasifikasikan sistem pem-bangkit
listrik perlu dilakukan terkait dengan
sistem distribusi energi listrik, apakah
listrik dapat disalurkan melalui grid
terpusat ataukah grid terisolasi.
Klasifikasi pembangkit listrik dapat ditentukan dari beberapa faktor (Penche,
2004) yakni:

Tabel 1. Klasifikasi dan


Karakteristik Pembangkit Air

Sumber : Panche (2004:3)


Debit andalan
Debit andalan adalah Debit andalan
didefinisikan sebagai debit yang
tersedia guna keperluan tertentu
misalnya untuk keperluan irigasi,
PLTA, air baku dan lain-lain sepanjang
tahun, dengan resiko kegagalan yang
telah
diperhitungkan
(C.D.
Soemarto,1986). Setelah itu baru
ditetapkan frekuensi kejadian yang
didalamnya terdapat paling sedikit satu
kegagalan. Dengan data cukup panjang
dapat digunakan analisis statistika
untuk mengetahui gambaran umum
secara kuantitatif besaran jumlah air.
Beberapa debit andalan untuk berbagai
tujuan, antara lain: (C.D. Soemarto,
1987).
1. Penyediaan air minum 99%
2. Penyediaan air industri 95%-98%
3. Pusat Listrik Tenaga Air 85%-90%
Perencanaan Bangunan PLTA
Perencanaan
bangunan
PLTA
meliputi:
Bangunan Pembawa
Bangunan pembawa merupakan
bangunan yang berfungsi untuk
mengantarkan air atau membawa air
mulai dari bangunan pengambilan
menuju ke rumah pembangkit.

Terdapat bermacam bentuk dari


bangunan pembawa tergantung dari
sistem pembawaan air menuju rumah
pembangkit, bangunan pembawa antara
lain:
1. Pipa Pesat (Penstock)
Pipa pesat adalah saluran yang
menyalurkan dan mengarahkan air dari
waduk ke turbin. Diameter pipa pesat
dipilih
dengan
pertimbangan
keamanan,
kemudahan
proses
pembuatan, ketersediaan material dan
tingkat rugi (friction losses) seminimal
mungkin.
Pipa
pesat
biasanya
dilengkapi dengan tangki peredam
(surge tank) yang berfungsi untuk
menyerap pukulan air serta menyimpan
air
cadangan
untuk
mengatasi
peningkatan beban yang tiba-tiba.
Berdasarkan lokasinya pipa pesat
dibagi dua, yaitu:
a. Pipa pesat tertanam (Burried
penstock)
Untuk penanaman batang pipa
dalam tanah, maka topografi tanah dan
sisa kelebihan dari pipa harus
dipikirkan dengan baik. (Dandenkar
dan Sharma, 1991:273).
Tabel 2. Kekurangan dan Kelebihan
Pipa Pesat dalam Tanah
No
1

Kelebihan
Terlindung dari pengaruh
suhu karena tertutup tanah

Terlindung dari
pembekuan.

Tidak membutuhkan
sambungan (Expansion
joints )

Landscape tetap tidak bias


diubah

5
6

Terlindung dari gempa,


longsoran tanah, dan
badai
Dapat mengurangi
ketebalan pipa

Kekurangan
Akses yang sulit untuk
inspeksi
Biaya mahal jika
diameter besar dan
kondisi tanah berbatu
Cenderung terjadi
pergeseran pipa pada
lembah yang curam
Membutuhkan lapisan
tertentu terhadap korosi
dan salinitas tanah
Sulit dalam
pemeliharaan dan
perbaikan

Sumber : Varshney, 1977:402


b. Pipa pesat tidak tertanam (Exposed
penstock)
Pipa diatas tanah didukung oleh
fondasi atau tanggul penunjang.

Menurut USBR, batang pipa yang tidak


terlindung termasuk batang pipa yang
didukung diatas tanah dan batang pipa
yang dilindungi oleh lapisan beton
tidak diijinkan untuk
menahan
tegangan struktur. (Dandenkar dan
Sharma, 1991:275)
Tabel 3. Kelebihan dan Kekurangan
Pipa Pesat Tidak Tertanam
No

Kelebihan

Kekurangan
Sangat terpengaruh oleh
suhu eksternal
Kemungkinan terjadi
pembekuan saat musim
dingin

Mudah dalam inspeksi

Biaya instalasi lebih murah

Terlindung terhadap
longsoran jika dilengkapi
dengan blok angker

Tekanan longitudinal
mungkin timbul karena
blok angker

Mudah dalam pemeliharaan


dan perbaikan

Diperlukan sambungan
(Expansion joints)

Sumber: Varshney, 1977:403


2. Kedalaman minimum pipa pesat
Kedalaman
minimum
akan
berpengaruh terhadap gejala vortex,
kedalaman mini-mum dapat dihitung
dengan persamaan (Penche,2004):
Ht > s
s = c V D
Dimana:
c : 0,7245 untuk inlet asimetris
0,5434 untuk inlet simetris
V : kecepatan masuk aliran (m/dt)
D : diameter inlet pipa pesat (m)

Gambar 1. Skema Inlet Pipa Pesat


2. Sistem Pengambilan Melalui Pipa
Pesat (Inlet)
Sistem pengambilan pada mulut
pipa pesat perlu diperhitungkan dengan
tujuan untuk mengatur sistem regulasi
debit air yang masuk ke dalam turbin
baik saat kondisi operasional maupun
kondisi perawatan ,intake pipa pesat

biasanya
didesain
dengan
menggunakan sistem katup (valve),
Tipe katup yang sering diaplikasikan
adalah :
a. Gate valve
b. Butterfly valve
c. Needle valve
Rumah Pembangkit (Power House)
Rumah pembangkit, merupakan
bangunan tempat diletakkannya seluruh
perangkat konversi energi, mulai dari
turbin air lengkap dengan governornya,
sebagai pengatur tekanan air, sistem
transmisi mekanik (jika diperlukan),
generator, perangkat pendukung lain,
seperti: panel kontrol, panel distribusi
daya,
beban
komplemen,
dan
sebagainya. Bangunan inilah yang
melindungi turbin, generator dan
peralatan pembangkit lainnya.
D. Bangunan Pembuang
Bangunan pembuang digunakan
untuk mengalirkan debit setelah
melalui turbin meuju ke sungai,
bangunan pembuang sendiri bisa
direncanakan sesuai dengan kondisi
lapangan, umunya bangunan pembuang
direncanakan dengan tipe sal-uran
terbuka (saluran tailrace).
Tinggi Jatuh Efektif
Tinggi jatuh efektif adalah selisih
antara elevasi muka air pada bangunan
pengambilan atau waduk (EMAW)
den-gan tail water level (TWL)
dikurangi dengan total kehilangan
tinggi tekan (Ramos, 2000). Persamaan
tinggi jatuh efektif adalah:
Heff
= EMAW TWL hl
dimana:
Heff
: tinggi jatuh efektif (m)
EMAW: elevasi muka air waduk atau
hulu bangunan pengambilan
(m)
TWL : tail water level (m)
hl
: total kehilangan tingi tekan
(m)

Gambar 2. Sketsa Tinggi Jatuh


Effektif
Kehilangan
tinggi
tekan
digolongkan menjadi 2 jenis yaitu
kehilangan pada saluran terbuka dan
kehilangan pada saluran tertutup.
Kehilangan tinggi tekan pada
saluran terbuka biasanya terjadi pada
intake pengambilan, saluran transisi
dan penya-ring.
Kehilangan tinggi pada saluran
tertutup dikelompokkan menjadi 2 jenis
yaitu
kehilangan
tinggi
mayor
(gesekan) dan kehilangan tinggi minor.
Kehilangan tinggi mayor dihitung
dengan persamaan darcy wisbach
(Penche,2004):
hf = f
sedangkan kehilangan minor dihitung
dengan persamaan (Ramos, 2000):
hf =
dengan:
hf : kehilangan tinggi tekan
V : kecepatan masuk (m/dt)
g : percepatan gravitasi (m/dt2)
L : panjang saluran tertutup / pipa (m)
D : diameter pipa (m)
f : koefisien kekasaran
(moody diagram)
:keofisien berdasarkan jenis
kontraksi

Gambar 3. Diagram Moody


Perencanaan Peralatan Mekanik
Dan Elektrik
Perencanaan peralatan mekanik dan
elektrik meliputi:
A. Turbin Hidraulik
Turbin
dapat
diklasifikasikan
berdasarkan
tabel
berikut
(Ramos,2000):
Tabel 4. Klasifikasi Jenis Turbin

Dalam perencanan turbin parameter


yang mendasari adalah kecepatan
spesifik turbin (Ns) dan kecepatan
putar/sinkron (n) dimana kedua
parameter tersebut dihitung dengan
persamaan (USBR, 1976:):
Ns = n

120 f

n=
dengan:
Ns: Kecepatan spesifik turbin (mkW)
n : kecepatan putar/sinkron (rpm)
P : daya (kW)
H : tinggi jatuh effektif (m)
f : frekuensi generator (Hz)
p : jumlah kutub generator
nilai n bisa didapatkan dengan
melakukan nilai coba-coba dengan
persamaan:
Untuk turbin francis:

n =
atau n =

Untuk turbin propeller:


n =
atau n =

setelah didapatkan nilai parameter


tersebut maka dapat ditentukan
parameter lain seperti:
1. Titik Pusat Dan Kavitasi Pada
Turbin
Titik pusat perlu diletakkan pada
titik yang aman sehingga terhindar dari
bahaya kavitasi kavitasi akan terjadi
bila nilai aktual < kritis, dimana
dapat dihitung dengan persamaan
(USBR, 1976):
.

c =
Hs = Ha Hv H.
Sedangkan titik pusat turbin dapat
dihitung dengan persamaan:
Z = twl + Hs + b
dengan:
Ns: Kecepatan spesifik turbin (mkW)
c : koefisien thoma kritis
: koefisien thoma
Ha: tekanan absolut atmosfer (Pa/g)
Hv: tekanan uap jenuh air (Pw/g)
H : tinggi jatuh effektif (m)
Hs: tinggi hisap turbin (m)
Z : titik pusat tubrin
twl: elevasi tail water level
b : jarak pusat turbin dengan runner
(m)
2. dimensi turbin
Dimensi turbin reaksi meliputi:
Dimensi runner turbin, dimensi wicket
gate, dimensi spiral case dan dimensi
draft tube.

Gambar 3. Pemilihan Bentuk


Runner berdasarkan Kecepatan
Spesifik
3. Effisiensi Turbin
Effisiensi turbin sangat tergantung
pengaruh dari debit aktual dalam turbin
dengan debit desain turbin (Q/Qd),
effisiensi turbin ditunjukkan pada
gambar berikut (Ramos,2009):

Gambar 5. Grafik Effisiensi Turbin


B. Peralatan Elektrik
Peralatan elektrik PLTA minihidro
berfungsi
sebagai
pengaturan
kelistrikan setelah dilakukan proses
pembangkitan listrik, peralatan elektrik
meliputi generator, governor, speed
increaser, transformer, switchgear dan
auxiliary equipment.

Analisa Pembangkitan Energi


Produksi energi tahunan dihitung
berdasarkan tenaga andalan. Tenaga
and-alan dihitung berdasarkan debit
andalan
yang
tersedia
untuk
pembangkitan energi listrik
yang
berupa debit outflow dengan periode n
harian.(Arismunandar,2005)
E = 9,8 x H x Q x g x t x 24 x n
Dimana:
E : Energi tiap satu periode (kWh)
H : Tinggi jatuh efektif (m)
Q : Debit outflow (m3/dtk)
g : effisiensi generator
t : efisiensi turbin
n : jumlah hari dalam satu periode.
Analisa Kelayakan Ekonomi
Analisa ekonomi dilakukan untuk
mengetahui kelayakan suatu proyek
dari segi ekonomi. Dalam melakukan
analisa ekonomi dibutuhkan dua
komponen utama yaitu:
1. cost (komponen biaya)
Meliputi biaya langsung (biaya
konstru-ksi) dan biaya tak langsung
(O&P, conti-ngencies dan engineering)
2. Benefit (komponen manfaat).
Manfaat didapatakan dari hasil
penjualan listrik berdasarkan harga tarif
yang berlaku.
Parameter
kelayakan
ekonomi
meliputi:
a. Benefit Cost Ratio
=

b. Net Present Value


NPV = PV Benefit PV Cost
c. Internal Rate Of Return
NPV
(I I)
IRR = I +

NPV NPV
3. Analisa Sensitivitas
Analisa sensitivitas dilakukan pada 3
kondisi yaitu:
Cost naik 20%, benefit tetap
Cost tetap, benefit turun 20%
Cost naik 20%, benefit turun 20%

3. Hasil dan Pembahasan


Konsep
perencanaan
PLTA
minihydro
adalah
dengan
memanfaatkan pola operasi waduk
yang kemudian menjadi debit operasi
PLTA yang ditempatkan pada hulu
bendungan.
Debit Operasi yang digunakan untuk
pola operasi PLTA nantinya adalah
debit terbesar, debit terkecil dan debit
rerata.
1. Alternatif 1 : 4,28 m3/dt
2. Alternatif 2 : 1,11 m3/dt
3. Alternatif 3 : 2,43 m3/dt
Bangunan
Pembawa
yang
digunakan
yaitu
bangunan
pengambilan (intake) dan pipa pesat.
Bangunan pengambilan dilengkapi
dengan saringan sampah (trashrack)
dengan tipe shaft tegak yang memiliki
bukaan sebesar 3,5 m. Pipa Pesat
dengan panjang 240 m dan berdiameter
2 m.
Bangunan
Pembuang
yang
digunakan yaitu saluran tail race.
Saluran ini berfungsi untuk membuang
aliran setelah melewati turbin menuju
sungai yang kemudian digunakan untuk
irigasi. Dalam perencanaan bangunan
pembuang digunakan data teknis
rencana sebagai berikut:
Debit rencana
: 4,28 m3/dtk
Elv dasar saluran
: + 242,500
Bentuk ambang
: ogee tipe I
Lebar ambang
: 10 meter
Tinggi ambang
: 1 meter
Elevasi ambang
: +243,500
Elevasi dasar
: +242,500
Koefisien debit (C) : 1,8 m1/2/dt
Dengan menggunakan persamaan
Q = C B H1,5 dengan nilai koefisien
debit untuk pengaliran tenggelam (C =
1,8) maka akan didapatkan lengkung
kapasitas
debit
(rating
curve)
berdasarkan debit operasional pada
ambang tailrace sebagai berikut:

Paremeter tinggi tekan


head efektif
Debit Alternatif 1
Debit Alternatif 2
Debit Alternatif 3

sumber: hasil perhitungan


Gambar 6. Rating Curve pada
Ambang
Sehingga elevasi TWL untuk setiap
debit alternative akan ditunjukkan pada
gambar berikut:

TAIL WATER LEVEL

+247,500

1.20

+251,500

DINDING HALANG

Q Alt 1 +243,880 TANAH ASLI


Q Alt 1 +243,660
Q Alt 1 +243,760

PAS. BETON

+242,500

+243,500

SALURAN TAILRACE
0.8m

0.8m

DRAFT TUBE
200.0m

Gambar 7. Desain Ambang Pada


Saluran Tail Race

Hf
29.20
29.43
29.32

Sumber: Hasil Perhitungan


Perencanaan Peralatan Hidromekanikal
Dan Elektrikal
Peralatan
hidromekanikal
dan
elektrikal yang direncanakan dalam
studi ini meliputi: turbin hidrolik,
peralatan
elektrik
dan
rumah
pembangkit.
Turbin hidrolik
Berdasarkan besarnya debit desain dan
tinggi jatuh effektif dapat dipilih tipe
turbin yang digunakan.
Debit desain
: 4,28 m3/dt
Tinggi jatuh effektif : 29,20 m
Daya teoritis
:1225,33 kW
atau 1053,78 HP

Perhitungan Tinggi Jatuh Effektif


Dengan menggunakan persamaan
empirik
berdasarkan
potensi
kehilangan tinggi tekan maka tinggi
jatuh effektif ditentukan seperti pada
tabel berikut:
Tabel 5. Perhitungan Tinggi Jatuh
Effektif
Hf
Paremeter tinggi tekan
kehilangan pada bangunan pengambilan
0.13
trashrack
kehilangan pada pipa pesat
0.13
Inlet
7.20
Gesekan
0.10
Outlet
0.86
Katup
8.41
Total Kehilangan
Diasumsikan waduk dalam keadaan penuh
Elv waduk normal
281.5
Elv muka air di hulu
243.88
Debit Alternatif 1
243.66
Debit Alternatif 2
243.76
Debit Alternatif 3

Gambar 8. Pemilihan Turbin Reaksi


Maka direncanakan:
Tipe turbin
: Francis
Jumlah turbin
: 1 unit
Debit
: 4,28 m3/dt
Frekuensi generator : 50 Hz
Kutub generator
: 10 buah
Kecepatan putar
: 600 rpm

Kecepatan spesifik : 286,89 mkW


Diameter runner
: 0,77 m
kritis
: 0,21
aktual
: 0,35
elv pusat turbin
: + 243,30
tinggi hisap
: -0,5 m
dan direncanakan sistem intake turbin
tipe spiral case dan draft tube tipe
elbow dengan dimensi:
diameter runner
: 0.78 m
tinggi guide vane
: 0,27 m
lebar ruang whirl
: 0,16 m

Sumber: Hasil Perhitungan

Gambar 10. Penjelasan Tiap Section


Draft Tube
Tabel 7. Perhitungan dimensi Draft
tube
Section

Gambar 9. Penjelasan Tiap Section


Rumah Siput
Tabel 6. Perhitungan Dimensi
Rumah Siput Turbin
Section

Dimensi

Persamaan

(m)

= D3 (1,2 19.56 / Ns)

0.91

= D3 (1,1 + 54.8 / Ns)

1.04

= D3 (1,32 + 49.25 / Ns)

1.2

= D3 (1,5 + 48.8 / Ns)

1.35

= D3 (0.98 +63.6 / Ns)

0.97

= D3 (1+ 131.4 / Ns)

1.18

= D3 (0.89 +96.5 / Ns)

0.99

= D3 (0.79 + 81.75 / Ns)

0.87

-4

= D3 (0,1 + 6.5 x 10 Ns)


-4

0.23

= D3 (0,88 + 4,9 x 10 Ns)

0.82

= D3 (0,6 + 1.5 x 10-5 Ns)

0.49

Persamaan

Dimensi
(m)

= D3 (1,54 + 203.5 / Ns)

1.81

= D3 (0.83 +140.7 / Ns)

1.07

= D3 (1,37 5,6 x 10-4 Ns)

0.98

= D3 (0,58 + 22,6/ Ns)

0.53

= D3 (1,6 -0.0013 Ns)

0.99

= Ns/ (-9,28 + 0.25Ns)

4.6

= D3 (1.5 + 1,9 x 10-4 Ns)

1.25

= D3 (2,63 + 33,8/ Ns)

2.21

Sumber: Hasil Perhitungan


peralatan elektrik yang direncanakan
meliputi: generator 3 fasa dengan
menggunakam brushless type exciter,
governor,
speed
increaser,
transformer, switchgear dan auxiliary
equipment.
rumah
pembangkit
direncanakan
dengan tipe dalam tanah (underground
facility) dengan dimensi:
Tinggi
: 10 meter
Lebar
: 15 meter
Panjang
: 50 meter
Material rumah
: beton
Tebal dinding rumah : 0.3 meter
Kedalaman pondasi : 1.5 meter

`Analisa Pembangkitan Energi


Energi yang dihasilkan pada PLTA
minihidro Pandanduri tiap satu hari
operasi ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 8. Hasil Pembangkitan Energi
harian Tiap Alternatif

No.

Item
Pekerjaan

11

Rasio
Rp/Kwh

Biaya (Milyar Rupiah)


Alternatif
1

Alternatif
2

Alternatif
3

4,830

10,845

3,476

Sumber: Hasil Perhitungan


Sedangkan estimasi manfaat tahunan
dari penjualan energi listrik adalah:
Tabel 11. Estimasi Manfaat PLTA
Minihidro
Harga

Sumber: Hasil Perhitungan


Sedangkan hasil pembangkitan tahunan
untuk tiap alternatif adalah:
Tabel 9. Hasil Pembangkitan Energi
Tahunan Tiap Alternatif
Hari

Unit

Debit

Turbin

Desain

(Unit)

(m3/dt)

(Hari)

(kWh)

(MWh)

4.28

353

1094

9268

1.11

353

287

2434

2.43

353

625

5297

No.

Operasi-

Daya

onal

Energi
Tahunan

Sumber: Hasil Perhitungan


Analisa Ekonomi
Biaya proyek dan OP dihitung dengan
menggunakan persamaan empirik
sebagai berikut:
Tabel 10. Estimasi Biaya PLTA
Minihidro
No.

Item
Pekerjaan

Biaya (Milyar Rupiah)


Alternatif
1

Alternatif
2

Alternatif
3

No

Alternatif

Jual
Listrik
(Rp/kWh)

(Milyar

(MWh)

Rp)

1075

4384

4,713

1075

1874

2,014

1075

3728

4,007

Sumber: Hasil Perhitungan


Dengan rencana usia proyek adalah 35
tahun maka akan didapatkan parameter
kelayakan ekonomi sebagai berikut:
Tabel 12. Analisa Ekonomi Tiap
Alternatif

Sumber: Hasil Perhitungan


Dan analisa sensitivitas sebagai
berikut:
Kondisi 1: benefit turun 20%, cost
tetap.
Kondisi 2: benefit tetap, cost naik 20%
Kondisi 3: benefit turun 20%, cost naik
20% .
Hasil analisa sensitivitas untuk tiap
alternatif ditabelkan sebagai berikut:
Tabel 13. Hasil Analisa Sensitivitas
Tiap Alternatif

0.91

1.38

11.39

4.33

6.83

1.71

4.14

1.03

Saluran

0.18

3.17

0.11

Lain Lain

2.35

4.25

1.36

Biaya
Contingencies

1.75

1.68

1.07

Biaya O & P

0.175

0.17

0.11

Capital Cost

19.25

18.48

11.78

12.00%

25.14

PPN 10%

1.93

1.85

1.18

12.00%

10

Total Cost

21.18

20.33

12.96

12.00%

Tahunan

1.87

Pendapatan

Biaya
Engineering
Peralatan
Hidromekanik
Pemasangan
Hidromekanik

Pembangkitan

Kondisi

Suku
Bunga
(%)

Total
Cost
(PV
Cost)

Total
Benefit
(PV
Benefit)

NPV

BCR

30.75

5.61

1.22

30.17

38.44

8.27

1.27

30.17

30.75

0.58

1.02

Alternatif 1

Kondisi

Suku
Bunga
(%)

Total
Cost
(PV
Cost)

Total
Benefit
(PV
Benefit)

NPV

BCR

Alternatif 2
1

12.00%

24.14

13.15

-10.99

0.54

12.00%

28.96

16.43

-12.53

0.57

12.00%

28.96

13.15

-15.82

0.45

Alternatif 3
1

12.00%

15.39

26.15

10.76

1.70

12.00%

18.46

32.69

14.22

1.77

12.00%

18.46

26.15

7.69

1.42

Sumber: Hasil Perhitungan


Sehingga dari analisa ekonomi dipilih
alternatif 3 sebagai alternatif yang
paling layak dan mengguntungkan
4. Kesimpulan
1. Berdasarkan analisa besar debit
yang akan digunakan dalam
perencanaan PLTA mini hydro
adalah
No
1

Alternatif

Q
(m3/dtk)

Head
(m)

Power
(kW)

Alternatif 1

4,28

29,20

1092

Alternatif 2

1,11

29,43

286

Alternatif 3

2,43

29,32

624

Sumber: Hasil Perhitungan


2.

3.

Berdasarkan
analisa
dengan
menggunakan
metode
USBR
maupun
ESHA,
dengan
mengetahui tinggi jatuh efektif ,
debit, serta perhitungan didapatkan
jenis turbin Francis. Turbin ini
merupakan jenis turbin axial.
Dimana kecepatan spesifik turbin
Francis berada pada kisaran 0,05
0,33. Dari hasil tersebut dipilih
alternatif 1 dengan 10 kutub
generator
dengan kecepatan
spesifik terkoreksi adalah 0,30.
Berdasarkan analisa, setiap debit
yang melalui melalui Pipa Pesat
(Penstock)
pada
bendungan

Pandanduri
Swangi
dapat
dikembangkan
untuk
pembangkitan energi listrik dengan
memanfaatkan tinggi jatuhnya.
Dengan menggunakan data debit
pada
bendungan,
dapat
dibangkitkan energi sebesar:
a. Alternatif 1 : 4384 MWh
pertahun dengan rasio Rp/kWh =
4,830
b. Alternatif 2:1874 MWh pertahun
dengan rasio Rp/kWh = 10,845
c. Alternatif 3: 3727 MWh pertahun
dengan rasio Rp/kWh = 3,476
4. Berdasarkan analisa ekonomi
terhadap alternatif debit andalan
terpilih (alternatif 3) didapatkan
besar biaya total sebesar 14,51
milyar rupiah dengan nilai BCR
2,12, NPV 17,30 milyar rupiah,
IRR 26,87% dan paid back period
6,03 tahun. Dengan hasil analisa
tersebut dapat disimpulkan bahwa
perencanaan PLTA mini hidro
dengan alternatif 3 layak secara
ekonomi.
5. Saran
Agar studi Perencanaan PLTA
mini hydro bisa lebih baik maka perlu
dilakukan studi pendahuluan yang lebih
komprehensif
sehingga
akan
didapatkan data pendukung yang akan
membuat laporan dari studi kelayakan
lebih akurat. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam studi kelayakan
PLTA mini hydro adalah:
Melakukan pengukuran topografi
dan survei kondisi lokasi studi.
Melakukan
tinjauan
terhadap
perkembangan perekonomian yang
sedang terjadi.
Melakukan tinajauan terhadap
teknologi
yang
sedang
berkembang
dalam
bidang
pembangkitan energi.

Daftar Pustaka
1. Anonim. 2005. RETScreen
Engineering & Cases Textbook.
Kanada: RETScreen International.
2. Anonim,
1976.
Engineering
Monograph No. 20 Selecting
Reaction Turbines. Amerika:
United
States
Bureau
Of
Reclamation.
3. Arismunandar A. dan Kuwahara S.
2004. Buku Pegangan Teknik
Tenaga Listrik. Jakarta : PT
Pradnya Paramita.
4. Dandekar, MM dan K.N. Sharma.
1991.
Pembangkit
Listrik
Tenaga Air. Jakarta : Universitas
Indonesia.
5. Patty, O.F. 1995. Tenaga Air.
Erlangga : Surabaya.
6. Penche, Celso. 2004. Guidebook
on How to Develop a Small Hydro
Site. Belgia : ESHA (European
Small Hydropower Association).
7. Ramos, Helena. 2000. Guidelines
For Design Small Hydropower
Plants. Irlandia : WREAN
(Western
Regional
Energy
Agency & Network) and DED
(Department
of
Economic
Development).
8. Soemarto, C.D. 1987. Hidrologi
Teknik Edisi 1. Surabaya : Usaha
Nasional.
9. Varshney,R.S. 1977. Hydro-Power
Structure. India : N.C Jain at the
Roorkee Press.

You might also like