Professional Documents
Culture Documents
Belajar
tentang
K3
tentu
saja
harus
berorientasi
pada
Pembentukan komitmen
Komitmen merupakan modal utama dalam penerapan K3 secara riil
mengenai arti penting keselamatan & kesehatan kerja. Pembentukan komitmen
tentang arti pentingnya K3 harus dimulai dari level TOP MANAGEMENT supaya
penerapan sistem K3 berjalan efektif dan optimal. Sesuai dengan UU No 1 tahun
1970
dijelaskan
bahwa
unsur
pimpinan
(direktur)
bertanggungjawab
untuk
mampu
menggerakan
aspek-aspek
penunjang/fasiltas
sampai
dengan
Perencanaan
Perencanaan disini dimaksudkan sebagai dasar penerapan program kerja K3
yang nantinya akan dilaksanakan secara menyeluruh oleh seluruh karyawan.
Dapat
Pengorganisasian
Bentuk komitmen dari pimpinan perusahaan selain melalui kebijakan tertulis,
dapat juga memfasilitasi pembentukan komite K3 yang khusus menangani
permasalahan K3 yang terdiri dari berbagai wakil dari divisi yang terlibat sesuai
dengan kompetensinya masing-masing.
Selain itu yang paling penting untuk menggerakan orhganisasi/komite K3 tersebut
diperlukan seorang "ahli K3" yaitu seseorang yang berkompeten di bidang K3 yang
telah tersertifikasi sebagai ahli K3. Mengapa demikian? karena dala penerapan
program kerja serta aktivitas-aktivitas K3 tidak bisa lepas dari visi dan misi ahli K3
tersebut yang mampu menggerakan jalannya oranisasi kerja. Efektivitas komite K3
tentu saja diperhitungkan dari penerapan program-program K3 yang tersistematis
dan mendapatkan support dari seluruh level karyawan.
Penerapan
Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas programprogram kerja K3 secara optimal.
lapangan mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program kerja yang
bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety training, safety
talk, safety for visitor, safety for contractor, simulasi & evakuasi, safety alert, dll.
Pengendalian
Setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai
bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan
perbaikan secara bertahap.
Evaluasi
Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran
efektivitas program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum. Secara
praktis biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit dan verifikasi
mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem manajemen K3.
Faktor alat juga mempengaruhi kesehatan kerja. Jika tidak dapat berfungsi
sebagaimana yang diharapkan seperti kurangnya perawatan peralatan kerja,
karyawan
kurang
perlatan
yang digunakan,
peralatan yang tidak standar, kurangnya jumlah peralatan kerja sehingga karyawan
memanfaatkan peralatan yang ada dan kurang memadai, penyalahngunaan
peralatan,
peralatan
kerja
sudah
usang,
dan
sebagainya.
Itu
juga
akan
kesehatan
keselamatannya
kerja
dalam
antara
melakukan
lain:
Melindungi
pekerjaan
untuk
tenaga
kerja
kesejahteraan
atas
hak
hidup
&
A. DEFINISI
pemeliharaan
kesehatan
seoptimal
mungkin.
Status kesehatan seseorang, menurut blum (1981) ditentukan oleh empat faktor
yakni :
1.
2.
3.
4.
genetik,
yang
merupakan
faktor
bawaan
setiap
manusia.
produktivitas
kerjanya.
Pekerja
yang
sehat
memungkinkan
tercapainya hasil kerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan pekerja yang
terganggu
Menurut
kesehatannya.
Sumamur
(1976)
Kesehatan
kerja
merupakan
spesialisasi
ilmu
sosial dengan usaha preventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan
yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta terhadap
penyakit umum.
Konsep kesehatan kerja dewasa ini semakin banyak berubah, bukan sekedar
kesehatan pada sektor industri saja melainkan juga mengarah kepada upaya
kesehatan untuk semua orang dalam melakukan pekerjaannya (total health of all at
work).
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
2.
Pencegahan PAK
3.
Gizi kerja
4.
P3K
5.
Ergonomi
6.
Psikologi kerja
7.
8.
2.
3.
2.
Dokter perusahaan
3.
Paramedis perusahaan
4.
5.
1.
2.
3.
4.
Promotif:
1.
2.
3.
Tidak merokok
4.
Gizi seimbang
5.
Ergonomi
6.
7.
Higiene sanitasi
Preventif:
1.
2.
Imunisasi
3.
APD
4.
Rotasi
5.
Kuratif:
1.
Pengobatan
2.
P3K
3.
Rawat jalan
4.
Rawat Inap
Rehabilitatif:
1.
2.
Protese
3.
Mutasi
4.
Kompensasi
Bentuk Kegiatan :
Pemberian layanan kesehatan kerja kepada tenaga kerja dan keluarganya
(yang sehat dan yang sakit )
Pelaporan :
1.
Penyakit Umum
2.
3.
4.
Bagaimana Teknisnya ?
Pengolahan
data
menggunakan
software
khusus
(sehingga
dapat
Paperless oriented.
Dapat
dibuat
medical
surveilence
sehingga
dapat
dibuat
program
PREVENTIF
KURATIF
REHABILITATIF
Vibrasi
Noise
Gelombang Elektromagnet
Radiasi
Tekanan Udara
Penerangan
Faktor Biologi
Virus
Jamur
Cacing
Faktor Psikologis
Overload
Rutinitas (kebosanan)
Paket pemeriksaan tenaga kerja yang efektif dan efisien dapat disusun berdasarkan
kelompok risiko pekerjaan sebagai berikut :
Medical Check Up pekerja dengan aspek ergonomi (repetitif pada tangan dan
jari).
ini
menyatakan
bahwa
secara
khusus
perusahaan
berkewajiban
memeriksakan kesehatan badan, kondisi mental dan kemampuan fisik pekerja yang
baru maupun yang akan dipindahkan ke tempat kerja baru, sesuai dengan sifat-sifat
pekerjaan yang diberikan kepada pekerja, serta pemeriksaan kesehatan secara
berkala. Sebaliknya para pekerja juga berkewajiban memakai alat pelindung diri
(APD) dengan tepat dan benar serta mematuhi semua syarat keselamatan dan
kesehatan kerja yang diwajibkan. Undang-undang nomor 23 tahun 1992, pasal 23
Tentang Kesehatan Kerja juga menekankan pentingnya kesehatan kerja agar setiap
pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan diri sendiri dan
masyarakat sekelilingnya hingga diperoleh produktifitas kerja yang optimal. Karena
itu, kesehatan kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan penyakit
akibat kerja dan syarat kesehatan kerja.
Sebagai penjabaran dan kelengkapan Undang-undang tersebut, Pemerintah
juga mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) dan Keputusan Presiden terkait
penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
4. Keselamatan dan Kesehataan Kerja itu diperuntukkan untuk siapa?
Berdasarkan Undang-undang Jaminan Keselamatan dan Kesehatan Kerja itu
diperuntukkan bagi seluruh pekerja yang bekerja di segala tempat kerja, baik di
darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air maupun di udara, yang berada
di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Jadi pada dasarnya, setiap
pekerja di Indonesia berhak atas jaminan keselamatan dan kesehatan kerja.
5.
1.
2.
Mencegah
timbulnya
gangguan
kesehatan
pada
masyarakat
pekerja
yang
Penerapan
Penerapan K3 tentu saja berkaitan dengan pelaksanaan aktivitas programprogram kerja K3 secara optimal. Harus disertai evidence serta bukti-bukti
lapangan mengenai penerpan program kerja tersebut. Contoh program kerja
yang bisa dilakukan yaitu semacam safety campaign, safety sign, safety
training, safety talk, safety for visitor, safety for contractor, simulasi &
evakuasi, safety alert, dll.
Pengendalian
Setiap penerapan program-program K3 harus dilakukan pelaporan sebagai
bukti evidence sehingga dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dilakukan
perbaikan secara bertahap. Pelaporan K3 harus disusun secara rapi sebagai
penunjang administrasi K3 yang terintegrasi.
Evaluasi
Proses evaluasi memang sangat diperlukan sebagai bentuk pengukuran
efektivitas program/oenerapan K3 sudah sedemikian efektif atau belum.
Secara praktis biasanya dibentuk suati tim auditor untuk melakukan audit
dan verifikasi mengenai penerapan yang dijalankan mengenai sistem
manajemen K3.
http://muhdardousalama.blogspot.com/2012/12/kesehatan-kerja.html
http://rockyvalentino.blogspot.com/2010/10/keselamatan-kesehatan-kerja-k3.html