You are on page 1of 125

EKONOMI PEMBANGUNAN

Daftar Bacaan
Kuncoro, Mudrajad. 2010. Ekonomika
Pembangunan, Erlangga, Jakarta.
Todaro, Michael P. dan Stephen C.
Smith. 2006. Pembangunan Ekonomi,
Jilid 1, Edisi kesembilan, Erlangga,
Jakarta.

I. PENDAHULUAN
Teori pembangunan mulai menarik
perhatian sejak makalah seminar
Rosenstein Rodan (1943) menjadi
acuan kajian pembangunan Negara
Sedang Berkembang yang umumnya
bekas jajahan dan masih miskin.

Pendahuluan
Rodan mengilustrasikan suatu negara
di mana 20.000 pekerja yang menganggur di sektor pertanian dimasukkan dalam pabrik sepatu yang
baru. Para pekerja menerima upah yg
jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.

Pendahuluan
Argumentasinya, investasi yang sama
akan menguntungkan bila dilakukan
di banyak industri yang lain. Pemikiran ini berdasarkan atas asumsi skala
ekonomis (pabrik harus didirikan dan
memproduksi secara massal agar
efisien) dan dualisme (para pekerja
dapat ditarik dari sektor pertanian yg
tingkat pendapatannya rendah).

Pendahuluan
Aliran pemikiran semacam ini sangat
berpengaruh dikalangan ekonom dan
pengambil kebijakan pada tahun
1940-an dan 1950-an. Krugman
(1993), menyebutnya sebagai high
development theory. Pada akhir
1950-an teori-teori seperti itu mulai
menurun daya tariknya. Menandai
munculnya berbagai pemikiran dan
paradigma pembangunan baru.

III. EVOLUSI PARADIGMA


PEMBANGUNAN

Gambar 1.1 Evolusi Paradigma Pembangunan

Tujuan Pembangunan

Produk
Domestik
Bruto (PDB)

PDB riil
per
kapita

Indikator non
moneter (Indeks
pembangunan
Manusia)

Mengatasi
kemiskinan

Pembangunan
berkelanjutan

Entitlements
dan
kapabilitas

Kebebasan

3.1. Tujuan Pembangunan


Pada
mulanya
upaya
pembangunan
Negara-negara sedang berkembang diidentikkan dengan upaya meningkatkan
pendapatan per kapita atau strategi pertumbuhan ekonomi.
Diharapkan masalah-masalah pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan distribusi
pendapatan dapat terpecahkan melalui
dampak merembes ke bawah (trickle down
effect)

Tujuan Pembangunan
Buku karya monumental Arthur Lewis
(pemenang Nobel Ekonomi), The
Theory
of
Economic
Growth,
mencerminkan,
munculnya
teori
pertumbuhan,
dan
pertumbuhan
ekonomi sebagai tujuan utama kebijakan ekonomi di setiap negara.

Tujuan Pembangunan
Sepanjang dasawarsa 1950-an, pembangunan ekonomi identik dengan
pertumbuhan ekonomi.
Ekonomika Pembangunan sebagai
cabang ilmu ekonomi yang relatif
baru memusatkan perhatian pada
faktor-faktor penentu pertumbuhan
ekonomi (Arndt, 1996).

Tujuan Pembangunan
Kata kunci dalam pembangunan adalah
pembentukan modal.
Strategi pembangunan yang dianggap
paling sesuai adalah akselerasi pertumbuhan ekonomi dengan mengundang
modal asing dan melakukan industrialisasi.
Diilhami sukses Rencana Marshall dalam
membantu pembangunan Eropa Barat dan
Jepang.

Tabel PDRB Sumatera Utara Harga


Berlaku 2012 (juta rupiah)
Lapangan Usaha (sektor)
1. Pertanian
2. Pertambangan, Penggalian
3. Industri pengolahan
4. Listrik, Gas, dan Air Bersih
5. Konstruksi
6. Perdagangan, Hotel
7. Pengangkutan
8. Keuangan, persewaan
9. Jasa-jasa
PDRB/GRDP

2012**)
76.838.110,14
4.635.321,88
77.484.957,98
3.178.784,17
23.595,944,24
67.027.275,21
32.854.362,78
26.442.214,77
39.061.184,57
351.118.155,73

PDRB Sumatera Utara Harga


Konstan 2000, 2011-12 (juta Rp)
Lapangan Usaha
(Sektor)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Pertanian
Pertambangan
Industri
Listrik, Gas
Konstruksi
Perdagangan
Pengangkutan
Keuangan
Jasa-jasa

PDRB

2011*
29.390.578,26
1.498.850,93
26.548.661,98
943.753,72
8.754.627,44
23.693.426,31
12.799.426,94
9.992.485,39
12.969.810,92

2012**
30.778.669,87
1.525.315,87
27.513.096,05
976.089,62
9.348.159,85
25.406.772,01
13.856.596,53
11.111.510,30
13.947.739,22

126.587.621,90 134.463.949,31

Pertumb
uhan(%)
4,72
1,77
3,63
3,43
6,78
7,23
8,26
11,20
7,54
6,22

IV. Indeks Pembangunan Manusia


(Human Development Index)
Terjadinya pembangunan dilihat dari
tingkat output melalui Produk Domestik
Bruto, berkembang menjadi menggunakan
Indeks Pembangunan Manusia/IPM atau
Human Development Index/HDI
Menurut UNDP (1990) Pembangunan
manusia adalah proses memperluas
pilihan-pilihan penduduk (a process
enlarging peoples choices)

Indeks Pembangunan Manusia


Ada tiga pilihan yang dianggap paling
penting, yaitu panjang umur dan
sehat (longevity),
berpendidikan/pengetahuan
(knowledge) , dan akses ke sumber
daya yang dapat memenuhi standar
hidup yang layak (living standard).

Indeks Pembangunan Manusia


Peluang hidup dihitung berdasarkan
angka harapan hidup ketika lahir;
pengetahuan diukur berdasarkan
rata-rata lama sekolah dan angka
melek huruf penduduk berusia 15 thn
ke atas; dan hidup layak diukur dgn
pengeluaran per kapita yang didasarkan paritas daya beli (purchasing
power parity).

Technical note. Computing the


indices
The Human Development Index is based
on three indicators: longevity, as
measured by life expectancy at birth;
educational attainment, as measured by a
combination of the adult literacy rate (twothirds weight) and the combined gross
primary, secondary and tertiary enrollment
ratio (one-third weight); and standard of
living, as measured by GDP per capita
(PPP US$)

Fixed minimum and maximum


values
Life expectancy at birth: 25 and 85
years.
Adult literacy rate (age 15 and
above): 0% and 100%.
Combined gross enrolment ratio: 0%
and 100%.
GDP per capita (PPP US$): $100 and
40.000 (PPP US$).

General formula

Illustration of the HDI methodology


country

Life
expectancy
(years)

Adult literacy rate


(% age 15 and
above)

Combined gross
enrolment ratio
(%)

GDP per capita


(PPP US$)

Ireland
Vietnam

76.6
67.8

99.0
92.9

91.4
62.9

21,482
1,689

Life Expectancy Index

Adult Literacy Index

Combined gross enrolment index

Educational attainment index


Ireland = [2(0.990) + 1(0.914)]/3 = 0.965
Viet Nam = [2(0.929) + 1(0.629)]/3 = 0.829
Adjusted GDP per capita (PPP US$) Index

Human Development Index


country

Life
expectacy
index

Ireland
Viet Nam

0.860
0.713

Educational
attainment
index
0.965
0.829

Adjusted GDP
(PPP US$) Index

Sum of the
three indices

HDI

0.896
0.472

2,721
2,014

0.907
0.671

Human Development Index


HDI Rank

Country

1
10
18
30
64
69
103
114
121
127
138
138
149
186

Norway
Japan
Singapore
Brunei
Malaysia
Kazakhstan
Thailand
Phillipines
Indonesia
Vietnam
Laos
Cambodia
Myanmar
Congo

Very high
human
developmen
t (0,905)
High human
developmen
t (0,758)
Medium
human
developmen
t (0,640)
Low human
dev (0,466)

2011

2012

0,953
0,910
0,894
0,854
0,766
0,750
0,686
0,651
0,624
0,614
0,538
0,538
0,494
0,299

0,955
0,912
0,895
0,855
0,769
0,754
0,690
0,654
0,629
0,617
0,543
0,543
0,498
0,304
24

V. KEMISKINAN, KETIMPANGAN
DAN PEMBANGUNAN
Pada akhir dasawarsa 1960-an, banyak Negara
Sedang Berkembang yang menyadari bahwa
pertumbuhan (growth) tidak identik dengan
pembangunan (development).
Pertumbuhan yang tinggi dapat dicapai, tetapi
masih diikuti dengan masalah-masalah pengangguran,
kemiskinan
di
perdesaan,
distribusi pendapatan yang timpang dan
ketidakseimbangan struktural

25

Kemiskinan, Ketimpangan dan


Pembangunan
Pertumbuhan ekonomi merupakan
syarat yang diperlukan (necessary),
tetapi tidak mencukupi (sufficient)
bagi proses pembangunan.
Pertumbuhan ekonomi hanya mencatat peningkatan produksi barang
dan jasa secara nasional, sedangkan
pembangunan berdimensi lebih luas.
26

Kemiskinan Ketimpangan dan


Pembangunan
Inilah yang menandai dimulainya
masa pengkajian ulang tentang arti
pembangunan.
Myrdal (1971), mengartikan pembangunan sebagai pergerakan ke atas
dari seluruh sistem sosial.

Kemiskinan Ketimpangan dan


Pembangunan
Meier (1989) mengatakan: perhaps the
definition that would now gain widest
approval is one that defines economic
development as the process whereby the
real per capita income of a country
increases over a long period of time
subject to the stipulation that the number
of people below an absolute poverty
line does not increase, and that the
distribution of income does not more
unequal.

Kemiskinan, Ketimpangan dan


Pembangunan
Duddley Seers (1973) mengatakan:
What has been happening to
poverty? What has been happening
to unemployment? What has been
to inequality? If all three of these
have declined from high levels then
beyond doubt this has been a period
of development for the country
concerned.

Kemiskinan, Ketimpangan dan


Pembangunan
If one or two these central problems
have been growing worse, especially
if all three have it would be strange
to call the result development, even
if per capita income doubled.
Dari ke dua definisi di atas jelas bhw
pembangunan bukan hanya mengejar
pertumbuhan GNP, tetapi lebih luas
dari itu.

Kemiskinan, Ketimpangan dan


Pembangunan lanjutan
Pada bulan September 2000, 189
negara anggota PBB menyetujui
delapan butir Millenium Development
Goals (MDGs), yaitu komitmen untuk
mencapai kemajuan yang nyata dlm
upaya pengentasan kemiskinan dan
mencapai tujuan pembangunan
lainnya pada tahun 2015.

Kemiskinan, Ketimpangan dan


Pembangunan lanjutan
Millenium Development Goals
1. Mengentaskan Kemiskinan dan
Kelaparan Absolut
Target tahun 2015: mengurangi setengah jumlah orang yang hidup dgn
penghasilan kurang dari $1 per hari dan
mereka yang menderita kelapar-an.
(periode 2000-2015)

Tabel. Jumlah dan Penduduk Miskin


Sumatera Utara dan Nasional
Tahun
1999
2007
2008
2009
2010
2011
2012

Sumatera
Jumlah
(Ribu jiwa)
1.972,7
1.768,4
1.613,8
1.499,7
1.490,9
1.421,4
1.378,4

Utara
(%)
16,74
13,90
12,55
11,51
11,31
10,83
10,41

Nasional
Jumlah
(juta Jiwa)
47,97
37,17
34,96
32,53
31,02
29,89
28,59

(%)
23,43
16,58
15,42
14,15
13,33
12,36
11,66

VI. KAPABILITAS
Amartya Sen (pemenang hadiah
nobel bidang ekonomi 1998) mendefinisikan kapabilitas sebagai kebebasan yang dimiliki seseorang dlm
arti pilihan functioning, dengan fitur2
personal yang dimilikinya dan kontrol
yang dimilikinya terhadap komoditi.

34

Sen berpendapat bahwa kapabilitas


untuk berfungsi (capabilities to
function) adalah yang paling
menentukan status miskin-tidaknya
seseorang.

35

Kapabilitas
Pertumbuhan ekonomi dengan sendirinya tidak dapat dianggap sebagai
tujuan akhir. Pembangunan haruslah
lebih memperhatikan peningkatan
kualitas kehidupan yang kita jalani
dan kebebasan yang kita nikmati.

36

VII KEBEBASAN
Kebebasan terlibat penting dalam
proses pembangunan. Kebebasan
mempengaruhi peran dan kemampuan individu sebagai agen penting
pembangunan, sama layaknya seperti
pengetahuan.

Kebebasan
Amartya Sen mengatakan bahwa
seseorang untuk mencapai kapabilitas
aktualnya dipengaruhi oleh kesempatan ekonomi, kebebasan berpolitik, fasilitas sosial, kesehatan,
pendidikan dasar, dan dorongan utk
berinisiatif (Meier & Stiglitz, 2001).

Kebebasan
Pembangunan yang berpusat pada
kebebasan individu mempunyai beberapa keuntungan dibandingkan
pandangan konvensional.

Kebebasan
1) memberikan penilaian yang lebih
dalam sebagai dasar evaluasi
pembangunan.
Konsentrasi pada kebebasan individu
lebih mudah daripada berfokuskan
pada nilai-nilai proxy seperti pertumbuhan GNP, industrialisasi, atau
perkembangan teknologi.

Kebebasan
2) kebebasan dapat mendorong terciptanya kebebasan bagi lainnya.
Kebebasan politik mendorong lebih
besarnya peluang dalam bidang
ekonomi sehingga kebebasan merupakan instrumen pembangunan
yang jelas.

41

Kebebasan
3) Studi mengenai kebebasan dapat
membantu kita membedakan peran
pemerintah antara intervensi
pemerintah yang bersifat represif
dengan peran penyokong dalam
mendorong kebebasan

42

Kebebasan
4) Kebebasan sebagai tujuan pembangunan memberikan gambaran
bagaimana peran konstruktif tiap
individu sebagai agen pembangunan.

43

VIII PEMBANGUNAN
BERKELANJUTAN
Pembangunan berkelanjutan (sustainable
development) tampil ketika isu mengenai
lingkungan muncul pada dasawarsa 1970an.
Dewasa ini isu mengenai lingkungan hidup
semakin gencar dengan adanya laporan
mengenai menipisnya lapisan ozon di atas
planet bumi, isu polusi (udara, air, tanah)
erosi tanah, dan penggundulan hutan.

Pembangunan Berkelanjutan
Lester Brown (1981) menunjuk 4
area utama sudut pandang sustainabilitas,
yaitu:
1)
tertinggalnya
transisi energi, 2) memburuknya
sistem biologis utama (perikanan
laut, padang rumput, hutan, lahan
pertanian), 3) ancaman perubahan
iklim (polusi, dampak rumah kaca)
4) berkurangnya bahan pangan.

Pembangunan Berkelanjutan
Para pendukung utama pembangunan
berkelanjutan menunjuk pentingnya
strategi ecodevelopment, yang intinya mengatakan bahwa masyarakat
dan ekosistem di suatu daerah harus
berkembang bersama-sama menuju
produktivitas dan pemenuhan kebutuhan yang lebih tinggi.
46

Pembangunan Berkelanjutan
Para ahli lingkungan hidup menggunakan istilah berkelanjutan atau
berkesinambungan (sustainability)
dalam upaya memperjelas keseimbangan yang paling diinginkan
antara pertumbuhan ekonomi di satu
sisi, dan pelestarian lingkungan hidup
atau sumber daya alam di sisi lainnya.
47

Pembangunan Berkelanjutan
Pengertian aset modal tidak hanya
modal manufaktur (mesin, pabrik,
jalan raya), tetapi juga modal
manusia (pengetahuan, ketrampilan,
dan pengalaman) serta modal
lingkungan hidup (enviromental
capital), yakni hutan, kualitas tanah,
ekosistem.
48

Pembangunan Berkelanjutan
Definisi, Pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development)
mensyaratkan terjaga atau
meningkatnya seluruh modal tersebut
dari waktu ke waktu (tidak boleh
susut)

49

Rumus
NNI* = GNI Dm Dn
Di mana:
NNI* = pendapatan neto
berkesinambungan
Dm = depresiasi aset modal manufaktur
Dn = depresiasi modal lingkungan yg
dinyatakan dalam satuan moneter
(uang tahunan).
50

VIII. TEORI PERTUMBUHAN MAKRO


EKONOMI
Evolusi Teori Pertumbuhan Makroekonomi

Teori pertumbuhan Makro Ekonomi


Teori
pertumbuhan
Linear (Adam
Smith,
Rostow)

Teori
perubahan
Struktural
(Arthur Lewis,
Chenery)

Teori
Dependensia
(Andre Gunder
Frank, Samir
Amin)

Teori Neoklasik:
Analisis HarrrodDomar
Sumber
pertumbuhan Solow

Teori-Teori baru:
Teori Pertumbuhan
baru (NGT)
Teori perdagangan
baru (NTT)
Teori geografi Ekonomi
baru (NEG)
52

Teori Pembangunan Adam Smith


Adam Smith adalah ahli ekonomi
klasik yang terkemuka. Karyanya yg
sangat terkenal berjudul An Inquiry
into the Nature and Causes of the
Wealth of Nations terbit pada tahun
1776.

Teori Pembangunan Adam Smith


Hukum Alam. Adam Smith meyakini berlakunya doktrin hukum alam dalam persoalan ekonomi. Setiap orang sebagai hakim
yang paling tahu akan kepenting-annya
sendiri yang sebaiknya dibiarkan bebas
mengejar kepentingannya itu demi
keuntungannya sendiri. Dalam
mengembangkan kepentingan pribadinya,
orang memerlukan barang keperluan
hidupnya sehari-hari. Dalam melakukan ini,
setiap individu dibimbing oleh kekuatan
yang tidak terlihat.

Teori Pembangunan Adam


Smith
Bukan demi kebaikan tukang roti
kita membeli roti, tetapi karena kepentingan diri kita sendiri. Setiap org
jika dibiarkan bebas, akan berusaha
memaksimalkan kesejahteraan dirinya sendiri; karena itu jika semua org
dibiarkan bebas, akan memaksimalkan kesejahteraan secara agregat.
55

Teori Pembangunan Adam


Smith
Pembagian Kerja. Pembagian kerja
adalah titik permulaan dari teori pertumbuhan ekonomi Adam Smith

56

Tahap-tahap Pertumbuhan
Ekonomi Menurut W.W. Rostow
Rostow membedakan adanya 5 tahap
pertumbuhan ekonomi
1.
Masyarakat
tradisional
(the
traditional society)
2. Pra kondisi untuk tinggal landas
(pre-condition for take-off into self
sustaining growth)
3. Tinggal landas (take-off)
57

Tahap-tahap Pertumbuhan
Ekonomi Menurut W.W. Rostow
4. Dorongan ke arah kedewasaan
(the drive to maturity)
5. Tingkat konsumsi tinggi (the age of
high-mass consumption).

58

Masyarakat Tradisional
Struktur sosial masyarakat berjenjang.
Hubungan
darah
dan
keluarga memainkan peranan yang
menentukan. Kekuasaan politik terpusat didaerah, ditangan bangsawan
pemilik tanah yang didukung sekelompok serdadu dan pegawai
negeri. Lebih 75 persen penduduk
bekerja di sektor pertanian.
59

Pra Kondisi untuk Tinggal


Landas
Bank dan lembaga lain untuk mengerahkan modal, bermunculan. Investasi
meningkat, di bidang peng-angkutan,
perhubungan dan dibidang bahan mentah
yang mempunyai daya tarik ekonomis
bagi bangsa lain. Jangkauan perdagangan
ke dalam dan keluar menjadi luas. Dimana2 muncul perusahaan
manufakturing yg menggunakan metode
baru.
60

Pra Kondisi untuk Tinggal


Landas
Prasyarat mempertahankan industrialisasi memerlukan perubahan pada
tiga sektor nonindustri:
1) Perluasan modal overhead sosial,
khususnya dibidang transport, untuk
memperluas pasar, untuk menggarap
sumber alam lebih produktif dan utk
memungkinkan
negara
dapat
memerintah secara efektif.
61

Pra Kondisi unuk Tinggal


Landas
2) Revolusi teknologi di bidang pertanian, sehingga produktivitas pertanian meningkat untuk memenuhi
permintaan penduduk kota yang semakin membesar dan penduduk lain.
3) Perluasan impor, termasuk impor
modal, yang dibiayai oleh produksi yg
efisien dan pemasaran sumber alam
untuk ekspor.
62

Pra Kondisi untuk Tinggal


Landas
Peranan faktor sosial politik.
Nasionalisme reaktif, yaitu reaksi
melawan ketakutan dominasi asing,
berfungsi sebagai kekuatan potensial
dalam melahirkan masa transisi. Di
Jepang, bukan hasrat untuk mendapatkan keuntungan besar atau
barang-barang pabrik baru yang telah
mendorong modernisasi tetapi karena
63

Pra Kondisi untuk Tinggal


Landas
pengaruh perang candu di China dan
kehadiran
tujuh
kapal
perang
Komodor Perry.

64

Tinggal Landas
Rostow mendefinisikan tinggal landas
sebagai revolusi industri yang bertalian secara langsung dengan perubahan radikal di dalam metode
produksi yang dalam jangka waktu
relatif
singkat
menimbulkan
konsekuensi yang menentukan.
Periode tinggal landas kira-kira selama
dua dasawarsa.
65

Tinggal Landas
Negara

Tinggal Landas

Inggris
Prancis
Belgia
Amerika Serikat
Jerman
Swedia
Jepang
Rusia
Kanada
Argentina
Turki
India
China

1783
1830
1833
1843
1850
1868
1878
1890
1896
1935
1937
1952

1802
1850
1860
1860
1873
1890
1900
1914
1914

66

Tinggal Landas
Syarat Tinggal Landas
1) Kenaikan laju investasi produktif,
misalnya dari 5 persen atau kurang
lebih 10 persen dari pendapatan
nasional atau produk nasional netto;
2) Perkembangan salah satu atau
beberapa sektor manufaktur penting
dengan laju pertumbuhan yang tinggi
67

Syarat Tinggal Landas


3) Hadirnya secara cepat kerangka
politik, sosial dan organisasi yang
menampung hasrat ekspansi di sektor
modern
dan
memberikan
daya
dorong pada pertumbuhan.

68

Dorongan Menuju Kedewasaan


Tahap ketika masyarakat telah dgn
efektif menerapakan serentetan
teknologi modern terhadap keseluruhan sumber daya mereka.
Teknik produksi baru menggantikan
teknik yang lama. Tingkat investasi
netto lebih dari 10 persen dari pendapatan nasional. Perekonomian
mampu menahan segala goncangan.
69

Tahun-tahun Simbolik
Kematangan Teknologi
Negara
Inggris
Amerika Serikat
Jerman
Prancis
Swedia
Jepang
Rusia
Kanada

Tahun
1850
1900
1910
1910
1930
1940
1950
1950

70

Dorongan Menuju Kedewasaan


Ketika suatu negara berada pada tahap
kedewasaan,
1) Sifat tenaga kerja berubah, ia ber-ubah
menjadi terdidik. Orang lebih suka tinggal
di kota daripada di desa. Upah riil mulai
meningkat
dan
para
pekerja
mengorganisasi diri untuk mendapatkan
jaminan sosial dan ekonomi yang lebih
besar.
71

Dorongan Menuju Kedewasaan


2) Watak para pengusaha berubah.
Pekerja keras dan kasar berubah
menjadi manajer efesien yang halus
dan sopan.
3) Masyarakat merasa bosan pada
keajaiban industrialisasi dan menginginkan sesuatu yang baru menuju
perubahan lebih jauh.
72

Era Konsumsi Massa Besarbesaran


Keseimbangan perhatian masyarakat
beralih dari penawaran ke permintaan, dari persoalan produksi ke persoalan konsumsi dan kesejahteraan
dalam arti luas.
Ada tiga kekuatan yang cenderung
meningkatkan kesejahteraan,

73

Era Konsumsi Massa Besarbesaran


1) Penerapan kebijaksanaan nasional guna
meningkatkan kekuasaan dan pengaruh
melampaui batas-batas nasional.
2) Ingin memiliki satu negara kesejahteraan dengan pemerataan pendapatan nasional yang lebih adil me-lalui
pajak progresif, peningkatan jaminan
sosial, dan fasilitas hiburan bagi para
pekerja.
74

Era Konsumsi Massa BesarBesaran


3) Keputusan untuk membangun
pusat
perdagangan
dan
sektor
penting seperti mobil, rumah murah,
dan berbagai peralatan rumah tangga
yang menggunakan listrik dsb.
Amerika Serikat (1920), Inggris
(1930-an), Jepang dan Eropa Barat
1950-an.
75

Teori Perubahan Struktural


Pasca teori pertumbuhan linier,
banyak teori menekankan adanya
perubahan struktural.
Arthur Lewis melalui Teori Model
Surplus tenaga Kerja membagi
ekonomi ke dalam dua kategori, yaitu
sektor yang subsisten dan kapitalis
(Lynn, 2003).

Teori Dependensia
Aliran dependensia pertama kali dimunculkan secara mendetail oleh
Andre Gunder Frank pada tahun
1967. Dia mengemukakan bahwa
negara-negara di dunia dapat dibagi
menjadi dua golongan; yaitu: Negaranegara pusat pembangunan (negara
maju), dan negara-negara satelit
(Negara Sedang Berkembang).

Teori Dependensia
Proses pembangunan digerakkan oleh
negara-negara maju yang kemudian
mempengaruhi negara-negara satelit.
Kesimpulan teori ini adalah negara2
miskin dapat berkembang hanya
dengan memutus hubungan ekonomi
dari negara-negara maju (Lynn,
2003).

Teori Dependensia
Ada tiga aliran pemikiran utama
dalam teori dependensia, yaitu:
1) Model ketergantungan neokolonial
(neocolonial dependence model)
2) Model paradigma palsu (falseparadigm model)
3) Tesis pembangunan-dualistik
(dualistic-development thesis)

Model Ketergantungan Neo-Kolonial


Koeksistensi negara miskin dan kaya dalam
suatu sistem internasional adalah nyata.
Koeksistensi itu digambarkan sebagai
hubungan kekuasaan yang sangat tidak seimbang antara pusat (center, core) yang
terdiri dari negara-negara maju, serta
pinggiran (periphery), yakni kelompok
negara yang sedang berkembang)

Model Ketergantungan Neo-Kolonial


Negara-negara yang dominan diberkahi keunggulan teknologi, kekuatan dagang, kelebihan modal, dan
berbagai faktor sosio politik yang
jauh mengungguli kelompok negara
lemah yang tergantung kepada
mereka. Pada prakteknya negara
maju mengeksploitasi dan menyedot
sebagian besar surplus negaranegara lemah.

Model Ketergantungan Neo-Kolonial


Ketergantungan tersebut sesungguhnya didasarkan pada suatu bentuk
mekanisme pembagian kerja internasional yang sangat timpang, yang
hanya memungkinkan kemajuan
industri terlaksana di beberapa
negara yang dominan saja.

Model Ketergantungan Neo-Kolonial


Dalam waktu yang bersamaan menghambat pembangunan di beberapa
negara lainnya, yang pertumbuhannya ditentukan oleh dan tunduk kpd
pusat-pusat kekuasaan dunia yang
terdiri dari negara-negara kuat itu.

Model Paradigma Palsu


Mencoba menghubungkan keterbelakangan negara-negara Dunia
Ketiga dengan kesalahan dan ketidaktepatan saran yang diberikan
oleh para pengamat atau pakar internasional, meskipun saran-saran tsb
baik tetapi sering tidak diinformsikan
secara tepat, atau bias.

Model Paradigma Palsu


Para pakar menawarkan konsep2 yg
serba canggih, struktur teori yang
bagus dan model-model ekonometri
yang serba rumit tentang pembangunan yang dalam prakteknya
sering kali hanya menjurus kepada
terciptanya kebijakan-kebijakan yang
tidak tepat guna atau bahkan
menyimpang sama sekali.

Model Paradigma Palsu


Faktor-faktor kelembagaan di negaranegara Dunia Ketiga, seperti masih
pentingnya struktur sosial tradisonal
(kesukuan); sangat tidak meratanya
hak kepemilikan tanah; tidak
memadainya kontrol kalangan elit
terhadap aset-aset keuangan
domestik; sangat timpangnya kesempatan ataupun kemudahan mendapatkan kredit usaha.

Model Paradigma Palsu


Bila hal di atas tidak difahami dan
diperhitungkan secara memadai,
maka kebijakan-kebijakan yang ditawarkan oleh para pakar internasional, yang biasanya mereka
dasarkan pada model-model surplus
tenaga kerja Lewis, dan model
struktural Chenery tentu hasilnya
akan menyimpang.

Model Paradigma Palsu


Para cendekiawan diberbagai universitas terkemuka, para pemimpin
serikat-serikat pekerja, para ekonom
dilembaga pemerintahan, dan para
pejabat negara-negara berkembang
hampir semuanya mendapat didikan
dan latihan dari lembaga-lembaga di
negara-negara maju.

Model Paradigma Palsu


Tanpa disadari, mereka terlalu banyak
menyerap konsep-konsep asing dan
model-model teoretis yang serba
hebat, tetapi sebenarnya tidak cocok
dan tidak dapat diterapkan di daerah
mereka sendiri.

Model Paradigma Palsu


Akibat terbatasnya pengetahuan yang
tepat guna untuk mengatasi masalahmasalah pembangunan, maka
kalangan elit tersebut justru
cenderung menjadi pembela keyakinan asing yang mengabaikan adanya
sistem kebijakan elitis serta struktur
kelembagaan yang khas negara2 berkembang.

Model Paradigma Palsu


Dalam kuliah-kuliah ilmu ekonomi di
berbagai universitas, yang paling
banyak diajarkan adalah konsep2 dan
model model Barat yang sepenuhnya
asing, atau sekurang-kurangnya tidak
relevan untuk diterapkan di negara2
berkembang.

Model Paradigma Palsu


Dalam berbagai pembahasan tentang
kebijakan pemerintah perhatian dan
tekanan terlalu banyak diarahkan pd
usaha-usaha untuk mengukur rasio
modal out-put, meningkatkan rasio
tabungan dan investasi, atau memaksimumkan tingkat pertumbuhan
GDP.

Model Paradigma Palsu


Akibatnya reformasi kelembagaan
dan struktural yang sebenarnya
sangat dibutuhkan oleh negara2
berkembang demi menggalakkan
pembangunan, justru kurang mendapatkan perhatianyang memadai,
bahkan terabaikan sama sekali.

Teori Neoklasik
Teori neoklasik mencuatkan dua
model yang terkenal, yaitu teori
Harrod-Domar dan Solow.
Analisis Harrod-Domar mengidentifikasi investasi dan pembangunan mengambil peran penting dalam
sebuah ekonomi untuk mencapai pertumbuhan yang kokoh melalui MPS
dan ICOR

Teori Neoklasik
MPS merupakan rasio perubahan S
karena adanya perubahan Y, S/Y
ICOR adalah rasio yang menunjukkan
berapa stok modal yang dibutuhkan
untuk menghasilkan produksi sebesar
satu rupiah, K/ Y

Teori Neoklasik
Analisis Robert Solow (1956)
mengembangkan sebuah teori, yaitu
Teori Pertumbuhan Neoklasik, disebut
Model Solow. Solow mengatakan bhw
pertumbuhan merupakan fungsi
tenaga kerja dan modal.

Teori Neoklasik
Ekonomi tumbuh hingga mencapai
keadaan stabil (steady state) di mana
pendapatan tinggi dicapai. Setelah
steady state, tingkat pertumbuhan yg
lebih tinggi dapat dicapai melalui
pengembangan teknologi.

Teori Solow
Model pertumbuhan neoklasik Solow
(Solow neoclasical growth model)
merupakan pilar yang memberi
kontribusi terhadap teori pertumbuhan neoklasik sehingga, Robert Solow,
dianugrahi Hadiah Nobel bidang
ekonomi. Pada intinya, model ini
merupakan pengembangan dari
formulasi Harrod-Domar.

Teori Solow
Solow menambahkan faktor ke dua,
yakni tenaga kerja, serta memperkenalkan variabel independen ke tiga,
yakni teknologi ke dalam persamaan
pertumbuhan (growth equation).
Berbeda dari model Harrod Domar
yang mengasumsikan skala hasil
tetap (constant return to scale) dgn
koefesien baku,

Teori Solow
Model pertumbuhan neoklasik Solow
berpegang pada konsep skala hasil yg
terus berkurang (diminishing returns)
dari input tenaga kerja dan modal
jika keduanya dianalisis secara terpisah; jika keduanya dianalisis secara
bersamaan atau sekaligus, Solow
juga memakai asumsi skala hasil
tetap tersebut.

Teori Solow
Kemajuan teknologi ditetapkan sbg
faktor residu untuk menjelaskan pertumbuhan ekonomi dalam jangka
panjang, dan tinggi rendahnya pertumbuhan ekonomi itu sendiri oleh
Solow maupun para teoretisi lainnya
diasumsikan bersifat eksogen atau
tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor
lain.

Teori Solow
Model pertumbuhanneoklasik Solow
memakai fungsi produksi agregat
standar, yakni:

Teori Solow

Teori Solow
Di mana Y adalah poduk domestik
bruto, K adalah stok modal fisik dan
modal manusia, L adalah tenaga
kerja, dan A adalah produktivitas
tenaga kerja, yang pertumbuhannya
ditentukan secara eksogen. Karena
tingkat kemajuan teknologi ditentukan secara eksogen (katakanlah, 2%
per tahun), model neoklasik Solow disebut model pertumbuhan eksogen

Teori Solow
Simbol melambangkan elastisitas
output elastisitas output terhadap
modal (persentase kenaikan GDP yg
bersumber dari 1 persen penambahan modal fisik dan modal manusia).
Hal itu dihitung secara statistik sbg
pangsa modal dalam perhitungan
pendapatan nasional suatu negara.

Teori Solow
Karena diasumsikan kurang dari 1
dan modal swasta diasumsikan dibayar berdasarkan produk marjinalnya sehingga tidak ada ekonomi
eksternal, maka formulasi teori pertumbuhan neoklasik ini memunculkan
skala hasil modal dan tenaga kerja yg
terus berkurang (diminishing
returns).

Teori Pertumbuhan Neoklasik


Tradisional
Menurut traditional neoclassical
growth theory, pertumbuhan output
selalu bersumber dari satu atau lebih
dari tiga faktor: kenaikan kuantitas
dan kualitas tenaga kerja (melalui
pertumbuhan jumlah penduduk dan
perbaikan pendidikan), penambahan
modal (melalui tabungan dan Invest),
serta penyempurnaan teknologi.

Teori pertumbuhan Neoklasik


Tradisional
Perekonomian tertutup (closed
economy), yakni tidak menjalin hub
dengan fihak luar, yang tingkat
tabungannya rendah (ceteris paribus)
dalam jangka pendek akan mengalami laju pertumbuhan yang lebih
lambat apabila dibandingkan dengan
perekonomian lainnya yang memiliki
tingkat tabungan lebih tinggi.

Teori Pertumbuhan Neoklasik


Tradisonal
Pada akhirnya hal ini akan mengakibatkan konvergensi penurunan
pendapatan per kapita (semua perekonomian tertutup akan sama-sama
mengalami penurunan pendapatan
per kapita)

Teori-Teori Baru
Teori pertumbuhan Baru (New Growth
Theory-NGT), Teori Geografi Ekonomi
Baru (New Economic Geography
Theory-NEC), dan Teori Perdagangan
Baru (New Trade Theory-NTT).
Teori NGT yang dikemukakan oleh
Paul Romer merupakan pengembangan dari Teori Petumbuhan Neoklasik.

Teori-Teori Baru
Romer memasukkan variabel teknologi ke dalam model Solow, bukan
sebagai variabel di luar model. Kemampuan pengembangan teknologi
dan pengetahuan merupakan hal yg
krusial dalam menciptakan pertumbuhan.

Teori-Teori Baru
Romer mengungkapkan bahwa ide
merupakan barang ekonomi yang
jauh lebih penting daripada tujuan yg
dititikberatkan dalam banyak model
ekonomi. Ide memungkinkan terjadinya pertumbuhan ekonomi secara
terus-menerus dalam dunia yang
penuh dengan keterbatasan fisik.

Akumulasi Modal

Modal
fisik

Modal
manusia

Modal
pengetahuan

Modal
sosial

Negara dan Pasar


Kegagalan
pasar
(market
failures)

Kegagalan
nonpasar

New market
failures

Kegagalan
institusi
(institutional
failures)

Intervensi pemerintah

Program dan
perencanaan

Intervensi
pemerintah
minimal

Pemerintah dan
pasar saling
melengkapi

Reformasi kebijakan
poor
because
poor

poor because
poor policies
get prices
right

get all policies


right

get
institutions
right

Pembangunan
harus
dipandang
sebagai
suatu
proses
multidimensional,
mencakup
berbagai
perubahan mendasar atas struktur
sosial, sikap-sikap masyarakat dan
institusi-institusi nasional, disamping
tetap
mengejar
akselerasi
pertumbuhan ekonomi, penanganan
ketimpangan
pendapatan,
serta
pengentasan kemiskinan.
115

1.1. Millenium Development Goals


Pada bulan September 2000, sebanyak
189 negara anggota PBB menyetujui
delapan butir Millenium Development
Goals (MDGs), yaitu komitmen untuk
mencapai kemajuan yang nyata dlm.
Upaya pengentasan kemiskinan dan
mencapai tujuan pembangunan manusia
lainnya pada tahun 2015
116

Millennium Developments Goals:


tema dan target
1. Mengentaskan
kemiskinan
dan
Kelaparan Absolut
Target tahun 2015: Mengurangi
hingga setengah jumlah orang yang
hidup dengan penghasilan kurang
dari US$1 per hari dan mereka yang
menderita kelaparan

117

Millennium Development Goals:


2. Mencapai
pendidikan
dasar
secara universal
Target tahun 2015: Memastikan
bahwa Setiap anak laki-laki dan
perempuan
dapat
menyelesaikan
pendidikan dasar.

118

Millennium Development Goals


3. Mendukung persamaan gender
dan pemberdayaan wanita
Target tahun 2005: Menghilangkan
disparitas gender dalam pendidikan
dasar dan menengah (diutamakan)
Target tahun 2015: menghilangkan
disparitas gender disetiap tingkatan

119

Millennium Development Goals


4. Mengurangi tingkat mortalitas
anak
Target tahun 2015: Mengurangi
hingga dua pertiga tingkat mortalitas
anak di bawah usia 5 tahun

120

Millennium Development Goals


5. Memperbaiki kesehatan ibu hamil
Target tahun 2015: Mengurangi
hingga dua pertiga rasio wanita yang
meninggal saat melahirkan

121

Millennium Development Goals


6. Memerangi penyakit HIV/AIDS,
malaria dan penyakit lainnya
Target tahun 2015: menahan laju
penyebaran serta mulai mengurangi
jumlah orang yang terkena penyakit
HIV/AIDS,
wabah
malaria,
dan
penyakit-penyakit utama lainnya.

122

Millennium Development Goals


7. Menjaga Kelangsungan lingkungan
Target
umum:
Memadukan
prinsip
pembangunan yang berkelanjutan ke
dalam kebijakan dan program2 setiap
negara dan mengembalikan sumber daya
alam yang hilang
Target tahun 2015: Mengurangi hingga
setengah jumlah orang yang tidak memiliki
akses ke air bersih (untuk minum)
123

Millennium Development Goals


Target
tahun
2020:
mencapai
perbaikan taraf hidup yang signifikan
bagi sedikitnya 100 juta penduduk
yang tinggal di pemukiman kumuh.
8. Mengembangkan
kerja
sama
global untuk pembangunan

124

MDGs
Kedelapan sasaran ini menjadi acuan
dan ukuran keberhasilan pelaksanaan
pembangunan manusia bagi negara2
anggota PBB sehingga dapat dikatakan bahwa kebijakan pembangunan
di sebagian besar negara-negara di
dunia harus mengacu pada hasil
MDGs.

You might also like