You are on page 1of 6

ILUSTRASI KASUS

Seorang bayi berusia 6 bulan mengalami demam setelah mendapat vaksinasi


rutin. Kemudian dokter memberikan obat paracetamol untuk mengurangi demam
yang dirasakan.

P atient

Bayi usia 6 bulan mengalami demam

I ntervention

Paracetamol

C omparisson

Placebo

O utcome

Efektivitas penggunaan obat penurun panas

Type of Question

Therapy

Type of Study

RCT

Keyword : paracetamol, fever

PARACETAMOL

DEFINISI

Parasetamol (asetaminofen) merupakan obat analgetik non narkotik dengan cara


kerja menghambat sintesis prostaglandin terutama di Sistem Syaraf Pusat (SSP) .
Parasetamol digunakan secara luas di berbagai negara baik dalam bentuk sediaan
tunggal sebagai analgetik-antipiretik maupun kombinasi dengan obat lain dalam
sediaan obat flu, melalui resep dokter atau yang dijual bebas

FARMAKOKINETIK

Parasetamol cepat diabsorbsi dari saluran pencernaan, dengan kadar serum puncak
dicapai dalam 30-60 menit. Waktu paruh kira-kira 2 jam. Metabolisme di hati, sekitar
3 % diekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin dan 80-90 % dikonjugasi
dengan asam glukoronik atau asam sulfurik kemudian diekskresi melalui urin dalam
satu hari pertama; sebagian dihidroksilasi menjadi N asetil benzokuinon yang sangat
reaktif dan berpotensi menjadi metabolit berbahaya. Pada dosis normal bereaksi
dengan gugus sulfhidril dari glutation menjadi substansi nontoksik. Pada dosis besar
akan berikatan dengan sulfhidril dari protein hati.

FARMAKODINAMIK

Efek analgesik Parasetamol dan Fenasetin serupa dengan Salisilat yaitu


menghilangkan atau mengurangi nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan
suhu tubuh dengan mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti
salisilat.
Parasetamol merupakan penghambat biosintesis prostaglandin (PG) yang lemah.
Efek iritasi, erosi dan perdarahan lambung tidak terlihat pada kedua obat ini,

demikian juga gangguan pernapasan dan keseimbangan asam basa.


Semua obat analgetik non opioid bekerja melalui penghambatan siklooksigenase.
Parasetamol menghambat siklooksigenase sehingga konversi asam arakhidonat
menjadi prostaglandin terganggu. Setiap obat menghambat siklooksigenase secara
berbeda. Parasetamol menghambat siklooksigenase pusat lebih kuat dari pada aspirin,
inilah yang menyebabkan Parasetamol menjadi obat antipiretik yang kuat melalui
efek pada pusat pengaturan panas. Parasetamol hanya mempunyai efek ringan pada
siklooksigenase perifer. Inilah yang menyebabkan Parasetamol hanya menghilangkan
atau mengurangi rasa nyeri ringan sampai sedang. Parasetamol tidak mempengaruhi
nyeri yang ditimbulkan efek langsung prostaglandin, ini menunjukkan bahwa
parasetamol menghambat sintesa prostaglandin dan bukan blokade langsung
prostaglandin. Obat ini menekan efek zat pirogen endogen dengan menghambat
sintesa prostaglandin, tetapi demam yang ditimbulkan akibat pemberian prostaglandin
tidak dipengaruhi, demikian pula peningkatan suhu oleh sebab lain, seperti latihan
fisik.

INDIKASI

Parasetamol merupakan pilihan lini pertama bagi penanganan demam dan nyeri
sebagai antipiretik dan analgetik. Parasetamol digunakan bagi nyeri yang ringan
sampai sedang.

KONTRAINDIKASI

Penderita gangguan fungsi hati yang berat dan penderita hipersensitif terhadap
obat ini

DOSIS

Dosis umum untuk orang dewasa adalah 500 mg sampai 1000mg setiap empat
jam serta dikonsumsi tidak lebih dari 10 hari. Anda tidak boleh mengkonsumsi obat
ini lebih dari delapan tablet atau kapsul dalam sehari. Seperti obat-obatan lainnya,
paracetamol tidak harus digunakan dalam jangka panjang kecuali di bawah
pengawasan dokter.
Untuk anak dibawah 1 tahun : 60 120 mg, tiap 4 6 jam.
Untuk anak usia 1 5 tahun : 1 2 sendok teh atau 120 250 mg, tiap 4 6 jam.
Untuk anak usia 6 12 tahun : 2 4 sendok teh atau 250 500 mg, tiap 4 6 jam.
Untuk anak usia diatas 12 tahun : Sampai 1 g tiap 4 jam, maksimum 4 g sehari.

EFEK SAMPING

Pada dosis yang direkomendasikan, parasetamol tidak mengiritasi lambung,


mempengaruhi koagulasi darah, atau mempengaruhi fungsi ginjal. Namun, pada dosis
besar (lebih dari 2000 mg per hari) dapat meningkatkan resiko gangguan pencernaan
bagian atas

PERINGATAN
Hentikan penggunaan parasetamol bila demam berlangsung lebih dari 3
hari atau nyeri semakin memburuk lebih dari 10 hari, kecuali atas saran
dokter.
Bagi ibu hamil dan menyusui, konsultsikan dengan dokter jika hendak
menggunakan obat ini.

Orang dengan penyakit gangguan liver sebaiknya tidak menggunakan obat


ini.
Konsultasikan dengan dokter sebelum mengkombinasi parasetamol
dengan obat-obat NSAID, antikoagulan (warfarin), ataupun kontrasepsi
oral.
Penggunaan parasetamol bersama alkohol dpat meningkatkan toksisitas
hati.
Konsumsi vitamin C dosis tinggi dapat meningkatkan kadar parasetamol
dalam tubuh.

BENTUK SEDIAAN di INDONESIA

Paracetamol tersedia dalam bentuk tablet, sirup dan juga resep racikan untuk
anak.

DAFTAR PUSTAKA

Gunawan, S.G. 2009.Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Departemen Farmakologi dan


Terapeutik FK UI. Jakarta.
Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI). ISO. Jakarta : PT.Ikrar Mandiri Abadi, 2007:
7
Hardjasputra SL, dkk. Data Obat di Indonesia(DOI). edisi 10. Jakarta: Grafidian
Medipress, 2002: 1322
Hardman dan Limbird. 2008.Goodman & Gilman Dasar Farmakologi Terapi.
Volume 1. EGC.Jakarta.
K a t z u n g , B . G , 2 0 0 4 . Farmakologi Dasar dan Klinik ( B u k u 3 E d i s i
8 ) .Penerbit Salemba Medika, Jakarta

You might also like