You are on page 1of 6

Pembinaan Khusus Tahap I: IOAA 2015, Bandung, 27 Oktober - 23 November 2014

Beberapa Konsep Fisika


Dasar untuk Astronomi dan
Contoh-contoh Soalnya

P
= 1.2643 10 6 W m 2

A T =1900 K
P
= 1.5136 10 6 W m 2

A T = 200 K

Sparisoma Viridi | dudung@gmail.com

Rapat fluks energi yang diradiasikan


matahari adalah

HUKUM STEFAN-BOLTZMANN

P
29
= 3.6665 10 7 W m 2
A
T =1900 K

Suatu benda bertemperatur T akan memancarkan energi per satuan waktu per
satuan luas mengikuti persamaan [1]

P
= T 4,
A

(1)

yang dikenal sebagai sebagai hukum


Stefan-Boltzmann, dengan adalah
konstanta Stefan dengan bernilai 5.6704
10-8 Wm-2K-4, yang bergantung pada
konstanta-konstanta lainnya [2]

2 5 k 4
.
=
15c 2 h 3

(2)

Persamaan (1) menggambarkan suatu


obyek peradiasi (radiator) ideal. Bila terdapat suatu obyek bertemperatur tinggi
yang bukan radiator ideal, maka Persamaan (1) perlu dimodifikasi dengan memperkenalkan besaran emisivitas e, sehingga

P
= e T 4 .
A

(3)

Nilai e = 1 mengindikasikan suatu obyek


bersifat radiator ideal. Suatu obyek panas
bertemperatur T meradiasikan energinya
ke lingkungan bertemperatur TE dengan
laju

P = eA T 4 TE .

(4)

Soal 1. Charles Soret (1854-1904) melakukan eksperimen dengan memanaskan


suatu pelat tipis (lamela) berbentuk lingkaran yang diletakkan pada jarak tertentu
dari alat pengukur radiasi termal sehingga
memiliki sudut yang sama dengan pengamatan terhadap matahari. Ia memperkirakan bahwa rapat fluks energi matahari 29
kali lebih besar dari rapat fluks radiasi
energi lamela yang digunakan. Bila lamela diperkirakan memiliki temperatur antara 1900 C to 2000 C, tentukanlah temperatur permukaan matahari. Asumsikan
bahwa temperatur lingkungan adalah 0 K
dan baik matahari maupun lamela yang
digunakan merupakan radiator ideal.
Jawab. Rapat fluks energi yang diradiasikan lamela adalah

R TM

RM T

L
,
LM

(6)

di mana indeks M menyatakan matahari.

P
29
= 4.3894 10 7 W m 2
A T = 200 K
Temperatur matahari menjadi

Tmin = 4
Tmax = 4

3.6665 10 7

4.3894 10 7

= 5043 K
Gambar 1. Diagram Hertzsprung-Russel yang
menggambarkan warna dan ukuran dari
bintang-bintang [4].

= 5275 K

Dengan demikian Soret memperkirakan


bahwa permukaan matahari bertemperatur
antara 3776 4001 K.
Soal 2. Stefan membuat koreksi lebih
lanjut dari perkiraan Soret, yaitu bahwa
1/3 dari fluks energi matahari terserap
oleh atmosfer bumi sehingga terdapat faktor 3/2 dari perkiraan rapat fluks energi
yang diperkirakan oleh Soret. Tentukanlah temperatur permukaan matahari menurut Stefan bila ia mengamati bahwa
temperatur lamela yang digunakan adalah
1950 C.

3
87
= Tlamela 4
= 5709 K
2
2

sehingga temperatur permukaan matahari


menjadi 5709 K. Bandingkan hasil ini dengan pengukuran moderen yang memberikan temperatur efektif 5777 K [3].

LUMINOSITAS
Jumlah total energi yang dipancarkan oleh
suatu obyek astronomi tiap satuan detik
dinamakan luminositas [4]

L = 4R 2T 4 ,

(5)

dengan R adalah jari-jari obyek berbentuk


bola. Persamaan (5) dapat digunakan untuk memperkirakan jari-jari suatu bintang
relatif terhadap jari-jari matahari bila luminositasnya diketahui

Soal 3. Diketahui bahwa luminositas matahari adalah 3.8 1026 W dan temperatur
permukaannya sekitar 5700 K. Perkirakan
jari-jari matahari.
Jawab. Gunakan Persamaan (5)

R=

1
T2

L
4

= 7.108 10 8 m.

Bandingkan dengan jari-jari matahari


yang diperkirakan lewat observasi yaitu
6.950105 km.

Jawab. Rumusan temperatur menurut


Stefan akan menjadi

TStefan = TSoret

Diagram Hertzsprung-Russel, diagram


acak yang memberikan hubungan antara
luminositas bintang dan jenis spektrumnya [5], diberikan dalam Gambar 1.

Soal 4. Sebuah bintang memiliki temperatur sekitar 4104 K dan luminositas sekitar 106 kali luminositas matahari. Tentukanlah jari-jari bintang tersebut.
Jawab. Gunakan Persamaan (6) sehingga
diperoleh

R 5700

R M 40000

10 6 = 20.31.

Jadi jari-jari bintang tersebut adalah sekitar 20.31 kali jari-jari matahari.

HUKUM PERGESERAN WIEN


Hukum pergeseran Wien menyatakan
bahwa kurva radiasi benda hitam untuk
berbagai temperatur memiliki puncak
pada panjang gelombang tertentu p yang
berbanding terbalik dengan temperatur T
menurut

Pembinaan Khusus Tahap I: IOAA 2015, Bandung, 27 Oktober - 23 November 2014

p T = b,

(7)

dengan b adalah konstanta pergeseran


Wien yang bernilai 2.89810-3 mK.

Jawab.

GAYA GRAVITASI
r
Bila posisi r1 terdapat massa m1 dan pada
r
posisi r1 terdapat massa m2, maka kedua
benda akan mengalami gaya gravitasi
r
mm
F12 = G 1 2 2 r12
r12

(8.a)

(8.b)

untuk m2, di mana


Gambar 2. Spektrum radiasi benda hitam pada
berbagai temperatur dengan posisi puncak p
yang memenuhi hukum pergeseran Wien [6].

r r
r r
r12 = r1 r2 ,
r1 r2

Bintang-bintang mendekati suatu radiator


benda hitam dan warna mereka bergantung pada temperatur peradiasinya [6].

merupakan suatu vektor satuan. Konstanta


universal gravitasi G = 6.67310-11 Nm2
kg-2.

Soal 5. Data pengamatan posisi panjang


gelombang puncak p dan temperatur T
radiasi benda hitam diberikan dalam
Tabel 1 berikut ini.

Soal 6. Tunjukkan dengan menggunakan


Persamaan (8.a) ataupun (8.b) bahwa ungkapan gaya gravitasi dalam bentuk vektor
ini menggambarkan suatu gaya tarik-menarik.

Tabel 1. Data pengamatan posisi p dan


temperatur T.

p (nm)

T (K)

483

6000

580

5000

724

4000

966

3000

(9)

Jawab. Vektor satuan dalam Persamaan


(9) adalah vektor satuan yang mengarah
pada m1 berasal dari m2. Tanda negatif
pada Persamaan (8.a) menggambarkan
bahwa gaya untuk m1 berarah dari m1
menuju m2, yang berarti gaya tarik-menarik. Untuk gaya pada m2 akan berlaku
hal yang sama.

Hitunglah konstanta pergeseran Wien.


Jawab. Dengan menggunakan regresi
linier dapat diperoleh Gambar 3 berikut
ini.

GAYA SENTRIPETAL
Untuk sebuah benda yang bergerak menempuh lintasan berbentuk lingkaran,
akan selalu ada gaya yang mengarah ke
pusat lintasan yang disebut gaya sentripetal. Gaya ini merupakan resultan dari
gaya-gaya pada arah radial dengan tanda
positif diambil menuju pusat lintasan.
Gaya sentripetal Fs terkait dengan kecepatan tangensial v melalui

Fs = m

v2
,
r

(10)

di mana R adalah jari-jari lintasan


berbentuk lingkaran.

Gambar 3. Hubungan antara T-1 dan yang


memberikan konstanta pergeseran Wien
(3.49910-7)-1 mK.

Diperoleh bahwa b = 2.85810-3 mK.


Nilai ini sedikit berbeda dengan konstanta
pergeseran Wien yang sebenarnya.

Soal 7. Massa matahari M = 1.9891030


kg, massa bumi m = 5.9761024 kg, dan
radius edar bumi 1 AU = 149.6106 km.
(a) Rumuskan gaya sentripetal yang membuat bumi mengelilingi matahari, (b) tentukan periode bumi mengelilingi matahari
terkait dengan kecepatan orbit dan keliling lintasanya, (c) hitunglah periode evolusi bumi, (d) jelaskan tahun kabisat.
2

v2
Mm
=G 2 ,
r
r

(b) T =

2r
,
v
r3
= 3.6525 10 2 hari ,
GM

(c) T = 2

untuk m1 dan

r
m m
F21 = G 2 2 1 r21
r21

(a) m

(d) setiap empat tahun sisa hari


digenapkan menjadi satu hari
tambahan.
Soal 8. Percepatan gravitasi dekat dengan
permukaan bumi adalah g(z) = g, sedangkan jauh dari bumi adalah g(z) = GM/z2.
Tentukan pada posisi mana kedua fungsi
bernilai sama dan buatlah suatu fungsi
yang kontinu dari g(z).
Jawab. Kedua fungsi bernilai sama pada
posisi z =

GM
, sehingga fungsi kontig

nu dari g adalah

g,

g (z ) =
GM
z2

GM
,
g

0 z<
z

GM
.
g

KONVERSI SATUAN
Satuan dikonversi dengan mengalikannya
dengan 1 yang merupakan hasil pembagian dari dua nilai pada skala berbeda.
Soal 9. Bila jarak dari bumi bulan adalah
1.3 detik-cahaya, tentukanlah jarak
tersebut dalam m bila c = 3108 m.
Jawab. Jarak bumi-bulan disebut juga
sebagai lunar distance (LD) yang bernilai
1 detik-cahaya atau sama dengan jarak
yang ditempuh cahaya dalam satu detik

1 LD = c 1.3 s = 3.900 10 8 m,
yang sedikit berbeda dengan jarak ratarata bumi ke bulan, yaitu 3.8440108 m.

GERAK MELINGKAR BERATURAN


Gerak melingkar berarturan (GMB) adalah suatu gerak yang menempuh lintasan
berbentuk lingkaran dengan jari-jari r dan
kecepatan tangensial v sehingga kecepatan sudutnya adalah

v
r

= .

(11)

Posisi angular dari benda ber-GMB adalah

Pembinaan Khusus Tahap I: IOAA 2015, Bandung, 27 Oktober - 23 November 2014

s
r

= .

(12)

Seperti halnya dalam gerak lurus beraturan (GLB) yang berlaku

s = vt ,

(13)

v AC = v AB + v BC .

maka dalam suatu GMB berlaku pula

= t.

(14)

Posisi angular dinyatakan dalam rad,


sedangkan kecepatan angular dinyatakan dalam rad/s. Dalam suatu GMB
terdapat waktu di mana benda akan
berada lagi pada posisi angular yang
sama, yang disebut sebagai periode T

T=

2r
.
v

(15)

Soal 10. Hitunglah kecepatan bulan


mengelilingi bumi dan periodenya.
Jawab. Dengan menggunakan Persamaan
(10) dapat diperoleh

v=

GM bumi
= 1.011 km / s
r

Periodenya dapat dihitung melalui


Persamaan (15)

T=

misalkan terdapat benda A yang teramati


oleh kerangka B bergerak dengan kecepatan vAB. Kerangka B sendiri bergerak
dengan kecepatan vBC menurut kerangka
C, maka menurut C benda A akan
bergerak dengan kecepatan

2r
= 2.423 10 7 s 28.05 hari.
v

Soal 11. Sebuah obyek langit teramati


bergerak dengan kecepatan 100 km/s oleh
pengamat di bumi. Sebuah pesawat luar
angkasa yang menjauhi bumi dengan kecepatan 50 km/s juga mengamati obyek
tersebut. Hitunglah kecepatan obyek menurut pengamat dalam pesawat luar
angkasa tersebut.
Jawab. Dengan indeks O, P, dan B masing-masing untuk obyek langit, pesawat
luar angkasa, dan bumi, dapat dituliskan
hubungan seperti dalam Persamaan (16)

v OB = v OP + v PB

v OP = v OB v PB = 100 50 = 50 km / s.

Bila dua benda bergerak dengan kecepatan mendekati kecepatan cahaya c, maka
penjumlahan kecepatan seperti dalam Persamaan (16) tidak lagi berlaku, sehingga
harus dikoreksi menjadi [7]

KECEPATAN RELATIF
Pengamatan kecepatan suatu benda bergantung pada kerangka acuan yang dipilih, sebagai contoh sebuah bola, yang diamati tidak mememiliki kecepatan oleh pengamat yang berada bersama-sama dengan bola dalam mobil dengan kecepatan
v, akan teramati memiliki kecepatan v
oleh orang yang berada di pinggir jalan
tempat mobil melaju. Dengan demikian
pelaporan observasi kecepatan suatu benda bergantung pada keranca acuannya.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah
kerangka acuan inersial.
Salah satu cara untuk menggambarkan kecepatan relatif adalah dengan menggunakan indeks yang menyatakan benda dan
kerangka acuannya. Sebagai ilustrasi,

v AB + v BC
,
v AB v BC
1+
c2

(17)

yang dikenal sebagai penjumlahan kecepatan Einstein. Perhatikan bahwa Persamaan (17) akan kembali menjadi Persamaan (16) apabila v << c. Persamaan (17)
juga menjamin bahwa tidak akan terdapat
hasil observasi yang menghasil v lebih
besar dari c.
Soal 12. Sebuah pesawat luar angkasa
bergerak dengan laju 0.5c. Dari pesawat
tersebut seberkas laser ditembakkan ke
sebuah planet yang berada di depan pesawat. Tentukanlah laju rambat laser menurut orang di planet tersebut menurut kecepatan relatif dan penjumlahan kecepatan
Einstein.
Jawab. Bila menggunakan Persamaan
(16) akan diperoleh bahwa

v LN = v LP + v PN = c + 0.5c = 1.5c,
di mana indeks L, N, dan P, berturut-turut
menyatakan laser, planet, dan pesawat.
Hasil ini tidak fisis karena lebih besar dari
c. Akan tetapi apabila menggunakan pen3

v LP + v PN
1.5c
=
= c,
v v
1 + 0.5
1 + LP 2 PN
c

yang memberikan bahwa laju cahaya selalu sama dengan c, di kerangka acuan inersial manapun. Hal ini merupakan postulat
kedua yang mendasari teori relativitas
khusus.

TEORI RELATIVITAS KHUSUS


Pada 30 Juni 1905 Albert Einstein membuat formlasi dua postulat teori relativitas
khusus [8]
1. Prinsip relativitas
Hukum-hukum fisika adalah sama
dalam semua kerangka acuan
inersial.

Dalam vakum c = 299792458 m/s.

PENJUMLAHAN KECEPATAN EINSTEIN

v AC =

v LN =

2. Tetapnya laju cahaya dalam vakum


Laju cahaya dalam vakum memi-liki
nilai yang sama c dalam se-mua
kerangka acuan inersial.

yang akan memberikan

KERANGKA ACUAN INERSIAL


Kerangka-kerangka acuan yang bergerak
dengan kecepatan tetap satu sama lain disebut kerangka acuan inersial. Dalam kerangka-kerangka acuan ini, hukum-hukum
fisika akan berlaku sama. Hal ini tak lain
merupakan postulat pertama yang mendasari teori relativitas khusus.

(16)

jumlahan kecepatan Einstein akan


diperoleh

TRANSFORMASI LORENTZ
Apabila suatu kerangka acuan inersial
bergerak dengan laju v (mendekati c) terhadap kerangka acuan inersial yang lain,
maka posisi benda dalam kerangka acuan
pertama x' dan posisi benda dalam kerangka acuan kedua x, dan juga waktunya
t' dan t dihubungkan dengan suatu transformasi yang disebut sebagai transformasi
Lorentz

x' = (x vt ),

(18)

t ' = t vx / c 2 ,

(19)

di mana adalah faktor Lorentz

1
1 2

(20)

dengan adalah parameter laju

v
c

= .

(21)

Soal 13. Tentukanlah kecepatan obyek


yang bergerak dengan parameter laju 0.5.
Tentukan pula faktor Lorentznya.
Jawab. Dengan menggunakan Persamaan
(21) dan (20) dapat diperoleh bahwa

v = c = 05c = 1.5 10 8 m / s
dan

Pembinaan Khusus Tahap I: IOAA 2015, Bandung, 27 Oktober - 23 November 2014

1
1 0 .5

bergerak dengan laju 0.98c sehingga efek


relativistik harus diperhitungkan.

2
3.
3

f '= f

v vD
,
v vS

(24)

dengan D dan S adalah untuk detektor


(pendengar) dan sumber.

DILASI WAKTU
Apabila dua buah peristiwa berurutan terjadi dalam selang waktu t0 menurut suatu kerangka acuan, di mana kedua peristiwa tersebut diam dalam kerangka acuan
tersebut, maka menurut kerangka acuan
lain yang bergerak dengan kecepatan v
relatif terhadap kerangka acuan tersebut,
maka selang peristiwa antara dua kejadian
berurutan tersebut menjadi t

t = t 0

(22)

yang akan terasa lebih lama. Nilai t0 disebut sebagai waktu proper, yang diukur
dengan menggunakan jam yang sama.

Tabel 2. Tanda dan arti kecepatan detektor dan


sumber.

Gambar 5. Perhitungan muon yang terukur di


laboratorium dengan pandangan relativistik
menurut pengamat di bumi.

Tanda

Arti

+vD

D mendekati S

-vD

D menjauhi S

+vS

S menjauhi D

-vS

S mendekat D

Salah satu cara untuk menghapalnya adalah dengan mengingatnya bahwa apabila
D dan S saling mendekat f' > f.

EFEK DOPPLER RELATIVISTIK


KONTRAKSI PANJANG

Apabila efek relativistik perlu diperhitungkan maka Persamaan (24) harus


dimodifikasi menjadi

Suatu benda yang memiliki panjang


proper L0 akan terukur lebih pendek
dalam kerangka acuan inersial lain yang
bergerak dengan laju v terhadap kerangka
acuan di mana benda itu diam

L0 =

(23)

Panjang proper dapat diukur kapan saja.

f '= f

Gambar 6. Perhitungan muon yang terukur di


laboratorium dengan pandangan relativistik
menurut muon.

EKSPERIMEN PENGAMATAN MUON

Gambar 7. Perbanding hasil ketiga perhitungan


sebelumnya.

Eksperimen untuk mendeteksi muon yang


berasal dari atmosfer memberikan data
bahwa jumlah muon yang terukur melebihi prediksi, hal ini disebabkan muon

(25)

dengan c adalah kecepatan cahaya dan v


adalah kecepatan relatif antara dua kerangka acuan inersial yang dibahas. Perhatikan contoh soal berikut ini [11] untuk
aplikasi dari Persamaan (25).
Soal 14. Transisi spin-flip suatu atom
hidrogen pada kerangka acuan diam
membangkitkan gelombang elektromagnetik berfrekuensi f = 1420.86 MHz.
Emisi sejenis itu dari suatu awan gas
dekat dengan pusat galaksi teramati berfrekuensi f' = 1421.65 MHz. Hitunglah
kecepatan awan gas tersebut. Apakah
awan tersebut bergerak menjauhi atau
mendekati bumi?

Muon yang memiliki waktu paruh pada


kerangka yang diam sekitar 1.5610-6 s,
teramati di laboratorium terlalu banyak
jumlahnya dibandingkan dengan yang
diprediksi apabila menggunakan konsep
non-relativistik, dengan ilustrasi diberikan
dalam Gambar 4-7 berikut ini [9].

Gambar 4. Perhitungan muon yang terukur di


laboratorium dengan pandangan non-relativistik.

cv
,
cv

Gambar 7 yang merupakan resume dari


Gambar 4-6, dan untuk bagian relativistiknya memberikan gambaran bahwa walaupun sudut pandang pengamat di bumi
maupun muon memberikan besaran fisis
yang berbeda akan tetapi hasil observasi
jumlah muon yang sampai ke bumi adalah
sama. Ini menguatkan bahwa hukum fisika yang berlaku sama (hasil yang teramati).

EFEK DOPPLER
Frekuensi yang sumber f akan terdengar
menjadi f' apabila terdapat gerak relatif
antara sumber dan pendengar (detektor)
atau sebaliknya [10]
4

Jawab.Hasil observasi menyatakan frekuensi yang lebih tinggi sehingga Persamaan (25) akan menjadi

f '= f

c+v
cv

sehingga dapat diperoleh


2

f '
1
v f
1.000876 2 1
=
=
c f ' 2
1.000876 2 + 1
+ 1
f
= 0.0008754224c = 2.62426 10 5 m / s.
Soal 15. Turunkan aproksimasi Persamaan (25) untuk laju v rendah.

Pembinaan Khusus Tahap I: IOAA 2015, Bandung, 27 Oktober - 23 November 2014


Jawab. Untuk v << c diperoleh [10]

bentuk dari dua fungsi sinusoida berbeda


fasa /2 berfrekuensi sama.

f ' f (1 ) .

OSILASI
Osilasi adalah gerak bolak balik di sekitar
suatu titik kesetimbangan. Suatu osilasi
dapat direpresentasikan dengan fungsi
simpangan setiap saat x(t)

x(t ) = A cos(t + 0 ) ,

(26)

dengan A amplitudo, frekuensi sudut, t


waktu, dan 0 fasa awal.
Soal 16. Dari parameter-paramater dalam
Persamaan (26) tentukanlah frekuensi dan
periode.

y (0) / A y (0) 2 y (0)


=
=
= 1,
v(0) / A
v(0)
T v(0)
yang akan memberikan
tan 0 =

0 = (n + 14 ) , n = 0,1, 2, ..
Dengan melihat syarat y(0) dan v(0) maka
dipilih 0 = (2n + 14 ) , n = 0,1, 2, ..
Amplitudo dapat diperoleh melalui

A=

y (0 )
=
sin 0

3
1
2

= 3 2 cm .

Saat t = 50 ms

(
) = 3 2 sin( + ) = 3 cm.
v (50 10 ) = 60 2 cos( + )
y 50 10

1
4

1
4

= 60 cm/s.

SUPERPOSISI GERAK
Fungsi posisi atau simpangan seperti dalam Persamaan (26) apabil terdapat beberapa, dapat dijumlahkan untuk menghasilkan superposisi gerak. Salah satu contoh
superposisi adalah GMB yang dapat di-

y (t ) = y 0 + R sin (t + 0 ) .

(28)

Jawab. Posisi x dan y untuk n yang


diminta adalah seperti di dalam Tabel 2
berikut.
Tabel 2. Posisi x dan y.

Soal 17. Osilasi sebuah partikel bermassa


m diberikan oleh y (t ) = A sin (t + 0 )
dengan t dalam s dan A dalam cm. Dalam
pengamatan diperoleh bahwa partikel berosilasi dengan periode 100 ms. Saat t = 0
s posisi partikel bera pada y = 3 cm dan
kecepatannya saat itu adalah 60 cm/s.
Tentukan nilai amplitudo dan fasa awal osilasi partikel tersebut. Tentukan pula posisi dan kecepatan partikel saat t = 50 ms.

v(0) = A cos( 0 ) = 60 cm/s .

(27)

Soal 18. Gambarkan dalam bidang xy nilai untuk x dan y dari Persamaan (27) dan
(27) untuk waktu tn = n/4 dengan n = 0,
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7. Jelaskan arah putar geraknya.

(x x0)/R

(y y0)/R

1/4

-1/2

1/2

1/2

-1

3/4

-1/2

-1/2

1/

-1

5/4

1/2

-1/2

3/2

7/4

1/2

1/2

Jawab. f = /2 dan T = 1/f = 2/.

Jawab. y (0) = A sin ( 0 ) = 3 cm .

x(t ) = x 0 + R cos(t + 0 ) ,

y (t ) = A sin (kx t + 0 ) .

(29)

Arti dari parameter-parameter dalam Persamaan (29) telah umum diketahui [12].
Persamaan (29) ini tidak harus menggambarkan simpangan berupa posisi (gelombang tali) akan tetapi dapat berupa tekanan udara (gelombang suara) ataupun medan listrik dan magnet (gelombang elektromagnetik, EM).
Soal 20. Tentukan cepat rambat gelombangnya dan arah perambatannya.
Jawab. v = /k. Gelombang merambat ke
arah kanan karena tanda pada dan k
berbeda.
Soal 21. Sebuah gelombang EM diberikan
dengan fungsi gelombang medan listriknya, yang merambat sepanjang sumbu x,
yaitu
E(x, t) = 10-3 sin(/3107x 101014t
+ /6) V/m.
Tentukanlah: (a) besarnya medan listrik
pada x = 0 m dan t = 0 s, (b) amplitudo
gelombang, (c) bilangan gelombang, (d)
panjang gelombang, (e) frekuensi sudut
gelombang, (f) frekuensi gelombang, (g)
fasa awal gelombang, (h) periode gelombang, dan (i) laju dan rambat gelombang.

Jawab. (a) E(0, 0) = 510-4 V/m, (b) 10-3


V/m, (c) /3107 rad/m, (d) 600 nm, (e)
101014 rad/s, (f) 500 THz, (g) /6, (h) 2
as, dan (i) c dan ke kanan.

y
0.5
0

REFERENSI

-0.5
-1
-1

-0.5

0.5

Gambar 8. Posisi x dan y sebagaimana diberikan dalam Tabel 2.

Arah putar geraknya adalah berlawanan


arah jarum jam (CCW = counter clockwise).
Soal 19. Bagaimana grafik y-x yang
dihasilkan apabila amplitudo x dan y,
berbeda, yaitu Rx dan Ry?
Jawab. Gambar yang terbentuk akan berupa elips tegak dengan jari-jari pada arah
horisontal dan vertikal berturut-turut adalah Rx dan Ry.

GELOMBANG
Gelombang adalah gangguan yang dirambatkan, atau dalam hal ini adalah osilasi
yang dirambatkan. Suatu fungsi gelombang dapat memiliki bentuk
5

1. C. R. Nave, HyperPhysics, 2012,


/hbase/thermo/stefan.html
[20141106].
2. Wikipedia Contributors, Stefan
Boltzmann law, Wikipedia, The
Free Encyclopedia, 23 October
2014, 06:21 UTC, oldid=630757585
[20141106].
3. -, Sun: Facts & Figures, Solar
System Exploration, NASA, URL
http://solarsystem.nasa.gov/planets/p
rofile.cfm?Object=Sun&Display=Fa
cts [20141106].
4. C. Impey, Stefan-Boltzmann Law,
Teach Astronomy, URL http://www
.teachastronomy.com/astropedia/arti
cle/Stefan-Boltzmann-Law
[20141106].
5. Wikipedia-Autoren, HertzsprungRussell-Diagramm, Wikipedia, Die
freie Enzyklopdie, 26. April 2014,
07:34 UTC, oldid=129840823
[20141106].
6. Nave, op. cit., /hbase/wien.html
[20141106].

Pembinaan Khusus Tahap I: IOAA 2015, Bandung, 27 Oktober - 23 November 2014


7. Nave, op. cit., /hbase/relativ
/einvel2.html [20141107].
8. -, The Postulates of Special Relativity, Nobel Media AB, 2014, URL
http://www.nobelprize.org/education
al/physics/relativity/postulates1.html
9. Nave, op. cit., /hbase/relativ
/muon.html [20141107].
10. D. Halliday, R. Resnick, J. Walker,
Fundamentals of Physics, John
Wiley & Sons (Asia), 8E edition,
2008, pp. 463-464.
11. A. Sule (Ed.), A Problem Book in
Astronomy and Astrophysics:
Compilation of Problems from
International Olympiad on
Astronomy and Astrophysics (20072012), Cygnus Publishing House,
Suceava, Romania 2014, p. 55.
12. S. Viridi, Novitrian, Cahaya dan
Optik: Pemantulan-Cermin dan
Pembiasan-Lensa, Pelatihan
Penguatan Kompetensi Guru OSN
Tingkat SMP & SMA se-Aceh
Batch III, Bandung, Indonesia, 12
Agustus - 1 September 2014, doi:
10.13140/2.1.1857.9205.

LISENSI
Beberapa Konsep Fisika
Dasar untuk Astronomi
dan Contoh-contoh Soalnya by Sparisoma Viridi is licensed under a
Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0
International License
URL http://creativecommons.org/licenses/bysa/4.0/

You might also like