Professional Documents
Culture Documents
TRANSFUSI DARAH
Kemajusn teknologi memungkinksn suatu unit darah utuh dipisah menjadi
berbagai komponen. Dengan demikian, masing-masing unit darah pendonor
dapat menghasilkan eritrosit (sel darah merah, atau Red Blood Cells), trombosit
pekat (thrombocyte concentrate), kriopresipitat, dan plasma segar beku (Fresh
Frozen Plasma). Kemajuan penggunaan komponen darah telat membuat
frekuensi seluruh kebutuhan transfusi darah berkurang. Lebih lanjut, penggunaan
komponen darah membantu mengawetkan sumber darah karena bermacammacam komponen dari satu unit darah pendonor bisa dipakai untuk beberapa
pasien. Tabel di bawah memperlihatkan komponen darah yang digunakan secara
luas.
Tabel
Produk
Kandungan
Indikasi
yang
Tepat
Menigkatkan daya
angkut
pada
perempuan
Untuk
Trombosit pekat
trombosit
penyembuhan luka
sekunder
atau
immune
mencegah
yang thrombocytopenic
dengan
faktor pembekuan
purpura
(kecuali
penurunan
jumlah
atau
trombosit
faktor-
kesehatan
darah
Untuk mengontrol
terkait
Plasma,
Memperbaiki
kehilangan
perdarahan
menambah
Meningkatkan
hipotensi
ortostatik
karena
Tepat
Untuk
dengan anemia
perdarahan
Untuk
meningkatkan
Profilaksis
tranfusi
Untuk
yang
pada
menambah
volume intravaskular
jumlah
faktor
Sebagai
pembekuan
pada tambahan
pasien
yang
Profilaksis
nutrisi
pada
menunjukkan
Kriopresipitat
Faktor I, V, VIII,
kekurangan
XIII,
meningkatkan
faktor
von
Willebrand,
jumlah
fibronectin
pembekuan
pasien
transfusi masif
Untuk
Profilaksis
transfusi masif
faktor
pasien
kekurangan
fibrinogen,
faktor
pada
trombosit
diberikan
untuk
mengontrol
atau
mencegah
adalah
pengambilan
darah
autologous
sebelum
pembedahan,
Ringkasan
Transfusi darah saat ini menggunakan komponen darah sebagai metode dasar
untuk sebagian besar kebutuhan transfusi sehingga penggunaan darah yang
utuh jarang dilakukan. Dengan memberikan hanya komponen spesifik yang
diperlukan, terapi komponen darah biasanya memberikan hasil yang lebih baik
dan aman. Karena produk darah hanya sedikit tersedia dan kebanyakan
mempunyai resiko, petunjuk kesehatan untuk penggunaan setiap komponen
harus diikuti dengan baik. Ketika kehilangan darah dapat diantisipasi, dapat
diberikan kristaloid atau koloid untuk mempertahankan perfusi yang adekuat.
Metode lain predonasi autologous dapat dipertimbangkan dan dibahas dengan
pasien.
INFUS CAIRAN
Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Persalinan
Pemberian cairan intravena pada persalinan tidak rutin karena ibu dapat minum
bebas per oral kecuali jika ibu akan mendapatkan pelayanan bebas nyeri
persalinan. Bila persalinan bebas nyeri berlangsung lama, untuk mencegah
dehidrasi pemberian kombinasi glukosa, natrium, dan air, efektif dalam
mencegah dehidrasi dan asidosis. Pemberian glukosa harus dibatasi kurang dari
30 gram/jam karena berhubungan dengan hiponatremia dan asidosis laktat ibu,
hipoglikemia, dan hiponatremia neonatus.
Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Analgesia Persalinan
Pemberian anestetik lokal, bisa dikombinasi dengan opioid atau ajuvan seperti
kloridin melalui teknik epidural, intratekal maupun kombinasi spinal-epidural
adalah teknik terpilih untuk analgesia persalinan. Dengan diketemukannya dosis
enastetik lokal minimal yang masih memberi analgesia yang adekuat, angka
kekerapan dan derajat hipotensi menurun. Demikian juga pemberian cairan
sebelum analgesia persalinan kerap tidak diperlukan lagi untuk ibu sehat.
Penatalaksanaan Pemberian Cairan pada Bedah Sesar
Dahulu hipotensi yang terjadi akibat spinal atau epidural diyakini bisa dikurangi
atau bhakan dicegah dengan prehidrasi adekuat dan left uterine displacement.
Namun, pada kenyataannya angka kekerapan hipotensi adalah sebesar 33%
sampai 100% untuk ibu yang mendapat prehidrasi kristaloid dan 5% sampai
63,3% untuk koloid tetap terjadi. Pemberian kristaloid secara cepat pada saat
spinal atau epidural yang dikombinasi dengan vasopresor fenilefrin secara infus