You are on page 1of 34

LIPID

Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa
yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi
sukar larut atau tidak larut dalam air. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut
organik non polar, misalnya benzene, pentane, dietil eter dan karbon tetraklorida. Dengan
pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstrak dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun
hewan.
Struktur memiliki kepala yang bersifat polar dan ekor hidrokabon yang bersifat nonpolar
Dalam suatu larutan, kepala yang bersifat polar dapat berasosiasi dengan air, sehingga
membentuk senyawa amfipatik ( memiliki dua kutub positif dan negatif ). Selain itu,
lipida dapat membentuk formasi satu lapis lipida (monolayers), dua lapis lipida
(bilayers), misel dan vesikula.
Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen dasarnya,
sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya maupun sifat-sifat kimianya.
Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan senyawa sederhana lainnya
Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar :
1. Lipid Sederhana, yaitu ester asam lemak dengan berbagai alkohol, yaitu
lemak/gliserida dan lilin (waxes).
2. Lipid gabungan, yaitu fosfolipid, serebrosida.
3. Derivat Lipid, contohnya asam lemak, gliserol, dan sterol.
Lipid dapat diklasifikasikan dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya gliserol, atau
bisa tidaknya tersabunkan (dapat tidaknya disaponifikasi). Berdasarkan sifat saponifikasi,
lipid dapat dibagi ke dalam dua kelompok yaitu :
1. Saponifiable :
a. Sederhana : Fats (lemak) dan waxes (lilin)
b. Compouund (campuran) : Glikolipid dan fosfolipid
2. Nonsaponifiable : Terpena, Steroid, prostaglandin

[sunting] Asam lemak


Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan
bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan
gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis
asam lemak.[7][8] Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan
gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan
hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Struktur
asam lemak merupakan salah satu kategori paling mendasar dari biolipid biologis dan
dipakai sebagai blok bangunan dari lipid dengan struktur yang lebih kompleks. Rantai
karbon, biasanya antara empat sampai 24 panjang karbon,[9] baik yang jenuh ataupun tak
jenuh dan dapat dilekatkan ke dalam gugus fungsional yang mengandung oksigen,
halogen, nitrogen, dand belerang. Ketika terdapat sebuah ikatan valensi ganda, terdapat
kemungkinan isomerisme geometri cis atau trans, yang secara signifikan memengaruhi
konfigurasi molekuler molekul tersebut. Ikatan ganda-cis menyebabkan rantai asam
lemak menekuk, dan hal ini menjadi lebih mencolok apabila terdapat ikatan ganda yang

lebih banyak dalam suatu rantai. Pada gilirannya, ini memainkan peranan penting di
dalam struktur dan fungsi membran sel.[10]
Asam lemak yang paling banyak muncul di alam memiliki konfigurasi cis, meskipun
bentuk trans wujud di beberapa lemak dan minyak yang dihidrogenasi secara parsial.[11]
Contoh asam lemak yang penting secara biologis adalah eikosanoid, utamanya
diturunkan dari asam arakidonat dan asam eikosapentaenoat, yang meliputi
prostaglandin, leukotriena, dan tromboksana. Kelas utama lain dalam kategori asam
lemak adalah ester lemak dan amida lemak. Ester lemak meliputi zat-zat antara biokimia
yang penting seperti ester lilin, turunan-turunan asam lemak tioester koenzim A, turunanturunan asam lemak tioester ACP, dan asam lemak karnitina. Amida lemak meliputi
senyawa N-asiletanolamina, seperti penghantar saraf kanabinoid anandamida.[12]
Asam lemak adalah asam alkanoat dengan rumus bangun hidrokarbon yang panjang.
Rantai hidrokarbon tersebut dapat mencapat 10 hingga 30 atom. Rantai alkana yang non
polar mempunyai peran yang sangat penting demi mengimbangi kebasaan gugus
hidroksil.
Pada senyawa asam dengan sedikit atom karbon, gugus asam akan mendominasi sifat
molekul dan memberikan sifat polar kimiawi. Walaupun demikian pada asam lemak,
rantai alkanalah yang mendominasi sifat molekul.[13]
Asam lemak terbagi menjadi:

Asam lemak jenuh


Asam lemak tak jenuh
Garam dari asam lemak
Prostaglandin

[sunting] Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-,[14] yang paling
terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai
trigliserida. Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing
teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai
cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam
jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam
lemak dari jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".[15]
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan
keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan
glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang
dijumpai di dalam membran tumbuhan[16] dan seminolipid dari sel sperma mamalia.[17]

Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional
yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki tiga
gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester
sekaligus.[18] Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis
asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari kelas
asam lemak yang sama.

[sunting] Fosfolipid

Fosfatidiletanolamina[3]
(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid, phosphoglycerides,
glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian.
Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus
alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang
berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat.[19]
Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan
merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta terlibat di dalam metabolisme dan
sinyal komunikasi antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak
gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan
saraf.[20]
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah
fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE
atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen
primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa
gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat
adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membran.
[21]
Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai
panjang, meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil
(plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.[22]
Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn-3 dari
tulang belakang gliserol pada eukariota dan eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus
archaea.[23]

Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas,
biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol amino
seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada
membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:

Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina


Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina.

Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.

[sunting] Sfingolipid

Sfingomielin[3]
Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa[24] yang berbagi fitur
struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo
dari asam amino serina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah
menjadi seramida, fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan setengah
singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya.
Sfingolipid ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang
sangat rumit dari jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya
pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat
menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina.[25]
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina),[26]
sementara pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina[27] dan pada
fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.[28]
Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina. Seramida (Basa N-asilsfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam lemak yang terikat
pada amida. Asam lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang
rantai dari 16 atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.[29]
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu
residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik.

[sunting] Lipid sterol


Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen lipid membran yang
penting,[30] bersamaan dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya
diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang
bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi
keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan
androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan
mineralokortikoid.[31] Sekosteroid, terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D,
dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti.[32] Contoh lain dari lemak
sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya,[33] yang pada mamalia merupakan
turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa
yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol;
senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga.[34] Sterol dominan di
dalam membran sel fungi adalah ergosterol.[35]

[sunting] Lipid prenol


Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil
pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalonat (MVA).[36]
Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5
yang terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur
yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah
isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai
prekursor vitamin A.[37] Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya
adalah kuinon dan hidrokuinon yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti
kuinonoid yang tidak berasal dari isoprenoid.[38] Vitamin E dan vitamin K, juga
ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut
baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak
jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi.
[39]

[sunting] Sakarolipid

Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A.[40] Residu glukosamina berwarna biru, residu Kdo
berwarna merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau.
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat
langsung dengan molekul glukosa[41] dan membentuk struktur yang sesuai dengan
membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan
asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid.
Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen
lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah
disakarida dari glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak.
Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid
A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan dua
residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo).[40]
Proses hidrolisis sakarolipid akan menghasilkan amino gula.[42]

[sunting] Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari
asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang
berbagi fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering
digunakan adalah poliketida sintase,[43] melalui proses kondensasi Claisen.
Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri,
fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki
keanekaragaman struktural yang tinggi.[44][45]
Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih
jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi, oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk
menimba manfaat dari sifat antibiotik[46] yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan

bersifat anti kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imunosupresif.[47]
Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker merupakan poliketida atau
turunannya, seperti eritromisin, antibiotik tetrasiklin, avermektin, dan antitumor epotilon.
[48]

[sunting] Garam lemak


Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di
alam bebas.[49]
Sabun terbuat melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan natrium
karbonat atau natrium hidroksida untuk proses tersebut.
Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan:
asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak
Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan panjang rantai
karbonny. Natrium stearat dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak
larut. Seng stearat digunakan pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat
dengan 12 karbon yang telah menjadi natrium laurat sangat mudah terlarut, sedangkan
asam lemak dengan kurang dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi sabun karena
dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau kurang sedap.

[sunting] Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang terbentuk dari esterisasi alkohol yang
mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak.[50] Alkohol dapat
mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di alam sebagai
pelindung daun dan sel batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu
banyak. Karnuba ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai
pelumas untuk lantai maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada bulu domba. Beeswax
adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan
telur lebah.
Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui esterisasi, melainkan
merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar. Pelumas untuk
telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol.
KOLESTROL
KOMPAS.com Seorang perempuan berusia 38 tahun melakukan tes kesehatan rutin
dua tahunan. Setelah menerima hasilnya, terlihat bahwa kadar kolesterol baik, HDL, di

bawah garis bawah normal, yaitu 39 mg/dl. Untuk perempuan, kadar terendah adalah 50
mg/dl.
Padahal, tugas kolesterol HDL adalah menghancurkan kolesterol dari tubuh sebelum selsel itu punya kesempatan untuk menghambat kelancaran arteri. Angka HDL harus lebih
tinggi untuk mengurangi penyakit jantung.
Untung saja, kadar kolestreol jahat atau LDL mendekati kadar ideal yaitu 101 mg/dl,
sedangkan trigliserida 93 mg/dl. Dengan demikian, kadar kolesterol total adalah 169
mg/dl. Batas kadar kolesterol terbaik kurang dari 200 mg/dl.
Cara menghitung kolesterol total adalah: LDL HDL + (Trigliserida/5)
Semua berlomba untuk mendapatkan angka total kolesterol di bawah 200 mg/dl. Namun,
tentu lebih penting lagi untuk mempertahankan rasio LDL dan HDL serendah mungkin.
Menurut artikel yang diterbitkan Current Medical Research and Opinion, perbandingan
LDL dan HDL lebih tinggi daripada 8,0 berpotensi menyebabkan penyakit jantung
koroner.
Trik untuk mendapatkan keseimbangan rasio tersebut adalah menurunkan kadar LDL
atau menaikkan kadar HDL. Untuk kasus perempuan di atas, sebaiknya ia menaikkan
kadar HDL sebisa mungkin tanpa obat-obatan, seperti Niacin.
Banyak penelitian medis menunjukkan, asam lemak omega-3 sangat efektif untuk
menaikkan kadar HDL. Omega-3 tersebut biasanya ada di dalam ikan, seperti salmon.
Ada baiknya menambahkan biji labu ke dalam oatmeal saat sarapan. Biji labu dan biji
bunga matahari juga mengandung konsentrasi omega-3 tinggi, sama banyaknya dengan
yang terdapat di dalam ikan. Biji-bijian itu bisa menjadi alternatif untuk mereka yang
tidak bisa mengonsumsi ikan.
Alternatif lain adalah mendapatkan omega-3 melalui suplemen yang bisa didapatkan di
berbagai apotek. Suplemen tersebut terbukti efektif menaikkan HDL. Makanan lain
adalah teh hijau dan cokelat hitam. Suplemen vitamin D juga memiliki efek yang positif
terhadap peningkatan HDL.
Lalu, siapa yang tidak suka jus jeruk? Nah, yang terakhir ini salah satunya berfungsi
menaikkan HDL.
Kadar kolesterol
* Total
Di bawah 200 mg/dl = terbaik
200-239 mg/dl = perbatasan menuju tinggi
240 mg/dl ke atas = tinggi
* LDL
Di bawah 70 mg/dl = terbaik untuk mereka yang memiliki risiko tinggi terkena sakit
jantung
Di bawah 100 = terbaik untuk mereka yang berisiko terkena sakit jantung
100-129 mg/dl = mendekati ideal

130-159 mg/dl = perbatasan menuju tinggi


160-189 mg/dl = tinggi
190 mg/dl ke atas = sangat tinggi
*HDL
Di bawah 40 mg/dl (pria) dan di bawah 50 (wanita) = buruk
50-59 mg/dl = baik
Di atas 60 mg/dl = terbaik

* Trigliserida
Di bawah 150 mg/dl = terbaik
150-199 mg/dl = perbatasan menuju tinggi
200-499 mg/dl = tinggi
500 mg/dl ke atas = sangat tinggi
(Dian Savitri)

ngat-rendah-density lipoprotein (VLDL) kolesterol merupakan jenis lipoprotein.


cholesterol test. Meskipun Anda mungkin mendengar tentang VLDL, tingkat VLDL Anda
biasanya tidak dilaporkan kepada Anda sebagai bagian dari tes kolesterol rutin.
Ada beberapa jenis kolesterol, masing-masing terdiri dari lipoprotein dan lemak.
(triglyceride), but in varying amounts. Setiap jenis lipoprotein berisi campuran, protein
dan jenis lemak (trigliserida), tetapi dalam jumlah yang bervariasi.
. Dari jenis lipoprotein, VLDL mengandung jumlah tertinggi dari trigliserida. Karena
mengandung tingkat tinggi trigliserida, memiliki tingkat VLDL tinggi berarti Anda
mungkin memiliki peningkatan risiko penyakit arteri koroner, yang dapat menyebabkan
serangan jantung atau stroke.
. Tidak ada cara yang sederhana dan langsung untuk mengukur kolesterol VLDL, yang
mengapa hal itu biasanya tidak disebutkan selama skrining kolesterol rutinVLDL
kolesterol biasanya diperkirakan sebagai persentase dari nilai trigliserida Andar. Sebuah
tingkat kolesterol normal VLDL adalah antara 5 dan 40 miligram per desiliter.

tubuh.

Understanding Cholesterol and Lipoproteins


Memahami Kolesterol dan lipoprotein
. Untuk lebih memahami peran kolesterol VLDL, mungkin akan membantu untuk
mengetahui sedikit lebih banyak tentang kolesterol dan lipoprotein.
Kolesterol adalah substansi lembut, lilin yang ditemukan di semua sel tubuh. Tubuh Anda
membutuhkan kolesterol beberapa di untuk bekerja dengan baik. Untuk sampai ke semua

sel, kolesterol perlu perjalanan melalui aliran darah.. Namun, karena kolesterol adalah
lemak, itu memisahkan dari darah mirip dengan cara bahwa minyak memisahkan dari air.
Untuk mencegah hal ini terjadi, protein membentuk shell sekitar kolesterol, menciptakan
"kompleks kolesterol. Hal ini kemudian dilepaskan ke dalam aliran darah dan perjalanan
ke mana harus pergi.
." Sebuah protein yang terkait dengan kolesterol untuk membentuk kompleks kolesterol
disebut "lipoprotein. VLDL adalah salah satu dari beberapa lipoprotein Lipoprotein lain
meliputi:

High density lipoprotein ( HDL ), the " good cholesterol " Lipoprotein kepadatan
tinggi ( HDL ), yang " kolesterol baik "
Low density lipoprotein ( LDL ), the " bad cholesterol " Lipoprotein densitas
rendah ( LDL ), yang " kolesterol jahat "
Chylomicrons, the major transporter of triglycerides in the blood Kilomikron,
transporter utama trigliserida dalam darah
Intermediate density lipoprotein (IDL). Density lipoprotein intermediate (IDL).

Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas


Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari

Cholesterol Kolesterol

IUPAC name Nama IUPAC [hide]


(3)-cholest-5-en-3-ol (3) - cholest-5 - id-3 - ol
Other names Nama lainnya [hide]
Identifiers Identifier
CAS number
57-88-5 57-88-5
Nomor CAS
PubChem
5997 5997
PubChem
ChemSpider
5775 5775

ChemSpider
UNII UNII
KEGG KEGG
ChEBI ChEBI
ChEMBL
ChEMBL
Jmol -3D
images Jmol
-3D gambar

97C5T2UQ7J 97C5T2UQ7J
D00040 D00040
CHEBI:16113 CHEBI: 16113
CHEMBL112570 CHEMBL112570
Image 1 Gambar 1

SMILES SMILES
[show]
InChI Inchi
[show]
Properties Properti
Molecular
formula Rumus
molekul
Molar mass
Massa molar
Appearance
Penampilan
Density
Kepadatan
Melting point
Titik lebur
Boiling point
Titik didih
Solubility in
water Kelarutan
dalam air

C 27 H 46 O C 27 H 46 O
386.65 g/mol 386,65 g / mol
white crystalline powder [ 1 ] bubuk kristal
putih [1]
1.052 g/cm 3 1,052 g / cm 3
148150 C [ 1 ] 148-150 C [1]
360 C (decomposes) 360 C (terurai)
0.095 mg/L (30 C) 0,095 mg / L (30 C)

soluble in acetone , benzene , chloroform ,


ethanol , ether , hexane , isopropyl
Solubility
myristate , methanol larut dalam aseton ,
Kelarutan
benzena , kloroform , etanol , eter , heksan ,
isopropil miristat , metanol
(what is this?) (verify) (apa ini?) (verifikasi)
Except where noted otherwise, data are given for materials in
their standard state (at 25 C, 100 kPa) Kecuali di mana
mencatat sebaliknya, data yang diberikan untuk bahan dalam
mereka keadaan standar (pada 25 C, 100 kPa)
Infobox references Infobox referensi

Microscopic appearance of cholesterol crystals in water. Mikroskopis penampilan kristal


kolesterol dalam air. Photo taken under polarized light . Foto yang diambil di bawah
cahaya terpolarisasi .
Cholesterol is a waxy steroid of fat that is produced in the liver or intestines. Kolesterol
merupakan lilin steroid lemak yang diproduksi di hati atau usus. It is used to produce
hormones and cell membranes and is transported in the blood plasma of all mammals . [ 2 ]
It is an essential structural component of mammalian cell membranes and is required to
establish proper membrane permeability and fluidity . Hal ini digunakan untuk
memproduksi hormon dan membran sel dan diangkut dalam plasma darah dari semua
mamalia . [2] Ini adalah komponen struktural penting dari membran sel mamalia dan
diperlukan untuk membangun yang tepat permeabilitas membran dan fluiditas . In
addition, cholesterol is an important component for the manufacture of bile acids , steroid
hormones , and vitamin D . Cholesterol is the principal sterol synthesized by animals;
however, small quantities can be synthesized in other eukaryotes such as plants and
fungi . Selain itu, kolesterol merupakan komponen penting untuk pembuatan dari asam
empedu , hormon steroid , dan vitamin D merupakan pokok Kolesterol. sterol disintesis
oleh hewan, namun, jumlah kecil dapat disintesis di lain eukariota seperti tumbuhan dan
jamur . It is almost completely absent among prokaryotes including bacteria. [ 3 ] Although
cholesterol is important and necessary for mammals, high levels of cholesterol in the
blood can damage arteries and are potentially linked to diseases such as those associated
with the cardiovascular system ( heart disease ). [ 4 ] Hal ini hampir sepenuhnya ada
diantara prokariota termasuk bakteri. [3] Meskipun kolesterol adalah penting dan perlu
untuk mamalia, tingginya tingkat kolesterol dalam darah dapat merusak arteri dan
berpotensi terkait dengan penyakit seperti yang terkait dengan sistem kardiovaskular (
penyakit jantung ) . [4]
The name cholesterol originates from the Greek chole- ( bile ) and stereos (solid), and the
chemical suffix -ol for an alcohol. Franois Poulletier de la Salle first identified
cholesterol in solid form in gallstones , in 1769. Nama kolesterol berasal dari Yunani
kole-( empedu ) dan stereo (padat), dan kimia akhiran -ol untuk alkohol. Franois de la
Salle Poulletier pertama kali diidentifikasi kolesterol dalam bentuk padat di batu
empedu , pada tahun 1769. However, it was only in 1815 that chemist Eugne Chevreul
named the compound "cholesterine". [ 5 ] Namun, itu hanya pada 1815 ahli kimia Eugne
Chevreul senyawa bernama "cholesterine". [5]

Contents Isi
[hide]

1 Physiology 1 Fisiologi
o 1.1 Function 1.1 Fungsi
o 1.2 Dietary sources 1,2 Diet sumber
o 1.3 Biosynthesis 1.3 Biosintesis
o 1.4 Regulation of cholesterol synthesis 1.4 Peraturan sintesis kolesterol
o 1.5 Plasma transport and regulation of absorption 1,5 Plasma transportasi
dan regulasi penyerapan
o 1.6 Metabolism, recycling and excretion 1,6 Metabolisme, daur ulang dan
ekskresi
2 Significance 2 Signifikansi
o 2.1 Hypercholesterolemia 2.1 Hiperkolesterolemia
o 2.2 Hypocholesterolemia 2.2 Hypocholesterolemia
o 2.3 Cholesterol testing 2,3 pengujian Kolesterol
3 Interactive pathway map Peta Interaktif 3 jalur
4 Cholesteric liquid crystals 4 kristal cair cholesteric
5 See also 5 Lihat juga
6 Additional images 6 Tambahan gambar
7 References 7 Referensi

8 External links 8 Pranala luar

[ edit ] Physiology [ sunting ] Fisiologi


Since cholesterol is essential for all animal life, it is primarily synthesized from simpler
substances within the body. Karena kolesterol adalah penting bagi semua kehidupan
binatang, ini terutama disintesis dari zat-zat sederhana dalam tubuh. However, high levels
in blood circulation, depending on how it is transported within lipoproteins , are strongly
associated with progression of atherosclerosis . Namun, tingkat tinggi dalam sirkulasi
darah, tergantung pada bagaimana ia diangkut dalam lipoprotein , yang sangat terkait
dengan perkembangan aterosklerosis . For a person of about 68 kg (150 pounds), typical
total body cholesterol synthesis is about 1 g (1,000 mg) per day, and total body content is
about 35 g. Untuk orang dari sekitar 68 kg (150 pon), khas tubuh sintesis kolesterol total
sekitar 1 gram (1.000 mg) per hari, dan konten tubuh total adalah sekitar 35 g. Typical
daily additional dietary intake in the United States is 200300 mg. [ citation needed ] The body
compensates for cholesterol intake by reducing the amount synthesized. Khas asupan
makanan sehari-hari tambahan di Amerika Serikat adalah 200-300 mg [. rujukan? ] tubuh
mengkompensasi asupan kolesterol dengan mengurangi jumlah disintesis.
Cholesterol is recycled. Kolesterol didaur ulang. It is excreted by the liver via the bile
into the digestive tract. Hal ini diekskresikan oleh hati melalui empedu ke dalam saluran
pencernaan. Typically about 50% of the excreted cholesterol is reabsorbed by the small

bowel back into the bloodstream. Phytosterols can compete with cholesterol reabsorption
in the intestinal tract, thus reducing cholesterol reabsorption. [ 6 ] Biasanya sekitar 50%
dari kolesterol diekskresikan ini diserap kembali oleh usus kecil kembali ke aliran darah.
Pitosterol dapat bersaing dengan reabsorpsi kolesterol dalam saluran usus, sehingga
mengurangi kolesterol reabsorpsi. [6]

[ edit ] Function [ sunting ] Fungsi


Cholesterol is required to build and maintain membranes ; it modulates membrane
fluidity over the range of physiological temperatures. Kolesterol diperlukan untuk
membangun dan mempertahankan membran , itu memodulasi fluiditas membran selama
rentang suhu fisiologis. The hydroxyl group on cholesterol interacts with the polar head
groups of the membrane phospholipids and sphingolipids , while the bulky steroid and
the hydrocarbon chain are embedded in the membrane, alongside the nonpolar fatty acid
chain of the other lipids. Para hidroksil kelompok pada kolesterol berinteraksi dengan
kutub kelompok kepala membran fosfolipid dan sphingolipids , sedangkan besar steroid
dan hidrokarbon rantai tertanam dalam membran, di samping nonpolar rantai asam lemak
dari lipid lainnya. In this structural role, cholesterol reduces the permeability of the
plasma membrane to protons (positive hydrogen ions) and sodium ions . [ 7 ] Dalam peran
struktural, kolesterol mengurangi permeabilitas membran plasma untuk proton (positif
hidrogen ion) dan ion natrium . [7]
Within the cell membrane, cholesterol also functions in intracellular transport, cell
signaling and nerve conduction. Dalam membran sel, kolesterol juga berfungsi dalam
transportasi intraseluler, sinyal sel dan konduksi saraf. Cholesterol is essential for the
structure and function of invaginated caveolae and clathrin -coated pits, including
caveola-dependent and clathrin-dependent endocytosis . Kolesterol sangat penting untuk
struktur dan fungsi invaginated caveolae dan clathrin -lubang dilapisi, termasuk caveolabergantung dan tergantung clathrin- endositosis . The role of cholesterol in such
endocytosis can be investigated by using methyl beta cyclodextrin (MCD) to remove
cholesterol from the plasma membrane. Peran kolesterol dalam endositosis tersebut dapat
diselidiki dengan menggunakan metil beta siklodekstrin (MCD) untuk menghilangkan
kolesterol dari membran plasma. Recently, cholesterol has also been implicated in cell
signaling processes, assisting in the formation of lipid rafts in the plasma membrane .
Baru-baru ini, kolesterol juga telah terlibat dalam proses pensinyalan sel, membantu
dalam pembentukan rakit lipid dalam membran plasma . In many neurons, a myelin
sheath, rich in cholesterol, since it is derived from compacted layers of Schwann cell
membrane, provides insulation for more efficient conduction of impulses. [ 8 ] Dalam
banyak neuron, suatu mielin sarung, kaya kolesterol, karena berasal dari lapisan
dipadatkan dari sel Schwann membran, menyediakan isolasi untuk konduksi impuls lebih
efisien. [8]
Within cells, cholesterol is the precursor molecule in several biochemical pathways.
Dalam sel, kolesterol adalah molekul prekursor dalam jalur biokimia beberapa. In the
liver, cholesterol is converted to bile , which is then stored in the gallbladder . Dalam
hati, kolesterol diubah menjadi empedu , yang kemudian disimpan dalam kantong

empedu . Bile contains bile salts, which solubilize fats in the digestive tract and aid in the
intestinal absorption of fat molecules as well as the fat-soluble vitamins, A , D , E , and K
. Empedu mengandung garam empedu, yang melarutkan lemak dalam saluran pencernaan
dan membantu dalam penyerapan usus molekul lemak serta vitamin larut lemak, A , D , E
, dan K . Cholesterol is an important precursor molecule for the synthesis of vitamin D
and the steroid hormones , including the adrenal gland hormones cortisol and
aldosterone , as well as the sex hormones progesterone , estrogens , and testosterone , and
their derivatives. Kolesterol adalah molekul prekursor penting untuk sintesis vitamin D
dan hormon steroid , termasuk kelenjar adrenal hormon kortisol dan aldosteron , serta
hormon seks progesteron , estrogen , dan testosteron , dan turunannya.
Some research indicates cholesterol may act as an antioxidant . [ 9 ] Beberapa penelitian
menunjukkan kolesterol dapat bertindak sebagai antioksidan . [9]

[ edit ] Dietary sources [ sunting ] sumber Diet


Animal fats are complex mixtures of triglycerides , with lesser amounts of phospholipids
and cholesterol. Lemak hewan adalah campuran kompleks trigliserida , dengan jumlah
yang lebih kecil dari fosfolipid dan kolesterol. As a consequence, all foods containing
animal fat contain cholesterol to varying extents. [ 10 ] Major dietary sources of cholesterol
include cheese , egg yolks , beef , pork , poultry , and shrimp . [ 11 ] Sebagai
konsekuensinya, semua makanan yang mengandung lemak hewani mengandung
kolesterol untuk luasan yang bervariasi. [10] sumber makanan utama dari kolesterol
termasuk keju , kuning telur , daging sapi , babi , unggas , dan udang . [11]
Human breast milk also contains significant quantities of cholesterol. [ 12 ] Manusia ASI
juga mengandung jumlah yang signifikan dari kolesterol. [12]
The amount of cholesterol present in plant-based food sources is generally much lower
than animal based sources. [ 11 ] [ 13 ] In addition, plant products such as flax seeds and
peanuts contain cholesterol-like compounds called phytosterols , which are suggested to
help lower serum cholesterol levels. [ 14 ] Jumlah yang hadir kolesterol dalam sumber
makanan nabati umumnya jauh lebih rendah daripada sumber berbasis hewan. [11] [13]
Selain itu, tanaman produk seperti biji rami dan kacang mengandung kolesterol seperti
senyawa yang disebut pitosterol , yang disarankan untuk membantu menurunkan serum
kadar kolesterol. [14]
Total fat intake, especially saturated fat and trans fat , [ 15 ] plays a larger role in blood
cholesterol than intake of cholesterol itself. Asupan lemak total, terutama lemak jenuh
dan lemak trans , [15] memainkan peran lebih besar dalam kolesterol darah dari asupan
kolesterol itu sendiri. Saturated fat is present in full fat dairy products, animal fats,
several types of oil and chocolate. Lemak jenuh hadir dalam produk susu penuh lemak,
lemak hewan, beberapa jenis minyak dan coklat. Trans fats are typically derived from the
partial hydrogenation of unsaturated fats, and do not occur in significant amounts in
nature. Lemak trans biasanya berasal dari hidrogenasi parsial lemak tak jenuh, dan tidak
terjadi dalam jumlah yang signifikan di alam. Trans fat is most often encountered in

margarine and hydrogenated vegetable fat, and consequently in many fast foods, snack
foods, and fried or baked goods. Trans fat yang paling sering dijumpai dalam margarin
dan lemak nabati terhidrogenasi, dan akibatnya dalam banyak makanan cepat saji,
makanan ringan, dan barang digoreng atau dipanggang.
A change in diet in addition to other lifestyle modifications may help reduce blood
cholesterol. Perubahan dalam diet selain modifikasi gaya hidup lainnya dapat membantu
mengurangi kolesterol darah. Avoiding animal products may decrease the cholesterol
levels in the body not only by reducing the quantity of cholesterol consumed but also by
reducing the quantity of cholesterol synthesized. Menghindari produk-produk hewani
dapat menurunkan kadar kolesterol dalam tubuh tidak hanya dengan mengurangi jumlah
kolesterol yang dikonsumsi, tetapi juga dengan mengurangi jumlah kolesterol disintesis.
Those wishing to reduce their cholesterol through a change in diet should aim to consume
less than 7% of their daily energy needs {metric units Joules (J) or (kJ), pre- SI calories
(Cal) or (kcal)} from animal fat and fewer than 200 mg of cholesterol per day. [ 16 ]
Mereka yang ingin menurunkan kolesterol mereka melalui perubahan dalam diet harus
bertujuan untuk mengkonsumsi kurang dari 7% dari kebutuhan sehari-hari mereka energi
{metrik unit Joule (J) atau (kJ), pra- SI kalori (Cal) atau (kkal)} dari hewan lemak dan
kurang dari 200 mg kolesterol per hari. [16]
It is debatable that a diet, changed to reduce dietary fat and cholesterol, can lower blood
cholesterol levels, [ 4 ] (and thus reduce the likelihood of development of, among others,
coronary artery disease leading to coronary heart disease ), because any reduction to
dietary cholesterol intake could be counteracted by the organs compensating to try to
keep blood cholesterol levels constant. [ 17 ] Also pointed out is the experimental discovery
that in the diet, ingested animal protein can raise blood cholesterol more than the ingested
saturated fat or any cholesterol. [ 18 ] Moreover, the benefits of a diet supplemented with
plant sterol esters has been questioned. [ 19 ] [ 20 ] Hal ini diperdebatkan bahwa diet, diubah
untuk mengurangi lemak dari makanan dan kolesterol, dapat menurunkan kadar
kolesterol darah, [4] (dan dengan demikian mengurangi kemungkinan pengembangan,
antara lain, penyakit arteri koroner menyebabkan penyakit jantung koroner ), karena
pengurangan apapun asupan kolesterol makanan bisa digagalkan oleh organ kompensasi
untuk mencoba untuk menjaga kadar kolesterol darah yang konstan. [17] Juga
menunjukkan adalah penemuan eksperimental yang dalam diet, protein hewani dicerna
dapat meningkatkan kolesterol darah lebih dari lemak jenuh tertelan atau kolesterol. [18]
Selain itu, manfaat dari pola makan ditambah dengan ester sterol tanaman telah
dipertanyakan. [19] [20]

[ edit ] Biosynthesis [ sunting ] Biosintesis


All animal cells manufacture cholesterol with relative production rates varying by cell
type and organ function. Semua sel hewan memproduksi kolesterol dengan tingkat
produksi yang relatif bervariasi menurut jenis sel dan fungsi organ. About 2025% of
total daily cholesterol production occurs in the liver ; other sites of higher synthesis rates
include the intestines , adrenal glands , and reproductive organs . Sekitar 20-25% dari
produksi kolesterol total harian terjadi dalam hati , situs lain dari tingkat sintesis yang

lebih tinggi termasuk usus , kelenjar adrenal , dan organ reproduksi . Synthesis within the
body starts with one molecule of acetyl CoA and one molecule of acetoacetyl-CoA ,
which are hydrated to form 3-hydroxy-3-methylglutaryl CoA ( HMG-CoA ). Sintesis
dalam tubuh dimulai dengan satu molekul asetil KoA dan satu molekul acetoacetyl-KoA ,
yang terhidrasi membentuk 3-hidroksi-3-methylglutaryl CoA ( HMG-CoA ). This
molecule is then reduced to mevalonate by the enzyme HMG-CoA reductase . Molekul
ini kemudian direduksi menjadi mevalonate oleh enzim HMG-CoA reductase . This step
is the regulated, rate-limiting and irreversible step in cholesterol synthesis and is the site
of action for the statin drugs (HMG-CoA reductase competitive inhibitors). Langkah ini
adalah, diatur tingkat-membatasi dan langkah ireversibel dalam sintesis kolesterol dan
merupakan tempat aksi untuk statin obat (HMG-CoA reduktase inhibitor kompetitif).
Mevalonate is then converted to 3-isopentenyl pyrophosphate in three reactions that
require ATP . Mevalonate kemudian diubah menjadi 3-isopentenil pirofosfat dalam tiga
reaksi yang memerlukan ATP . Mevalonate is decarboxylated to isopentenyl
pyrophosphate , which is a key metabolite for various biological reactions. Mevalonate
adalah dekarboksilasi untuk pirofosfat isopentenil , yang merupakan kunci untuk reaksi
biologis metabolit berbagai. Three molecules of isopentenyl pyrophosphate condense to
form farnesyl pyrophosphate through the action of geranyl transferase. Tiga molekul
mengembun pirofosfat isopentenil untuk membentuk pirofosfat farnesyl melalui aksi
geranyl transferase. Two molecules of farnesyl pyrophosphate then condense to form
squalene by the action of squalene synthase in the endoplasmic reticulum . Dua molekul
pirofosfat farnesyl kemudian mengembun untuk membentuk squalene oleh aksi squalene
sintase dalam retikulum endoplasma . Oxidosqualene cyclase then cyclizes squalene to
form lanosterol . Oxidosqualene adenilat kemudian cyclizes squalene untuk membentuk
lanosterol . Finally, lanosterol is then converted to cholesterol. [ 21 ] Akhirnya, lanosterol
kemudian diubah menjadi kolesterol. [21]
Konrad Bloch and Feodor Lynen shared the Nobel Prize in Physiology or Medicine in
1964 for their discoveries concerning the mechanism and regulation of cholesterol and
fatty acid metabolism . Konrad Bloch dan Feodor Lynen berbagi Hadiah Nobel dalam
Fisiologi atau Kedokteran pada tahun 1964 untuk penemuan mereka tentang mekanisme
dan pengaturan kolesterol dan metabolisme asam lemak .

[ edit ] Regulation of cholesterol synthesis [ sunting ] Peraturan sintesis


kolesterol
Biosynthesis of cholesterol is directly regulated by the cholesterol levels present, though
the homeostatic mechanisms involved are only partly understood. Biosintesis kolesterol
secara langsung diatur oleh kadar kolesterol ini, meskipun homeostatik mekanisme yang
terlibat hanya sebagian dipahami. A higher intake from food leads to a net decrease in
endogenous production, whereas lower intake from food has the opposite effect. Sebuah
asupan lebih tinggi dari makanan menyebabkan penurunan bersih di produksi endogen,
sementara asupan yang lebih rendah dari makanan memiliki efek sebaliknya. The main
regulatory mechanism is the sensing of intracellular cholesterol in the endoplasmic
reticulum by the protein SREBP (sterol regulatory element-binding protein 1 and 2). [ 22 ]

In the presence of cholesterol, SREBP is bound to two other proteins: SCAP (SREBPcleavage-activating protein) and Insig1 . Mekanisme peraturan utama adalah
penginderaan intraseluler kolesterol dalam retikulum endoplasma oleh protein SREBP
(sterol peraturan elemen-binding protein 1 dan 2). [22] Dalam kehadiran kolesterol,
SREBP terikat untuk dua protein lain: SCAP (SREBP -pembelahan-activating protein)
dan Insig1 . When cholesterol levels fall, Insig-1 dissociates from the SREBP-SCAP
complex, allowing the complex to migrate to the Golgi apparatus , where SREBP is
cleaved by S1P and S2P (site-1 and -2 protease), two enzymes that are activated by SCAP
when cholesterol levels are low. Ketika kadar kolesterol turun, Insig-1 berdisosiasi dari
kompleks SREBP-SCAP, memungkinkan kompleks untuk bermigrasi ke aparatus Golgi ,
di mana SREBP dibelah oleh S1P dan S2P (situs-1 dan -2 protease), dua enzim yang
diaktifkan oleh SCAP ketika tingkat kolesterol rendah. The cleaved SREBP then migrates
to the nucleus and acts as a transcription factor to bind to the sterol regulatory element
(SRE), which stimulates the transcription of many genes. Para SREBP dibelah kemudian
berpindah ke nukleus dan bertindak sebagai faktor transkripsi untuk mengikat sterol
elemen regulasi (SRE), yang merangsang transkripsi gen banyak. Among these are the
low-density lipoprotein ( LDL ) receptor and HMG-CoA reductase . Di antaranya adalah
low-density lipoprotein ( LDL ) reseptor dan HMG-CoA reductase . The former
scavenges circulating LDL from the bloodstream, whereas HMG-CoA reductase leads to
an increase of endogenous production of cholesterol. [ 23 ] A large part of this signaling
pathway was clarified by Dr. Michael S. Brown and Dr. Joseph L. Goldstein in the 1970s.
Para mantan scavenges beredar LDL dari aliran darah, sedangkan HMG-CoA reductase
menyebabkan peningkatan produksi kolesterol endogen. [23] Sebagian besar dari jalur
signaling diklarifikasi oleh Dr Michael S. Brown dan Dr Joseph L. Goldstein pada 1970an. In 1985, they received the Nobel Prize in Physiology or Medicine for their work. Pada
tahun 1985, mereka menerima Penghargaan Nobel dalam Fisiologi atau Kedokteran
untuk pekerjaan mereka. Their subsequent work shows how the SREBP pathway
regulates expression of many genes that control lipid formation and metabolism and body
fuel allocation. Kerja berikutnya mereka menunjukkan bagaimana jalur SREBP mengatur
ekspresi banyak gen yang mengontrol pembentukan lemak dan metabolisme tubuh dan
alokasi bahan bakar.
Cholesterol synthesis can be turned off when cholesterol levels are high, as well. Sintesis
kolesterol dapat dimatikan bila kadar kolesterol tinggi, juga. HMG CoA reductase
contains both a cytosolic domain (responsible for its catalytic function) and a membrane
domain. HMG CoA reduktase berisi domain sitosolik (bertanggung jawab untuk fungsi
katalitik) dan domain membran. The membrane domain functions to sense signals for its
degradation. Domain membran fungsi untuk sinyal masuk akal untuk degradasi.
Increasing concentrations of cholesterol (and other sterols) cause a change in this
domain's oligomerization state, which makes it more susceptible to destruction by the
proteosome . Meningkatkan konsentrasi kolesterol (dan sterol lain) menyebabkan
perubahan di negara oligomerisasi domain ini, yang membuatnya lebih rentan terhadap
perusakan oleh proteosome . This enzyme's activity can also be reduced by
phosphorylation by an AMP-activated protein kinase . Kegiatan ini enzim juga dapat
dikurangi dengan fosforilasi oleh AMP-protein diaktifkan kinase . Because this kinase is
activated by AMP, which is produced when ATP is hydrolyzed, it follows that cholesterol

synthesis is halted when ATP levels are low. [ 24 ] Karena kinase ini diaktifkan oleh AMP,
yang dihasilkan ketika ATP dihidrolisis, maka sintesis kolesterol yang dihentikan ketika
tingkat ATP yang rendah. [24]

[ edit ] Plasma transport and regulation of absorption [ sunting ] Plasma


transportasi dan regulasi penyerapan
See also: Blood lipids Lihat juga: lipid Darah
Cholesterol is only slightly soluble in water ; it can dissolve and travel in the water-based
bloodstream at exceedingly small concentrations. Kolesterol hanya sedikit larut dalam air
, yang dapat larut dan perjalanan di aliran darah berbasis air pada konsentrasi sangat
kecil. Since cholesterol is insoluble in blood, it is transported in the circulatory system
within lipoproteins , complex discoidal particles which have an exterior composed of
amphiphilic proteins and lipids whose outward-facing surfaces are water-soluble and
inward-facing surfaces are lipid-soluble; triglycerides and cholesterol esters are carried
internally. Karena kolesterol tidak larut dalam darah, diangkut dalam sistem peredaran
darah dalam lipoprotein , partikel discoidal kompleks yang memiliki eksterior terdiri dari
amphiphilic protein dan lipid yang menghadap ke luar permukaan adalah air-larut dan
menghadap ke dalam permukaan lipid-larut; trigliserida dan ester kolesterol dilakukan
secara internal. Phospholipids and cholesterol, being amphipathic, are transported in the
surface monolayer of the lipoprotein particle. Fosfolipid dan kolesterol, yang
amphipathic, diangkut dalam monolayer permukaan partikel lipoprotein.
In addition to providing a soluble means for transporting cholesterol through the blood,
lipoproteins have cell-targeting signals that direct the lipids they carry to certain tissues.
Selain menyediakan sarana yang larut untuk mengangkut kolesterol melalui darah,
lipoprotein memiliki sel-penargetan sinyal yang mengarahkan lipid yang mereka bawa ke
jaringan tertentu. For this reason, there are several types of lipoproteins within blood
called, in order of increasing density, chylomicrons , very-low-density lipoprotein
(VLDL), intermediate-density lipoprotein (IDL), low-density lipoprotein (LDL), and
high-density lipoprotein (HDL). Untuk alasan ini, ada beberapa jenis lipoprotein dalam
darah yang disebut, dalam rangka meningkatkan kepadatan, kilomikron , sangat-lowdensity lipoprotein (VLDL), intermediate density lipoprotein (IDL), low-density
lipoprotein (LDL), dan tinggi -density lipoprotein (HDL). The more cholesterol and less
protein a lipoprotein has, the less dense it is. Kolesterol lebih banyak dan sedikit protein
lipoprotein, semakin kurang padat itu. The cholesterol within all the various lipoproteins
is identical, although some cholesterol is carried as the "free" alcohol and some is carried
as fatty acyl esters referred to as cholesterol esters. Kolesterol dalam semua berbagai
lipoprotein identik, meskipun beberapa kolesterol dilakukan sebagai alkohol "bebas" dan
beberapa dilakukan sebagai ester asil lemak disebut sebagai kolesterol ester. However,
the different lipoproteins contain apolipoproteins , which serve as ligands for specific
receptors on cell membranes. Namun, berbeda lipoprotein mengandung apolipoproteins ,
yang berfungsi sebagai ligan untuk reseptor spesifik pada membran sel. In this way, the
lipoprotein particles are molecular addresses that determine the start- and endpoints for

cholesterol transport. Dengan cara ini, partikel lipoprotein adalah alamat molekuler yang
menentukan awal dan titik akhir untuk transportasi kolesterol.
Chylomicrons, the least dense type of cholesterol transport molecules, contain
apolipoprotein B-48 , apolipoprotein C , and apolipoprotein E in their shells. Kilomikron,
jenis paling padat molekul transportasi kolesterol, mengandung apolipoprotein B-48 ,
apolipoprotein C , dan E apolipoprotein pada cangkang mereka. Chylomicrons are the
transporters that carry fats from the intestine to muscle and other tissues that need fatty
acids for energy or fat production. Kilomikron adalah transporter yang membawa lemak
dari usus ke otot dan jaringan lain yang membutuhkan asam lemak untuk energi atau
produksi lemak. Cholesterol which is not used by muscles remains in more cholesterolrich chylomicron remnants, which are taken up from the bloodstream by the liver.
Kolesterol yang tidak digunakan oleh otot-otot tetap di lebih kaya kolesterol chylomicron
sisa-sisa, yang diambil dari aliran darah oleh hati.
VLDL molecules are produced by the liver and contain excess triacylglycerol and
cholesterol that is not required by the liver for synthesis of bile acids. VLDL molekul
diproduksi oleh hati dan mengandung triacylglycerol kelebihan dan kolesterol yang tidak
diperlukan oleh hati untuk sintesis asam empedu. These molecules contain apolipoprotein
B100 and apolipoprotein E in their shells. Molekul-molekul ini mengandung
apolipoprotein B100 dan apolipoprotein E dalam cangkang mereka. During transport in
the bloodstream, the blood vessels cleave and absorb more triacylglycerol from IDL
molecules, which contain an even higher percentage of cholesterol. Selama transportasi
dalam aliran darah, pembuluh darah membelah dan menyerap lebih banyak dari molekul
triacylglycerol IDL, yang mengandung persentase yang lebih tinggi dari kolesterol. The
IDL molecules have two possible fates: Half are into metabolism by HTGL , taken up by
the LDL receptor on the liver cell surfaces, and the other half continue to lose
triacylglycerols in the bloodstream until they form LDL molecules, which have the
highest percentage of cholesterol within them. Molekul IDL memiliki dua nasib yang
mungkin: Setengah yang menjadi metabolisme oleh HTGL , diambil oleh reseptor LDL
pada permukaan sel hati, dan setengah lainnya terus kehilangan triacylglycerols dalam
aliran darah sampai mereka membentuk molekul LDL, yang memiliki persentase
tertinggi kolesterol dalam diri mereka.
LDL molecules, therefore, are the major carriers of cholesterol in the blood, and each one
contains approximately 1,500 molecules of cholesterol ester. Molekul LDL, oleh karena
itu, operator utama kolesterol dalam darah, dan masing-masing berisi sekitar 1.500
molekul ester kolesterol. The shell of the LDL molecule contains just one molecule of
apolipoprotein B100, which is recognized by the LDL receptor in peripheral tissues. Shell
dari molekul LDL hanya mengandung satu molekul apolipoprotein B100, yang diakui
oleh reseptor LDL pada jaringan perifer. Upon binding of apolipoprotein B100, many
LDL receptors become localized in clathrin -coated pits. Setelah mengikat apolipoprotein
B100, banyak reseptor LDL menjadi terlokalisasi di clathrin -lubang dilapisi. Both the
LDL and its receptor are internalized by endocytosis to form a vesicle within the cell.
Baik LDL dan reseptor yang diinternalisasi oleh endositosis untuk membentuk vesikel
dalam sel. The vesicle then fuses with a lysosome , which has an enzyme called

lysosomal acid lipase that hydrolyzes the cholesterol esters. Vesikel kemudian sekering
dengan lisosom , yang memiliki enzim yang disebut asam lisosomal lipase yang
menghidrolisis ester-ester kolesterol. Now within the cell, the cholesterol can be used for
membrane biosynthesis or esterified and stored within the cell, so as to not interfere with
cell membranes. Sekarang dalam sel, kolesterol dapat digunakan untuk biosintesis
membran atau esterifikasi dan disimpan dalam sel, sehingga tidak mengganggu membran
sel.
Synthesis of the LDL receptor is regulated by SREBP , the same regulatory protein as
was used to control synthesis of cholesterol de novo in response to cholesterol presence in
the cell. Sintesis dari reseptor LDL diatur oleh SREBP , protein peraturan yang sama
seperti yang digunakan untuk mengontrol sintesis kolesterol de novo dalam menanggapi
kehadiran kolesterol dalam sel. When the cell has abundant cholesterol, LDL receptor
synthesis is blocked so new cholesterol in the form of LDL molecules cannot be taken up.
Ketika sel memiliki kolesterol berlimpah, LDL reseptor sintesis kolesterol diblokir
sehingga baru dalam bentuk molekul LDL tidak dapat diambil. On the converse, more
LDL receptors are made when the cell is deficient in cholesterol. Pada sebaliknya,
reseptor LDL lebih dibuat ketika sel kekurangan kolesterol. When this system is
deregulated, many LDL molecules appear in the blood without receptors on the
peripheral tissues. Ketika sistem ini dideregulasi, banyak LDL dalam darah molekul
muncul tanpa reseptor pada jaringan perifer. These LDL molecules are oxidized and
taken up by macrophages , which become engorged and form foam cells. Molekulmolekul LDL teroksidasi dan diambil oleh makrofag , sel busa yang menjadi membesar
dan bentuk. These cells often become trapped in the walls of blood vessels and contribute
to artherosclerotic plaque formation. Sel-sel ini sering menjadi terjebak dalam dinding
pembuluh darah dan berkontribusi untuk plak artherosclerotic formasi. Differences in
cholesterol homeostasis affect the development of early atherosclerosis (carotid intimamedia thickness). [ 25 ] These plaques are the main causes of heart attacks, strokes, and
other serious medical problems, leading to the association of so-called LDL cholesterol
(actually a lipoprotein ) with "bad" cholesterol. [ 24 ] Perbedaan dalam homeostasis
kolesterol mempengaruhi perkembangan aterosklerosis dini (intima-ketebalan media). [25]
Ini plak adalah penyebab utama serangan jantung, stroke, dan masalah medis serius,
mengarah ke asosiasi yang disebut kolesterol LDL ( sebenarnya lipoprotein ) dengan
kolesterol "buruk". [24]
Also, HDL particles are thought to transport cholesterol back to the liver for excretion or
to other tissues that use cholesterol to synthesize hormones in a process known as reverse
cholesterol transport (RCT). [ 26 ] Having large numbers of large HDL particles correlates
with better health outcomes. [ 27 ] In contrast, having small numbers of large HDL particles
is independently associated with atheromatous disease progression within the arteries.
Juga, partikel HDL dianggap transportasi kolesterol kembali ke hati untuk ekskresi atau
jaringan lain yang menggunakan kolesterol untuk mensintesis hormon dalam proses yang
dikenal sebagai transportasi kolesterol terbalik (RCT). [26] Setelah sejumlah besar partikel
HDL yang besar berkorelasi dengan lebih baik hasil kesehatan. [27] Sebaliknya, memiliki
nomor kecil partikel HDL yang besar secara independen terkait dengan ateromatosa
perkembangan penyakit dalam arteri.

[ edit ] Metabolism, recycling and excretion [ sunting ] Metabolisme, daur


ulang dan ekskresi
Cholesterol is susceptible to oxidation and easily forms oxygenated derivatives known as
oxysterols . Kolesterol adalah rentan terhadap oksidasi dan mudah bentuk turunan
oksigen dikenal sebagai oxysterols . Three different mechanisms can form these;
autoxidation, secondary oxidation to lipid peroxidation, and cholesterol-metabolizing
enzyme oxidation. Tiga mekanisme yang berbeda dapat membentuk ini; autoksidasi,
oksidasi sekunder untuk peroksidasi lipid, dan kolesterol-metabolisme oksidasi enzim. A
great interest in oxysterols arose when they were shown to exert inhibitory actions on
cholesterol biosynthesis. [ 28 ] This finding became known as the oxysterol hypothesis.
Sebuah minat yang besar dalam oxysterols muncul ketika mereka ditunjukkan untuk
mengerahkan tindakan penghambatan pada biosintesis kolesterol. [28] Temuan ini
kemudian dikenal sebagai "hipotesis oxysterol". Additional roles for oxysterols in human
physiology include their: participation in bile acid biosynthesis, function as transport
forms of cholesterol, and regulation of gene transcription. [ 29 ] Peran tambahan untuk
oxysterols dalam fisiologi manusia termasuk mereka:. Partisipasi dalam fungsi empedu
biosintesis asam, sebagai bentuk transportasi kolesterol, dan regulasi transkripsi gen [29]
Cholesterol is oxidized by the liver into a variety of bile acids . [ 30 ] These, in turn, are
conjugated with glycine , taurine , glucuronic acid , or sulfate . Kolesterol teroksidasi
oleh hati ke dalam berbagai asam empedu . [30] ini, pada gilirannya, terkonjugasi dengan
glisin , taurin , asam glukuronat , atau sulfat . A mixture of conjugated and nonconjugated
bile acids, along with cholesterol itself, is excreted from the liver into the bile . Campuran
asam empedu terkonjugasi dan nonconjugated, bersama dengan kolesterol itu sendiri,
adalah diekskresikan dari hati ke empedu . Approximately 95% of the bile acids are
reabsorbed from the intestines, and the remainder are lost in the feces. [ 31 ] The excretion
and reabsorption of bile acids forms the basis of the enterohepatic circulation , which is
essential for the digestion and absorption of dietary fats. Sekitar 95% dari asam empedu
diserap dari usus, dan sisanya hilang dalam feses. [31] Para ekskresi dan reabsorpsi asam
empedu bentuk dasar dari sirkulasi enterohepatik , yang penting untuk pencernaan dan
penyerapan makanan lemak. Under certain circumstances, when more concentrated, as in
the gallbladder , cholesterol crystallises and is the major constituent of most gallstones .
Dalam keadaan tertentu, ketika lebih terkonsentrasi, seperti pada kandung empedu
mengkristal, kolesterol dan merupakan unsur utama yang paling batu empedu . Although,
lecithin and bilirubin gallstones also occur, but less frequently. [ 32 ] Every day, up to 1 g of
cholesterol enters the colon. Meskipun, lesitin dan bilirubin batu empedu juga terjadi,
tetapi kurang sering. [32] Setiap hari, hingga 1 g kolesterol memasuki usus besar. This
cholesterol originates from the diet, bile, and desquamated intestinal cells, and can be
metabolized by the colonic bacteria. Kolesterol ini berasal dari diet, empedu, dan sel-sel
usus desquamated, dan dapat dimetabolisme oleh bakteri kolon. Cholesterol is mainly
converted into coprostanol, a nonabsorbable sterol which is excreted in the feces.
Kolesterol terutama diubah menjadi coprostanol, sterol nonabsorbable yang
diekskresikan dalam tinja. A cholesterol-reducing bacterium origin has been isolated
from human feces. [ 33 ] [ non-primary source needed ] Sebuah asal bakteri mengurangi kolesterol telah
diisolasi dari tinja manusia. [33] [ non-primer sumber yang dibutuhkan ]

[ edit ] Significance [ sunting ] Signifikansi


[ edit ] Hypercholesterolemia [ sunting ] Hiperkolesterolemia
Main articles: hypercholesterolemia and lipid hypothesis Artikel utama:
hiperkolesterolemia dan hipotesis lipid
According to the lipid hypothesis , abnormal cholesterol levels ( hypercholesterolemia )
that is, higher concentrations of LDL and lower concentrations of functional HDL
are strongly associated with cardiovascular disease because these promote atheroma
development in arteries ( atherosclerosis ). Menurut hipotesis lipid , kadar kolesterol yang
abnormal ( hiperkolesterolemia )-yaitu, konsentrasi yang lebih tinggi dari LDL dan
konsentrasi yang lebih rendah dari fungsional HDL -yang sangat terkait dengan penyakit
kardiovaskuler karena mempromosikan ateroma pembangunan di arteri ( aterosklerosis ).
This disease process leads to myocardial infarction (heart attack), stroke , and peripheral
vascular disease . Hal ini menyebabkan proses penyakit infark miokard (serangan
jantung), stroke yang , dan penyakit pembuluh darah perifer . Since higher blood LDL,
especially higher LDL particle concentrations and smaller LDL particle size, contribute to
this process more than the cholesterol content of the HDL particles, [ 34 ] LDL particles are
often termed "bad cholesterol" because they have been linked to atheroma formation.
Karena LDL darah yang lebih tinggi, terutama tinggi konsentrasi partikel LDL dan lebih
kecil ukuran partikel LDL, memberikan kontribusi untuk proses lebih dari kandungan
kolesterol dari partikel HDL, [34] partikel LDL sering disebut "kolesterol jahat" karena
mereka telah terkait dengan pembentukan ateroma . On the other hand, high
concentrations of functional HDL, which can remove cholesterol from cells and
atheroma, offer protection and are sometimes referred to as "good cholesterol". Di sisi
lain, konsentrasi tinggi HDL fungsional, yang dapat menghilangkan kolesterol dari sel
dan ateroma, menawarkan perlindungan dan kadang-kadang disebut sebagai "kolesterol
baik". These balances are mostly genetically determined, but can be changed by body
build, medications , food choices, and other factors. [ 35 ] Saldo ini sebagian besar genetik
ditentukan, tetapi dapat diubah oleh tubuh membangun, obat-obatan , pilihan makanan,
dan faktor lainnya. [35]
Conditions with elevated concentrations of oxidized LDL particles, especially "small
dense LDL" (sdLDL) particles, are associated with atheroma formation in the walls of
arteries , a condition known as atherosclerosis , which is the principal cause of coronary
heart disease and other forms of cardiovascular disease . Kondisi dengan peningkatan
konsentrasi partikel LDL teroksidasi, terutama "LDL kecil padat" (sdLDL) partikel, yang
berhubungan dengan ateroma formasi di dinding arteri , sebuah kondisi yang dikenal
sebagai aterosklerosis , yang merupakan penyebab utama dari penyakit jantung koroner
dan bentuk lain dari penyakit kardiovaskular . In contrast, HDL particles (especially large
HDL) have been identified as a mechanism by which cholesterol and inflammatory
mediators can be removed from atheroma. Sebaliknya, HDL (HDL terutama besar) telah
diidentifikasi sebagai mekanisme yang mediator kolesterol dan inflamasi dapat dihapus
dari ateroma. Increased concentrations of HDL correlate with lower rates of atheroma
progressions and even regression. Peningkatan konsentrasi HDL berkorelasi dengan

tingkat yang lebih rendah dari progresi ateroma dan bahkan regresi. A 2007 study pooling
data on almost 900,000 subjects in 61 cohorts demonstrated that blood total cholesterol
levels have an exponential effect on cardiovascular and total mortality, with the
association more pronounced in younger subjects. Sebuah studi 2007 mengumpulkan
data pada hampir 900.000 mata pelajaran dalam 61 kohort menunjukkan bahwa kadar
kolesterol total darah memiliki efek pada mortalitas kardiovaskular eksponensial dan
total, dengan asosiasi lebih jelas dalam mata pelajaran yang lebih muda. Still, because
cardiovascular disease is relatively rare in the younger population, the impact of high
cholesterol on health is still larger in older people. [ 36 ] Namun, penyakit kardiovaskular
karena relatif jarang terjadi pada populasi yang lebih muda, dampak dari kolesterol tinggi
pada kesehatan masih lebih besar pada orang tua. [36]
Elevated levels of the lipoprotein fractions, LDL, IDL and VLDL are regarded as
atherogenic (prone to cause atherosclerosis). [ 37 ] Levels of these fractions, rather than the
total cholesterol level, correlate with the extent and progress of atherosclerosis.
Peningkatan kadar fraksi lipoprotein, LDL, VLDL IDL dan dianggap sebagai aterogenik
(cenderung menyebabkan aterosklerosis). [37] Tingkat fraksi ini, daripada tingkat
kolesterol total, berkorelasi dengan tingkat dan kemajuan aterosklerosis. On the converse,
the total cholesterol can be within normal limits, yet be made up primarily of small LDL
and small HDL particles, under which conditions atheroma growth rates would still be
high. Pada sebaliknya, kolesterol total dapat dalam batas normal, namun tetap terutama
terdiri dari partikel HDL LDL kecil dan kecil, dalam kondisi ateroma tingkat
pertumbuhan akan tetap tinggi. In contrast, however, if LDL particle number is low
(mostly large particles) and a large percentage of the HDL particles are large, then
atheroma growth rates are usually low, even negative, for any given total cholesterol
concentration. [ citation needed ] Recently, a post hoc analysis of the IDEAL and the EPIC
prospective studies found an association between high levels of HDL cholesterol
(adjusted for apolipoprotein AI and apolipoprotein B) and increased risk of
cardiovascular disease, casting doubt on the cardioprotective role of "good cholesterol".
[ 38 ]
Sebaliknya, namun, jika jumlah partikel LDL rendah (kebanyakan partikel besar) dan
sebagian besar partikel HDL yang besar, maka ateroma tingkat pertumbuhan biasanya
rendah, bahkan negatif, untuk setiap konsentrasi kolesterol yang diberikan total. [ kutipan
diperlukan ]
Baru , analisis post hoc dari IDEAL dan studi prospektif EPIC menemukan
hubungan antara tingginya kadar kolesterol HDL (disesuaikan apolipoprotein AI dan
apolipoprotein B) dan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular, casting keraguan
tentang peran kardioprotektif dari "kolesterol baik". [38]
Elevated cholesterol levels are treated with a strict diet consisting of low saturated fat,
trans fat-free, low cholesterol foods, [ 39 ] [ 40 ] often followed by one of various
hypolipidemic agents , such as statins , fibrates , cholesterol absorption inhibitors,
nicotinic acid derivatives or bile acid sequestrants. [ 41 ] Extreme cases have previously
been treated with partial ileal bypass surgery , which has now been superseded by
medication. Apheresis -based treatments are still used for very severe hyperlipidemias
that are either unresponsive to treatment or require rapid lowering of blood lipids. [ citation
needed ]
Kadar kolesterol tinggi diobati dengan diet ketat yang terdiri dari rendah lemak
jenuh, trans bebas lemak, makanan rendah kolesterol, [39] [40] sering diikuti oleh salah satu

dari berbagai agen hipolipidemik , seperti statin , fibrat , inhibitor penyerapan kolesterol,
nikotinik asam derivatif atau sequestrants asam empedu. [41] kasus ekstrim sebelumnya
telah diobati dengan operasi bypass parsial ileum , yang sekarang telah digantikan oleh
obat. apheresis berbasis perawatan masih digunakan untuk hyperlipidemias sangat parah
yang baik tidak responsif terhadap pengobatan atau membutuhkan cepat penurunan lipid
darah [. rujukan? ]
Multiple human trials using HMG-CoA reductase inhibitors, known as statins , have
repeatedly confirmed that changing lipoprotein transport patterns from unhealthy to
healthier patterns significantly lowers cardiovascular disease event rates, even for people
with cholesterol values currently considered low for adults. [ citation needed ] As a result, people
with a history of cardiovascular disease may derive benefit from statins irrespective of
their cholesterol levels, [ 42 ] and in men without cardiovascular disease, there is benefit
from lowering abnormally high cholesterol levels ("primary prevention"). [ 43 ] Primary
prevention in women is practiced only by extension of the findings in studies on men, [ 44 ]
since in women, none of the large statin trials has shown a reduction in overall mortality
or in cardiovascular endpoints. [ 45 ] Beberapa percobaan manusia menggunakan HMGCoA reductase inhibitor, yang dikenal sebagai statin , telah berulang kali menegaskan
bahwa pola transportasi perubahan lipoprotein dari pola yang tidak sehat untuk sehat
secara signifikan menurunkan tingkat penyakit peristiwa kardiovaskular, bahkan untuk
orang dengan nilai-nilai kolesterol saat ini dianggap rendah untuk orang dewasa [. rujukan? ]
Akibatnya, orang dengan riwayat penyakit kardiovaskular dapat mendapatkan
keuntungan dari statin terlepas dari tingkat kolesterol mereka, [42] dan pada pria tanpa
penyakit jantung, ada manfaat dari menurunkan kadar kolesterol abnormal tinggi
("pencegahan primer"). [43 ] pencegahan primer pada wanita hanya dipraktekkan oleh
perpanjangan dari temuan dalam penelitian pada laki-laki, [44] karena dalam wanita, tidak
satu pun dari percobaan statin besar telah menunjukkan penurunan angka kematian secara
keseluruhan atau di titik akhir kardiovaskular. [45]
Level mg / dL
Tingkat mg /
dL
< 200 <200
200240 200240
> 240 > 240

Level mmol / L
Tingkat mmol / Interpretation Interpretasi
L
Desirable level corresponding to lower risk for heart
< 5.2 <5.2
disease Sesuai dengan risiko lebih rendah untuk
penyakit jantung tingkat yang diinginkan
5.26.2 5.2-6.2

Borderline high risk Batas risiko tinggi

> 6.2 > 6.2

High risk Risiko tinggi

The 1987 report of National Cholesterol Education Program , Adult Treatment Panels
suggests the total blood cholesterol level should be: < 200 mg/dL normal blood
cholesterol, 200239 mg/dL borderline-high, > 240 mg/dL high cholesterol. [ 46 ] The
American Heart Association provides a similar set of guidelines for total (fasting) blood
cholesterol levels and risk for heart disease: [ 47 ] Laporan 1987 dari National Cholesterol
Education Program , Adult Treatment Panel menunjukkan tingkat kolesterol total darah
harus:. <200 mg / dL kolesterol darah normal, 200-239 mg / dL batas-tinggi,> 240 mg /

dL kolesterol tinggi [46 ] The American Heart Association menyediakan satu set sama
pedoman untuk total (puasa) kadar kolesterol dan risiko penyakit jantung: [47]
However, as today's testing methods determine LDL ("bad") and HDL ("good")
cholesterol separately, this simplistic view has become somewhat outdated. Namun,
sebagai metode pengujian hari ini menentukan LDL ("buruk") dan HDL ("baik")
kolesterol secara terpisah, pandangan sederhana telah menjadi sedikit ketinggalan jaman.
The desirable LDL level is considered to be less than 100 mg/dL (2.6 mmol /L), [ 48 ]
although a newer upper limit of 70 mg/dL (1.8 mmol/L) can be considered in higher-risk
individuals based on some of the above-mentioned trials. Tingkat LDL diinginkan
dianggap kurang dari 100 mg / dL (2,6 mmol / L), [48] meskipun batas atas yang lebih baru
dari 70 mg / dL (1,8 mmol / L) dapat dipertimbangkan dalam berisiko tinggi individu
berdasarkan beberapa percobaan yang disebutkan di atas. A ratio of total cholesterol to
HDLanother useful measureof far less than 5:1 is thought to be healthier. Sebuah
rasio total kolesterol terhadap HDL-lain yang berguna pengukuran yang jauh lebih kecil
dari 5:1 dianggap sehat. Of note, typical LDL values for children before fatty streaks
begin to develop is 35 mg/dL. [ citation needed ] Dari catatan, nilai LDL khas untuk anak-anak
sebelum garis-garis lemak mulai dikembangkan adalah 35 mg / dL. [ kutipan diperlukan ]

Reference ranges for blood tests , showing usual, as well as optimal, levels of HDL, LDL
and total cholesterol in mass and molar concentrations, is found in orange color at right,
that is, among the blood constituents with the highest concentration. Referensi rentang
untuk tes darah , menunjukkan biasa, serta yang optimal, tingkat HDL, kolesterol LDL
dan total pada massa dan konsentrasi molar, ditemukan dalam warna oranye di sebelah
kanan, yaitu, di antara konstituen darah dengan konsentrasi tertinggi.
Total cholesterol is defined as the sum of HDL, LDL, and VLDL. Total kolesterol
didefinisikan sebagai jumlah HDL, LDL, dan VLDL. Usually, only the total, HDL, and
triglycerides are measured. Biasanya, hanya total, HDL, dan trigliserida diukur. For cost
reasons, the VLDL is usually estimated as one-fifth of the triglycerides and the LDL is
estimated using the Friedewald formula (or a variant ): estimated LDL = [total
cholesterol] [total HDL] [estimated VLDL]. Untuk alasan biaya, VLDL biasanya
diperkirakan sebagai salah satu-seperlima dari trigliserida dan LDL diperkirakan
menggunakan rumus Friedewald (atau varian ): Diperkirakan LDL = [kolesterol total] [total per HDL] - [diperkirakan VLDL]. VLDL can be calculated by dividing total
triglycerides by five. VLDL dapat dihitung dengan membagi total trigliserida lima. Direct
LDL measures are used when triglycerides exceed 400 mg/dL. LDL langsung langkahlangkah yang digunakan ketika trigliserida melebihi 400 mg / dL. The estimated VLDL
and LDL have more error when triglycerides are above 400 mg/dL. [ 49 ] Para VLDL dan
LDL diperkirakan memiliki kesalahan lebih banyak ketika trigliserida di atas 400 mg /
dL. [49]

Given the well-recognized role of cholesterol in cardiovascular disease, some studies


have shown, surprisingly, an inverse correlation between cholesterol levels and mortality.
Mengingat peran yang diakui kolesterol dalam penyakit jantung, beberapa studi telah
menunjukkan, mengejutkan, korelasi terbalik antara kadar kolesterol dan kematian. A
2009 study of patients with acute coronary syndromes found an association of
hypercholesterolemia with better mortality outcomes. [ 50 ] In the Framingham Heart Study
, in subjects over 50 years of age, they found an 11% increase overall and 14% increase
in CVD mortality per 1 mg/dL per year drop in total cholesterol levels. Sebuah studi 2009
pasien dengan sindrom koroner akut menemukan hubungan hiperkolesterolemia dengan
hasil mortalitas yang lebih baik. [50] Dalam Framingham Heart Study , di mata pelajaran
lebih dari 50 tahun, mereka menemukan peningkatan 11% secara keseluruhan dan
peningkatan 14% dalam kematian CVD per 1 mg / dL per drop tahun di kadar kolesterol
total. The researchers attributed this phenomenon to the fact that people with severe
chronic diseases or cancer tend to have below-normal cholesterol levels. [ 51 ] This
explanation is not supported by the Vorarlberg Health Monitoring and Promotion
Programme, in which men of all ages and women over 50 with very low cholesterol were
increasingly likely to die of cancer, liver diseases, and mental diseases. Para peneliti
fenomena ini disebabkan oleh fakta bahwa orang dengan penyakit kronis yang parah atau
kanker cenderung memiliki kadar kolesterol di bawah normal. [51] Penjelasan ini tidak
didukung oleh Monitoring Kesehatan Vorarlberg dan Program Promosi, di mana orangorang dari segala usia dan perempuan lebih dari 50 dengan kolesterol yang sangat rendah
semakin mungkin untuk meninggal akibat kanker, penyakit hati, dan penyakit mental.
This result indicates the low-cholesterol effect occurs even among younger respondents,
contradicting the previous assessment among cohorts of older people that this is a proxy
or marker for frailty occurring with age. [ 52 ]
The vast majority of doctors and medical scientists consider that there is a link between
cholesterol and atherosclerosis as discussed above; [ 53 ] a small group of scientists, united
in The International Network of Cholesterol Skeptics , questions the link. [ 54 ]

[ edit ] Hypocholesterolemia
Abnormally low levels of cholesterol are termed hypocholesterolemia . Research into the
causes of this state is relatively limited, but some studies suggest a link with depression ,
cancer , and cerebral hemorrhage . In general, the low cholesterol levels seem to be a
consequence of an underlying illness, rather than a cause. [ 36 ]

[ edit ] Cholesterol testing


The examples and perspective in this section report US measures, whereas the
measure in many places is mmol/L, into which they need to be converted,
therefore the section may not represent a worldwide view of the subject .
Please improve this article and discuss the issue on the talk page . (October 2009)
Harap memperbaiki artikel ini dan mendiskusikan masalah di halaman
pembicaraan . (Oktober 2009)

The American Heart Association recommends testing cholesterol every five years for
people aged 20 years or older. [ 55 ]
A blood sample after 12-hour fasting is taken by a doctor, or a home cholesterolmonitoring device is used to determine a lipoprotein profile . This measures total
cholesterol, LDL (bad) cholesterol, HDL (good) cholesterol, and triglycerides. It is
recommended to test cholesterol at least every five years if a person has total cholesterol
of 200 mg/dL or more, or if a man over age 45 or a woman over age 50 has HDL (good)
cholesterol less than 40 mg/dL, or there are other risk factors for heart disease and stroke.
(In different countries measurements are given in mg/dL or mmol/L; 1 mmol/L is 38.665
mg/dL.)

[ edit ] Interactive pathway map [ sunting ] peta jalur


Interaktif
Click on genes, proteins and metabolites below to link to respective articles. [ 56 ]
[[File: [[File:

[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[

]]
]]
Kesimpulan
Waktu telah membuktikan bahwa mengkonsumsi obat-obatan kimiawi khususnya obat
penurun kolesterol selain tidak berguna juga berbahaya bagi kesehatan jangka panjang.
Obat kolesterol semacam ini termasuk dalam golongan Statin Drugs yang membuat
imunitas tubuh melemah karena hal-hal berikut:

Statin drug mengakibatkan penurunan kadar Coenzyme Q10 (CoQ10) dalam


tubuh kita, dimana enzim ini adalah salah satu enzim utama untuk berfungsinya
organ-organ tubuh dan hormon secara optimal.
Kekurangan CoQ10 dalam tubuh mengakibatkan terganggunya kinerja organorgan vital, sehingga membahayakan tubuh kita.
Salah satu penyebab awal tubuh kekurangan C

Profil lipid
From Wikipedia, the free encyclopedia Dari Wikipedia, ensiklopedia bebas
Jump to: navigation , search Langsung ke: navigasi , cari
Lipid profile or lipid panel , is the collective term given to the estimation of, typically,
total cholesterol , high-density lipoprotein cholesterol , low-density lipoprotein
cholesterol , and triglycerides . Lipid profil atau lipid panel , adalah istilah kolektif yang
diberikan kepada perkiraan, biasanya, kolesterol total , kolesterol high-density lipoprotein
, kolesterol low-density lipoprotein , dan trigliserida . An extended lipid profile may
include very low-density lipoprotein . Profil lipid diperpanjang mungkin termasuk sangat
rendah-density lipoprotein . This is used to identify hyperlipidemia (various disturbances
of cholesterol and triglyceride levels), many forms of which are recognized risk factors
for cardiovascular disease and sometimes pancreatitis . Ini digunakan untuk
mengidentifikasi hiperlipidemia , banyak bentuk yang diakui faktor risiko untuk
(berbagai gangguan kadar kolesterol dan trigliserida) penyakit kardiovaskular dan
kadang-kadang pankreatitis .
It is recommended that healthy adults with no other risk factors for heart disease be tested
with a fasting lipid profile once every five years. [ citation needed ] Individuals may also be
screened using only a cholesterol test and not a full lipid profile. Disarankan bahwa orang
dewasa sehat tanpa faktor risiko lain untuk penyakit jantung diuji dengan profil lipid
puasa sekali setiap lima tahun [. rujukan? ] Individu juga dapat diputar hanya menggunakan
tes kolesterol dan bukan profil lipid penuh. However, if the cholesterol test result is high,
there may be the need to have follow-up testing with a lipid profile. [ citation needed ] Namun,
jika hasil tes kolesterol tinggi, mungkin ada kebutuhan untuk memiliki tindak lanjut
pengujian dengan profil lipid. [ kutipan diperlukan ]
If there are other risk factors or the individual has had a high cholesterol level in the past,
regular testing is needed and the individual should have a full lipid profile. [ citation needed ]
Jika ada faktor risiko lain atau individu memiliki tingkat kolesterol tinggi dalam

pengujian, masa lalu yang teratur diperlukan dan individu harus memiliki profil lipid
penuh [. rujukan? ]
For children and adolescents at low risk, lipid testing is usually not ordered routinely.
Untuk anak-anak dan remaja beresiko rendah, pengujian lipid biasanya tidak
memerintahkan secara rutin. However, screening with a lipid profile is recommended for
children and youths who are at an increased risk of developing heart disease as adults.
Namun skrining dengan profil lipid yang direkomendasikan untuk anak-anak dan pemuda
yang berada pada peningkatan risiko mengembangkan penyakit jantung sebagai orang
dewasa. Some of the risk factors are similar to those in adults and include a family
history of heart disease or health problems such as diabetes, high blood pressure
(hypertension), or being overweight. Beberapa faktor risiko yang serupa dengan pada
orang dewasa dan termasuk riwayat keluarga penyakit jantung atau masalah kesehatan
seperti diabetes, tekanan darah tinggi (hipertensi), atau kelebihan berat badan. High-risk
children should have their first lipid profile between 2 and 10 years old, according to the
American Academy of Pediatrics . Berisiko tinggi anak harus memiliki profil lipid
pertama mereka antara 2 dan 10 tahun, menurut American Academy of Pediatrics .
Children younger than 2 years old are too young to be tested. [ citation needed ] Anak-anak muda
dari 2 tahun terlalu muda untuk diuji. [ kutipan diperlukan ]
A total cholesterol reading can be used to assess an individual's risk for heart disease,
however, it should not be relied upon as the only indicator. Sebuah membaca kolesterol
total dapat digunakan untuk menilai risiko individu untuk penyakit jantung,
bagaimanapun, seharusnya tidak dapat diandalkan sebagai indikator saja. The individual
components that make up total cholesterol reading - LDL, HDL, and VLDL - are also
important in measuring risk. [ citation needed ] Komponen individu yang membentuk membaca
kolesterol total - LDL, HDL, dan VLDL - juga penting dalam mengukur risiko [. rujukan? ]
For instance, one's total cholesterol may be high, but this may be due to very high good
(HDL) cholesterol levels - which can actually help prevent heart disease. Misalnya,
kolesterol total seseorang mungkin tinggi, tapi ini mungkin karena sangat tinggi baik
(HDL) tingkat kolesterol - yang benar-benar dapat membantu mencegah penyakit
jantung. So, while a high total cholesterol level may help give an indication that that there
is a problem with cholesterol levels, the components that make up total cholesterol should
also be measured. [ citation needed ] Jadi, sementara kadar kolesterol total yang tinggi dapat
membantu memberikan indikasi bahwa ada masalah dengan kadar kolesterol, komponen
yang membentuk kolesterol total juga harus diukur. [ kutipan diperlukan ]
A lipid profile may also be ordered at regular intervals to evaluate the success of lipidlowering lifestyle changes such as diet and exercise or to determine the effectiveness of
drug therapy such as statins. [ citation needed ] Profil lipid juga dapat memesan secara berkala
untuk menilai keberhasilan penurun lipid perubahan gaya hidup seperti diet dan olahraga
atau untuk menentukan efektivitas terapi obat seperti statin
atar Belakang : Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau

kedua-duanya. Diabetes Melitus berkorelasi sangat erat dengan obesitas dan risiko
kejadian penyakit jantung koroner. Tujuan : Mengetahui perbedaan profil lipid dan risiko
penyakit jantung koroner pada penderita Diabetes Melitus tipe II obesitas dan nonobesitas di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Metode : Penelitian ini menggunakan desain
penelitian cross-sectional. Data kadar kolesterol, kadar trigliserid, berat badan dan tinggi
badan diperoleh dari rekam medik. Analisis data dengan menggunakan t-test, MannWhitney dan Epi Info 6. Hasil : Rata-rata umur subjek penelitian >59 tahun, sebagian
besar subjek penelitian mempunyai jenis kelamin perempuan (53%), indeks massa tubuh
subjek penelitian yang tergolong laki-laki obesitas (53,1%) dan non-obesitas (39,7%)
sedangkan perempuan yang obesitas (46,9%) dan non-obesitas (60,3%). Tidak ada
perbedaan kadar kolesterol pada penderita Diabetes Melitus tipe II obesitas dan nonobesitas (p=0,785), tidak ada perbedaan kadar trigliserid pada penderita Diabetes Melitus
tipe II obesitas dan non-obesitas (p=0,262), kadar kolesterol pada penderita Diabetes
Melitus tipe II obesitas dan non- obesitas bukan merupakan faktor risiko penyakit jantung
koroner (RP=2,03), kadar trigliserid pada penderita Diabetes Melitus II obesitas dan nonobesitas bukan merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner (RP=2,15). Kesimpulan
: tidak terdapat perbedaan profil lipid yang signifikan pada penderita Diabetes Melitus
tipe II obesitas dan non-obesitas. Status obesitas pada penderita Diabetes Melitus tipe II
bukan merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Profil lipid pada penderita
Diabetes Melitus tipe II bukan merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Saran :
Perlu adanya penelitian lebih lanjut dengan menggunakan variabel lain yang dapat
mempengaruhi kadar profil lipid penderita diabetes melitus tipe II misalnya kebiasaan
merokok, diet, penyakit penyerta, stress dan genetik.
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]

[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]

[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[ [[
]] ]]
[[

You might also like