Professional Documents
Culture Documents
pengelolaan persampahan perkotaan di Kabupaten Dompu, dibutuhkan arahan yang tepat, bukan
hanya pada kebutuhan akan pendanaan tetapi juga adalah bagaimana pengelolaan kegiatan
pelayanan yang terdiri atas beberapa kegiatan utama, antara lain adalah pemilahan, pengumpulan,
pengangkutan, pengolahan dan pemrosesan akhir sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan
manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau
keindahan. Mengingat keterbatasan sarana dan prasarana pendukung seperti tong sampah, maka
diperlukan adanya penambahan tong sampah sebagai sarana pengumpulan sampah rumah tangga
sebelum diangkut ke TPS atau Transfer depo sehingga proses pelayanan persampahan semakin
mudah dan terlayani dengan baik.
UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN :
1. Meningkatkan retribusi persampahan sebagai upaya disinsentif , sehingga diharapkan sumber
sampah dapat mengurangi produksi sampahnya. Karena salah-satu dalam penentuan
besarnya tarif retribusi adalah : besarnya volume sampah yang dihasilkan.
2. Mengadakan sosialisasi dibidang persampahan , dimana sebagian materinya adalah kondisi
TPA yang sudah penuh dan besarnya biaya operasional pengelolaan sampah termasuk
permasalahan transportasi pengangkutan sampah ke TPA ( mahal dan macet ) serta bahaya /
resiko pencemaran. Yang audiennya disampaikan kepada masyarakat luas dan kepada siswa
seKabupaten Dompu.
3. Pengadaan tong sampah organik dan anorganik pada Dinas/Instansi di Kabupaten Dompu.
4. Rehabilitasi/Peningkatan TPA Bara dari sistem Open Dumping ke sistem Control landfill.
USULAN KEGIATAN
Bercermin pada upaya upaya yang telah ditempuh selama ini bahwa kondisi / kemampuan dan
kesiapan warga adalah kunci keberhasilan dalam pengelolaan sampah, untuk Kabupaten Dompu
pelaksanaan 3R mungkin bisa dengan 2R dahulu dan diawali dengan pemilahan sampah organik dan
anorganik.
Untuk itu salah satu cara pengelolaan sampah rumah tangga yang diusulkan adalah memilah sampah
sejak mulai sampah tersebut diletakkan atau di tingkat rumah tangga. Sehingga dengan metode
pemilahan sampah antara organik dan anorganik yang dilanjutkan dengan 2R ( mengurangi sampah
dan menggunakan kembali sampah ) sejak awal maka sampah yang dibawa ke TPA akan semakin
sedikit dan menimbulkan masalah seminimal mungkin.
Lokasi Kegiatan : KELURAHAN BADA
Kelurahan Bada berpenduduk kurang lebih 1.278 KK (sumber data : BPS tahun 2012). Dari hasil studi
EHRA (Environmental Health Risk Assessment) yang dilaksanakan oleh Pokja Sanitasi Kabupaten
Dompu tahun 2012 kelurahan Bada termasuk dari 4 (empat) kelurahan yang mempunyai resiko
sanitasi tinggi.
Pengelolaan sampah sejak awal di tingkat rumah-tangga membutuhkan suatu tempat sampah yang
sedikit berbeda seperti yang lazim kita lihat, walaupun di beberapa tempat sudah dilakukan, namun
masih sedikit jumlahnya. Proyek yang diusulkan adalah pengadaan tempat sampah berupa tong / drum
plastik untuk memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik di ....... titik (dibutuhkan 2
x ..... unit tong ).
TUJUAN PROYEK
Tujuan umum : Meningkatkan kebersihan kota dan menghindari dampak negatif dari banyaknya
timbunan sampah di Kabupaten Dompu.
Sementara itu, tujuan spesifiknya adalah :
1. Memilah sampah sejak awal sampah diletakkan yaitu di rumah tangga
2. Menambah penghasilan / pemasukan keluarga melalui pengolahan sampah organik sebagai
pupuk tanaman
3. Memilah sampah organik dan anorganik sehingga konsep 2R dapat berjalan baik
4. Meminimalisir sampah yang sampai di TPA
5. Mengurangi beban / biaya transportasi pengangkutan sampah ke TPA
KELUARAN PROYEK
Proyek ini akan menghasilkan ............. unit tong sampah beserta kelengkapannya yang akan
diletakkan di lingkungan permukiman di kalurahan Bada.
Proyek ini juga akan membiayai persiapan masyarakat sampai dengan terbentuk dan beroperasinya
organisasi pengelola, dan penyuluhan bagi kelompok masyarakat serta SKPD yang menjadi
penaggungjawab proyek.
PENGELOLA PROYEK
Penanggungjawab proyek atau supervisor proyek adalah SubDin Tata Kota Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Dompu, Namun pengelolaannya dapat diserahkan kepada pihak lain yang disetujui baik
oleh pemberi hibah, karena merupakan penyedia dana proyek maupun pihak Dinas Pekerjaan Umum.
Agar tujuan proyek ini yaitu realisasi pembuatan ....... unit tempat sampah dalam jangka waktu 1 tahun
desertai kegiatan penyuluhannya, maka diperlukan pengelola dan pengawas proyek yang handal.
Pihak yang ditunjuk donor dan pemerintah kabupaten untuk mengelola proyek (bisa tim kecil dari
berbagai unsur pokja, atau LSM, kelompok masyarakat) harus benar- benar dapat mengawasi
pembuatan tempat sampah sesuai disain, spesifikasi dan berada pada lokasi lokasi (titik titik) yang
telah ditentukan, dan memastikan bahwa kontraktor pelaksana bekerja tepat waktu, karena jika tidak
tepat waktu harus dikenakan denda/penalti kepada kontraktor pelaksana.
Pihak pengelola proyek harus juga paham akan standar kualitas sehingga akan efektif memantau
kualitas keluaran proyek, walaupun sebetulnya dalam proses lelang hal ini sudah dielaborasi. Hal lain
yang penting adalah manajemen keuangan proyek, hal ini harus didesain sejak awal, apakah akan
menggunakan mekanisme keuangan daerah atau tidak (sebagai bentuk pertanggungjawaban
keuangan proyek), hal ini akan berkaitan dengan prosedur pelelangan yang dilakukan, apakah akan
mengacu pada perpres 80/2003 atau dilakukan oleh pihak donor (swasta).
Uraian Pekerjaan
A.
B.
1.
2.
3.
Kontraktor xxxxx
C.
1.
D.
E.
F.
Biaya Sosialisasi
Biaya Pendampingan
Biaya Monitoring & Evaluasi
G.
Ringkasan Biaya
Biaya Persiapan Lelang
Biaya Pembuatan Tempat
Sampah
Biaya Tim Pengelola Proyek
Biaya Sosialisasi
Biaya Pendampingan
Biaya Monitoring & Evaluasi
H.
Vol.
Satuan
Harga Satuan
(Rp.)
Jumlah Harga
(Rp.)