Professional Documents
Culture Documents
HIPERTENSI
Oleh:
Rizal Tahta Maulana
G99132008
.
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU FARMASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNS / RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2015
STATUS PASIEN
I. ANAMNESIS
A. IDENTITAS PENDERITA
Nama
: Tn. M
Umur
: 40 Tahun
Jenis Kelamin
: Laki-Laki
Alamat
: Wonogiri
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Buruh
B. Keluhan Utama :
Kepala cekot-cekot
C. Riwayat Penyakit Sekarang :
Kurang lebih 1 minggu yang lalu pasien sering mengeluh kepala
cekot-cekot. Cekot-cekot terutama dirasakan di kepala bagian belakang.
Cekot-cekot dirasakan hilang timbul terutama jika malamnya susah tidur.
Pasien sering tidak bisa bekerja karena sakit kepalanya itu. Beberapa
bulan yang lalu pasien pernah mengalami rasa sakit yang sama. Kemudian
pasien periksa ke puskesmas dan dinyatakan darah tinggi. Dari puskesmas
pasien mendapat obat, namun pasien lupa obat yang telah dikonsumsinya.
Pasien merasa baikan setelah meminum obat dari puskesmas, dan tidak
berobat lagi secara rutin karena merasa sudah sembuh.
D. Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat sakit jantung
: disangkal
Riwayat stroke
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
Riwayat mondok
: disangkal
E. Riwayat Kebiasaan
Riwayat merokok
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat asma
: disangkal
Riwayat alergi
: disangkal
: disangkal
B. Status Gizi
BB
= 53 kg
TB
= 155 cm
BMI = 22,06
C. Kulit
: Warna coklat, turgor menurun (-), hiperpigmentasi (-), kering
(-), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-), ekimosis (-),
D. Kepala
pucat (-)
: Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban (-), mudah
E. Mata
F. Telinga
strabismus (-/-)
: Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan
G. Hidung
H. Mulut
penghidu baik
: Sianosis (-), gusi berdarah (-), gigi tanggal (+), bibir kering
(-), pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-),
I. Leher
J. Thorax
d.
N. Abdomen :
a. Inspeksi
(-), venektasi (-), sikatrik (-), stria (-), caput medusae (-)
b. Auskultasi
:Peristaltik (+) normal
c. Perkusi
:Timpani, pekak alih (-)
d. Palpasi :Supel, nyeri tekan (-). Hepar tidak teraba. Lien tidak
teraba.
O. Genitourinaria : Ulkus (-), sekret (-), tanda-tanda radang (-)
P. Ekstremitas : Kuku pucat (+), spoon nail (-)
Akral dingin
Oedem
-
III. DIAGNOSIS
Hipertensi stage II
IV. TUJUAN PENGOBATAN
1
Medikamentosa
R/ HCT tab mg 25 No.XXI
6
S 1 dd tab 1 mane
R/ Captopril tab mg 12,5 No.XXI
S 2 dd tab 1 ac
Pro: Tn.M (40 tahun)
VI. PEMBAHASAN OBAT
Pada kasus diatas diberikan obat:
kombinasi Hidroklorotiazid + Captopril.
Hidroklorotiazid merupakan salah satu golongan obat diuretik dengan
proses pengeluaran cairan tubuh via urine. Obat ini mampu menurunkan
tekanan darah karena dapat menurunkan volume darah, aliran balik vena,
dan curah jantung. Diberikan 1x/hari pada pagi hari.
Captopril merupakan obat antihipertensi golongan ACE inhibitor yaitu
dengan menurunkan Angiotensin II yang merupakan vasokonstriktor
dalam sirkulasi. Diberikan pada saat perut kosong yaitu 1 jam sebelum
makan atau 2 jam sesudah makan. Bat diminum 2x/hari. Pemberian
kombinasi obat ini dengan diuretic atau antihipertensi lainnya akan
meningkatkan efek hipotensi.
TINJAUAN PUSTAKA
HIPERTENSI
A.
DEFINISI
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah
yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor risiko
untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang
lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang
lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan
darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan
darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas,
diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
Hipertensi yang tidak diketahui didefinisikan sebagai hipertensi esensial,
atau lebih dikenal hipertensi primer, untuk membedakannya dengan hipertensi
sekunder bahwa hipertensi sekunder dengan sebab yang diketahui. Menurut
The Seventh Report Of The Joint Committe on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC 7) klasifikasi tekanan
darah
pada
orang
dewasa
terbagi
menjadi
kelompok
Normotensi,
TDS (mmHG)
<120
120-139
140-159
160
TDD (mmHg)
<80
80-89
90-99
100
B.
EPIDEMIOLOGI
Data epidemiologi menunjukkan bahwa dengan meningkatnya populasi
lanjut usia, maka jumlah pasien dengan hipertensi kemungkinan besar juga,
dimana hipertensi sistolik maupun hipertensi sistolik diastolik sering timbul
pada usia >60 tahun. Data dari The National Health and Nutrition
Examination Survey (NHANES) menunjukkan bahwa dari tahun 19992000,insiden hipertensi pada orang dewasa adalah sekitar 29-31% yang berarti
terdapat 58-65 juta orang hipertensi di Amerika, dan terjadi peningkatan 15
juta dari data NHANES III tahun 1989-1991.Hipertensi esensial sendiri
merupakan 95% dari seluruh kasus hipertensi.
C.
MANIFESTASI KLINIS
Peninggian tekanan darah kadang-kadang merupakan satu-satunya gejala.
Bila demikian gejala baru muncul setelah terjadi komplikasi pada ginjal, mata,
otak, atau jantung. Gejala lain yang lebih sering ditemukan adalah sakit
kepala, epistaksis, marah, telinga berdengung, rasa berat di tengkuk, sukar
tidur, mata berkunang kunang dan pusing
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan
dipercaya berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya
tidak). Gejala yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung,
pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada
penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:
sakit kepala
kelelahan
mual
muntah
sesak nafas
gelisah
pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak,
mata, jantung dan ginjal.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan laboratorium rutin yang dilakukan sebelum memulai terapi
bertujuan untuk menentukkan adanya kerusakan organ dan faktor lain atau
mencari penyebab hipertensi. Biasanya diperiksa urin analisa, darah perifer
lengkap, kimia darah (kalium , natrium, kreatinin, gula darah puasa, kolesterol
total, kolesterol HDL, kolesterol LDL) dan EKG. Sebagai tambahan dapat
dilakukan pemeriksaan yang lain seperti klirens kreatinin, protein urin 24
jam, asam urat, kolesterol HDL,dan EKG.
E.
DIAGNOSIS
Diagnosis hipertensi tidak dapat ditegakkan dalam satu kali pengukuran,
hanya dapat ditetapkan setelah dua kali atau lebih pengukuran pada kunjungan
yang berbeda, kecuali terdapat kenaikan yang tinggi atau gejala-gejala klinis.
Pengukuran pertama harus dikonfirmasikan pada sedikitnya 2 kunjungan lagi
dalam waktu satu sampai beberapa minggu. Pengukuran tekanan darah
dilakukan dalam keadaan pasien duduk bersandar, setelah pasien beristirahat
selama 5 menit, dengan ukuran pembungkus lengan yang sesuai.
Anamnesis yang dilakukan meliputi
riwayat
obat-obatan
bebas,
faktor
lingkungan,
pekerjaan,
psikososial dsb.
F.
PATOGENESIS
10
menggambarkan
beberapa
faktor
yang
berperan
dalam
b.
c.
gagal jantung
2. otak
strok atau transient ischemic attack
3. penyakit ginjal kronis
4. penyakit arteri perifer
5. retinopati
11
stroke
ditegakkan
dengan
menggunakan
cranial
fungsi
ginjal
dan
penentuan
adanya
12
PENGOBATAN
Tujuan pengobatan pada pasien hipertensi adalah :
a.
b.
c.
resiko,
serta
penyakit
penyerta
lainnya.Adapun
terapi
nonfarmakologis sbb:
a. menghentikkan merokok
b. menurunkan berata badan yang berlebihan
c. menurunkan konsumsi alkohol yang berlebihan
d. latihan fisik
e. menurunkan asupan garam
f. meningkatkan konsumsi buah dan sayur
g. menurunkan asupan lemak
Jenis-jenis obat antihipertensi untuk terapi farmakologis hipertensi yang
dianjurkan oelh JNC 7 adalah :
a.
b.
c.
d.
e.
Angiotensin
II
Receptor
Blocker
atau
AT1
receptor
antagonist/blocker (ARB)
Untuk sebagian besar pasien hipertensi, terapi dimulai secara bertahap dan
target tekanan darah dicapai secara progresif dalam beberapa minggu.
13
14
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer, Kuspuji Triyanti, Rakhmi Savitri, et al, eds. Kapita Selekta
Kedokteran, edisi 3, jilid I. Jakarta: Penerbit Media Aesculapius, 2001; 518522
Ganiswara, G. Sulistia. 1995. Farmakologi dan Terapi, edisi 4. Jakarta : Bagian
Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Supandiman, I., Fadjari, H. 2006. Anemia pada Penyakit Kronik. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi IV. Jilid II. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Pp: 651652
Yogiantoro, M. Sudoyo, A. W., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simardibrata K. M.,
Setiati, S. 2006. Hipertensi Esensial. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
IV. Jilid I. Jakarta: Balai Penerbit FK UI. Pp: 610-614
15