Professional Documents
Culture Documents
SYOK (SHOCK)
Syok adalah suatu keadaan dimana pasokan darah tidak mencukupi
untuk kebutuhan organ-organ di dalam tubuh. Shock juga didefinisikan sebagai
gangguan sirkulasi yang mengakibatkan penurunan kritis perfusi jaringan vital
atau menurunnya volume darah yang bersirkulasi secara efektif. Pada hewan
yang mengalami syok terjadi penurunan perfusi jaringan, terhambatnya
pengiriman oksigen, dan kekacauan metabolisme sel sehingga produksi energi
oleh sel tidak memadai. Apabila sel tidak dapat menghasilkan energi secara
adekuat, maka sel tidak akan berfungsi dengan baik sehingga pada gilirannya
akan menimbulkan disfungsi dan kegagalan berbagai organ, akhirnya dapat
menimbulkan kematian.
Pada syok yang kurang parah, kompensasi tubuh dapat berupa
peningkatan laju jantung dan konstriksi pembuluh darah perifer (keduanya
secara refleks), sehingga hal tersebut dapat memelihara tahanan perifer dan
aliran darah ke organ-organ vital. Ketika syok bertambah parah, kompensasi ini
akan gagal.
Tipe Syok
Syok secara klasik dibagi menjadi tiga katagori, yaitu kardiogenik,
hipovolemik, dan distributif syok.
menyebabkan
buruknya
kontraktilitas,
atau
toksin/obat
yang
komplikasi umum yang dijumpai pada praktik hewan kecil dan dilaporkan
merupakan penyebab kematian yang paling umum pada unit perawatan intensif
bukan kardium.
Etiologi
Etiologi spesifik dari syok tidak diketahui, tetapi syok dapat terjadi karena
stres yang serius, misalnya karena trauma yang hebat, kegagalan jantung,
perdarahan, terbakar, anestesi, infeksi berat, obstruksi intestinal, anemia,
dehidrasi, anafilaksis, dan intoksikasi.
Tanda Klinik
Tanda klinik syok bervariasi tergantung pada penyebabnya.
Secara
umum, tanda kliniknya dapat berupa apatis, lemah, membrana mukosa pucat,
kualitas pulsus jelek, respirasi cepat, temperatur tubuh rendah, tekanan darah
rendah, capillary refill time lambat, takikardia atau bradikardia (kucing), oliguria,
dan hemokonsentrasi (kecuali pada hemoragi).
Tekanan arteri rendah, membrana mukosa pucat, capiilarity refill time
(CRT) lambat (>2 detik), temperatur rektal rendah atau normal, takipnea, dan
ekstremitas terasa dingin merupakan tanda klinik syok kardiogenik dan
hipovolemik. Untuk membedakan syok kardiogenik dengan syok hipovolemik
dibutuhkan anamnesis lengkap dan evaluasi jantung.
Pasien yang mengalami syok septik awal, membrana mukosanya
mungkin masih merah, CRT cepat (<1 detik), takikardia, demam, dan terasa
Penanganan
Tujuan penanganan syok tahap awal adalah mengembalikan perfusi dan
oksigenasi jaringan dengan mengembalikan volume dan tekanan darah. Pada
syok tahap lebih lanjut, pengembalian perfusi jaringan saja biasanya tidak
cukup untuk menghentikan perkembangan peradangan sehingga perlu
dilakukan upaya menghilangkan faktor toksik yang terutama disebabkan oleh
bakteri.
Pemberian oksigen merupakan penanganan yang sangat umum, tanpa
memperhatikan penyebab syok.
syok.
Terapi cairan merupakan terapi yang paling penting terhadap pasien
yang mengalami syok hipovolemik dan distributif. Pemberian cairan secara IV
akan memperbaiki volume darah yang bersirkulai, menurunkan viskositas
darah, dan meningkatkan aliran darah vena, sehingga membantu memperbaiki
curah jantung. Akibat selanjutnya adalah meningkatkan perfusi jaringan dan
memberikan pasokan oksigen kepada sel.
pemberian cairan kristaloid atau koloid.
hipovolemik dengan fungsi jantung normal, cairan Ringer laktat atau Ringer
asetat diberikan dengan cepat.
adalah 90 ml/kg IV untuk anjing dan 60 ml/kg IV untuk kucing. Seperempat dari
jumlah tersebut diberikan selama 5-15 menit pertama dan bersamaan dengan
itu dilakukan evaluasi terhadap respon kardiovaskular (kecepatan denyut
jantung, warna membrana mukosa, kualitas pulsus, dan CRT). Koloid atau
plasma pada dosis 22 ml/kg pada anjing dan 10-15 ml/kg pada kucing
digunakan untuk resusitasi syok. Kecepatan dan volume terapi cairan harus
dapat ditoleransi oleh individu pasien. Kecepatan dan jumlah pemberian cairan
dimonitor pada tekanan vena sentral dan pengeluaran urin.
Apabila perfusi jaringan berkurang karena kehilangan banyak darah,
secara ideal harus dilakukan transfusi darah dengan kecepatan tidak melebihi
22 ml/kg secara IV dan kontrol perdarahan harus dilakukan dengan baik. Bila
PCV menurun secara akut menjadi di bawah 20%, transfusi padatan sel darah
merah (packed red blood cells) atau darah total secara nyata memperbaiki
tekanan darah dan penghantaran oksigen ke jaringan.
Pada syok kardiogenik, terapi cairan yang terlalu cepat dapat berakibat
fatal karena akan meningkatkan beban kerja jantung dan selanjutnya
membahayakan
sirkulasi.
Terapi
syok
kardiogenik
tergantung
pada
karena
curah
jantung
dan
tahanan
pembuluh
darah
sistemik
DAFTAR PUSTAKA
Ettinger, S. J. dan E. C. Feldman. 2005. Textbook of Veterinary Internal
Medicine. Vol. 1. 6th Ed. St. Louis, Missouri: Elsevier Inc.
Fox, P. R. 2007. Critical care cardiology. In Proceedings of the World Small
Animal Veterinary Association. Sydney, Australia
Fuentes, V. L. 2007. Cardiovascular emergencies. In Proceedings of the
SCIVAC Congress. Rimini, Italy.
Kahn, C. M. dan S. Line. 2008. The Merck Veterinary Manual (E-book). 9th Ed.
Whitehouse Station, N.J., USA: Merck and Co., Inc.
King, L. 2008. Update on feline critical care. In Proceedings of the 33rd World
Small Animal Veterinary Congress. Dublin, Ireland.
Kirby, R. 2007. Shock and shock resuscitation. In Proceedings of the Societa
Culturale Italiana Veterinari Per Animali Da Compagnia Congress.
Rimini, Italy.
Lorenz, M. D., L. M. Cornelius, dan D. C. Ferguson. 1997. Small Animal
Medical Therapeutics. Philadelphia: Lippincott Raven Publisher.
Lorenz, M. D. dan L. M. Cornelius. 2006. Small Animal Medical Diagnosis. 2nd
Ed. Iowa, USA: Blackwell Publishing.
Sibuea, W. H., M. M. Panggabean, dan S. P. Gultom. 2005. Ilmu Penyakit
Dalam. Cetakan Kedua. Jakarta: Rineka Cipta.
Silverstein, D. 2006. The different types of shock. In Proccedings of the
International Congress of the Italian Association of Companion Animal
Veterinarians. 19-21 Mei 2006. Rimini, Italy.