You are on page 1of 4

Beasiswa LPDP (Experience, Tips & Trick) Chapter 1: Seleksi Administrasi

Bonjour!
Alhamdulillah..
Allah begitu baik mengantarkanku ke perjalanan luar biasa mendapatkan beasiswa LPDP. Satusatunya program beasiswa S2 dan S3 di Indonesia yang menurutku paling previlege. Kenapa?
Bayangin, semua biaya studi dari awal masuk sampai lulus, hingga biaya hidup kamu
bakalan full cover 100% oleh LPDP. Standart pembiayaan mereka pun sangat tinggi pula loh,
jauh dibanding beasiswa-beasiswa yang lainnya. Hm, siapa yang tergiur coba??
Wait, sebelum masuk ke pengalamanku sewaktu seleksi, aku kasih short knowledge dulu tentang
LPDP. Jadi, LPDP adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan. Lembaga penyalur beasiswa ini
berada dalam naungan 4 kementrian di Indonesia, yakni Kementrian Keuangan, Kementrian
Agama, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dan Kementrian Riset dan Teknologi. LPDP
berdiri tahun 2012 dan sudah melahirkan sekitar 2600 lebih penerima beasiswa pendidikan untuk
jenjang S2 dan S3 di seluruh penjuru dunia. Tujuannya satu, supaya mereka mengenyam ilmu
yang lebih baik untuk menjadi bekal membangun Indonesia saat mereka kembali dari studi nanti.
Sempet ragu juga pas kemarin mau daftar LPDP ini, karena tujuan awal sebenarnya ke negara
Perancis. Tingkat bahasa ku pun belum sesuai dengan standar LPDP yaitu DELF B2 (sedangkan
aku masih di tingkat B1). Akhirnya aku mencoba untuk mendaftar ke dalam negeri, yaitu tujuan
Universitas Indonesia untuk program studi Teknik Elektro. Karena LPDP mengizinkan para
Awardee-nya untuk berpindah universitas, maka usahain masuk dulu deh ke sistem beasiswanya.
Barulah nanti pilih universitas di seluruh dunia yang kamu mau. ***syarat dan ketentuan
berlaku, hihihi

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Baiklah, kumulai dengan proses pendaftaran dan seleksi administrasi. Pendaftaran LPDP ini
dilakukan secara online di www.lpdp.kemenkeu.go.id, semua data diri diisi secara online dan
beberapa dokumen harus di unggah.
KTP
Ijazah
Transkrip
Sertifikat Bahasa
Surat Rekomendasi
Surat Pernyataan
Rencana Studi dalam
Essay Peranku untuk Indonesia dan Sukses terbesar dalam Hidupku

Karena beasiswa LPDP ini bukanlah beasiswa biasa, tapi teruntuk orang-orang spesial yang tidak
hanya menonjol di sisi akademis-nya saja, dan teruntuk pula orang-orang yang memiliki karakter
kepemimpinan yang sangat kuat, maka untuk mempersiapkan dan memperjuangkannya pun
diperlukan cara-cara anti-mainstream dan unik. Nah, kita kupas satu-satu persyaratan yang ada
disana ya.
Ijazah & Transkrip
Untuk persyaratan nomer 1,2,3 sepertinya nggak perlu ku bahas detil karena jelas bagi pendaftar
LPDP haruslah sudah dinyatakan lulus dan sudah mendapatkan ijazah dan transkrip, tidak bisa
diwakilkan dengan surat keterangan lulus dan sejenisnnya.
Sertifikat Bahasa
Poin ini menjadi persyaratan mutlak yang wajib dipenuhi oleh para pendaftar. Karena LPDP
sangat strict masalah bahasa. Kalau aku boleh bilang, kemampuan bahasa ini menjadi gerbang
seleksi penentu yang menentukan layak tidak nya dokumen yang lain untuk di proses, jadi begitu
kamu gak eliglible di bahasa, gugur deh. Nah, pihak LPDP juga bakal lihat nih, apa bahasa yang
kamu setor match dengan peryaratan universitas.
LPDP menetapkan standart kemampuan bahasa yang berbeda untuk setiap tujuan studi. Untuk
studi program Magister di dalam negeri, skor minimal: TOEFL ITP 500/TOEFL iBT
61/IELTS 6,0/TOEIC 600. Sedangkan, untuk studi program Magister di luar negeri, skor
minimal: TOEFL ITP 550/TOEFL iBT 79/ IELTS 6,5/TOEIC 750. Untuk negara yang
perkuliahannya diajarkan dalam bahasa negara tersebut, bisa menggunakan sertifikat bahasa
negara tersebut. Misal, Perancis pake DELF B2, Korea Selatan pake TOPIK Level 3, danlainlain.
Nah, kebetulan saya cuma punya sertifikat TOEIC tuh waktu itu, jadinya submit nya ke TOEIC
deh, dan Alhamdulillah diterima untuk pesyaratan dalam negeri. Tapi, mulai periode seleksi ke 3
tahun 2015 ini, persyaratan bahasa tersebut di atas bisa banget gugur kalo kamu sudah punya
Unconditional LoA, mantab skali kan LPDP ini.
Surat Ijin Belajar & Surat Rekomendasi
Surat ijin belajar ini diperuntukkan bagi mereka yang sudah bekerja, surat ijin belajar harus
ditulis oleh atasan kerja. Sedangkan surat rekomendasi sifatnya adalah wajib, boleh dari atasan
kerja, tokoh masyarakat (recommended), dosen pembimbing, atau bahkan profesor dari
universitas asal. Untuk kedua surat ini memiliki format yang masing-masing bisa diunduh di
website resmi lpdp.

Untuk surat rekomendasi, aku mendapat 2 surat rekomendasi dari doktor di kampus asalku dan 1
surat dari pak RT & RW. Nahloh, kok Pak RT & RW? Eits tunggu dulu, bukan pak RT & RW
dimana aku tinggal, tapi pak RT & RW dimana dulu aku pernah melakukan kegiatan sosial atau
pengabdian masyarakat. Jujur, surat rekomendasi ini bagiku adalah surat sakti, karena surat ini
cukup untuk membuktikan kemampuan non-akademis ku di bidang keorganisasian.
Rencana Studi
Ketika kamu memutuskan untuk mendaftar beasiswa LPDP, maka pertanyaan besar yang harus
muncul di benak kalian adalah What Would We Do For Indonesia?
Dengan menjabarkan rencana studi kamu, maka akan menggambarkan sejauh
apa NIAT kamu INGIN lanjut S2/S3 dan sekaligus berkontribusi untuk bangsa Indonesia. Dari
sini, bakal keliatan banget mana yang manusia abal-abal yang cuma pengen jalan-jalan ke luar
negeri doang, dan mana yang bener-bener serius S2 demi meningkatkan kualitas diri untuk
pengabdian kepada bangsa.
Sebenarnya untuk menulis rencana studi, nggak ada patokan atau standart khusus sih, karena kita
bener-bener nggak tau apa yang dicari oleh tim LPDP. Semuanya bener-bener random.
Menurutku, secara global, yang terpenting dalam rencana studi kamu adalah latar belakang dan
tujuan yang jelas, mau ngapain aja di universitas pilihan kamu selama 2 tahun (untuk S2), lalu
output studi apa yang sekiranya berguna buat bangsa Indonesia, dan pastinya sesuai dengan
bidang yang kamu tekuni.
Bukan suatu hal yang muluk, sederhana saja, atau mungkin simple things, tapi bener-bener kita
mampu membuktikan bahwa hal kecil itu bisa banget berguna buat kemajuan Indonesia di masa
datang.
Saya pribadi, kemarin sempat mengajukan penelitian tentang topik telekomunikasi untuk
kebencanaan. Topik ini sangat mungkin diimplementasikan di Indonesia untuk tujuan
Indonesia Nol Korban Bencana dalam 10 tahun mendatang. Tentunya, ide saya didukung
dengan memanfaatkan teknologi telekomunikasi yang akan segera datang di Indonesia dalam
beberapa tahun ke depan, dan hanya bisa dipelajari di negara yang sudah pernah
mengimplementasikan teknologi tersebut, salah satunya adalah negara Perancis. Untuk
memperkuat tujuan studi ku, aku juga menyempatkan diri membuat proposal tesis yang kelak
akan kutunjukkan ke pihak interviewer.
Essay

Dalam proses seleksi administrasi, penulisan essay dan rencana studi mengambil porsi penilaian
yang sangat besar. Jadi, kemampuan menuangkan ide brilian dan terkemas rapi dalam satu
tulisan singkat adalah tantangan tersendiri bagiku. Menurutku, dalam menulis essay, kita harus
jujur. Jujur dalam segala aspek tulisan, mulai dari huruf pembuka hingga huruf penutup.
Saat menulis essay Sukses terbesar dalam hidupku, aku bener-bener nulis berdasarkan
pengalaman pribadiku. Karena sesungguhnya ngga ada parameter yang jelas soal sukses, jadi the
only one who knows is YOU. Sukses menurut kamu seperti apa? Dan sudah sejauh apa dirimu?
Truss, pas nulis essay Peranku Bagi Indonesia, disini ku tuliskan mimpi dan harapan ku pasca
studi master, ku utarakan segala nya dengan niat dan iktikad yang membara di dada dalam
tulisan. Yang jelas, kita harus berguna, kita harus berkontribusi, kita harus berbakti pada negara,
dalam bentuk apapun, sekecil apapun kontribusinya. Karna setitik niat baik saja, muncullah
harapan besar bagi kemajuan negeri. InshaAllah.
Sekali lagi, ngga ada patokan bagus tidaknya essay ini, tapi kamu, iya, kamu, yang bertanding
melawan dirimu sendiri. Bisa gak kamu pertanggungjawabkan apa yang kamu tulis? Bisa gak
ngebuat essay jadi keren? Hahahay. Good Luck, guys! See you in Chapter 2.

***Berikut contoh essay yang kubuat ketika seleksi. Bisa dijadikan bahan referensi. Feel free to
download di link berikut:

You might also like