You are on page 1of 19

DIABETES MELLITUS

Diabetes mellitus adalah penyakit kronik yang sering terjadi pada orang dewasa.
Walaupun demikian sangat bergantung pada
keduanya memerlukan

jenis diabetes dan usia klien,

asuhan keperawatan yang beragam. Penyakit ini

ditandai dengan hiperglikemia yang tidak adekuat disebabkan oleh defisiensi


insulin yang relatif atau menetap. Penyakit ini adalah jenis penyakit yang sering
terjadi, walaupun demikian tidak jelas penyebabnya. Klien dengan diabetes
mellitus akan mengalami perobahan sepanjang hidupnya dalam pola hidup dan
status kesehatan. Asuhan keperawatan diberikan di tatanan pelayanan terhadap
diagnosa penyakit serta penanganan komplikasi. Peran utama perawat adalah
sebagai edukator baik di rumah sakit maupun dimasyarakat.
Diabetes mellitus ditandai dengan adanya intoleransi glucose. Penyakit ini terjadi
akibat ketidakseimbangan antara supply insulin dan kebutuhan insulin.
DM dapat terjadi akibat tidak terpenuhinya insulin sesuai kebutuhan atau insulin
yang diproduksi tidak efektif sehingga terjadi tingginya kadar glucosa darah. DM
juga menyebabkan gangguan metabolisma protein dan lemak. DM berhubungan
dengan microvascular, macrovascular, dan neuropathy.
Ada dua jenis utama DM :
1. Insulin-dependent diabetes mellitus (IDDM/type I).
2. Non-insulin-dependent diabetes mellitus (NIDDM/type II).
Insiden :
AS : 85-90% menderita NIDDM.
DM dapat menimbulkan kecacatan yang permanen :
1. kebutaan pada orang dewasa.
2. gagal ginjal (AS : 25% pasien dialisa menderita DM).
3. 50-70% amputasi non traumatic.
4. meningkatnya risiko penyakit jantung koroner dan stroke.

12

Klien dengan DM adalah dua kali akan berisiko penyakit jantung koroner dan
tiga kali berisiko stroke.
Etiologi :
IDDM :
Sering terjadi pada usia sebelum 30 tahun. Biasa juga disebut Juvenile dibetes,
yang gangguan ini ditandai dengan adanya hiperglikemia (meningkatkatnya
kadar gula darah).
Faktor genetik dan lingkungan merupakan faktor pencetus IDDM. Oleh karena itu
insiden lebih tinggi atau adanya

infeksi virus (dari lingkungan) , sehingga

pengaruh lingkungan dipercaya mempunyai peran dalam terjadinya DM. Klien


yang memiliki faktor predisposisi, infeksi virus dan mikro organisma, misalnya
coxsackievirus B dan streptococcus = faktor etiologi.
Virus /mikro organisma akan menyerang pulau2 langerhans pankreas, yang
membuat kehilangan produksi insulin. Dapat pula akibat responm auto immune,
dimana antibodi sendiri akan menyerang sel beta pankreas.
Faktor herediter, juga dipercaya memainkan peran munculnya penyakit ini.
NIDDM
Virus dan human leucocyte antigen tidak nampak memainkan peran terjadinya
NIDDM.
Faktor herediter memainkan peran yang sangat besar.
Riset melaporkan bahwa obesitas salah satu faktor determinan terjadinya
NIDDM sekitar 80% klien NIDDM adalah kegemukan (20% diatas BB ideal).
Overweight membutuhkan banyak insulin untuk metabolisma. Terjadinya
hiperglikemia disaat pankreas tidak cukup menghasilkan insulin sesuai
kebutuhan tubuh atau saat jumlah reseptor insulin menurun atau mengalami
gangguan (sering terjadi pada orang kegemukan).

12

Meningkatnya usia merupakan faktor ririko yang menyebabkan pankreas


menjadi lebih berkurang .
Faktor risiko :
Klien dengan riwayat keluarga menderita DM adalah risiko yang besar, terutama
IDDM.
Pencegahan utama NIDDM adalah mempertahankan BB ideal. Pencegahan
sekunder berupa program penurunan BB, olah raga, dan diet.
Oleh karena DM tidak selalu dapat dicegah, maka sebaiknya sudah dapat
dideteksi pada tahap awal. Tanda-tanda/gejala yang ditemukan adalah :
1. kegemukan.
2. perasaan haus yang berlebihan, lapar, diuresis, dan kehilangan BB.
3. bayi lahir lebih dari normal.
4. memiliki riwayat keluarga DM.
5. Usia diatas 40 tahun.
6. Bila ditemukan peningkatan gula darah.
Pathofisologis :
IDDM
Berhubungan dengan inflamasi pada pulau2 langerhans pankreas dan juga
merupakan respon autoimmune.
Infeksi coxsackievirus B diketahui sabagai perasang respon autoimmune,
walaupun berbagai faktor etiologi dapat terjadi. Setelah infeksi virus, maka sel
beta akan membentuk antigen. Antigen pada sel beta sekitar 85% adalah IDDM.
Pemecahan lemak dan protein akan menimbulkan ketosis, dimana akan terjadi
akumulasi ketone bodies yang diproduksi selama oksidasi asam lemak.

12

Insulin deficit
+
berhubungan dengan faktor risiko
produk glucosa dan penggungaan glucosa
Hyperglycemia
Osmotic diuresis
Dehidrasi ekstraselular
Insufisensi renal

hypovolemia

Hyperosmolarity berat

shock

Fluid shifts

hipoksia jaringan

Dehidrasi intraselular

aisdosis laktat
COMA

Pemeriksaan Fisik
Anamnesa pasien dan keluarga perlu dilakukan sebelum tausaat pemeriksaan
fisik dilaksanakan.
Penampilanumum :
Perhatikan sejauhmana pasien berespon terhadap pertanyaan, oleh
karena itu perlu diperhatikan tingkat kesadaran, kemampuan orientasi,
memory dan pola bicara.
Timbang brat badan dan tinggi badan untuk membandingkan dengan
kondisi normal.
Tanda-Tanda Vital :
Ukur temperartur, tekanan darah, pernafasan dan denyut nadi.

12

Integumen :
Observasi tekstur dan distribusi rambut. Perlu observasi warna kulit,
adanya pigmentasi, palpasi kemungkinan adanya kelembaban kulit akibat
keringat berlebihan.
Kepala :
Observasi kemungkinan adanya eritema/bisul pada kepala.
Observasi ekspresi wajah pasien dan kemungkinan adanya kecemasan
Mata :
Observasi posisi mata apakah simetris, kaji ketajaman penglihatan,
gerakan bola mata dan lapang pandang.
Hidung :
Inspeksi mukosa hidung apakah adanya edema, dan warnanya. Apakah
ada suara terdengar saat bernafas.
Mulut :
Perhatikan apakah ada bau mulut aseton.
Leher :
Dengarkan suara pasien apakah parau, lemah, .
Tanyakan apakah ada kesulitan menelan atau nyeri saat menelan.
Palpasi nadi karotis.
Ekstremitas :
Cata adanya edema, kaji refleks tendon.
Apakah ada luka/eritema pada tungkai.
Thoraks :
Auskultasi adanya bunyi nafas tambahan.
Abdomen :
Catat adanya hierpigmentasi pada abdomen. Bila melakukan palpasi
apakah ada nyeri tekan.
Genitalia :
Observasi distribusi rambut pubis,
Berdasarkan data di atas, maka pada pasien diabetes melitus sering ditemukan:
1. Aktifitas pasien :

12

Keluhan lemah, sukar atau tidak kuat berjalan, otot sering kramp,
menurunnnya tonus otot, gangguan tidur.
Untuk kondisi lanjut ditemukan adanya takikardia atau takipnea
saat aktifitas.
Kadang-kadang pasien mengalami koma.
2. Sirkulasi ;
Adanya riwayat hipertensi, bila jari tungkai dicubit tidak terasa
Kemungkinan ada luka pada tungkai dan sukar sembuh.
Adanya takikardia, denyut nadi lemah, muka nampak kemerahan
3. Integritas ego :
Kemungkinan pasien mengalami stress, kesan ketergantung pada
orang lain
Mudah tersinggung.
4. Eliminasi :
Adanya perubahan pola urin :polyuria dapat kekurangan cairan,
nocturia, kesulitan pengosongan ISK
Perut kembung, diare, bunyi usus melemah dan hiperaktif.
5. Makan dan minum :
Nafsu makan meningkat, haus, berat badan menurun.
6.Neurosensorik :
Pusing, sakit kepala, otot ekstremitas teraba lemah, paresthesia,
gangguan penglihatan
7. Respirasi :
Batuk dengan atau tnpa sputum, pernafasan meningkat, cepat.
Kemungikinan adanya ronchi, dan wheezing.
8. Kenyamanan :
Kulit kering, gatal-gatal, adanya ulserasi pada kulit.
Demam dan berkeringat banyak
Adanya lesi pada tungkai, paresthesia.
9. Seksualitas :
Pengeluaran lendir dari vagina keputuhan.
Pada pria impotensi, atau kesulitan orgasmus.
Manifestasi IDDM
IDDm - kekurangan insulin untuk mengangkut glukosa melalui membran sel
kedalam sel. Molekul glukosa berkumpul dalam aliran darah, menyebabkan
hiperglikemia.

Hiperglikemia

menyebabkan

serum

hyperosmolality,

menyebabkan cairan dari intraselular kedalam sirkulasi. Meningkatnya volume


darah akan meningkatnya pula aliran darah ginjal, dan hiperglikemia akan
mempengaruhi

terjadinya

diuresis

osmotik,
12

sehingga

output

urin

akan

meningkat(polyuria). Disaat kadar glukosa darah melebihi ambang ginjal


terhadap glucosa(biasanya 80 mg/dL- glucosa akan dieksresi kedalam urine
(glucosuria). Penurunan volume intraselular dan meningkatnya urin output
menyebabkan terjadinya dehidrasi. Mulut menjadi kering dan sensor haus
teraktivasi, menyebabkan seseorang minum banyak (polydipsia).
Oleh karena glukosa tidak dapat masuk kedalam sel tanpa insulin, produksi
energi akan menurun. Penurunan energi akan menstimulasi ras lapar, dan
seseorang makan lebih banyak (polyphagia). Walaupun terjadi peningkatan
intake makan, seseorang akan kehilangan berat badan akibat tubuh kehilangan
cairan dan pemecahan ptotein dan lemak sebagai upaya menyediakan sumber2
energi , sehingga terjadi malaise dan fatigue yang berhubungan dengan
penurunan energi.
Gangguan penglihatan akan terjadi sebagai akibat pengaruh osmotik yang
menyebabkan pembengkakan lensa dari mata.
Dengan demikian manifestasi klasik IDDM adalah polyuria, polydipsia, dan
polyphagia, yang diikuti penurunan berat badan, malaise, dan fatigue.
Manifestasinya dapat berentang dari yang ringan sampai yang berat yang sangat
bergantung pada tingkat kekurangan insulin.
Diabetes Ketoacidosis (DKA).
IDDM yang tidak diobati akan terjadi defisit insulin menyebabkan simpanan
lemak dipecahkan, yang menghasilkan hiperglikemia dan mobilisasi asam lemak
dengan

akibat

terjadinya

ketosis(keto

diproduksi

oleh

hati).akan

menyebabkan metabolik asidosis yang disebut Diabetic Ketoacidosis (DKA).


Pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan terjadinya DKA :
1. kadar glucosa darah > 300 mg/dL.
2. Plasma pH < 7.3.
3. Plasma bicarbonate < 10 mEq/L.

12

4. Adanya ketone dalam serum.


5. adanya urine keton dan glucosa dalam urine.
6. kadar natrium serum, kalium, danm klorida tidak normal.
Tekanan pada sistem saraf pusat akibat akumulasi ketone yang menyebabkan
asidosis

dapat

menyebabkan

kematian..

Pengobatan

menurunkan hiperglikemia, mengatur keseimbangan

ditujukan

untuk

cairan dan elektrolit,

mengembalikan pH darah normal. Biasanya diberikan pengobatan cairan


intravena dan insulin.
NIDDM
Biasanya terjadi pada berbagai usia, tetapi sering pada usia diatas 35 tahun.
Herediter memegang peranan terjadinya NIDDM. Faktor risiko lainnya terjadinya
NIDDM pada orang yang kegemukan, pertambahan usia, anggota dari etnik
yang berisiko tinggi
Walaupun secara nyata penyebab NIDDM tidak diketahui, tetapi pada umumnya
menunjukkan bahwa akibat terbatasnya respon sel beta terhadap kejadian
hiperglikemia, resistensi insulin perifer, abnormal insulin reseptor. Apabila produk
insulin mencukupi akan mencegah adanya pemecahan lemak sehingga tidak
terjadi ketosis.
NIDDM ditandai dengan diabetes yang nonketosis. Jumlah insulin yang tersedia
tidak mencukupi untuk menurunkan kadar gula darah melalui pengambilan
glukosa dari sel otot dan lemak.
Ada dua kelompok NIDDM yang diklasifikasi sebagai adanya kegemukan dan
tidak terjadi kegemukan.
Pada umumnya penderita NIDDM mengalami overweight.
Kegemukan

akan

meningkatkan

kebutuhan

glukose,

dimana

terjadi

ketidakmampuan insulin merespon peningkatan kadar glukose.


Manifestasi dari NIDDM :
Pasien NIDDM mempunyai manifestasi klinik secara perlahan-lahan dan sering
tidak disadari bahwa penyakit telah terjadi. Hiperglikemia biasanya tidak seberat

12

IDDM, tetapi gejala-gejala sama, terutama polyuria dan polydipsia. Polyphagia


sering tidak tampak, dan kehilangan berat badan tidak selalu ada. Akibat
hiperglikemia : kekaburan penglihatan, fatigue, paresthesia, dan infeksi kulit.
Jika insulin berkurang, terutama stres fisik dan stes emosi, individu NIDDM dapat
mengalami KDA.
Komplikasi Diabetes Mellitus :
Diabetes mellitus bila tidak ditangani dengan baik akan menyebabkan
komplikasi pada berbagai organ tubuh seperti mata, ginjal, jantung, pembuluh
darah kaki, saraf, dll.
Komplikasi berupa gangguan pembuluh darah (angiopatik diabetik).
Mikrovaskular : Ginjal dan mata.
Makrovaskular : Jantung koroner, pembuluh darah kaki, pembuluh darah otak.
Neuropati : Mikro dan makrovaskular.
Mudah timbul infeksi.
Diagnostik test ;
1. Glukosa darah.
2. gula darah puasa: Puasa tidak makan selama 4 jam, tetapi cairan tetap.
Jangan diperiksa pada klien yang infus glukosa. Rata2 untuk orang
dewasa : 110 mg/100 mL.
3. Postprandial

blood

sugar

Di

test

setelah

makan.

Kadang2

dipertimbangkan diberikan sejumlah makanan tewrtentu.


4. Self monitoring device for blood sugar.
5. Glucose toilerance test ; Klien membutuhkan
beberapa hari sebelum test dilakukan.

12

normal diet daslam

Medical Management
Bagaimana klien dapat mengontrol pengeaturan gula datah.
Untuk mengontrol, ada 3 faktor yang harus berinteraksi :
1. Diet.
2. Insulin atau oral mendication untuk menurunkan gula darah.
3. Exercise.
Pemberian diet :
55 60 % KH.
30 % lemak.
12 20 % protein.
Pengobatan :
Oral hypoglycemic agents. : Menurunkan gula darah karena menstimulasi
pankreas terutama sel beta untuk melepaskan insulin.
Pengobatan oral :
-

Diatas usia 40 tahun.

Tidak riweayat ketosis.

Tidak hamil.

Hiperglikemia ringan/sedang.

Insulin therapy :
Semua klien dengan IDDM harus di suntuk insulin setiap hari, tetapi NIDDM tidak
harus dengan insulin tetapi cukup dengan diet, exercise dan oral hypoglycemic
agents.
Insulin akan menurunkan kadar glukosa dalam darah, karena :
1. Meningkatkan transportasi glukosa kedalam sel.
2. Menghambat konversi glycogen dan asam amino menjadi glukosa.
Beberapa jenis insulin dengan kecepatan kerja :
1. Rapid-acting.
2. Intermediate-acting.
3. Long-acting.

12

Walaupun demikian, pada umumnya memiliki sifat kerja yang sama yaitu
menurunkan kadar gula darah. Tetapi berbeda dalam hal onset, peak,
duration terhadap penurunan glukosa.
Absorpsi

insulin lebih cepat pada penyuntikan di area abdomen, dan

reaksinya cepat. Penyuntikan pada lengan, tungkai dan bokong-rendah


absorpsinya dan reaksi lama..
Komplikasi pemberian insulin :
1. Hypoglycemia : gangguan kesadaran, takikardia, diaporesis. Gula darah
dibawah 60 mg/100mL.
2. Hypertrophy jaringan atau atrophy: Jaringa yang mengalami hypertrophy
(lipohypertrophy)

dimana

jaringan

tempat

penyuntikan

mengalami

penebalan. Jaringan yang mengalami atrophy (lipoatrophy), dimana


jaringan kehilangan lemak bawah kulit pada area injeksi.
3. Erratic insulin action: Klien berespon terhadap insulin dimana ditandai
terjadinya hypoglycemia diikuti dengan hyperglycemia.
4. Alergi insulin : Pada klien yang sensitif pada insulin sehubungan dengan
penyakitnya/proses penyakitnya, cara merawat
5. pertahankan keseimbangan
6. Cegah faktor2 pencetus
Tindakan utama yang perlu dilakukan :
1. Pertahankan keseimbangan cairan/ keseimbangan asam basa
2. Jika ada perubahan metabolik agar diperbaiki/ditangani
3. Cegah adanya komplikasi
4. Berikan informasi pada pasien

12

3. Surgical management
Biasanya dilakukan tranplantasi pankreas. Biasanya dilakukan pada klien IDDM.
Pankreas yang baru dihubungkan dengan arteri/vena iliaka. Tetapi sekresi exocrine
disalurkan kedalam kandung kemih dan tidak dapat diabsorpsi.
ASUHAN KEPERAWATAN
1.

Penurunan volume cairan R/T diuresis osmotik akibat hyperglycemia/excessive


gastric losses : diare, vomiting/pembatasan intake : nausea, confusion.
Data pendukung :

Peningkatan urin output

Kelemahan, haus, kehilangan berat badanb secara akut.

Kulis kering/membran mukosa, tugor kulit jelek.

Hipotensi, takikardia, capillary refill memanjang.

Tujuan :
Klien akan mendemosntrasikan hidrasi yang adekuat, ditandai dengan :
-

Vs dalam batas normal/stabil.

12

Denyut nadi perifer teraba jelas.

Turgor kulit dan capillary refill baik.

Urin output seimbang.

Elektrolit dalam batas normal.

Tindakan :
-

Kaji intensitas muntah, dan pengeluaran urin yang berlebihan.


Rasional : mengestimasi total volume depletion. Apabila terjadi infeksi akan
ditemukan adanya demam dan hipermetabolik yang dapat mengakibatkan
peningkatan IWL.

Monitor Vs.
Rasional : Hipovolumea dimanifestasikan adanya dipotensi dan takikardia.

Kaji pola pernafasan : Pernafasan kussmaul dan nafas bau aseton.


Rasional : Paru2 akan mengeluarkan asam karbonat sebagai akibat alkalosis
respiratik (ketoacidosis). Nafas bau aseton sebagai akibat pemecahan asam
acetoacetic dan penanganan ketosis.

Kaji RR dan kualitasnya. Amati penggunaan otot asesoris, apnea, dan adanya
sianosis.
Rasional : Penanganan hiperglikemia dan asidosis akan menyebabkan RR dan
pola nafas mendekati normal. Tetapi peningkatan beban kerja pernafasan akan
menunjukkan pernafasan dangkal dan cepat, adanya sianosis.

Kaji temperatur ,dan warna kulit.


Rasional : Akibat demam dan diaphoresis karena proses infeksi akan
menunjukkan peningkatan suhu tubuh, kulit nampak kemerahan. Bila kulit kering
sebagai akibat dehidrasi.

Kaji nadi perifer, capillary refill, turgor kulit, dan membran mukosa.
Rasional : sebagai indikasi tingkat hydrasi/aduasi volume sirkulasi.

Monitor I & O. Catat BD urin.


Rasional : memperkirakan kebutuhan cairan tubuh, kerja ginjal dan efektifitas
pengobatan.

Timbang berat badan.

12

Rasional : Penurunan berat badan sebagai akibat pengeluaran caran yang


berlebihan.
-

Pertahankan asupan cairan 2500/hari/dalam batas toleransi jantung.


Rasional : Mempertahankan hidrasi/volume sirkulasi.

Ciptakan lingkungan yang nyaman


Rasional : Hindari klien dari kepanasan guna mencegah pengeluaran cairan
yang berlebihan ( IWL).

Kaji kemungkinan adanya nausea, nyeri abdomen, muntah .


Rasional : Penurunan cairan dan elektrolit akan menyebabkan gangguan
motilitas pencernaan yang menyebabkan muntah.

Observasi kemungkinan adanya perubahan tingkat kesadaran.


Rasional :

Perobahan status mental klien sebagai akibat peningkatan atau

penurunan kadar glukosa, gangguan elektrolit, acidosis, penurunan perfusi


serebral, atau hipoksia.
-

Observasi kemungkinan adanya fatigue, crackles, edema, peningkatan berat


badan.
Rasional : Overload cairan dan adanya CHF.

Pemberian cairan normal saline dapat atau tanpa dextrose.


Rasional : jenis dan jumlah cairan yang diperlukan bergantung dari tingkat
kehilangan cairan dan respon klien.

Pasang urin bag/kateter.


Rasional : memfasilitasi pengukuran output urin secara akurat
( pemasangan dilakukan terutama pada klien yang mengalami neurogenic
bladder (retensi urin/inkontinen).

Monitor pemeriksaan laboratorium, misalnya hematokrit.


Rasional : hasil peemriksaan akan menunjukkan tingkat hidrasi. Bila terjadi
peningkatan menunjukkan gangguan pada diuresis osmotik.

- Monitor BUN
Rasional : Peningkatan BUN menunjukkan pemecahan sel akibat dehidrasi atau
petunjuk adanya gagal ginjal.
-

Monitor kalium.

12

Rasional : hiperkalemia terjadi sebagai respon asidosis. Tetapi bila kehilangan


kalium melalui urin maka akan terjadi penurunan kalium dalam tubuh.
-

Berikan bikarbonat bila pH kurang dari 7.0.


Rasional : koreksi asidosis.

2.

Nurtisi kurang dari kebutuhan tubuh R/T defisiensi insulin/penurunan intake


oral

:anoreksia,

nausea,

abdominal

pain,

dangguan

kesadaran/

Hipermetabolik akibat pelepasan hormon stress : epnineprin, cortisol, dan GH


atau karena proses infeksi.
Data pendukung :
-

Intake makanan tidak adekuat.

Kehilangan nafsu makan.

Berat badan menurun.

Kelemahan/fatigue.

Tonus otot jelek.

Diare.

Tujuan :
Klien akan mengkonsumsi secara tepat jumlah kebutuhan kalori/nutrisi yang
diprogramkan., ditandai :
-

Peningkatan berat badan seimbang.

Pemeriksaan albumin dan globulin dalam batas normal.

Turgor kulit baik.

mengkonsumsi makanan sesuai program.

Tindakan :
-

Timbang berat badan.


Rasional : Penurunan berat badan menunjukkan tidak adekuatnya nutrisi klien.

Auskultasi bowel sound.

12

Rasional Hiperglikemia, dan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit


menyebabkan penurunan motilitas usus. Apabila penurunan motilitas usus
berlangsung lama sebagai akibat neuropati saraf otonom yang berhubungan
dengan sistem percernaan.
-

Berikan makanan lunak/cair.


Rasional : Pemberian makanan oral dan lunak bertujuan untuk merestorasi
fungsi usus dan diberikan pada klien dengan tingkat kesadaran baik.

Libatkan SO dalam menyusun rencana diet klien.


Rasional : Informasi yang adekuat terhadap SO akan meningkatkan
pemahamannya terhadap diet klien dan dapat berpartisipasi dalam program diet
klien.

Observasi tanda hipoglikemia misalnya : penurunan tingkat kesadaran,


permukaan teraba dingin, denyut nadi cepat, lapar, kecemasan, nyeri kepala.
Rasional : metabolisma KH akan menurunkan kadar glukosa, dan bila saat itu
diberikan insulin akan meyebabkan hipoglikemia.

Ajarkan klien untuk melakukan self monitoring glukosa (fingerstick glucose


testing).
Rasional : Analisis serum glukosa lebih akurat dibanding dengan monitoring
gula urin. Pemahaman klien dalam melakukan self monitoring akan mendorong
kesadaran klien untuk mengatur dietnya.

Berikan insulin.
Rasional : akan mempercepat pengangkutan glukosa kedalam sel.

Konsultasi dengan dietitian.


Rasional : Memperkirakan tingkat kebutuhan diet klien.

12

3. Risiko infeksi R/T Penurunan fungsi lekosit/gangguan sirkulasi.


Tujuan :
Klien akan mempertahankan integritas tubuh tetap utuh dan terhindar dari infeksi,
ditandai :
1. Tidak ada tanda-tanda infeksi.
2. Tidak ada luka.
3. Tidak ditemukan adanya perubahan warna kulit.
Tindakan :
-

Observasi tanda2 infeksi/inflamasi (demam, kemerahan kulit, cairan luka, dahak


purulen, urin kabur).
Rasional : Kemerahan, edema, luka, drainase cairan dari luka menunjukkan
adanya infeksi.

Ajarkan klien untuk mencuci tangan dengan baik, demikian pula dengan staf
kesehatan untuk mempertahankan kebersihan tangan pada saat melakukan
prosedur.
Rasional : Mencegah cross-contamination.

Pertahankan tehnik aseptik terutama saat pemasangan IV.


Rasional : Peningkatan glukosa dalam darah merupakan media yang baik untuk
perkembangan bakteri.

Ajarkan klien wanita untuk mencuci vulva dari atas kebelakang.

12

Rasional : Membersihkan vulva tanpa gerakan teratur akan memudahkan bakteri


masuk ekdalam saluran kemih dan mengakibatkan UTI.
-

Pertahankan kebersihan kulit, massage area tonjolan, pertahankan kulit kering,


seprei kering dan rapih.
Rasional : Gangguan sirkulasi perifer dapat terjadi bila menempatkan pasien
pada kondisi risiko iritasi kulit.

Auskultasi bunyi nafas.


Rasional : Ronchi sebagai indikasi akumulasi sekresi jalan nafas sehubungan
adanya peneumonia/bronkhitis ( sebagai akibat DKA). Dapat juga bila terjadi
edema paru akibat pemberian IV cairan yang berlebihan/CHF.

Partahankan posisi semo fowler.


Rasional : ekspansi paru, menurunkan/mengurangi risiko aspirasi.

Ajarkan klien untuk batuk dan nafas dalam.


Rasional : Refleks batuk akan melepaskan sekresi pada dindinmg saluran nafas
dan memudahkan pengeluaran sekresi dari jalan nafas.

Bantu klien untuk oral care.


Rasional : Mengurangi risiko gangguan/penyakit pada mulut dan gusi.

Dorong klien mengkonsumsi diet secara adekuat dan intake cairan 3000 mL/hari
(jika tidak ada kontraindikasi).
Rasional : Peningkatan pengeluaran urin akan mencegah stasis dan
mempertahankan pH urin yang dapat mencegah terjadinya perkembangan
bakteri.

- Antibiotika bila ada indikasi.

12

Daftar Bacaan
1.

Black, Hawks, and Keene (2002). Medical-surgical nursing : Clinical


mqanagement for positive outcomes, 6th-edition, Philadelphia : W.B. Saunders
Company

2. Lewis, Heitkemper, and Dirksen (2000). Medical-surgical nursing : Assessment


and management of clinical problems, 6th-edition,St.Louis : Mosby.
3. LeMone, Burke (1996). Medical- surgical nursing : Critical thinking in client
care, California : Addison-Wesley
4. Gulanick, Myers (2003). Nursing care plans : nursing diagnosis and
intervention, 6th-edition, St.louis : Mosby
5. Margaret Huth & Jane Rothrock (995). Care of the patient in surgery, 10 th.ed,
Philadephia : Mosby

12

You might also like