Professional Documents
Culture Documents
Definisi
Pterigium adalah lipatan berbentuk sayap pada konjungtiva dan jaringan
fibrovaskular yang telah menginvasi kornea superficial.
Kebanyakan pterigium
Epidemiologi
Pterigium banyak terdapat pada orang dewasa, tetapi dijumpai pula pada anakanak, baik laki-laki maupun perempuan.
kurang 2% , diatas umur 40 tahun dan meningkat pada kalangan dengan eksposur sinar
ultraviolet yang tinggi. Laki-laki dua
perempuan.5
Etiologi
Merupakan fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet, pengeringan, dan lingkungan
dengan angin banyak, penuh sinar matahari, debu, atau berpasir. 1
Faktor resiko
Faktor resiko pterigium adalah sebagai berikut
1. Peningkatan paparan cahaya termasuk tinggal di daerah subtropik dan tropis
2. Pada pekerjaan dengan aktifitas di luar ruangan
3. Predisposisi genetik untuk berkembangnya pterigium tampaknya muncul pada
beberapa keluarga5
[1]
Patogenesis
Kejadian pterygium sangat berkorelasi erat dengan paparan ultraviolet. Walaupun
kekeringan, inflamasi, dan paparan angin dan debu atau iritan lain dapat juga menjadi
faktor-faktor penyebab lain. Ultraviolet B adalah mutagenik untuk gen supresor tumor
P53 pada stem sel basal limbus. Overekspresi sitokin seperti transforming growth factor
B (TGF-B) dan vascular endothelial growth factor (VEGF) menyebabkan regulasi
kolagenase, migrasi seluler, dan angiogenesis. Perubahan patologi yang terjadi terdiri dari
degenerasi elastoid kolagen, dan munculnya jaringan fibrovaskular sub epitelial. Kornea
menunjukkan kerusakan pada lapisan bowman, biasanya dengan perubahan inflamasi
yang ringan. Epitelium dapat saja normal, tebal, atau tipis dan biasanya menunjukkan
displasia. 3
Diagnosis
Anamnesa:
1. Pasien dengan pterigia muncul dengan berbagai keluhan berkisar dari tidak ada
gejala sampai kemerahan yang tampak jelas, pembengkakan, gatal, iritasi dan
kekaburan pandangan. 5
2. Penderita dengan pterygium biasanya datang untuk pemeriksaan mata lainnya,
seperti kaca mata dan tidak mengeluhkan adanya pterygium; tetapi ada pula yang
datang dengan mengemukakan adanya sesuatu yang tumbuh di atas korneanya.
Keluhan yang dikemukakan tersebut didasarkan rasa khawatir akan adanya
keganasan atau alasan kosmetik. 2
[2]
Pemeriksaan fisik:
1. Menunjukkan penebalan, berupa lipatan berbentuk segitiga yang tumbuh menjalar
ke dalam kornea dengan puncak segitiganya di kornea, kaya akan pembuluh darah
yang menuju ke arah puncak pterygium. 2 Umumnya di sisi nasal, secara bilateral.
1,2,4
Pemeriksaan Histopatologik
Pemeriksaan histopatologik menunjukkan kerusakan epitel kornea dan membran
bowman. Terdapat gambaran epitel yang ireguler dan degenerasi hialin dalam
stromanya.2 Kornea menunjukkan kerusakan pada lapisan bowman, biasanya dengan
perubahan inflamasi yang ringan. Lapis bowman kornea diganti oleh jaringan hialin dan
elastis.1 Epitelium dapat saja normal, tebal, atau tipis dan biasanya menunjukkan
displasia. Perubahan patologi yang terjadi terdiri dari degenerasi elastoid kolagen, dan
munculnya jaringan fibrovaskular sub epitelial. 3
Pengobatan
[3]
1,4
Eksisi Pterigium 3
Indikasi eksisi pterigium termasuk:
1.
2. Distorsi visual
3. Pertumbuhan tumor yang progresif (lebih dari 3-4 mm) ke sentral kornea atau
visual aksis.
4. Berkurangnya pergerakan bola mata
Teknik-teknik pembedahan: 3
[4]
Komplikasi 5
1. Mata merah atau iritasi
2. Distorsi atau reduksi pandangan sentral
3. Scarring kronik pada konjungtiva dan kornea
4. Pterigium yang meluas yang mengenai otot ekstra okuler dapat menghambat
pergerakan bola mata dan menyebabkan diplopia.
Komplikasi post-operatif 5
Komplikasi yang paling sering muncul dari pembedahan pterigium adalah
rekurensi post operatif. Eksisi sederhana memiliki rekurensi sekitar 50-80%. Angka
kekambuhan dapat dikurangi sampai 5-15% dengan penggunaan konjungtival atau limbal
autograft atau transplantasi membran amnion saat eksisi.
[5]
1. Infeksi
2. Reaksi pada bahan jahitan
3. Scarring pada kornea
4. Diplopia
5. Komplikasi yang jarang seperti perforasi bola mata, perdarahan vitreus atau
ablasio retina
Prognosis 5
1. Prognosis kosmetik dan visual setelah eksisi pterigia adalah baik.
2. Pada pasien dengan rekurensi pterigium dapat diterapi dengan pembedahan
dengan eksisi ulang dan grafting dengan autograph konjungtiva dan limbal atau
transplantasi membran amnion.
Diagnosa Banding
1. Pseudopterygium
2. Pinguecula
3. Konjungtiva Squamous Cell Carsinoma2
ILUSTRASI KASUS
[6]
Identitas Pasien
Nama
:A
Umur
: 41 tahun
: Kerinci
Seorang pasien perempuan umur 41 tahun datang ke poliklinik mata RS. Dr. M.
Djamil Padang tanggal 8 Januari 2009, dengan:
Keluhan utama : Kedua mata terasa perih sejak 6 bulan yang lalu
Riwayat Penyakit Sekarang :
1. Kedua mata terasa perih, berair dan merah yang bertambah parah sejak 6 bulan
yang lalu terutama jika terkena angin
2. Penglihatan tampak seperti berkabut sejak 1 tahun yang lalu, dan pasien
merasakan adanya sensasi benda asing di kedua mata
3. Pasien bekerja sebagai petani yang sering terpapar sinar matahari.
Riwayat penyakit dahulu :
Pasien pernah memakai kaca mata rabun jauh namun, 3 tahun terakhir tidak
pernah dipakai lagi.
Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada keluarga yang menderita kelainan seperti
ini.
Pemeriksaan Fisik
[7]
Keadaan Umum
Sedang
Kesadaran
Tekanan Darah
120/80 mmHg
Pernafasan
18 x/menit
Nadi
87 x/menit
Suhu
afebris
Mata
Status Ophtalmikus
Thorax
Abdomen
Ekstremitas
Status Oftalmologi
Status Ophtalmikus
OD
OS
5/60
5/30
5/5, S -1,25
5/5, S -1
Refleks fundus
(+)
(+)
Silia/supersilia
Madarosis(-), trikiasis(-)
Madarosis(-), trikiasis(-)
Palpebra superior
Udem -, hiperemis
Udem -, hiperemis
Palpebra inferior
Udem -, hiperemis -
Udem -, hiperemis -
Aparat lakrimalis
Lakrimasi normal
Lakrimasi normal
[8]
Konjungtiva tarsalis
Konjungtiva fornik
Konjungtiva bulbi
Hiperemis (+), papil (-), folikel Hiperemis (+), papil (-), folikel
(-)
(-)
Hiperemis (+), papil (-), folikel Hiperemis (+), papil (-), folikel
(-)
(-)
Hiperemis (+), papil (-), folikel Hiperemis (+), papil (-), folikel
(-)
(-)
Terdapat massa putih di bagian Terdapat massa putih di bagian
nasal, meluas ke kornea
nasal, meluas ke kornea
berbentuk kerucut dengan
berbentuk kerucut dengan
puncak di kornea, ukuran 1mm puncak di kornea, ukuran 2mm
dari limbus
dari limbus
Sclera
Putih
Putih
Kornea
Cukup dalam
Cukup dalam
Coklat, rugae(+)
Coklat, rugae(+)
Pupil
Bulat,rf (+/+)
Bulat, rf (+/+)
Lensa
N(palpasi)
Orto
N(Palpasi)
Orto
Bebas
Bebas
Fundus:
- media
- papil
- pembuluh darah
- retina
- macula
Pterigium OD
Pterigium OS
[9]
Anjuran terapi :
Nasihat : Hindari pajanan matahari langsung dengan memakai topi atau kacamata.
DAFTAR PUSTAKA
[10]
1. Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. 2000. Konjungtiva. Dalam Oftamologi umum.
Edisi 14. Jakarta : Widya Medika. Hal 123.
2. Ilyas,Sidharta. 2005. Konjungtiva dan Sklera. Dalam Penuntun Ilmu Penyakit
Mata. 3rd edisi. Jakarta : Balai Penerbit FKUI, hlm : 107-108.
3. American Academy of Ophthalmology. 2008. Clinical Approach to Depositions
and Degenerations of the Conjunctiva, Cornea, and Sclera Chapter 17. In External
Disease and Cornea. Singapore: Lifelong Education Ophthalmologist. pp 366.
4. James, Bruce, Chris Chew, Anthony Brun. 2006. Konjungtiva, Kornea, Sklera.
Dalam Lecture Notes: Oftalmologi. Edisi 9. Jakarta: Erlangga Medical Science.
Hal 66-67.
5. P.
Fisher,
Jerome,
William
Trattler.
http://www.emedicine.com
[11]
2008.
Pterygium.
Diambil
dari
[12]
[13]