Professional Documents
Culture Documents
a.
b.
c.
Pasien tidak datang ke Puskesmas saat meminta rujukan padahal pasien yang
bersangkutan baru satu kali datang ke puskesmas
d.
e.
f.
2.
Pasien meminta rujukan dengan fasilitas BPJS padahal pasien bukan dari
wilayah / bukan yang terdaftar sebagai peserta di Puskesmas
Rumah Sakit Rujukan
a.
Penuhnya Rumah Sakit Rujukan sehingga kesulitan bagi Puskesmas dalam hal
merujuk pasien
b.
c.
3.
a.
b.
c.
4.
a.
b.
c.
Sistem v-care BPJS belum online dengan RS Rujukan sehingga pasien kesulitan
untuk mengetahui jadwal pelayanan dokter spesialis di RS Rujukan
d.
5.
a.
b.
c.
144 jenis penyakit yang bisa ditangani di layanan primer tidak semua dapat
ditangani sehingga pasien dirujuk
d.
6.
a.
b.
c.
7.
a.
b.
c.
d.
8.
yang berlangsung selama dua hari ini meliputi kegiatan (1) Menyusun kriteria audit
layanan rujukan, (2) membentuk tim audit mutu layanan rujukan di setiap Puskesmas, (3)
menyusun jadwal uji coba instrumen audit serta pelaksanaan audit.
Sebelum menentukan kriteria audit layanan rujukan, fasilitator meminta peserta menyebutkan
topik penyakit audit rujukan. Topik penyakit yang dirujuk ini dipilih dengan alasan high volume,
high risk, high cost, problem.
Berikut Topik yang dipilih oleh peserta workshop untuk dilakukan audit rujukan:
1.
Hipertensi Grade 2
2.
DM (Gangren)
3.
Jantung
4.
5.
6.
7.
TB Relaps / MDR
8.
BBLR
9.
DBD
10.
Kejang Demam
11.
Impaksi M3
12.
Tumor FAM
Dari topik penyakit diatas, peserta workshop dibagi menjadi lima kelompok untuk membahas
penyakit yang akan di audit. Dan dipilihlah lima topik penyakit diantaranya FAM (Fibro Adenoma
Mammae), DM (Diabete Melitus), DBD (Demam Berdarah Dengue), PEB (Pre Eclampsia Berat),
dan Hipertensi.
http://www.mutupelayanankesehatan.net/index.php/component/content/article/1443
sejak 15 Januari 2014, saat ini telah terbit Surat Edaran (SE) Menteri Kesehatan No.
31 dan 32 jadi saat ini peserta BPJS Kesehatan bisa mendapat obat untuk 30 hari
pada 15 Januari 2014.
"Untuk mengatasi permasalahan obat di Faskes (Fasilitas Kesehatan) tingkat
pertama dan tingkat lanjutan, telah disahkan SE Menkes Nomor
HK/Menkes/31/I/2014 tentang pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan dan
SE Menkes nomor HK/Menkes/32/I/2014 tentang pelaksanaan pelayanan kesehatan
bagi peserta BPJS," kata Fadjri saat temu media di Media Center BPJS Kesehatan,
Jakarta, Rabu (26/2/2014).
Fadjri menyampaikan, adanya peraturan ini karena ada perubahan pola pembayaran
saat pembiayaan rumah sakit menggunakan InaCBGs. Maka itu, sejak dikeluarkan
Surat Edaran ini, peserta yang terindikasi penyakit kronis bisa mendapat obat untuk
30 hari.
http://m.liputan6.com/health/read/2015865/kini-pasien-penyakit-kronis-bisa-dapat-obat-untuk-30hari