You are on page 1of 8

36

Sesuai tabel 5.4, perbandingan sediaan tunggal infus umbi bawang putih
25% dan sediaan kombinasi infus umbi bawang putih dan daun kemangi,
didapatkan hasil bahwa semua perbandingan menunjukkan p > 0,05, berarti infus
umbi bawang putih 25% tidak lebih baik diberikan pada sediaan kombinasi
dibanding sediaan tunggalnya. Artinya sediaan tunggal memiliki potensi yang
sama daripada sediaan kombinasi.
Hasil uji Mann-Whitney antara sediaan tunggal infus umbi bawang putih
50% dan sediaan kombinasi infus umbi bawang putih 50% dengan daun kemangi
50%, 50%, 75%, 100% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.5. Hasil Uji Statistik antara Sediaan Tunggal Infus Umbi Bawang Putih
50% dan Sediaan Kombinasi Infus Umbi Bawang Putih 50% dengan Daun
Kemangi 25%, 50%, 75%, 100%.
Rerata Zona Hambat
(mm)

Bawang putih 50% + Kemangi 25%


Bawang putih 50% + Kemangi 50%
Bawang putih 50% + Kemangi 75%
Bawang putih 50% + Kemangi 100%

11,67
11
12
12

Bawang putih 50% (11,33


mm)

P = 0,456 (TB)
P = 0,317 (TB)
P = 114 (TB)
P = 114 (TB)

Perbandingan sediaan tunggal infus umbi bawang putih 50% dan sediaan
kombinasi infus umbi bawang putih dan daun kemangi sesuai tabel 5.5
menunjukkan hasil bahwa semua perbandingan menunjukkan p > 0,05, berarti
infus umbi bawang putih 50% tidak lebih baik diberikan pada sediaan kombinasi
dibanding sediaan tunggalnya. Artinya sediaan tunggal memiliki potensi yang
sama daripada sediaan kombinasi.
Hasil uji Mann-Whitney antara sediaan tunggal infus umbi bawang putih
75% dan sediaan kombinasi infus umbi bawang putih 75% dengan daun kemangi
50%, 50%, 75%, 100% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

36

37

Tabel 5.6. Hasil Uji Statistik antara Sediaan Tunggal Infus Umbi Bawang Putih
75% dan Sediaan Kombinasi Infus Umbi Bawang Putih 75% dengan Daun
Kemangi 25%, 50%, 75%, 100%.
Rerata Zona Hambat
(mm)

Bawang putih 75% + Kemangi 25%


Bawang putih 75% + Kemangi 50%
Bawang putih 75% + Kemangi 75%
Bawang putih 75% + Kemangi 100%

12,33
10
13,33
12,33

Bawang putih 75%


(11,33 mm)
P = 0,239 (TB)
P = 0,043 (B)
P = 0,043 (B)
P = 0,239 (TB)

Perbandingan sediaan tunggal infus umbi bawang putih 75% dan sediaan
kombinasi infus umbi bawang putih 75% dan daun kemangi sesuai tabel 5.6
menunjukkan hasil bahwa perbandingan antara sediaan tunggal infus umbi
bawang putih 75% dengan sediaan kombinasi infus umbi bawang putih 75% dan
daun kemangi 50% bernilai p = 0,043 dan umbi bawang putih 75% dan daun
kemangi 75% bernilai p = 0,043 yang berarti kombinasi umbi bawang putih 75%
dan daun kemangi 50% dan 75% berbeda bermakna dengan sediaan tunggal umbi
bawang putih 75%. Pada kombinasi dengan daun kemangi 50%, terdapat
perbedaan yang bermakna, di mana sediaan tunggal umbi bawang putih 75%
memiliki zona hambat yang lebih besar daripada zona hambat sediaan kombinasi
infus umbi bawang putih 75% dan daun kemangi 50%. Jadi, sediaan infus umbi
bawang putih 75% lebih baik diberikan pada sediaan tunggal daripada sediaan
kombinasi keuali pada sediaan kombinasi dengan daun kemangi 75%. Hal ini
diduga karena adanya efek bifasik dan range potensi berada pada infus umbi
bawang putih 75% dan daun kemangi 75%, seperti yang sudah dijelaskan
sebelumnya.

38

Hasil uji Mann-Whitney antara sediaan tunggal infus daun kemangi 25%
dan sediaan kombinasi infus daun kemangi 25% dengan umbi bawang putih 5%,
25%, 50%, dan 75% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.7. Hasil Uji Statistik antara Sediaan Tunggal Infus Daun Kemangi 25%
dan Sediaan Kombinasi Infus Daun Kemangi 25% dengan Umbi Bawang Putih
5%, 25%, 50%, dan 75%.

Kemangi 25% + Bawang putih 5%


Kemangi 50% + Bawang putih 25%
Kemangi 75% + Bawang putih 50%
Kemangi 100% + Bawang putih 75%

Rerata Zona
Hambat (mm)
11,67
13,33
11,67
12,33

Kemangi 25% (10,33 mm)


P = 0,068 (TB)
P = 0,043 (B)
P = 0,068 (TB)
P = 0,068 (TB)

Perbandingan sediaan tunggal infus umbi daun kemangi 25% dan sediaan
kombinasi infus umbi bawang putih dan daun kemangi sesuai tabel 5.7
menunjukkan hasil bahwa semua perbandingan menunjukkan p > 0,05, kecuali
pada kombinasi dengan umbi bawang putih 25% (p = 0,043). Ini berarti infus
daun kemangi 25% tidak lebih baik diberikan pada sediaan kombinasi dibanding
sediaan tunggalnya. Hal ini diduga karena adanya efek bifasik dan range potensi
berada pada infus umbi bawang putih 25% dan daun kemangi 25%.
Hasil uji Mann-Whitney antara sediaan tunggal infus daun kemangi 50%
dan sediaan kombinasi infus daun kemangi 50% dengan umbi bawang putih 5%,
25%, 50%, dan 75% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.8. Hasil Uji Statistik antara Sediaan Tunggal Infus Daun Kemangi 50%
dan Sediaan Kombinasi Infus Daun Kemangi 50% dengan Umbi Bawang Putih
5%, 25%, 50%, dan 75%.
Rerata Zona
Hambat (mm)

Kemangi 50% + Bawang putih 5%


Kemangi 50% + Bawang putih 25%
Kemangi 50% + Bawang putih 50%
Kemangi 50% + Bawang putih 75%

15
12
11
10

Kemangi 50% (11 mm)

P = 0,025 (B)
P = 0,121 (TB)
P = 1,000 (TB)
P = 0,114 (TB)

39

Perbandingan sediaan tunggal infus daun kemangi 50% dan sediaan


kombinasi infus umbi bawang putih dan daun kemangi sesuai tabel 5.8
menunjukkan hasil bahwa semua perbandingan menunjukkan p > 0,05, kecuali
pada kombinasi dengan umbi bawang putih 5% (p = 0,025). Ini berarti infus daun
kemangi 25% tidak lebih baik diberikan pada sediaan kombinasi dibanding
sediaan tunggalnya, kecuali pada kombinasi dengan umbi bawang putih 5%. Hal
ini diduga karena adanya efek bifasik dan range potensi berada pada infus umbi
bawang putih 5% dan daun kemangi 25%.
Hasil uji Mann-Whitney antara sediaan tunggal infus daun kemangi 75%
dan sediaan kombinasi infus daun kemangi 75% dengan umbi bawang putih 5%,
25%, 50%, dan 75% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.9. Hasil Uji Statistik antara Sediaan Tunggal Infus Daun Kemangi 75%
dan Sediaan Kombinasi Infus Daun Kemangi 75% dengan Umbi Bawang Putih
5%, 25%, 50%, dan 75%.
Rerata Zona
Hambat (mm)

Kemangi 75% + Bawang putih 5%


Kemangi 75% + Bawang putih 25%
Kemangi 75% + Bawang putih 50%
Kemangi 75% + Bawang putih 75%

11,33
10,33
12
13,33

Kemangi 75% (11 mm)


P = 121 (TB)
P = 0,487 (TB)
P = 0,025 (B)
P = 0,034 (B)

Perbandingan sediaan tunggal infus daun kemangi 75% dan sediaan


kombinasi infus umbi bawang putih dan daun kemangi sesuai tabel 5.9
menunjukkan hasil bahwa perbandingan antara sediaan tunggal infus daun
kemangi 75% dengan sediaan kombinasi infus daun kemangi 75% dan umbi
bawang putih 50% bernilai p = 0,025, serta daun kemangi 75% dan umbi bawang
putih 75% bernilai p = 0,034. Dalam hal ini, diduga sifat antijamur sediaan daun

40

kemangi 75% memasuki range potensi jika dikombinasikan dengan umbi bawang
putih dimulai dari konsentrasi 50% sampai 75%.
Hasil uji Mann-Whitney antara sediaan tunggal infus daun kemangi 100%
dan sediaan kombinasi infus daun kemangi 100% dengan umbi bawang putih 5%,
25%, 50%, dan 75% dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 5.10. Hasil Uji Statistik antara Sediaan Tunggal Infus Daun Kemangi 100%
dan Sediaan Kombinasi Infus Daun Kemangi 100% dengan Umbi Bawang Putih
5%, 25%, 50%, dan 75%.

Kemangi 100% + Bawang putih 5%


Kemangi 100% + Bawang putih 25%
Kemangi 100% + Bawang putih 50%
Kemangi 100% + Bawang putih 75%

Rerata Zona
Hambat (mm)
12
12,33
12
12,33

Kemangi 100% (10 mm)


P = 0,105 (TB)
P = 0,072 (TB)
P = 0,037 (B)
P = 0,072 (TB)

Perbandingan sediaan tunggal infus daun kemangi 100% dan sediaan


kombinasi infus umbi bawang putih dan daun kemangi sesuai tabel 5.10
menunjukkan hasil bahwa perbandingan antara sediaan tunggal infus daun
kemangi 100% dengan sediaan kombinasi infus daun kemangi 100% dan umbi
bawang putih semua konsentrasi bernilai p > 0,05, kecuali pada kombinasi infus
daun kemangi 100% dan umbi bawang putih 50% dengan p = 0,037. Hal ini juga
diduga karena adanya efek bifasik dengan kurva U-shaped inverted dan range
potensi berada pada infus umbi bawang putih 50% dan daun kemangi 100%.
Berdasarkan hasil uji statistik Mann-Whitney, diketahui bahwa kombinasi
infus umbi bawang putih dan daun kemangi berbagai konsentrasi, baik tunggal
dan kombinasi, memiliki aktivitas antijamur terhadap jamur C. albicans. Secara
ringkas, beberapa perlakuan yang menujukkan adanya perbedaan yang bermakna

41

dari semua sediaan kombinasi yang lebih baik daripada sediaan tunggal
ditunjukkan pada Tabel 5.11.
Tabel 5.11. Ringkasan Hasil Analisis Uji Mann-Whitney dari Perlakuan Tunggal
dan
Kombinasi dari Umbi Bawang Putih dan Daun Kemangi
terhadap C. albicans

Keterangan:
BP
K
a, b, c

Perlakuan dan kombinasi


tanaman obat

Rerata Diameter
Zona Hambat (mm)

BP 50% + K 100%
BP 75% + K 75%
BP 25% + K 25%
BP 5% + K 50%

12 a
13,33 b
13,33 b
15 c

= Bawang Putih
= Kemangi
= Zona hambat dari konsentrasi yang bermakna
berdasarkan uji Mann-Whitney dalam notasi huruf.
Semakin tinggi huruf, semakin besar zona hambat yang
diberikan kombinasi sediaan tanaman tersebut.

Tabel 5.11 menunjukkan konsentrasi kombinasi yang berbeda bermakna


dan lebih baik daripada sediaan tunggal pada hasil uji Mann-Whitney. Terlihat
bahwa perlakuan infus sediaan kombinasi umbi bawang putih dan daun kemangi
yang paling tinggi notasi hurufnya adalah kombinasi infus umbi bawang putih 5%
dan daun kemangi 50%, yang memiliki zona hambat terbesar dibanding dengan
zona hambat sediaan kombinasi lainnya.
Menurut Setiabudy dan Vincent serta Katzung, kombinasi obat dapat
memberikan efek sinergisme (15,16). Hasil penelitian terdahulu menyebutkan
bahwa ketika dua jenis tanaman obat dikombinasikan, maka daya hambat terhadap
suatu kuman akan meningkat (17).
Perbandingan ketokonazol dengan kombinasi infus umbi bawang putih dan
daun kemangi menunjukkan adanya perbedaan bermakna ketokonazol dengan

42

kombinasi infus umbi bawang putih 5% dan daun kemangi 25%, bawang putih
5% dan daun kemangi 50%, bawang putih 25% dan daun kemangi 75%, bawang
putih 50% dan daun kemangi 25%, bawang putih 50% dan daun kemangi 50%,
bawang putih 50% dan daun kemangi 75%, bawang putih 50% dan daun kemangi
100%, serta bawang putih 75% dan daun kemangi 50%. Ini berarti kemampuan
antijamur sediaan kombinasi tersebut tidak dapat menyamai aktivitas antijamur
obat standar, yaitu ketokonazol, kecuali pada sediaan kombinasi infus umbi
bawang putih 5% dan daun kemangi 25% yang memiliki zona hambat yang lebih
tinggi daripada ketokonazol. Jadi, sediaan kombinasi infus umbi bawang putih 5%
dan daun kemangi 25% lebih baik secara bermakna daripada ketokonazol.
Daya hambat sediaan kombinasi infus umbi bawang putih 5% dengan
kemangi 75%, bawang putih 5% dengan kemangi 100%, bawang putih 25%
dengan kemangi 25%, bawang putih 25% + kemangi 50%, bawang putih 25% +
kemangi 100%, bawang putih 75% dengan kemangi 25%, dan bawang putih 75%
dengan kemangi 75%, dan bawang putih 25% + kemangi 100%, terbukti tidak
berbeda bermakna dengan ketokonazol, berarti kemampuan antijamur sediaan
kombinasi tersebut dapat menyamai aktivitas antijamur obat standar, yaitu
ketokonazol.
Adapun keterbatasan penelitian ini adalah peneliti belum dapat
mengetahui interaksi yang pasti antara kandungan antijamur di umbi bawang
putih dan daun kemangi. Selain itu, pada infus yang dihasilkan, diduga tidak dapat
hanya mengambil zat aktif yang mempunyai efek antijamur, tetapi juga
terekstraksi zat aktif lain yang belum diketahui efeknya terhadap jamur. Selain itu

43

juga belum diketahui bagaimana interaksi antara zat aktif yang bukan antijamur
tersebut jika dikombinasikan.
Penelitian selanjutnya dapat diarahkan untuk mengetahui interaksi zat-zat
antijamur yang ada pada kedua tanaman tersebut, sehingga dapat diketahui
mekanisme dan potensi kerjanya sebagai antijamur, khususnya terhadap C.
albicans. Selain itu, penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menggunakan
metode lain yang hanya mengambil zat aktif yang berkhasiat untuk menghambat
jamur, sehingga tidak terjadi interaksi antar zat aktif lain yang mungkin dapat
membuat hasil penelitian bias.

You might also like