You are on page 1of 27

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan permukaan bumi, akan selalu
membutuhkan data permukaan bumi sebagai data referensi. Salah satu jenis data permukaan
bumi adalah data yang berkaitan dengan spasial dan atribut suatu wilayah. Salah satu cara
untuk mendapatkan data spasial dan data atribut suatu wilayah adalah dengan metode
penginderaan jauh.

Metode penginderaan jauh adalah suatu metode untuk mendapatkan data spasial dan
data atribut tanpa menyentuh langsung data spasial dan data atribut tersebut. Keuntungan dari
metode penginderaan jauh ini adalah waktu pengumpulan data yang relatif singkat dibanding
dengan metode terestris untuk cakupan area yang sama. Adapun wahana yang digunakan
dalam sistem penginderaan jauh adalah wahana udara ( pesawat) dan wahana luar angkasa
(satelit).

Hasil dari penginderaan jauh wahana satelit adalah citra. Dalam perkembangan
teknologi saat ini citra satelit berdasarkan resolusi spasialnya dapat di golongkan menjadi 3
bagian, yaitu : citra satelit resolusi tinggi, sedang, dan rendah. Dampak dari kemajuan
teknologi bidang penginderaan jauh tersebut antara lain sangat mudahnya untuk mengakses
citra satelit beresolusi spasial tinggi secara gratis.

Google Earth™ adalah salah satu dari Software yang dapat menyajikan citra satelit
resolusi tinggi secara gratis, namun untuk melakukan pekerjaan yang membutuhkan ketelitian
spasial maka citra yang dihasilkan oleh Google Earth™ harus dikoreksi geometrik terlebih
dahulu. Tulisan ini membahas mengenai pengolahan citra & langkah – langkah interpretasi
citra yang dihasilkan oleh Google Earth™ sehingga dapat dimanfaatkan pada bidang
pekerjaan lain seperti pembuatan rencana tata ruang kota.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 1


I.2 Maksud dan Tujuan

Kegiatan “Interpretasi Visual dari Citra Google Earth™ dan Kegiatan Lapangan”
dimaksudkan supaya mahasiswa dapat mempraktekkan ilmu yang didapat ketika di
perkuliahan. Dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat mengidentifikasi citra satelit
secara visual (resolusi spasial tinggi) dan membuat peta penggunaan lahan dari citra yang
didapat dalam bentuk peta garis.

I.3 Dasar Teori


Landasan teori sangat dibutuhkan sebagai dasar untuk merencanakan langkah-langkah
kegiatan yang akan dilakukan. Dibawah ini akan dibahas mengenai landasan teori yang
terkait dan menjadi dasar dalam pelaksanaan mini project ini.

1.3.1 Citra Satelit

Citra satelit adalah gambaran dari permukaan bumi yang direkam oleh suatu sensor
tertentu (satelit). Berdasarkan resolusi spasial yang terekam oleh sensor, citra satelit dibagi
menjadi tiga jenis, yaitu citra satelit resolusi tinggi, citra satelit resolusi sedang dan citra satelit
resolus rendah. Citra satelit resolusi tinggi adalah citra satelit dimana ukuran terkecil yang
terekam pada citra nampak suatu obyek (dapat diinterpretasi secara visual) sedangkan citra
resolusi sedang dan rendah tidak dapat di interpretasi secara visual, pada citra jenis ini obyek
yang terdapat pada citra dapat diketahui berdasarkan nilai pixelnya.

I.3.2 Google EarthTM


Merupakan sebuah program globe virtual yang sebenarnya disebut Earth Viewer dan
dibuat oleh Keyhole, Inc.. Program ini memetakan bumi dari superimposisi gambar yang
dikumpulkan dari pemetaan satelit, fotografi udara dan globe GIS 3D. Tersedia dalam tiga
lisensi berbeda: Google Earth, sebuah versi gratis dengan kemampuan terbatas; Google Earth
Plus ($20), yang memiliki fitur tambahan; dan Google Earth Pro ($400 per tahun), yang
digunakan untuk penggunaan komersial.

Spesifikasi Google EarthTM


 Sistem dan Proyeksi Koordinat
 Sistem koordinat internal Google Earth merupakan koordinat geografi dalam bentuk
tunggal Sistem Geodetik Dunia tahun 1984 (WGS84).

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 2


 Google Earth menampilkan dunia seperti dilihat dari pesawat atau satelit yang
mengorbit. Proyeksi ini diguakan untuk memperoleh efek yang disebut Perspektif
Umum. Ini mirip dengan proyeksi Ortografi, kecuali titik perspektifnya merupakan
jarak terbatas (dekat bumi) daripada jarak tidak terbatas (luar angkasa).[13]
 Resolusi dasar
 Amerika Serikat: 15 m (beberapa negara bagian 1 m atau lebih baik)
 Andorra, Belanda, Britania Raya, Denmark, Jerman, Liechtenstein, Luksemburg,San
Marino, Swiss, Vatikan: 1 m atau lebih baik
 Seluruh dunia: Umumnya 15 m (beberapa area, seperti Antartika, resolusinya sangat
rendah), tetapi ini tergantung pada kualitas satelit/fotografi udara yang diunggah.
 Resolusi tinggi
 Amerika Serikat: 1 m, 0.6 m, 0.3 m, 0.15 m (sangat jarang, contohnya Cambridge dan
Google Campus, atau Glendale)
 Eropa: 0.3 m, 0.15 m (contohnya Berlin, Hamburg, Zürich)
 Resolusi ketinggian
 Permukaan: bervariasi menurut negara
 Dasar laut: Tidak tersedia (sebuah skala warna memperkirakan kedalaman dasar laut
"diperlihatkan" pada permukaan).
 Umur: Gambar kadang-kadang kurang dari 3 tahun. Tanggal selanjutnya untuk informasi
hak cipta sering dirujuk sebagai tanggal dimana gambar diambil, tetapi praktik ini tidak
benar.

Google Earth tidak beroperasi pada konfigurasi peranti keras lama. Konfigurasinya sebagai
berikut:

 Pentium 3, 500 MHz


 128 MB RAM
 ruang kosong 400 MB
 Kecepatan internet: 128 kb/detik
 Kartu grafis 3D 16MB
 Resolusi 1024x768, Warna 16-bit
 Windows XP atau Windows 2000 (bukan Windows Me), Linux, Mac OS X

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 3


Jenis kesalahan umum dalam video RAM yang tidak mencukupi: peranti lunak ini
dirancang untuk memperingatkan pengguna apabila kartu grafis mereka tidak mampu
menjalankan Earth (ini sering terjadi karena Video RAM yang tidak mencukupi atau driver
kartu grafis yang terkena bug). Jenis kegagalan yang lain adalah kecepatan akses Internet.
Kecuali untuk yang sering gagal, Internet broadband (Cable, DSL, T1, dll) dibutuhkan.

1.3.3 AutoDesk Map (AutoCad 2004)

AutoDesk Map adalah Software yang dikeluarkan oleh Autodesk Inc, merupakan
Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan grafis yang lebih cenderung digunakan
untuk pemetaan. Software ini memiliki keunggulan yang menyimpan berbagai informasi
tentang suatu objek yang ada di dalam pemetaan tersebut.

Spesifikasi produk

 Dapat digunakan untuk Membuat peta peta dasar (base map) dengan input
equipment digitalizer dan mouse
 Mengelola data – data objek dengan menggunakan data base eksternal
 Mengedit peta – peta dengan berbagai jenis bentuk obyek seperti point, polyline,
polygon
 Melakukan query dengan peta tunggal dan peta berganda serta memanfaatkan
sistem structured query language (sql)
 Menganalisis dengan menggunakan berbagai metode pada AutoCad MAP yaitu :
shortes path trace flood path dan overlay
 Membuat output data berupa teks ataupun map book (atlas)

1.3.4 Koreksi Geometrik

Citra yang dihasilkan secara langsung melalui proses perekaman sesaat tidak bebas
dari kesalahan. Kesalahan ini muncul karena adanya gerakan satelit, rotasi bumi, gerakan
cermin pada sensor scanner, dan juga kelengkungan bumi. Hasil perekaman ini juga
merupakan model dua dimensi yang menghasilkan kenyataan tiga dimensi pada bidang
spheroid permukaan bumi. Disini menimbulkan kesalahan geometri yang lain.

Ketika akurasi area, arah dan pengukuran jarak dibutuhkan, citra mentah harus selalu
diproses untuk menghilangkan kesalahan geometrik dan merektifikasi citra kepada koordinat
sistem bumi yang sebenarnya. Salah satu cara untuk mengoreksi distorsi geometrik ini adalah

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 4


dengan menggunakan titik – titik kontrol tanah (GCP). GCP adalah suatu titik pada
permukaan bumi yang sudah diketahui koordinatnya.

1.3.5 Interpretasi Citra


Menurut Este dan Simonett, 1975: Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji
foto udara atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi objek dan menilai arti
pentingnya objek tersebut.
Ada tiga hal penting yang perlu dilakukan dalam proses interpretasi, yaitu :
 Deteksi :
citra merupakan pengamatan tentang adanya suatu objek, misalkan pendeteksian
objek disebuah daerah dekat perairan.
 Identifikasi :
Identifikasi atau pengenalan merupakan upaya mencirikan objek yang telah dideteksi
dengan menggunkan keterangan yang cukup, misalnya mengidentifikasikan suatu
objek berkotak2 sebagai tambak di sekitar perairan karena objek tersebut dekat
dengan laut.
 Analisis :
Analisis merupakan pengklasifikasian berdasarkan proses induksi dan deduksi, seperti
penambahan informasi bahwa tambak tersebut adalah tambak udang dan
dklasifikasikan sebagai daerah pertambakan udang.

Interpretasi citra penginderaan jauh


1. Interpretasi secara manual
Interpretasi secara manual adalah interpretasi data penginderaan jauh yang
mendasarkan pada pengenalan ciri/karakteristik objek secara keruangan. Karakteristik
objek dapat dikenali berdasarkan 9 unsur interpretasi yaitu bentuk, ukuran, pola,
bayangan, rona/warna, tekstur, situs, asosiasi dan konvergensi bukti.

2. Interpretasi secara digital


Interpretasi secara digital adalah evaluasi kuantitatif tentang informasi spektral yang
disajikan pada citra. Dasar interpretasi citra digital berupa klasifikasi citra pixel
berdasarkan nilai spektralnya dan dapat dilakukan dengan cara statistik. Dalam

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 5


pengklasifikasian citra secara digital, mempunyai tujuan khusus untuk
mengkategorikan secara otomatis setiap pixel yang mempunyai informasi spektral
yang sama dengan mengikutkan pengenalan pola spektral, pengenalan pola spasial
dan pengenalan pola temporal yang akhirnya membentuk kelas atau tema keruangan
(spasial) tertentu.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 6


II. PELAKSANAAN

II.1 Persiapan
Pada tahap persiapan dilakukan studi pustaka mengenai bagaimana cara mengolah
citra, serta menyiapkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer yang akan digunakan
dalam poject ini.

II.2 Alat dan Bahan


1. Citra Satelit Resolusi tinggi dari softwere Google Earth
2. Seperangkat komputer / laptop
3. Software Google Earth
4. Software AutoDesk Map 2004
5. Microsoft Office Word 2007
6. Kamera digital Sony C750
7. Kendaraan untuk transportasi ke lokasi

II.3 Pelaksanaan
Tahapan-tahapan yang akan dilakukan dalam project ini dapat dilihat pada diagram
alir pelaksanaan berikut ini :

Original Image from Google Earth

Koreksi Geometrik GCP Coordinates


(pada AutoCad) (x,y dan X,Y)

Interpretasi visual citra


Unsur – unsur interpretasi
citra
Analisis citra
TIDAK
YA

Digitasi Citra pada


AutoCad

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 7


Pembuatan Peta
Penggunaan Lahan

Penyajian Peta

II.3.1 Mencari citra dari Google Earth™

1. Buka Google Earth™ (Notebook sudah tersambung dengan jaringan Internet)

2. Pada Tab Search, ketikan “Godean, Sleman” dan klik “begin search”.

3. Setelah tampak citra satelit Godean, pilih daerah yang akan dipetakan dengan syarat
ketinggian mata (eye alt) berkisar antara 800m sampai dengan 1000m.

4. Setelah didapat daerah yang akan dipetakan (diambil citranya), tandai pada ke empat
pojok citra dengan fasilitas add placemark. Kemudian catat koordinatnya.

Tujuan dari langkah ini adalah menandai citra supaya dapat diketahui koordinat UTM
nya, sehingga memudahkan dalam proses transformasi ketika dijadikan sebuah peta
garis.

5. Telah didapat citra Godean dengan 4 titik referensi yang diketahui koordinatnya,
seperti gambar berikut:

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 8


Untuk menyimpan citra,
itra, lakukan saving image dari Google Earth™ atau lakukan print
screen kemudian save.

II.3.2 Koreksi Geometrik


Koreksi geometrik ini diperlukan untuk menghasilkan data yang lebih teliti dalam
aspek planimetriknya. Pada koreksi ini digunakan titik kontrol tanah (GCP) yang didapat dari
Google Earth untuk menjadikan koordinat citra sama dengan koordinat sistem bumi
sebenarnya.
Langkah – langkah
ngkah koreksi geometrik pada AutoCad Map adalah sebagai berikut :
1. Buka Autodesk Map 2004

2. Pada menu utama pilih Insert → Raster Image → kemudian pilih file citra yang sudah
disimpan

3. Lakukan proses transformasi dari koordinat autocad ke koordinat UTM dengan


fasilitas rubber sheet. Klik command Map → Tools → Rubber Sheet kemudian
memasukkan base point dengan data yang telah disediakan.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 9


4. Base Point 1 : pilih titik 1 → Referensi 1 : pilih titik A dan seterusnya → enter

5. Pilih Object Rubber sheet → select object (pilih object yang akan dirubbersheet) →
enter. Hasilnya obyek yang dipilih akan ditransformasi berdasarkan titik – titik
kontrolnya.

II.3.3 Interpretasi visual citra

Interpretasi visual citra didasarkan


di pada pengenalan ciri/karakteristik
teristik objek secara
keruangan menggunakan unsur – unsur interpretasi citra. Langkah – lagkah yang diperlukan
dalam interpretasi citra secara visual adalah :

1. Pemilihan
emilihan atau penentuan skema klasifikasi yang digunakan, dimana hal ini
tergantung pula pada kondisi citra/foto yang dipakai. Semakin detail resolusi spasial
dan spektral suatu citra, maka semakin detail obyek yang dapat dikenali.
2. Menentukan objek yang diinterpretasi
diinterpretasi misalnya saja pemukiman atau yang lainnya.
3. Melakukan Interpretasi sementara dengan melihat unsur – unsur interpretasi citra
yang ada dalam objek tersebut.
4. Membuat
embuat Tabel Data Hasil Klasifikasi sementara untuk memudahkan dalam analisis
data.

II.3.4 Analisis Citra

Hasil interpretasi citra sementara perlu diuji kebenarannya untuk mengetahui apakah
hasil interpretasi sesuai dengan keadaan lapangan sebenarnya, salah satu cara yang dapat
digunakan untuk uji hasil interpretasi visual adalah dengan cara mendatangi objek yang di
analisis langsung ke lapangan.. Ada 2 kemungkinan yang
yang diperoleh dari uji lapangan, yaitu :

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 10


1. Hasil interpretasi sementara sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan → maka
hasil interpretasi dapat digunakan untuk pekrajaan selanjutnya (diperoleh citra
penggunaan lahan).
2. Hasil interpretasi sementara tidak sesuai
sesuai dengan kondisi sebenarnya di lapangan →
maka perlu dilakukan interpretasi ulang dengan menggunakan kunci interpretasi
hingga dihasilkan citra penggunaan lahan yang sesuai dengan kondisi sebenarnya di
lapangan... yang dimaksud kunci interpretasi adalah unsur – unsur interpretasi citra
yang akan digunakan untuk melakukan interpretasi visual citra setelah dilakukan uji
lapangan.

II.3.5 Digitasi Citra

Digitasi citra adalah kegiatan digitasi on – screen obyek yang terdapat pada citra
dengan mengelompokkan obyek – obyek tersebut dalam beberapa layer. Kegiatan ini
dilakukan dengan tujuan untuk meghasilkan peta garis dari citra tersebut.
tersebut Langkah – langkah
yang diperlukan adalah sebagai berikut :

1. Pada menu utama klik format → layer, kemudian


ian Buat Layer sesuai dengan identifikas
identifikasi
apa saja yang ada di lapangan, seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini :

2. Mulai proses digitasi layer demi layer hingga terbentuk sebuah pe


peta citra dengan
menggunakan fasilitas polyline

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 11


II.3.6 Pembuatan Peta Penggunaan Lahan

Peta penggunaan lahan adalah peta yang menyajikan informasi mengenai


pemanfaatan lahan yang terdapat di suatu kawasan. Langkah – langkah yang diperlukan
untuk membuat peta penggunaan lahan adalah sebagai berikut :

1. Buka Autodesk Map 2004


2. Pada menu utama pilih file → open → buka citra hasil digitasi pada langkah
sebelumnya.

3. Turn off layer 0 yang merupakan layer citra, kemudian lakukan proses hatch pada
setiap layer dengan cara klik draw pada menu utama, kemudian pilih hatch

4. Tambahkan lay out peta untuk menyajikan peta penggunaan lahan hasil interpretasi
citra secara visual.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 12


III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini menyajikan hasil langkah demi langkah pembuatan mini project beserta
sedikit pembahasannya.

III.1 Citra yang di dapat dari Google EarthTM

Citra diatas adalah citra daerah sekitar Desa Sidoakur, Kecamatan Godean, Kabupaten
Sleman, Yogyakarta yang diambil dengan ketinggian mata (eye alt) 1,15 km dan dengan
elevasi 126 m. titik a,b,c,d yang ditandai dengan symbol berwarna kuning adalah titik GCP
yang akan digunakan untuk melakukan koreksi geometri dengan koordinat sebagai berikut :

Titik X (UTM) Y (UTM)

a 423261.88 m E 9141399.0 m S

b 423247.52 m E 9140818.73 m S

c 424025.67 m E 9141333.26 m S

d 424131.26 m E 9140809.40 m S

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 13


III.2 HASIL KOREKSI GEOMETRIK

Citra sebelum dilakukan koreksi geometrik, koordinat pada citra tidak sesuai dengan
koordinat di bumi (koordinat sebenarnya)

Koordinat titik c (pojok kiri bawah) :

Setelah dilakukan koreksi geometrik, koordinat pada citra sama dengan koordinat bumi
sebenarnya.

Koordinat titik c (pojok kiri bawah) :

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 14


III.3 HASIL INTERPRETASI CITRA

NO Kenampakan Obyek Pada Citra Unsur Interpretasi Citra Interpretasi Sementara


Rona : cerah
Bentuk : membentuk huruf T dan memanjang
Ukuran : kecil dengan lebar homogen
1 Tekstur : halus Pertigaan jalan
Bayangan : tidak ada
Pola : teratur
Asosiasi : terdapat pemukiman
Rona : cerah
Bentuk : kotak memanjang
Ukuran : sedang
2 Tekstur : sedang Komplek pertokoan
Pola : teratur
Bayangan : ada
Asosiasi : dekat jalan
Rona : sedang
Bentuk : kotak persegi
3 Ukuran : besar sekolahan
Tekstur : sedang
Pola : teratur

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 15


Bayangan : ada
Asosiasi : dekat jalan, ada ruang terbuka di tengah
gedung
Rona : gelap
Bentuk : abstrak , padat
Ukuran : kecil
4 Tekstur : kasar Pemukiman
Pola : tidak beraturan
Bayangan : ada
Asosiasi : terdapat jalan memutar komplek
Rona : cerah
Bentuk : kotak, lebar
Ukuran: besar
5 Bayangan : tidak ada Lapangan
Tekstur : sedang
Pola : teratur
Asosiasi : dekat permukiman

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 16


Rona : gelap
Bentuk : garis memanjang
Ukuran : sedang
Bayangan : tidak ada
6 Sungai
Tekstur : kasar
Pola : tidak teratur
Asosiasi : banyak pepohonan di sepanjang alur garis

Rona : sedang
Bentuk : garis memanjang
Ukuran : kecil
7 Bayangan : tidak ada Jalan profinsi
Tekstur : halus
Pola : teratur
Asosiasi : terdapat perumahan di sepanjang garis tersebut
Rona : cerah
Bentuk : kotak memanjang, banyak
Ukuran: kecil
8 Sawah
Bayangan : tidak ada
Tekstur : sedang
Pola : teratur

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 17


Asosiasi : ditumbuhi tanaman pendek
Rona : cerah
Bentuk : kotak, memanjang
Ukuran : besar
9 Bayangan : ada Pabrik
Tekstur : sedang
Pola : teratur
Asosiasi : tepi jalan,bentuk khas
Rona : gelap
Bentuk : kotak, atap kerucut
Ukuran : sedang
10 Mushalla
Bayangan : ada
Tekstur : sedang
Asosiasi : terletak di kompleks pabrik (pusat kegiatan)

Dalam kegiatan interpretsai citra secara visual, pengamat menggunakan unsur interpretasi pada umumnya seperti rona, bentuk, ukuran,
tekstur, bayangan, asosiasi dalam menggolongkan obyek – obyek pada citra. dalam kegiatan ini terjadi sedikit kesulitan karena kurang terlatih
dalam melakukan interpretasi citra secara visual.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 18


III.4 ANALISIS CITRA

Kenampakan Obyek Hasil Interpretasi Uji Lapangan


NO Hasil di Lapangan Keterangan
Pada Citra Sementara (foto obyek)

Sesuai dengan
1 Pertigaan jalan Pertigaan jalan
kondisi lapangan

Komplek Komplek Sesuai dengan


2
pertokoan Pertokoan kondisi lapangan

Sesuai dengan
3 sekolahan Gedung SMA
kondisi lapangan

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 19


Sesuai dengan
4 Pemukiman Pemukiman
kondisi lapangan

Sesuai dengan
5 Lapangan Lapangan
kondisi lapangan

Sesuai dengan
6 Sungai Sungai
kondisi lapangan

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 20


Sesuai dengan
7 Jalan Jalan Utama
kondisi lapangan

Sesuai dengan
8 Sawah Sawah
kondisi lapangan

Sesuai dengan
9 Pabrik Pabrik
kondisi lapangan

10
Tidak Sesuai
Musholla Pos Satpam dengan kondisi
lapangan

Setelah dilakukan analisis citra hasil interpretasi ternyata ada hasil interpretasi citra yang kurang sesuai dengan kondisi lapangan. Untuk itu
dilakukan interpretasi ulang menggunakan kunci interpretasi (unsur interpretasi setelah dialkukan uji lapangan) pada obyek yang tidak sesuai.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 21


Interpretasi ulang pada objek yang tidak sesuai kondisi lapangan :

No Obyek pada citra Interpretasi citra Kunci interpretasi Obyek di lapangan Hasil
Rona : gelap Asosiasi : terletak Pos satpam
Bentuk : kotak, atap kerucut dekat pintu masuk
Ukuran : sedang
1 Bayangan : ada
Tekstur : sedang
Asosiasi : terletak di kompleks
pabrik (pusat kegiatan)

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 22


III.5 Hasil Pembuatan Peta

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 23


Tugas Penginderaan Jauh Terapan 24
IV. KESIMPULAN & SARAN

1V.1 Kesimpulan

Setelah dilakukan kegiatan interpretasi citra secara visual ini praktikan dapat
mengetahui tahapan- tahapan untuk melakukan interpretasi citra agar dapat dimanfaatkan
lebih lanjut. Adapun tahapan pengolahannya adalah mencari citra resolusi tinggi yang akan di
interpretasi secara visual, melakukan koreksi geometrik pada citra tersebut, melakukan
interpretasi citra menggunakan unsur – unsur interpretasi citra, kemudian melakukan analisis
terhadap hasil interpretasi citra dengan cara uji lapangan, lalu tahapan desain citra menjadi
peta.
Tahapan mengunduh citra dilakukan menggunakan perangkat lunak Google EarthTM
dengan koneksi internet untuk melakukan streaming daerah yang dicari. Koreksi Geometrik,
digitasi dan pembuatan layout peta dilakukan menggunakan perangkat lunak AutoDesk Map
2004. Tahapan interpretasi citra dilakukan on – screen, dapat dilakukan menggunakan
berbagai softwere dengan fasilitas dapat membaca data dalam format .jpg salah satunya yaitu
microsoft office picture manager. Dan untuk analisis citra, perlu dilakukan uji lapangan
sehingga dapat diketahui kondisi obyek pada bumi sebenarnya. Penggunaan beberapa jenis
perangkat lunak yang berbeda dikarenakan kemudahan dan fasilitas yang disediakan oleh
perangkat lunak itu untuk mendukung proses yang dikerjakan lebih memadai.

IV.2 Saran
Perlu dipersiapkan pengetahuan yang cukup dalam menggunakan unsur – unsur
interpretasi citra, karena dalam kegiatan interpretasi citra secara visual kemampuan dan
pengalaman praktikan dalam menggunakan unsur – unsur interpretasi sangat mempengaruhi
hasil akhir kegiatan ini. Selain itu sebaiknya perlu dipersiapkan juga koneksi internet dengan
kecepatan tinggi untuk efisiensi waktu dalam mengunduh citra dari Google EarthTM.

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 25


DAFTAR PUSTAKA

Djurdjani dan Christine Nugroho Kartini, 2004, RPKPS dan Bahan Ajar, Jurusan Teknik
Geodesi Fakultas Teknik Universitas Gadjahmada, Yogyakarta.
Lillesand, Thomas M. and Ralph W. Kiefer, 2000, Remote Sensing and Image Interpretation,
John Willey & Sons, Inc, University of Wisconsin – Madison , USA
http://rimbawan.org/peh
http://www.geocities.com/yaslinus
iswara_adhi@walla.com

Tugas Penginderaan Jauh Terapan 26


Tugas Penginderaan Jauh Terapan 27

You might also like