You are on page 1of 35

HERBAL MEDICINE

Hidajah Rachmawati, S.Si,,Apt, SpFRS

HERBAL MEDICINE

Herbal medicine : also called botanical medicine or


phytomedicine,refers to the use of any plants seeds,
roots, leaves, bark or flowers for medicinal purposes.

PENDAHULUAN
Sejak dunia terkembang dan dihuni oleh
manusia dan makhluk hidup lainnya ,
sudah ada penyakit dan usaha untuk
mengobatinya
Bahan-bahan obat yang dipergunakan
sebagai obat adalah yang tersedia di
alam , berasal dari nabati, hewani,
atau mineral

OBAT ASAL ALAM NABATI


Penggunaan obat asal alam nabati semula
hanya secara empiris, berdasarkan
pengalaman turun-temurun.
Herba cth :Menthae piperitae Herba
Radix / Rhizoma cth : Valerianae
Radix
Cortex cth: Cinchonae Cortex
Folia cth: Psidii Folium
Fructus cth : AnisiFructus
Flos cth :Pyretri Flos
Semen cth : Ricini Semen

OBAT ASAL ALAM NABATI


Dengan penelitian-penelitian didapatkan zat
berkhasiatnya:
Alkaloida
Papaver somniferum (Morphin, Codein,
Papaverin); Ephedra vulgaris
(efedrin);Rauwolfia serpentina (reserpin)
Glikosida
Digitalis lanata dan Digitalis purpurea
(Digoxine)
Minyak atsiri
Folia Menthae piperitae (oleum m.pip);
Anisi Fructus (Ol. Anisi)
Minyak/lemak
Oleum Ricini; Ol. Cocos

OBAT ASAL ALAM HEWANI DAN


MINERAL
Obat asal alam hewani :
Pemakaian berdasarkan pengalaman menggunakan
bagian-bagian ttt :
Glandula Thyreoidea (thyroid) , pancreas (insulin)
Obat asal alam berupa mineral dan garam-garam :
Fe : dari tanah ttt
Sulfur : dari sumber mata air

SEJARAH
DIOSCORIDES (abad ke 1
setelah Masehi : dokter
Yunani ahli botani , orang
pertama yang menggunakan
ilmu tumbuh-tumbuhan
sebagai ilmu farmasi
terapan. Hasil karyanya : De
Materia Medica
Cth : opium,ergot,
hyoscyamus, dan
cinnamomum

SEJARAH
GALEN (130-200 setelah Masehi :
dokter Yunani karyanya formula
obat-obat dari alam dan cara
mencampurnya. Terkenal dengan
Farmasi Galenika
Preparat galenika dibuat dengan
menyari / mengekstraksi simplisia,
spt : Radix, Cortex, Folia, Flores,
Fructus, Semen.
Cth :Syrupus Tymi,Belladonnae
Extract

EXTRACTA (EKSTRAK)

Ekstrak adalah sediaan kering, kental atau cair


dibuat dengan menyari simplisia nabati atau hewani
menurut cara yang cocok, diluar pengaruh cahaya
matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah
digerus menjadi serbuk.

Cara-cara untuk membuat ekstrak adalah :


- maserasi
- perkolasi
- penyeduhan dengan air mendidih

Extractum et extractum liquidum


( Ekstrak dan Ekstrak Cair )
Ekstrak adalah sediaan pekat yang
diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani
menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua
pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian
hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.

lanjutan

Sebagian besar ekstrak dibuat dengan


mengekstraksi bahan baku obat secara perkolasi.
Seluruh perkolat biasanya dipekatkan dengan cara
destilasi dengan pengurangan tekanan, agar bahan
utama obat sesedikit mungkin terkena panas.
Ekstrak cair adalah sediaan cair simplisia
nabati, yang mengandung etanol sebagai pelarut
atau sebagai pengawet atau sebagai

lanjutan

pelarut dan pengawet. Jika tidak dinyatakan lain


pada masing-masing monografi, tiap ml ekstrak
mengandung bahan aktif dari 1 g simplisia yang
memenuhi syarat.
Ekstrak cair yang cenderung membentuk
endapan dapat didiamkan dan disaring atau bagian
yang bening dienaptuangkan. Beningan yg
diperoleh memenuhi persyaratan Farmakope.
Ekstrak cair dapat dibuat dari ekstrak yang
sesuai.

Cairan penyari
Sebagai cairan penyari digunakan air, eter atau
campuran etanol dan air.
Penyarian simplisia dg air dilakukan dg cara maserasi,
perkolasi atau penyeduhan dg air mendidih.
Penyarian simplisia dg campuran etanol dan air
dilakukan dg cara maserasi atau perkolasi.
Penyarian simplisia dg eter dilakukan dg cara
perkolasi.

MASERASI

Kecuali dinyatakan lain, maserasi dilakukan sbb:


sepuluh bagian simplisia / campuran simplisia dg
derajat halus yg cocok dimasukkan ke dlm sebuah
bejana, lalu dituangi tujuhpuluh lima bagian cairan
penyari, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya sambil sering diaduk. Setelah
5 hari campuran tsb diserkai, diperas, dicuci
ampasnya dg cairan penyari secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian.

lanjutan

Lalu maserat dipindah dlm bejana tertutup dan


dibiarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya
selama 2 hari, maserat dienap tuangkan atau disaring.
Kemudian maserat disuling atau diuapkan pada
tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 hingga
konsistensi yang dikehendaki.
Maserat yang dibuat dimaserasi dengan air segera
dipanasi pada suhu 90 agar sediaan dapat tahan
lama.

Contoh : Opii Extractum


Maserasi 100 bagian Opium yg telah dipotong
tipis dg 500 bagian air selama 24 jam sambil
berulang-ulang diaduk. Peras, maserasi sisa
dengan 250 bagian air selama 12 jam sambil
berulang-ulang diaduk. Peras, campur maserat
pertama, hangatkan segera pada suhu 90 .
Maserat uapkan pada suhu 50hingga sisa 200
bagian, biarkan selama 24 jam,saring. Uapkan
serkaian pada tekanan rendah pada suhu tidak
lebih dari 50 hingga diperoleh ekstrak kering.

Lalu perkolator ditutup dan dibiarkan selama 24 jam.


Kemudian kran dibuka dan dibiarkan cairan penyari
menetes dg kecepatan 1 ml / menit, cairan penyari
berulang-ulang ditambahkan q.s. hingga selalu
terdapat selapis cairan penyari secukupnya di atas
simplisia.
Perkolasi diteruskan sampai 500 mg perkolat yg
keluar terakhir diuapkan, tidak meninggalkan sisa.

PERKOLASI

Kecuali dinyatakan lain, perkolasi dilakukan sbb:


Sepuluh bagian simplisia / campuran simplisia dg
derajat halus yg cocok dibasahi dg 2,5 - 5 bagian
cairan penyari, lalu dimasukkan ke dalam bejana
tertutup sekurang-kurangnya selama 3 jam. Masa
dipindahkan sedikit demi sedikit ke dalam perkolator
sambil tiap kali ditekan hati-hati, dituangi dg cairan
penyari secukupnya sampai cairan mulai menetes dan
di atas simplisia masih terdapat selapis cairan
penyari.

Perkolat kemudian disuling atau diuapkan dengan


tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50 hingga
konsentrasi yang dikehendaki.
Pd pembuatan ekstrak cair, 0,8 bagian perkolat
pertama dipisahkan, perkolat selanjutnya diuapkan
hingga 0,2 bagian dan selanjutnya dicampur dengan
perkolat pertama.
Pembuatan ekstrak cair dg etanol dpt dilakukan dg
reperkolasi tanpa menggunakan panas.

INFUSA
Infus adalah sediaan cair yang dibuat dengan menyari
simplisia nabati dengan air pada suhu 90 selama 15
menit.Decocta : selama 30 menit
Pembuatan :
Campur simplisia dengan derajat halus yang cocok dlm
panci dg air q.s., panaskan di atas tangas air selama 15
menit terhitung mulai suhu mencapai 90 sambil
sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas melalui kain
flanel, + kan air panas secukupnya melalui ampas
hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki.

Ekstrak yang diperoleh dengan penyari air


dihangatkan segera pada suhu 90, dienapkan dan
diserkai, serkaian diuapkan pada tekanan rendah pada
suhu tidak lebih dari 50hingga bobot sama dg bobot
simplisia yg digunakan. Dienapkan di tempat yang
sejuk selama 24 jam, diserkai, diuapkan pada tekanan
rendah pada suhu tidak lebih dari 50 hingga
konsistensi yang dikehendaki.
Hasil akhir ekstrak cair dengan penyari etanol harus
dibiarkan di tempat sejuk selama 1 bulan, kmdn
disaring sambil mencegah penguapan.

Infus Daun Sena dan infus simplisia yang


mengandung minyak atsiri diserkai stlh dingin.
Infus Daun Sena, Asam Jawa tdk boleh diperas krn
mengandung lendir. Asam Jawa dihilangkan dulu
bijinya, diremas dulu dg air hingga menjadi bubur.
Infus kulit kina ditambah asam sitrat 100% dari bobot
bahan berkhasiat.
Infus yg mengandung glikosida antrakinon,spt kulit
Frangula, Purshiana, ditambahkan Na. karbonat 10 %
dari bobot simplisia.

Infus yg mengandung bahan tidak berkhasiat keras,


dibuat dg 10% simplisia.
Untuk pembuatan 100 bagian infus berikut, digunakan
sejumlah yang tertera :
Kulit kina .. 6 bagian
Daun Digitalis .. 0,5 bagian
Akar Ipeka ... 0,5 bagian
Daun Kumiskucing . 0,5 bagian
Sekale Kornutum . 3 bagian
Daun Sena 4 bagian
Temulawak
4 bagian

Derajat halus simplisia yg digunakan untuk infus


harus mempunyai derajat halus sbb :
Serbuk (5/8) : Akarmanis, daun Kumis Kucing,
daun Sirih, daun Sena.
Serbuk (8/10) : Dringo, Kelembak
Serbuk(10/27) : Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe.
Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Secale
Kornutum
Serbuk (85/20) : Daun Digitalis

TINCTURAE

Tinctura adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara


maserasi atau perkolasi simplisia nabati atau hewani
atau dengan cara melarutkan senyawa kimia dalam
pelarut yang tertera pada masing-masing monografi.
Kecuali dinyatakan lain, tinctura dibuat dengan
menggunakan 20% zat khasiat dan 10% untuk zat
khasiat keras.
Contoh : - Belladonnae Tinctura
- Opii Tinctura

Side Effect

INTERAKSI OBAT

GINGKOBILOBA DENGAN
ANTITROMBOTIC AGENTS
MENINGKATKAN RESIKO
PERDARAHAN

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

Contoh sediaan obat

You might also like