You are on page 1of 2

1.

Encephalopathy Dengue
Ensefalitis biasanya disertai demam, penurunan kesadaran, sakit kepala, kejang,
dan tanda-tanda neurologis fokal. Sebaliknya, ensefalopati adalah gambaran klinis
penurunan kesadaran, yang dapat disebabkan oleh jarang ensefalitis tetapi lebih sering
oleh infeksi lain, gangguan metabolik, alkohol, atau obat-obatan.
Ensefalopati dengue masih belum jelas apakah virus ini neurotropik; tidak jelas
apakah ensefalopati dimediasi oleh infeksi langsung dari sistem saraf, atau tidak
langsung melalui mekanisme lain

Gambar 1. Temuan klinis dan laboratorium pada pasien dengan ensefalitis dengue.8
Dari penelitian yang dijelaskan di atas, kita dapat mengenali gejala klinis yang
menjadi ciri ensefalitis dengue [Gambar 1]. Gejala umum yang muncul adalah
ensefalitis klasik; demam, sakit kepala, penurunan kesadaran, dan kejang. Gejala lain
yang diidentifikasi termasuk meningismus, ekstensor plantar, tanda-tanda rilis frontal,
sikap yang abnormal, kelumpuhan saraf wajah, dan tetraparesis.
2. Perdarahan Masif (Massive bleeding)
Perdarahan pada infeksi dengue dapat ringan sampai berat yang kadang
memerlukan perawatan kedaruratan. Perdarahan hebat umumnya akibat DIC dan gagal
multiorgan seperti disfungsi hati dan ginjal, hipoksia yang berhubungan dengan syok
yang berat dan berkepanjangan, asidosis metabolik yang disertai dengan
trombositopenia. Adanya aktivasi koagulasi yang luas menyebabkan pembentukan
fibrin intravascular dan oklusi pembuluh darah kecil yang mengakibatkan timbulnya
thrombosis. Peningkatan penggunaan trombosit pada DIC menyebabkan makin
menurunnya jumlah trombosit dan faktor pembekuan sehingga memicu perdarahan
hebat.4

Perdarahan berat pada infeksi dengue umumnya terjadi pada saluran cerna
berupa hematemesis, hematokezia, dan melesa. Hematemesis adalah muntah darah
yang secara klinis tampak sebagai muntah darah segar kemerahan atau coklat
kehitaman. Melena adalah tinja yang berwarna hitam, sedangkan hematokesia adalah
keluarnya darah segar dari anus bercampur tinja. Perdarahan samar pada saluran cerna
yang terjadi bersama dengan hemokonsentrasi umumnya sulit untuk didiagnosis.
Adanya perdarahan internal atau tersamar pada saluran cerna harus dicurigai apabila
evaluasi klinis dan pemberian cairan yang adekuat, namun terjadi kondisi sebagai
berikut :
-

Pasien dengan syok refrakter (syok yang tidak berhasil diatasi dengan pedoman
syok pada umumnya), dan memiliki hemoglobin dan hematocrit rendah atau

penurunan hemoglobin dan hematocrit.


Pasien dengan tekanan sistolik atau diastolic yang meningkat artau normal namun

denyut nadi masih cepat.


Pasien dengan penurunan hematocrit lebih dari 10% selama pemberian cairan.4
Aktivasi kaskade koagulasi selama infeksi virus mungkin dapat membatasi

penyebaran infeksi. Namun, pembekuan yang berlebihan dapat menyebabkan


penyebaran

koagulasi intravaskular dan perdarahan berikutnya, seperti selama

demam dan demam berdarah dengue. FX berikatan dengan Adv5 tidak hanya
meningkatkan infeksi yang hepatosit tetapi juga mengaktifkan makrofag sebagai
bagian dari sistem kekebalan tubuh bawaan. Par1 dan PAR2 juga memodulasi infeksi
dan kekebalan bawaan dalam enanggapi infeksi virus. Secara keseluruhan, perlu studi
lebih lanjut untuk memahami peran koagulasi, protease, dan pars infeksi virus yang
berbeda.

You might also like