Professional Documents
Culture Documents
Nama Anggota
: 1. Muhammad Reza
2. Risman Antoni
3. Muhammad Iqbal
4. Bukhari Muhammad
5. M. Oktario Sigit P.
6. Muammar Fuadi
7. Benedict Owen N.
8. Rycko Fajar Ardyansyah
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Air merupakan sumber bagi kehidupan. Sering kita mendengar bumi
disebut sebagai planet biru, karena air menutupi 3/4 permukaan bumi. Tetapi tidak
jarang pula kita mengalami kesulitan mendapatkan air bersih, terutama saat
musim kemarau disaat air sumur mulai berubah warna atau berbau. Ironis
memang, tapi itulah kenyataannya. Yang pasti kita harus selalu optimis. Sekalipun
air sumur atau sumber air lainnya yang kita miliki mulai menjadi keruh, kotor
ataupun berbau, selama kuantitasnya masih banyak kita masih dapat berupaya
merubah/menjernihkan air keruh/kotor tersebut menjadi air bersih yang layak
pakai.
Ada berbagai macam cara sederhana yang dapat kita gunakan untuk
mendapatkan air bersih, dan cara yang paling mudah dan paling umum digunakan
adalah dengan membuat saringan air, dan bagi kita mungkin yang paling tepat
adalah membuatpenjernih air atau saringan air sederhana. Perlu diperhatikan,
bahwa air bersih yang dihasilkan dari proses penyaringan air secara sederhana
tersebut tidak dapat menghilangkan sepenuhnya garam yang terlarut di dalam air.
Penelitian di sejumlah negara Eropa, Timur Tengah, Asia Barat dan negara
lainnya saat ini tidak mensyaratkan nilai batasan minimum dan optimum terhadap
tingkat kekeruhan air, jumlah kalsium maupun magnesium. Dengan kata lain tidak
membatasi negara-negara anggotanya dalam mengimplementasikan sebuah
persyaratan kedalam peraturan nasional mereka. Terlepas dari semua perbedaan
tersebut, semua meyakini bahwa kandungan mineral atau zat padat terlarut lainnya
yang berlebihan dapat membahayakan kesehatan. Dengan kata lain air yang tidak
bersih sebaiknya tidak melebihi ambang batas tertentu terhadap kandungan zat-zat
yang merugikan kesehatan atau bahkan dibuat seminimum mungkin.
Tingkat kekeruhan air akan sangat bervariasi sesuai sengan struktur atau
kandungan mineral dalam tanah dan pada masing-masing lokasi. Diperlukan
penelitian khusus untuk dapat mengetahui kandungan mineral sumber air pada
suatu lokasi. Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah
penelitian dapat dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan daerah tanpa sumber
mata air dimana kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih
dahulu. Penanggulangan secara cepat dapat dilakukan dengan cara melakukan
penyaringan air dengan menggunakan beberapa teknik penyaringan air bersih
secara alami/buatan maupun modern/tradisional.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Penjernihan Air
Kondisi fisik air dapat dilihat secara kasat mata, seperti jernih, keruh, atau
kotor, banyaksampah. Dalam kenyataan air seperti itu diproses agar menjadi air
yang dapat digunakan olehmasyarakat.Air baku yang bersih itu tidak saja bening,
tetapi tidak bau, tidak berasa ataupun tidak beracun,dan PH netral.Sumber air
baku yang baik biasanya dari mata air di pegunungan.Pada kenyataannya air
banyak tercemar bahan organik dan anorganik yang larut didalamnyasehingga air
tidak
layak
untuk
digunakan
memenuhi
kebutuhan
hidup.
Seringkali
airmengandung lumpur, kapur, zat besi, bakteri dan banyak bahan lainnya yang
tidak baik untukkesehatan, maka air seperti itu jangan digunakan untuk keperluan
mencuci, memasak atauminum.Air keruh biasanya disebabkan karena mengadung
lumpur dan dapat dijernihkan melaluiproses kimia dengan menggunakan PAC
(Poli alumunium clorida), Bekerjanya bahan kimiatersebut yaitu mengikat
molekul lumpur dalam air, kemudian lumpur akan mengendap di dasarbak atau
kolam.Air yang banyak kandungan lumpur atau kapur bila dikonsumsi dalam
jangka waktu yang lama,akan menyebabkan batu ginjal karena lumpur atau zat
kapur akan mengendap dalam tubuhkita.Selain pencemaran oleh lumpur , air
dapat juga tercemar karena pembusukan bahan organik,seperti daun , batang kayu,
rumput dan yang lainya.Sebagai contoh , air rawa mempunyai tingkat keasaman
yang tinggi akibat pembusukan daun-daunan yang terendam di air sehingga tidak
dapat dikonsumsi .Air dapat juga tercemar bakteri yang merugikan karena bakteri
(microorganism) dapat hidup dilingkungan air dan tidak dapat dilihat secara kasat
mata. Bila air tersebut dikonsumsi secaralangsung akan menyebakan sakit perut,
muntaber dan lain-lain.Semua bentuk pencemaran air baik akibat lumpur, sampah,
maupun mikroorganisma adalahmasalah yang harus dicarikan solusinya.Secara
alami air tawar yang ada di daratan adalah hasil dari proses siklus yang
garam,
Oleh
karena
itu
manusia
dengan
teknologinya
berusahamemanfaatkan air laut dengan meniru proses alam yang dikenal dengan
desalinasi. Proses desalinasi adalah cara yang dilakukan manusia untuk menghilangkan
kadar garam dalam air laut sehingga menghasikan air tawar. Proses tersebut
membutuhkan biaya yang mahal.
dan satu lagi di bagian pinggir bawah. Susun bahan bahan bahan, pada bagian
satu kain, krikil, serabut, arang, busa, begitupun dengan botol bagian ke dua.
Setelah selesai menyusun dan membuat alat tersebut cobalah masukan air
kotoryang keruh ke dalam botol yang telah siap pakai,lihat dan amati hasilnya
bersih didapatkan dengan jalan menyaring air baku melewati lapisan pasir terlebih
dahulu baru kemudian melewati lapisan kerikil.
2.3.5. Saringan Pasir Cepat (SPC)
Saringan pasir cepat seperti halnya saringan pasir lambat, terdiri atas
lapisan pasir pada bagian atas dan kerikil pada bagian bawah. Tetapi arah
penyaringan air terbalik bila dibandingkan dengan Saringan Pasir Lambat, yakni
dari bawah ke atas (up flow). Air bersih didapatkan dengan jalan menyaring air
baku melewati lapisan kerikil terlebih dahulu baru kemudian melewati lapisan
pasir.
2.3.6. Gravity-Fed Filtering System
Gravity-Fed Filtering System merupakan gabungan dari Saringan Pasir
Cepat(SPC) dan Saringan Pasir Lambat(SPL). Air bersih dihasilkan melalui dua
tahap. Pertama-tama air disaring menggunakan Saringan Pasir Cepat(SPC). Air
hasil penyaringan tersebut dan kemudian hasilnya disaring kembali menggunakan
Saringan Pasir Lambat. Dengan dua kali penyaringan tersebut diharapkan kualitas
air bersih yang dihasilkan tersebut dapat lebih baik. Untuk mengantisipasi debit
air hasil penyaringan yang keluar dari Saringan Pasir Cepat, dapat digunakan
beberapa / multi Saringan Pasir Lambat.
2.3.7. Saringan arang
Saringan arang dapat dikatakan sebagai saringan pasir arang dengan
tambahan satu buah lapisan arang. Lapisan arang ini sangat efektif dalam
menghilangkan bau dan rasa yang ada pada air baku. Arang yang digunakan dapat
berupa arang kayu atau arang batok kelapa. Untuk hasil yang lebih baik dapat
digunakan arang aktif. Untuk lebih jelasnya dapat lihat bentuk saringan arang
yang direkomendasikan UNICEF pada gambar di bawah ini.
2.3.8. Saringan air sederhana
Saringan air sederhana/tradisional merupakan modifikasi dari saringan
pasir arang dan saringan pasir lambat. Pada saringan tradisional ini selain
menggunakan pasir, kerikil, batu dan arang juga ditambah satu buah lapisan
injuk / ijuk yang berasal dari sabut kelapa. Untuk bahasan lebih jauh dapat dilihat
pada artikel saringan air sederhana.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penyaringan atau filtrasi terhadap air dapat dilakukan melalui
proses alami maupun buatan. Tujuannya adalah untuk memurnikannya.
Meskipun tidak ada cara yang benar-benar mampu menyaring karena kuman
lebih kecil dari pori-pori pada sistem filtrasi/penyaringan terbaik sekali pun,
setidaknya teknik atau cara yang di bahas dalam makalah ini dapat menjadi
cara alternatif yang digunakan untuk menghasilkan air yang lebih memenuhi
syarat untuk diminum maupun digunakan dalam kehidupan sehari hari.
3.2. Saran
Adapun saran yang bisa disampaikan di karya ilmiah ini, yaitu
hendaknya masyarakat peduli terhadap lingkungan supaya tidak terjadinya
banjir. Oleh karena itu, kesulitan untuk memperoleh air bersih tidak pernah
dialami. Apabila ada yang mengalami kesulitan memperoleh air bersih, maka
penjernihan air dapat dilakukan melalui teknologi sederhana.