Professional Documents
Culture Documents
1. Defenisi
Training adalah usaha terencana yang dilakukan oleh organisasi untuk
memfasilitasi pegawainya untuk belajar kompetensi yang berhubungan dengan
pekerjaannya, merupakan suatu kegiatan yang direncanakan oleh organisasi/
institusi untuk memfasilitasi proses belajar pegawai terhadap kompetensi
dalam
pekerjaannya
pengembangan
(Noe,
(development)
2002:4).
dan
Konsep
pendidikan
pelatihan
(education)
(training),
sering
kali
untuk
memberikan
dalam
pengetahuan
dan
ketrampilan
yang
dibutuhkan
DESAIN PELATIHAN
Page 1
peningkatan ketrampilan orang yang akan dilatih. Secara umum TNA dapat
didefinisikan sebagai suatu proses pengumpulan dan analisis data dalam
rangka mengidentifikasi bidang-bidang atau faktor-faktor apa saja yang ada di
dalam organisasi yang perlu ditingkatkan atau diperbaiki agar kinerja pegawai
dan produktivitas organisasi menjadi meningkat. Tujuan dari kegiatan ini
adalah untuk memperoleh data akurat tentang apakah ada kebutuhan untuk
menyelenggarakan pelatihan.
Faktor-faktor pemicu yang memunculkan TNA dapat dilihat melalui dua
pendekatan yang disebut sebagai proactive TNA dan reactive TNA.
Pendekatan proactive memusatkan perhatiannya pada antisipasi problem
performa di masa mendatang, sedangkan reactive TNA fokus pada problem
performa saat ini. TNA dilakukan karena terdapatnya ketidaksesuaian performa
(performance discrepancy) yang disebabkan berbagai alasan. Hanya saja yang
dapat diselesaikan dengan program pelatihan adalah performance discrepancy
pada deficiency knowledge, skill, and ability sebagaimana bagan berikut:
DESAIN PELATIHAN
Page 2
Performance Discrepancy
YES
Is It Worth Fixing?
YES
Reward/
Punishment
Incongruence
Knowledge Skill
Ability
Deficiency
YES
Inadequate
Feedback
YES
Chose
Appropriate
Remedy
Change
Contingencies
Obstacle in
the System
YES
Provide
Proper
Feedback
YES
Remove
Obstacle
Job Aid
Training
Practice
Change the Job
Transfer or Terminate
Dari
gambar
diatas
menunjukkan
langkah
pertama
adalah
Page 3
keras akhirnya
performanya,
hal
ini
disebabkan
karena
tidak
adanya
perbedaan
demikian
perlu
bukti
yang
relevan
dari
supervisor
untuk
ketiga
area
diatas
tidak diketemukan
permasalahan
yang
memiliki
langkah-langkah
kerja
yang
harus
dilalui
untuk
menyelesaikan tugasnya, sebab boleh jadi satu langkah yang terlewati akan
dapat berakibat fatal.
Practice, digunakan pada tugas-tugas penting namun jarang dilakukan,
pegawai dapat saja lupa atau menjadi kurang cakap pada ketrampilan
DESAIN PELATIHAN
Page 4
Organizational
Organizational
Analysis
Analysis
Task
Task
Analysis
Analysis
Person
Person
Analysis
Analysis
DESAIN PELATIHAN
Page 5
a. Organizational Analysis
Tujuan dilakukannya analisis organisasi yakni untuk menentukan faktorfaktor organisasional yang dapat menunjang ataupun menghambat
efektifitas program pelatihan. Fokus dari analisis ini mengarah pada tujuan
organisasi yang hendak dicapai, analisis terhadap program pelatihan yang
akan dilaksanakan apakah benar-benar mampu untuk menunjang capaian
dari tujuan organisasi, kemampuan organisasi dalam memfasilitasi program
yang hendak dijalankan (finansial, tempat, waktu) serta kesiapan dan
kemampuan pegawai yang akan diikutkan program pelatihan (McCabe,
2001; dalam Aamoth, 2004).
b. Operasional Analysis
Jika dalam analisis organisasional diketemukan indikasi kemampuan
organisasi untuk menjalankan program pelatihan, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan analisis pekerjaan. Hal ini dapat dilakukan dengan
melakukan job analysis untuk mengidentifikasikan task yang digunakan
oleh pegawai dalam unjuk kerjanya, tentunya hal ini yang berkaitan dengan
knowledge, skill, dan ability. Pada umumnya metode job analysis yang
digunakan untuk melakukan tujuan dari task analysis meliputi wawancara,
observasi, dan task inventories. Analisis pekerjaan ini cukup mudah untuk
dilakukan jika telah terdapat job description, namun jika tidak, maka proses
ini terbilang cukup memakan waktu dan biaya.
c. Person Analysis
Tahap akhir dari analisis kebutuhan pelatihan ini adalah person analysis,
yakni menentukan pegawai dan wilayah kerja mana yang dibutuhkan
pelatihan. Tentunya hanya area kerja yang menuntut akan knowledge, skill,
dan ability yang dapat direkomendasikan untuk dilakukan pelatihan.
Dari ketiga proses analisis di atas, akhirnya ditemukan kebutuhan
pelatihan dan siapa saja yang perlu diikutkan dalam program tersebut. Menurut
Blancard (2004), proses ini berlanjut dengan membuat keputusan tentang:
1) Metode pelatihan apa yang akan digunakan?
DESAIN PELATIHAN
Page 6
DESAIN PELATIHAN
Page 7