Professional Documents
Culture Documents
Pelepasan obat
DPI digolongkan berdasarkan disain dosis dan
disain alat. Berdasarkan disain dosis dibagi menjadi
tiga kategori. Yang pertama single-dose DPI,
secara individual berisi kapsul yang mengandung
satu dosis pengobatan. Kedua, multiple
unit-dose DPI mendispersikan dosis tunggal
yang telah diukur dosisnya dalam blister obat
yang sudah diatur dari pabriknya. Yang ketiga,
multiple-dose DPI, dengan pengukuran dosis dari
blister atau strip dari pabrik obat untuk menghantarkan
dosis ulangan.
Single-dose DPI dioperasikan dengan menggerakkan
serbuk obat dari suatu kapsul. Contohnya
adalah Aerolizer dan Handihaler, keduanya
untuk terapi asma. Aerolizer digunakan untuk
menghantarkan formoterol dan Handihaler untuk
menghantarkan tiotropium bromid Walaupun
keduanya berbeda konfigurasi, prinsip kerjanya
sama. Dalam penggunaan single-dose DPI,
setiap kali digunakan pasien memasukkan kapsul
dalam drug holder. Kemudian pasien menghirup
obat dari alat ini. Kekurangan single-dose
DPI adalah pemakaiannya membutuhkan waktu
yang lama.
Multiple unit-dose adalah DPI yang mengandung
4 atau 8 delapan dosis serbuk dalam satu
disk. Dosis dijaga secara terpisah dalam blister
aluminium sampai sebelum dihirup.7 Salah satu
contoh multiple unit-dose DPI adalah Diskhaler.
Digunakan untuk menghantarkan zanamivir
untuk terapi infeksi yang disebabkan oleh virus,
yaitu wadah berbentuk melingkar yang mengandung
empat atau delapan obat. Masingmasing
blister mempunyai mekanisme sendiri,
memungkinkan obat dapat dihisap melalui mulut.
Ketika menggunakan Diskhaler, alur pernapasan
puncak pasien harus lebih besar dari 30
liter/menit agar obat dapat mencapai paru-paru.
Multiple-dose DPI, mengukur dosis obat dari
reservoir. Contoh yang paling umum adalah
Twisthaler, Flexhaler dan Diskus. Twisthaler
mengandung bahan aktif mometason furoat,
sedangkan Flexhaler mengandung bahan aktif
budesonid, keduanya anti inflamasi, digunakan
sebagai preventer pada penderita asma. Diskus
menghantarkan salmeterol, flutikason atau
kombinasi keduanya. Diskus mengandung 60
dosis dalam pengemas berupa strip.8
Berdasarkan desain alat maka DPI dapat diklasifikasikan
menjadi tiga generasi.9 Yang termasuk
dalam generasi pertama adalah single dose DPI
yang diaktivasi oleh pernapasan pasien seperti
Spinhaler10 yang menghantarkan sodium kromoglikat
sebagai pengontrol asma (Gambar 1)
DPI generasi kedua menggunakan teknologi yang lebih baik, mencakup multi-unit dose
(pendispersian dosis
individu yang sudah terukur di dalam blister, disk, dimple, tube, dan strip dari pabriknya) dan
multi-dose DPI.
Contoh: Diskhaler (Gambar 2).
DPI generasi ketiga dikenal juga sebagai alat DPI aktif, yang menggunakan gas bertekanan atau
impeller
yang digerakkan oleh motor untuk mendispersikan obat.
Contoh: Diskus (Gambar 3) dan Accuhaler