Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Ratri Satya Pitrasti
G99112119
Pembimbing :
Dr. Trilastiti W., Sp.KFR, M.Kes
STATUS PENDERITA
I. ANAMNESA
A.
Identitas Pasien
Nama
: Ny. S
Umur
: 63 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: PNS
Alamat
: Sukoharjo
Status
: Menikah
B.
Tanggal Periksa
: 16 September 2013
No CM
: 00692642
Keluhan Utama
Nyeri bahu kiri serta sulit untuk digerakan
C.
D.
E.
F.
G.
: disangkal
Riwayat Hipertensi
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
: disangkal
Riwayat DM
: disangkal
: disangkal
Riwayat Alergi
: disangkal
Riwayat Asma
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat Olahraga
: tidak rutin
: 140/90 mmHg
Nadi
Respirasi
Suhu
C. Kulit
Warna sawo matang, pucat (-), ikterik (-), petechie (-), venectasi (-),
spider naevi (-), striae (-), hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), ulkus
decibitus (-)
D. Kepala
Bentuk mesocephal, kedudukan kepala simetris, luka (-), rambut hitam
beruban, tidak mudah rontok, tidak mudah dicabut, atrofi otot (-).
E. Mata
Conjunctiva pucat (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya langsung dan
tak langsung (+/+), pupil isokor (3 mm/ 3mm), oedem palpebra (-/-),
sekret (-/-)
F. Hidung
Nafas cuping hidung (-), deformitas (-), darah (-/-), sekret (-/-)
G. Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-)
H. Mulut
Bibir kering (-), sianosis (-), lidah kotor (-),lidah simetris, lidah tremor (-),
stomatitis (-), mukosa pucat (+), gusi berdarah (-), papil lidah atrofi (-)
I. Leher
Simetris, trakea di tengah, step off (-), JVP
Retraksi (-)
b.
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Paru
Inspeksi
paradoksal (-)
Palpasi
Perkusi
Palpasi
Perkusi
L. Abdomen
Inspeksi
: tympani
Palpasi
: supel, nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, nyeri tekan (-), bruit
(-) dan lien tidak teraba
M. Ekstremitas
Oedem
-
Akral dingin
-
: 84x/ menit
Respirasi
: 20x/menit
Suhu
: 36,5C
O. Status Neurologis
Kesadaran
Fungsi Luhur
Tonus :
Reflek fisiologis:
Reflek patologis:
+2
+2
+2
+2
Nervus Cranialis
N. III
N. VII
N XII
NECK
Aktif
0 700
0 400
0 600
0 900
Flexi
Extensi
Lateral bend
Rotasi
EKSTREMITAS
SUPERIOR
Shoulder
Elbow
Wrist
Finger
Fleksi
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
External Rotasi
Internal Rotasi
Fleksi
Ekstensi
Pronasi
Supinasi
Fleksi
Ekstensi
Ulnar deviasi
Radius deviasi
MCP I fleksi
MCP II-IV
fleksi
DIP II-V fleksi
PIP II-V fleksi
MCP I ekstensi
EKSTREMITAS
INFERIOR
Hip
Fleksi
Pasif
0 700
0 400
0 600
0 900
ROM AKTIF
Dextra Sinistra
0-45
0-20
0-45
0-20
0-90
0-40
0-30
0-30
0-30
0-30
0-30
0-30
0-135
0-90
135-180
90-180
0-90
0-90
0-90
0-90
0-90
0-90
0-70
0-70
0-30
0-30
0-30
0-30
0-45
0-45
0-45
0-45
0-45
0-45
0-10
0-45
0-45
0-10
ROM AKTIF
Dextra
Sinistra
0
0
ROM PASIF
Dextra
Sinistra
0-45
0-20
0-45
0-20
0-90
0-40
0-30
0-30
0-30
0-30
0-45
0-45
0-135
0-135
135-180
135-180
0-90
0-90
0-90
0-90
0-90
0-90
0-70
0-70
0-30
0-30
0-30
0-30
0-90
0-90
0-90
0-90
0-90
0-100
0-30
0-90
0-100
0-30
ROM PASIF
Dextra
Sinistra
0-60
0-60
Ekstensi
Abduksi
Adduksi
Eksorotasi
Endorotasi
Fleksi
Ekstensi
Dorsofleksi
Plantarfleksi
Knee
Ankle
0
0
0
0
0
0-120
0
0-20
0-30
0
0
0
0
0
0-120
0
0-20
0-30
0-30
0-45
0-30
0-30
0-30
0-120
0
0-30
0-30
0-30
0-45
0-30
0-30
0-30
0-120
0
0-30
0-30
Ekstensor
Shoulder
Elbow
Wrist
Ekstremitas Superior
Fleksor
M Deltoideus anterior
M Biseps
Ekstensor
M Deltoideus anterior
M Teres mayor
Abduktor
M Deltoideus
M Biceps
Adduktor
M Lattissimus dorsi
M Pectoralis mayor
Internal
M Lattissimus dorsi
M Pectoralis mayor
Rotasi
Eksternal
M Teres mayor
M Infra supinatus
Rotasi
Fleksor
M Biceps
M Brachialis
Ekstensor
M Triceps
Supinator
M Supinator
Pronator
M Pronator teres
Fleksor
M Fleksor carpi
radialis
Ekstensor
M Ekstensor
digitorum
Abduktor
M Ekstensor carpi
radialis
Adduktor
M ekstensor carpi
ulnaris
Dextra
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
Sinistra
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
Finger
Hip
Knee
Ankle
Fleksor
Ekstensor
M Fleksor digitorum
M Ekstensor
digitorum
Ekstremitas inferior
Fleksor
M Psoas mayor
Ekstensor
M Gluteus maksimus
Abduktor
M Gluteus medius
Adduktor
M Adduktor longus
Fleksor
Harmstring muscle
Ekstensor
Quadriceps femoris
Fleksor
M Tibialis
Ekstensor
M Soleus
Status Ambulasi
Dependent
III. ASSESMENT
1. Frozen shoulder joint sinistra
2. Hipertensi Stage I
IV. PENATALAKSANAAN
Terapi Medikamentosa :
Antalgin 3x1 tab (jika nyeri)
Meloxicam tab 3 x 1
Neurodex 2x1 tab
Amilodipin 1X10 mg
Vitamin B12 3x1 tab
Non medikamentosa :
Infra Red, TENS, serta fisioterapi
5
5
Dextra
5
5
5
5
5
5
5
5
3
3
Sinistra
5
5
5
5
5
5
5
5
V.
DAFTAR MASALAH
Problem Medis
: Gangguan
gerak
(keterbatasan
gerak
pada
ekastremitas atas)
2. Terapi wicara
: Tidak ada
3. Okupasi Terapi
: Gangguan dalam melakukan aktivitas fisik seharihari (Activity Daily Living (ADL))
4. Sosiomedik
5. Ortesa-protesa
: tidak ada
6. Psikologi
: Beban
pikiran
pasien
dan
keluarga
dalam
Rehabilitasi Medik:
1.
Fisioterapi
2.
3.
Okupasi terapi
Sosiomedik :
a.
b.
c.
Motivasi
dan
edukasi
keluarga
10
5.
6. Psikologi
VI.
Disability
Handicap
: Keterbatasan
melakukan
aktivitas
sehari-hari,
PLANNING
Planning diagnostik
Planning terapi
TUJUAN
1.
2.
Mencegah
terjadinya
komplikasi
yang
dapat
memperburuk keadaan
3.
4.
5.
IX.
PROGNOSIS
Ad vitam
: dubia ad bonam
Ad sanam
: dubia ad bonam
Ad fungsionam
: dubia ad bonam
11
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Sindroma frozen shoulder adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh adanya
suatu reaksi peradangan kronik dan kekakuan bahu yang didahului dengan bursitis,
12
tendonitis
dan
kapsulitis
pada
daerah
persendian
glenohumeral
sehingga
terdiri
dari
acromioclavicularis,
sendi,
scapulocostalis,
yaitu
glenohumeralis,
sternoclavicularis,
suprahumeralis,
costosternalis
dan
Etiologi
Penyebab frozen shoulder tidak diketahui, diduga penyakit ini merupakan
respon auto immobilisasi terhadap hasil-hasil rusaknya jaringan lokal. Meskipun
penyebab
utamanya
idiopatik,
banyak
yang
menjadi
predisposisi frozen
shoulder, selain dugaan adanya respon auto immobilisasi seperti yang dijelaskan di
13
atas ada juga faktor predisposisi lainnya yaitu usia, trauma berulang (repetitive
injury), diabetes mellitus, kelumpuhan, pasca operasi payudara atau dada dan infark
miokardia, dari dalam sendi glenohumeral (tendonitis bicipitalis, infalamasi rotator
cuff, fraktur) atau kelainan ekstra articular (cervical spondylisis, angina pectoris). De
Palma (1973) melaporkan bahwa setiap hambatan yang menghalangi gerak
scapulohumeral/scapulothoraxic
menyebabkan
inaktifitas
dari
otot
sehingga
Teori hormonal.
Pada umumnya frozen shoulder terjadi 60% pada wanita bersamaan dengan
datangnya menopause.
b.
Teori genetik.
Beberapa studi mempunyai komponen genetik dari frozen shoulder, contohnya
ada beberapa kasus dimana kembar identik pasti menderita pada saat yang
sama.
c.
d.
Teori postur.
Banyak studi yang belum diyakini bahwa berdiri lama dan berpostur tegap
menyebabkan pemendekan pada salah satu ligamen bahu.
Patofisiologi
14
Gambaran Klinis
Penderita datang dengan keluhan nyeri dan ngilu pada sendi serta gerakan sendi
bahu yang terbatas ke segala arah, terutama gerakan abduksi dan elevasi, sehingga
mengganggu lingkup gerak sendi bahu. Rasa nyeri akan meningkat intensitasnya dari
hari ke hari. Bersamaan dengan hal ini terjadi gangguan lingkup gerak sendi bahu.
Penyembuhan terjadi kurang lebih selama 6-12 bulan, di mana lingkup gerak sendi
15
akan meningkat dan akhir bulan ke 18 hanya sedikit terjadi keterbatasan gerak sendi
bahu.3
Menurut Kisner (1996) frozen shoulder dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:2,4
a.
Pain (Freezing) : ditandai dengan adanya nyeri hebat bahkan saat istirahat, gerak
sendi bahu menjadi terbatas selama 2-3 minggu dan masa akut ini berakhir
ampai 10-36 minggu.
b. Stiffness (Frozen) : ditandai dengan rasa nyeri saat bergerak, kekakuan atau
perlengketan yang nyata dan keterbatasan gerak dari glenohumeral yang di ikuti
oleh keterbatasan gerak scapula. Fase ini berakhir 4-12 bulan.
c.
Recovery (Thawing) : pada fase ini tidak ditemukan adanya rasa nyeri dan tidak
ada synovitis tetapi terdapat keterbatasan gerak karena perlengketan yang nyata.
Fase ini berakhir 6-24 bulan atau lebih.
Diagnosis
a. Anamnesis
Hal-hal yang harus ditanyakan kepada pasien adalah sebagai berikut:3
-
sebelumnya.
Ada tidaknya masalah atau penyakit pada bahu yang pernah diderita
sebelumnya.
Jika mungkin ditanyakan juga diagnosis serta terapi yang pernah diberikan
saat itu.
16
b. Pemeriksaan fisik
Pada frozen shoulder merupakan gangguan pada kapsul sendi, maka gerakan
aktif maupun pasif terbatas dan nyeri. Nyeri dapat menjalar ke leher, lengan atas dan
punggung, perlu dilihat faktor pencetus timbulnya nyeri. Gerakan pasif dan aktif
terbatas. Pertama-tama pada gerakan elevasi dan rotasi interna lengan, tetapi
kemudian untuk semua gerakan sendi bahu.3
Appley scratch test merupakan tes tercepat untuk mengeveluasi lingkup gerak
sendi aktif pasien diminta menggaruk daerah angulus medialis skapula dengan
tangan sisi kontra lateral melewati belakang kepala. Pada frozen shoulder pasien
tidak dapat melakukan gerakan ini. Bila sendi dapat bergerak penuh pada bidang
geraknya secara pasif, tetapi terbatas pada gerak aktif, maka kemungkinan
kelemahan otot bahu sebagai penyebab keterbatasan.3
17
terkena reliefnya mendatar, bahkan kempis, karena atrofi otot deltoid, supraspinatus
dan otot rotator cuff lainnya.3
Selain appley scratch test, tes provokasi lain yang dapat dilakukan adalah:
Appley scarf test
Pasien diminta melakukan fleksi bahu sampai 90 dan meletakkan tangan
menyilang secara horizontal di depan dada kontralateral di depan bahu yang
lain. Pemeriksa melihat apakah ada nyeri atau perubahan pada sendi
acromioclavicular.6
18
Yergasons test
Pasien diminta melakukan fleksi aktif sendi siku melawan tahanan sambil
pemeriksa melakukan eksorotasi humerus, akan terjadi subluaksi tendon yang
dirasakan sebagai lucutan dan kejutan. Positif bila terjadi nyeri di sulcus
bisipitalis sewaktu akan melakukan supinasi tangan melawan tahanan.6
19
sendi bahu.
MRI, yaitu untuk mengevaluasi jaringan di sekitar sendi.
8. Penatalaksaan
a. Medikamentosa
Untuk mengurangi rasa nyeri diberikan analgesik dan obat anti inflamasi
nonsteroid. Pemakaian relaksan otot bertujuan untuk mengurangi kekakuan dan nyeri
dengan menghilangkan spasme otot. Beberapa penulis menganjurkan pemberian
suntikan menghilangkan nyeri secara cepat. Harus diperhatikan kemungkinan ruptur
dari tendon pada penyuntikan tersebut, maka penyuntikan tidak boleh lebih dari 2
kali dalam 1 tahun.8
b. Program rehabilitasi medik
Ultrasound (US)
Pada frozen shoulder, modalitas yang sering digunakan adalah Ultrasound.
Ultrasound merupakan salah satu modalitas fisioterapi yang secara klinis
sering diaplikasikan untuk tujuan terapeutik pada kasus-kasus tertentu
termasuk kasus muskuloskeletal. Terapi ultrasound sendiri menggunakan
energi gelombang suara dengan frekuensi lebih dari 20.000Hz yang tidak
mampu ditangkap oleh telinga atau pendengaran.
Dengan pemberian modalitas ultrasound dapat
yang
seperti
menyebabkan
reaksi
20
fisiologis
kerusakan
oleh
selanjutnya
dikenal neurogeic
terjadi
inflammation. Namun
inflamasi
dengan
sekunder
atau
terangsangnya P
berkontraksi
secara
maksimal,
dan
berkurangnya
refleks
exitability dari beberapa otot antagonis gelang bahu sehingga otot agonis
dapat melakukan gerakan, dan karena stabilitas terbesar pada sendi bahu oleh
otot, maka hal tersebut meningkatkan mobilitas sendi bahu.9
Latihan
Latihan merupakan bagian yang terpenting dari terapi frozen shoulder. Pada
awalnya latihan gerak dilakukan secara pasif terutama bila rasa nyeri begitu
berat. Setelah nyeri berkurang latihan dapat dimulai dengan aktif dibantu. Rasa
nyeri yang timbul pada waktu sendi digerakkan baik secara pasif maupun aktif
menentukan saat dimulainya latihan gerak. Bila selama latihan pasif timbul
rasa nyeri sebelum akhir pergerakan sendi diduga masih fase akut sehingga
latihan gerak aktif tidak diperbolehkan. Bila rasa nyeri terdapat pada akhir
gerakan yang terbatas, berarti masa akut sudah berkurang dan latihan secara
aktif boleh dilakukan. Pada latihan gerak yang menimbulkan/menambah rasa
nyeri, maka latihan harus ditunda karena rasa nyeri yang ditimbulkan akan
menurunkan LGS. Tetapi bila gerakan pada latihan tidak menambah rasa nyeri
maka kemungkinan besar terapi latihan gerak akan berhasil dengan baik.
Latihan gerak dengan meggunakan alat seperti shoulder wheel, over head
pulleys, finger ladder dan tongkat merupakan terapi standar untuk penderita
frozen shoulder.6
Manajemen
-
Managemen
komprehensif
untuk
a.
Fisioterapi
Tujuan: 1. Mengurangi Spasme otot
2. Pencegahan kontraktur
Cara : Positioning and Turning
Exercise Pasif dan Aktif
b.
Psikologi
Tujuan: Memelihara status mental pasien dan keluarga, berupa emosi,
fungsi intelektual, dan fungsi persepsi
c.
Okupasi Terapi
Tujuan: Melatih keterampilan pasien dalam melakukan aktivitas
sehari-hari
d.
Orthetik Prostetik
Tujuan: Memfasilitasi ambulasi
e.
1.
Pencegahan
23
DAFTAR PUSTAKA
1. Nurul S. Penatalaksanaan Fisioterapi padaKasus Capsulitis Adhesiva Dekstra
dengan Menggunakan Short Wave Diathermy (SWD) dan Terapi Manipulasi di
Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta. 5 Desember 2012. Available
from: http://etd.eprints.ums.ac.id/2792/
2. Miharjanto K, Kuntono H, Setiawan D. Perbedaan Pengaruh Antara Latihan
Konvensional Ditambah Latihan Plyometrics dan Latihan Konvensional
Terhadap Pengurangan Nyeri dan Disabilitas Penderita Frozen Shoulder. 5
Desember
2012.
Available
from:
http://penjaskesrek.fkip.uns.ac.id/wp-
content/uploads/2012/04/jurnal2011.pdf
3. Hanako S. Frozen Shoulder. 5 Desember
2012.
Available
from:
http://minepoemss.blogspot.com/2010/07/frozen-shoulder.html
4. Anonymous. Frozen Shoulder (Capsulitis Adhesiva). 5 Desember 2012.
Available
from:
http://poenya-moe.blogspot.com/2012/03/frozen-shoulder-
capsulitis-adhesiva.html
5. Hidayat S. Nyeri Bahu/ Frozen Shoulder. 5 Desember 2012. Available from:
http://id.shvoong.com/medicine-and-health/pathology/1991481-nyeri-bahufrozen-shoulder/
6. Anonymous. Frozen Shoulder (Kapsulitis Adhesiva/Adhesive Capsulitis). 5
Desember
2012.
Available
from:
http://fisioterapi-
yunitaprabandari.blogspot.com/2010/10/frozen-shoulder-capsulitis.html
7. Nasir Y. Kenali Gejala Frozen Shoulder. 5 Desember 2012. Avaible from :
http://yuninasir.blogspot.com/2011/02/kenali-gejala-frozen-shoulder.html
8. Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative Joint Disease. In : Harrisons
Manual of Medicine 15th Ed. Boston: McGraw-Hill, 2003. P748-49.
9. Irfan. Frozen Shoulder (Kaku Bahu). 5 Desember 2012. Avaible from :
http://dhaenkpedro.wordpress.com/fisioterapi-pada-frozen-shoulder-kaku-bahu/
10. Thomson, Ann M., Tidys physiotherapy, 12th ed, Butterworth-Heinemann,
1991. hal: 71
24