You are on page 1of 16

Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi merupakan suatu metoda pemisahan berdasarkan


kelarutan suatu zat yang tak salingcampur. Metoda metoda ekstraksi terdiri dari maserasi, sokletasi,perkolasi
serta refluks.Metoda yang digunakan untuk bunga
sependong hingga didapat ekstrak adalah metodasokletasi.
Sokletasi ini menggunakan suatu pelarut yang mudah
menguap dan dapat melarutkansenyawa organic yang
terdapat dalam bahan alam dalam suhu panas, dimana
sample terpisahdari pelarut, sample hanya dilewati oleh
pelarut.Sample yang akan diekstraksi dibagi menjadi
5bagian dan dibungkus dengan kertas saring. Setiap
bungkus sample dilakukan 2 jam atausampai warna
pelarut seperti warna aslinya. Pelarut yang digunakan
adalah n-heksan. Saatpenggantian bungkus sample tidak
dilakukannya penggantian pelarut atau penambahan
pelarut.Ekstrak yang diperoleh dari ekstraksi ini
dievaporasi agar didapat ekstrak pekat. Prosesevaporasi
bertujuan untuk menguapkan pelarut dari ekstrak sehingga
didapat ekstrak pekat.Dilakukan dalam keadaan vakum
agar tidak ada senyawa yang keluar atau masuk
darievaporator dan juga evaporator ini menggunakan
pendingin balik. Ektrak pekat yang diperolehdisimpan
dalam vial.
Penyairan secara berkesinambungan, dimana cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uapcairan akan
terkondensasi molekul-molekul cairan penyari oleh pendingin balik dengan turunkedalam klonsong menyari
simplisia dan selanjutnya masuk kembali kedalam labu alas bulatsetelah melewati pipa siphon, proses ini
berlangsung hingga penyarian zat aktif menjadisempurnaEkstraksi adalah proses pemisahan suatu bahan dari
campurannya, biasanya denganmenggunakan pelarut. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Ekstraksi menggunakanpelarut didasarkan pada kelarutan komponen terhadap komponen lain dalam
campuran (Suyitno,1989). Shriner et al. (1980) menyatakan bahwa pelarut polar akan melarutkan solut yang
polar
dan pelarut non polar akan melarutkan solut yang non polar atau disebut dengan like
dissolvelike.
Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap duacairan tidak
saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.Ekstraksiyang dilakukan
menggunakan metoda sokletasi, yakni sejennis ekstraksi dengan pelarut organik yang dilakukan secara
berulang ulang dan menjaga jumlah pelarut relatif konstan denganmenggunakan alat soklet. Minyak nabati
merupakan suatu senyawa trigliserida dengan rantaikarbon jenuh maupun tidak jenuh. Minyak nabati
umumnya larut dalam pelarut organik, sepertiheksan dan benzen. Untuk mendapatkan minyak nabati dari
bahagian tumbuhannya, dapatdilakukan dengan metoda sokletasi menggunakan pelarut yang sesuai.Adapun
prinsip sokletasi ini adalahPenyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut
yangdigunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembalidan
sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudahmenguap dan dapat
melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan.Metoda sokletasi seakan merupakan penggabungan antara metoda maserasi danperkolasi. Jika
pada metoda pemisahan minyak astiri ( distilasi uap ), tidak dapat digunakandengan baik karena persentase
senyawa yang akan digunakan atau yang akan diisolasi cukup
You're reading a free preview.
Pages 2 to 3 are not shown in this preview.

Read the full version


Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana terdapat zat terlarut dan
pelarut. Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam pelarut. Seperti
yang telah secara singkat di jelaskan pada artikel pemisahan campuran . Biasanya ekstraksi
dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil senyawa organik tertentu yang
bermanfaat. Salah satu peralatan ekstraksi yang telah di bahas sebelumnya ialah corong pisah.
Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis sistem yang bekerja sesuai beberapa cara kerja
tertentu. Berikut ialah macam beserta contohnya.

1. Ekstraksi Kelat
Ialah ekstraksi ion logam yang berlangsung melalui mekanisme pembentukan kelat.
Contoh Ekstraksi Uranium dengan 8-Hidroksi Quinolin pada Kloform atau Fe dengan
distizon pada pelarut CCl4
2. Ekstraksi Solvasi
ialah ekstraksi dimana zat yang dekstraksi disolvasikan ke fasa organik.
Contoh ekstraksi Fe(ll) dari asam klorida dengan Dietil eter atau ekstraksi uranium dari
media asam nitrat dengan Tributil Phosfat. Kedua ekstraksi dapat terjadi karena solvasi
logam ke fasa organik
3. Ekstraksi pembentukan pasangan ion
Ekstraksi ini berlangsung melalui pembentukan senyawa netral (yang tidak bermuatan)
kemudian diekstraksi ke fasa organik
Contoh Ekstraksi Scandium atau Uranium dengan Trioktil Amina. Pada ekstraksi ini
terbentuk senyawa netral antara Uranium atau Scandium dalam larutan asam dengan
amina mempunyai berat molekul besar
4. Ekstraksi sinergis (efek saling memperkuat)
Keadaan ini diakibatkan oleh penambahan suatu pelarut pengekstraksi yang lain kepada
sistem ekstraksi.
Contoh ekstraksi uranium dengan Tributil Phosfat (TBP) bersama-sama dengan 2-Thenoyl
Trifluoro Aceton (TTA). Masing masing dapat mengekstraksi uranium tetapi

dengan menggunakan campuran dari dua pelarut tersebut dapat terjadi kenaikkan pada hasil
ekstraksi.
Ekstraksi merupakan salah satu cara pemisahan campuran dimana terdapat zat terlarut dan
pelarut. Biasa ekstraksi ini dilakukan untuk mengambil zat terlarut dalam pelarut. Seperti
yang telah secara singkat di jelaskan pada artikel pemisahan campuran . Biasanya ekstraksi
dalam kegiatan komersil dilakukan untuk mengambil senyawa organik tertentu yang
bermanfaat. Salah satu peralatan ekstraksi yang telah di bahas sebelumnya ialah corong pisah.
Ekstraksi juga memiliki beberapa jenis sistem yang bekerja sesuai beberapa cara kerja
tertentu. Berikut ialah macam beserta contohnya.

1. Ekstraksi Kelat
Ialah ekstraksi ion logam yang berlangsung melalui mekanisme pembentukan kelat.
Contoh Ekstraksi Uranium dengan 8-Hidroksi Quinolin pada Kloform atau Fe dengan
distizon pada pelarut CCl4
2. Ekstraksi Solvasi
ialah ekstraksi dimana zat yang dekstraksi disolvasikan ke fasa organik.
Contoh ekstraksi Fe(ll) dari asam klorida dengan Dietil eter atau ekstraksi uranium dari
media asam nitrat dengan Tributil Phosfat. Kedua ekstraksi dapat terjadi karena solvasi
logam ke fasa organik
3. Ekstraksi pembentukan pasangan ion

Ekstraksi ini berlangsung melalui pembentukan senyawa netral (yang tidak bermuatan)
kemudian diekstraksi ke fasa organik
Contoh Ekstraksi Scandium atau Uranium dengan Trioktil Amina. Pada ekstraksi ini
terbentuk senyawa netral antara Uranium atau Scandium dalam larutan asam dengan
amina mempunyai berat molekul besar
4. Ekstraksi sinergis (efek saling memperkuat)
Keadaan ini diakibatkan oleh penambahan suatu pelarut pengekstraksi yang lain kepada
sistem ekstraksi.
Contoh ekstraksi uranium dengan Tributil Phosfat (TBP) bersama-sama dengan 2-Thenoyl
Trifluoro Aceton (TTA). Masing masing dapat mengekstraksi uranium tetapi
dengan menggunakan campuran dari dua pelarut tersebut dapat terjadi kenaikkan pada hasil
ekstraksi.

Definisi dan Faktor Yang Mempengaruhi Proses Ekstraksi


Print PDF

1. Definisi ekstraksi
Merupakan salah satu metode pemisahan suatu zat berdasarkan atas penggunaan
pelarut yang tepat. Pelarut yang digunakan dapat berupa pelarut organic atau anorganik. Jika
zat organic yang akan dihasilkan maka pelarut yang digunakan juga zat organic begitu pula
sebaliknya untuk anorganik. Apabila pemilihan pelarut tidak sesuai maka hasil yang
diperoleh sedikit atau bahkan tidak diperoleh sama sekali karena pelarutnya tidak tepat.
Macam-macam ekstraksi proses pemisahan secara ekstraksi dibagi menjadi dua yaitu:

Ekstraksi Padat-Cair

Ekstraksi padat cair


Ekstraksi cair cair

Ekstraksi padat - cair yaitu suatu metode pemisahan campuran terlarut yang terdapat
dalam sampel padat missal: bahan alam, daun, rimpang , kayu dan sebagainya, dengan
menggunakan pelarut organic. Contoh pemisahan minyak dari biji kemiri, kedelai, kelapa dan
sebagainya.
Ekstraksi Cair-Cair
Ekstraksi cair cair adalah suatu peristiwa pemindahan suatu zat terlarut diantara dua
pelarut yang saling bercampur. Ekstraksi ini sangat berguna untuk pemisahan secara cepat
dengan menggunakan alat corong pisah atau berupa alat counter current craig.
Ekstraksi sedikitnya terdiri dari dua tahap, yaltu :

1. Pencampuran secara intensif bahan ekstraksi dengan pelarut,yait Setelah


dikocok kemudian didiamkan maka Zat Terlarut akan terdistribusi dengan
sendirinya kedalam dua pelarut tersebut.
2. Pemisahan kedua fasa cair itu sesempurna mungkin yaitu Pada saat
pencampuran terjadi perpindahan massa, yaitu ekstrak meninggalkan
pelarut yang pertama (media pembawa) dan masuk ke dalam pelarut
kedua (media ekstraksi).

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses ekstraksi yaitu


1.

Ukuran Bahan

Pengecilan ukuran bertujuan untuk memperluas permukaan bahansehingga mempercepat


penetrasi pelarut ke dalam bahan yang akan diekstrak danmempercepat waktu ekstraksi.
Sebenarnya semakin kecil ukuran bahan semakin luas pula permukaan bahan sehingga
semakin banyak oleoresinyang dapat diekstrak. Tetapi ukuran bahan yang terlalu kecil juga
menyebabkan banyak minyak volatile yang menguap selama penghancuran.
2.

Suhu Ekstraksi

Ekstraksi akan lebih cepat dilakukan pada suhu tinggi, tetapi padaekstraksi oleoresin hal ini
dapat meningkatkan beberapa komponen yang terdapatdalam rempah akan mengalami
kerusakan
3. Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam ekstraksioleoresin. Hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan oleoresin, titik didih, toksisitas (daya atau
sifat racun), mudah tidaknya terbakar dan sifatkorosif.

Dalam pemilihan pelarut harus memperhatikan beberapa faktor diantaranya adalah


pemilihan pelarut pada umumnyadipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :

1. Selektifitas Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan,


bukankomponen-komponen lain dari bahan ekstraksi.
2. Kelarutan Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak
yang besar (kebutuhan pelarut lebih sedikit).
3. Kemampuan untuk tidak saling bercampur Pada ekstraksi cair-cair, pelarut tidak boleh
atau hanya secara terbatas larutdalam bahan ekstraksi.
4. Kerapatan Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat
perbedaankerapatan yang besar antara pelarut dan bahan ekstraksi.
5. Reaktifitas Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara
kimia pada komponen-komponen bahan ekstraksi.
6. Titik didih Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan
cara penguapan, destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan itu
tidak boleh terlalu dekat.
Concepts With Image
Concepts With Video

Ekstraksi
Posted on November 23, 2013 in Bandung 1 Comments

PENGERTIAN EKSTRAKSI
Proses ekstraksi (Pemisahan) itu sendiri dibagi menjadi bermacam-macam menurut
asal dan bahan yang akan dipisah. Secara garis besar, ada dua macam pemisahan.
A. Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan cairan dari padatan
dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.
B. Ekstraksi cair-cair adalah proses pemisahan cairan dari suatu larutan
dengan menggunakan cairan sebagai bahan pelarutnya.

TAHAP-TAHAP EKSTRAKSI

1. Mencampur bahan ekstraksi dengan pelarut dan membiarkannya saling


berkontak. Dalam hal ini terjadi perpindahan massa dengan cara difusi pada bidang
antarmuka bahan ekstraksi dan pelarut. Dengan demikian terjadi ekstraksi yang
sebenarnya, yaitu pelarutan ekstraksi.

2. Memisahkan larutan ekstrak dari rafinat, kebanyakan dengan cara penjernihan atau
filtrasi.

3. Mengisolasi ekstrak dari larutan dan mendapatkan kembali pelarut, umumnya


dilakukan dengan menguapkan pelarut. Dalam hal-hal tertentu, larutan ekstrak dapat
langsung diolah lebih lanjut atau dioalh setelah dipekatkan.
FAKTOR- FAKTOR YANG HARUS DIPERHATIKAN ANTARA LAIN
SEBAGAI BERIKUT:
o

1. Ukuran partikel

Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa hal. Semakin kecil
ukurannya, semakin besar luas permukaan antara padat dan cair; sehingga laju
perpindahannya menjadi semakin besar. Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi yang
dialami oleh zat terlarut dalam padatan adalah kecil.
o

2. Zat pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya merupakan pelarut pilihan
yang terbaik dan viskositasnya harus cukup rendah agar dapat dapat bersikulasi

dengan mudah. Biasanya, zat pelarut murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah
proses ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju ekstraksinya
turun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang dan kedua zat terlarutnya
menjadi lebih kental.
o

3.Temperatur

Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang diekstraksi) di dalam
pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan temperatur untuk memberikan laju
ekstraksi yang lebih tinggi.
o

4. Pengadukan fluida

Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan menaikkan proses difusi,
sehingga menaikkan perpindahan material dari permukaan partikel ke zat pelarut.
Pemilihan juga diperlukan tahap-tahap lainnya. pada ektraksi padat-cair misalnya,
dapat dilakukan pra-pengolahan (pengecilan) bahan ekstraksi atau pengolahan lanjut
dari rafinat (dengan tujuan mendapatkan kembali sisa-sisa pelarut).
Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut ini :
o

1.Selektivitas

Pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan, bukan komponen-komponen


lain dari bahan ekstraksi. Dalam praktek, terutama pada ekstraksi bahan-bahan alami,
sering juga bahan lain (misalnya lemak, resin) ikut dibebaskan bersama-sama dengan
ekstrak yang diinginkan. Dalam hal itu larutan ekstrak tercemar yang diperoleh harus
dibersihkan, yaitu misalnya di ekstraksi lagi dengan menggunakan pelarut kedua.
o

2.Kelarutan

Pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar


(kebutuhan pelarut lebih sedikit).
o

3.Kemampuan tidak saling bercampur

Pada ekstraksi cair-cair pelarut tidak boleh (atau hanya secara terbatas) larut dalam
bahan ekstraksi.
o

4.Kerapatan

Terutama pada ekstraksi cair-cair, sedapat mungkin terdapat perbedaaan kerapatan


yaitu besar amtara pelarut dan bahan ekstraksi. Hal ini dimaksudkan agar kedua fasa
dapat dengan mudah dipisahkan kembali setelah pencampuran (pemisahan dengan
gaya berat). Bila beda kerapatan kecil, seringkali pemisahan harus dilakukan dengan
menggunakan gaya sentrifugal (misalnya dalam ekstraktor sentrifugal).

5.Reaktifitas

Pada umumnya pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada
komponen-komponen bahan ekstraksi. Sebaliknya dalam hal-hal tertentu diperlukan
adanya reaksi kimia (misalnya pembentukan garam) untuk mendapatkan selektivitas
yang tinggi. Seringkali ekstraksi juga disertai dengan reaksi kimia. Dalam hal ini
bahan yang akan dipisahkan mutlak harus berada dalam bentuk larutan.
o

6.Titik didih

Karena ekstrak dan pelarut biasanya harus dipisahkan dengan cara penguapan,
destilasi atau rektifikasi, maka titik didih kedua bahan it tidak boleh terlalu dekat, dan
keduanya tidak membentuk aseotrop. ditinjau dari segi ekonomi, akan
menguntungkan jika pada proses ekstraksi titik didih pelarut tidak terlalu tinggi
(seperti juga halnya dengan panas penguapan yang rendah).
PENGERTIAN EKSTRASI DAN JENIS EKSTRAKSI
Ekstraksi adalah jenis pemisahan satu atau beberapa bahan dari suatu padatan atau
cairan. Proses ekstraksi bermula dari penggumpalan ekstrak dengan pelarut kemudian terjadi
kontak antara bahan dan pelarut sehingga pada bidang datar antarmuka bahan ekstraksi dan
pelarut terjadi pengendapan massa dengan cara difusi.
Bahan ekstraksi yang telah tercampur dengan pelarut yang telah menembus kapilerkapiler dalam suatu bahan padat dan melarutkan ekstrak larutan dengan konsentrasi lebih
tinggi di bagian dalam bahan ekstraksi dan terjadi difusi yang memacu keseimbangan
konsentrasi larutan dengan larutan di luar bahan (Sudjadi, 1988).
Ekstraksi dengan pelarut dapat dilakukan dengan cara dingin dan cara panas. Jenis-jenis
ekstraksi tersebut sebagai berikut:
1. Ekstraksi secara dingin

Maserasi, merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar dan
terlindung dari cahaya.
Metode maserasi digunakan untuk menyari simplisia yang mengandung komponen
kimia yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, tiraks dan lilin
(Sudjadi, 1988).
Keuntungan dari metode ini adalah peralatannya sederhana. Sedang kerugiannya antara
lain waktu yang diperlukan untuk mengekstraksi sampel cukup lama, cairan penyari yang

digunakan lebih banyak, tidak dapat digunakan untuk bahan-bahan yang mempunyai tekstur
keras seperti benzoin, tiraks dan lilin.
Metode maserasi dapat dilakukan dengan modifikasi sebagai berikut :
Modifikasi maserasi melingkar
Modifikasi maserasi digesti
Modifikasi Maserasi Melingkar Bertingkat
Modifikasi remaserasi
Modifikasi dengan mesin pengaduk (Sudjadi, 1988).

Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari


dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul
air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klongsong dan selanjutnya masuk
kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon (Sudjadi, 1988).
Keuntungan metode ini adalah :

Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidak tahan terhadap
pemanasan secara langsung.

Digunakan pelarut yang lebih sedikit

Pemanasannya dapat diatur (Sudjadi, 1988).

Kerugian dari metode ini :


-

Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah di sebelah bawah terusmenerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkan reaksi peruraian oleh panas.

Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampaui kelarutannya dalam pelarut
tertentu sehingga dapat mengendap dalam wadah dan membutuhkan volume pelarut yang
lebih banyak untuk melarutkannya.

Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untuk menggunakan pelarut dengan
titik didih yang terlalu tinggi, seperti metanol atau air, karena seluruh alat yang berada di

bawah komdensor perlu berada pada temperatur ini untuk pergerakan uap pelarut yang efektif
(Sudjadi, 1988).
Metode ini terbatas pada ekstraksi dengan pelarut murni atau campuran azeotropik dan
tidak dapat digunakan untuk ekstraksi dengan campuran pelarut, misalnya heksan :
diklormetan = 1 : 1, atau pelarut yang diasamkan atau dibasakan, karena uapnya akan
mempunyai komposisi yang berbeda dalam pelarut cair di dalam wadah (Sudjadi, 1988).

Perkolasi adalah cara penyarian dengan mengalirkan penyari melalui serbuk simplisia yang
telah dibasahi.Keuntungan metode ini adalah tidak memerlukan langkah tambahan yaitu
sampel padat (marc) telah terpisah dari ekstrak. Kerugiannya adalah kontak antara sampel
padat tidak merata atau terbatas dibandingkan dengan metode refluks, dan pelarut menjadi
dingin selama proses perkolasi sehingga tidak melarutkan komponen secara efisien
(Sutriani,L . 2008).
2. Ekstraksi secara panas

Metode refluks
Keuntungan dari metode ini adalah digunakan untuk mengekstraksi sampel-sampel
yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung..
Kerugiannya adalah membutuhkan volume total pelarut yang besar dan sejumlah
manipulasi dari operator (Sutriani,L . 2008).

Metode destilasi uap


Destilasi uap adalah metode yang popular untuk ekstraksi minyak-minyak menguap
(esensial) dari sampel tanaman. Metode destilasi uap air diperuntukkan untuk menyari
simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal (Sutriani,L . 2008).
Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang mempunyai daya melarutkanyang
tinggi terhadap zat yang diekstraksi. Daya melarutkan yang tinggi ini berhubungan dengan
kepolaran pelarut dan kepolaran senyawa yang diekstraksi. Terdapat kecenderungan kuat bagi
senyawa polar larut dalam pelarut polar dan sebaliknya (Sutriani,L . 2008).

Pemilihan pelarut pada umumnya dipengaruhi oleh:

Selektivitas, pelarut hanya boleh melarutkan ekstrak yang diinginkan.

Kelarutan, pelarut sedapat mungkin memiliki kemampuan melarutkan ekstrak yang besar.

Kemampuan tidak saling bercampur, pada ekstraksi cair, pelarut tidak boleh larut dalam bahan
ekstraksi.

Kerapatan, sedapat mungkin terdapat perbedaan kerapatan yang besar antara pelarut dengan

bahan ekstraksi.

Reaktivitas, pelarut tidak boleh menyebabkan perubahan secara kimia pada komponen bahan
ekstraksi.

Titik didih, titik didh kedua bahan tidak boleh terlalu dekat karena ekstrak dan pelarut
dipisahkan dengan cara penguapan, distilasi dan rektifikasi.

Kriteria lain, sedapat mungkin murah, tersedia dalam jumlah besar, tidak beracun, tidak
mudah terbakar, tidak eksplosif bila bercampur udara, tidak korosif, buaka emulsifier,
viskositas rendah dan stabil secara kimia dan fisik (Sutriani,L . 2008).
Ekstraksi adalah :
proses pemindahan atau pencucian suatu konstituen dalam suatu sampel ke suatu
pelarut dengan cara mengaduk atau melarutkannya.
Pengertian lain dari ekstraksi adalah :
Pemisahan atau pengambilan zat cair dalam suatu bahan atau sampel.
Proses ekstraksi dapat dibedakan 2 fase, dapat dilakukan 1 kali ekstraksi dan
beberapa kali ekstraksi kontinyu.
Dari segi teknik ekstraksi dapat dibagi menjadi 3 bagian :
1. Ekstraksi cair-cair

(ekstraksi pelarut).

2. Ekstraksi padat-cair (leaching).


3. Ekstraksi Super kritis
Ekstraksi pelarut adalah solut dipindahkan dari pelarut yang satu ke pelarut yang
lain yang tidak tercampur dengan cara mengocok berulang. Dilaboratorium kimia
dilakukan dengan menggunakan corong pemisah. Setelah pengocokan dibiarkan
memisah menjadi 2 lapisan. Salah satu lapisan diambil, sedangkan lapisan ke 2
dibuang atau di ekstraksi kembali dengan cara yang sama.
Ekstraksi leaching adalah ekstraksi suatu konstituen dan sampel padat dengan cara
melarutkan langsung dalam suatu pelarut yang sesuai lalu disaring filtrasi, diuapkan
sampai kering di laboratorium. Ekstraksi ini dilakukan menggunakan alat soklet.
Istilah-istilah umum dalam ekstraksi :

1. Material ekstraksi : bahan yang akan di ekstraksi


2. Solven (media ekstraksi) : suatu zat cair yang dapat melakukan ekstraksi.
3. Ekstrak : material yang dipisahkan dari zat pembawanya.
4. Rafinat (residu) : material yangsudah di ekstraksi.
5. Diluen : cairan pembawa.
6. Ekstraktor : alat ekstraksi.
7. Estraksi padat-cair : ekstraksi dari bahan padat.
8. Ektraksi cair-cair (ekstraksi pelarut) : ekstraksi dari bahan cair.
Sifat - Sifat Pelarut :
1. Selektif, hanya dapat melarutkan konstituen yang kita inginkan.
2. Sulubilitas, mampu melarutkan atau mengekstraksi dalam jumlah yang
banyak.
3. kemampuan memisahkan.
4. Densitas yang berbeda.
5. Reaktifitas, pelarut tudak boleh bereaksi dengan zat yang diambil .
6. Titik didih dapat bereaksi dengan bahan yang diekstraksi.
7. Murah.
8. Tidak beracun, eksplosif dan korosif.
Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi :
1. Ukuran partikel
2. Jenis pelarut
3. Temperatur
4. Pencampuran
Ekstraksi padat - cair yang digunakan untuk memisahkan enalit yang terdapat pada
padatan yang menggunakan pelarut organik. Padatan yang akan diekstraksi, terlebih
dahulu dilembutkan dengan cara ditumbuk atau juga di iris - iris, kemudian padatkan
yang telah halus dibungukus dengan kertas saring. Padatan organik dimasukkan ke
dalam labu alas bulat.

Kemudian alat ekstraksi soklet di rangkai dengan kondensor. Ekstraksi dilakukan


dengan memanaskan pelarut organik sampai semua analit terekstrak.
Ekstraksi
Ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat dengan pelarut. Ekstraksi menyangkut distribusi
suatu zat terlarut (solut) diantara dua fasa cair yang tidak saling bercampur. Teknik ekstraksi
sangat berguna untuk pemisahan secara cepat dan bersih, baik untuk zat organik atau
anorganik, untuk analisis makro maupun mikro. Selain untuk kepentingan analisis kimia,
ekstraksi juga banyak digunakan untuk pekerjaan preparatif dalam bidang kimia organik,
biokimia, dan anorganik di laboratorium. Alat yang digunakan berupa corong pisah (paling
sederhana), alat ekstraksi soxhlet, sampai yang paling rumit berupa alat counter current craig.
Secara umum, ekstraksi adalah proses penarikan suatu zat terlarut dari larutannya di dalam air
oleh suatu pelarut lain yang tidak bercampur dengan air. Tujuan ekstraksi ialah memisahkan
suatu komponen dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Proses ekstraksi dengan
pelarut digunakan untuk memisahkan dan isolasi bahan-bahan dari campurannya yang terjadi
di alam, untuk isolasi bahan-bahan yang tidak larut dari larutan dan menghilangkan pengotor
yang larut dari campuran. Berdasarkan hal di atas, maka prinsip dasar ekstraksi ialah
pemisahan suatu zat berdasarkan perbandingan distribusi zat yang terlarut dalam dua pelarut
yang tidak saling melarutkan. Perbandingan distribusi ini disebut koefisien distribusi (K).
K = konsentrasi zat terlarut dalam pelarut pertama dibagi konsentrasi zat terlarut dalam
pelarut kedua
Ekstraksi digolongkan menjadi dua macam ekstraksi yaitu:
1). Ekstraksi jangka pendek atau disebut juga proses pengocokan
Hampir dalam semua reaksi organik, dalam proses pemurniannya selalui melalui proses
ekstraksi (penarikan senyawa cair yang akan dimurnikan dari pelarut air oleh pelarut organik
dengan cara mengocoknya dalam corong pisah). Pelarut organik yang biasa dipakai untuk
melarutkan senyawa organik / ekstraksi ialah eter. Hal ini dikarenakan eter merupakan pelarut
yang memiliki sifat inert, mudah melarutkan senyawa-senyawa organik, dan titik didihnya
rendah sehingga mudah untuk dipisahkan kembali dengan cara destilasi sederhana. Cara
ekstraksi ini biasa dipergunakan dalam :
- Pembuatan ester, untuk memisahkan ester dari pencampurnya.
- Pembuatan anilin, nitrobenzen, kloroform, dan preparat organik cair lainnya.Bahan yang
akan dipisahkan dalam suatu campuran akan terdistribusi diantara pencampurnya dan
pelarutnya membentuk dua fasa/lapisan. Dengan demikian ekstraksi jangka pendek
merupakan proses pengocokan yang dilakukan dengan menggunakan corong pisah, setelah
dikocok dengan kuat dengan mencampurkan pelarut yang lebih baik bila didiamkan larutan
akan membentuk dua lapisan. Gambar ekstraksi jangka pendek dapat ditunjukan pada gambar
di bawah ini:

Cara melakukan ekstraksi jangka pendek (pengocokan) menggunakan corong pisah:


Senyawa cair yang akan diekstraksi dimasukan ke dalam corong pisah, ditambahkan ke
dalamnya eter secukupnya, dikocok kuat-kuat untuk memudahkan menarik senyawa tersebut
dari pelarut air. Diamkan sebentar sampai terjadi dua lapisan. Kemudian ke dua lapisan
tersebut dipisahkan dengan membuka kran corong pisah, lapisan yang bawah akan mengalir
ke bawah, ditampung dalam suatu wadah. Sedangkan lapisan atas dibiarkan tertinggal dalam
corong pisah. Zat yang terlarut dalam eter (biasanya ada di lapisan atas, sebab berat jenis eter
lebih kecil daripada berat jenis air) dikeringkan dengan cara menambahkan zat pengering,
disaring masuk ke dalam labu destilasi.
2). Ekstraksi jangka panjang
Ekstraksi jangka panjang biasa dilakukan untuk memisahkan bahan alam yang terdapat dalam
tumbuh-tumbuhan atau hewan. Senyawa organik yang terdapat dalam bahan alam seperti
kafein dari daun teh dapat diambil dengan cara ekstraksi jangka panjang dengan
menggunakan suatu alat ekstraksi yang disebut alat soxhlet.
Cara melakukan ekstraksi jangka panjang menggunakan alat soxhlet:
Susun alat-alat soxhlet seperti yang ditunjukan dalam gambar. Masukan 5 gram zat sampel
yang telah dihaluskan ke dalam timbel (bungkus dengan kertas saring) kemudian masukan ke
dalam tabung soxhlet. Isi labu dengan pelarut kira-kira 2/3 bagiannya dengan cara
memasukan pelarut tersebut melalui pendingin gondok/spiral sampai badan soxhlet terisi
setengahnya. Panaskan dengan hati-hati dalam water bath dan refluks selama 4 jam (sampai
warna pelarut dalam badan soxhlet pada saat kontak dengan cuplikan tidak berubah).

Pisahkan pelarut dari zat yang diekstrak dengan mendestilasi pelarut secara langsung
menggunakan alat soxhlet, caranya ambil timbel yang mengandung cuplikan kemudian
panaskan labu sehingga pelarut yang jernih tertampung pada badan soxhlet kurang lebih 2/3nya, kemudian masukan pelarut yang sudah dimurnikan ke dalam botol penampung sisa
pelarut. Ulangi pemanasan sehingga dalam labu hanya terdapat zat sampel.
Perhatian:
- Zat sampel yang digunakan harus dalam keadaan kering. Hati-hati dalam menggunakan
pelarut, perhatikan bagaimana sifat-sifatnya karena kebanyakan pelarut mudah terbakar jika
kontak dengan api.
- Cara pengesetan alat harus dimulai dari bawah, sedangkan kalau ingin membuka dimulai
dari atas.
Gambar soxhletasi:

You might also like