You are on page 1of 7

A.

Mata merah visus normal terdiri atas:


1. Pinguekula dan pinguekula iritans ada merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi
yang ditemukan pada orang tua terutama yang matanya sering mendapat rangsangan
sinar matahari, debu, dan angin panas. Letaknya di celah kelopak mata bagian nasal.
Pada pinguekula tidak perlu diberikan pengobatan, akan tetapi bila terlihat adanya tanda
peradangan dapat diberikan obat-obat antiradang.
2. Pterigium merupakan suatu pertumbuhan fibrovaskular konjungtiva yang bersifat
degeneratif dan invasif. Pterigium berbentuk segitiga dengan puncak di bagian sentral
atau di daerah kornea dan biasa tumbuh pada celah kelopak mata bagian nasal ataupun
bagian temporal.
Pterigium dicurigai disebabkan oleh iritan kronis seperti debu, cahaya sinar matahari
dan udara panas. Pterigium dapat tidak memberikan keluhgan atau akan memeberikan
keluhan mata iritatif, merah dan mungkin astigmat yg akan memberikan keluhan
gangguan penglihatan.
Diagnosa banding pterigium adalah pseudopterigium, pannus, dan kista dermoid..
untuk pengobatan pterigium diberikan steroid atau tetes mata dekongestan jika
pterigium meradang.
Pembedahan dilakukan jika terjadi gangguan penglihatan akaibat terjadinya
astigmatisma ireguler atau pterigium yang telah menutupi media penglihatan. Bila
terdapat delen (lekukan kornea) berikan air mata buatan dalam bentuk salep jika
diperlukan.
Pseudopterigium merupakan perlekatan konjungtiva dengan kornea yang cacat. Sering
pseudopterigium ini terjadi pada proses penyembuhan tukak kornea. Letak
pseudopterigium ini pada konjungtiva yang terdekat dengan proses kornea sebelumnya.
Beda dengan pterigium adalah selain letaknya, pseudopterigium tidak harus pada celah
kelopak mata atau fisura palpebra juga p[ada pseudopterigium ini dapat diselipkan
sonde dibawahnya
3. Hematoma subkonjungtiva daspat terjadi dimana keadaan pembuliuh darah rapuh
akibat umur, hipertensi, arteriosklerosis, konjungtiva hemoragik, anemia, pemakaian
antikoagulan dan batuk rejan. Perdarah subconjungtiva juga dapat disebabkan oleh
trauma langsung atau tidak langsung. Pada fraktur basis kranii akan terlihat hematom
kacamata karena berbentuk kacamata yang berwarna biru pada kedua mata.
Biasanya tidak perlu pengobatan karena akan diserap dengan spontan dalam waktu 1-3
minggu.

4. Episkleritis

merupakan reaksi radang jaringan ikat vaskular yang terletak antara

konjungtiva dan permukaan sklera.radang episklera mungkin disebabkan reaksi


hipersensitif terhadap penyakit sistemik seperti tuberkulosis, reumatid artritis, SLE,
reaksi toksik, alergi, bagian dari infeksi. Dapat terjadi spontan maupun idiopatik. Pasien
episkleritis datang dengan keluhan mata tersa kering, rasa sakit yang ringan,
mengganjal, dan konjungtiva yang kemotik. Gambaran khas pada episkleritis berupa
penonjolan setempat dengan batas tegas dan warna merah ungu di bawah konjungtiva.
Jika benjolan tersebut maka rasa sakit akan menjalar ke sekitar mata.
Pengobatan yang diberikan pada episkleritis adalah vasokonstriktor. Pada keadaan berat
dapat diberikan kortiko tetes mata, sistemik atau salisilat.
5. Skleritis biasanya oleh kelainan atau penyakit sistemik. Sering disebabkan oleh
penyakit jaringan ikat, pasca herpes, sifilis, gout, TB, bakteri pseudomonas,
sarkoidosis. Hipertensi, benda asing, dan poasca bedah. Skleritis dibagi menjadi
skleritis anterior difus dan nodular dan skleritis posterior. Sering terjadi bilateral, dan
pada perempuan. Keluhan pada pasien skleritis berupa perasaan sakit yang berat yang
menyebar ke dahi, alis, dan dagu yang kadang-kadang membangunkan sewaktu tidur
akibat sakitnya yang sering kambuh. Mata merah, berair, fotofobia dengan penglihatan
menurun. Skleritis sering berjalan bersana-sama dengan iritis atau siklitis dan koroiditis
anterior. Jika terjadi penyembuhan maka akan terjadi penipisan sklera yang tidak tahan
terhadap penekanan bola mata.
Pengobatan yang diberikan dengan antiinflamasi steroid ataupun nonsteroid atau obat
imunosupresif lainnya.
6. Konjungtivitis merupakan radang konjungtiva atau radang pada selaput lendir yang
menutupi belakang kelpoak dan bola mata. Konjungtivitis dibagi menjadi akut dan
kronis. Konjungtivitis dapat disebabkan oleh bakteri seperti gonokok, virus, klamidia,
alergi toksik dan molluscum contagiosum.gambaran klinis pada konjungtivitis adlah
hiperemi konjungtiva bulbi. Lakrimasi, eksudat yang lebih nyata pada pagi hari,
pseudoptosis akibat kelopak membengkak, kemosis, hipertrofi papil, folikel, membran,
pseudomembran, granulasi, flikten, mata merasa seperti adanya benda asing, dan
adenopatri preaurikuler.
a.

Konjungtivitis bakteri merupakan suatu konjungtivitis yang disebakan

oleh

bakteri, dapat saja oleh gonokok, meningokok, staphylococcus aureus,


Streptococcus pneumonia, haemophilus influenza dan escherichia coli. Gejalanya

yaitu sekret yang mukopurulen dan purulen, kemosis kinjungtiva, edema kelopak,
kadang-kadang disertai keratitis dan blefaritis.
Konjungtivitis bakteri akut disebabkan oleh streptokokus, corynebakterium
diphterica, pseudomonas, neisseria dan hemophilus. Gambaran klinis berupa
konjungtivitis yang mukopurulen dan konjungtivitis purulen.b pengobatan
diberikan sebelum pemeriksaan mikrobiologi seperti antibiotik tunggal
neosporin, basitrasin, gentamisin, koloramfenikol,eritromisisn, tobramisin. Bila
setelah pengobatan antibiotik selama 3-5 hari tidak memberiukan hasil maka
ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang
disertai dengan sekret purulen. Gonokok merupaka kuman yang sangat invasif
dan patogen sehingga memberikan reaksi radang yanag sangat berat. Pada
neonatus infeksi konjungtiva ditularkan oleh ibu pada satt berada pada jalan
lahir. Sedangkan pada orang dewasa akibat penyakit kelamin itu sendiri. Gejala
klinis bberupa sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 12 jam hinga
5 hari, disertai perdarahn subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik. Terdapat
3 stadium pada orang dewasa antara lain stadium infiltratif, supuratif dan
penyembuhan. Diagnosa pasti penyakit ini adalah dengan melakukan
pemeriksan sekret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan terlihat
diplokok di dalam sel leukosit. Pengobatan harus segera dimulai bila terlihat
pada pewarnaan gram positif diplokok. Pasien dirawat dan diberikan penisilin
alep dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U.kgbb dalam 7 hari. Sekret
dibersaihkan kemudian diberi salep penisilin setiap jam. Penisilin tetes mata
diberikan dalam larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1 menit
sampai 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit sampai 30 menit.
Oftalmia neonatorum merupakan konjungtivitis yang terjadi pada bayi yang
berumur <1 bulan, dan dapat disebabkan oleh konjungtivitis kimia,
konjungtivitis stafilokok, konjungtivitis inklusi (klamidia), konjungtivitis
neiseria. Pengobatan diberikan penisilin topikal dan parenteral.
Konjungtivitis angular terutama didapatkan pada daerah kantus interpalpebra,
disertai eskoriasi kulit disekitar daerah meradang. Konjungtivitis angular
disebabkan basil Maroxalle axenfeld. Gejala klinis berupa sekret yang
mukopurulen dan pasien sering mengedip. Pengobatan yang dibeerikan adalah
tetrasiklin atau basitrasin. Sulfas zincii.

Konjungtivitis mukopurulen merupakan konjungtivitis dengan gejala umum


konjungtivitis kataral mukoid. Penyebabnya adalah staphylococcus atau basil
Koch weeks.. gejala klinis berupa hiperemis konjungtiva dengan sekret
berlendir yang mengakibatkan kedua kelopak mata melekat terutama waktu
bangun pagi, sering ada keluhan terlihat gambaran halo yang harus dibedakna
dengan halo padagalukoma.
b.

Konjungtivitis viral akut


Demam faringokonjungtiva disebabkan oleh

infeksi virus. Gejala berupa

demam, faringitis, sekret berair dan sedikit yang mengenai satu kedua bola
mata.ditularkan melalui droplet atau dari kolam renang.. pengobatan hanya
supuratif karena dapat sembuh sendiri. Diberikan kompres air hangat, astringen,
lubrikasi, pada kasus berat diberikan antibiotik dan steroid topikal.
Keratokonjuungtivitis epidemi disebabkan oleh adenovirus 8 dan 19. Sangat
mudah menular, gejalanya berupa mata berair dan berat, seperti kelilipan,
perdarahan subkonjungtiva, folikel teriutama konjungtiva bawah, kadang2
terdapat pseudomembran.. pemebrian intivirus tidak umum dilakukan.astringen
diberikan untuk mengurangi gejala dan hiperemi.
Konjungtivitis herpetik ini akan terdapat limfadenopati preaurikel dan vesikel
pada kornea yang dapat melus membentuk gambaran dendrit.konjungtivitis
herpetik dibagi menjadi konjungtivitis herpes simpleks, konujungtivitis
varisela-zooster.
Konjungtivitis inklusi merupakan penyakit okulogenital disebabkan oleh infeksi
klamidia, yang merupakan penyakit kelamin. Gejala klinis berupa konjungtiva
hiperemis, hipertrofi papilo dan pemebesaran kelenjar preaurikuker.
Konjungtivitis New Castle disebabkan oleh virus New Castle dengan gambaran
klinis sama dengan faringo-konjungtiva. Biasanya pada pekerja peternakan
unggas yang ditulari virus New Castle. Gk berupa demam ringan, sakit kepala,
influenza dan nyeri sendi, rasa sakit dan gatal pada mata, berair dan penglihatan
kabur. Pengobatan biasanya diberikan antibiotik untuk mencegah onfekjsi
sekunder.
Konjungtivitis hemoragik epidemik akut merupakan konjungtivitis disertai
timbulnya perdarahan konjungtiva. Disebabkan infeksi virus pikorna atau
enterovirus 70. Gejala klinis berupa konjungtiva folikuler ringan, sakit
periorbita, keratitis, adenipati preaurikuler dan yang terpenting adanya

perdarahan subkonjungtiva. Penyakit ini dapat sembuh sendiri sehingga


penobatan yang diberikan hanya simptomatik
c.

Konjungtivitis Menahun
Konjungtivitis alergi terjadi akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi dapat
berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi lambat sesudah beberap hari
kontak dengan alergen seperti reaksi terhadap obat, bakteri dan toksik. Gejl;a
utama berupa merahg, sakit, bengkak dan panas, gatal, silau, yang berulang dan
menahun.. pada pemeriksaan lab ditemukan eosinofil, sel plasma, limfosit dan
basofil.pengobatan yaitu menghindar dari alergen pencetus dan memberikan
astringen, steroid topikal dosis rebndah.
Dikenal beberapa macam jenis konjungtivitis alergi yaitu konjungtivitis vermal,
konjungtivitis flikten, konjungtivitis iatrogenik, sindrom steven johnson,
konjungtivitis atopik.

d.

Konjungtivitis folikularis kronis merupakan konjungtivitis yang sering ditemukan


anak-anak. Terdapat tanda khas pada konjungtivitis tipe ini berupa benjolan kecil
berwarna kemerah-merahan pada lipatan retrotarsal. Folikel tersebut merupakan
reaksi konjungtiva terhadap alergen toksik daqn virus.

e.

Trakoma adalh sutu bentuk konjungtivitis folikuler kronis yang disebabkan oleh
Clamidya trachonmatis. Penyakit ini bisa menmgenai segala umur tapi lebih sering
ditemukan pada orang muda dan anak-anak.. cara penularan penyakit ini yaitu
kontak langsung dengan penderita trakoma atau melalui alat-alat keseharian pasien.
Keluhan pasien beruypa fotofobia, mata gatal, dan mata berair. Menurut klasifikasi
Mac callan , penyakit ini berjalan melalui 4 stadium, yaitu:
i. Stadium insipien
ii. Stadium established
iii. Stadium parut
iv. Stadium sembuh

f.

Konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya fungsi airmata.
Kelainan-kelainan ini terjadi pada penyakityang mengakibatkan:
Defisiensi komponen lemak air mata
Defisiensi kelenjar air mata
Defisiensi komponen musism
Akibat penguapan yang berlebihan pada keratitis neuroparalitik

Karena parut pada kornea atau hingnya mikrovili kornea


Pasien akan mengeluhkan gatal, mata seperti berpasir ,silau dan penglihatan kabur.
Mata akan memberikan gejala sekresi mukus yang berlebihan, sukar
menggerakkan bola mata, mata tampak kering dan terdapat erosi kornea. Sebaiknya
dilakukan beberapa pemeriksaan seperti uji Scheimer dimana bila resapan air mata
pada kertas Scheimer kurang dari 5 menit dikatakan abnormal.. pengobatan
tergantung penyebabnya dan air mata buatan yang diberikan selamanya.,
g.

Defisiensi Vitamin A biasanya terjadi pada ank berusia 6 bulan-4 tahun. Biasanya
terjadi pada pasien dengan penyakit sirosis hepati atau penyakit gastrointestinal.
Gejala klinis

berupa mata kering, seperti kelilipan, sakit, buta senja dan

penglihatan akan turun perlahan. Dikenal beberapa klasifikasi defisiensi Vit. A di


Indonesia, seperti Klasifikasi Ten Doeschate, yaitu:
i. Hemeralopia
ii. Hemeralopia dengan xerosis konjungtiva dan Bitot
iii. Xerosis kornea
iv. Keratomalasia
v. Stafiloma, ftisis bulbi
Pemberian vitamin A akan memeberikan perbaikan nyata dalam 1-2 mingg.
Dianjurkan bila diagnosis def Vitamin A dibuat maka diberikan Vitamin A 200.000
IU per oral pada hari pertama dan kedua, jika belum ada perbaikan dilanjutkan
pemberian pada hari ketiga.
h.

Toksik konjungtivitis folikular dapat terjadi akut dan kronik dimana gejala utama
adalah terbentuknya folikel pada konjungtiuva tarsal superior atau inferior.
Hipersensitifitas terhadap obat, gejala dapat terjadi akut setelah beberapa kali
sensitisasi, yang akan memperlihatkan kelainan kulit dan kelopak. Penyebabnya
dapat atropin, fenilefrin dan antibiotik. Penobtan yang diberikan dengan
menghentikan penyebab, steroid topikal, dan salep. Pada keadaan berat diberikan
steroid sistemik atau oral.
Konjungtivitis kontak disebabkan miotika dan aminoglikosida dengan gejala
hiperemia, folikel, erosi epitel kornea, pannus, pengobatan sama dengan
konjungtivitis terhadap obat.

i.

Penyakit konjungtiva etiologi tidak jelas

Eritema multiform atau lupus eritematosis, pada SLE ditemukan kelainan pada
mata berupa kelainan palpebra inferior dapat merupakan bagian daripada erupsi
kulit yang tak jarang mengenai pipi dan hidung. Awalnya gejala berupa
konjungtiva menunjukkan sedikit sekret kemudian disusul dengan hiperemis
yang intensif dan edema membran mukosa. Kornea menunjukkan erosi kornea
pungtata. Pada sklera ditemukan skleritis anterior yang difus atau nodular yang
semakin lama makin sering kambuh dan tiap kali kambuh keadaan bertambah
berat.
j.

Keratokonjungtivitis limbus superior merupakan peradangan konjungtiva bulbi


dan konjungtiva tarsus superior yang tidak diketahui sebabnya, disertai kelainankelainan pada limbus bagian atas. Biasanya bilateral, simetris dan terletak pada
limbus sekitar pukul 12, tetapi bisa juga unilateral. Prognosis umumnya baik dan
pada kasus yang telah sewmbuh tidak ditemukan gangguah penglihatan dan gejala
sisa. Pada keadaan yang ringan terdapat rasa tidak enak pada mata, sedangkan pada
keadaan berat dapat sampai terjadi blefarospasme dan rasa seperti ada benda asing.
Pada keadaan berat juga terlihat seolah-olah ada pembentukan lengkung limbus
yang baru. Pengobatan yang tepat belum ada hingga sekarang, karena penyebabnya
belum jelas. Bias adiberikan tetes mata dekongestan, zinc sulfat, meril selulosa,
kortikosteroid ayau antibiotik.

k.

Konjungtivitis membranosa merupakan konjungtivitis dengan pembentukan


Membran yang menempel erat pada jaringan di bawah konjungtiva. Pengangkatan
membran ini akan mengakibatkan perdarahan. Penyebab penyakit ini adalah
difteri, pnemokok, stafilokok, dan infeksi adenovirus, dan pada anak yang tidak
mendapat suntikan imunisasi. Pada kasus ringan didapatkan sekret yang
mukopurulen dan kelopak bengkak, sedangkan pada kasus berat dapat terjadi
nekrosis ataupun konjungtivitis yang biasanya terjadi pada hari ke-6.

You might also like