Professional Documents
Culture Documents
4. Episkleritis
oleh
yaitu sekret yang mukopurulen dan purulen, kemosis kinjungtiva, edema kelopak,
kadang-kadang disertai keratitis dan blefaritis.
Konjungtivitis bakteri akut disebabkan oleh streptokokus, corynebakterium
diphterica, pseudomonas, neisseria dan hemophilus. Gambaran klinis berupa
konjungtivitis yang mukopurulen dan konjungtivitis purulen.b pengobatan
diberikan sebelum pemeriksaan mikrobiologi seperti antibiotik tunggal
neosporin, basitrasin, gentamisin, koloramfenikol,eritromisisn, tobramisin. Bila
setelah pengobatan antibiotik selama 3-5 hari tidak memberiukan hasil maka
ditunggu hasil pemeriksaan mikrobiologi.
Konjungtivitis gonore merupakan radang konjungtiva akut dan hebat yang
disertai dengan sekret purulen. Gonokok merupaka kuman yang sangat invasif
dan patogen sehingga memberikan reaksi radang yanag sangat berat. Pada
neonatus infeksi konjungtiva ditularkan oleh ibu pada satt berada pada jalan
lahir. Sedangkan pada orang dewasa akibat penyakit kelamin itu sendiri. Gejala
klinis bberupa sekret purulen padat dengan masa inkubasi antara 12 jam hinga
5 hari, disertai perdarahn subkonjungtiva dan konjungtivitis kemotik. Terdapat
3 stadium pada orang dewasa antara lain stadium infiltratif, supuratif dan
penyembuhan. Diagnosa pasti penyakit ini adalah dengan melakukan
pemeriksan sekret dengan pewarnaan metilen biru dimana akan terlihat
diplokok di dalam sel leukosit. Pengobatan harus segera dimulai bila terlihat
pada pewarnaan gram positif diplokok. Pasien dirawat dan diberikan penisilin
alep dan suntikan pada bayi diberikan 50.000 U.kgbb dalam 7 hari. Sekret
dibersaihkan kemudian diberi salep penisilin setiap jam. Penisilin tetes mata
diberikan dalam larutan penisilin G 10.000-20.000 unit/ml setiap 1 menit
sampai 30 menit. Kemudian salep diberikan setiap 5 menit sampai 30 menit.
Oftalmia neonatorum merupakan konjungtivitis yang terjadi pada bayi yang
berumur <1 bulan, dan dapat disebabkan oleh konjungtivitis kimia,
konjungtivitis stafilokok, konjungtivitis inklusi (klamidia), konjungtivitis
neiseria. Pengobatan diberikan penisilin topikal dan parenteral.
Konjungtivitis angular terutama didapatkan pada daerah kantus interpalpebra,
disertai eskoriasi kulit disekitar daerah meradang. Konjungtivitis angular
disebabkan basil Maroxalle axenfeld. Gejala klinis berupa sekret yang
mukopurulen dan pasien sering mengedip. Pengobatan yang dibeerikan adalah
tetrasiklin atau basitrasin. Sulfas zincii.
demam, faringitis, sekret berair dan sedikit yang mengenai satu kedua bola
mata.ditularkan melalui droplet atau dari kolam renang.. pengobatan hanya
supuratif karena dapat sembuh sendiri. Diberikan kompres air hangat, astringen,
lubrikasi, pada kasus berat diberikan antibiotik dan steroid topikal.
Keratokonjuungtivitis epidemi disebabkan oleh adenovirus 8 dan 19. Sangat
mudah menular, gejalanya berupa mata berair dan berat, seperti kelilipan,
perdarahan subkonjungtiva, folikel teriutama konjungtiva bawah, kadang2
terdapat pseudomembran.. pemebrian intivirus tidak umum dilakukan.astringen
diberikan untuk mengurangi gejala dan hiperemi.
Konjungtivitis herpetik ini akan terdapat limfadenopati preaurikel dan vesikel
pada kornea yang dapat melus membentuk gambaran dendrit.konjungtivitis
herpetik dibagi menjadi konjungtivitis herpes simpleks, konujungtivitis
varisela-zooster.
Konjungtivitis inklusi merupakan penyakit okulogenital disebabkan oleh infeksi
klamidia, yang merupakan penyakit kelamin. Gejala klinis berupa konjungtiva
hiperemis, hipertrofi papilo dan pemebesaran kelenjar preaurikuker.
Konjungtivitis New Castle disebabkan oleh virus New Castle dengan gambaran
klinis sama dengan faringo-konjungtiva. Biasanya pada pekerja peternakan
unggas yang ditulari virus New Castle. Gk berupa demam ringan, sakit kepala,
influenza dan nyeri sendi, rasa sakit dan gatal pada mata, berair dan penglihatan
kabur. Pengobatan biasanya diberikan antibiotik untuk mencegah onfekjsi
sekunder.
Konjungtivitis hemoragik epidemik akut merupakan konjungtivitis disertai
timbulnya perdarahan konjungtiva. Disebabkan infeksi virus pikorna atau
enterovirus 70. Gejala klinis berupa konjungtiva folikuler ringan, sakit
periorbita, keratitis, adenipati preaurikuler dan yang terpenting adanya
Konjungtivitis Menahun
Konjungtivitis alergi terjadi akibat reaksi alergi terhadap noninfeksi dapat
berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi lambat sesudah beberap hari
kontak dengan alergen seperti reaksi terhadap obat, bakteri dan toksik. Gejl;a
utama berupa merahg, sakit, bengkak dan panas, gatal, silau, yang berulang dan
menahun.. pada pemeriksaan lab ditemukan eosinofil, sel plasma, limfosit dan
basofil.pengobatan yaitu menghindar dari alergen pencetus dan memberikan
astringen, steroid topikal dosis rebndah.
Dikenal beberapa macam jenis konjungtivitis alergi yaitu konjungtivitis vermal,
konjungtivitis flikten, konjungtivitis iatrogenik, sindrom steven johnson,
konjungtivitis atopik.
d.
e.
Trakoma adalh sutu bentuk konjungtivitis folikuler kronis yang disebabkan oleh
Clamidya trachonmatis. Penyakit ini bisa menmgenai segala umur tapi lebih sering
ditemukan pada orang muda dan anak-anak.. cara penularan penyakit ini yaitu
kontak langsung dengan penderita trakoma atau melalui alat-alat keseharian pasien.
Keluhan pasien beruypa fotofobia, mata gatal, dan mata berair. Menurut klasifikasi
Mac callan , penyakit ini berjalan melalui 4 stadium, yaitu:
i. Stadium insipien
ii. Stadium established
iii. Stadium parut
iv. Stadium sembuh
f.
Konjungtivitis dry eyes adalah suatu keadaan keringnya permukaan kornea dan
konjungtiva yang diakibatkan berkurangnya fungsi airmata.
Kelainan-kelainan ini terjadi pada penyakityang mengakibatkan:
Defisiensi komponen lemak air mata
Defisiensi kelenjar air mata
Defisiensi komponen musism
Akibat penguapan yang berlebihan pada keratitis neuroparalitik
Defisiensi Vitamin A biasanya terjadi pada ank berusia 6 bulan-4 tahun. Biasanya
terjadi pada pasien dengan penyakit sirosis hepati atau penyakit gastrointestinal.
Gejala klinis
Toksik konjungtivitis folikular dapat terjadi akut dan kronik dimana gejala utama
adalah terbentuknya folikel pada konjungtiuva tarsal superior atau inferior.
Hipersensitifitas terhadap obat, gejala dapat terjadi akut setelah beberapa kali
sensitisasi, yang akan memperlihatkan kelainan kulit dan kelopak. Penyebabnya
dapat atropin, fenilefrin dan antibiotik. Penobtan yang diberikan dengan
menghentikan penyebab, steroid topikal, dan salep. Pada keadaan berat diberikan
steroid sistemik atau oral.
Konjungtivitis kontak disebabkan miotika dan aminoglikosida dengan gejala
hiperemia, folikel, erosi epitel kornea, pannus, pengobatan sama dengan
konjungtivitis terhadap obat.
i.
Eritema multiform atau lupus eritematosis, pada SLE ditemukan kelainan pada
mata berupa kelainan palpebra inferior dapat merupakan bagian daripada erupsi
kulit yang tak jarang mengenai pipi dan hidung. Awalnya gejala berupa
konjungtiva menunjukkan sedikit sekret kemudian disusul dengan hiperemis
yang intensif dan edema membran mukosa. Kornea menunjukkan erosi kornea
pungtata. Pada sklera ditemukan skleritis anterior yang difus atau nodular yang
semakin lama makin sering kambuh dan tiap kali kambuh keadaan bertambah
berat.
j.
k.