You are on page 1of 19

Benefit Cost Ratio

Pengantar
Kriteria kelayakan alternatif proyek public service
(biasanya milik pemerintah) tidak memungkinkan untuk
diukur berdasarkan nilai keuntungannya tetapi dinyatakan
dalam ukuran manfaat umum yang bisa ditimbulkannya
Proyek public service tidak bisa dianalisis dengan
PW/AE/FW maupun ROR karena bidang bisnisnya bukan
profit oriented
Contoh klasifikasi proyek pemerintah : (1) pengembangan
kebudayaan, (2) proyek untuk proteksi, (3) proyek pelayanan
ekonomi, dan (4) proyek untuk sumber daya alamiah
2

Pengantar
Proyek pemerintah biasanya membutuhkan investasi yang
sangat besar dan memiliki umur yang panjang
(sampai di atas 50 tahun)
Pembiayaan proyek berasal: (1) pajak, (2) dana internal dari
hasil proyek-proyek pemerintah yang dimanfaatkan
masyarakat dengan cara membayar (misal: retribusi jalan tol),
dan (3) pinjaman (obligasi)
Salah satu dasar penentuan tingkat suku bunga proyek
public service adalah lebih besar dari bunga pinjamannya,
dimana tingkat bunga semakin besar dengan semakin
meningkatnya ketidakpastian dan resiko yang dihadapi
3

Analisis BCR
BCR adalah analisis yang umumnya digunakan untuk
mengevaluasi proyek-proyek pemerintah (atau
usaha yang non-profit oriented) sebagai cara praktis
untuk menaksir kemanfaatan proyek tidak mungkin
dianalisa dengan menggunakan NPV atau IRR

Evaluasi dilakukan dengan menggunakan horizon


perencanaan yang panjang dan melihat dan
menganalisis semua efek manfaat dan ongkos
Dasar kelayakan: rasio antara manfaat terhadap
biaya yang dibutuhkannya lebih besar dari satu
4

Analisis BCR
BCR dilakukan dengan mengkuantifikasi manfaat
dari suatu usulan proyek dalam bentuk satuan mata
uang
Analisis BCR digunakan dengan menentukan terlebih
dahulu dari sudut mana proyek tersebut akan ditinjau
(identifikasi siapa yang menerima benefit dan siapa
yang membayar cost)
cost publik & pemerintah

Benefit ekuivalen
BC i
Ongkos ekuivalen
5

Analisis BCR
Komponen BCR
Benefit (B)
Costs (C) = operating and maintenance costs
Initial Investment (I) in the proposed project, dan biasanya
dalam perhitungan dipengaruhi pula oleh Salvage Value
BCR dapat dituliskan dengan persamaan

B C
B
BC i
BC i
atau
I
I C
6

Analisis BCR
Persamaan di atas dapat dibuktikan sama
Jika BC i 1, maka
B
1
I C
sehingga B I C 0

Jika BC i 1, maka
B C
1
I
sehingga B I C 0
7

B
BC i
I C

Cara menghitung

PW ( B)
BC i
[ I PW ( SalvageVal ue)] PW (C )
atau

AE ( B)
BC i
CR AE (C )

CR (i ) P

A / P ,i , n

A / F ,i , n

Cara Menghitung

B C
BC i
I

PW ( B ) PW (C )
BC ' i
[ I PW ( SalvageVal ue)]
atau

AE ( B) AE (C )
BC ' i
CR

CONTOH 1

Dua proposal proyek yang bersifat mutually exclusive sedang


dipertimbangkan. Evaluasilah kelayakan keduanya jika digunakan
tingkat bunga 9% (note: belum sampai pada analisa pemilihan)

35
AE(CP1) = $750.000 (A/P, 9%, 35) + $120.000 = $190.977
AE(CP2) = $625.000 (A/P, 9%, 35) + $110.000 = $173.629
BCP1(9%) = 245.000/190.977 = 1,2829 > 1 project 1 layak diaplikasikan
BCP2(9%) = 230.000/173.629 = 1,3247 > 1 project 2 layak diaplikasikan

10

BCR dengan Multiple


Alternatif
Semua alternatif yang bersifat independent dapat
dilaksanakan apabila nilai BC(i) >1
Untuk alternatif mutually exclusive, maka BCR
HARUS menggunakan analisis pada incremental
investment-nya dengan ketentuan
BC(i)A2A1 > 1 : terima A2
BC(i)A2A1 1 : tolak A2 dan terima A1
Seperti halnya pada metode incremental, alternatif diurutkan
berdasarkan kenaikan biaya total ekivalen
11

CONTOH 2

Dua proposal proyek yang bersifat mutually exclusive sedang


dipertimbangkan. MANA YANG LEBIH BAIK DIPILIH jika tingkat
bunga 9%

AE(CP1) = $750.000 (A/P, 9%, 35) + $120.000 = $190.977


AE(CP2) = $625.000 (A/P, 9%, 35) + $110.000 = $173.629
BCP1-P2(9%) = (245.000-230.000)/(190.977-173.629) = 0,8647 < 1
project 2 lebih baik dipilih untuk diaplikasikan

12

Contoh 3: Multiple Alternatif

A0

13

14

Keputusan BCR Konsisten


dengan Analisa PW
Misalkan 2 alternatif mutually exclusive dipertimbangkan (A1 dan
A2).
Jika present worth untuk masing-masing investasi diketahui dengan
perbandingan sebagai berikut:

PW i A 2 PW i A1

Hal tersebut akan konsisten/sama artinya dengan

BC i A 2 A1 1

Rasio tersebut lebih besar dari 1 jika A2 lebih diinginkan secara


ekonomis dibandingkan A1, atau
15

Contoh Kasus BCR


Departemen PU mempertimbangkan untuk membuat jalur baru
karena banyaknya kecelakaan lalu lintas yang terjadi. Diestimasikan
ongkos pembangunan jalur baru per km adalah Rp 900 juta dengan
perkiraan umur 30 tahun dengan ongkos perawatan diperkirakan 3%
dari ongkos awal. Kepadatan lalu lintas pada jalan ini adalah 10.000
kendaraan per hari dan analisis dilakukan pada tingkat bunga 7%.
Estimasi angka kecelakaan turun dari 8 menjadi 4 kendaraan per 100
juta km kalau jalan baru dibuka.
Ongkos yang ditimbulkan dari adanya kecelakaan meliputi: ongkos
kerugian properti, pengeluaran untuk keperluan medis, dan hilangnya
upah bagi orang yang mengalami kecelakaan. Dari data yang ada
diperoleh informasi bahwa rata-rata ada 35 kecelakaan ringan dan
240 kerusakan properti untuk setiap satu kecelakaan fatal
16

Contoh: BCR
Ongkos ekuivalen saat ini dari setiap klasifikasi kecelakaan
tersebut adalah sebagai berikut:
kecelakaan fatal per orang
900,000
kecelakaan ringan
10,000
kerusakan properti
1,800
Dengan data-data di atas maka ongkos agregat dari kecelakaan
per satu kecelakaan fatal bisa dihitung sebagai berikut:
kecelakaan fatal per orang
900,000
kecelakaan ringan (10,000 x 35)
350,000
kerusakan properti ( 1,800 x 240)
432,000
Total
1,682,000
Dengan metode BCR tentukan apakah usulan pembukaan jalur
baru tersebut bisa diterima atau tidak
17

Contoh: BCR
Manfaat ekuivalen tahunan AE(i) yang diharapkan per km
8 4 10,000 365 $1,682,000 235.06 juta

100,000,000

dan ongkos-ongkos ekuivalen tahunan AE(i) yang


diharapkan per km adalah
A / P , 7 , 30

900 juta 0.0806 900 juta 0.03 $99.54 juta

Biaya perawatan tahunan

sehingga BCR adalah


$235.06
BC
2.36
$99.54

235,06 $27
BC '
2.87
72.54

Contoh: BCR
Ilustrasi BCR dan IRR dari persoalan di atas

19

You might also like