Professional Documents
Culture Documents
1. TUJUAN BELAJAR
a. Mampu menjelaskan pathogenesis dan patofisiologi penyakit
hipertiroid
b. Mampu menjelaskan peran autoimun pada penyakit hipertiroid,
khususnya pada penyakitGraves
c. Mampu menjelaskan gejala-gejala klinis hipertiroid
d. Mampu menyusun hipotesa (diagnosis kerja ) dan diagnosa banding
berdasarkan
rangkuman data-data klinis hipertiroid
e. Mengetahui indikasi dan mampu membuat usulan pemeriksaan
penunjang untuk
menegakkan diagnosa penyakit hipertiroid
f. Mengetahui bahaya komplikasi hipertiroid terhadap sistem organ
lain
g. Mampu mengenal tanda dan gejala krisis tiroid
h. Mampu melakukan penatalaksanaan dasar pasien hipertiroid
penyakit Graves
i. Mengetahui prognosa penyakit hipertiroid khususnya penyakit
Graves
j. Mampu melakukan konsultasi dan mengetahui indikasi rujukan ke
dokter spesialis
2. POKOK BAHASAN
a. Hipertiroidisme dan patologinya
b. Tanda dan gejala Penyakit Graves
c. Diagnosis Penyakit Graves
d. Penatalaksanaan Penyakit Graves
e. Indeks klinis Wayne dan New Castle untuk hipertiroid
3. KATA KUNCI
a. Hipertiroid
b. Penyakit autoimun
c. Penyakit Graves
4. PROBLEM
a. Dapatkah anda mengidentifikasi problem apa saja yang sedang
dialami Ny SS ?
b. Buatlah hipotesa dari masing-masing problem
c. Adakah keterkaitan problem satu dengan lainnya ?
d. Patogenesa apakah yang mendasari timbulnya keluhan/problem ?
e. Informasi apa lagi yang anda perlukan untuk menegakkan
diagnose?
f. Dapatkah anda membuat rencana pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan radiologis) untuk menegakkan diagnose kasus di
atas?
g. Apa saja komplikasi yang mungkin timbul akibat gangguan
hipertiroid ?
h. Keadaan darurat apa yang dapat timbul pada keadaan hipertiroid ?
i. Bagaimana penatalaksanaan dasar penyakit hipertiroid ?
j. Bagaimana melakukan edukasi penyakit Graves pada penderita dan
keluarganya.
DATA PASIEN :
Nama
: Ny. SS
Usia
: 26 th
Alamat
: Jl. Soka 23 Gedangan Sidoarjo
Pekerjaan : Karyawan swasta
ANAMNESA :
KU
: Bedebar-debar
RPS
:
o Dada sering berdebar sejak 4 bulan terakhir
o keluhan mata merah,
o nrocoh,
o silau bila melihat sinar,
o melihat dobelterutama bila mata melirik
o dan atau nyeri bila mata digerakkan
o Keluhan berdebar dirasakan saat aktivitas maupun istirahat, tapi
tidak disertai nyeri dada atau sesak
o Tidak tahan cuaca panas dan lebih suka cuaca dingin
o Dalam 3 bulan terakhir berat badan turun dari 55 kg menjadi 50 kg,
padahal napsu makan baik, bahkan cenderung meningkat
o Mudah letih walaupun melakukan aktivitas ringan terasa sejak 1
bulan terakhir
o Tangan selalu basah dan sering gemetar bersamaan dengan
penurunan BB
RPD
:
Leher
: Benjolan difus di leher depan, bergerak naik turun saat
menelan, didapatkan bunyi bruit
Thorak
: Jantung tak membesar, takikardia , suara jantung normal
tanpa ada bising
Paru
: Dalam batas normal
Abdomen : Tidak ada kelainan
Ektermitas : Hiperrefleksia (+), telapak tangan hangat dan lembab, jarijari tremor halus (+)
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG :
LABORATORIUM :
Darah
: Hb: 12.3 g/dl; lekosit 7800/ mm3
Kimia Darah :
RADIOLOGIS :
DIAGNOSA
- ODS. Graves ophthalmopathy
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
Graves ophthalmopathy adalah suatu penyakit radang autoimune yang mengenai orbita dan jaringan
sekitarnya, dengan gejala khas eyelid retraction, edema, merah, konjungtivitis dan proptosis. Graves
ophthalmopathy dapat terjadi sebelum bersamaan maupun setelah penyakit tiroid. Biasanya
onsetnya lambat setelah beberapa bulan.
Penyakit ini merupakan efek sistemik yang tanda-tandanya dapat ditemui di mata, kelenjar tiroid dan
kulit. Yang disebabkan autoantibodi yang terikat dengan jaringan pada organ tersebut sehingga
terjadi hipertiroid. Autoantibodi menyerang fibroblas otot-otot mata fibroblas juga dapat
berkembang biak pada fat cells. Fat cells dan otot berkembang dan terjadi inflamasi. Pembuluh
darah tertekan sehingga terjadi edema.
Insiden
Penyakit ini biasanya didapatkan pada usia 30=50 tahun dengan perbandingan wanita empat kali lebih
tinggi daripada pria. Wanita 16: 100.000 sedangkan laki-laki 3:100.000. Sekitar 3-5% disertai nyeri,
ulkus kornea dan kompresi saraf optik. Merokok berhubungan dengan beberapa penyakit autoimune
dan meningkatkan insiden penyakit .
GEJALA KLINIS
Pada kasus ringan didapatkan retraksi palpebra. Retraksi palpebra adalah gejala yang
sering ditemui pada graves ophthalmopathy. Gejala ini didapatkan pada 94% penderita
Graves Ophtalmopathy. Sedangkan status hormonalnya dapat hipertiroid 80%, eutiroid 10%
danhipotiroid 10%.
Pada stadium awal mata kelihatan menonjol tetapi pada pemeriksaan eksotalmometer
masih dalam keadaan normal. Pada stadium ini diikuti dengan infiltrasi sel-sel radang
sehingga didapatkan juga gejala merah, ngeres, nrocoh dan terasa panas.
Apabila eksoftalmus terus berlangsung kelopak mata atas sulit menutup dengan
sempurna sehingga mata menjadi kering. Lama-kelamaan terjadi ulkus kornea dan radang
pada bola mata. Pergerakan bola mata terhambat, obyek yang dilihat menjadi dobel. Adanya
ulkus kornea menyebabkan penglihatan menurun sampai buta.
DIAGNOSIS
Diagnosis Graves Ophthalmopathy ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala dan
pemeriksaan klinis serta pemeriksaan penunjang.
Anamnesis
Pada anamnesis perlu ditanyakan tentang keluhan umum seperti berdebar-debar,
gelisah dan tidak tahan panas. Keluhan khusus pada mata yang sering muncul seperti ada
pasir pada mata, air mata berlebihan, mata yang tampak membelalak. Pernah dilaporkan
penderita hanya mengeluh air matanya berlebihan.
Pemeriksaan klinis
Tanda pada pemeriksaan klinis diklasifikasikan menurut Wener yang telah diterima oleh The
American Thyroid Association disingkat NOSPECS
Klas 0
Klas 1
: Hanya terdapat tanda retraksi kelopak mata atas, mata membelalak dan lid lag
Klas 2
Klas 3
: Eksoftalmus
Klas 4
Klas 5
: Mengenai kornea
Klas 6
Pemeriksaan Penunjang
1.
PROGNOSA
Tergantung derajat penyakit:
o Usia diatas 50 tahun
o Onset kurang dari 3 bulan
o Merokok
o Diabetes
o Severe or uncontrolled hyperthyroidism
o Presence of pretibial myxedema
o hyperlipidemia
o Peripheral vascular disease
KESIMPULAN
a. Keadaan hipertiroid dapat menimbulkan gejala & keluhan
yang khas.
b. Hipertiroid dapat disebabkan oleh beberapa penyakit, yang
terbanyak adalah penyakit Graves.
c. Penyakit Graves dapat ditegakkan berdasarkan anamnesa
yang khas, pemeriksaan fisik kelenjar tiroid adanya tandatanda hipertiroid serta pemeriksaan penunjang tertentu baik
laboratorium maupun radiologis.
d. Bila tidak diobati, penyakit Graves dapat menimbulkan
komplikasi berbagai organ tubuh, beberapa diantaranya
berakibat fatal bahkan kematian, seperti keadaan krisis
tiroid.
e. Keadaan krisis tiroid memerlukan penatalaksaan khusus
emergensi dan spesialistik.
f. Peran edukasi sangat penting bagi penderita penyakit
Graves.
DAN
KELUARGANYA
TENTANG
Daftar Pustaka
1. Boulos PR, Hardy I (2004). "Thyroid-associated orbitopathy: a clinicopathologic and
therapeutic review". Current opinion in ophthalmology 15 (5): 389400.
doi:10.1097/01.icu.0000139992.15463.1b. PMID 15625899.
2. Pedoman Diagnosis dan Terapi Bag/ SMF Ilmu Penyakit Mata, Edisi III Rumah Sakit
Umum Doter Soetomo Surabaya
3. Luigi Bartalena, M.D., and Maria Laura Tanda, M.D Graves OphthalmopathyTh e
new england journal o f medicine. Copyright 2009 Massachusetts Medical Society.
All rights reserved. Downloaded from www.nejm.org at KAISER PERMANENTE on
March 6, 2009
4. Vaughan D, Asbury T: General Ophthalmology, 12th ed, Maruzen Ltd< Lange
Medical Publication 1989, pp253-256