You are on page 1of 13

Depresi adalah adanya afek depresi, kehilangan kegembiraan dan minat, kehilangan mood dan

kehilangan energi selama 2 minggu terakhir,


Depresi adalah suatu kondisi yang lebih dari suatu keadaan sedih, bila kondisi depresi seseorang
sampai menyebabkan terganggunya aktivitas sosial sehari-harinya maka hal itu disebut sebagai
suatu Gangguan Depresi. Beberapa gejala Gangguan Depresi adalah perasaan sedih, rasa lelah
yang berlebihan setelah aktivitas rutin yang biasa, hilang minat dan semangat, malas beraktivitas,
dan gangguan pola tidur. Depresi merupakan salah satu penyebab utama kejadian bunuh diri.
Menurut Diagnostic and Statistical Manual IV - Text Revision (DSM IV-TR) (American Psychiatric
Association, 2000), seseorang menderita gangguan depresi jika: A. Lima (atau lebih) gejala di
bawah telah ada selama periode dua minggu dan merupakan perubahan dari keadaan biasa
seseorang; sekurangnya salah satu gejala harus (1) emosi depresi atau (2) kehilangan minat atau
kemampuan menikmati sesuatu.
1. Keadaan emosi depresi/tertekan sebagian besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari,
yang ditandai oleh laporan subjektif (misal: rasa sedih atau hampa) atau pengamatan orang
lain (misal: terlihat seperti ingin menangis).
2. Kehilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hampir semua kegiatan sebagian
besar waktu dalam satu hari, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau
pengamatan orang lain)
3. Hilangnya berat badan yang signifikan saat tidak melakukan diet atau bertambahnya berat
badan secara signifikan (misal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan
sebelumnya dalam satu bulan)
4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari
5. Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain,
bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat)
6. Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hampir setiap hari
7. Perasaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan atau tidak wajar(bisa
merupakan delusi), dan mengganggap bahwa sumber dari setiap masalah adalah dirinya
8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat
keputusan, hampir setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain)

9. Berulang-kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang-kali muncul
pikiran untuk bunuh diri tanpa rencana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang
spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri
Gejala-gejala tersebut juga harus menyebabkan gangguan jiwa yang cukup besar dan signifikan
sehingga menyebabkan gangguan nyata dalam kehidupan sosial, pekerjaan atau area penting
dalam kehidupan seseorang.
Cara menanggulangi depresi berbeda-beda sesuai dengan keadaan pasien, namun biasanya
merupakan gabungan dari farmakoterapi dan psikoterapi atau konseling. Dukungan dari orangorang terdekat serta dukungan spiritual juga sangat membantu dalam penyembuhan.

Penyebab Munculnya Depresi


Tidak ada satu pun penyebab depresi secara spesifik. Depresi terpicu oleh kombinasi
beberapa faktor. Jika di dalam riwayat kesehatan keluarga Anda terdapat orang yang
menderita depresi, maka terdapat kecenderungan bagi Anda untuk mengalaminya juga.
Beberapa faktor yang bisa memicu terjadinya depresi antara lain:
Kejadian tragis atau signifikan seperti kehilangan seseorang atau pun pekerjaan.

Melahirkan.

Masalah keuangan.

Terisolasi secara sosial.

Trauma masa kecil.

Ketergantungan terhadap narkoba dan/atau alkohol.


Selain hal-hal di atas, beberapa kondisi medis juga bisa memicu depresi pada
penderitanya seperti penyakit jantung koroner, kelenjar tiroid yang kurang aktif, dan
akibat cidera pada kepala sebelumnya.
Pengobatan pada Depresi
Teknik pengobatan dan perawatan depresi sangat tergantung kepada jenis
dan penyebab dari depresi yang dialami. Terdapat berbagai jenis obat
antidepresan yang bisa digunakan dan beberapa penanganan yang bisa
dilakukan sendiri.

Perubahan hidup seperti sering berolahraga dan mengurangi konsumsi


minuman beralkohol dapat memberikan keuntungan bagi penderita depresi.
Anda juga bisa bergabung dengan kelompok-kelompok terapi untuk berbagi
cerita dan saling memberi dukungan.
Akibat dari depresi yang paling parah adalah kecenderungan untuk
melakukan bunuh diri. Cobalah untuk selalu berbagi cerita kepada orangorang terdekat Anda tentang masalah yang sedang dihadapi. Penderita juga
sangat disarankan untuk menemui dokter terutama jika depresi telah
berlangsung lama atau parah. Makin dini penanganan depresi, kemungkinan
pemulihan secara menyeluruh bisa didapatkan.
Banyak orang yang menganggap depresi adalah sesuatu yang sepele dan
bisa hilang dengan sendirinya, padahal sebenarnya depresi adalah bentuk
suatu penyakit yang lebih dari sekadar perubahan emosi sementara. Depresi
bukanlah kondisi yang bisa diubah dengan cepat atau secara langsung.
Akibat depresi, kegiatan sehari-hari seperti bersekolah atau bekerja menjadi
tidak menyenangkan. Bahkan untuk mempertahankan hubungan dengan
orang lain maupun keluarga sendiri terasa begitu berat. Depresi bisa
membuat Anda merasa hidup ini tidak ada gunanya, bahkan dapat memicu
penderita untuk melakukan bunuh diri.
Menurut catatan WHO, setidaknya 350 juta orang mengalami depresi di
dunia. Masih banyak penderita depresi yang tidak mengakui kondisi mereka,
sehingga tidak pernah ditangani atau setidaknya dibicarakan. Depresi lebih
sering terjadi pada wanita dibandingkan laki-laki.
Terdapat hampir satu juta orang di dunia melakukan bunuh diri akibat
depresi. Diperkirakan dari dua puluh orang yang berniat untuk melakukan
bunuh diri, satu orang dari mereka berakhir tewas.

Gejala yang Muncul pada Penderita Depresi


Gejala dan juga pengaruh depresi berbeda-beda pada berbagai orang.
Berikut ini adalah beberapa gejala psikologi yang muncul akibat depresi:

Kehilangan selera untuk menikmati hobi.

Merasa bersedih secara berkepanjangan.

Mudah merasa cemas.

Merasa hidup tidak ada harapan.

Mudah menangis.

Merasa sangat bersalah.

Tidak percaya diri.

Menjadi sangat sensitif atau mudah marah terhadap orang di sekitar.

Tidak ada motivasi untuk melakukan apa pun.


Gejala fisik akibat depresi:

Badan selalu merasa lelah.

Gangguan pada pola tidur.

Merasakan berbagai rasa sakit.

Tidak berselera untuk melakukan hubungan seksual.


Tanpa penanganan dan pengobatan yang tepat, depresi bisa mengganggu
hubungan dengan orang di sekitar Anda. Untuk depresi yang berat atau
parah, depresi bisa berakibat pada hilangnya hasrat untuk hidup dan
keinginan untuk bunuh diri.
Ketika merasakan beberapa gejala depresi yang bertahan lebih dari
beberapa hari, segera menemui dokter agar proses pemulihan bisa dimulai
dan dilakukan sepenuhnya.

Penyebab Munculnya Depresi


Tidak ada satu pun penyebab depresi secara spesifik. Depresi terpicu oleh
kombinasi beberapa faktor. Jika di dalam riwayat kesehatan keluarga Anda
terdapat orang yang menderita depresi, maka terdapat kecenderungan bagi
Anda untuk mengalaminya juga. Beberapa faktor yang bisa memicu
terjadinya depresi antara lain:
Kejadian tragis atau signifikan seperti kehilangan seseorang atau pun
pekerjaan.

Melahirkan.

Masalah keuangan.

Terisolasi secara sosial.

Trauma masa kecil.

Ketergantungan terhadap narkoba dan/atau alkohol.


Selain hal-hal di atas, beberapa kondisi medis juga bisa memicu depresi
pada penderitanya seperti penyakit jantung koroner, kelenjar tiroid yang
kurang aktif, dan akibat cidera pada kepala sebelumnya.
Pengobatan pada Depresi
Teknik pengobatan dan perawatan depresi sangat tergantung kepada jenis
dan penyebab dari depresi yang dialami. Terdapat berbagai jenis obat
antidepresan yang bisa digunakan dan beberapa penanganan yang bisa
dilakukan sendiri.
Perubahan hidup seperti sering berolahraga dan mengurangi konsumsi
minuman beralkohol dapat memberikan keuntungan bagi penderita depresi.
Anda juga bisa bergabung dengan kelompok-kelompok terapi untuk berbagi
cerita dan saling memberi dukungan.
Akibat dari depresi yang paling parah adalah kecenderungan untuk
melakukan bunuh diri. Cobalah untuk selalu berbagi cerita kepada orangorang terdekat Anda tentang masalah yang sedang dihadapi. Penderita juga
sangat disarankan untuk menemui dokter terutama jika depresi telah
berlangsung lama atau parah. Makin dini penanganan depresi, kemungkinan
pemulihan secara menyeluruh bisa didapatkan.
Merasa sedih dan depresi memang mirip, bahkan tanda atau gejalanya
hampir sama. Kesedihan adalah reaksi alami dan normal dari manusia ketika
kehilangan sesuatu atau sedang menghadapi masa-masa sulit. Reaksi
perasaan sedih yang normal bisa membaik seiring waktu, tapi pada kasus
depresi, penderita merasa sedih secara berkelanjutan atau bahkan
memburuk.
Selain rasa sedih yang berkelanjutan, penderita depresi juga merasa putus
asa dan tidak bisa berpikir positif tentang masa depan. Depresi akan

berdampak kepada produktivitas penderitanya dan kepada hubungan sosial


dengan orang-orang terdekatnya juga.
Penderita depresi akan merasa kesulitan dalam bekerja dengan baik. Mereka
juga menjauhi kegiatan sosial atau bahkan mengasingkan diri sepenuhnya.
Bahkan, depresi bisa membuat kita tidak bisa menikmati hobi atau kegiatan
yang sebelumnya disukai. Keluarga dan orang-orang terdekat cenderung
dijauhi.
Berikut ini adalah gejala psikologis akibat depresi yang diderita:

Selalu dibebani rasa bersalah

Merasa putus asa

Selalu merasa cemas

Suasana hati yang buruk atau sedih secara berkelanjutan

Mudah marah atau sensitif

Mudah menangis

Perasaan khawatir yang berlebihan

Merasa sangat rendah diri

Kesulitan dalam mengambil keputusan

Gerakan tubuh, ucapan dan pemikiran yang lambat

Tidak ada motivasi hidup dan tidak peduli dengan apa yang terjadi di
lingkungan
Tidak bisa menikmati kebahagiaan hidup seperti dari berhubungan

intim

Berkeinginan untuk bunuh diri


Sedangkan gejala non-psikologis yang ditimbulkan akibat depresi adalah:

Selalu merasa kelelahan

Rasa sakit atau nyeri tanpa alasan yang jelas

Perubahan siklus menstruasi pada wanita

Gangguan pola tidur

Konstipasi
Pergerakan tubuh dan cara bicara yang lebih lambat dari biasanya

Tidak ada gairah seksual

Sulit berkonsentrasi dan susah mengingat

Kehilangan selera makan dan berat badan menurun


Depresi dan Kehamilan
Masa kehamilan adalah masa ketika wanita menjadi lebih rentan untuk
mengalami depresi. Depresi umumnya terjadi mendekati waktu atau setelah
melahirkan. 10-20% wanita yang baru melahirkan mengalami depresi.
Depresi setelah melahirkan akan ditangani seperti kasus depresi lain yaitu
dengan obat-obatan antidepresan, dengan menjalani terapi dan konsultasi.

Fase Depresi pada Gangguan bipolar


Kondisi ini sering disebut sebagai depresi manik. Gangguan bipolar adalah
kelainan suasana hati yang kompleks. Penderita bipolar bisa merasa sedih
atau depresi pada tingkatan ekstrem. Sebaliknya, dia juga bisa merasa
bahagia secara berlebihan. Perasaan bahagia yang ekstrem bisa membuat
penderita melakukan kegiatan yang merugikan, misalnya menghabiskan
seluruh tabungan atau melakukan seks bebas dengan sembarangan.
Penyebab dan faktor pemicu munculnya depresi bisa berbeda-beda.
Kombinasi beberapa faktor penyebab mengakibatkan munculnya depresi.
Depresi biasanya tidak disebabkan oleh satu kejadian saja.
Depresi bisa terjadi pada usia berapa pun, tapi risiko mengalami depresi
meningkat seiring dengan usia. Berikut ini adalah beberapa faktor pemicu
atau pun penyebab munculnya depresi:

Kejadian yang menimbulkan trauma. Banyak kejadian bisa


mengakibatkan depresi. Orang terkadang membutuhkan waktu yang lama
untuk menerima kejadian yang menimbulkan trauma. Jika tidak bisa
menerimanya, orang akan lebih berisiko mengalami depresi. Beberapa
contoh kejadiannya adalah penyiksaan atau pelecehan, kematian seseorang
yang dikasihi, kesepian akibat terisolasi, masalah dalam hubungan

(pernikahan, persahabatan, keluarga, percintaan, dan rekan kerja), serta


kesulitan ekonomi.
Penyakit serius. Terkadang depresi muncul secara bersamaan atau

sebagai reaksi dari penyakit yang serius. Beberapa penyakit kronis dan
mengancam nyawa bisa meningkatkan risiko terjadinya depresi.
Contohnya HIV/AIDS, penyakit jantung koroner, diabetes, dan kanker.
Kepribadian. Merasa rendah diri, terlalu keras dalam menilai diri

sendiri dan ketergantungan pada orang lain bisa berakibat kepada


munculnya depresi. Kepribadian seperti ini bisa diturunkan dari orang tua.
Pengalaman yang dialami dan cara asuhan orang tua juga berperan dalam
kepribadian seseorang.
Faktor keturunan atau riwayat kesehatan keluarga. Memiliki

keluarga yang memiliki sejarah depresi, gangguan bipolar, kecanduan


alkohol dan bunuh diri bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami
depresi.
Setelah melahirkan. Perubahan hormon dan juga fisik pada wanita

setelah melahirkan sangat berpengaruh dalam pola pikir wanita tersebut.


Ditambah lagi, penambahan tanggung jawab serta kehidupan baru karena
adanya sang bayi juga bisa meningkatkan risiko terjadinya depresi
pascakelahiran.
Minuman keras dan narkoba. Banyak orang berusaha melarikan diri

dari permasalahannya dengan minum minuman keras atau mengonsumsi


narkoba. Justru, minuman keras dianggap sebagai obat depresan kuat
sehingga memicu dan memperparah depresi yang dialami.
Obat-obatan tertentu. Beberapa obat-obatan bisa meningkatkan
risiko Anda terkena depresi. Misalnya obat tidur, obat untuk hipertensi, obat
untuk mengatasi jerawat dan kortikosteroid. Tanyakan kepada dokter tentang
efek samping obat-obatan dan jika ingin berhenti mengonsumsi obat,
tanyakan pada dokter terlebih dahulu.
ebelum menentukan langkah pengobatan, dokter akan menanyakan
beberapa hal tentang kondisi mental dan juga mengenai kondisi kesehatan
Anda secara umum. Dokter akan bertanya seputar gejala-gejala depresi yang
Anda alami dan menyelidiki apa saja pemicu-pemicunya. Selain konsultasi
secara lisan, dokter mungkin akan melakukan tes darah untuk memastikan
bahwa gejala yang terjadi adalah akibat depresi dan bukan masalah
kesehatan seperti gangguan keseimbangan hormon tiroid.

Terkadang saat seseorang mengalami depresi, mereka sulit membayangkan


ada pengobatan yang bisa membantu. Pada kenyataannya, depresi akan
lebih mudah disembuhkan jika lebih cepat ditangani. Bersikaplah terbuka
kepada dokter Anda.
Penanganan yang dilakukan oleh dokter tergantung kepada jenis dan
penyebab depresi yang sedang diderita.
Penanganan Sendiri
Jika depresi tergolong ringan yaitu depresi dengan gejala-gejala yang tidak
terlalu mengganggu rutinitas sehari-hari penderitanya, penanganan sendiri
bisa cukup efektif. Terdapat beberapa hal yang bisa dilakukan sendiri untuk
menangani depresi. Langkah-langkah yang bisa dijalankan adalah:

Belajar tentang depresi. Memahami lebih jauh tentang penyakit

yang dialami bisa membantu dan memotivasi Anda dalam menjalani


pengobatan yang dilakukan. Agar keluarga memberikan dukungan
sepenuhnya, mintalah mereka mempelajari tentang depresi.
Berolahraga. Kegiatan ini bisa membantu mengurangi gejala depresi.

Lakukan olahraga seperti berjalan, berenang, lari, berkebun atau aktivitas


fisik lainnya. Fungsi utama berolahraga adalah meningkatkan rasa
kepercayaan diri dan mengurangi perasaan cemas serta sedih. Selain itu,
olahraga juga mampu meningkatkan kualitas tidur seseorang.
Tidur secukupnya. Tidur yang cukup juga sangat penting

bagi kesehatan mental dan juga fisik.


Meditasi atau yoga. Kegiatan ini bisa membantu dalam hal relaksasi.

Dengan belajar cara mengendalikan dan menenangkan pikiran, gejala


depresi bisa menjadi lebih ringan.
Menghindari minuman keras dan narkoba. Rokok, minuman keras

maupun narkoba pada awalnya mungkin terlihat membantu, sebenarnya ini


hanya akan menambah masalah untuk jangka panjang.
Komunitas pendukung. Membicarakan masalah Anda dengan
sekelompok orang dengan pengalaman yang sama bisa mengurangi beban
yang dirasakan. Anda bisa memulai dengan berbicara dengan teman atau
keluarga terdekat. Cari tahu tentang kelompok pendukung di daerah Anda.
Ketika Anda mengalami depresi, usahakan untuk membicarakan apa pun
yang Anda rasakan dengan orang dekat Anda. Setidaknya Anda bisa

menjelaskan kepada dokter yang menangani. Jangan pernah membuat


keputusan apa pun saat Anda merasa sedih atau sedang mengalami gejalagejala depresi.
Terapi Bicara
Selain perubahan gaya hidup dan relaksasi, berikut ini adalah beberapa
pilihan terapi yang umumnya digunakan untuk mengatasi depresi:
Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Diterapkan pada orang-orang yang tersandera oleh pola pikir tertentu yang
merugikan mereka. Sebagai contoh, ada seorang wanita yang sangat tidak
percaya diri dan tidak berani melakukan apa pun karena sejak kecil ibunya
sering mengkritik. CBT akan membantunya untuk melepaskan diri dari
pikiran dan perasaan negatif akibat hal tersebut dan menggantinya dengan
respons positif seperti saya wanita mandiri yang dapat mencapai apa pun
yang saya inginkan.
Interpersonal Therapy (IPT)
Prinsip dasar IPT adalah bahwa meningkatkan pola komunikasi dan interaksi
dengan orang lain dapat membantu meringankan depresi. IPT membantu
menganalisis penyebab konflik dengan orang lain seperti pertengkaran
dengan anggota keluarga atau konflik dengan rekan kerja.
Terapi Psikodinamis
Terapi ini membantu memahami bagaimana emosi memengaruhi perilaku
pengidap depresi. Pasien akan dibantu untuk memahami dan mencari jalan
keluar atas masalahnya.
Terapi-terapi di atas umumnya dilakukan oleh psikiater, psikolog atau terapis
ahli.

Obat-obatan yang Dipakai Untuk Mengatasi Depresi


Selain penanganan sendiri, depresi juga bisa ditangani dengan obat-obatan.
Terutama untuk kasus depresi yang lebih parah, langkah-langkah di atas
akan perlu ditunjang dengan obat-obatan berikut:

Antidepresan. Obat ini digunakan untuk mengatasi gejala-gejala


depresi. Ada banyak pilihan obat antidepresan. Obat ini diberikan sesuai
resep dokter. Tingkat keberhasilan dan dampak dari obat antidepresan
berbeda-beda pada tiap orang. Contoh obat antidepresan adalah fluoxetin,
citalopram dan amitriptylin. Pemakaian obat antidepresan umumnya akan
memerlukan pemantauan dokter secara teratur terutama pada awal
pemakaian.
Lithium. Terdapat dua jenis dari obat ini, yaitu lithium karbonat dan
lithium sitrat. Obat ini digunakan jika antidepresan tidak cukup kuat untuk
meredakan gejala depresi yang dirasakan. Lithium bisa berubah menjadi
racun jika kadarnya terlalu tinggi di dalam darah. Oleh karena itu, penderita
yang mengonsumsi lithium perlu melakukan tes secara teratur untuk
mengawasi tingkat lithium dalam darah. Konsumsi garam juga perlu
dikurangi karena dapat memicu efek keracunan akibat lithium.
Penyakit depresi yang parah dan tidak ditangani dapat menyebabkan
penderita kehilangan motivasi untuk hidup dan akhirnya memutuskan untuk
bunuh diri. Usahakan untuk membicarakan masalah apa pun dengan orangorang terdekat Anda atau dengan dokter. Kenali gejala-gejala depresi jika
terjadi pada orang-orang di sekitar Anda. Makin cepat penanganan dan
pengobatan yang dilakukan, maka peluang kesembuhan secara menyeluruh
menjadi lebih tinggi.

You might also like