You are on page 1of 6

TRANSPORT KONTAMINAN DALAM ALIRAN AIR TANAH

CONTAMINANT TRANSPORT IN GROUNDWATER FLOW


Rinaldo Pratama1,Andita Dwi Sefiani2,Deni Miranda3
Departemen Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor, Jln. Kamper, Kampus IPB
Dramaga, Bogor, 16680
Email: rinaldopratama21@gmail.com1, anditadwisefiani@rocketmail.com2, denimrd@ymail.com3
Abstrak: Semakin tua usia bumi ini makin banyak juga dampak negatif yang dihasilkan oleh
manusia, salah satunya yaitu pencemaran. pencemaran sangat berkesinambungan dengan
kontaminan. Semakin tua usia bumi ini maka semakin banyak kontaminan yang menyebar yang
dihasilkan oleh manusia. Seiring dengan itu, pemenuhan kebutuhan air dengan kualitas yang
baik semakin lama akan semakin menurun akibatnya pencemaran yang dihasilkan oleh
kontaminan tersebut. Hal tersebut terjadi karena kontaminan mempunyai sifat menyebar serta
mengalir saat berada di dalam tanah. Sehingga tanpa kita sadari, semakin lama dampak dari
aliran kontaminan ini sangat besar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana aliran
kontaminan saat berada di dalam air tanah. Aliran kontaminan tidak dapat kita lihat secara
langsung saat di dalam tanah, untuk itu diperlukan suatu pemodelan suatu aliran kontaminan
dengan membuat penampang yang diisi tanah kemudian dimasukan pipa kecil untuk jalan masuk
kontaminan dengan tinta berwarna cerah agar aliran dapat dengan mudah diamati. Setelah
diamati diketahui bahwa ketika kontaminan masuk ke dalam tanah, kontaminan tersebut
menyebar dan mengikuti arah aliran akibat pengaruh perbedaan Kontaminan didalam tanah
pesebarannya melalui gerakan aliran air tanah atau adveksi. Kemudian faktor lain yang
menyebabkan juga adalah gaya dispersi, yaitu pesebaran yang terjadi apabila air dan
kontaminan mengalir melewati tanah,
Kata Kunci: adveksi, air tana, aliran kontaminan, ,dispersi, pemodelan.
Abstract: age of earth which become older will cause many negative impact because of human
action. One of that is contamination. Contamination is very correspondent with contaminant. So
when earth getting old so it will make more contaminant come to spread it cause of human action.
Along with it, to do a water requirement with good quality the longer will be become down and
impact of that is contamination will cause that contaminant. That happened because contaminant
have a characteristic is deploy and flow when in ground water.so without us knowing if it take a
long time impact that contaminant flow become large. This function of observation to knowing
how contaminant flow when inside of ground water. That contaminant flow cant we look directly
when inside ground water, so that it need a contaminant flow modeling with make a section with
filled of soil and then input a little pipe to make way of that contaminant with colorfull ink so that
flow can we look easily. After we look at that modeling, we know that when contaminant entered in
to ground water, that contaminant will be disperse and follow flow direction of effect of that
differences. Contaminant in the ground water will disperse with ground water flow movement or
advection. And then another factor that cause of that is dispersion, it is distribution that happened
when water and contaminant flow trough the soil.
Keywords: advection, dispersion, contaminant flow, ground water, modeling.

PENDAHULUAN
Data statistik menunjukan bahwa jumlah kebutuhan air terus meningkat.
Pemenuhan kebutuhan air erat kaitannya dengan kualitas air yang berada di dalam
tanah. Semakin lama maka semakin sedikit air yang mempunyai kualitas yang
baik karena semakin tua usia bumi maka semakin banyak serta semakin besar
penyebaran pencemaran khususnya pencemaran air tanah. Menyebarnya zat
pencemar yaitu kontaminan tertentu ke dalam aliran air tanah akan mengganggu

kestabilan lingkungan. Kontaminan merupakan zat yang dalam kondisi tertentu


dapat berbahaya dan merugikan bagi lingkungan. Hal ini juga akibat perbuatan
manusia yang tanpa disadari melalui kegiatan sehari-harinya yang membuat
kontaminan masuk dan terus mengalir ke dalam tanah sampai ke dalam akuifer
pada tanah. Hal ini karena kontaminan mempunyai sifat terus menyebar dan terus
mengalir seiring berjalannnya waktu. Sifat kontaminan yang seperti ini salah
satunya dipengaruhi oleh gaya gravitasi bumi dan porositas dari tanah pada suatu
daerah tersebut. Suatu zat dapat dikelompokan menjadi pencemar jika melebihi
batas normal, berada di waktu dan tempat yang tidak tepat. Saat zat pencemar
masuk ke dalam akuifer, maka dipastikan simpanan air dalam tanah akan
tercemar. Bukan hanya merusak ekosistem, pencemaran ini akan mengganggu
kegiatan manusia karena kebutuhan primer manusia atas air bersih.
Secara spesifik pencemaran dalam tanah dijelaskan pada aliran kontaminan
dalam tanah tersebut. Hal ini melibatkan aliran air tanah, transportasi kimia dan
masalah kontaminasi. Karakteristik pergerakan aliran kontaminan dalam tanah
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor tersebut seperti jenis tanah yang
akan dialiri oleh kontaminan tersebut, serta besarnya pori-pori tanah yang akan di
lalui kontaminan tersebut . Apabila terdapat kontaminan di dalam air tanah
tersebut, maka kontaminan tersbut akan semakin lama bergerak dan menyebar
seiring pergerakan air tanah tersebut. Pergerakan aliran air tanah ini jika diikuti
dengan kontaminan dapat menyebabkan pencemaran. Jika tidak ditanggulangi dan
dicegah maka akan semakin besar dampak yang dihasilkan.
Pencemaran air tanah khusunya pergerakan kontaminan salah satunya
disebabkan oleh aktivitas industri, aktivitas rumah tangga dan Proses
penampungan sampah. Proses penampungan sampah tersebut dapat menghasilkan
air lindi (leachate) yang merembes ke dalam tanah maupun mengalir di
permukaan tanah. Air lindi terbentuk melalui perpindahan materi sampah yang
tertimbun dalam tanah oleh air tanah, air hujan serta pembuangan limbah cair
yang melalui timbunan sampah. Cairan ini bersifat toksik/racun dan dapat
mencemari air tanah. Umumnya air lindi mempunyai COD, BOD yang tinggi,
TDS, TOC, senyawa garam seperti klorida, senyawa nitrogen dan berbagai logam
berat. Pencemaran air tanah ketika kontaminan mulai masuk kedalam aliran air
tanah membutuhkan waktu yang lama dalam penyebarannya, untuk itu diperlukan
suatu pengamatan aliran dari kontaminan tersebut. Praktikum kali ini bertujuan
untuk mengamati pola aliran dan transport kontaminan dalam tanah dengan
bantuan rekayasa suatu penampang yang berisi tanah sehingga dapat diamati
alirannya.

TINJAUAN PUSTAKA
Secara keseluruhan jumlah air di planet bumi ini relatif tetap dari masa ke masa
(Suripin 2002). Ketersediaaan air yang merupan bagian dari fenomena alam,
sering sulit untuk diatur dan diprediksi dengan akurat. Seiring terjadinya siklus
hidrologi, hal tersebut sangat berkesinambungan dengan pergerakan kontaminan
yang berada dalam aliran air tersebut yang terdapat di dalam tanah. Hal ini sangat
berbahaya serta menimbulkan dampak bagi stabilitas lingkungan. Menurut UU.
RI No.4 tahun 1992 masuknya zat, energi, dan komponen lainnya ke dalam
lingkungan atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau
proses alam sehingga menyebabkan kualitas menurun sampai ke tingkat tertentu

yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi
sesuai peruntukannya adalah pencemaran lingkungan. Pencemaran tanah
merupakan keadaan saat bahan kimia buatan manusia atau yang biasa disebut
dengan kontaminan yang masuk dan merubah lingkungan tanah secara alami.
Pencemaran tanah terjadi akibat masuknya kontaminan ke tanah dan mengubah
suasana asli tanah sehingga terjadi penurunan kualitas dalam fungsi tanah.
Kontaminan adalah zat yang hadir dalam lingkungan yang bukan tempatnya atau
berada dalam tingkat yang dapat menyebabkan membahayakan (merugikan)
kesehatan. Sehingga akan menimbulkan dampak yang sangat besar bila
kontaminan tersendiri secara tidak langsung di konsumsi oleh manusia.
Pada umumnya kontaminan berasal dari aktivitas manusia, pertanian, serta
kontaminasi logam berat. Kontaminan dapat mengalir dengan cepat pada tanah
yang retak. Keretakan tersebut memungkinkan tanah lempung mengadsorbsi
kontaminan tersebut dan mengembang. Karena terjadi pengembangan, retakan
akan mengecil hingga aliran kontaminan dapat menjadi lebih lambat. Batuan
dapat mengandung bagian-bagian yang terpisah, sehingga memungkinkan
terjadinya aliran kontaminan yang cepat. Hal tersebut dapat terjadi akibat
timbulnya patahan, pergeseran tanah, terjadinya keretakan dan terbentuknya celah
di antara batuan. Jenis tanah tertentu dapat menghambat aliran kontaminan
dengan mengikatnya dalam pori. Porositas sangat bervariasi pada berbagai jenis
tanah dan batuan, sehingga kemampuan menahan fluida atau kontaminan menjadi
bervariasi.Mekanisme dan jenis-jenis-penyebaran beberapa bagian tanah bersifat
lebih permeabel dari bagian lainnya. Misalnya kerikil bersifat lebih permeabel
dari lempung karena memiliki volume yang lebih rendah serta pori-pori yang
saling berhubungan. Kondisi demikian pada tanah yang permeabel
memungkinkan kontaminan dapat mengalir dengan cepat (Sutanto 2005).
Sugeng (2012) menyatakan beberapa kontaminan yang ada di permukaan tanah
akan meresap ke dalam lapisan tanah, kontaminan tersebut mengalir melalui poripori tanah. Kecepatan aliran dari kontaminan tersebut tergantung dari hal-hal
berikut yaitu kondisi tanah, jenuh atau tidak jenuh, Jenis tanah, Jenis kontaminan
yang mengalir di tanah, khususnya kemampuan melarut dan spesific gravitynya,
kecepatan dan arah aliran air tanah dan rata-rata infiltrasi dari permukaan.

METODE PRAKTIKUM
Praktikum kali ini dilakukan di Wageningan IPB dengan menggunakan
pemodel aliran air tanah .Praktikum yang dilakukan pada tanggal 21 Mei 2014
alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini selain model aliran air
tanah adalah pipa, penggaris, dan kontaminan yang pada kali ini diganti dengan
tinta berwarna cerah agar mudah diamati setiap pergerakannya. Prosedurnya yaitu
Pertama, kondisikan terlebih dahulu air pada kedua kolom aliran memiliki
ketinggian yang sama dan air dalam keadaan steady ( tidak ada aliran masuk
ataupun keluar dari tanah ) yang pada kali ini tinggi air di stabilkan dengan tinggi
30 dan 20 cm. Setelah itu masukan kontaminan (tinta) perlahan lahan kedalalam
tanah dengan bantuan sebuah tabung agar kontaminan terpusat di bawah
watertable. Pipa yang dimasukan ke dalam tanah, diletakn di pinggir agar tinta
mudah terlihat. Hal tersebut diamati dan diberi tanda besarnya pelebaran dan
kontaminan di dalam tanah tersebut. Head diturunkan dengan membuka keran jika
sudah melebihi batas kapastiasnya. Ketinggian air sebelah kanan harus selalu

stabil yaitu harus selalu lebih tinggi dari air sebelah kiri karena jika tidak air tidak
akan mengalir. Pengukuran dilakukan selama dua menit sekali dengan panjang
waktu 20 menit. Saat pengamatan aliran setiap dua menit sekali diukur panjang
dari batas bawah dan sampingnya sampai 20 menit.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Praktikum pemodelan kontaminan ini, yang dilakukan dengan mengalirkan
tinta berwarna merah yang diibaratkan sebagai kontaminan. Praktikum ini
dilakukan dengan tetap membiarkan air mengalir di dalam tanah agar kontaminan
tetap mengalir dengan cara menjaga ketinggian di hulu setinggi 30 cm dan dihilir
20cm. Ketika ketinggian di hilir lebih besar dari 20 cm, maka kelebihan air
tersebut dibuang dengan membuka keran pembuangan sampai tingginya 20 cm
kembali. Berdasarkan percobaan ini didapatkan tabel aliran kontaminan dengan
menggunakan tinta sebagai contoh yang diamati setiap 2 menit sekali selama 20
menit kontaminannya adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Aliran kontaminan
t (menit)
x
y
2
2.5
27
4
3.5
26.7
6
3.8
26
8
4
25.5
10
4.3
25.3
12
4.5
24.9
14
5
24.7
16
5.2
24.5
18
5.3
24.4
20
5.4
24.2

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa penyebaran kontaminan secara


tidak merata yang dapat dilihat melalui datum dan jaraknya . Berdasarkan data
tersebut juga dapat dilihat bahwa semakin lama waktu yang dibutuhkan maka
kontaminan akan mengalir mendekati datum. Melalui pengamatan alirannya juga
kontaminan menyebar sejajar dengan sumbu x secara tidak merata dengan
ketinggiaan yang berbeda-beda. Kemudian bila x dan y diplotkan pada grafik
dapat diamati aliran dari kontaminan yang dapat diketahui bahwa titik datumnya
semakin lama semakin menurun yang dapat dilihat pada grafik 1 berikut.
28
27
26
25
24
23
22

Y (cm)

5.5

4.5

4
X (cm)

3.5

2.5

Gambar 1 Kurva aliran kontaminan

Berdasarkan grafik diatas dapat diamati bahwa kontaminan terus


mengalir menuju titik datum sehingga membuat terjadinya
penurunan pada titik datum dan penambahan jarak disetiap waktunya.
Semakin lama kontaminan tersebut dibiarkan tetap mengalir di
dalam tanah, maka kontaminan tersebut akan semakin menyebar kesegala arah
secara tidak merata. Dapat diamati juga kontaminan mengalir secara
horizontal mengikuti arah aliran. Hal tersebut terjadi karena
pengaruh perbedaan Kontaminan didalam tanah menyebar dengan pola
antara lain yang bisa disebut dengan adveksi, yaitu pesebaran kontaminan melalui
gerakan aliran air tanah. Kemudian faktor lain yang menyebabkan juga adalah
gaya dispersi, yaitu pesebaran yang terjadi apabila air dan kontaminan mengalir
melewati tanah, ukuran pori yang tidak beraturan dan partikulat alami dari tanah
menyebabkan beberapa kontaminan menyebar ke area yang lebih luas daripada
area yang diperkirakan pada pola adveksi . Akibat jarak yang semakin jauh
ditempuh oleh kontaminan maka konsentrasi kontaminan menurun, efek
pengenceran yang bukan disebabkan oleh reaksi-reaksi kimia atau biologi disebut
dispersi hidrodinamik, difusi, yaitu pesebaran yang terjadi ketika konsentrasi zat
kimia dari suatu cairan bervariasi dari satu tempat ke tempat lain, zat kimia ini
bergerak dari daerah berkonsentrasi tinggi menuju daerah berkonsentrasi rendah
atau dengan kata lain terdapat perbedaan konsentrasi.Difusi ini dapat berlangsung
pada saat kontaminan tidak bergerak ataupun statik karena pori-pori terisi oleh
fluida (Akimiro 2013). Sorpsi, yang termasuk dalam proses sorpsi ini adalah
adsorpsi, chemisorption, absorpsi dan pertukaran ion.

SIMPULAN
Berdasarkan praktikum transport kontaminan dan aliran dalam air tanah dapat
disimpulkan bahwa kontaminan masuk kedalam aliran tanah membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam penyebarannya. Penyebaran kontaminan tersebut tersebar
tidak merata dan kesegala arah sehingga dapat menyebabkan pencemaran secara
vertical maupun horisontal.

SARAN
Sebaiknya dilakukan upaya preventif dalam mencegah terjadinya aliran
kontaminan karena semakin lama kontaminan akan terus m engalir serta
penelitian lebih dalam lagi mengenai aliran dari kontaminan. Karena setiap jenis
kontaminan belum tentu mempunyai karakteristik gerakan yang sama.

Daftar Pustaka
Akimiro, Chijioke E. 2013. Evaluation of Hydraulic Conductivity of Non Aqueous
Phase Liquids in Partially Saturated Soils. USA: West Virginia
University.
Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Jakarta: Erlangga.
Sugeng. 2012. Air Tanah. Malang: Universitas Brawijaya.
Sutanto, R. 2005. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Yogyakarta:
Kanisius.

Lampiran 1. Gambar penyebaran kontaminan

You might also like