Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Lisa Gunawan
2512101034
Tahun
2015 / 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Ilmu pemasaran yang pada satu abad yang lalu masih belum familiar di
dunia, telah berkembang sangat pesat hingga saat ini. Bahkan pada era ini
pemasaran telah memasuki segala ranah pada kehidupan karena pemasaran
memiliki ilmu yang aplikatif secara global. Aplikatif karena ilmu pemasaran
mampu memberikan alternatif di segala bidang dalam memberikan eksistensi
dalam masyarakat terhadap berbagai macam bisnis. Dan ilmu ini memberikan
dampak yang menarik dunia untuk mempelajarinya.
Tak jarang para pakar dan pengamat acap kali mengkaji ilmu pemasaran
di skala internasional. Karena ilmu pemasaran berhasil memasuki bidangbidang yang dulu dianggap tak lazim, seperti dibidang farmasi, psikologi,
ekonomi, sosial, politik, teknologi, pendidikan, dan sebagainya.
Contohnya pemasaran dalam bidang psikologi. Psikologi adalah ilmu
mengenai kondisi mental atau jiwa manusia, yang berhubungan dengan pola
pikir, persepsi, kebiasaan, dan sebagainya. Dimana psikologi biasanya
cenderung pada bidang sosial dan kesehatan daripada bergelut pada bidang
kewirausahaan. Pendekatan pemasaran terhadap psikologi ini masih tergolong
topik kontemporer, yaitu baru hangat dibicarakan dan inovatif pada dekade ini.
Padahal banyak pelajaran dalam ilmu psikologi yang dapat sangat
berperan dalam dunia marketing seperti perilaku konsumen, psikologi
konsumen, persepsi konsumen, dan keinginan konsumen. Hal ini didukung
oleh teori dari salah satu tokoh pemasaran dunia yaitu Kotler (2002) dalam
kutipan (Utami & Djati, 2004), "pilihan pembelian seseorang lebih lanjut
dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis utama: motivasi, persepsi,
pembelajaran dan keyakinan dan sikap."
Inovasi dari pemasaran dalam psikologi sangat berkaitan denga pola pikir
manusia yang dispesifikan dalam memilih bisnis, pendekatan promosi,
periklanan, kekuatan loyalitas, kepercayaan, kegemaran, persepsinya terhadap
suatu bisnis, dan sebagainya. Tentunya bagi marketers hal seperti ini sangat
penting untuk diketahui karena pemasaran adalah mengenai pendekatan
dengan konsumen (manusia) yang sulit diprediksi secara pasti.
Karena pendekatan psikologi dalam marketing adalah sesuatu yang masih
hangat dibicarakan, maka masih belum banyak referensi dan tinjauan
mendalam tentang pendekatan ini dan menjadi sesuatu yang menarik untuk
diulas.
Maka dari itu, perlu dikaji lebih dalam mengenai pemasaran di psikologi
terutama keterikatan pelanggan secara psikologis terhadap suatu bisnis (brand,
produk). Kajian ini akan diteliti lebih lanjut oleh penulis dengan lebih spesifik,
yaitu berdasarkan kesadaran konsumen terhadap suatu brand (brand
awareness), dalam pemasaran suatu produk terhadap loyalitas pelanggan pada
brand tersebut. Pemasaran produk yang dimaksud di sini adalah pengiklanan
berupa film (trailer) dari perusahaan film terkemuka di dunia.
1
Periklanan bukan menjadi sesuatu yang baru di era saat ini. Namun
demikian iklan tak pernah kehilangan esensinya sebagai senjata pemasaran
yang paling berpengaruh. Pernyataan ini didukung oleh Katke (2007) dikutip
dari (Abideen & Saleem, 2012), Dari semua senjata pemasaran, iklan terkenal
karena dampak jangka panjang pada pikiran pemirsa, karena eksposurnya jauh
lebih luas. Dan dikonfirmasi oleh Latief et al. (2011) dikutip dari (Abideen &
Saleem, 2012), Iklan mungkin memiliki potensi untuk berkontribusi pada
pilihan merek di antara konsumen.
Maka periklanan pada film akan memberi pengaruh yang lebih kuat. Hal
ini dikonfirmasi oleh Kernan (2004) dalam literatur (Jerrick, 2013) yang
menyatakan, trailer film yang inovatif memiliki kemampuan untuk melepaskan
emosi tertentu dan merangsang motivasi dalam pemirsa.
Sehingga diharapkan dari kajian ini ditemukan hubungan periklanan film
terhadap brand loyalty konsumen pada perusahaan film. Yang nantinya akan
berpengaruh besar terhadap ilmu pengetahuan dan pada bisnis. Selain itu,
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat dan menjawab permasalahan yang
ada dalam bidang pemasaran, periklanan, media digital, dll. Penelitian ini juga
masih memerlukan riset lebih lanjut, sehingga diharapkan penelitian ini dapat
dijadikan acuan referensi.
2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara
brand awareness perusahaan film dalam pemasaran produk (trailer) terhadap
brand loyalty konsumen di Surabaya?
3. TUJUAN
Tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini meliputi dua jenis, yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus yang dijabarkan sebagai berikut.
3.1. TUJUAN UMUM
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam Penelitian ini antara lain:
Memahami lebih dalam ilmu-ilmu yang telah didapatkan selama di
perkuliahan Manajemen Bisnis ITS.
Mengetahui dan memahami hubungan periklanan film pada
perusahaan.
Mengetahui peran dari psikologi dalam dunia pemasaran.
3.2. TUJUAN KHUSUS
Tujuan yang lebih spesifik yang ingin dicapai dalam Penelitian ini adalah :
Mengetahui adakah hubungan antara brand awareness perusahaan
film dalam pemasaran produk (trailer) terhadap brand loyalty
konsumen di Surabaya.
4. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari Penelitian Manajemen Sumber
Daya Manusia ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan dari teori psychology marketing, film
advertising, dan ilmu-ilmu pemasaran yang telah didapat dari
perkuliahan dengan penerapan di dunia kerja riil.
2. Mengetahui pentingnya ilmu pemasaran bagi sebuah perusahaan.
3. Penelitian ini dapat menjadi rekomendasi untuk perusahaan-perusahaan
bisnis yang baik dan berguna dalam pengembangan bisnis terkait.
4. Penelitian ini dapat menjadi bahan penelitian lebih lanjut dalam bidang
akademik yang perlu dikembangkan.
5. RUANG LINGKUP PENELITIAN
5.1. BATASAN
Batasan yang digunakan dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah narasumber dari produk-produk (film trailer)
yang pernah menonton film yang ditentukan oleh peneliti.
2. Informasi didapatkan melalui data primer berupa kuesioner dan data
sekunder berupa, jurnal, buku, dan internet.
3. Objek penelitian adalah mahasiswa yang tergolong dalam remaja
akhir dewasa awal dengan umur 17 24 tahun di Surabaya.
4. Perusahaan yang dijadikan studi kasus adalah perusahaan film yang
namanya telah dikenal di seluruh dunia yaitu Paramount Picture dan
20th Century Fox Entertainment.
5. Film yang digunakan sebagai simulasi adalah film trailer yang
berdurasi antara 1 - 3 menit dengan kategori film action untuk remaja
atau dewasa dan peluncurannya masih dalam waktu selambatlambatnya 1 tahun dari sekarang (1 Juni 2016).
5.2. ASUMSI
Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Narasumber yang dimintai keterangan dalam proses pengerjaan
penelitian ini mengerti secara keseluruhan terhadap produk yang
dimaksud dan jujur dalam pengisian sehingga memberikan
informasi yang valid dan penting (judgement sampling).
2. Tidak ada perubahan pada citra produk yang diamati saat
pengamatan berlangsung.
BAB II
LANDASAN TEORI
2. FILM
Trailer film menurut Kernan (2004) adalah, "narasi yang unik dari
pameran Film, dimana wacana promosi dan kesenangan narasi disatukan.
Dinamis dan gambar sinematik penuh semangat menempati trailer film
menawan pemirsa saat mendorong realisme kapitalis.
Trailer film pertama perdana di Rye Beach, sebuah taman hiburan di New
York, pada tahun 1912. Istilah "Trailer" berasal dari mereka yang awalnya
ditempatkan di akhir film. Praktek tersebut tidak berlangsung lama, karena
pelanggan meninggalkan teater setelah film berakhir (Thomas, 1966; dikutip
dalam Jerrick 2013). Namun, nama terlibat dan trailer sekarang ditampilkan
sebelum film dimulai. Sejak itu, pemasaran film trailer telah berubah secara
dramatis dari era cukup membuat penasaran penonton sehingga mereka
memiliki keinginan untuk melihat film yang menyediakan "memberitahusemua" trailer (Marich, 2005; dikutip dalam Jerrick 2013). Trailer film
menggunakan beberapa taktik untuk membujuk penonton dan telah menjadi
bagian penting dari pengalaman yang terjadi pada film. Sebelum film dimulai,
banyak penonton menunggu dalam antisipasi untuk pembukaan dari trailer film
terbarunya.
Menurut Amasaka et al. (2012) dikutip dari (Jerrick, 2013), trailer
diekspos penonton melalui media lainnya yang berhubungan dengan emosi dan
persepsi penonton diyakini terus menyebabkan perasaan ingin tahu dan daya
tarik.
Selanjutnya, pemasar dari trailer Film merangkul berbagai aspek
(misalnya, genre, plot, aktor) untuk membedakan diri dari pesaing dan
memposisikan diri di benak mereka yang menghargai gaya tertentu film
(Hixson, 2005; dikutip dari Jerrick, 2013).
Sehingga periklanan pada film akan memberi pengaruh yang lebih kuat.
Hal ini dikonfirmasi oleh Kernan (2004) yang menyatakan, trailer film yang
4. HIPOTHESIS
Dari landasan teori di atas, peneliti mendapatkan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Adanya hubungan respons emosional dalam periklanan dengan brand
awareness.
H2 : Adanya hubungan brand awareness dari periklanan film dengan brand
loyalty.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
1. FLOWCHART
Start
Masalah
teridentifikasi
Studi Literatur
Pengumpulan data
Pengolahan data
Interprestasi hasil
data
Kesimpulan dan
Saran
End
Secara umum proses yang akan dilakukan pada penelitian dapat dijelaskan
melalui deskripsi kegiatan berikut :
10
11