Gedung PT Pabrik Gula Rajawali merupakan bekas kantor pabrik gula kolonial di Jawa Timur yang masih digunakan hingga saat ini. PT Pabrik Gula Rajawali I dibentuk dari penggabungan Pabrik Gula Krebet Baru dan Rejo Agung Baru, yang awalnya dimiliki oleh perusahaan Oie Tiong Ham Concern sebelum dinasionalisasi pada 1961 dan diserahkan ke PT Rajawali Nusantara.
Gedung PT Pabrik Gula Rajawali merupakan bekas kantor pabrik gula kolonial di Jawa Timur yang masih digunakan hingga saat ini. PT Pabrik Gula Rajawali I dibentuk dari penggabungan Pabrik Gula Krebet Baru dan Rejo Agung Baru, yang awalnya dimiliki oleh perusahaan Oie Tiong Ham Concern sebelum dinasionalisasi pada 1961 dan diserahkan ke PT Rajawali Nusantara.
Gedung PT Pabrik Gula Rajawali merupakan bekas kantor pabrik gula kolonial di Jawa Timur yang masih digunakan hingga saat ini. PT Pabrik Gula Rajawali I dibentuk dari penggabungan Pabrik Gula Krebet Baru dan Rejo Agung Baru, yang awalnya dimiliki oleh perusahaan Oie Tiong Ham Concern sebelum dinasionalisasi pada 1961 dan diserahkan ke PT Rajawali Nusantara.
Gedung PT Pabrik Gula Rajawali merupakan tempat kantor Pabrik
Gula di Jawa Timur pada jaman kolonial. Saat ini gedung ini masih digunakan oleh PT Pabrik Gula Rajawali I, anak perusahaan PT Rajawali Nusantara Indonesia sebagai kantor pusat. PT pabrik Gula Rajawali I merupakan penggabungan Pabrik Gula Krebet Baru dan Pabrik Gula Rejo Agung Baru. Pabrik Gula Krebet Baru (PG Krebet) berkedudukan di kabupaten Malang, didirikan pada tahun 1906 oleh Pemerintah Hindia Belanda lalu dibeli oleh Oie Tiong Ham Concern (OTHC) yang kerap disebut sebagai konglomerasi pertama di Indonesia. Sedangkan Pabrik Gula (PG) Rejo Agung Baru berlokasi di Madiun dekat dengan pabrik kereta api Madiun. Usia PG Rejo Agung lebih tua daripada PG Krebet Baru, PG Rejo Agung Baru dibangun pada tahun 1894 oleh NV Handel MT. Kian Gwan. Perusahaan tersebut didirikan oleh Oei Tjie Sien, ayah dari Oie Tiong Ham pemilik dari Oie Tiong Ham Concern. Kedua Pabrik Gula ini, PG Krebet Baru dan PG Rejo Agung keduanya milik Oei Tiong Ham Concern(OTHC).
Pada tahun 1961 OTHC di nasionalisasi pemerintah Indonesia,
berdasarkan keputusan Pengadilan Ekonomi Semarang No. 32 Tahun 1961, Tertanggal 10 juli 1961 dan untuk selanjutnya operasional perusahaan tetap berjalan dibawah pengawasan Menteri atau jaksa Agung, singkat kata lalu diserahkan ke PT Perusahaan Perkembangan Ekonomi Nasional (PPEN) Rajawali Nusantara Indonesia, disingkat menjadi PT Rajawali Nusantara (RNI). Oleh RNI kedua pabrik gula tadi dilimpahkan ke anak perusahaannya yaitu, PT Pabrik Gula Rajawali I yang berpusat di Surabaya.