You are on page 1of 41

MAKALAH ENERGI KONVENSIONAL DAN NON-KONVENSIONAL

ENERGI FUEL CELL

Oleh :
Daniel Frendi Aritonang
Muhammad Ganta Khaitami

( 0612 4041 1520 )


( 0612 4041 1531 )

Dosen Pengampuh :
Ir. Erlinawati, M.T

( 1961 07051988112001 )

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI D IV TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
PALEMBANG
2014

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat allah SWT karena atas berkat rahmat
dan karunia yang telah dilimpakan-Nya, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan pembuatan Makalah Energi Konvensional dan NonKonvensional yang berjudul Energi Fuel Cell tepat pada waktunya. Makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam pembelajaran di mata kuliah
Energi Konvensional dan Non-Konvensional. Shalawat serta salam senantiasa
tercurahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan pengikut
hingga akhir zaman.
Kami sadar bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan yang kurang sempurna. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca yang sifatnya
membangun agar sempurnanya makalah ini dan juga sebagai bekal bagi kami untuk
membuat makalah yang akan datang.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat bermanfaat dalam hal untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan bagi kita semua.

Palembang, Maret 2014

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ..
DAFTAR TABEL...................................................................................
DAFTAR GAMBAR...............................................................................
BAB I PENDAHULUAN

i
ii
iii
iv

1.1 Latar Belakang .


1.2 Tujuan ......................
1.4 Rumusan Masalah. ...

1
3
3

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Penemuan Fuel Cell ...
2.2 Teori Dasar Energi Fuel Cell...
2.3 Jenis-Jenis Fuel Cell
2.4 Aplikasi Energi Fuel Cell....................................

4
8
10
26

BAB III CADANGAN ATAU POTENSI ENERGI FUEL CELL DI


INDONESIA DAN DUNIA
3.1 Cadangan atau Potensi Energi Fuel Cell di Indonesia dan Dunia. 29
BAB IV KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan .
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................

ii

34
36

DAFTAR TABEL

HALAMAN
TABEL 1

Data Departemen Energi Amerika Serikat, Desember 2008

12

TABEL 2

Tabel Grafik Total Konsumen Energi Primer

30

iii

DAFTAR GAMBAR

HALAMAN
GAMBAR 1 Operasi Dasar Fuel Cell ......................................................

GAMBAR 2 Diagram AFC Beserta Keseimbangan Reaksinya...............

11

GAMBAR 3 Diagram PAFC....................................................................

14

GAMBAR 4 Diagram MCFC beserta Kesetimbangan Reaksinya ..

16

GAMBAR 5 Diagram SOFC beserta Kesetimbangan Reaksinya............

18

GAMBAR 6 Diagram PEMFC.................................................................

20

GAMBAR 7 Diagram DMFC..................................................................

22

GAMBAR 8 Diagram RFC.........................................................................

24

GAMBAR 9 Diagram ZAFC......................................................................

25

iv

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Energi merupakan kebutuhan setiap orang. Dalam beraktivitas pun orang
membutuhkan energi sehingga energi menjadi salah satu komponen utama yang sangat
penting dalam kehidupan. Semakin canggih teknologi pada masa kini, maka semakin banyak
pula energi yang digunakan dan menyebabkan masyarakat dunia menjadi ketergantungan
akan energi. Semakin besar ketergantungan masyarakat akan energi, maka semakin besar
pula masalah yang ditimbulkan.
Permasalahan energi bagi kelangsungan hidup manusia merupakan masalah besar
yang dihadapi oleh hampir seluruh negara di dunia ini. Bahan bakar fosil, terutama minyak
bumi masih menjadi konsumsi energi utama dan sekarang mengalami penipisan stok bahan
bakar fosil yang menyebabkan para ilmuwan bergerak untuk meneliti mengenai bahan bakar
alternative yang dapat menggantikan bahan bakar fosil. Penelitian mengenai bahan bakar
alternatif pengganti bahan bakar fosil terus dilakukan. Parameter keberhasilan bahan bakar
alternatif ini adalah dapat diperbarui (renewable energy), ramah lingkungan, dan biaya yang
murah.
Melihat kondisi persediaan bahan bakar fosil yang terus menipis dan juga
meningkatnya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh energy fosil, maka saat ini
sangat

diperlukan

penelitian

yang

intensif untuk mencari, mengoptimalkan dan

menggunakan sumber energi alternatif / terbarukan. Hasil penelitian tersebut diharapkan


1

mampu mengatasi beberapa permasalahan yang berkaitan dengan penggunaan energi fosil.
Salah satu bentuk energi terbarukan yang dewasa ini menjadi perhatian besar pada
banyak negara, terutama di negara maju adalah hidrogen. Hidrogen adalah unsur yang paling
melimpah dengan persentase kira-kira 75 % dari total massa unsur alam semesta. Hidrogen
diprediksikan oleh banyak negara maju akan menjadi bahan bakar masa depan yang lebih
ramah lingkungan, lebih efisien dan lebih hemat. Dimana suplai energi yang dihasilkan
sangat bersih karena hanya menghasilkan uap air sebagai emisi selama berlangsungnya
proses. Berbeda dengan bahan bakar fosil yang menghasilkan Karbon sebagai emisi yang
tidak ramah lingkungan dan sebagai penyebab pemanasan global.
Daya hidrogen terutama dalan bentuk sel bahan bakar hidrogen (hydrogen fuel cells)
sangat menjanjikan penggunaan bahan bakar yang tidak terbatas dan tidak polusi, sehingga
menyebabkan ketertarikan banyak perusahaan energi terkemuka di dunia, industri otomotif
maupun pemerintahan. Teknologi sel bahan bakar ini dengan begitu banyak keuntungan yang
menjanjikan menimbulkan gagasan "hydrogen economy" dimana hidrogen dijadikan sebagai
bentuk energi utama yang dikembangkan.
Beberapa negara maju seperti Jepang, Amerika Serikat, Jerman, Inggris, dan Prancis
sudah mulai menerapkan teknologi hidrogen pada pembangkit energi di gedung-gedung
bertingkat dan rumah tangga, bus, mobil, atau alat-alat elektronik seperti PDA dan handphone
dalam bentuk prototipe. Bahkan, beberapa pihak sudah mengomersialkan teknologi ini
seperti yang dilakukan pabrikan transportasi

1.2 Tujuan
Tujuan dari Penulisan Makalah ini adalah:
a. Mengetahui sejarah dari Energi Fuel Cell.
b. Mengetahui definisi dari Energi Fuel Cell.
c. Mengetahui jenis-jenis dari Energi Fuel Cell
d. Mengetahui aplikasi apa saja yang dapat diterapkan dengan Energi Fuel Cell
1.3 Perumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Apa sejarah dari Energi Fuel Cell ?
b. Apa definisi dari Energi Fuel Cell ?
c. Apa Jenis-jenis dari Energi Fuel Cell ?
d. Aplikasi apa saja yang dapat diterapkan dengan menggunakan Energi Fuel
Cell ?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1

Sejarah Penemuan Fuel Cell


Pada tahun 11 Juli 1811, Tepatnya di kota Swansea, Wales bagian selatan,

lahirlah seorang berkebangsaan Inggris yang bernama Sir William Robert Grove.
Beliau adalah orang pertama yang membuat sebuah alat sederhana yang akhir-akhir
ini disebut sebagai fuel cell (Sel Bahan Bakar). Sir William Robert Grove adalah
seorang hakim pengadilan, penemu, dan ahli fisika dan merupakan Bapak dari Fuel
Cell. Beliau meninggal di London pada tanggal 1 Agustus 1896.
Setelah menyelesaikan pendidikan privatnya, Grove masuk Brasenose
College, Oxford University hingga mendapatkan gelar B.A di tahun 1832. Beliau
juga belajar hukum di Lincoln Inn University. Karirnya dalam bidang ilmu
pengetahuan dimulai ketika dia membuat voltaic battery, sebuah alat yang terdiri
atas elektrolit asam, keping platina serta tabung gas oksigen dan hidrogen yang
menggunakan prinsip reaksi balik terbentuknya air, dimana hidrogen dan oksigen
akan bereaksi dalam larutan asam dan menghasilkan air dan listrik dengan arus
sebesar 12 ampere dan tegangan 1,8 volt. Penemuannya ini dijelaskannya pada
pertemuan The British Association for the Advancement of Science di tahun 1839.
Sel ini kemudian disebut sebagai Groves Battery atau baterai Grove atau sel Grove.
Sejak saat itu Sel Grove banyak digunakan. Akan tetapi karena listrik yang
dihasilkan sedikit dan tidak mencukupi lagi akan kebutuhan listrik yang semakin
membesar, maka seiiring waktu, Sel Grove mulai tergeser. Namun pun begitu sel
Grove tetap menjadi dasar acuan pengembangan fuel cell selanjutnya.
4

Temuan-temuan fuel cell selanjutnya bermunculan. Di tahun 1889, 2


peneliti

asal

Jerman,

Ludwig

Mond

dan

asistennya

Charles

Langer

memperkenalkan istilah fuel cell. Ludwig Mond dan Charles Langer mencoba
membuat fuel cell menggunakan udara dan gas batubara yang dipakai untuk industri
batubara. Sementara upaya lebih lanjut yang dibuat di awal 1900-an untuk
mengembangkan sel bahan bakar yang bisa mengubah batu bara atau karbon
menjadi listrik, munculnya mesin pembakaran internal sementara membatalkan
setiap harapan pengembangan lebih lanjut dari teknologi yang masih muda dan Di
tahun 1920 penelitian fuel cell di Jerman membuka jalan bagi pembuatan siklus
karbonat dan fuel cell oksida padat seperti yang ada sekarang ini.
Di tahun 1932, seorang insinyur, Francis T. Bacon memulai penelitian
penting dalam fuel cell dengan mengembangkan apa yang mungkin kesuksesan
pertama untuk perangkat fuel cell pada tahun 1932, dengan sel hidrogen-oksigen
dengan menggunakan elektrolit alkali dan elektroda nikel alternatif murah untuk
katalis yang digunakan Mond dan Langer. Dulunya fuel cell menggunakan
elektroda platina dan asam sulfat sebagai elektrolit dimana platina sangat mahal dan
asam

sulfat

sangat

korosif

(membuat

cepat

berkarat).

Disini

Bacon

mengembangkan katalis platina yang sangat mahal itu dengan sel oksigen dan
hidrogen yang memakai elektrolit alkali yang tidak korosif serta elektroda yang
tidak

mahal.

Penelitiannya

berlangsung

hingga

tahun

1959.

dalam

pendemonstrasian model desainnya menghasilkan 5000 Watt yang dapat


menghidupkan mesin pengelas. Fuel cell tersebut akhirnya disebut sebagai Bacon
Cell.

Seorang insinyur Harry Karl Ihrig dari Allis-Chalmers Manufacturing


Company, di bulan Oktober tahun 1959 mendemonstrasikan 20 traktor bertenaga
kuda yang merupakan mesin pertama menggunakan fuel cell.
NASA memakai tenaga listrik berbasis fuel cell untuk tenaga pesawat
ruang angkasanya yaitu Gemini dan Apollo. Sistem fuel cell yang dipakai dalam
alat ini berdasar pada sel Bacon. Sampai sekarang, tenaga yang dipakai dalam
pesawat ruang angkasa tetap memakai fuel cell karena dengan fuel cell, energi yang
dipakai lebih efisien dibandingkan baterai atau tenaga nuklir yang cukup riskan.
Dalam hal penelitian teknologi fuel cell, NASA telah mendanai lebih dari 200 riset.
Sejak saat itu bermunculan temuan-temuan yang lebih mutakhir tentang
mobil yang bertenaga fuel cell ini. Promosi yang dilakukan besar-besaran dengan
mengedepankan ramah dan amannya emisi yang dihasilkan kendaraan sehingga
lingkungan yang bebas polusi dan takkan mengganggu lingkungan, kemudian juga
dapat menjadi energi altenatif yang akhirnya mengurangi pemakaian bahan bakar
minyak.

2.2

Teori Dasar Energi Fuel Cell


Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) adalah sebuah alat yang mengubah energi

kimia dari bahan bakar menjadi listrik melalui reaksi kimia dengan oksigen atau zat
pengoksidasi lain. Hidrogen adalah bahan bakar yang paling umum, tetapi
hidrokarbon seperti gas alam dan alkohol seperti metanol kadang-kadang
digunakan. Fuel Cell juga merupakan alat elektronika yang mirip baterai tetapi
berbeda dirancang untuk dapat diisi terus reaktannya yang terkonsumsi dan mereka
memerlukan sumber konstan bahan bakar dan oksigen / udara untuk
mempertahankan reaksi kimia. Namun, Fuel Cell dapat menghasilkan listrik secara
terus-menerus selama masukan ini dipasok.
Fuel Cell telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi seperti
digunakannya Fuel Cell untuk daya utama dan cadangan untuk bangunan
komersial, industri dan perumahan dan di daerah terpencil atau tidak dapat diakses.
Mereka juga digunakan untuk daya sel bahan bakar kendaraan , termasuk forklift,
mobil, bus, pesawat terbang, kapal, sepeda motor dan kapal selam.

Alat ini terdiri dari dua buah elektroda, yaitu anoda dan katoda yang
dipisahkan oleh sebuah membran polimer yang berfungsi sebagai elektrolit.
Elektron diambil dari anoda ke katoda melalui sebuah sirkuit eksternal,
menghasilkan listrik arus searah sebagai perbedaan utama antara jenis sel bahan
bakar yang dimana adalah elektrolit.

Karena dirancang untuk dapat diisi terus reaktannya yang terkonsumsi,


Fuel Cell memproduksi listrik dari penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen
7

dari luar dan hal ini membuatnya berbeda dengan energi internal dari baterai.
Sebagai tambahan, elektrode dalam baterai bereaksi dan berganti pada saat baterai
diisi atau dibuang energinya, sedangkan elektrode Fuel Cell adalah katalitik dan
relatif stabil.

Reaktan yang biasanya digunakan dalam sebuah Fuel Cell adalah hidrogen
di sisi anode dan oksigen di sisi katode (sebuah sel hidrogen). Biasanya, aliran
reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir keluar. Sehingga operasi
jangka panjang dapat terus menerus dilakukan selama aliran tersebut dapat dijaga
kelangsungannya.

Fuel

Cell

menggunakan hidrogen sebagai

bahan bakar untuk

menghasilkan elektron, proton, panas dan air. Teknologi fuel cell didasarkan pada
prinsip reaksi pembakaran sederhana yaitu:
2H2 + O2 H2O

Di dalam reaksi tersebut, Hidrogen disuplai ke kutub anoda (terminal


negatif) dari fuel cell ketika Oksigen disuplai ke kutub Katoda (terminal positif)
dan melalui reaksi kimia, hidrogren dibelah menjadi elektron dan proton. Setiap
bagian tersebut melewati jalur yang berbeda menuju katoda.

Gambar 1. Operasi dasar Fuel Cell

Seperti dapat kita lihat di gambar berikut, elektron dialirkan melalui jalur
tertentu sehingga terjadilah aliran elektron yang kita sebut arus listrik untuk
mensuplai beban yang kita butuhkan. Sedangkan proton mengalir melaui
Electrolyte dan akhirnya keduanya disatukan kembali di kutub katoda dan bereaksi
dengan oksigen yang berasal dari udara kemudian menghasilkan produk yang tidak
berbahaya yaitu air.

Hidrogen dapat disuplai dari berbagai bahan material jika pembaharu


bahan bakar ditambahkan pada Fuel Cell. Hidrogen sendiri dapat didapatkan dari
bahan bakar hidrokarbon seperti Gas Alam atau methanol. Fuel Cell sendiri berarti
memproduksi listrik dengan melalui reaksi kimia, sehingga emisi yang dihasilkan
adalah emisi yang bersih.

Fuel Cell menghasilkan potensi listrik yang relatif kecil, sekitar 0,7 volt,
sehingga sel-sel ditumpuk, atau ditempatkan dalam seri untuk meningkatkan
tegangan dan memenuhi persyaratan sebuah aplikasi. Selain listrik, Fuel Cell
menghasilkan air, panas yang tergantung pada sumber bahan bakar, jumlah nitrogen
9

dioksida yang sangat kecil dan emisi lainnya. Efisiensi energi dari sel bahan bakar
umumnya antara 40-60%, atau sampai dengan 85% efisien dalam kogenerasi jika
limbah panas ditangkap untuk digunakan.

Fuel Cell seringkali dianggap sangat menarik dalam aplikasi modern


karena efisiensi tinggi dan penggunaan bebas-emisi, berlawanan dengan bahan
bakar umum seperti metana atau gas alam yang menghasilkan karbon dioksida.
Satu-satunya hasil produk dari bahan bakar yang beroperasi menggunakan hidrogen
murni adalah uap air.

2.3 Jenis-jenis Fuel Cell.


1. Alkaline Fuel Cell (AFC)
Alkaline Fuel Cell (AFC), juga dikenal sebagai Bacon Fuel Cell, adalah
salah satu teknologi Fuel Cell yang paling maju. NASA telah menggunakan
Alkaline Fuel Cell sejak pertengahan 1960-an, di pesawat Apollo dan pada Pesawat
ulang-alik . Alkaline Fuel Cell mengkonsumsi hidrogen dan oksigen murni yang
memproduksi air, panas, dan listrik. Mereka adalah salah satu sel bahan bakar yang
paling efisien, memiliki potensi untuk mencapai 70%.
Secara kimiawi, Alkaline Fuel Cell sebanding dengan baterai yang akan
menyediakan tenaga listrik secara terus-menerus, selama masih diisi dengan
hidrogen dan udara. Alkaline Fuel Cell adalah perangkat emisi nol.

10

Gambar 2. Diagram Alkaline Fuel Cell beserta kesetimbangan reaksinya


Mekanisme kerjanya dimulai dari reaksi air. Oksigen di katoda
menghasilkan ion hidroksil (OH-) yang melewati elektrolit menuju sisi anoda. Di
anoda hidrogen akan bereaksi dengan ion hidroksil menghasilkan air dan
membebaskan elektron. Elektron dari anoda keluar sebagai tenaga listrik kemudian
kembali ke sisi katoda. Di sisi katoda elektron bereaksi dengan oksigen dan air
menghasilkan ion hidroksil kembali. Dalam sel bahan bakar alkali elektrolit adalah
cairan alkali yang berupa Kalium Hidroksida. Kehadiran ion hidroksil yang
berkeliaran di seluruh elektrolit memungkinkan sirkuit yang akan dibuat dan energi
listrik dapat diekstraksi.
Alkaline Fuel Cell memiliki nilai efisiensi listrik yang lebih tinggi di
antara jenis jenis Fuel Cell lainnya. Hal ini didasarkan data Departemen Energi
Amerika Serikat pada bulan Desember 2008 lalu.

11

Fuel Cell Type


Suhu Operasional ( C)Efisiensi Listrik
Alkaline (AFC)
70-100
60%
Polymer Electrode Membran (PEM) 50 - 100
25-58%
Asam fosfat (PAFC)
150-200
> 40%
Molten Carbonate (MCFC)
600-700
45-47%
Oksida padat (SOFC)
600 - 1000
35 - 43%

Tabel 1. Tabel Data Departemen Energi Amerika Serikat, Desember 2008


Walaupun memiliki efisiensi yang tinggi, Alkaline Fuel Cell sangat rentan
terhadap pencemaran karbon, sehingga membutuhkan hidrogen murni dan oksigen
murni. Pengotor dalam AFC dapat menyebabkan reaksi samping dan
karbondioksida akan bereaksi dengan elektrolit membentuk endapan karbonat yang
akan menutup permukaan katalis dan menghambat reaksi dipermukaan anoda dan
katoda.

2. Phosporic Acid Fuel Cell (PAFC)


Phosporic Acid Fuel Cell adalah jenis Fuel Cell yang menggunakan cairan
asam fosfat sebagai elektrolit. Dikembangkan pada pertengahan 1960-an dan teruji
di lapangan sejak 1970-an, mereka telah meningkat secara signifikan dalam
stabilitas, kinerja, dan biaya. Karakteristik tersebut telah membuat Phosporic Acid
Fuel Cell calon yang baik untuk aplikasi stasioner awal.
Phosphoric Acid Fuel Cell (PAFC) pertama kali dirancang dan
diperkenalkan pada tahun 1961 oleh GV Elmore dan HA Tanner . Dalam sel-sel ini
asam fosfat digunakan sebagai elektrolit non-konduktif untuk mengirimkan ion
hidrogen positif dari anoda ke katoda. Sel-sel ini biasanya bekerja pada suhu 150
sampai 200 derajat Celcius. Suhu tinggi ini akan menyebabkan panas dan energi

12

yang hilang jika panas tidak dihilangkan dan digunakan dengan benar. Panas ini
dapat digunakan untuk menghasilkan uap untuk sistem pendingin udara atau
mengkonsumsi energi termal sistem lainnya. Menggunakan panas ini dalam
keadaan kogenerasi dapat meningkatkan efisiensi sel bahan bakar asam fosfat dari
40-50% menjadi sekitar 80%.
Asam fosfat, elektrolit digunakan dalam PAFCS, adalah asam cairan nonkonduktif yang memaksa elektron untuk perjalanan dari anoda ke katoda melalui
sebuah sirkuit listrik eksternal. Karena tingkat produksi ion hidrogen pada anoda
kecil, platinum digunakan sebagai katalis untuk meningkatkan tingkat ionisasi ini.
Kelemahan utama dari sel-sel ini adalah penggunaan elektrolit asam. Hal ini
meningkatkan korosi atau oksidasi komponen terkena asam fosfat.

13

Gambar 3. Diagram Phosphoric Acid Fuel Cell


Mekanisme kerjanya mirip seperti Proton Exchange Membrane Fuel Cell
(PEMFC), hidrogen pada sisi anoda dioksidasi menjadi proton dan elektron.
Melalui elektrolit, proton berpindah dari anoda ke katoda. Elektron keluar dari sel
melalui extenal circuit sebagai energi listrik dan kemudian kembali ke katoda. Di
sisi katoda, elektron, proton, dan oksigen bereaksi menghasilkan air.
Manfaat Phosphoric Acid Fuel Cell adalah skala produksi listrik yang bisa
menghasilkan 200 unit kW dan mampu memberikan tenaga pada skala yang
berguna untuk aplikasi industri dan komersial. Phosphoric Acid Fuel Cell juga
merupakan sel bahan bakar suhu tinggi, berjalan pada sekitar 250-300 C.
Sementara pembangkit listrik berkisar efisiensi 37-42%, efisiensi secara
keseluruhan bisa mencapai 80% ketika dikombinasikan untuk menghasilkan panas
dan tenaga.

14

3. Molten Carbonate Fuel Cell (MCFC)


Molten Carbonate Fuel Cell adalah sel bahan bakar suhu tinggi yang
menggunakan elektrolit terdiri dari campuran garam karbonat cair. Sel bahan bakar
karbonat cair (MCFCs) saat ini sedang dikembangkan untuk gas alam, biogas
(diproduksi sebagai hasil dari pencernaan anaerobik atau gasifikasi biomassa ), dan
batu bara pembangkit listrik berbasis untuk utilitas listri , industri, dan militer.
Karena mereka beroperasi pada temperatur yang sangat tinggi dari 650 C (sekitar
1.200 F) dan di atas, logam non-mulia dapat digunakan sebagai katalis pada anoda
dan katoda untuk mengurangi biaya.
Molten Carbonate Fuel Cell dapat mencapai efisiensi mendekati 60%, jauh
lebih tinggi dari 37-42% efisiensi dari pabrik sel bahan bakar asam fosfat. Ketika
panas yang terbuang ditangkap dan digunakan, efisiensi bahan bakar secara
keseluruhan mencapai 85%.

15

Gambar 4. Diagram Molten Carbonate Fuel Cell beserta kesetimbangan reaksinya


Mekanisme kerja Molten Carbonate Fuel Cell yang dimana Molten
Carbonate Fuel Cell (MCFC) yang menggunakan garam natrium karbonat sebagai
elektrolit, Garam karbonat dipanaskan 650C sehingga meleleh. Lelehan garam
dapat menghantarkan ion karbonat melalui elektrolit dari katoda ke anoda. Di sisi
anoda ion karbonat bereaksi dengan hidrogen menghasilkan air, karbondioksida,
dan electron MCFC. Electron ini sebagai tenaga listrik dan kembali ke katoda.
Oksigen dari udara dan karbondioksida bereaksi dengan elektron membentuk ion
karbonium yang dihantar oleh elektrolit menuju ke sisi anoda kembali. Reaksi
berlangsung pada suhu 650C.
MCFC ini menggunakan katalis Nikel yang lebih murah dari pada platina.
Pada suhu operasi 650C batu bara lebih sesuai untuk bahan bakar sel. MCFC telah
dibuat untuk memproduksi energi listrik sebesar 2 MW.

16

4. Solid Oxide Fuel Cell (SOFC)


Solid Oxide Fuel Cell adalah perangkat konversi elektrokimia yang
menghasilkan listrik langsung dari oksidasi bahan bakar. Sel bahan bakar yang
ditandai dengan bahan elektrolit mereka, SOFC memiliki oksida padat dan
elektrolit. Keuntungan dari kelas ini sel bahan bakar termasuk efisiensi tinggi,
stabilitas jangka panjang, fleksibilitas bahan bakar, rendah emisi, dan biaya yang
relatif rendah.
Solid Oxide Fuel Cell merupakan kelas dari Fuel Cell yang ditandai
dengan penggunaan material oksida padat sebagai elektrolit. Solid Oxide Fuel Cell
menggunakan elektrolit oksida padat untuk mengantarkan ion oksigen negatif dari
katoda ke anoda. Oksidasi elektrokimia dari ion oksigen dengan hidrogen atau
karbon monoksida demikian terjadi pada sisi anoda. Baru-baru ini, Proton-Conduct
SOFC (PC-SOFC) sedang dikembangkan yang dimana proton transport, alih-alih
ion oksigen melalui elektrolit dengan keuntungan dapat dijalankan pada suhu yang
lebih rendah daripada SOFC tradisional.

17

Gambar 5. Diagram SOFC beserta kesetimbangan reaksinya


Elektrolit SOFC menggunakan bahan keramik seperti kalsium oksida atau
zircrnium oksida. Suhu operasi 700C-1000C. pada suhu tinggi ion oksigen
bermuatan negatif bergerak melalui kristal menuju anoda. Sementara itu, molekul
hidrogen di anoda dioksidasi oleh ion oksigen menghasilkan ion hidrogen dan
membebaskan elektron. Elektron keluar dari sistem melalui external circuit untuk
listrik

dan

masuk

ke

sisi

katoda.

Kelemahan dari SOFC adalah bekerja pada suhu tinggi yang mengakibatkan waktu
start up dan start down lama. Selain itu, suhu yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
oksida padat pecah. Sedangkan keunggulannya adalah panas yang terbuang dapat
digunakan kembali sebagai pembangkit listrik.

18

5. Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC)


Proton Exchange Membrane Fuel Cell juga dikenal sebagai Proton
Excahnge Membrane (PEM) adalah jenis Fuel Cell sedang dikembangkan untuk
aplikasi transport serta untuk aplikasi fuel cell stasioner dan aplikasi fuel cell
portabel. Fitur yang membedakan adalah rentang yang suhu yang lebih rendah (50
sampai 100 C) dan menggunakan membran polimer elektrolit khusus. Proten
Exchange Membrane Fuel Cell adalah kandidat utama untuk menggantikan
teknologi Alkaline Fuel Cell yang sudah lama digunakan dalam pesawat luar
angkasa.
Sel PEMFC beroperasi pada suhu relatif rendah (di bawah 100 derajat
Celcius) dan dapat menyesuaikan output listrik untuk memenuhi kebutuhan listrik
dinamis. Karena suhu relatif rendah dan penggunaan elektroda berbasis logam
mulia, sel-sel ini harus beroperasi pada hidrogen murni. Sel PEMFC saat ini
teknologi terkemuka untuk penanganan material kendaraan, dan pada tingkat lebih
rendah untuk aplikasi stasioner dan lainnya.

19

Gambar 6. Diagram Proton Exchange Membran Fuel Cell


PEMFC menggunakan dua katoda sehingga reaksi di masing-masing
elektroda adalah reaksi setengah sel, sedangkan bila reaksi terjadi antara anoda dan
katoda dinamakan reaksi total sel. Elektrolit PEMFC adalah membrane pertukaran
proton, yaitu material yang berbentuk seperti plastik pembungkus yang hanya dapat
mengalirkan ion bermuatan positif. Sedangkan elektron yang bermuatan negative
tidak akan melalui membran ini. Katalis yang diguakan adalah lembaran kertas
karbon yang diberi selapis tipis bubuk platina.
Pada satu unit sel bahan bakar terjadi reaksi di anoda dan katoda.
Reaksi yang terjadi pada anoda adalah 2H2 --> 4H+ + 4e-.
Sementara reaksi yang terjadi pada katoda adalah O2 + 4H+ + 4e- 2H2O.
Hasil samping reaksi ini adalah aliran elektron yang menghasilkan arus listrik serta
energi panas dari reaksi.

20

6. Direct Methanol Fuel Cell


Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) adalah sel bahan bakar yang
menggunakan membran penukar proton sebagai penghubung antara reaksi di
katoda dan anoda. Membran ini menggunakan metanol sebagai sumber energi.
Maksud dari kat direct pada direct methanol fuel cell adalah sel bahan bakar ini
langsung memanfaatkan metanol untuk menghasilkan energi. Komponen dasar
DMFC adalah satu set elektroda (katoda dan anoda) yang dipsahkan oleh sebuah
membran. Katoda disini juga berfungsi sebagai katalis. Katoda yang biasa
digunakan adalah Platina (Pt).

Direct Methanol Fuel Cell merupakan subkategori dari Proton Exchange


Membrane Fuel Cell di mana metanol digunakan sebagai bahan bakar. Keuntungan
utama mereka adalah kemudahan transportasi akan methanol, cairan padat energi
namun cukup stabil pada semua kondisi lingkungan. Memiliki efisiensi sangat
rendah, sehingga mereka sering diutamakan untuk aplikasi portable, di mana energi
dan kekuatan densitas lebih penting daripada efisiensi.

21

Gambar 7. Diagram Direct Methanol Fuel Cell


Mekanisme kerja Direct Methanol Fuel Cell di sisi anoda metanol dan air
diinjeksikan ke dalam batch reaksi dengan kecepatan konstan. Tumbukan dengan
katalis membantu terjadi reaksi konversi metanol secara katalik menjadi proton,
CO2, dan elektron. Gas CO2 dikeluarkan dari sistem sementara proton bergerak
menyebrangi membran menuju katoda yang kemudian bereaksi dengan oksigen
menghasilkan air. Tumpukkan elektron di anoda menghasilkan beda potensial yang
memaksa elektron dari reaksi konversi tersebut mengalir dalam sebuah sirkuit arus,
dipakai sebagai arus searah oleh peralatan eltronik, kemudian sampai di katoda
sehingga mentempurnakan reaksi pembentukan molekul air. Limbah dari DMFC
adalah air, H2O dan gas CO2 dalam jumlah kecil.

7.

Regenerative Fuel Cell (RFC)


Regenerative Fuel Cell (RFC) adalah sel bahan bakar dijalankan dalam

mode reversible, yang mengkonsumsi listrik dan kimia satu untuk memproduksi
bahan kimia lainnya. Menurut definisi, proses dari setiap sel bahan bakar bisa
reversible. Namun, perangkat yang diberikan biasanya dioptimalkan untuk

22

beroperasi di satu mode dan tidak dapat dibangun sedemikian rupa sehingga dapat
dioperasikan mundur. Sel bahan bakar standar dioperasikan mundur umumnya
tidak menghasilkan hasil sistem yang sangat efisien kecuali mereka bertujuan
dibangun untuk melakukannya dengan electrolysers bertekanan tinggi.

Regenerative Fuel Cell menggunakan listrik dan air untuk menghasilkan


hidrogen dan oksigen. Ketika sel bahan bakar dioperasikan dalam mode regeneratif,
anoda yang dalam mode produksi listrik menjadi katoda dalam mode generasi
hidrogen (reverse mode Fuel Cell), dan sebaliknya. Ketika tegangan eksternal
digunakan, air pada sisi katoda akan mengalami elektrolisis untuk membentuk ion
hidrogen dan oksida. Ion oksida akan ditransport melalui elektrolit ke anoda di
mana ia dapat dioksidasi untuk membentuk oksigen. Dalam mode terbalik ini,
polaritas sel berlawanan dengan bahwa untuk mode sel bahan bakar. Reaksi-reaksi
berikut menggambarkan proses kimia dalam modus generasi hidrogen:
Pada katoda: H 2 O + 2e - H 2 + O 2 Pada anoda: O 2 - 2 + 2e 1/2O -

Keseluruhan: H 2 O 1/2O 2 + H 2

23

Gambar 8. Diagram Regenerative Fuel Cell


Regenerative Fuel Cells (RFC) memisahkan air untuk menghasilkan hidrogen dan
oksigen dengan bantuan energi yang dihasilkan sel surya. Hidrogen dan oksigen
dipancing pada regenerasi sel bahan bakar, menghasilkan energi listrik, panas, dan
air. Air yang dihasilkan kemudian disirkulasikan ulang pada elektrolisis dari sel
bahan bakar regenaritif dan proses berulang kembali.

8.

Zinc-Air Fuel Cell


Zinc-Air Fuel Cell adalah baterai logam-udara didukung oleh oksidasi

seng dengan oksigen dari udara. memiliki kepadatan energi yang tinggi dan relatif
murah untuk diproduksi. Ukuran berkisar dari yang sangat kecil dan yang lebih
besar digunakan dalam film kamera yang sebelumnya menggunakan baterai
merkuri , dengan yang sangat besar digunakan untuk kendaraan listrik.

24

Gambar 9. Diagram Zinc-air Fuel Cell


Dalam sel bahan bakar seng-udara, terdapat difusi gas elektroda (Gde), seng anoda
yang dipisahkan oleh elektrolit, dan beberapa bentuk pemisah mekanis. Gde adalah
membran permeabel yang memungkinkan oksigen atmosfer melewatinya. Setelah
oksien dikonversikan menjadi ion hidroksil dan air, ion hidroksil akan melakukan
perjalanan melalui suatu elektrolit, dan mencapai anoda seng. Di sini, ia bereaksi
dengan seng, dan bentuk oksida seng. Proses ini menciptakan potensial listrik,
ketika satu set sel ZAFC yang terhubung, potensi listrik gabungan dari sel-sel ini
dapat digunakan sebagai sumber tenaga listrik. Dalam sistem loop tertutup, listrik
diciptakan sebagai seng dan oksigen dicampur dalam kehadiran elektrolit,
menciptakan oksida seng. Setelah bahan bakar habis, sistem dihubungkan ke grid
dan proses terbalik, meninggalkan sekali lagi pellet seng murni bahan bakar.

25

2.4 Aplikasi Energi Fuel Cell


Adapun aplikasi yang dapat digunakan dengan energi fuel cell :
1. Transportasi
Semua produsen otomotif besar memiliki kendaraan sel bahan bakar baik
dalam pembangunan atau dalam pengujian sekarang, dan beberapa telah mulai
pengujian dalam jumlah yang lebih besar. Seperti contoh adalah mobil hybrid yang
kini menjadi mobil terlaris mengalahkan mobil konvensional yang masih
mengandalkan bahan bakar fosil. Ini adalah sebuah fenomena yang membuat
banyak perusahaan makin fokus mengembangkan mobil jenis ini. Selain mobil
berteknology hybrid, beberapa raksasa otomotif tengah mengembangkan teknologi
fuel cell sebagai teknologi jangka panjang. Saat ini, setidaknya 3 produsen
otomotif telah membuat kendaraan dengan teknologi fuel cell.
Bus berbahan bakar hidrogen juga tak kalah luar biasa. Selama empat
tahun terakhir, bus bahan bakar hidrogen telah dipasang lebih dari 50 sel bahan
bakar yang telah dibuktikan di Amerika Utara dan Selatan, Eropa, Asia dan
Australia. Sel bahan bakar adalah sangat efisien, bahkan jika hidrogen diproduksi
dari bahan bakar fosil. Bus berbahan bakar hidrogen dapat mengurangi emisi CO2
dan emisi yang dihasilkan adalah nol jika hidrogen diproduksi dari listrik
terbarukan, yang sangat meningkatkan kualitas udara dan mengurangi polusi.
Karena sistem sel bahan bakar jauh lebih bagus dari mesin diesel, bahan bakar
hidrogen pada bus secara signifikan mengurangi polusi suara juga.

26

2. Telekomunikasi
Dengan penggunaan komputer, Internet, dan jaringan komunikasi terus
meningkat, akan dibutuhkan kebutuhan daya yang lebih dapat diandalkan daripada
yang sekarang pada jaringan listrik saat ini, dan energi fuel cell telah terbukti. Fuel
cell dapat menggantikan baterai untuk menyediakan listrik sebesar 1kW sampai 5
kW. Menghasilkan daya telekomunikasi tanpa emisi sekalipun dan tahan lama,
memberikan kekuatan sinyal untuk mengakses situs dengan baik bahkan yang sulit
untuk diakses meskipun pada cuaca buruk. Sistem tersebut akan digunakan untuk
memberikan tenaga utama atau cadangan untuk node saklar telekomunikasi,
menara sel, dan sistem elektronik lainnya. Dalam skala kecil, fuel cell dipakai untuk
handphone, komputer pribadi
Seperti contoh produsen laptop di Jepang, mereka mengembangkan
teknologi fuel cell pada sejumlah produknya. Baterai laptop pun bertenaga fuel cell.
Tidak semua sel bahan bakar bisa dipakai pada alat elektronik portabel. Sel bahan
bakar akan mengubah dunia telecommuting, menyalakan telepon seluler, laptop
lebih lama dari baterai. Perusahaan telah memproduksi sel bahan bakar yang
dengan daya ponsel selama 30 hari penggunaan dan laptop selama 20 jam. Aplikasi
lain untuk sel bahan bakar mikro termasuk pager, video recorder, peralatan listrik
portabel, dan perangkat daya rendah seperti alat bantu dengar, detektor asap, alarm
pencuri, kunci hotel dan pembaca meter.

27

3. Daya dan Efisiensi


Sel bahan bakar dapat memberikan listrik di mana tidak ada jaringan listrik
tersedia sekalipun. Tidak hanya akan menghemat emisi, tetapi akan mengurangi
dampak-dampak negatif pada bumi misalnya polusi, emisi carbon, dan sebagainya.
Sel bahan bakar portabel juga digunakan dalam situasi daya darurat dan aplikasi
militer. Mereka jauh lebih ringan daripada baterai dan terakhir jauh lebih lama,
terutama sangat penting kepada prajurit membawa alat berat di lapangan.
Sistem pembangkit listrik dapat beroperasi hingga mencapai 40 persen
efisiensi. Karena sel bahan bakar beroperasi diam-diam, mereka mengurangi polusi
kebisingan serta polusi udara dan panas yang terbuang dapat ditangkap untuk tujuan
menguntungkan (cogeneration). Dalam skala besar sistem bangunan, sistem sel
bahan bakar kogenerasi dapat mengurangi biaya energi fasilitas pelayanan sebesar
20% sampai 40% dari layanan energi konvensional dan meningkatkan efisiensi
hingga 85 persen.

28

BAB III
CADANGAN ATAU POTENSI ENERGI FUEL CELL DI INDONESIA DAN DUNIA

3.1

Cadangan atau Potensi Energi Fuel Cell di Indonesia dan Dunia


Energi merupakan salah satu kebutuhan dasar yang sangat dibutuhkan oleh manusia.

Pemenuhan kebutuhan mulai dari penerangan, transportasi, proses produksi, dan berbagai hal
lainnya sangat memerlukan energi. Ketergantungan masyarakat modern pada sumber energi
yang tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi, gas alam, dan batu bara, menjadi sumber
permasalahan utama yang dihadapi saat ini. Ketersediaan cadangan minyak bumi yang semakin
menipis dan peningkatan kebutuhan energi mendorong pengembangan sumber energi
alternatif.

Hubungan antara manusia dan energi sangatlah erat dan saling mempengaruhi.
Semakin besar jumlah populasi manusia, semakin canggih teknologi yang terus berkembang
dari tahun ke tahun, maka akan semakin besar kebutuhan manusia dan semakin besar
penggunaan energi yang seakan manusia sudah ketergantungan akan mengonsumsi energi
tanpa tahu resiko ke depan tentang apa yang terjadi jika sumber energi di dunia mulai menipis.

Banyak orang tidak meragukan bahwa jumlah konsumsi energi primer yang
merupakan sumber energi utama, per kapita suatu negara proporsional dengan tingkat
kemapanan suatu negara. Semakin mapan sebuah negara maka semakin tinggi pula konsumsi
energi primer per orangnya. Hal ini terlihat pada grafik total konsumsi energi primer dari
berbagai negara.

29

Tabel 2. Tabel Grafik Total Konsumen Energi Primer


Sumber:http://www.eia.gov/cfapps/ipdbproject/iedindex3.cfm?tid=44&pid=45&aid=2&cid=
regions&syid=2007&eyid=2011&unit=QBTU.
Secara garis besar sumber energi menjadi sumber energi fosil dan sumber energi baru
terbarukan. Sumber energi fosil adalah sumber energi yang habis tergunakan seperti minyak
dan gas bumi, sedangkan sumber energi baru terbarukan adalah sumber energi yang tersedia
selalu di alam dan dapat diperbarui seperti angin, air, surya dan lainnya.

Namun sampai sekarang, kebanyakan orang masih ketergantungan akan sumber


energi fosil karena sudah dari dulu menggunakan minyak dan gas bumi yang diolah menjadi
bahan bakar minyak seperti yang bisa kita temui saat ini walaupun isu-isu akan cadangan energi
fosil yang menipis mulai menyebar. Sumber energi fosil adalah sumber energi yang paling
banyak dieksploitasi, namun sayangnya keberadaan serta cadangannya sangat terbatas.
Ditambah, penemuan cadangan sumber energi fosil tidak sepesat pengonsumsiannya, maka
diversifikasi konsumsi sumber energi semakin digalakkan terutama konsumsi sumber energi
baru dan terbarukan. Salah satunya adalah energi Fuel Cell yang sekarang digalakkan oleh
pakar energi dunia.
30

Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) adalah sebuah alat yang mengubah energi kimia dari
bahan bakar menjadi listrik melalui reaksi kimia dengan oksigen atau zat pengoksidasi lain.
Hidrogen adalah bahan bakar yang paling umum, tetapi hidrokarbon seperti gas alam dan
alkohol seperti metanol kadang-kadang digunakan. Sel bahan bakar atau fuel cell
menggunakan gas hidrogen sebagai sumber bahan bakarnya. Pembakaran gas hidrogen dengan
gas oksigen di udara menghasilkan uap air dan energi yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut.
Emisi hasil pembakaran tersebut berupa air, yang ramah lingkungan.

Fuel cell pun adalah energi alternatif masa depan yang sangat menjanjikan, bahkan
bisa untuk menggantikan penggunaan bahan bakar minyak karena menggunakan menggunakan
gas hidrogen sebagai sumber bahan bakarnya. Pembakaran gas hidrogen dengan gas oksigen
di udara menghasilkan uap air dan energi yang dapat dimanfaatkan lebih lanjut. Emisi hasil
pembakaran tersebut berupa air, yang ramah lingkungan. Unsur hidrogen adalah unsur yang
paling melimpah di alam, sayangnya hanya 1% yang berada dalam bentuk gas hidrogen. Gas
hidrogen dapat diperoleh dari pemecahan air atau alkohol. Dalam proses pemecahan tersebut
diperlukan energi terlebih dahulu. Gas hidrogen yang dihasilkan dibakar dengan gas oksigen
di udara yang kemudian menghasilkan energi listrik. Selain dapat digunakan langsung sebagai
bahan bakar, gas hidrogen tersebut dapat disimpan dalam tangki atau dalam material
penyimpan gas hidrogen (hydrogen storage).

Penerapan fuel cell juga akan membantu mengurangi konsumsi bahan bakar minyak.
Dari segi lingkungan hidup pemanfaatan fuel cell di sektor transportasi akan mengurangi
tingkat pencemaran udara di kota besar karena emisi buang sel bakar ini berupa uap air.
sekarang ini produsen mobil banyak membuat mobil listrik murni atau mobil hibrida (bermotor
listrik dan bermotor bakar bensin atau diesel). Namun untuk Indonesia, di mana rasio
elektrifikasi belum 100%, kendaraan bermotor listrik hanya akan membebani pasokan listrik

31

nasional yang belum utuh. Untuk itu fuel cell atau sel bahan bakar adalah sumber energi masa
depan yang sangat menarik untuk Indonesia.

Kendaraan bermotor fuel cell ini adalah kendaraan bermotor listrik, di mana listrik
yang dihasilkan berasal dari sumber energi hydrogen atau methanol yang dihasilkan oleh fuel
cell. Perkembangan kendaraan berfuel cell ini, sudah cukup maju, bahkan produsen mobil
seperti Daimler, Toyota, Honda, VW sudah memiliki beberapa generasi dan Siemens dan MAN
Technologie serta Toyota telah membuat bus dengan bahan bakar hidrogen ini.

Kita semua tahu bahwa Indonesia memiliki potensi energi alternatif yang lain seperti
Sinar matahari dan angin dapat digunakan sebagai sumber energi. Sinar matahari dapat
dimanfaatkan dengan mengubah energi matahari menjadi energi listrik dengan bantuan sel
surya (solar cell). Sedangkan laju angin dapat digunakan untuk mengubah energi kinetik
menjadi energi listrik dengan bantuan pembangkit listrik tenaga angin. Akan tetapi, jumlah
energi yang dihasilkan dari kedua sumber energi tersebut tidaklah konstan sepanjang tahun.
Ada kalanya jumlah sinar matahari menurun ketika cuaca berawan dan melimpah ketika cerah.
Demikian juga dengan banyak sedikitnya angin. Untuk itu diperlukan media penyimpan energi
yang efisien yang dapat digunakan kembali pada saat dibutuhkan atau kekurangan pasokan
energi. Sel bahan bakar (fuel cell) dapat digunakan sebagai media penyimpan dan pemasok
kebutuhan energi.

Namun, fuel cell tidak digunakan sebagai sumber energi utama Karena diperlukan
energi terlebih dahulu sebelum menghasilkan energi yang lebih besar, maka sel bahan bakar
(fuel cell) digunakan sebagai sistem kontrol energi. Jika jumlah energi yang dihasilkan dari
pembangkit listrik tenaga surya atau angin melimpah, maka sebagian akan disimpan ke dalam
sistem sel bahan bakar yang dikemudian dapat digunakan jika diperlukan.

32

Indonesia sekarang pun sedang mengembangkan pembangkit listrik berbasis


teknologi fuel cell yang sudah lama diterapkan oleh negara-negara maju seperti inggris, jerman,
amerika serikat, dan lainnya dengan harapan indonesia dapat mengikuti perkembangan zaman
dan juga sebagai pemasok energi fuel cell juga suatu saat nanti. Namun, terkendala soal biaya
yang cukup mahal, serta sosialisasi kepada masyarakat yang kurang sehingga belum bisa
dibangunnya pembangkit listrik berbasis fuel cell yang seharusnya sudah ditargetkan akhir
2012 sudah selesai dibangun. Dan juga untuk membuat pembangkit listrik berbasis fuel cell
membutuhkan infrastruktur yang kompleks sehingga itu juga menjadi salah satu penghambat
pembangunannya.

Di dunia pun, energi fuel cell sudah mencakup teknologi modern karena banyak
aplikasi yang dapat digunakan dengan fuel cell, efisiensi yang dihasilkan tinggi dan
penggunaan bebas emisi. Namun ada kekhawatiran dalam proses pembuatan hidrogen yang
menggunakan banyak energi. Memproduksi hidrogen membutuhkan "carrier" hidrogen dan
dapat menghabiskan harga yang sangat mahal hanya untuk membuat satu fuel cell yang dimana
pakar energi menginginkan energi yang efisien dan dapat dibuat dengan biaya yang murah.

33

BAB IV
KESIMPULAN

4.1

Kesimpulan
Dari penjelasan tentang energi fuel cell, dapat disimpulkan bahwa :

Fuel Cell (Sel Bahan Bakar) adalah sebuah alat yang terdiri dari dua buah elektroda,
yaitu anoda dan katoda yang dipisahkan oleh sebuah membran polimer yang berfungsi
sebagai elektrolit. Elektron diambil dari anoda ke katoda melalui sebuah sirkuit eksternal,
menghasilkan listrik arus searah sebagai perbedaan utama antara jenis sel bahan bakar yang
dimana adalah elektrolit dan berfungsi mengubah energi kimia dari bahan bakar menjadi

listrik melalui reaksi kimia dengan oksigen atau zat pengoksidasi lain. Hidrogen adalah
bahan bakar yang paling umum, tetapi hidrokarbon seperti gas alam dan alkohol seperti
metanol kadang-kadang digunakan.

Fuel cell telah banyak digunakan dalam banyak aplikasi seperti digunakannya Fuel
Cell untuk daya utama dan cadangan untuk bangunan komersial, industri dan
perumahan dan di daerah terpencil atau tidak dapat diakses. Mereka juga digunakan
untuk daya sel bahan bakar kendaraan, termasuk forklift, mobil, bus, pesawat terbang,
kapal, sepeda motor dan kapal selam

Jenis-jenis fuel cell ada 8 yaitu Alkaline Fuel Cell, Phosporic Acid Fuel Cell, Molten
Carbonate Fuel Cell, Solid Oxide Fuel Cell, Proton Exchange Membrane Fuel Cell,
Direct Methanol Fuel Cell, Regenerative Fuel Cell, dan Zinc-Air Fuel Cell

Indonesia sedang mengembangkan pembangkit listrik berbasis teknologi fuel cell yang
sudah lama diterapkan oleh negara-negara maju seperti inggris, jerman, amerika
serikat, dan lainnya. Namun, terkendala soal biaya yang cukup mahal, serta sosialisasi
kepada masyarakat yang kurang sehingga belum bisa dibangunnya pembangkit listrik
34

berbasis fuel cell dan juga membutuhkan infrastruktur yang kompleks sehingga itu
menjadi salah satu penghambat pembangunannya.

Di dunia pun, energi fuel cell sudah mencakup teknologi modern. Namun ada
kekhawatiran dalam proses pembuatan hidrogen yang menggunakan banyak energi.
Memproduksi hidrogen membutuhkan "carrier" hydrogen.

35

DAFTAR PUSTAKA

http://mahasiswanegarawan.wordpress.com/2007/08/18/sel-bahan-bakar-fuel-cell-sebuahenergi-alternatif-berkelanjutan-dan-ramah-lingkungan/
http://yonopurnama.wordpress.com/energi/hirogen-fuel-cell/sel-bahan-bakar-hidrogen-fuelcell-energi-masa-depan-indonesia/
http://en.wikipedia.org/wiki/Fuel_cell
http://auto.howstuffworks.com/fuel-efficiency/alternative-fuels/fuel-cell.htm
http://gururudi.blogspot.com/2012/04/sejarah-penemuan-fuel-cell-teknologi.html
http://www.sae.org/fuelcells/fuelcells-history.htm
http://avtr-eng-d-24.blogspot.com/2012/06/fuel-cell-sel-bahan-bakar.html

36

You might also like