You are on page 1of 42

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak masalah penyakit yang terjadi pada manusia, kita tahu bahwa
penyakit datang dengan sendirinya karena antibody atau sistem pertahanan tubuh kita
menurun. Masalah kesehatan tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat buruk pada
tubuh. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang menyerang pada lansia.
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini
mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada
bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan
hasil foto memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2007).

Penanganan penyakit degeneratif pada lansia memerlukan waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,
2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung yaitu
Helicobacter Pylory.
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi
diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia
tua.Angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di
Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006),
di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di
Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Adanya penemuan infeksi

1 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian Gastritis. Faktor
etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%),
makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan
wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia
dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun
dengan prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16
kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis
adalah 10% (Harun Riyanto, 2008).

1.2 RUMUSAN MASALAH


1.2.1 Apakah pengertian dari Gastritis?
1.2.2 Bagaimana klasifikasi Gastritis?
1.2.3 Apa saja yang dapat menyebab (Etiologi) terjadinya Gastritis
1.2.4 Apa saja tanda gejala Gastritis?
1.2.5 Bagaimana komplikasi penyakit Gastritis jika tidak segera ditangani?
1.2.6 Bagaimana perjalanan penyakit Gastritis?
1.2.7 Bagaimana peta konsep (pathway) Gastritis?
1.2.8 Apa saja pemeriksaan penunjung Gastritis?
1.2.9 Bagaimana saja cara pencegahan Gastritis dan pencegahan kekambuhan?
1.2.10 Bagaimana cara penatalaksaan pada Gastritis?
1.2.11 Bagaimana asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis
1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Pembaca baik mahasiswa maupun umum, khususnya mahasiswa perawat
dapat memahami gangguan pencernaan pada lansia yaitu gastritis dan dapat
melakukan asuhan keperawatan gerontik.
1.3.2. Tujuan Khusus
Mahasiswa diharapkan mampu memahami hal berikut:

2 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)

Pengertian Gastritis
Klasifikasi Gastritis
Etiologi Gastritis
Manifestasi klinik Gastritis
Komplikasi Gastritis
Patofisiologi Gastritis
Pathway Gastritis
Pemeriksaan penunjung
Pencegahan Gastritis
Penatalaksaan Gastritis
Asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis

1.4 MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai asuhan
keperawatan pada lansia dengan penyakit gastritis beserta penatalaksanaannya.

BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 DEFINISI
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain. (Charlene J,Reevers,2001)
Gastritis adalah suatu inflamasi akut mukosa lambung, yang dapat bersifat akut
atau kronis. Gastritis akut, penyakit lambung yang paling umum, menyebabkan
kemerahan pada mukosa, edema, hemoragik dan erosi. Gastritis kronis sering kali
muncul pada lansia dan pasien yang menderita anemia pernisiosa. Gastritis kronis
sering kali muncul sebagai gastritis atropik kronis, dengan semua lapisan mukosa
lambung yang mengalami inflamasi dan terjadi penurunan jumlah sel-sel utama dan
parietal. Akan tetapi, gastritis akut maupun kronis dapat terjadi pada semua umur.

3 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

2.2 KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene J. Reeves, 2001) yaitu :
a) Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
b) Gastritis kronik
Gastritis kronik dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu
menghasilkan imun sendiri, tapi tipe ini di kaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung

dan

penurunan

mukosa.

Penurunan

pada

sekresi

gastrik

mempengaruhi produksi antibody, anemia persiosa berkembang dengan proses


ini. Sedangkan gastrik tipe B lebih lazim, tipe ini di kaitkan dengan infeksi
bakteri helocabakter pylori yang menimbulakan ulkus pada dinding lambung.

2.3 ETIOLOGI
2.3.1 Gastritis Bakteriliasis
Infeksi bakteri Helicobakter Pylori yang hidup di dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral
atau akibat memakan atau meminum yang terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur
2.3.2

2.3.3

hidup jika tidak dilakukan perawatan.


Gastritis karena stress akut
Penyakit berat atau trauma (cedera) yang terjadi tiba-tiba
Pembedahan
Infeksi berat
Cederanya sendiri mungkin tidak mengenai lambung seperti terjadi pada
luka bakar yang luas atau cedera yang menyebabkan perdarahan hebat.
Gastritis erosif kronis
Pemakaian Obat-obatan, seperti aspirin dan agens NSAIDs (dalam dosis
tinggi atau berulang), agens sitotoksik, kostikosteroid, antimetabolite,
fenilbutazon dan indometasin. obat-obat juga penggunaan alcohol dapat
memperlemah keutuhan dan daya regenerasi sel-sel mukosa lambung, jika
penggunaan dalam dosis tinggi dan jangka panjang, dapat merusak barrier

4 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

mucus lambung dan menyebabkan perdarahan. Selain itu bekerja menurunkan

prostaglandin yang bertugas untuk melindungi dinding lambung.

Endotoksin oleh bakteri, seperti Stafilokokus sp., Escherichia Coli, atau


Salmonella sp.. Pada kasus kronis, gastritis kronis diperkirakan disebabkan
oleh Helibacter pylori yang hidup dibagian dalam lapisan mukosa yang
melapisi dinding lambung. Infeksi akibat bakteri H pylori Salah satu
perubahannya yaitu atropic gastritis, sebuah keadaan dimana kelenjar-kelenjar

2.3.4

penghasil asam lambung secara perlahan rusak.


Gastritis eosinoflik
Terjadi sebagai akibat dari reaksi alergi terhadap infeksi cacing gelang

2.3.5

eosinofil (sel darah putih) terkumpul pada dinding lambung.


Gastritis hipotropi dan atropi
Terjadi karena kelainan autoimun, autoimun atropik gastritis terjadi ketika
sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel yang sehat yang berada pada
dinding lambung. Hal ini mengakibatkan peradangan dan secara bertahap
menipiskan dinding lambung dan mengganggu produksi faktor intrinsik (yaitu
sebuah zat yang membantu tubuh mengabsorsi vitamin B12) kekurangan vit
B12 akhirny, dapat mengakibatkan pernicious anemia, sebuah kondisi yang

2.3.6

serius bila tidak segera di rawat dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh.
Penyakit meniere
Dinding lambung menjadi tebal, lipatan melebar, kelenjar membesar, dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita ini menderita kanker
lambung.

2.3.7

2.3.8

Gastritis sel plasma


Sel plasma (salah satu sel darah putih) terkumpul dalam dinding lambung
dan organ lainnya.
Penyakit bile refluk
Bile (empedu) adalah cairan yang mmbantu mencerna lemak-lemak dalam
tubuh. Cairan ini di produksi oleh hati, ketika dilepaskan empedu akan
melewati serangkaian saluran kecil dan menuju ke usus kecil. Dalam kondisi

5 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

normal sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (phyloric valve)
akan mencegah mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan
2.3.9

mengakibatkan peradangan dan gastritis.


Radiasi dan kemoterapi
Perawatan terhadap kanker seperti kemoterapi dan radiasi dapat
mengakibatkan peradangan pada dinding lambung dan selanjutnya dapat
berkembang menjadi gastritis dan peptic ulcer. Ketika tubuh terkena sejumlah
kecil radiasi, kerusakan yang terjadi biasanya sementara tapi dalam dosis besar
akan mengakibatkan kerusakan tersebut menjadi permanen dan dapat
mengikis dinding lambung serta merusak kelenjar-kelenjar penghasil asam
lambung.

2.4 MANIFESTASI KLINIK


Gejala Gastritis Menurut Klasifikasinya:
a. Gastritis Akut
o Awitan cepat, tanda dan gejala seperti rasa tidak nyaman pada
epigastrik, nyeri karena sulit mencerna makanan, kram, anoreksia,
mual, hematemesis, serta muntah (yang berlangsung beberapa jam
sampai beberapa hari)
o Keletihan, meringis, atau gelisah
o Disertai terjadinya perdarahanlambung, pucat, takikardia dan hipotensi
o Distensi abdomen, nyeri tekan pada abdmone dan spasme otot
o Peningkatan bising usus
b. Gastritis Kronis
o Tanda dan segala serupa dengan gastritis akut atau hanya merasa tidak
nyaman pada epigastik ringan
o Intoleransi terhadap makanan pedas dan berlemak
o Nyeri epigastrik ringan yang mereda dengan makanan
Beberapa Tanda Dan Gejala Menurut Etiologi:
a) Gastritis bakterialis
Dapat di tandai dengan demam, sakit kepala dan kejang otot.
b) Gastritis karena stress akut

6 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

Penyebabnya (misalnya penyakit berat, luak bakar atau cedera) biasanya


menutupi gejala-gejala lambung tetapi perut sebelah atas terasa tidak enak.
Setelah timbul memar kecil dalam lapisan lambung, dalam beberapa jam
memar ini bisa berubah menjadi ulkus. Ulkus dan gastritis bisa hilang bila
penderita sembuh dengan cepat dari siderannya. Bila ulkus tetap ada bisa
membesar dan mengalami pendarahan, biasanya dalam waktu 2-5 hari setelah
terjadinya cedera. Perdarahan menyebabkan feses berwarna kehitaman seperti
aspal, cairan lambung menjadi kemerahan dan jika sangat berat tekanan darah
bisa turun, perdarahan bisa meluas dan berakibat fatal.
c) Gastritis erosive kronik
Gejalanya berupa mual ringan, dan nyeri di perut sebelah atasntetapi banyak
penderita (misalnya pemakai aspirin jangka panjang) tidak merasakan nyeri.
Pada penderita lainnya merasakan gejala yang mirip ulkus yaitu nyeri ketika
perut kosong. Jika gastritis menyebabkan perdarahan dari ulkus lmbung maka
gejalnnya berupa feses berwana kehitaman (melena), muntah darah atau
makanan yang sudah di cerna seperti endapan kopi.
d) Gastritis eosinofilik
Gejalanya berupa nyeri perut dan muntah bis adi sebabkan oleh penyempitan
atau penyumbatan ujung saluran lambung yang menuju usus 12 jari.
e) Penyakit meniere
Gejala yang sering di temukan adalah nyeri lambung, hilangnya nafsu makan,
mual,muntah dan penurunan berat badan lebih jarang terjadi, tidak pernah
terjadi perdarahan lambung. Penimbunan cairan dan pembengkakan jaringan
bisa disebabkan karena hilangnya protein dari lapisan lambung yang
meradang. Protein yang hilang ini bercampur dengan isi lambung dan dibuang
dari tubuh.
f) Gastritis sel plasma
Gejalnnya berupa nyeri perut dan muntah bisa terjadi bersamaan dengan
timbulnya ruam dikulit dan diare
g) Gastritis akibat terapi penyinaran

7 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

Menyebabkan nyeri, mual dan hearedburen (rasa hangat/rasa terbakar


dibelakang tulang dada, yang terjadi karenaadanya peradangan dan adanya
tukak lambung. Tukak bisa menembus dinding lambung sehingga isi lambung
tumpah kedalam rongga perut menyebabkan periotonitis ( peradangan lapisan
perut) dan nyeri yang luar biasa. Perut kaku dan keadaan ini memerlukan
tindakan darurat. Kadang setrelah terapi penyinaran terbentuk jaringan perut
yang menyebabkan menyempitnya saluran lambung yang menuju ke usus 12
jari sehingga terjadi nyeri perut dan muntah. Penyinaran dapat merusak
lapisan pelindung kambung sehingga bakteri dapat masuk ke dalam dinding
lambung dan menyebabkan nyeri yang hebat yang muncul secara tiba-tiba.
2.5 KOMPLIKASI
Jika dibiarkan tidak terawat gastritis akan dapat mengakibatkan peptic ulcers
dan perdarahan pada lambung. Beberapa bentuk gastritis kronis dapat menybabkan
resiko kanker lambung, terutama jika terjadi penipisan secara terus-menerus pada
dinding lambung dan perubahan sel-sel dinding lambung.
Kebanyakan kanker lambung adalah adenocarcinomas yang bermula pada selselkelenjar dalam mukosa. Kanker jenisa lain yang terkait dengan infeksi H.Pylori
adalah MALT (mukosa asocisted lympoihoid tissue). Lyphomas, kanker ini
berkembang secara perlahan pada jaringan sistem kekebalan pada dinding lambung.
Kanker jenis ini bisa disembuhkan bila ditemukan pada tahap awal.
2.6 PATOFISIOLOGI
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong, terletak dibagian kiri atar
perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orag dewasa memiliki panjang berkisar
antara 10 inci dan dapayt mengembang untuk menampung makanan atau minuman
sebnyak 1 galon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat mirip
seperti sebuah akordion.ketika lambung mulai terisi dan mengembang lipatan-lipatan
tersebut secara bertahapmembuka.

8 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap


melepaskannya dalam usus kecil. Ketika makanan masuk kedalam esofagus dan
lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk
lewat lambunh. Setelah masuk kedalam lambung cincin ini menutup. Dinding
lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat . ketika makanan berada di dalam lambung
, dinding lambung mulai menghancurkan makan

tersebut. Pada saat yang sama

kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa mulai mengeluarkan cairan lambung


(termasuk enzim-enzim dan asam lambung)
Suatu komponen cairan lambung adalah asam , ssangat korosif sehingga paku
besipun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosamukosa bikarbonat sehingga terhindar dari sifat korosif hidroklorida. Fungsi dari
lapisan tersebut adalah agar cairan asam dalam lambung tidak merusak dinding
lambung.
Ketika terjadi proses gastritis perjalanannya adalah sebagai berikut ini
lambung yang terkena paparan baik oelh bakteri, obat-obatan anti nyeri yang
berlebihan, infeksi bakteri atau virus maka hal tersebut akan merusak epitel-epitel
sawar pada lambung.ketika asam berdifusi ke mukosa dengan keadaan epitel sawar
yang dihancurkan tadi akan akan terjadi penghancuran sel mukosa. Dengan sel
mukosa yang hancur ini mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungs yang
akhirnya asam tidak bisa dikontrol sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di
lambung dan ketika mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyei lambung.
Dalam penghancuran sel mukosa tadi oleh asam maka peningkatan histamine
sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein meningkat kemudian plasma
bocor ke intestinum terjadi edema akhirnya plasma bocor ke dalam lambung sehingga
terjadiperdarahan (melena)
Ketika terjadi peningkatan asam hidroklorida akan merangsang kolinergik
sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen meningkat, yang kemudian akan diubah

9 | Asuhan Keperawatan Gerontik dengan Gastriti s

menjadi pepsin dan berakibat akan menurun funsi sawar kemudian terjadi hancurnya
vena-vena kecil dan kapiler dan terjadi perdarahan. Masalah yang muncul seperti
perfusi jaringan, keseimbangan nutrisi dll.
2.7 PATHWAY

Asam dalam lumen + empedu, ASA, alkohol, bakteri


lain. epitel
Penghancuran
sawar
Asam kembali berdikusi ke
mukosa
Penghancuran sel
mukosa
Pepsinogen - pepsin

Asam

Histamin

Perangsangan
kolinergik

Fungsi sawar
menurun
Penghancuran
kapiler dan vena
kecil

Masalah keperawatan nyeri


akut
Potilitasitas
pepsinogen

Gangguan
pola tidur
menurun
perdarahan

Vasoldilatasi
Permeabilitas
terhadap
protein
Plasma bocor
ke
intenstium

HEMATEME
SIS

MELE
NA

Edema
Plasma bocor
ke dalam
lambung

10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

2.8 PEMERIKSAAN PENUNJANG


a) Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibody H.Pylori dalam darah.
Hasil tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah kontak dengan
bakteripada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukan bahwa
pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.
Terutama anemia pernisiosa, biasanya pasien dengan anemia ini menderita
gastritis kronis.
b) Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylori atau
tidak. Ciri pada gastritis dengan infeksi bakteri tersebut ialah napas yang berbu
urea, hal ini menandakan adanya antibody H. pylori
c) Pemeriksaan feses
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.Pylori atau tidak. Tes yang hasil positif
mengindikasikan terjadi infeksi. Selain itu dilihat juga ada tidaknya
perdarahan pada lambung. Hal ini ditandai dengan warna feses merah
kehitaman, bau sedikit amis, konsitensi lembek tapi ada juga yang agak keras
terdapat lendir.
d) Endoskopi GI atas
(umumnya dengan biopsy) untuk memastikan gastritis ketika dilakukan dalam
24 jam perdarahan. Kontraindikasi pada pasien setelah menelan zat korosif.
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna
bagian atas yang mungkin tidak terlihat oleh sinar-X. Tes ini dilakukan dengan
cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel atau endoskopi melalui
mulut dan masuk kedalam esofagus, lambung dan bagian atas usus.
Tenggorokan akan lebih dahulu dianastesi sebelum endoskopi dimasukan
untuk memastikan pasien merasa nyaman dalam melakukan tes ini. Hampir

11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

tidak ada resiko akibat tes ini, komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan.
e) Ronsen saluran cerna
Tes ini melihat adanya tanda-tanda gastritis . biasanya pasien akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirinsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akanterlihat lebih jelas ketika di rinsen
2.9 PENCEGAHAN
berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko :
a) Makanan yang benar
Hindari makanan yang dapat megiritasi

terutama

makanan

yang

pedas,asam,gorengan atau berlemak. Yang sama pentingnya dengan pemilihan


jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah makanlah dengan jumlah
yang cukup dan lakukan dengan santai.
b) Hindari alkohol
Penggunaan alkohol dapat mengiritasi lapisan mukosa lambun dan dapat
mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
c) Jangan merook
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung, membiuat lambung lebih rentan
terhadap gastris dan borok. Merokok juga dapat meningkatakan asam lambung
sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama
terjadinya kanker lambung.
d) Lakukan olah raga secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung. Juga dapat
menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah
makanan dari usus secara lebih cepat.
e) Kendalikan stress
Strs meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke, menurunkan sistem
kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan kulit. Strss juga
dapat meningkatkan produksi asam lambung dan memperlambat kecepatan
pencernaan. Karena stes bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka

12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

kuncinya adalah dengan mengendalikan secara efektif dengan cara diit nutrisi,
iostirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi.
2.10 PENCEGAHAN MENCEGAH KEKAMBUHAN GASTRITIS
Tindakan ini perlu untuk membantu klien mencegah kekambuhan gastritis dan
mengurangi iritasi lambung, berikanlah tips sebagai berikut:
1. Minumlah obat profilaksis yang telah diprogramkan, untuk menghindari
terjadinya infeksi hebat.
2. Minumlah obat steroid, dengan susu, makanan atau antasida, untuk mencegah
terjadinya tungkak lambung.
3. Minumlah antasida di anatara waktu akan dan pada waktu akan tidur, serta hindari
obat yang mengandung aspirin. Antasida memiliki efek sampai 3 jam bila
diminum 1 jam sesudah makan (lebih lama) jika disbanding diminum saat perut
kosong, yaitu 20-60 menit. Obat golongan asam asetilsalisilat seperti asetasol,
aspilet, aspirin, memiliki efek samping merangsang mukosa lambung hingga
terjadi perdarahan.
2.11 PENATALAKSANAAN
Prioritas penanganan segera adalah menghilangkan penyebab gastritis. Misal,
gastritis yang disebabkan oleh bakteri diobati dengan antibiotic; ingesti racun
dinetralkan dengan dengan antidote (obat penghilang racun) yang tepat. Ketika
penyakit yang terkait diobati atau agens penyebab dihilangkan atau dinetralkan, maka
mukosa lambung biasanya akan mulai sembuh.
Terapi pada gastritis akut bersifat asimtomatik dan suportif. Penyembuhan
biasanya terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah penyebab atau

agens dihilangkan. Antagonis resepto histamine-2 (

), seperti famotidine,

pemberiannya dapat diprogramkan untuk menghambat sekresi lambung. Antasida


dapat digunakan sebagai agens pendapar (menetralkan asam lambung).

13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Pada gastritis kronis, pasien diberikan terapi antasida per jamnya dengan atau

tanpa antagonis resoptor-

, seperti famotidine, yang dapat dapat mengurangi

frekuensi episode gastritis akut. Sebagian pasien juga membutuhkan analgesic.


Sampai adanya tanda pemulihan, kebutuhan oksigen, volume darah, serta
keseimbangan cairan dan elektrolit pasien harus dipantau dan dipertahankan.
Ketika gastritis menyebabkan perdarahan massif, penangan yang dilakukan
dengan transfuse darah; lavase salin dingin, jika mungkin disertai dengan
noreponefrin; angiografi dengan vasopressin yang diinfuskan dalam larutan salin
normal; kadang kala pembedahan.
Sebagai usaha terakhir, pembedahan dilakukan hanya jika penanganan yang
lebih konservatif gagal. Vagotomi

dan

piloroplasti

telah

digunakan

dengan

keberhasilan yang terbatas. Gastrotomi atau mungkin total diperlukan, namun jarang
dilakukan.
Karena pasien yang menderita gastritis kronis dapat bersifat asimtomatik atau
dengan keluhan yang tidak jelas, tidak ada penangan khusus yang dibutuhkan, kecuali
menghindaru aspirin dan makanan pedas. Jika tanda dan gejala terjadi atau menetap,
pasien dapat minum antasida. Jika anemia pernisiosa adalah penyebab yang

mendasari gastritis, vitamin

dapat diberikan secara parenteral. Akan tetapi jika

penyebabnya H. pylori, maka lebih tepat memulai terapi antiinfeksi.


Penyuluhan Pasien
Ajarkan pasa pasien mengenai penyebab dan pemeriksaan diagnostic serta pengobatan.
Jelaskan hubungan antara tanda dan gejala yang dialami pasien serta agens penyebab
sehingga ia dapat memahamu perlunya memodifikasi diet dan gaya hidupnya. Berikan
perhatian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pasien.
Jika pasien dijabwalkan untuk menjalani pembedahan, dukung penjelasan dokter
mengenai prosedur dan berikan penyuluhan praoperatif.

14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Berikan pasien daftar makanan yang dapat menyebabkan iritasi agar dihindari, seperti
merica, makanan yang sangat berbumbu, alcohol dan kafein. Pastikan pasien harus
memahami bahwa perubahan ini harus dijalani sepanjang hidup untuk mencegah
kekambuhan gastritis. Jika perlu rujuk klien ke ahli gizi untuk instruksi lebih lanjut.
Jika pasien merokok, anjurkan untuk berhenti dengan menjelaskan bahwa kebiasaan ini
dapat menyebabkan atau memperburuk tanda dan gejala dengan mengiritasi mukosa
lambung. Bila perlu rujuk ke program berhenti merokok.
Jika tepat bantu klien mengidentifikasi kebutuhan akan pengurangan stress. Ajarkan
pasien teknik-teknik pengurangan stress, seperti meditasi, napas dalam, relaksasi
progresif, dan imajinasi terbimbing.
Motivasi klien untuk mencari bantuan dengan segera jika terjadi tanda dan gejala
kekambuhan, seperti hematemesis, mual, atau muntah,
Ajarkan keluarga pasien tentang pentinggnya dukungan kepada pasien ketika ia membuat
perubuhan diet dan gaya hidup yang diperlukan.

15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. PENGKAJIAN
HARI/ TANGGAL MASUK RS
JAM MASUK
HARI / TANGGAL PENGKAJIAN
JAM PENGKAJIAN
BANGSAL / RS
NO. RM
DIAGNOSA MEDIS

: 02 Agustus 2011
: 05.15 WIB
: 02 Agustus 2011
: 08.00 WIB
: Dahlia/ RSUD Dr.R. soeprapto Cepu
: 014723
: Gastritis

1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama
: Ny. M
Umur
: 72 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Balun, Cepu
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
No. RM
: 014723
Diagnosa Medis
: GastritiS
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn.R
Umur
: 78 th
Jenis kelamin
: Laki laki
Alamat
: Balun, Cepu
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Pensiunan PJKA
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan mual muntah
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. M datang ke RSUD Dr.R. Soeprapto Cepu dengan keluhan mual muntah
sejak 3 hari yang lalu. Klien mengatakan nyeri pada perut. Klien merasa badan
sangat lemas. Klien juga mengtakan tidak nafsu makan maupun minum. Dan
tubuh pasien tampak pucat, klien langsung menuju RSUD Cepu untuk
melakukan pemeriksaan.
c. Riwayat kesehatan dahulu

16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Ny. M mengalami gastritis sejak 3 th yang lalu, dengan manifestasi klinis mual
muntah, karena itu klien dirawat di RSUD Cepu saat ini, pasien sering di
rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sam pada 2 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa hampir setiap 2 bulan pasien datang dirumah sakit dan
dirawat inap dengan gastritisnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, Asma dan
penyakit keturunan lainya.
e. Genogram

Keterangan :
: perempuan
: laki- laki
: tinggal dalam satu rumah
: Ny. M

f. Riwayat kesehatan lingkungan


Klien tingal ditempat lingkungan yang bersih dan bukan di daerah endemic.
3. POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
Pola persepsi terhadap kesehatan
- Sebelum sakit
: pasien mengatakkan bahwa sakit merupakan
kondisi yang tidak mengenakan sehingga klien klien selalu
-

berusaha menjaga kesehatan


Selama sakit
: ketika pasien merasakan sakit, pasien langsung
berobat, ke puskesmas atau balai pengobatan terdekat, dan
kemudian pasien merasa tidak teratasi dengan adanya rasa lemas

dan wajah pucat kemudian pasien langsung menuju ke RS.


Pola aktifitas dan latihan
- Sebelum sakit :
Aktivitas
Mandi
Berpakaian
Eliminasi

17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Mobilitas di

tempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Makan

Selama sakit :
Aktivitas
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilitas di

tempat tidur
Berpindah

Ambulasi

Makan

Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu
2 : dibantu oleh orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantungan / tidak mampu
Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit
: pasien dapat tidur nyenyak pada waktu malam
hari dari pukul 21.00 05.00 WIB. Lama tidur 7 jam. Pasien
tidak pernah mengalami kesulitan dalam istirahat. Pasien jarang
-

tidur siang.
Selama sakit

: pasien tidak dapat tidur nyenyak dan mudah

terbangun, pasien tidur jam 21.00 WIB dan terbangun jam 24.00
WIB, dan pasien dapat tidur pada jam 03.00 WIB dan terbangu jam
06.00 WIB. Lama tidur pasien hanya 6 jam. Pasien tidak pernah

menggunakan obat tidur.


Pola nutrisi metabolik
- Sebelum sakit
: klien makna 3x sehari dengan porsi sedang.
Klien lebih suka makan sayur sayuran. Klien minum 6 gelas
sehari, jenis air minum air teh dan air putih.

18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Selam sakit

: klien makan 3x sehari dengan porsi yang

disediakan di RS yang terdiri dari nasi team, sayur, lauk pauk dan
buah. Klien hanya makan setenga porsi saja, klien mengatakan
selama sakit nafsu makan berkurang. Selama sakit klien minum 3-4
gelas air putih/ hari.
Klien mempunyai tinggi badan 160 cm, BB 50 kg
Indeks massa tubuh :

= 19,53 (normal)

kategori
Kekurangan berat

KURUS

IMT
< 17,0

badan tingkat berat


Kekurangan berat

17,0-18,4

badan tingkat ringan


NORMAL
GEMUK

Kelebihan berat badan

18,5-25,00
25,1-27,00

tingkat ringan
Kelebihan berat badan
-

>27,00

tingkat berat
Penilaian status Nutrisi
A (Anthopometry)
Lingkar lengan atas (28 cm= 280 mm)
Lipatan kulit trisep (6 cm= 60 mm)
Lingkar otot lengan (330 mm-(3,14x80)= 78,2
B (Biomechanical)
C(Clinical Sign)
Rambut kering, lurus, dan terdapat uban, kulit kepala

bersih
Kulit halus, lembab, turgor kulit baik
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
Kardiovaskuler (TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/menit
Gastrointestinal (nafsu makan menurun, makan habis
porsi karena pasien masih merasa mual)

19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

D (Dietary History)
Diet yang disajikan adalah nasi teem klien makan sehari 3x dengan
masing-masing porsi ( klien menyukai makanan sayur-sayuran ).
Untuk minum sehari sekitar 3-4 gelas/hari, klien menyukai minum
air putih, klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah atau
menelan klien hanya merasakan mual.

Pola eliminasi
- Sebelum sakit : klien bab 1x dalam sehari dengan konsistensi
lembek, bau khas, warna kuning. Klien bak 3-4 kali perhari dengan
-

konsistensi kuning, jernih, bau khas urin


Selama sakit : klien bab 2x sehari dengan konsistensi lembek, bau,

khas, warna kuning kecoklatan


Pola kognitif perseptual
Status mental klien sadar, bicara lancar tidak ada gangguan, pendengaran
normal tidak ada gangguan, penglihatan normal, klien tidak memakai
kacamata ataupun lensa kontak. Dalam mengatasi nyeri yang dirasakan

pasien sudah diajarkan teknik relaksasi nafas dalam.


Pola konsep diri
Klien merupakan orang yang tidak menutup diri, bukan termasuk orang
dengan deficiney confidence. Klien termasuk seseorang yang percaya diri

dan mengenali identitas dirinya dengan baik.


Pola koping
Klien dalam menghadapi masalah selalu bercerita dengan orang yang
dipercaya yaitu suaminya atau anggota keluarga lainnya. Sebelum dan
selama klien sakit tidak mengalami perubahan dalam masalah koping.

Klien selalu optimis untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit.
Pola seksual reproduksi
Klien tidak mengalami masalah dalam pola seksual reproduksi. Dan klien
masih menjalin hubungan baik dengan suaminya.
Pola hubungan

20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Klien mempunyai 6 orang anak dari pernikahan dan klien menjalin


hubungan baik dengan keluarga dan tetangga sekitar. Klien selalu

mendapat dukungan dari keluarga dan tetangga agar cepat sembuh.


Pola nilai dan kepercayaan
Klien menganut agama islam taat, dimana walaupun sakit dia selalu
berusaha beribadah walaupun posisi berbaring.

4. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda-tanda vital, Tanggal 2 Agustus 2011
- Suhu badan
: 36,5C
- Nadi
: 80 x/menit
- Tekanan Darah : 170/100 mmHg
- Pernafasan
: 24 x/menit
B. Kesan Umum
Kesadaran composmetis, penafsiran umur 70 th, klien tampak pucat dan
lemas, badan klien sedang, bicara lancer, kerapian dan kebersihan cukup.
C. Kulit, rambut, kuku
- Inspeksi
Warna Kulit
: sawo matang
Lesi
: tidak terdapat lesi
Jumlah rambut : banyak, lurus, terdapat uban
Warna kuku
: merah muda
Bentuk Kuku : normal
Kelembapan
: lembab
Tekstur
: Halus
Turgor
: baik, kembali dalam waktu kurang dari 3 detik
Edema
: tidak ada edema
D. Kepala
- Inspeksi
Kesimetrisan muka
: simetris
Tengkorak
: mesochepal
Rambut
: banyak, lurus, dan terdapat uban
Kulit kepala
: bersih, tidak ada ketombe
- Palpasi
Kulit Kepala
: tidak ada nyeri tekan
Deformitas
: tidak terdapat deformitas
E. Mata
- Inspeksi
Bola Mata
: simetris
Kelopak mata
: tidak terdapat kelainan
Konjungtiva
: anemis
Sclera
: tidak ikterik
Kornea
: coklat, tidak terdapat bintik-bintik
Iris
: berwarna coklat
Pupil
: isokor

21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Lapang pandang

F.

G.

H.

I.

: antara mata kanan dan kiri memiliki lapang

pandang yang baik dan tak terganggu


Visus
: klien dapat melihat jelas
- Palpasi
Bola mata
: tidak ada nyeri tekan
Telinga
- Inspeksi
Daun telinga
: simetris
Liang telinga
: tidak terdapat serumen
- Palpasi
Kartilago
: tidak ada nyeri tekan dan penonjolan
Procesus mastoideus : tidak ada nyeri tekan
Nyeri tekan tragus
: tidak ada nyeri tekan
Uji pendengaran
: klien mendengar dengan baik
Hidung dan sinus-sinus
- Inspeksi
Bagian luar
: tidak terdapat lesi
Bagian dalam
: terdapat bulu halus, tidak terdapat lesi
Perdarahan
: tidak terdapat perdarahan
Penyumbatan
: tidak terdapat penyumbatan
- Palpasi
Sinus-sinus
: Tidak terdapat nyeri tekan sinus paranasalis.
Mulut
- Inspeksi
Bibir
: simetris, tidak terdapat stomatitis
Gigi
: Gigi sudah tidak lengkap, kurang rapi
Gusi
: merah muda, tidak terdapat pembengkakan
Lidah
: simetris dan bersih
Membran mukosa
: lembab
Faring
: tidak terdapat peradangan
Ovula
: tidak terdapat peradangan
Tonsil
: tidak terdapat tonsillitis
- Palpasi
Pipi
: tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa
Palatum
: tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa
Dasar mulut
: tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa
Lidah
: tidak terdapat nyeri tekan, tidak ada masa
Leher
- Inspeksi
Bentuk leher
: simetris
Warna kulit
: sawo matang
Bengkak
: tidak terdapat pembengkakan
Tumor
: tidak terdapat tumor
Gerakan
: dapat bergerak aktif dengan lancer, fleksi,
ekstensi, hiperekstensi
- Palpasi
Kelenjar Limfe
: tidak ada pembesaran kelenjar limfe
Kelenjar tyroid
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid

22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Pembuluh darah
J. Dada dan paru-paru
- Inspeksi
Bentuk
Retraksi / ekspansi

: teraba kuat arteri karotis


: simetris
: ekspansi maksimal simetris antara paru kanan

dan paru kiri


Kulit
: sawo matang
Payudara
: simetris
Frekuensi dan irama
: 24 x/menit, regular
Palpasi
Benjolan/masa/nyeri tekan: tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Ekspansi dada
: maksimal
Taktil fremitus
: suara lebih terasa paru-paru kanan, dengan tes

uji coba pasien disuruh untuk mengatakan tujuh-tujuh


- Perkusi
: sonor
- Auskultasi
: vesikuler
K. Jantung
- Inspeksi
: iktus cordis tidak tampak
- Palpasi
: teraba iktus cordis SIC 4, mid klavikula kiri
- Perkusi
: suara pekak pada SIC 4, 5,8 dan berjarak 4,8,9
cm
- Auskultasi
bunyi tambahan
L. Abdomen
- Inspeksi
Bentuk
Distensi
Kontur permukaan
Penonjolan
- Auskultasi
Bising usus
- Perkusi
- Palpasi
dengan skala nyeri 4.
M. Musculoskeletal
a. Otot
- Inspeksi
Ukuran
Kontraktur
Kontraksi
Kekuatan
Kontraksinya : 4
5
Keterangan

: terdengar bunyi S1dan S2 reguler, tidak ada

: simetris
: tidak ada
: halus
: tidak ada penonjolan
: 1x/10 detik
: tympani
: terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas

: simetris antara kanan dan kiri


: tidak ditemukan kontraktur
: kontraksi kuat
: masih cukup kuat
5
5

23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan
3 = gerakan normal menentang gravitasi
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh
- Palpasi
Kelemahan
: tidak ada
Kontraksi
: dapat berkontraksi dengan baik
b. Tulang
- Inspeksi
Susunan tulang
: tidak terdapat malforasi
Deformitas
: tidak ada
Pembengkakan
: tidak ditemukan
- Palpasi
Edema
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
c. Persendian
- Inspeksi
Nyeri tekan
: tidak ada
Bengkak
: tidak ada
N. Neurologi
Kesadaran
: komposmentis
Membuka mata
: spontan
Motorik
: spontan
Verbal
: orientasi baik
GCS
: 15 (E 4, M 6, V 5)
5. TERAPI OBAT
- Infus : KAEN 3B 500 cc 20 tpm
- Tomit : 1 ampul
- Ranitidin 3x1 ampul
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DATA FOKUS
a. Data subjektif
- Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan nafsu makan berkurang
- Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak dan mudah
terbangun
- Klien mengatakan nyeri pada perutnya
- Klien mengatakan istirahat tidak puas
- Klien mengatakan terbangun lebih awal.
b. Data Objektif
- Klien tampak lemas dan lemah
- Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Klien makan habis porsi
- Lama tidur klien 6 jam

24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

P : Perlukaan mukosa gaster


Q : Tertusuk tusuk
R : Kuadran kanan atas
S : Skala 4
T : Saat mual muntah
- Klien tampak meringis kesakitan
- Vital sign
TD
: 170/100 mmHg
Nadi : 80 x/mnt
Suhu : 36,5 C
RR
: 24 x/mnt
- Penilaian status nutrisi
A. (Anthopometry)
Lingkar lengan atas (28 cm = 280 mm)
Lipatan kulit trisep (6 cm = 60 mm)
Lingkar otot lengan (330 mm (3,14 x 80) = 78,2
B. (Biomechanical)
C. (Clinical Sign)
- Rambut kering, lurus, dan terdapat uban, kulit kepala bersih
- Kulit halus, lembab, turgor kulit baik
- Konjungtiva anemis
- Mukosa bibir lembab
- Kardiovaskuler (TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/menit)
- Gastrointestinal (nafsu makan menurun, makan habis 12 porsi
karena pasien masih merasa mual).
D. (Dietary History)
Diet yang disajikan adalah nasi teem klien makan sehari 3x dengan
masing-masing porsi (klien) menyukai makanan sayur-sayuran).
Untuk minum sehari 3-4 gelas/hari, klien menyukai minum air
putih, klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah atau
menelan klien hanya merasakan mual.
3.3. ANALISA DATA
Tanggal
02/8/2011

Jam
08.00

Symtomp
Ds: pasien mengatakan nyeri pada
abdomen kanan atas

problem
Nyeri akut

Etiologic
Agen

cidera

biologis
(perlukaan

Do: - klien tampak lemas dan

mukosa gaster /

lemah

lambung)

25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

P: perlukaan mukosa gaster


Q: tertusuk tusuk
R: kuadran kanan atas
S: skala 4
T: saat mual muntah

02/8/2011

08.10

- klien tampak meringis kesakitan


Ds: pasien mengatakan mual dan

Ketidakseimbangan

muntah sudah 3 hari

nutrisi kurang dari makanan


kebutuhan tubuh

Masukan

adekuat

Do:

rangsangan

- muntah 5 sampai 6 kali dalam

vomitus

sehari
- makan setengah porsi
- BAB klien 2x sehari dengan
konsistensi

lembek,

bau

khas,

warna kuning kecoklatan.

Penilaian status nutrisi

A (anthopometry)
Lingkar lengan atas (28cm =
280mm)
Lipatan kulit trisep (6cm = 60mm)
Lingkar otot lengan (330 mm
[3.14x80]) = 78.2

26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

tidak
dan

B (biomechanical)
-

C (clinical sign)
Rambut kering, lurus, dan terdapat
uban, kulit kepala bersih
Kulit halus, lembab, turgor kulit
baik
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
Kardiovaskuler

(TD:

170/100

mmHg, N: 80 x/menit)
GI (nafsu makan menurun, makan
habis 12 porsi karena merasa mual)

D (Dietary History)
Diet yang disajikan adalah nasi tim
klien makan sehari 3x dengan
masing-masing
menyukai

porsi

makanan

(klien
sayur-

sayuran). Untuk minum sehari


sekitar

3-4

gelas/hari,

klien

menyukai minum air putih, klien


tidak mengalami kesulitan dalam
mengunyah atau menelan klien
02/8/2011

08.20

hanya merasa mual.


Ds: - klien mengatakan tidak dapat

Gangguan

tidur dengan nyenyak dan mudah

tidur

pola Tidur yang sehat


tidak adekuat

27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

terbangun
- klien mengatakan istirahat tidak
puas
- klien mengatakan terbangun lebih
awal

Do:
- lama tidur klien 6 jam
- klien tampak pucat

3.4. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (perlukaan

mukosa

gaster/lambung)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu
dalam memasukkan makanan karena faktor biologis
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang sehat tidak adekuat.
3.5. PERENCANAAN
Tanggal

Jam

No

NOC

NIC

Rasional

dx
02/8/2011 09.40

Setelah

dilakukan Pain management


1. Untuk
1. Kaji
nyeri
tindakan keperawatan
mengetahui
secara kompreselama 3 x 24 jam
faktor penyebab
hensif (PQRST)
diharapkan
nyeri 2. Observasi
nyeri
2. Untuk
berkurang
dengan
ketidaknyamana
mengetahui
kriteria hasil :
n non verbal
Pain level
3. Ajarkan
tingkat
1. Mengetahui faktor
teknik
non
kenyamanan
penyebab nyeri
2. Skala
nyeri
farmakologi
klien
3. Untuk
berkurang (1-3)
misalnya seperti

28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

3. Ekspresi
rileks
4. Pasien

wajah

relaksasi,

guide

mengalihkan

imagery,

terapi

perhatian

mampu
music

dan

melaporkan gejala
nyeri
5. Pasien

distraksi
4. Kolaborasi

terhadap nyeri
4. Untuk
mengurangi

dapat
pemberian

nyeri

menggunakan
analgesik
tindakan
pencegahan
Tanggal

Ja
m

02/8/2011

09

N
NOC
o
d
x
2 Setelah dilakukan

NIC

Management Nutrisi :

.5

tindakan keperawatan

1. Kaji tentang

selama 3x24 jam

makanan yang

diharapkan status nutrisi

membuat klien

Rasional

1. Untuk menentukan
makanan yang
cocok.
2. Mempertimbangkan
makanan yang

klien lebih baik dari

alergi.
2. Tentukan makanan

sebelumnya dengan
kriteria hasil :
1. Mempertahankan
berat badan dalam
rentang normal.
2. Toleransi terhadap
diet yang dianjurkan.
3. Melaporkan
keadekuatan tingkat
energi pasien tidak
lemas dan lemah.
4. Menyatakan

kesukaan klien.
3. Dorong pasien untuk
memilih makanan
yang lunak.
4. Anjurkan pasien
untuk makan sedikit

diberikan.
3. Untuk melatih
lambung dengan
makanan yang
lunak.
4. Menambah nutrisi
pasien
5. Mencegah

frekuensi sering dan


peningkatan asam
hangat.
5. Anjurkan klien

lambung berlebih.
6. Untuk menghitung

menghindari
makanan pedas,
asam, atau

balance cairan.
7. Untuk memperbaiki
status gizi klien.

keinginan untuk

29 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

mengikuti diet pasien

berminyak.
6. Monitor jumlah

mau makan.
pemasukan nutrisi &
kalori.
7. Lakukan kolaborasi
dengan ahli gizi:
- Dlm menentukan
kebutuhan kalori dan
protein.
- Diskusikan dengan
dokter kebutuhan
stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap.

Tanggal

J
a
m

02/8/2011

0
9

N
NOC
o
d
x
3 Setelah dilakukan

Sleep Enhancement
1. Tentukan aktivitas

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam

diharapkan pasien

NIC

dapat tidur dengan

Rasional

1.Untuk menentukan
kegiatan sebelum

tidur.
2. Perkirakan waktu

tidur.
2.Untuk mengetahui

tidur pasien yang


teratur.
3. Tentukan efek

nyaman dari

lama tidur pasien.


3.Untuk mengetahui
perubahan pola

dari pengobatan
sebelumnya dengan
terhadap pola

tidur klien.
4.Untuk mengetahui

kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol
waktu tidur.
2. Mampu mengontrol
pola tidur.
3. Mampu mengontrol

tidur.
4. Monitor pola tidur
dan lama tidur
dalam jam.
5. Ciptakan
lingkungan yang

kualitas tidur
pasien.
5.Membuat suasana
yg nyaman untuk
pasien tertidur.
6.Untuk

kemampuan fisik

30 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

klien untuk tidur.


4. Mampu

cukup, tidak

kenyamanan

berisik, suhu, alas


menyatakan

sebelum tidur.
7.Untuk mengetahui

tidur dan tempat


perasaan segar

kebiasaan sebelum
tidur untuk

setelah tidur.
meningkatkan

tidur.
8.Meningkatkan

tidur.
6. Bantu untuk

waktu istirahat
pasien.

membuang rasa
stress sebelum
tiba waktu untuk
tidur.
7. Monitor makanan
sebelum tidur dan
selingan yg tepat
dgn tidur.
8. Naikkan
peningkatan
waktu untuk tidur
jika diperlukan.
3.6. Implementasi
Tanggal
02/8/2011

Jam
08.00

No
dx
1,2

Implementasi
Melakukan injeksi

Respon
S: klien mengatakan
bersedia di

08.10

08.20

08.25

Mengkaji nyeri

injeksi.
O: obat masuk:

secara

ranitidin,

komprehensif

captropil 25 mg,

Mengobservasi

antasid, forcemid,

31 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Paraf

ketidaknyamanan

10.30

non verbal
Mengajarkan

mengatakan

teknik non

masih merasakan

farmakologi

nyeri pada ulu

(relaksasi dan
10.35

tomit, forsik.
S: pasien

hati.
O: P: permukaan

distraksi)
mukosa gaster, Q:
Megkaji makanan
10.40

seperti tertusukyang membuat


tusuk, R:
alergi dan
abdomen kuadran

10.45

menanyakan
kanan atas, S:
makanan kesukaan
Mendorong pasien
untuk memilih

10.50

2
makanan yg lunak.
Mengajurkan klien

12.00

untuk makan

skala 4,

T:

saat mual muntah


S: O: klien tampak
meringis
kesakitan
S: klien mengatakan

sedikit dengan
12.10

bersedia untuk
frekuensi sering
diajarkan tehnik
dan hangat
Menganjurkan

relaksasi
O: klien tampak

klien untuk
12.20

antusias
menghindari
mengikuti apa
makanan yang

12.25

yang diajarkan
pedas, asam dan

12.30

berminyak.
Melakukan

perawat
S: klien mengatakan
tidak punya alergi

kolaborasi dengan
terhadap makanan
ahli gizi dalam
dan makanan
03/8/2011

08.00

1,2

pemenuhan nutrisi.

32 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

kesukaannya nasi,
Memonitor TTV
klien
08.10

tahu, telur
O: S: klien mengatakan

Menciptakan
setuju untuk
lingkungan yg ckp
memilih
cahaya, tdk berisik,
08.20

makanan yang
suhu ruangan, alas

08.25

tidur & tempat tidur


utk meningkatkan

10.30

tidur
Memonitor pola
tidur dan lama

10.35

lunak
O: klien makan nasi
teem
S: klien mengatakan
bersedia untuk
makan
O: klien habis

tidur
makan setengah
Menentukan efek

10.40

10.45

dari pengobatan

porsi
S: klien mengatakan

terhadap pola tidur

bersedia untuk

klien
Membantu klien

menghindari
makanan yang

untuk membuang
10.50

pedas, asam dan


rasa stress sebelum
tiba waktu untuk

12.00

3
tidur

12.10

Melakukan injeksi

berminyak.
O: S: O: pemberian nasi
teem sesuai
kebutuhan nutrisi

Megkaji nyeri
secara
12.20

08.00

1,2

komprehensif

Mengobservasi

klien
S: O: suhu : 36,5C
nadi : 8o
x/menit
S: O: membatasi
pengunjung

33 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

ketidaknyamanan
04/8/2011
08.10

supaya pasien

non verbal
Mengajarkan

bisa istirahat
S: klien mengatakan

tehnik non

dapat tidur
O: klien dapat tidur

1
farmakologi
nyenyak kurang

08.20
10.30

(relaksasi &

distraksi)
Mendorong pasien

lebih 1 jam
S: klien mengatsksn
obat yg diberikan

untuk memilih
10.35

tidak
makanan yg lunak
mempengaruhi
Menganjurkan

10.40

klien untuk makan


sedikit dengan

pola tidurnya
O: klien tidur jika
sudah lelah
S: klien mengatakan

frekuensi sering
10.45

senang jika ada


dan hangat
Menganjurkan
klien untuk

yg mengajaknya
untuk mengobrol
O: klien

menghindari
10.50

menceritakan apa
makanan yang
yang
pedas, asam, dan

12.00

dirasakannya.
berminyak
S: klien mengatakan

12.10

Melakukan
kolaborasi dengan

bersedia di injeksi
O: obat masuk:

ahli gizi dalam

ranitidin,

pemenuhan nutrisi
Memonitor TTV

captropil 25 mg,
antasid, forcemid,

12.20

klien
Menciptakan

tomit, forsik
S: pasien

lingkungan yg

mengatakan

cukup cahaya,

masih merasakan

34 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

tidak berisik, suhu


ruangan, alas

nyeri pada ulu


hati
O: P: permukaan

tidur& tempat
mukosa gaster, Q:
tidur untuk
seperti tertusukmeningkatkan
tusuk, R:
tidur
Memonitor pola

abdomen kuadran

tidur dan lama

kanan atas, S:

tidur

skala 4, T: saat

Membantu klien
untuk membuang
rasa stress sebelum
tiba waktu untuk
tidur
Melakukan injeksi

mual muntah
S: O: klien tampak
meringis
kesakitan
S: klien mengatakan
bersedia utk
diajarkan tehnik

Megkaji nyeri secara


komprehensif
Mengobservasi
ketidaknyamanan

relaksasi
O: klien tampak
antusias
mengikuti apa yg
diajarkan perawat
S: klien mengatakan

non verbal
Mendorong pasien

setuju untuk

untuk makan

memilih makanan

makanan yg lunak

yg lunak
O: klien makan nasi

Menganjurkan
klien untuk makan
sedikit dengan
frekuensi sering

teem
S: klien mengatakan
bersedia untuk
makan
O: klien habis

dan hangat
35 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

makan setengah
Menganjurkan
klien untuk

porsi
S: klien mengatakan

menghindari

bersedia untuk

makanan yang

menghindari

pedas, asam, dan

makanan yg

berminyak

pedas,asam dan

Melakukan

berminyak
O: S: O: pemberian nasi

kolaborasi dengan
ahli gizi dalam

teem sesuai
pemenuhan nutrisi
Memonitor TTV
klien
Menciptakan
lingkungan yg

kebutuhan nutrisi
klien
S: O: Suhu : 36,2C
Nadi : 84 x/menit
S: O: membatasi

cukup cahaya,
pengunjung
tidak berisik, suhu
supaya pasien
ruangan, alas
tidur& tempat
tidur untuk
meningkatkan
tidur
Memonitor pola
tidur dan lama

bisa istirahat
S: klien
mengatakan dapat
tidur
O: klien dapat tidur
nyenyak kurang
lebih 1 jam
S: klien

tidur
mengatakan
Membantu klien

senang jika ada

untuk membuang

yang

rasa stress sebelum

mengajaknya

tiba waktu untuk

untuk mengobrol

36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

tidur

O: klien
menceritakan apa
yang
dirasakannya
S: klien mengatkan
bersedia di injeksi
O: obat masuk:
ranitidin,
captropil 25 mg,
antasid, forcemid,
tomit, forsik
S: pasien
mengatakan
nyerinya
berkurang
O: P: permukaan
mukosa gaster, Q:
seperti tertusuktusuk, R:
abdomen kuadran
kanan atas, S:
skala 3, T: saat
mual muntah
S: O: ekspresi wajah
klien rileks
S: klien mengatakan
setuju untuk
makan makanan
yg lunak
O: klien makan nasi

37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

teem
S: klien mengatakan
bersedia untuk
makan
O: klien habis
makan setengah
porsi. Nafsu
makan pasien
meningkat.
S: klien mengatakan
bersedia untuk
menghindari
makanan yg
pedas,asam dan
berminyak
O: S: O: pemberian nasi
teem sesuai
kebutuhan nutrisi
klien
S: O: Suhu : 35,8C
Nadi : 78 x/menit
S: O: membatasi
pengunjung
supaya pasien
bisa istirahat
S: klien
mengatakan dapat
tidur
O: klien dapat tidur
nyenyak kurang
38 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

lebih 1 jam
S: klien
mengatakan
senang jika ada
yang
mengajaknya
untuk mengobrol
O: klien
menceritakan apa
yang
dirasakannya

5.Evaluasi
Tanggal

Jam

No

04/8/2011

14.00

dx
1

14.00

Catatan perkembangan
S: klien mengatakan nyerinya
sudah berkurang
O: skala nyeri 3
ekspresi wajah klien rileks
N: 78 x/menit
S: 35,8C
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
S: klien mengatakan sudah tidak
mual, klien mengatakan makan
habis setengah porsi
O: klien makan nasi teem, input
550, 1000(infuse KAEN 3B
500cc), nafsu makan pasien

39 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

Paraf

meningkat
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi :

14.00

Monitor status pasien nutrisi

yg sesuai kebutuhan pasien


Dorong pasien untuk memilih

makanan yg lunak
Anjurkan pasien utk makan

sedikit frekuensi sering dan


-

hangat
Anjurkan klien menghindari
makanan pedas, asam, atau

berminyak.
Lakukan kolaborasi dengan

ahli gizi
S: klien mengatakan sudah bisa
tidur nyenyak saat tidur malam
dan hanya terbangun 1 kali pada
saat tidur malam, dan klien
mengatakan bisa tidur siang
O: klien tampak segar saat bangun
tidur.
Lamanya tidur malam kurang
lebih 6 jam.
Lamanya tidur siang kurang lebih
1 jam.
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi :
- Tentukan efek dari pengobatan
-

terhadap pola tidur


Monitor pola tidur dan lama

tidur dalam jam


Ciptakan lingkungan yg cukup
cahaya, tidak berisik, suhu,
alas tidur dan tempat tidur

40 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

untuk meningkatkan tidur


Bantu untuk membuang rasa
stress sebelum tiba waktu

untuk tidur
Monitor makanan sebelum
tidur dan selingan yang tepat
dengan tidur

41 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

DAFTAR PUSTAKA
La Ode, Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika : Yogyakarta
L.Stockslager.et al.2008.Asuhan Keperawatn Geriatrik. EGC : Jakarta
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja,2006. Obat-Obat Penting : Khasiat Penggunaan Dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi 6. PT Elex Media Kumpotindo :

42 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s

You might also like