Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dewasa ini banyak masalah penyakit yang terjadi pada manusia, kita tahu bahwa
penyakit datang dengan sendirinya karena antibody atau sistem pertahanan tubuh kita
menurun. Masalah kesehatan tidak boleh disepelekan karena bisa berakibat buruk pada
tubuh. Salah satunya adalah penyakit gastritis yang menyerang pada lansia.
Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari mukosa lambung. Inflamasi ini
mengakibatkan leukosit menuju ke dinding lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada
bagian tersebut. Berdasarkan pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan
hasil foto memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2007).
Penanganan penyakit degeneratif pada lansia memerlukan waktu yang lama dan
membutuhkan biaya yang cukup besar.
Penyakit Gastritis yang dikenal dengan Gastritis saluran pencernaan bagian atas yang
banyak dikeluhkan masyarakat dan paling banyak dibagian gastroenterologi (Mustakim,
2009). Menurut Herlan (2001), menyatakan Gastritis bukanlah penyakit tunggal, tetapi
beberapa kondisi yang mengacu pada peradangan lambung. Biasanya peradangan tersebut
merupakan akibat dari infeksi bakteri yang dapat mengakibatkan borok lambung yaitu
Helicobacter Pylory.
Budiana (2006), mengatakan bahwa Gastritis ini terbesar di seluruh dunia dan bahkan
diperkirakan diderita lebih dari 1,7 milyar. Pada negara yang sedang berkembang infeksi
diperoleh pada usia dini dan pada negara maju sebagian besar dijumpai pada usia
tua.Angka kejadian infeksi Gastritis Helicobacter Pylory pada beberapa daerah di
Indonesia menunjukkan data yang cukup tinggi. Menurut Maulidiyah dan Unun (2006),
di Kota Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di
Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Adanya penemuan infeksi
Helicobacter Pylory ini mungkin berdampak pada tingginya kejadian Gastritis. Faktor
etiologi Gastritis lainnya adalah asupan alkohol berlebihan (20%), merokok (5%),
makanan berbumbu (15%), obat-obatan (18%) dan terapi radiasi (2%) (Herlan, 2001).
Dari hasil penelitian para pakar, didapatkan jumlah penderita Gastritis antara pria dan
wanita, ternyata Gastritis lebih banyak pada wanita dan dapat menyerang sejak usia
dewasa muda hingga lanjut usia. Di Inggris 6-20% menderita Gastritis pada usia 55 tahun
dengan prevelensi 22% insiden total untuk segala umur pada tahun 1988 adalah 16
kasus/1000 pada kelompok umur 45-64 tahun. Insiden sepanjang usia untuk Gastritis
adalah 10% (Harun Riyanto, 2008).
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
Pengertian Gastritis
Klasifikasi Gastritis
Etiologi Gastritis
Manifestasi klinik Gastritis
Komplikasi Gastritis
Patofisiologi Gastritis
Pathway Gastritis
Pemeriksaan penunjung
Pencegahan Gastritis
Penatalaksaan Gastritis
Asuhan keperawatan gerontik pada Gastritis
1.4 MANFAAT
Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami lebih dalam lagi mengenai asuhan
keperawatan pada lansia dengan penyakit gastritis beserta penatalaksanaannya.
BAB 2
TINJAUAN TEORI
2.1 DEFINISI
Gastritis adalah peradangan lokal atau menyebar pada mukosa lambung, yang
berkembang bila mekanisme protektif mukosa di penuhi dengan bakteri atau bahan
iritan lain. (Charlene J,Reevers,2001)
Gastritis adalah suatu inflamasi akut mukosa lambung, yang dapat bersifat akut
atau kronis. Gastritis akut, penyakit lambung yang paling umum, menyebabkan
kemerahan pada mukosa, edema, hemoragik dan erosi. Gastritis kronis sering kali
muncul pada lansia dan pasien yang menderita anemia pernisiosa. Gastritis kronis
sering kali muncul sebagai gastritis atropik kronis, dengan semua lapisan mukosa
lambung yang mengalami inflamasi dan terjadi penurunan jumlah sel-sel utama dan
parietal. Akan tetapi, gastritis akut maupun kronis dapat terjadi pada semua umur.
2.2 KLASIFIKASI
Gastritis dibagi menjadi 2 jenis (Charlene J. Reeves, 2001) yaitu :
a) Gastritis akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan konsumsi agen
kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastrik.
b) Gastritis kronik
Gastritis kronik dibagi dalam tipe A dan B. Gastritis tipe A mampu
menghasilkan imun sendiri, tapi tipe ini di kaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung
dan
penurunan
mukosa.
Penurunan
pada
sekresi
gastrik
2.3 ETIOLOGI
2.3.1 Gastritis Bakteriliasis
Infeksi bakteri Helicobakter Pylori yang hidup di dalam lapisan mukosa
yang melapisi dinding lambung. Diperkirakan ditularkan melalui jalur oral
atau akibat memakan atau meminum yang terkontaminasi oleh bakteri ini.
Infeksi ini sering terjadi pada masa kanak-kanak dan dapat bertahan seumur
2.3.2
2.3.3
2.3.4
2.3.5
2.3.6
serius bila tidak segera di rawat dapat mempengaruhi seluruh sistem tubuh.
Penyakit meniere
Dinding lambung menjadi tebal, lipatan melebar, kelenjar membesar, dan
memiliki kista yang terisi cairan. Sekitar 10% penderita ini menderita kanker
lambung.
2.3.7
2.3.8
normal sebuah otot sphincter yang berbentuk seperti cincin (phyloric valve)
akan mencegah mengalir balik kedalam lambung. Tetapi jika katub ini tidak
bekerja dengan benar, maka empedu akan masuk kedalam lambung dan
2.3.9
menjadi pepsin dan berakibat akan menurun funsi sawar kemudian terjadi hancurnya
vena-vena kecil dan kapiler dan terjadi perdarahan. Masalah yang muncul seperti
perfusi jaringan, keseimbangan nutrisi dll.
2.7 PATHWAY
Asam
Histamin
Perangsangan
kolinergik
Fungsi sawar
menurun
Penghancuran
kapiler dan vena
kecil
Gangguan
pola tidur
menurun
perdarahan
Vasoldilatasi
Permeabilitas
terhadap
protein
Plasma bocor
ke
intenstium
HEMATEME
SIS
MELE
NA
Edema
Plasma bocor
ke dalam
lambung
10 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
11 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
tidak ada resiko akibat tes ini, komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak
nyaman pada tenggorokan.
e) Ronsen saluran cerna
Tes ini melihat adanya tanda-tanda gastritis . biasanya pasien akan diminta
menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirinsen. Cairan ini akan
melapisi saluran cerna dan akanterlihat lebih jelas ketika di rinsen
2.9 PENCEGAHAN
berikut beberapa saran untuk dapat mengurangi resiko :
a) Makanan yang benar
Hindari makanan yang dapat megiritasi
terutama
makanan
yang
12 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
kuncinya adalah dengan mengendalikan secara efektif dengan cara diit nutrisi,
iostirahat cukup, olah raga teratur dan relaksasi.
2.10 PENCEGAHAN MENCEGAH KEKAMBUHAN GASTRITIS
Tindakan ini perlu untuk membantu klien mencegah kekambuhan gastritis dan
mengurangi iritasi lambung, berikanlah tips sebagai berikut:
1. Minumlah obat profilaksis yang telah diprogramkan, untuk menghindari
terjadinya infeksi hebat.
2. Minumlah obat steroid, dengan susu, makanan atau antasida, untuk mencegah
terjadinya tungkak lambung.
3. Minumlah antasida di anatara waktu akan dan pada waktu akan tidur, serta hindari
obat yang mengandung aspirin. Antasida memiliki efek sampai 3 jam bila
diminum 1 jam sesudah makan (lebih lama) jika disbanding diminum saat perut
kosong, yaitu 20-60 menit. Obat golongan asam asetilsalisilat seperti asetasol,
aspilet, aspirin, memiliki efek samping merangsang mukosa lambung hingga
terjadi perdarahan.
2.11 PENATALAKSANAAN
Prioritas penanganan segera adalah menghilangkan penyebab gastritis. Misal,
gastritis yang disebabkan oleh bakteri diobati dengan antibiotic; ingesti racun
dinetralkan dengan dengan antidote (obat penghilang racun) yang tepat. Ketika
penyakit yang terkait diobati atau agens penyebab dihilangkan atau dinetralkan, maka
mukosa lambung biasanya akan mulai sembuh.
Terapi pada gastritis akut bersifat asimtomatik dan suportif. Penyembuhan
biasanya terjadi dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah penyebab atau
), seperti famotidine,
13 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Pada gastritis kronis, pasien diberikan terapi antasida per jamnya dengan atau
dan
piloroplasti
telah
digunakan
dengan
keberhasilan yang terbatas. Gastrotomi atau mungkin total diperlukan, namun jarang
dilakukan.
Karena pasien yang menderita gastritis kronis dapat bersifat asimtomatik atau
dengan keluhan yang tidak jelas, tidak ada penangan khusus yang dibutuhkan, kecuali
menghindaru aspirin dan makanan pedas. Jika tanda dan gejala terjadi atau menetap,
pasien dapat minum antasida. Jika anemia pernisiosa adalah penyebab yang
14 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Berikan pasien daftar makanan yang dapat menyebabkan iritasi agar dihindari, seperti
merica, makanan yang sangat berbumbu, alcohol dan kafein. Pastikan pasien harus
memahami bahwa perubahan ini harus dijalani sepanjang hidup untuk mencegah
kekambuhan gastritis. Jika perlu rujuk klien ke ahli gizi untuk instruksi lebih lanjut.
Jika pasien merokok, anjurkan untuk berhenti dengan menjelaskan bahwa kebiasaan ini
dapat menyebabkan atau memperburuk tanda dan gejala dengan mengiritasi mukosa
lambung. Bila perlu rujuk ke program berhenti merokok.
Jika tepat bantu klien mengidentifikasi kebutuhan akan pengurangan stress. Ajarkan
pasien teknik-teknik pengurangan stress, seperti meditasi, napas dalam, relaksasi
progresif, dan imajinasi terbimbing.
Motivasi klien untuk mencari bantuan dengan segera jika terjadi tanda dan gejala
kekambuhan, seperti hematemesis, mual, atau muntah,
Ajarkan keluarga pasien tentang pentinggnya dukungan kepada pasien ketika ia membuat
perubuhan diet dan gaya hidup yang diperlukan.
15 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1. PENGKAJIAN
HARI/ TANGGAL MASUK RS
JAM MASUK
HARI / TANGGAL PENGKAJIAN
JAM PENGKAJIAN
BANGSAL / RS
NO. RM
DIAGNOSA MEDIS
: 02 Agustus 2011
: 05.15 WIB
: 02 Agustus 2011
: 08.00 WIB
: Dahlia/ RSUD Dr.R. soeprapto Cepu
: 014723
: Gastritis
1. BIODATA
a. Identitas klien
Nama
: Ny. M
Umur
: 72 th
Jenis kelamin
: Perempuan
Alamat
: Balun, Cepu
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
No. RM
: 014723
Diagnosa Medis
: GastritiS
b. Identitas penanggung jawab
Nama
: Tn.R
Umur
: 78 th
Jenis kelamin
: Laki laki
Alamat
: Balun, Cepu
Agama
: Islam
Suku
: Jawa
Pekerjaan
: Pensiunan PJKA
Hubungan dengan pasien : Suami pasien
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama
Klien mengatakan mual muntah
b. Riwayat kesehatan sekarang
Ny. M datang ke RSUD Dr.R. Soeprapto Cepu dengan keluhan mual muntah
sejak 3 hari yang lalu. Klien mengatakan nyeri pada perut. Klien merasa badan
sangat lemas. Klien juga mengtakan tidak nafsu makan maupun minum. Dan
tubuh pasien tampak pucat, klien langsung menuju RSUD Cepu untuk
melakukan pemeriksaan.
c. Riwayat kesehatan dahulu
16 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Ny. M mengalami gastritis sejak 3 th yang lalu, dengan manifestasi klinis mual
muntah, karena itu klien dirawat di RSUD Cepu saat ini, pasien sering di
rawat di rumah sakit dengan keluhan yang sam pada 2 bulan yang lalu. Pasien
mengatakan bahwa hampir setiap 2 bulan pasien datang dirumah sakit dan
dirawat inap dengan gastritisnya.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit hipertensi, DM, Asma dan
penyakit keturunan lainya.
e. Genogram
Keterangan :
: perempuan
: laki- laki
: tinggal dalam satu rumah
: Ny. M
17 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Mobilitas di
tempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Makan
Selama sakit :
Aktivitas
Mandi
Berpakaian
Eliminasi
Mobilitas di
tempat tidur
Berpindah
Ambulasi
Makan
Keterangan :
0 : mandiri
1 : menggunakan alat bantu
2 : dibantu oleh orang lain
3 : dibantu orang lain dan alat
4 : tergantungan / tidak mampu
Pola istirahat dan tidur
- Sebelum sakit
: pasien dapat tidur nyenyak pada waktu malam
hari dari pukul 21.00 05.00 WIB. Lama tidur 7 jam. Pasien
tidak pernah mengalami kesulitan dalam istirahat. Pasien jarang
-
tidur siang.
Selama sakit
terbangun, pasien tidur jam 21.00 WIB dan terbangun jam 24.00
WIB, dan pasien dapat tidur pada jam 03.00 WIB dan terbangu jam
06.00 WIB. Lama tidur pasien hanya 6 jam. Pasien tidak pernah
18 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Selam sakit
disediakan di RS yang terdiri dari nasi team, sayur, lauk pauk dan
buah. Klien hanya makan setenga porsi saja, klien mengatakan
selama sakit nafsu makan berkurang. Selama sakit klien minum 3-4
gelas air putih/ hari.
Klien mempunyai tinggi badan 160 cm, BB 50 kg
Indeks massa tubuh :
= 19,53 (normal)
kategori
Kekurangan berat
KURUS
IMT
< 17,0
17,0-18,4
18,5-25,00
25,1-27,00
tingkat ringan
Kelebihan berat badan
-
>27,00
tingkat berat
Penilaian status Nutrisi
A (Anthopometry)
Lingkar lengan atas (28 cm= 280 mm)
Lipatan kulit trisep (6 cm= 60 mm)
Lingkar otot lengan (330 mm-(3,14x80)= 78,2
B (Biomechanical)
C(Clinical Sign)
Rambut kering, lurus, dan terdapat uban, kulit kepala
bersih
Kulit halus, lembab, turgor kulit baik
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
Kardiovaskuler (TD : 170/100 mmHg, N : 80 x/menit
Gastrointestinal (nafsu makan menurun, makan habis
porsi karena pasien masih merasa mual)
19 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
D (Dietary History)
Diet yang disajikan adalah nasi teem klien makan sehari 3x dengan
masing-masing porsi ( klien menyukai makanan sayur-sayuran ).
Untuk minum sehari sekitar 3-4 gelas/hari, klien menyukai minum
air putih, klien tidak mengalami kesulitan dalam mengunyah atau
menelan klien hanya merasakan mual.
Pola eliminasi
- Sebelum sakit : klien bab 1x dalam sehari dengan konsistensi
lembek, bau khas, warna kuning. Klien bak 3-4 kali perhari dengan
-
Klien selalu optimis untuk sembuh dan segera pulang dari rumah sakit.
Pola seksual reproduksi
Klien tidak mengalami masalah dalam pola seksual reproduksi. Dan klien
masih menjalin hubungan baik dengan suaminya.
Pola hubungan
20 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
4. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda-tanda vital, Tanggal 2 Agustus 2011
- Suhu badan
: 36,5C
- Nadi
: 80 x/menit
- Tekanan Darah : 170/100 mmHg
- Pernafasan
: 24 x/menit
B. Kesan Umum
Kesadaran composmetis, penafsiran umur 70 th, klien tampak pucat dan
lemas, badan klien sedang, bicara lancer, kerapian dan kebersihan cukup.
C. Kulit, rambut, kuku
- Inspeksi
Warna Kulit
: sawo matang
Lesi
: tidak terdapat lesi
Jumlah rambut : banyak, lurus, terdapat uban
Warna kuku
: merah muda
Bentuk Kuku : normal
Kelembapan
: lembab
Tekstur
: Halus
Turgor
: baik, kembali dalam waktu kurang dari 3 detik
Edema
: tidak ada edema
D. Kepala
- Inspeksi
Kesimetrisan muka
: simetris
Tengkorak
: mesochepal
Rambut
: banyak, lurus, dan terdapat uban
Kulit kepala
: bersih, tidak ada ketombe
- Palpasi
Kulit Kepala
: tidak ada nyeri tekan
Deformitas
: tidak terdapat deformitas
E. Mata
- Inspeksi
Bola Mata
: simetris
Kelopak mata
: tidak terdapat kelainan
Konjungtiva
: anemis
Sclera
: tidak ikterik
Kornea
: coklat, tidak terdapat bintik-bintik
Iris
: berwarna coklat
Pupil
: isokor
21 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Lapang pandang
F.
G.
H.
I.
22 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Pembuluh darah
J. Dada dan paru-paru
- Inspeksi
Bentuk
Retraksi / ekspansi
: simetris
: tidak ada
: halus
: tidak ada penonjolan
: 1x/10 detik
: tympani
: terdapat nyeri tekan di kuadran kanan atas
23 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
0 = paralisis total
1 = tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi otot
2 = gerakan otot penuh menentang gravitasi, dengan sokongan
3 = gerakan normal menentang gravitasi
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan sedikit tahanan
5 = gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan tahanan penuh
- Palpasi
Kelemahan
: tidak ada
Kontraksi
: dapat berkontraksi dengan baik
b. Tulang
- Inspeksi
Susunan tulang
: tidak terdapat malforasi
Deformitas
: tidak ada
Pembengkakan
: tidak ditemukan
- Palpasi
Edema
: tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
c. Persendian
- Inspeksi
Nyeri tekan
: tidak ada
Bengkak
: tidak ada
N. Neurologi
Kesadaran
: komposmentis
Membuka mata
: spontan
Motorik
: spontan
Verbal
: orientasi baik
GCS
: 15 (E 4, M 6, V 5)
5. TERAPI OBAT
- Infus : KAEN 3B 500 cc 20 tpm
- Tomit : 1 ampul
- Ranitidin 3x1 ampul
3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. DATA FOKUS
a. Data subjektif
- Klien mengatakan mual dan muntah
- Klien mengatakan nafsu makan berkurang
- Klien mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak dan mudah
terbangun
- Klien mengatakan nyeri pada perutnya
- Klien mengatakan istirahat tidak puas
- Klien mengatakan terbangun lebih awal.
b. Data Objektif
- Klien tampak lemas dan lemah
- Klien tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- Klien makan habis porsi
- Lama tidur klien 6 jam
24 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Jam
08.00
Symtomp
Ds: pasien mengatakan nyeri pada
abdomen kanan atas
problem
Nyeri akut
Etiologic
Agen
cidera
biologis
(perlukaan
mukosa gaster /
lemah
lambung)
25 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
02/8/2011
08.10
Ketidakseimbangan
Masukan
adekuat
Do:
rangsangan
vomitus
sehari
- makan setengah porsi
- BAB klien 2x sehari dengan
konsistensi
lembek,
bau
khas,
A (anthopometry)
Lingkar lengan atas (28cm =
280mm)
Lipatan kulit trisep (6cm = 60mm)
Lingkar otot lengan (330 mm
[3.14x80]) = 78.2
26 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
tidak
dan
B (biomechanical)
-
C (clinical sign)
Rambut kering, lurus, dan terdapat
uban, kulit kepala bersih
Kulit halus, lembab, turgor kulit
baik
Konjungtiva anemis
Mukosa bibir lembab
Kardiovaskuler
(TD:
170/100
mmHg, N: 80 x/menit)
GI (nafsu makan menurun, makan
habis 12 porsi karena merasa mual)
D (Dietary History)
Diet yang disajikan adalah nasi tim
klien makan sehari 3x dengan
masing-masing
menyukai
porsi
makanan
(klien
sayur-
3-4
gelas/hari,
klien
08.20
Gangguan
tidur
27 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
terbangun
- klien mengatakan istirahat tidak
puas
- klien mengatakan terbangun lebih
awal
Do:
- lama tidur klien 6 jam
- klien tampak pucat
mukosa
gaster/lambung)
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan tidak mampu
dalam memasukkan makanan karena faktor biologis
3. Gangguan pola tidur berhubungan dengan tidur yang sehat tidak adekuat.
3.5. PERENCANAAN
Tanggal
Jam
No
NOC
NIC
Rasional
dx
02/8/2011 09.40
Setelah
28 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
3. Ekspresi
rileks
4. Pasien
wajah
relaksasi,
guide
mengalihkan
imagery,
terapi
perhatian
mampu
music
dan
melaporkan gejala
nyeri
5. Pasien
distraksi
4. Kolaborasi
terhadap nyeri
4. Untuk
mengurangi
dapat
pemberian
nyeri
menggunakan
analgesik
tindakan
pencegahan
Tanggal
Ja
m
02/8/2011
09
N
NOC
o
d
x
2 Setelah dilakukan
NIC
Management Nutrisi :
.5
tindakan keperawatan
1. Kaji tentang
makanan yang
membuat klien
Rasional
1. Untuk menentukan
makanan yang
cocok.
2. Mempertimbangkan
makanan yang
alergi.
2. Tentukan makanan
sebelumnya dengan
kriteria hasil :
1. Mempertahankan
berat badan dalam
rentang normal.
2. Toleransi terhadap
diet yang dianjurkan.
3. Melaporkan
keadekuatan tingkat
energi pasien tidak
lemas dan lemah.
4. Menyatakan
kesukaan klien.
3. Dorong pasien untuk
memilih makanan
yang lunak.
4. Anjurkan pasien
untuk makan sedikit
diberikan.
3. Untuk melatih
lambung dengan
makanan yang
lunak.
4. Menambah nutrisi
pasien
5. Mencegah
lambung berlebih.
6. Untuk menghitung
menghindari
makanan pedas,
asam, atau
balance cairan.
7. Untuk memperbaiki
status gizi klien.
keinginan untuk
29 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
berminyak.
6. Monitor jumlah
mau makan.
pemasukan nutrisi &
kalori.
7. Lakukan kolaborasi
dengan ahli gizi:
- Dlm menentukan
kebutuhan kalori dan
protein.
- Diskusikan dengan
dokter kebutuhan
stimulasi nafsu makan,
makanan pelengkap.
Tanggal
J
a
m
02/8/2011
0
9
N
NOC
o
d
x
3 Setelah dilakukan
Sleep Enhancement
1. Tentukan aktivitas
tindakan keperawatan
diharapkan pasien
NIC
Rasional
1.Untuk menentukan
kegiatan sebelum
tidur.
2. Perkirakan waktu
tidur.
2.Untuk mengetahui
nyaman dari
dari pengobatan
sebelumnya dengan
terhadap pola
tidur klien.
4.Untuk mengetahui
kriteria hasil :
1. Mampu mengontrol
waktu tidur.
2. Mampu mengontrol
pola tidur.
3. Mampu mengontrol
tidur.
4. Monitor pola tidur
dan lama tidur
dalam jam.
5. Ciptakan
lingkungan yang
kualitas tidur
pasien.
5.Membuat suasana
yg nyaman untuk
pasien tertidur.
6.Untuk
kemampuan fisik
30 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
cukup, tidak
kenyamanan
sebelum tidur.
7.Untuk mengetahui
kebiasaan sebelum
tidur untuk
setelah tidur.
meningkatkan
tidur.
8.Meningkatkan
tidur.
6. Bantu untuk
waktu istirahat
pasien.
membuang rasa
stress sebelum
tiba waktu untuk
tidur.
7. Monitor makanan
sebelum tidur dan
selingan yg tepat
dgn tidur.
8. Naikkan
peningkatan
waktu untuk tidur
jika diperlukan.
3.6. Implementasi
Tanggal
02/8/2011
Jam
08.00
No
dx
1,2
Implementasi
Melakukan injeksi
Respon
S: klien mengatakan
bersedia di
08.10
08.20
08.25
Mengkaji nyeri
injeksi.
O: obat masuk:
secara
ranitidin,
komprehensif
captropil 25 mg,
Mengobservasi
antasid, forcemid,
31 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Paraf
ketidaknyamanan
10.30
non verbal
Mengajarkan
mengatakan
teknik non
masih merasakan
farmakologi
(relaksasi dan
10.35
tomit, forsik.
S: pasien
hati.
O: P: permukaan
distraksi)
mukosa gaster, Q:
Megkaji makanan
10.40
10.45
menanyakan
kanan atas, S:
makanan kesukaan
Mendorong pasien
untuk memilih
10.50
2
makanan yg lunak.
Mengajurkan klien
12.00
untuk makan
skala 4,
T:
sedikit dengan
12.10
bersedia untuk
frekuensi sering
diajarkan tehnik
dan hangat
Menganjurkan
relaksasi
O: klien tampak
klien untuk
12.20
antusias
menghindari
mengikuti apa
makanan yang
12.25
yang diajarkan
pedas, asam dan
12.30
berminyak.
Melakukan
perawat
S: klien mengatakan
tidak punya alergi
kolaborasi dengan
terhadap makanan
ahli gizi dalam
dan makanan
03/8/2011
08.00
1,2
pemenuhan nutrisi.
32 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
kesukaannya nasi,
Memonitor TTV
klien
08.10
tahu, telur
O: S: klien mengatakan
Menciptakan
setuju untuk
lingkungan yg ckp
memilih
cahaya, tdk berisik,
08.20
makanan yang
suhu ruangan, alas
08.25
10.30
tidur
Memonitor pola
tidur dan lama
10.35
lunak
O: klien makan nasi
teem
S: klien mengatakan
bersedia untuk
makan
O: klien habis
tidur
makan setengah
Menentukan efek
10.40
10.45
dari pengobatan
porsi
S: klien mengatakan
bersedia untuk
klien
Membantu klien
menghindari
makanan yang
untuk membuang
10.50
12.00
3
tidur
12.10
Melakukan injeksi
berminyak.
O: S: O: pemberian nasi
teem sesuai
kebutuhan nutrisi
Megkaji nyeri
secara
12.20
08.00
1,2
komprehensif
Mengobservasi
klien
S: O: suhu : 36,5C
nadi : 8o
x/menit
S: O: membatasi
pengunjung
33 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
ketidaknyamanan
04/8/2011
08.10
supaya pasien
non verbal
Mengajarkan
bisa istirahat
S: klien mengatakan
tehnik non
dapat tidur
O: klien dapat tidur
1
farmakologi
nyenyak kurang
08.20
10.30
(relaksasi &
distraksi)
Mendorong pasien
lebih 1 jam
S: klien mengatsksn
obat yg diberikan
untuk memilih
10.35
tidak
makanan yg lunak
mempengaruhi
Menganjurkan
10.40
pola tidurnya
O: klien tidur jika
sudah lelah
S: klien mengatakan
frekuensi sering
10.45
yg mengajaknya
untuk mengobrol
O: klien
menghindari
10.50
menceritakan apa
makanan yang
yang
pedas, asam, dan
12.00
dirasakannya.
berminyak
S: klien mengatakan
12.10
Melakukan
kolaborasi dengan
bersedia di injeksi
O: obat masuk:
ranitidin,
pemenuhan nutrisi
Memonitor TTV
captropil 25 mg,
antasid, forcemid,
12.20
klien
Menciptakan
tomit, forsik
S: pasien
lingkungan yg
mengatakan
cukup cahaya,
masih merasakan
34 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
tidur& tempat
mukosa gaster, Q:
tidur untuk
seperti tertusukmeningkatkan
tusuk, R:
tidur
Memonitor pola
abdomen kuadran
kanan atas, S:
tidur
skala 4, T: saat
Membantu klien
untuk membuang
rasa stress sebelum
tiba waktu untuk
tidur
Melakukan injeksi
mual muntah
S: O: klien tampak
meringis
kesakitan
S: klien mengatakan
bersedia utk
diajarkan tehnik
relaksasi
O: klien tampak
antusias
mengikuti apa yg
diajarkan perawat
S: klien mengatakan
non verbal
Mendorong pasien
setuju untuk
untuk makan
memilih makanan
makanan yg lunak
yg lunak
O: klien makan nasi
Menganjurkan
klien untuk makan
sedikit dengan
frekuensi sering
teem
S: klien mengatakan
bersedia untuk
makan
O: klien habis
dan hangat
35 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
makan setengah
Menganjurkan
klien untuk
porsi
S: klien mengatakan
menghindari
bersedia untuk
makanan yang
menghindari
makanan yg
berminyak
pedas,asam dan
Melakukan
berminyak
O: S: O: pemberian nasi
kolaborasi dengan
ahli gizi dalam
teem sesuai
pemenuhan nutrisi
Memonitor TTV
klien
Menciptakan
lingkungan yg
kebutuhan nutrisi
klien
S: O: Suhu : 36,2C
Nadi : 84 x/menit
S: O: membatasi
cukup cahaya,
pengunjung
tidak berisik, suhu
supaya pasien
ruangan, alas
tidur& tempat
tidur untuk
meningkatkan
tidur
Memonitor pola
tidur dan lama
bisa istirahat
S: klien
mengatakan dapat
tidur
O: klien dapat tidur
nyenyak kurang
lebih 1 jam
S: klien
tidur
mengatakan
Membantu klien
untuk membuang
yang
mengajaknya
untuk mengobrol
36 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
tidur
O: klien
menceritakan apa
yang
dirasakannya
S: klien mengatkan
bersedia di injeksi
O: obat masuk:
ranitidin,
captropil 25 mg,
antasid, forcemid,
tomit, forsik
S: pasien
mengatakan
nyerinya
berkurang
O: P: permukaan
mukosa gaster, Q:
seperti tertusuktusuk, R:
abdomen kuadran
kanan atas, S:
skala 3, T: saat
mual muntah
S: O: ekspresi wajah
klien rileks
S: klien mengatakan
setuju untuk
makan makanan
yg lunak
O: klien makan nasi
37 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
teem
S: klien mengatakan
bersedia untuk
makan
O: klien habis
makan setengah
porsi. Nafsu
makan pasien
meningkat.
S: klien mengatakan
bersedia untuk
menghindari
makanan yg
pedas,asam dan
berminyak
O: S: O: pemberian nasi
teem sesuai
kebutuhan nutrisi
klien
S: O: Suhu : 35,8C
Nadi : 78 x/menit
S: O: membatasi
pengunjung
supaya pasien
bisa istirahat
S: klien
mengatakan dapat
tidur
O: klien dapat tidur
nyenyak kurang
38 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
lebih 1 jam
S: klien
mengatakan
senang jika ada
yang
mengajaknya
untuk mengobrol
O: klien
menceritakan apa
yang
dirasakannya
5.Evaluasi
Tanggal
Jam
No
04/8/2011
14.00
dx
1
14.00
Catatan perkembangan
S: klien mengatakan nyerinya
sudah berkurang
O: skala nyeri 3
ekspresi wajah klien rileks
N: 78 x/menit
S: 35,8C
A: masalah teratasi
P: pertahankan intervensi
S: klien mengatakan sudah tidak
mual, klien mengatakan makan
habis setengah porsi
O: klien makan nasi teem, input
550, 1000(infuse KAEN 3B
500cc), nafsu makan pasien
39 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
Paraf
meningkat
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi :
14.00
makanan yg lunak
Anjurkan pasien utk makan
hangat
Anjurkan klien menghindari
makanan pedas, asam, atau
berminyak.
Lakukan kolaborasi dengan
ahli gizi
S: klien mengatakan sudah bisa
tidur nyenyak saat tidur malam
dan hanya terbangun 1 kali pada
saat tidur malam, dan klien
mengatakan bisa tidur siang
O: klien tampak segar saat bangun
tidur.
Lamanya tidur malam kurang
lebih 6 jam.
Lamanya tidur siang kurang lebih
1 jam.
A: masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi :
- Tentukan efek dari pengobatan
-
40 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
untuk tidur
Monitor makanan sebelum
tidur dan selingan yang tepat
dengan tidur
41 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s
DAFTAR PUSTAKA
La Ode, Sarif. 2012. Asuhan Keperawatan Gerontik. Nuha Medika : Yogyakarta
L.Stockslager.et al.2008.Asuhan Keperawatn Geriatrik. EGC : Jakarta
Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja,2006. Obat-Obat Penting : Khasiat Penggunaan Dan
Efek-Efek Sampingnya Edisi 6. PT Elex Media Kumpotindo :
42 | A s u h a n K e p e r a w a t a n G e r o n t i k d e n g a n G a s t r i t i s