Professional Documents
Culture Documents
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
TIA adalah episode singkat dari disfungsi neurologis yang dihasilkan dari
iskemia
serebral
fokal
yang
tidak
berhubungan
dengan
infark
serebral
Page 1
2015
Page 2
2015
BAB 2
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
Nama
: Cut Aosmania
Umur
: 63 tahun
Jelis kelamin
: Perempuan
Alamat
Agama
: Islam
Status Perkawinan
: Menikah
Pekerjaan
: IRT
Tanggal masuk RS
: 21 Januari 2015
ANAMNESIS
Diperoleh dari autoanamnesa
Keluhan Utama
Bicara Pelo
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSUD Langsa dengan keluhan bicara pelo dan mulut merot.
Keluhan dirasakan oleh pasien sejak 3 jam SMRS. Keluhan dirasakan oleh pasien
tiba-tiba setelah mengkonsumsi susu yang dicampur dengan garam. Hal ini sudah
pernah dirasakan oleh pasien 2 bulan sebelumnya dan sembuh dengan sendirinya.
Awalnya pasien merasakan sakit kepala mulai dari tengah menjalar hingga ke
tengkuk. Beberapa menit kemudian bibir dirasakan jatuh kekanan dan sulit berbicara.
Nyeri kepala dirasakan berdenyut dari tengah menjalar ke tengkuk sejak 5 jam
Page 3
2015
Sistem kardiovaskular
Sistem respirasi
Sistem gastrointestinal
Sistem muskuloskletal
Sistem integumentum
Sistem urogenital
RESUME ANAMNESIS
Transient Ischemic Attack
Page 4
2015
Diagnosis topis
: arteria cerbri ..
Diagnosis etiologis
PEMERIKSAAN FISIK
I.
Status Generalis
BB
TB
Pernapasan
Suhu
Tekanan darah
Denyut nadi
Keadaan umum
Status gizi
Paru-paru
: 56 kg
: 159 kg
: 24x/menit
: 36,5C
: Kanan
: 190/100 mmHg
Kiri
: 190/100 mmHg
: Kanan
: 78 x/menit
Kiri
: 78 x/menit
: tampak sakit ringan
:
Page 5
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
II.
2015
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Hepar
: Tidak teraba
Lien / Splen
: Tidak teraba
Status Neurologis
Kesadaran kualitatif
Kesadaran kuantitatif
Tingkah laku
Perasaan hati
Orientasi
Jalan pikiran
Kecerdasan
Daya ingat kejadian
Kemampuan bicara
Sikap tubuh
Cara berjalan
Gerakan abnormal
Kepala
: ( compos mentis )
: GCS : ( E4V5E6 )
: baik
: mood eutimik
: Tempat (baik), Waktu (baik), Orang (baik)
: bagus
: baik
: baru ( baik ), lama (baik)
: baik
: normal
: dalam batas normal
:: Bentuk (normochepali), Ukuran (normal), Pulsasi (+), Nyeri
Leher
Page 6
2015
KANAN
DBN
KIRI
DBN
N.II (Optikus)
Daya penglihatan
Pengenalan warna
Medan penglihatan
KANAN
Baik
Baik
DBN
KIRI
Baik
Baik
DBN
N.III (Okulomotorius)
Ptosis
Gerak mata ke medial
Gerak mata ke atas
Gerak mata ke bawah
Ukuran pupil
Bentuk pupil
Refleks cahaya langsung
Refleks cahaya tak langsung
Refleks akomodatif
Strabismus divergen
Diplopia
KANAN
DBN
DBN
DBN
3 mm
Bulat
+
+
TDP
-
KIRI
DBN
DBN
DBN
3 mm
Bulat
+
+
TDP
-
KANAN
DBN
-
KIRI
DBN
-
KANAN
KIRI
N.IV (Troklearis)
Gerak mata ke medial
Strabismus konvergen
Diplopia
N.V (Trigeminus)
Page 7
Mengigit
Membuka mulut
Sensibilitas muka atas
Sensibilitas muka tengah
Sensibilitas muka bawah
Refleks kornea
Refleks bersin
Refleks masseter
Refleks zigomaticus
Trismus
2015
+
+
+
+
+
+
TDP
+
-
+
+
+
+
Hipoestesi
+
TDP
+
-
KANAN
+
-
KIRI
+
-
KANAN
+
+
+
+
+
-
KIRI
+
+
+
+
+
+
+
+
+
N.VI (Abdusen)
Gerak mata ke lateral
Strabismus konvergen
Diplopia
N.VII (Fasialis)
Kerutan dahi
Kedipan mata
Lipatan naso labial
Sudut mulut
Mengerutkan dahi
Mengerutkan alis
Menutup mata
Meringis
Menggembungkan pipi
Bersiul
Tik fasialis
Lakrimasi
Daya kecap lidah 2/3 depan
Refleks glabela
Tanda myerson
Tanda chovstek
TDP
TDP
-
TDP
TDP
TDP
TDP
KANAN
KIRI
N.VIII (Akustikus)
Page 8
2015
+
+
TDP
TDP
TDP
+
+
TDP
TDP
TDP
KANAN
KIRI
N.IX (Glosofaringeus)
Arkus faring
Daya kecap
TDP
lidah
belakang
Refleks muntah
Sengau
Tersedak
1/3
TDP
TDP
TDP
TDP
TDP
TDP
TDP
TDP
N.X (Vagus)
KANAN
Arkus faring
Nadi
Bersuara
Menelan
KIRI
TDP
+
+
+
N.XI (Aksesorius)
Memalingkan kepala
Sikap bahu
Mengangkat bahu
KANAN
+
DBN
DBN
KIRI
+
DBN
DBN
KANAN
Deviasi ke kanan
Jelas
Deviasi ke kiri
Baik
Eutrofi
-
KIRI
N.XII (Hipoglosus)
Sikap lidah
Artikulasi
Tremor lidah
Menjulurkan lidah
Kekuatan lidah
Trofi otot lidah
Fasikulasi lidah
Transient Ischemic Attack
Page 9
Baik
Eutrofi
2015
Badan
Trofi otot punggung (eutrofi), Trofi otot dada (eutrofi)
Nyeri membungkukkan badan (-)
Palpasi dinding perut nyeri tekan (-)
Kolumna vertebralis: bentuk (normal), gerakan (DBN), nyeri tekan (-)
Refleks dinding perut: kanan (normal), kiri (normal)
Refleks kremaster (TDP), Alat kelamin (TDP)
Anggota Gerak Atas
INSPEKSI
Drop hand
Pitchers hand
Warna kulit
Claw hand
Kontraktur
PALPASI
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Taktil
Posisi
Vibrasi
KANAN
KIRI
Putih
Putih
Tidak dijumpai kelainan
Lengan atas
Bebas
Bebas
5
5
Baik
Baik
Eutrofi
Eutrofi
Lengan bawah
Bebas
Bebas
5
5
Baik
Baik
Eutrofi
Eutrofi
Sensibilitas
+
+
+
Normal
Normal
Normal
TDP
Tangan
Bebas
Bebas
5
5
Baik
Baik
Eutrofi
Eutrofi
+
Normal
+
Normal
Reflek
Bicep
+3 +3
Tricep
+3
+3
fisiologis
Perluasan
Radius
+2
+2
-
reflek
Page 10
Ulna
+2
+2
-
+
Normal
Reflek
(+)
2015
(+)
patologis
Gerakan
Kekuatan
Tonus
Trofi
Taktil
Posisi
Vibrasi
Tungkai atas
Bebas
Bebas
5
5
Baik
Baik
Eutrofi
Eutrofi
Tungkai bawah
Bebas
Bebas
5
5
Baik
Baik
Eutrofi
Eutrofi
Sensibilitas
+
+
+
Normal
Normal Normal
TDP
Kaki
Bebas
Bebas
5
5
Baik
Baik
Eutrofi
Eutrofi
+
Normal
+
Normal
Patella
Reflek fisiologis
Perluasan reflek
Reflek patologis
Refleks patologis
Babinsky
Chadock
Oppenheim
Gordon
Schaffner
Gonda
Bing
Rossolimo
Mendel
Bechtrew
Laseque
Oconnel
Patrick
Kontrapatrick
Gaenslen
Brudzinki II
Guilan
Edelman
Kernig
Transient Ischemic Attack
+2
-
+
Normal
Achiles
+2
-
KANAN
Page 11
+2
-
+2
KIRI
-
Klonus paha
Klonus kaki
2015
Keadaan umum
Kesadaran
GCS
Tanda vital
: Baik
: Compos Mentis
: E4M6V5
: TD : 190/100 mmhg
HR
: 78 x/i
RR
: 24 x/i
: 36,5oC
Lab
: Total Kolesterol : 199 mg/100 ml
Dari hasil pemeriksaan status neurologis didapatkan adanya Parese N.VII tipe
UMN (sudut mulut tertarik ke kanan, meringis asimetris ke kanan, tidak bisa
bersiul), parese N XII tipe UMN (lidah dijulurkan deviasi ke arah kiri)
Gerakan :
B B
B B
Kekuatan motorik :
555 555
555
Refleks fisiologis :
555
+3 +3 +3 +3 +2 +2 +2 +2
Page 12
+2 +2
-
Refleks patologis :
2015
+2 +2
+ ( Hoffman tromner)
DIAGNOSA AKHIR
Diagnosis Klinis
Diagnosa Topis
: arteri cerebri
Diagnosa etiologis
PENATALAKSANAAN
Aspilet 1x80mg
Captopril 2x25mg
Renadinac 2x50mg
PROGNOSIS
Death
: Dubia at bonam
Disease
: Dubia at bonam
Disability
: Dubia at bonam
Discomfort
: Dubia at malam
Dissatisfaction
: Dubia at bonam
Destitution
: Dubia at bonam
Page 13
2015
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Anatomi dan Fisiologi Vaskularisasi Otak
3.1.1 Anatomi
Otak memperoleh darah melalui dua system yakni system karotis (arteri
karotis interna kanan dan kiri) dan system vertebral. Arteri karotis interna, setelah
memisahkan diri dari arteri karotis komunis, naik dan masuk ke rongga tenggkorak
Page 14
2015
maksilaris eksterna.
Hubungan antara system vertebral dengan arteri karotis eksterna
(pembuluh darah extrakranial).
Page 15
2015
3.1.2 Fisiologi
Sistem karotis terutama melayani kedua hemisfer otak, dan system
vertebrabasilaris terutama memberi darah bagi batang otak, serebelum dan bagian
posterior hemisfer. Aliran darah di otak (ADO) dipengaruhi terutama 3 faktor. Dua
faktor yang paling penting adalah tekanan untuk memompa darah dari sistem arterikapiler ke sistem vena, dan tahanan (perifer) pembuluh darah otak. Faktor ketiga,
adalah faktor darah sendiri yaitu viskositas darah dan koagulobilitasnya (kemampuan
untuk membeku). Dari faktor pertama, yang terpenting adalah tekanan darah sistemik
(faktor jantung, darah, pembuluh darah, dll), dan faktor kemampuan khusus
pembuluh darah otak (arteriol) untuk menguncup bila tekanan darah sistemik naik
dan berdilatasi bila tekanan darah sistemik menurun. Daya akomodasi sistem arteriol
otak ini disebut daya otoregulasi pembuluh darah otak (yang berfungsi normal bila
tekanan sistolik antara 50-150 mmHg).1,2
Faktor darah, selain viskositas darah dan daya membekunya, juga di antaranya
seperti kadar/tekanan parsial CO2 dan O2 berpengaruh terhadap diameter arteriol.
Kadar/tekanan parsial CO2 yang naik, PO2 yang turun, serta suasana jaringan yang
asam (pH rendah), menyebabkan vasodilatasi, sebaliknya bila tekanan darah parsial
CO2 turun, PO2 naik, atau suasana pH tinggi, maka terjadi vasokonstriksi.
Viskositas/kekentalan darah yang tinggi mengurangi ADO. Sedangkan koagulobilitas
yang besar juga memudahkan terjadinya trombosis, aliran darah lambat, akibat ADO
menurun.1,2
3.2 Transient Ischemic Attack
3.2.1 Definisi
TIA adalah episode singkat dari disfungsi neurologis yang dihasilkan dari
iskemia
serebral
fokal
yang
tidak
berhubungan
dengan
infark
serebral
Page 16
2015
diusulkan adalah TIA merupakan episode singkat dari disfungsi neurologis yang
disebabkan oleh gangguan fokus iskemia otak atau retina, dengan gejala klinis yang
biasanya berlangsung kurang dari 1 jam, dan tanpa bukti infark.4
3.2.2 Epidemiologi
Insiden dan prevalensi TIA sulit diperkirakan karena beragamnya kriteria
yang digunakan dalam studi epidemiologi untuk mengidentifikasi TIA. Kurangnya
pengakuan oleh masyarakat dan sistem kesehatan dari gejala-gejala neurologis fokal
sementara yang terkait dengan TIA juga menyulitkan studi epidemiologi
ini. Mengingat keterbatasan ini, insiden TIA di Amerika Serikat telah diperkirakan
200.000-500.000 per tahun, dengan prevalensi 2,3% populasi yang sebanding dengan
5 juta orang.3
Insiden TIA pada laki-laki sebesar 101 kasus per 100.000 penduduk. Hal ini
lebih tinggi dibandingkan dengan insiden pada perempuan yaitu sebesar 70 kasus per
100.000 penduduk.7 Insiden TIA juga meningkat seiring dengan pertambahan usia,
yaitu 1-3 kasus per 100.000 penduduk pada umur 35 tahun sampai 1500 kasus per
100.000 penduduk pada umur 85 tahun.5
3.2.3 Etiologi
Pada beberapa penelitian Transient ischemic attack terbentuk akibat adanya
gangguan pada perfusi otak yang biasanya disebabkan olah beberapa faktor sebagai
berikut:5
Page 17
2015
Ambang fungsional, adalah batas aliran darah otak (yaitu sekitar 50-60
cc/100 gram/menit), yang apabila tidak terpenuhiakan menyebabkan
Page 18
2015
mekanisme
kolateral
dan
kompensasi
tidak
dapat
Page 19
2015
Gambar 3.2. Lesi aterosklerosis pada arteri carotis interna. A. Plaque, B. Plaque
dengan emboli, C. Plaque dengan sumbatan trombus, D. Iskemik Serebral
akibat sumbatan pada arteri karotis interna.
3.2.5 Tanda dan Gejala
Tanda khas TIA adalah hilangnya fungsi fokal SSP secara mendadak seperti
gejala stroke stroke infark. Gejala seperti sinkop, bingung, dan pusing tidak cukup
untuk menegakkan diagnosis. TIA umumnya berlangsung selama beberapa menit
saja, jarang berjam-jam. Daerah arteri yang terkena akan menentukan gejala yang
terjadi8
-
Page 20
2015
Hipertensi
Diabetes mellitus
Hiperkolesterolemia dan hiperlipidemia
Perokok
Konsumsi alkohol
Obesitas
Aktivitas fisik yang kurang9
3.2.7 Diagnosis
1. Anamnesis
Meskipun transient ischemic attack (TIA) merupakan suatu golongan
penyakit tersendiri (clinical entity), diagnosis penyakit ini tidak selalu mudah
diteggakkan. Hal ini karena penderita biasanya datang ke dokter pada saat serangan
berlalu, dan gejala telah menghilang. Sehingga anamnesis menjadi sangat penting.7
Di samping gejala utama yang dikeluhkan, dokter dengan tekun dan telitidan
harus mengenal secara baik rentetan gejala yang berhubungan erat dengan proses
penyakit. Mungkin gejala tersebut dilupakan penderita tetapi merupakan hal penting
dalam anamnesis untuk mengarahkan kepada diagnosis TIA.7
2. Pemeriksaan Fisik
Transient Ischemic Attack
Page 21
2015
Okuler dismotilitas.
Kerutan dahi asimetris.
Penutupan kelopak mata yang tidak lengkap.
Retraksi mulut asimetris.
Kehilangan lipatan nasolabial.
Kesulitan menelan.
Gerakan lidah.
Lemah mengangkat bahu.
Defisit bidang visual.
3. Pemeriksaan neurologis
Sebuah pemeriksaan neurologis adalah dasar dari evaluasi TIA dan harus
fokus secara khusus pada distribusi neurovaskular yang terlihat pada pasien.
Himpunan bagian dari pemeriksaan neurologis meliputi:5
4. Laboratorium
Page 22
2015
Temuan Klinis
Sakit kepala berat pada unilateral dengan
Infeksi SSP
Trauma
Hipoglikemia
Migren
status mental
Sakit kepala, pusing, kontusio
Pusing, lemas, diaphoresis
Sakit kepala berat dengan atau tanpa
Multiple Sklerosis
Kejang
inkotinensia
urin,
lidah
Perdarahan Subarahnoid
Vertigo Central/Perifer
fotofobia
Pusing berputar
Page 23
2015
3.2.10 Penatalaksanaan
Manajemen medis bertujuan untuk mengurangi risiko baik jangka pendek dan
jangka panjang dari stroke. Terapi antitrombotik harus dimulai sesegera mungkin
setelah perdarahan intrakranial dapat disingkirkan, mengingat risiko tinggi jangka
pendek TIA adalah stroke. Berdasarkan pedoman AHA/ASA (American Heart
Association/American Stroke Association) untuk pencegahan stroke pada pasien
dengan stroke atau transient ischemic attack, yang diterbitkan pada tahun 2006 dan
diperbarui pada tahun 2010, adalah sebagai berikut:5
1. Transient Ischemic Attack Non-cardioemboli
Agen antiplatelet dianjurkan daripada antikoagulan oral sebagai terapi awal.
Pemberian
Aspirin
(50-325
mg
/day),
kombinasi
aspirin/extendedrelease
dipyridamole, dan clopidogrel semua masuk akal pilihan lini pertama (rekomendasi
Page 24
2015
Page 25
2015
kurang dari 4 mempunyai resiko untuk menjadi stroke sekitar 1% dalam waktu 2
hari.5
Aspek Penilaian
A: (Age) Usia 60 tahun
B: (Blood Pressure) Tekanan darah 140/90 mmHg
C: (Clinical Features) Gambaran klinik
- Kelemahan Unilateral
- Gangguan Bicara
D: (Duration) Lama waktu keluhan
- 60 menit
- 10 59 menit
D: (Diabetes Melitus)
Total
BAB 4
Point
1
1
2
1
2
1
1
0-7 point
KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan
TIA adalah episode singkat dari disfungsi neurologis yang dihasilkan dari
iskemia
serebral
fokal
yang
tidak
berhubungan
dengan
infark
serebral
Page 26
2015
DAFTAR PUSTAKA
1
Ischemic
Attack,
http://stroke.ahajournals.org/content/40/6/2276.full.pdf
4
tersedia
diakses
di
tanggal
25/01/2015
Albers GW, Caplan LR, Easton JD, Fayad PB, Mohr JP, Saver JL, Sherman
DG. 2002. Transient ischemic attack: proposal for a new definition, tersedia di
http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMsb020987
25/01/2015
Page 27
,diakses
tanggal
diakses
di
tanggal
25/01/2015.
Transient ischemic attack. [google image] 2013. [cited on January 25, 2015].
Available
2015
from:
http://www.google.co.id/imgres?q=transient+ischemic+
attackhttp://www.drugs.com/health-guide/transient-ischemic-attack-tia.htm
Misbach J, Jannis J, Kiemas LS. Stroke; Aspek Diagnosis, Patofisiologi,
Manajemen. Fakultas Kedokteran Indonesia. Jakarta. 1999. ISBN 979-496209-0. Hal. 3-4.
8
Series
Sacco RL, Adams R, Albers G, Alberts MJ, Benavente O. 2006. Guidelines
for Prevention of Stroke in Patients With Ischemic Stroke or Transient
Ischemic
Attack,
available
on
Part
1.
Diagnosis
and
Evaluation,
tersedia
Page 28
di