You are on page 1of 18

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelenjar Getah Bening Normal


2.1.1. Anatomi dan Fisiologi
Pembesaran KGB dapat dibedakan menjadi pembesaran KGB lokal
(limfadenopati

lokalisata)

dan

pembesaran

KGB

umum

(limfadenopati

generalisata). Limfadenopati lokalisata didefinisikan sebagai pembesaran KGB


hanya pada satu daerah saja, sedangkan limfadenopati generalisata apabila
pembesaran KGB pada dua atau lebih daerah yang berjauhan dan simetris. Ada
sekitar 300 KGB di daerah kepala dan leher, gambaran lokasi terdapatnya KGB
pada daerah kepala dan leher adalah sebagai berikut: 1,2,6

Gambar 1. Lokasi kelenjar getah bening


(KGB) di daerah kepala dan leher. 6

Universitas Sumatera Utara

Secara anatomi aliran getah bening aferen masuk ke dalam KGB melalui
simpai (kapsul) dan membawa cairan getah bening dari jaringan sekitarnya dan
aliran getah bening eferen keluar dari KGB melalui hilus. Cairan getah bening
masuk kedalam kelenjar melalui lobang-lobang di simpai. Di dalam kelenjar,
cairan getah bening mengalir dibawah simpai di dalam ruangan yang disebut sinus
perifer yang dilapisi oleh sel endotel. 4,6-12
Jaringan ikat trabekula terentang melalui sinus-sinus yang menghubungkan simpai dengan kerangka retikuler dari bagian dalam kelenjar dan merupakan
alur untuk pembuluh darah dan syaraf. 4,6-12
Dari bagian pinggir cairan getah bening menyusup kedalam sinus
penetrating yang juga dilapisi sel endotel. Pada waktu cairan getah bening di
dalam sinus penetrating melalui hilus, sinus ini menempati ruangan yang lebih
luas dan disebut sinus meduleri. Dari hilus cairan ini selanjutnya menuju aliran
getah bening eferen. 4,6-12

Gambar 2. Skema kelenjar getah bening (KGB). 13

Universitas Sumatera Utara

Pada dasarnya limfosit mempunyai dua bentuk, yang berasal dari sel T
(thymus) dan sel B (bursa) atau sumsum tulang. Fungsi dari limfosit B dan sel-sel
turunanya seperti sel plasma, imunoglobulin, yang berhubungan dengan humoral
immunity, sedangkan T limfosit berperan terutama pada cell-mediated immunity.
4,6-12,14

Terdapat tiga daerah pada KGB yang berbeda: korteks, medula,


parakorteks, ketiganya berlokasinya antara kapsul dan hilus. Korteks dan medula
merupakan daerah yang mengandung sel B, sedangkan daerah parakorteks
mengandung sel T. 4,6-12
Dalam korteks banyak mengandung nodul limfatik (folikel), pada masa
postnatal, biasanya berisi germinal center. Akibatnya terjadi stimulasi antigen, sel
B didalam germinal centers berubah menjadi sel yang besar, inti bulat dan anak
inti menonjol. Yang sebelumnya dikenal sebagai sel retikulum, sel-selnya besar
yang ditunjukan oleh Lukes dan Collins (1974) sebagai sel noncleaved besar, dan
sel noncleaved kecil. Sel noncleaved yang besar berperan pada limphopoiesis atau
berubah menjadi immunoblas, diluar germinal center, dan berkembang didalam
sel plasma. 4,6

2.1.2. Fungsi Kelenjar Getah Bening


Fungsi utama KGB adalah sebagai penyaring (filtrasi) dari berbagai
mikroorganisme asing dan partikel-partikel akibat hasil dari degradasi sel-sel atau
metabolisme. 7-11

Universitas Sumatera Utara

2.2. Epidemiologi
Insiden limfadenopati belum diketahui dengan pasti. Sekitar 38% sampai
45% pada anak normal memiliki KGB daerah servikal yang teraba. Limfadenopati
adalah salah satu masalah klinis pada anak-anak. Pada umumnya limfadenopati
pada anak dapat hilang dengan sendirinya apabila disebabkan infeksi virus. 1,15
Studi yang dilakukan di Amerika Serikat, pada umumnya infeksi virus
ataupun bakteri merupakan penyebab utama limfadenopati. Infeksi mononukeosis
dan cytomegalovirus (CMV) merupakan etiologi yang penting, tetapi kebanyakan
disebabkan infeksi saluran pernafasan bagian atas. Limfadenitis lokalisata lebih
banyak disebabkan infeksi Staphilococcus dan Streptococcus beta-hemoliticus. 16
Dari studi yang dilakukan di Belanda, ditemukan 2.556 kasus
limadenopati yang tidak diketahui penyebabnya. Sekitar 10% kasus diantaranya
dirujuk ke subspesialis, 3,2% kasus membutuhkan biopsi dan 1.1% merupakan
suatu keganasan. Penderita limfadenopati usia >40 tahun memiliki risiko
keganasan sekitar 4% dibandingkan dengan penderita limfadenopati usia <40
tahun yang memiliki risiko keganasan hanya sekitar 0,4%. 1-3,15,16

2.3. Etiologi
Penyebab yang paling sering limfadenopati adalah:
Infeksi
-

Infeksi virus

Universitas Sumatera Utara

Infeksi yang disebabkan oleh virus pada saluran pernapasan bagian


atas seperti Rinovirus, Parainfluenza Virus, influenza Virus,
Respiratory Syncytial Virus (RSV), Coronavirus, Adenovirus ataupun
Retrovirus.
Virus lainnya Ebstein Barr Virus (EBV), Cytomegalo Virus (CMV),
Rubela, Rubeola, Varicella-Zooster Virus, Herpes Simpleks Virus,
Coxsackievirus, dan Human Immunodeficiency Virus (HIV). 1,2,16,17

Infeksi HIV sering menyebabkan limfadenopati serivikalis yang


merupakan salah satu gejala umum infeksi primer HIV. Infeksi primer
atau akut adalah penyakit yang dialami oleh sebagian orang pada
beberapa hari atau minggu setelah tertular HIV. Gejala lain termasuk
demam dan sakit kepala, dan sering kali penyakit ini dianggap
penyakit flu (influenza like illness). 3

Segera setelah seseorang terinfeksi HIV, kebanyakan virus keluar dari


darah. Sebagian melarikan diri ke sistem limfatik untuk bersembunyi
dan menggandakan diri dalam sel di KGB, diperkirakan hanya sekitar
2% virus HIV ada dalam darah. Sisanya ada pada sistem limfatik,
termasuk limpa, lapisan usus dan otak. 3

Pada penderita HIV positif, aspirat KGB dapat mengandung


immunoblas yang sangat banyak. Pada beberapa kasus juga tampak

Universitas Sumatera Utara

sel-sel imatur yang banyak. Pada fase deplesi, pada aspirat sedikit
dijumpai sel folikel, immunoblas dan tingible body macrophage,
tetapi banyak dijumpai sel-sel plasma. 4

Limfadenopati generalisata yang persisten (persistent generalized


lymphadenopathy/PGL) adalah limfadenopati pada lebih dari dua
tempat KGB yang berjauhan, simetris dan bertahan lama. PGL adalah
gejala khusus infeksi HIV yang timbul pada lebih dari 50% Orang
Dengan HIV/AIDS (ODHA) dan PGL ini sering disebabkan oleh
infeksi HIV-nya itu sendiri. 3

PGL biasanya dialami waktu tahap infeksi HIV tanpa gejala, dengan
jumlah CD4 di atas 500, dan sering hilang bila kadar CD4 menurun
hingga kadar CD4 200. Kurang lebih 30% orang dengan PGL juga
mengalami splenomegali. 3

Batasan limfadenopati pada infeksi HIV adalah sebagai berikut:


Melibatkan sedikitnya dua kelompok kelenjar getah bening
Sedikitnya dua kelenjar yang simetris berdiameter lebih dari 1 cm

dalam setiap kelompok


Berlangsung lebih dari satu bulan
Tidak ada infeksi lain yang menyebabkannya

Universitas Sumatera Utara

Pembengkakan kelenjar getah bening bersifat tidak sakit, simetris dan


kebanyakan terdapat di leher bagian belakang dan depan, di bawah
rahang bawah, di ketiak serta di tempat lain, tidak termasuk di
inguinal. Biasanya kulit pada kelenjar yang bengkak karena PGL
akibat HIV tidak berwarna merah. Kelenjar yang bengkak kadang kala
sulit dilihat, dan lebih mudah ditemukan dengan cara menyentuhnya.
Biasanya kelenjar ini berukuran sebesar

kacang polong sampai

sebesar buah anggur. 3


- Infeksi bakteri
Peradangan KGB (limfadenitis) dapat disebabkan Streptokokus
beta hemolitikus Grup A atau stafilokokus aureus. Bakteri
anaerob bila berhubungan dengan caries dentis dan penyakit gusi,
radang apendiks atau abses tubo-ovarian. 3,4,6

Universitas Sumatera Utara

Tabel 1. Penyebab Infeksi pada Limfadenopati Servikalis


Bacteria
Gram-positive cocci
Staphylococcus aureus
Streptococcus pyogenes (group A)
Streptococcus agalactiae (group B)
Anaerobic organisms
Peptococcus sp
Peptostreptococcus sp
Gram-positive rods
Bacillus anthracis
Corynebacterium diphtheriae
Gram-negative rods
Bartonella henselae
Calymmatobacterium granulomatis
Haemophilus influenzae
Serratia marcescens
Associated with the enteric tract
Acinetobacter sp
Escherichia coli
Proteus sp
Pseudomonas aeruginosa
Salmonella typhi
Shigella sp
Associated with zoonoses
Brucella sp
Francisella tularensis
Yersinia pestis
Yersinia enterocolitica
Yersinia pseudotuberculosis
Anaerobic
Bacteroides sp
Mycobacteria and Actinomycetes
Actinomyces israelii
Mycobacterium tuberculosis
Mycobacterium avium-intracellulare
Mycobacterium scrofulaceum
Nocardia asteroides

Viruses
DNA enveloped viruses
Cytomegalovirus
Epstein-Barr virus
Herpes simplex virus types 1 and 2
Human herpesvirus 6
Varicella-zoster virus
DNA nonenveloped viruses
Adenovirus
RNA enveloped viruses
Human immunodeficiency virus
Influenza virus
Measles virus
Mumps virus
Parainfluenza virus
Respiratory syncytial virus
Rubella virus
RNA nonenveloped viruses
Coxsackieviruses
Rhinoviruses
Fungi
Aspergillus fumigatus
Candida sp
Cryptococcus neoformans
Dermatophytes
Histoplasma capsulatum
Paracoccidioides brasiliensis
Sporothrix schenckii
Protozoa
Leishmania sp
Toxoplasma gondii
Trypanosoma brucei gambiense
Trypanosoma brucei rhodesiense
Spirochetes
Leptospira interrogans
Treponema pallidum
Rickettsiae
Rickettsia tsutsugamushi

Pada awal infeksi, aspirat mengandung campuran neutrofil dan


limfosit. Kemudian mengandung bahan pirulen dari neutrofil dan massa
debris. Limfadenitis bakterial akut biasanya menyebabkan KGB

Universitas Sumatera Utara

berwarna merah, panas dan nyeri tekan. Biasanya penderita demam dan
terjadi leukositosis neutrofil pada pemeriksaan darah tepi. 3-,6,18-22
Pada infeksi oleh Mikobakterium tuberkulosis, aspirat tampak
karakteristik sel epiteloid dengan latar belakang limfosit dan sel plasma.
Sel epiteloid berupa sel bentuk poligonal yang lonjong dengan
sitoplasma yang pucat, batas sel yang tidak jelas, kadang seperti koma
atau inti yang berbentuk seperti bumerang yang pucat, berlekuk dengan
kromatin halus.

3-,6,18-22

Gambar 3. Limfadenitis granulomatosa. Tampak sel epiteloid


pada aspirat penderita limfadenitis tuberkulosis. 4

Keganasan seperti leukemia, neuroblastoma, rhabdomyo-sarkoma dan


limfoma juga dapat menyebabkan limfadenopati. Diagnosis defenitif
suatu limfoma membutuhkan tindakan biopsi eksisi, oleh karena itu
diagnosis subtipe limfoma dengan menggunakan biopsi aspirasi jarum
halus masih merupakan kontroversi. Aspirat Limfoma non-Hodgkin

Universitas Sumatera Utara

berupa populasi sel yang monoton dengan ukuran sel yang hampir
sama. Biasanya tersebar dan tidak berkelompok. 1,2,4
Diagnostik sitologi Limfoma Hodgkin umumnya dibuat dengan
ditemukannya tanda klasik yaitu sel Reed Sternberg dengan latar
belakang limfosit, sel plasma, eosinofil dan histiosit. Sel Reed
Sternberg adalah sel yang besar dengan dua inti atau multinucleated
dengan sitoplasma yang banyak dan pucat. 4

Gambar 4. Limfoma Hodgkin. Tampak sel Reed Sternberg


klasik dengan atar belakang limfosit dan eosinofil. 4
Metastasis karsinoma merupakan penyebab yang lebih umum
dari limfadenopati dibandingkan dengan limfoma, khususnya pada
penderita usia lebih dari 50 tahun. Dengan teknik biopsi aspirasi
jarum halus lebih mudah mendiagnosis suatu metastasis karsinoma
daripada limfoma. 2,4

Universitas Sumatera Utara

Gambar 5. Metastasis keratinizing squomous cell carcinoma.


Tampak sel-sel yang mengalami keratinisasi pada aspirat dari
penderita karsinoma laring. 4

Penyakit lainnya yang salah satu gejalanya adalah limfadenopati


adalah penyakit Kawasaki, penyakit Kimura, penyakit Kikuchi,
penyakit Kolagen, penyakit Cat-scratch, penyakit Castleman,
Sarcoidosis, Rhematoid arthritis dan Sisestemic lupus erithematosus
(SLE). 1-3,15-17

Obat-obatan

dapat

menyebabkan

limfadenopati

generalisata.

Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian obat-obatan seperti


fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol,
atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine,
penicilin, pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac). 1-3,15-17

Imunisasi dilaporkan juga dapat menyebabkan limfadenopati di


daerah leher, seperti setelah imunisasi DPT, polio atau tifoid. 1-3,15-17

Universitas Sumatera Utara

Meskipun demikian, masing-masing penyebab tidak dapat ditentukan


hanya dari pembesaran KGB saja, melainkan dari gejala-gejala lainnya yang
menyertai pembesaran KGB tersebut. 1

2.4. Diagnosis
Diagnosis limfadenopati memerlukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
pemeriksaan penunjang apabila diperlukan. 1,2
2.4.1. Anamnesis
Dari anamnesis dapat diperoleh keterangan lokasi, gejala-gejala penyerta,
riwayat penyakit, riwayat pemakaian obat dan riwayat pekerjaan. 1,2,15,16

Lokasi
Lokasi pembesaran KGB pada dua sisi leher secara mendadak biasanya
disebabkan oleh infeksi virus saluran pernapasan bagian atas. Pada infeksi oleh
penyakit kawasaki umumnya pembesaran KGB hanya satu sisi saja. Apabila
berlangsung lama (kronik) dapat disebabkan infeksi oleh Mikobakterium,
Toksoplasma, Ebstein Barr Virus atau Citomegalovirus. 1,2,15,16

Gejala penyerta
Demam, nyeri tenggorok dan batuk mengarahkan kepada penyebab infeksi
saluran pernapasan bagian atas. Demam, keringat malam dan penurunan berat
badan mengarahkan kepada infeksi tuberkulosis atau keganasan. Demam yang

Universitas Sumatera Utara

tidak jelas penyebabnya, rasa lelah dan nyeri sendi meningkatkan kemungkinan
oleh penyakit kolagen atau penyakit serum (serum sickness), ditambah adanya
riwayat pemakaian obat-obatan atau produk darah. 1,2,15,16

Riwayat penyakit
Riwayat penyakit sekarang dan dahulu seperti adanya peradangan tonsil
sebelumnya, mengarahkan kepada infeksi oleh Streptococcus; luka lecet pada
wajah atau leher atau tanda-tanda infeksi mengarahkan penyebab infeksi
Staphilococcus; dan adanya infeksi gigi dan gusi juga dapat mengarahkan kepada
infeksi bakteri anaerob. Transfusi darah sebelumnya dapat mengarahkan kepada
Citomegalovirus, Epstein Barr Virus atau HIV. 1,2,15,16

Riwayat pemakaian obat


Penggunaan obat-obatan Limfadenopati dapat timbul setelah pemakaian
obat-obatan seperti fenitoin dan isoniazid. Obat-obatan lainnya seperti allupurinol,
atenolol, captopril, carbamazepine, cefalosporin, emas, hidralazine, penicilin,
pirimetamine, quinidine, sulfonamida, sulindac. Pembesaran karena obat
umumnya seluruh tubuh (limfadenopati generalisata). 1,2,15,16

Riwayat pekerjaan
Paparan terhadap infeksi paparan/kontak sebelumnya kepada orang
dengan infeksi saluran napas atas, faringitis oleh Streptococcus, atau tuberkulosis

Universitas Sumatera Utara

turut membantu mengarahkan penyebab limfadenopati. Riwayat perjalanan atau


pekerjaan, misalnya perjalanan ke daerah-daerah di Afrika dapat mengakibatkan
penyakit Tripanosomiasis, orang yang bekerja dalam hutan dapat terkena
Tularemia. 1,2,15,16

2.4.2. Pemeriksaan fisik


Secara umum malnutrisi atau pertumbuhan yang terhambat mengarahkan
kepada penyakit kronik seperti tuberkulosis, keganasan atau gangguan sistem
kekebalan tubuh. 1,2,15,16
Karakteristik dari KGB dan daerah sekitarnya harus diperhatikan. KGB
harus diukur untuk perbandingan berikutnya. Harus dicatat ada tidaknya nyeri
tekan, kemerahan, hangat pada perabaan, dapat bebas digerakkan atau tidak dapat
digerakkan, apakah ada fluktuasi, konsistensi apakah keras atau kenyal. 1,2,15,16

Ukuran: normal bila diameter 0,5 cm dan lipat paha >1,5 cm dikatakan
abnormal.

Nyeri tekan: umumnya diakibatkan peradangan atau proses perdarahan.

Konsistensi: keras seperti batu mengarahkan kepada keganasan, padat seperti


karet mengarahkan kepada limfoma; lunak mengarahkan kepada proses
infeksi; fluktuatif mengarahkan telah terjadinya abses/pernanahan.

Universitas Sumatera Utara

Penempelan/bergerombol: beberapa KGB yang menempel dan bergerak


bersamaan bila digerakkan. Dapat akibat tuberkulosis, sarkoidosis atau
keganasan.
Pembesaran KGB leher bagian posterior biasanya terdapat pada infeksi

rubela dan mononukleosis. Supraklavikula atau KGB leher bagian belakang


memiliki risiko keganasan lebih besar daripada pembesaran KGB bagian anterior.
1,2,15,16

Pembesaran KGB leher yang disertai daerah lainnya juga sering


disebabkan oleh infeksi virus. Keganasan, obat-obatan, penyakit kolagen
umumnya dikaitkan degnan pembesaran KGB generalisata. 1,2,15,16
Pada pembesaran KGB oleh infeksi virus, umumnya bilateral lunak dan
dapat digerakkan. Bila ada infeksi oleh bakteri, kelenjar biasanya nyeri pada
penekanan, baik satu sisi atau dua sisi dan dapat fluktuatif dan dapat digerakkan.
Adanya kemerahan dan suhu lebih panas dari sekitarnya mengarahkan infeksi
bakteri dan adanya fluktuatif menandakan terjadinya abses. Bila limfadenopati
disebabkan keganasan tanda-tanda peradangan tidak ada, KGB keras dan tidak
dapat digerakkan oleh karena terikat dengan jaringan di bawahnya. 1,2,15,16
Pada

infeksi

oleh

mikobakterium,

pembesaran

kelenjar

berjalan

berminggu-minggu sampai berbulan-bulan, walaupun dapat mendadak, KGB


menjadi fluktuatif dan kulit diatasnya menjadi tipis, dan dapat pecah dan
terbentuk jembatan-jembatan kulit di atasnya. 1,2,15,16

Universitas Sumatera Utara

Adanya tenggorokan yang merah, bercak-bercak putih pada tonsil, bintikbintik merah pada langit-langit mengarahkan infeksi oleh bakteri streptokokus.
Adanya selaput pada dinding tenggorok, tonsil, langit-langit yang sulit dilepas dan
bila dilepas berdarah, pembengkakan pada jaringan lunak leher (bull neck)
mengarahkan kepada infeksi oleh bakteri difteri. Faringitis, ruam-ruam dan
pembesaran limpa mengarahkan kepada infeksi Epstein Barr Virus (EBV).

1,2,15,16

Adanya radang pada selaput mata dan bercak koplik mengarahkan kepada
campak. Adanya pucat, bintik-bintik perdarahan (bintik merah yang tidak hilang
dengan penekanan), memar yang tidak jelas penyebabnya, dan pembesaran hati
dan limpa mengarahkan kepada leukemia. Demam panjang yang tidak berespon
dengan obat demam, kemerahan pada mata,

peradangan pada tenggorok,

strawberry tongue, perubahan pada tangan dan kaki (bengkak, kemerahan pada
telapak tangan dan kaki) dan limfadenopati satu sisi (unilateral) mengarahkan
kepada penyakit Kawasaki. 1,2,15,16

2.4.2. Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi (USG)
USG merupakan salah satu teknik yang dapat dipakai untuk mendiagnosis
limfadenopati servikalis. Penggunaan USG untuk mengetahui ukuran, bentuk,
echogenicity, gambaran mikronodular, nekrosis intranodal dan ada tidaknya
kalsifikasi. 15,23

Universitas Sumatera Utara

USG dapat dikombinasi dengan biopsi aspirasi jarum halus untuk


mendiagnosis limfadenopati dengan hasil yang lebih memuaskan, dengan nilai
sensitivitas 98% dan spesivisitas 95%.

15,23

Gambar 6. Gray-scale sonogram metastasis pada KGB. Tampak


adanya hypoechoic, round, tanpa echogenic hilus (tanda panah). Adanya
nekrosis koagulasi (tanda kepala panah). 23

CT Scan
CT scan dapat mendeteksi pembesaran KGB servikalis dengan diameter 5
mm atau lebih. Satu studi yang dilakukan untuk mendeteksi limfadenopati
supraklavikula pada penderita nonsmall cell lung cancer menunjukkan tidak ada
perbedaan sensitivitas yang signifikan dengan pemeriksaan menggunakan USG
atau CT scan. 15,23

Universitas Sumatera Utara

2.4. Pengobatan
Pengobatan limfadenopati KGB leher didasarkan kepada penyebabnya.
Banyak kasus dari pembesaran KGB leher sembuh dengan sendirinya dan tidak
membutuhkan pengobatan apapun selain observasi. 1
Kegagalan untuk mengecil setelah 4-6 minggu dapat menjadi indikasi
untuk dilaksanakan biopsi KGB. Biopsi dilakukan terutama bila terdapat tanda
dan gejala yang mengarahkan kepada keganasan. KGB yang menetap atau
bertambah besar walau dengan pengobatan yang adekuat mengindikasikan
diagnosis yang belum tepat. 1
Antibiotik perlu diberikan apabila terjadi limfadenitis supuratif yang biasa
disebabkan oleh Staphyilococcus. aureus dan Streptococcus pyogenes (group A).
Pemberian antibiotik dalam 10-14 hari dan organisme ini akan memberikan
respon positif dalam 72 jam. Kegagalan terapi menuntut untuk dipertimbangkan
kembali diagnosis dan penanganannya. 17
Pembedahan mungkin diperlukan bila dijumpai adanya abses dan evaluasi
dengan menggunakan USG diperlukan untuk menangani pasien ini. 17

Universitas Sumatera Utara

You might also like