You are on page 1of 8

PENGGUNAAN PASIR BESI DAN BARIT SEBAGAI

AGREGAT
BETON
BERAT
UNTUK PERISAI RADIASI SINAR GAMMA
Sri Sumarni
Fakultas KIP-Program Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta
Jln. A. Yani No. 200 Pabelan Surakarta. e-mail: marnis_ri@yahoo.com.

Iman Satyarno
Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Jln Grafika
Yogyakarta
Agus Budhie Wijatna
Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Jln Grafika
Yogyakarta
Abstract
Radiation Protection is a crucial aspect in controlling the impacts of radiation to
environmental
health.
Therefore,
every
nuclear installation and radiology unit has to mainly prioritize the
implementation
of to protect their workers and society surrounding the installation. High
radiation
protection
composed
of barite stone, iron sand and the additive substance of viscocrete-10, and
density concrete,
made by ispreplaced
method,
investigated in this research as shield material. The source of radiation used are
13 1
137
the following15 2 Eu with the selected energy of 121,7824 keV, I with
gamma-ray:
the energy of 364,5 keV
Cs with
and
the energy of 661,6 keV. The quality examination of concrete with barite and iron sand
comes up with
the a compression strength of 15,38 MPa and the specific gravity of .3,121
following
results:
The at-3
-0, 00 08x
gr/cm
tenuation
coefficient ( ) yielded the equation of y = 0,6053e
that applies
only for the energy radiation
121,7824 keV up to 661,6 keV. If this attenuation coefficient is compared to normal
3
density
concreteofwith
specific gravity
2,35
, the
gr/cm
attenuation
coefficient of high density concrete is higher, so that the radiation of shield thickness will be more efficient.
Keywords:
Attenuation Coefficient, Preplace Method, Shield Radiation, Viscocrete-10.

PENDAHULUAN
kedokteran, sehingga di luar ruangan radiologi
Proteksi radiasi merupakan aspek yang sangat
dinyatakan aman terhadap radiasi, hanya
penting dalam pengendalian bahaya kesehatan
penggunaan bahan timbal memerlukan pengerjaan
lingkungan akibat radiasi. Oleh karena itu setiap
khusus dan dari segi biaya harganya sangat mahal.
instalasi nuklir harus mengutamakan proteksi
radiasi. Tujuan perlindungan radiasi untuk The National Council on Radiation Protection and
mengetahui dosis yang diterima pekerja danMeasurements (NCRP) menyatakan material yang
masyarakat berada pada tingkat yang aman.
memiliki berat jenis dan nomor atom tinggi
International Commission on Radiological memiliki kemampuan menyerap berkas radiasi lebih
Protection (ICRP) menetapkan nilai batas dosis
baik. Salah satu material yang memenuhi
efektif untuk pekerja radiasi adalah 20 mSv/tahun
persyaratan ini adalah beton densitas tinggi yang
dan untuk masyarakat 1 mSv/tahun. Untukdapat
itu diperoleh dengan menggunakan agregat yang
perisai radiasi memiliki peranan penting dalam
mempunyai berat jenis tinggi. Agregat alami seperti
melindungi pekerja dan masyarakat di sekitar
magnetit, barit, limonit dan agregat buatan berupa
instansi yang memanfaatkan radiasi pengion. butiran baja (steelshot), umum dipakai sebagai
(Akhadi, 2000).
agregat beton perisai radiasi dalam struktur reaktor
atom (Raju, 1983). Menurut Stephenson (1954),
Banyakperisai
perisai
Indonesia
bahan
kemampuannya
ditimbulkan
radiasi.
material
menggunakan
oleh
radiasi,
Hampir
dalam
dapat
pesawat-X
seluruh
bahan
memerisai
digunakan
timahdalam
ini
ruangan
hitam
sangat
radiasi
sebagai
bidang
radiologi
(Pb)
besar
yang
bahan
sebagai
beton
yang
dimempunyai
dengan
baik terhadap
agregat
barium
kandungan
batu
sulfat
radiasi
barit
(BaSO
utama
pengion
memiliki
). SIPIL/Juli
karena
daya kimia
serap
barit
MEDIA
TEKNIK
2007/93
4senyawa

Persoalan yang perlu diperhatikan dalam


Pembuatan Benda Uji
penggunaan agregat berat dibanding agregat
Pembuatan benda uji dengan metode praletak :
normal, perilaku yang terjadi pada saat proses
a. Benda uji berupa silinder beton dengan
pencampuran adukan beton, yaitu adanya perbedaan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
berat jenis bahan beton yang besar akan b. Matrik berbentuk kubus beton dengan ukuran
menyebabkan bahan yang berat jenisnya lebih berat
alas 150x150
dan ketebalan
mm 2berbeda-beda
cenderung mengendap ke bawah dan bahan yang
mulai dari 10 mm sampai 120 mm.
berat jenisnya ringan naik ke atas, sehingga
kemungkinan besar adukan mengalami pemisahan Pelaksanaan pencampuran adukan beton
butiran (segregasi) dan gradasi berubah (degradasi)
berdasarkan Satiyarno, 2000, yaitu dengan metode
sehingga menyebabkan beton menjadi keropos.praletak
Hal dilakukan dengan cara meletakkan susunan
ini dapat diatasi dengan cara antara lain: kontrol agregat kasar terlebih dahulu pada cetakan,
bahan, pengerjaan beton dengan hati-hati, kemudian rongga pada cetakan yang berkisar 30 %
penggunaan bahan tambah (admixtures) dandari volume, diisi (grouting) dengan pasta semen.
menggunakan metode khusus seperti metodeAdapun campuran pasta semen terdiri dari: pasir, air
praletak (Preplaced Methode) (Popovics,1979).
serta bahan tambah viscocrete. Untuk mendapatkan
ikatan antar agregat kasar dengan pasta yang baik
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
maka diperlukan gradasi seragam atau gradasi
kemampuan beton berat dengan komposisi : agregat
timpang (gap graded).
barit, pasir besi dan bahan tambah viscocrete-10
Langkah-langkahnya sebagai berikut :
produk PT. Sika yang dibuat dengan metodea. Pengadukan past a/mortar dengan menggunakan
praletak, serta faktor air semen 0,5, dalam
mixconcrete kapasitas 50 liter.
memerisai radiasi sinar gamma bila dibandingkan b. Pencetakan benda uji terlebih dahulu
dengan beton normal.
menyiapkan bekisting kubus yang kedap air dan
cetakan silinder beton diameter 15 cm dan
METODE
tinggi 30 cm yang sudah diberi pelumas
Secara skematis tahapan penelitian ditunjukkankemudian meletakkan agregat kasar batu barit
pada Gambar 1.
sampai penuh pada cetakan silinder dan
bekisting, dengan meletakkan pipa diameter 1,5
Persiapan
cm ditengah/diantara bekisting untuk
memasukkan (grouting/injeksi) mortar,
selanjutnya memasukkan mortar melalui pipa
Viscocrete - 10
Semen
Agregat
Agregat
Air
yang sudah disiapkan sampai penuh dan
kasar
halus
dibiarkan mengeras selama 24 jam. Sampel
Uji Bahan :
Uji Bahan :
hasil cetakan terlihat pada Gambar 2.
-Berat Jenis
-Berat Satuan
-Keausan
-Kekerasan

-Berat Jenis
-Gradasi
-Kadar Air

Mix Design

Be nd a U j i

t i da k

Pendahuluan
ya

Pembuatan Benda Uji

Perawatan Benda Uji

Gambar 2. Benda uji silinder beton dan matrik


kubus.

Pengujian Kuat Tekan


Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan alat
Pengujian Benda Uji
uji Compression testing machine (CTM) dengan
Gambar
Bagan
Penelitian
Alir
dan Proseduruji,
SNIbeban
dilakukan
benda
adalah
M-14-1989-F,
data
ultimit
ujipertambahan
beton
ini
pada
atau
yang
silinder.
beton
dengan
adapun
selanjutnya
beban
umur
Pengujian
ditandai
hasil
dan
28 digunakan
yang
hari,
regangan
retak
kuatperlu
berdasarkan
tekan
padahingga
dicatat
benda
untuk
beton
94/ MEDIA
TEKNIK1.SIPIL/Juli
Analisis2007
data
Hasil
&Tahap
Pembahasan

menghitung kuat tekan beton dan modulus


elastisitas beton .

Sumber
radiasi

Inverter
Geiger
Muller

Counter Timer

Pengujian Radiasi Gamma


Pengujian beton terhadap sinar radiasi (high density
concrete for atomic radiation test) yaitu untuk
Perisai
HV
mengetahui kemampuan beton dalam mereduksi
Osciloscope
(Power
sumber radiasi yang ditimbulkan oleh partikelSupply)
partikel radioaktif. Adapun langkah-langkah
Gambar 3. Skema Rangkaian Geiger Counting/
pengujian sebagai berikut :
Geiger Muller
a. Rangkaian Spectroscopy Radiasi Gamma
NaI(Tl) yang akan digunakan untuk pengujian
jenis sinar 152 Eu dan rangkaian Geiger Counting
Perisai
1
37
1
31
untuk mendeteksi sinar
Cs dan
I diset-up
Pre Amp
dan siap digunakan untuk pencacahan.
NaI(Tl) SCA Counter
b. Meletakkan sumber radiasi yang akan digunakan
Amplifier
dengan memberi lapisan pelindung sumber
Sumber
biasanya digunakan perisai plat timbal.
radiasi
c. Detektor Geiger Muller diletakkan pada jarak x
HV (Power
Timer
dari sumber radiasi.
Supply) Osciloscope
d. Dilakukan pencacahan intensitas radiasi tanpa
Gambar 4. Skema Rangkaian Spectroscopy Radiasi
perisai yaitu dengan cara menempelkan detektor
Gamma NaI(Tl).
pada sumber radiasi, hal ini dimaksudkan untuk

mengetahui intensitas alami (background


HASIL DAN PEMBAHASAN
counting) di lingkungan tersebut.
kuat tekan beton dengan menggunakan alat uji
e. Kemudian dilakukan pencacahan perisai, Uji
dengan
CTM (compression testing machine) diperoleh data
cara benda uji ditempatkan rapat diantara
beban dan regangan, nilai tegangan dan regangan
detektor dan sumber radiasi.
f. Peralatan pengambilan data dipersiapkan untuk
dan semua benda uji diplotkan pada grafik seperti
waktu tiap pencacahan ditentukan selamapada
20 Gambar 5. Diperoleh kuat tekan beton silinder
1, silinder 2 dan silinder 3 masing-masing : 15,250
detik sebanyak 100 kali.
MPa, 15,020 MPa, 15,870 MPa. Kuat tekan ratag. Kolimator sumber radiasi dibuka dan mencatat
rata 15,38 MPa.
cacah intensitas radiasi setelah melewati benda
uji sebagai perisai yang dideteksi oleh detektor
Beton tersebut terkategori beton normal yaitu beton
dan inverter serta nilainya ditampilkan oleh
yang
counter, dilakukan berulang-ulang hingga
100mempunyai kekuatan antara 15 MPa hingga
kali pencacahan pada tempat yang sama. 30 MPa. Kekuatan beton yang diperoleh sangat
rendah hal ini dipengaruhi oleh faktor kekerasan
h. Pencacahan dilakukan dari benda uji dengan
barit sebagai agregat kasar, agregat ini bersifat
ketebalan 1 cm hingga ketebalan 12 cmbatu
atau
getas mudah hancur, terlihat dari uji kekerasan
sampai intensitasnya mendekati intensitas cacah
agregat dengan mesin Rudeloff nilainya 46,16. Hal
latar.
ini membuktikan bahwa bagian agregat yang hancur
i. Pencacahan juga dilakukan untuk benda uji yang
sangat banyak.
sama dengan sumber radiasi lain.
Skema pengujian radiasi dengan alat Spectroscopy
Radiasi Gamma NaI(Tl) dan Geiger Counting dapat
dilihat pada Gambar 3 dan 4.

20

15

10

15,250
5

1 5 ,M
0 2P 0a

1 5 ,M
8 7P 0a

Gambar 5.fcGrafik
Kuat
Tekan
Beton.
lab-S1TEKNIK
fc
lab-s2
fc lab-S3
MEDIA
SIPIL/Juli
2007/95
0

0 . 0 0 0 0 0 0 0 . 0 0 0 2 0 0 0 . 0 0 0 4 0 0 0 . 0 0 0 6 0 0 0 . 0 0 0 8 0 0 0 . 0 0 1 0 0 0 0 . 0 0Re
1 2 0g0a0 .n0 ga
0 1 4n0 0 0 . 0 0 1 6 0 0

MPa

0 ,4 f ' c - S 1

0 ,4 f ' c - S 2
0 ,4 f ' c - S 3

Linear (0,4f'c-S1)
Linear (0,4f'c-S2)

Linear (0,4f'c-S3)

y = 23931x + 0.2824

y = 18209x + 0.6073
y = 22047x + 0.7557

0
0 .0 0 0 0 0 0 .0 0 0 0 5 0 . 0 0 0 1 0 0 . 0 0 0 1 5 0 . 0 0 0 2 0 0 . 0 0 0 2 5 0 .0 0 0 3 0 0 .0 0 0 3 5

Regangan

Gambar 6. Grafik Modulus Elastisitas beton

Dan ditinjau dari segi struktur bangunan dari


dalam40 % data tegangan regangan dari kuat tekan
penelitian ini, beton direncanakan untuk bangunan
(fc) atau beban maximum. Nilai modulus elastisitas
non struktural terutama untuk bangunan dinding
rata-rata diperolah 21,396 MPa. Grafik pengujian
radiologi rumah sakit, dimana dinding tidak
dapat dilihat seperti Gambar 6.
menahan beban langsung, sehingga dengan kuat
tekan beton yang diperoleh dari penelitian sangat
Dilihat dari berat jenis bahan, beton batu barit
aman untuk perencanaan dinding.
mempunyai berat jenis tinggi dibanding dengan
agregat normal tetapi kuat tekannya lebih kecil, hal
Bila dikomparasikan dengan kuat tekan jenis beton
itu karena sifat barit sangat getas. Sifat lain agregat
yang lain hasilnya seperti pada Tabel 1
barit adalah mempunyai kemampuan tinggi sebagai
perisai radiasi gamma, mengandung unsur kimia
Tabel 1. Kuat tekan bermacam-macam jenis beton. Barium (Ba) yang menurut tabel periodik
mempunyai
nomor massa tinggi yaitu 56, semakin
Jenis Beton Metode Adukan Peneliti BJ
Kuat
(gr/cm )tinggi
Tekannomor atom bahan maka semakin baik bahan
(MPa)
tersebut
menyerap radiasi gamma dan semakin
Beton berat batu
konvensional Dwiatmoko
2,840 17,718 tinggi kerapatan beton juga semakin tinggi
barit - pasir biasa
(1998)
kemampuan menyerap radiasi gamma.
3

Beton berat
barit,silicafume
&superplastr

konvensional Dwiatmoko
(1998)

2,912 33,349

Adapun cara yang digunakan untuk meningkatkan


densitas beton, yaitu dengan metode praletak,
Beton berat psr.
konvensional Ariyuni, dkk
3,074 39,800
dengan menggunakan metode ini barit yang getas
barit, barit, silica
(1999)
tidak hancur saat proses pengadukan, karena dalam
fume
pengadukan beton, agregat kasar (barit) dipisahkan
Beton berat psr.
Praletak Alhadi
5,786 24,976
dari pasta semen/mortar, metode ini akan
besi, pot.
(2006)
baja,visc.10
meningkatkan densitas beton bila dibandingkan
Beton normal
konvensional Anis R
2,329 46,184
dengan cara konvensional. Dengan cara
(fas 0,5)
(2006)
konvensional barit dimungkinkan akan hancur saat
Beton Normal,
konvensional Nurokhman
2,154 24,36
pengadukan sehingga fungsi barit sebagai agregat
poilmer Sica Top
(2001)
kasar akan berubah menjadi agregat halus dan
77D 10 %
komposisi
bahan penyusun adukan beton berubah
Beton Normal
Konvensional Endah
2,810 21,249
fungsi menjadi bahan penyusun adukan mortar,
batu slag &
Safitri
polimer
Sica
Topmodulus
(2001)
dimana
adukan
mortar
mempunyai
densitas
yang
Pengujian
pada
grafik
ketentuan
yaitu
dengan
(SNI-Pd
cara
elastisitas
menarik
M-20-1995-03),
beton
garis didasarkan
regresi
diperoleh
linier
Data
perisai
hasil
diplotkan
pengujian
lebih
7.
dalam
rendah
intensitas
grafik
dibanding
radiasi
seperti
beton.
dan
padaketebalan
Gambar
77D
96/
MEDIA
10 %
TEKNIK
SIPIL/Juli
2007

T e b a l P e r i sa i ( c m )
0
-1

02468101214

-2
-3
-4
-5
-6
-7
-8
Be t o n ba ri t I-1 31 (3 64 ,5 k e V )
Be t o n ba ri t E u -15 2 (12 1 ke V)
Be t o n ba ri t Cs -13 7 (66 1, 6 ke V)
Be t o n Po t b a ja (I- 131 3 64 ,5 )
Be t o n Po t . b a j a (C s - 137 6 61 ,5 k e V )
Be t o n Po t . b a j a (E u - 152 2 44 k e V )

y = - 0 . 3 9 5 x - 0 . 7 0 48
y = -0. 5 977 x - 0. 4 918
y = -0 . 388 7x - 0. 927 1
y = - 0 . 6 2 5 4 x - 0 . 8 06
y = -0 . 4 6 3 3 x - 0 . 6 2 8 3
y = -0.9678x + 0.0816

Gambar 7. Hubungan Tebal perisai dengan Intensitas dalam Skala Semilog.

40 00
B e t o n b a ri t - S i n a r C s -1 37 (6 61 , 6 k e V )

35 00

B e t o n b a ri t - S i n a r Eu -1 52 En e rg i 1 21 ke V

30 00

B e t o n b a ri t - S i n a r I- 1 31 (3 64 , 5 k e V )
B e t o n P o t . b a j a -S i n a r C s -1 37 (6 6 1, 5 k e V)

25 00

B e t o n P o t . b a j a -S in a r Eu -1 5 2 (2 4 4 k e V )

20 00

B e t o n P o t . b a j a -S in a r I-1 3 1 (3 6 4, 5 ke V )

15 00
10 00
5 00
0
012345678
Tebal Perisai (cm)

Gambar 8. Grafik HVT dengan Ketebalan Perisai

Dari grafik didapat koefisien attenuasi beton barit = koefisien serapan linier (attenuasi) bahan
pasir besi untuk sumber radiasi Europium-152,
perisai (cm - 1 )
Iodium131, dan Cesium-137 berturut-turut sebagai
x = tebal bahan perisai (cm)
-1
-1
-1
berikut: 0,5977 cm , 0,3950 cm , 0,3887 cm .
Dari besarnya koefisien attenuasi berbagai bahan
Nilai tebal paro atau half value thickness (HVT)
perisai yang didapat terlihat bahwa bahan Timbal
yang didefinisikan sebagai tebal bahan perisai yang
yang paling effektif menahan radiasi, sehingga
diperlukan untuk mengurangi intensitas radiasi
dapat disimpulkan bahwa semakin besar densitas
menjadi setengah dari intensitas sebelum bahan perisai, maka semakin besar pula koefisien
dilemahkan oleh perisai. (1 HVT, 2 HVT, 3attenuasi
HVT bahan tersebut dan semakin besar nilai
dan 4 HVT), dihitung dengan persamaan HVTkoefisien
=
attenuasi, dengan mensubtitusikan ke
0,693/ , seperti pada Gambar 8.
Persamaan [1] diperoleh ketebalan beton yang
semakin tipis. Juga semakin tinggi energi radiasi
Proses pelemahan radiasi baik sinar-X maupunyang
sinardipancarkan pada suatu bahan perisai maka
dalam suatu bahan perisai bersifat eksponensial
koefisien attenuasi yang diperoleh akan semakin
sesuai persamaan berikut :
kecil.
I = I o e x ..........................................................[1]
Idimana
Io
==intensitas
intensitas
:radiasi radiasi
(cacah/dt)
radiasisetelah
sebelum
melalui
melalui
perisai
perisai
Adapun
dan
barit-pasir
barit-pasir
peneliti
koefisien
diperjelas
data terdahulu
besi
energi
barit
attenuasi
pada
dan
serta
masing-masing
grafik
disajikan
beton
perisai
()seperti
potongan
untuk
jenis
pada
pada
sumber
beton
lainnya
Tabel
baja,
Gambar
agregat
radiasi
2beton
oleh
dan
9.
MEDIA
TEKNIK
SIPIL/Juli
2007/97

Tabel 2. Nilai Koefisien Attenuasi () untukNilai koefisien attenuasi secara nominal berkisar
bermacam-macam beton & energi radiasi.
antara 0,3887cm -1hingga 0,5977
. Menurut
cm-1
Pranyoto,
M.R, Marsongkohadi 1978, koefisien
Peneliti Bj
Jenis Bahan
Sumber Energi
Koef.
Koef.
attenuasi
Perisai
radiasi
attenuasi untuk beton barit berat jenis 3,5 dan energi
(gr/
(keV) attenuasi
linier
massa
radiasi 1000 keV yaitu 0,2130
. Halcm
ini-1
cm )
(cm /gr)
(cm ) membuktikan bahwa hasil penelitian didapat nilai
Beton
Akhadi
2,35
200 0,291 0,12382 koefisien attenuasi yang tidak jauh berbeda dari
Normal
Pustaka. Dari besaran koefisien attenuasi massa
(2000)
- 500 0,204 0,08680
berbagai bahan perisai yang didapat, terlihat bahwa
- 800 0,166 0,07063 bahan beton berat pasir besi dan barit kemampuan
menahan radiasi gamma hampir mendekati bahan
Beton
Rusnaldi 3, 241
Eu 121,78 0,508 0,13390
timbal.
berat pasir
(2006)
3

-1

15 2

barit- barit
&
viscocrete10 15
cc/m 3 (fas
0,5)
Beton
berat pasir
besi pot.
baja &
viscocrete10 cc/m
(fas 0,5)

15 2

Eu

244,69 0,489 0,15859

364,5 0,514 0,15087

13 1

Alhadi
(2006)

5,786

Eu 244,69 0,9678 0,08032

15 2

13 1

Besi Akhadi

7,42
(2000)

Cs

1 37

Timbal Akhadi

11,3

SIMPULAN
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari
eksperimen dan pengamatan serta analisis data,
dapat diambil beberapa kesimpulan antara lain:

(2000)
-

Dari pengujian kualitas beton dengan agregat barit pasir besi, didapat nilai: berat jenis, kuat tekan,
364,5 0,6254 0,10842
modulus elastisitas, yaitu, 15,38
3121 kg/m
MPa3
661,6 0,4633 0,16778
dan 21,396 MPa. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa beton barit mempunyai berat jenis tinggi
200 0,090 0,13797
sehingga terkategori beton berat. Berdasarkan uji
500 0,655 ,082910
kuat tekan, beton mampu menahan struktur
800 0,525 0,06645sehingga dalam perencanaan ini sangat aman karena
tujuan awal perencanaan terutama untuk desain
500 1,640 0,14513
dinding yang merupakan bagian non struktur dalam
800 0,945 0,08362
bangunan.
1500 0,579 0,05123

Dengan menggunakan metode praletak dapat


Ket: tanda menunjukkan data tidak diperoleh dari
meningkatkan densitas beton barit, karena sifat
sumber pustaka.
agregatnya yang getas sehingga mengurangi
keretakan barit pada saat adukan beton, dimana
Dari grafik regresi diatas ditunjukkan nilai koefisien
semakin tinggi densitas beton daya serap radiasinya
attenuasi untuk beton barit-pasir besi mengikuti
lebih tinggi bila dibandingkan dengan beton
persamaan y = 0,6053e -0, 00 08x berlaku untuk energi
konvensional.
berkisar antara 121,7824 keV hingga 661,6 keV.

0.25

0.2

0.15

0.1

B e to n ber a t pot b aj a- pa s i r be s i ( S um be r : Ar ya )
B e to n bar i t- p as i r b es i
B e to n bar i t- p as i r b ar it ( S u m be r : Rus na ldi )
B e to n Nor m al ( S um ber : A k had i)
B e s i ( S um be r: A k ha di)
T im ba l ( S u m be r : Ak ha di )
E x po n. ( B et on be r at po t ba ja- p as ir bes i ( Su m b er : Ar y a) )
E x po n. ( B et on ba r it - pas ir bes i )
E x po n. ( B et on ba r it - pas ir bar i t ( S um b er : Ru s n ald i) )
E x po n. ( Ti m b al ( S um b er : A kh ad i) )
E x po n. ( B es i (S u m b er : Ak h adi ) )
E x po n. ( B et on No r m al ( S u m be r : Ak ha di ) )
E x po n. ( B et on ba r it - pas ir bar i t ( S um b er : Ru s n ald i) )

y = 0.1536e 5E- 0 5 x
y = 0.1939e-0 . 0 0 0 8 x

y = 0.2132e-0 . 0 0 1 x

y = 0.2254e- 0 .0 0 1 6 x
0.05

y = 0.1678e-0 . 0 0 1 2 x

Gambar 9. Grafik Hubungan antara Energi Radiasi dengan Koefisien Attenuasi - 0 .0 0 0 9 x


y = 0.1456e
massa
(). 2007 0 0 200 400 600 800 1000 1200
98/ MEDIA TEKNIK
SIPIL/Juli
Energi
1400Radiasi
1600 (ke V)

Penambahan bahan tambah viscocrete-10 membuat


REFERENSI
adukan mortar menjadi encer, sehingga
Akhadi, N.,2000, Dasar-dasar Proteksi Radiasi,
memudahkan dalam proses grouting kedalam beton
Rineka Cipta, Jakarta.
dan membuat beton tidak keropos (porous).
Alhadi, A., 2006, Penggunaan Beton Berat Slot
Steel sebagai Perisai Radiasi Sinar Gama,
Koefisien attenuasi () yang didapat dengan sumberTesi s, Jurusan Struktur Pasca Sarjana UGM,
radiasi: Europium-152 energi 121,782 keV,
Yogyakarta.
Iodium131 dan Cesium137 sebesar 0,5977
Anis,
cmR.,-1 ,2006, Pengaruh Fakor Air Semen pada
0,395 cm-1 , 0,3887 cm -1 dan membentuk persamaanBeton Normal sebagai Perisai Radiasi Sinar
y = 0,6053e -0 ,0 008 x berlaku untuk energi antara Gama, Tesis, Jurusan Struktur Pasca Sarjana
121,782 keV hingga 661,6 keV.
UGM, Yogyakarta.
Anonim, 2003, "Metode, Tata cara dan Spesifiaksi
Semakin besar densitas bahan perisai yang
(SNI-M-14-1989-F), Departemen
digunakan, maka semakin besar koefisien attenuasiPermukiman dan Prasarana Wilayah Badan
bahan tersebut, sehingga semakin besar nilai
Penelitian dan Pengembangan, Jakarta.
koefisien attenuasi diperoleh ketebalan beton
Anonim,
yang 2003, "Metode, Tata cara dan Spesifiaksi
semakin effisien.
(SNI-Pd M-20-1995-03), Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah Badan
REKOMENDASI
Penelitian dan Pengembangan, Jakarta.
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan Ariyuni
ada
Essy, Tjahjono Elly, Kadarisman Bisanto,
beberapa saran yang harus disampaikan diantaranya dan Suyati, 1999, Rancang Campuran Beton
terkait dengan ketebalan sampel perisai yang tebal Kerapatan Tinggi dengan Menggunakan
maka perlu diadakan penelitian dengan
Agregat Kasar Barit sebagai Penahan
menggunakan sumber radiasi yang memi liki
Radiasi, Prosiding Pertemuan dan
aktivitas dan energi radiasi yang lebih tinggi, hal iniPresentasi Ilmiah P3TM-BATAN, 14-15 Juli
dimaksudkan agar didapatkan koefisien regresi
1999, Yogyakarta.
antara ketebalan dengan intensitas radiasi maupun
Dwiatmoko, Y., 1998, Studi Beton Berat dengan
antara variasi ketebalan sebagai fungsi energi tanpa Agregat Batu Barit untuk Perisai Radiasi
harus ekstrapolasi data.
Neutron, Tugas Akhir, Jurusan Teknik Sipil
FT UGM, Yogyakarta.
Penurunan intensitas radiasi elektromagnetikNurokhman, 2001, Daya Serap Radiasi Gamma
dengan persamaan I = I o . e- x hanya berlaku ketika
dan Neutron Cepat dan Sifat Mekanis Beton
perisai radiasi relatif tipis, dimana berkas radiasi Polimer dengan Agregat Normal, Tesis,
hampir seluruhnya diasumsikan lolos dan hanya
Jurusan Struktur Pasca Sarjana UGM,
sebagian kecil foton yang dihamburkan oleh perisai
Yogyakarta.
tersebut. Pada radiasi elektromagnetik denganPopovic. S., 1979, Concrete Making Material,
perisai yang relatif tebal, sejumlah besar foton dapat
Mc Graw-Hill Book Company, New York.
dihamburkan oleh perisai dan kembali ke berkas
Raju, Krishna. N., 1983, Design of Concrete
utama sebelum akhirnya mengenai detektor, foton
Mixes , CBS Publishers, India.
hambur tadi juga mungkin akan berinteraksi
Rusnaldi,
lagi
2006, Penggunaan Beton Berat dengan
dengan perisai dan dihamburkan lagi begitu
Agregat Barit sebagai Perisai Radiasi Sinar
seterusnya yang dikenal dengan istilah build up
Gama, Tesis, Jurusan Struktur Pasca
factor. Maka dalam penggunaan perisai yang tebal
Sarjana UGM, Yogyakarta.
perlu diperhitungan faktor build up (B), yang
Safitri, E., 2001, Beton Sebagai Perisai Radiasi
biasanya digunakan persamaan I = I
.B.( x).e - Neutron Cepat, Jurnal Media Teknik Sipil,
0
dengan B ( x) adalah build up factor.
Edisi Januari 2006, Surakarta.
Satyarno I., 2000, Laporan Bulanan Perencanaan
dan Supervisi Pelaksanaan Hydro Power
UCAPAN TERIMAKASIH
Peneliti menyampaikan rasa terimakasih yang
System, Pemerintahan Propinsi DIY
sebesar-besarnya kepada Jurusan Teknik Struktur
(DISKRIMPRASWIL), Yogyakarta.
Pasca
Sarjana
UGM, serta
Laboratorium
Bahan
Teknik
Stephenson,
R., 1954,
Nuclear
Sipil UGM,
Teknik
yang
fasilitas
dapat
tersel
telah
Fisika
serta
esaikan.
memberikan
Laboratorium
kerjasamanya
UGM,
sarana
Analisis
Rumah
sehidan
ngga
Sakit
RadioaktivitasEngineering,
prasarana,
penelitian
Sardjito
ini
McGraw
Inc., Introduction
NewHill
York.
BookToCompany

MEDIA TEKNIK SIPIL/Juli 2007/99

100/ MEDIA TEKNIK SIPIL/Juli 2007

You might also like