Professional Documents
Culture Documents
INFERTILITAS
Pembimbing :
dr. Helmina,Sp.OG
Disusun oleh :
KARLINA LUBIS, S.Ked.
2011730048
BAB I
PENDAHULUAN
Infertilitas merupakan masalah yang dihadapi oleh pasangan suami istri yang
telah menikah selama minimal 1 tahun, melakukan hubungan senggama teratur tanpa
menggunakan kontrasepsi, tetapi belum berhasil memperoleh kehamilan. Pada
prinsipnya masalah yang terkait dengan inferilitas ini dapat dibagi berdasarkan
masalah yang sering dijumpai pada perempuan dan masalah yang sering dijumpai
pada lelaki. Pendekatan yang dilakukan untuk menilai faktor-faktor yang terkait
dengan infertilitas tersebut digunakan pendekatan organik, yang tentunya akan sangat
berbeda antara laki-laki dan perempuan. Faktor tersebut dapat saja merupakan
kelainan langsung organnya tetapi dapat pula disebabkan oleh faktor lain yang
mempengaruhinya seperti infeksi, hormonal, genetkc dan proses penuaan.
Lebih kurang seperlima pasangan usia subur di Amerika Serikat adalah
pasangan infertile. Lima belas persen diantaranya tergolong infertile yang tidak jelas
penyebabnya. Banyak bukti yang menjelaskan bahwa ada peranan factor
imunomodulasi pada pasangan tersebut. Aspek penting dari imunomodulasi ini
adalah adanya Antibodi Anti Sperma (ASA).
Infertilitas dikatakan sebagai primer
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
Infertilitas adalah kegagalan dari pasangan suami-istri untuk mengalami
kehamilan setelah melakukan hubungan seksual, tanpa kontrasepsi, selama satu
tahun (Sarwono,497).
Infertilitas (kamandulan) adalah ketidakmampuan atau penurunan kemampuan
menghasilkan keturunan (Elizbeth, 639).
Ketidaksuburan (infertil) adalah suatu kondisi dimana pasangan suami istri
belum mampu memiliki anak walaupun
Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki
Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya
tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode
kontrasepsi jenis apapun.
(Djuwantono,2008, hal: 2).
dan lahirnya seorang manusia baru merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa dua factor yang harus dipenuhi adalah:
a. Suami memiliki system dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga
mampu
menghasilkan
dan
menyalurkan
sel
kelamin
pria
Pada wanita
a. Gangguan organ reproduksi
1. Infeksi vagina sehingga meningkatkan keasaman vagina akan
membunuh sperma dan pengkerutan vagina yang akan menghambat
transportasi sperma ke vagina.
2. Kelainan pada serviks akibat defesiensi hormon esterogen yang
menyebabkan
terjadinya
Pria
6
Ada beberapa kelainan umum yang dapat menyebabkan infertilitas pada pria
yaitu:
1.
2.
3.
4.
kimiawi
5. Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga
terjadi penyempitan pada obstruksi pada saluran genital
6. Lingkungan; Radiasi, obat-obatan anti kanker.
Faktor serviks
Wanita
Beberapa penyebab dari gangguan infertilitas dari wanita diantaranya
FSH dan LH tidak adekuat sehingga terjadi gangguan dalam pembentukan folikel
di ovarium. Penyebab lain yaitu radiasi dan toksik yng mengakibatkan gangguan
pada ovulasi. Gangguan bentuk anatomi sistem reproduksi juga penyebab mayor
dari infertilitas, diantaranya cidera tuba dan perlekatan tuba sehingga ovum tidak
dapat lewat dan tidak terjadi fertilisasi dari ovum dan sperma. Kelainan bentuk
uterus menyebabkan hasil konsepsi tidak berkembang normal walapun
sebelumnya
terjadi
fertilisasi.
Abnormalitas
ovarium,
mempengaruhi
Pria
Abnormalitas androgen dan testosteron diawali dengan disfungsi hipotalamus
dan hipofisis yang mengakibatkan kelainan status fungsional testis. Gaya hidup
memberikan peran yang besar dalam mempengaruhi infertilitas dinataranya
merokok, penggunaan obat-obatan dan zat adiktif yang berdampak pada
abnormalitas sperma dan penurunan libido. Konsumsi alkohol mempengaruhi
masalah ereksi yang mengakibatkan berkurangnya pancaran sperma. Suhu
disekitar areal testis juga mempengaruhi abnormalitas spermatogenesis.
Terjadinya
ejakulasi
retrograt
misalnya
akibat
pembedahan
sehingga
Anamnesis
Pada awal pertemuan, sangatlah penting untuk memperoleh data
apakah pasanga suami istri atau salah satunya memiliki riwayat operasi pada
saluran reroduksi atau sedang menjalani terapi khusus. Atau juga perlu
diketahui suatu kebiasaan pasangan suami istri seperti merokok, atau minum
alcohol.
Siklus haid merupakan variable yang sangat penting dalam
pemeriksaan ini. Dikatakan normal jika berada dalam kisaran 21 35 hari.
Perlu juga diperoleh informasi apakah terdapat nyeri saat haid atau tidak dan
pelu ditanyakan juga penggunaan obat penghilang nyeri saat haid terjadi.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang diperlukan pada pasutri dengan maslah
infertile adalah dengan pengukuran berat badan, tinggi badan dan
pengukuran lingkar pinggang. Dengan adanya data tersebut dapat dengan
atau
KRITERIA
Volume
Waktu Likuefaksi
pH
Konsentrasi Sperma
Jumlah Sperma total
Lurus cepat
Lurus lambat
Morfologi normal
Vitalitas
Leukosit
gangguan
yang
kemoterapi
Pria
a. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
b.
c.
d.
e.
f.
RB,1985).
Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar
hormone testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma
(Steven RB,1985).
Berperilaku sehat (Dewhurst,1997).
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam Menegakkan suatu diagnosis infertilitas perlu penegakkan etiologi yang
tepat dan pemeriksaan yang akurat dalam mencari bukti-bukti dalam diagnosis
infertilitas. Hanya saja permasalahan ini baru saja timbul apabila saling keterbukan
tidak digunakan sebagai media dalam pemeriksaan dan penegakkan diagnosis,
karena ada beberapa pria atau wanita yang menolak bila dikatakan infertile dan
enggan untuk diperiksa.
Tatalaksana terhadap masalah infertilitas diperlukan system rujukan yang baik
dan komprehensif untuk menghindari kesalahan penegakkan diagnosis dan
penatalaksanaan. Terdapat beberapa indicator yang digunakkan sebagai batasan
seperti pada wanita usia lebih dari 35 tahun, terdapat riwayat kehamilan ektopik,
riwayat kelainan tuba, riwayat pembedahan tuba, riwayat endometrosis, gangguan
haid serta kemoterapi. Pada pria yaitu testis adesensus, riwayat pembedahan
urogenital, varikokel riwayat PMS dan kemoterapi.
Dengan mengetahui indicator ini diharapkan kedepannya bias mendapatkan
pemeriksaan yang adekuat dan baik sehingga diagnosis infertilitas dengan bukti yang
kuat bias ditegakkan tanpa bias dan rancu.
14
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan edisi ketiga. Jakarta : PT Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Cuningham, K. 2009. Buku Ajar Ilmu Obstetri Willliams Edisi 21. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC
15