Professional Documents
Culture Documents
Disusun Oleh :
Kelompok 2
1.
Astri Yaniansah
2013349026
2.
Irnawati Agustin
2013349059
3.
2013349062
4.
Hilda Oktora
2013349-----
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................................i
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
Uji Sanitasi Udara dan Ruangan.....................................................................................1
Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan........................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................3
2.1 Sanitasi Udara dan Ruangan.....................................................................................3
2.2 Sanitasi Jari Tangan..................................................................................................5
2.3 Sanitasi Rambut.......................................................................................................5
BAB III..............................................................................................................................6
METODE...........................................................................................................................6
3.1 Alat dan Bahan.........................................................................................................6
3.2 Cara Kerja................................................................................................................6
3.2.1 Uji Kontaminasi Udara..........................................................................................6
3.2.2 Uji Sanitasi Meja...................................................................................................6
3.2.3 Uji Kebersihan Tangan..........................................................................................6
3.2.4 Uji Kontaminasi dari Rambut................................................................................6
BAB IV..............................................................................................................................7
HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................................7
4.1 Hasil.........................................................................................................................7
4.2 Pembahasan..............................................................................................................7
BAB IV..............................................................................................................................8
SIMPULAN.......................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Uji Sanitasi Udara dan Ruangan
Udara di dalam suatu ruangan dapat merupakan sumber kontaminasi
udara. Udara tidak mengandung mikroflora secara alami, akan tetapi kontaminasi
dari lingkungan sekitar mengakibatkan udara mengandung berbagai
mikroorganisme, misalnya debu, air, proses aerasi, dari penderita yang mengalami
infeksi saluran pencernaan dan dari ruangan yang digunakan untuk fermentasi.
Mikroorganisme yang terdapat dalam udara biasanya melekat pada bahan padat,
misalnya debu atau terdapat dalam droplet air (Volk dan Whleer, 1984).
Kehidupan bakteri tidak hanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan
akan tetapi juga mempengaruhi keadaan lingkungan. Misalnya bakteri
termogenesis menimbulkan panas di dalam media tempat ia tumbuh. Bakteri dapat
pula mengubah pH dari media tempat ia hidup, perubahan ini disebut perubahan
secara kimia (Lay, 1992).
Udara mengandung campuran gas-gas yang sebagian besar terdiri dari
Nitrogen (N2) 23%, Oksigen (O2) 21 % dan gas lainnya 1%. Selain gas juga
terdapat debu, kapang, bakteri, khamir, virus dan lain-lain. Walaupun udara bukan
medium yang baik untuk mikroba tetapi mikroba selalu terdapat di udara. Adanya
mikroba disebabkan karena pengotoran udara oleh manusia, hewan, zat-zat
organik dan debu. Jenis-jenis mikroba yang terdapat di udara terutama jenis
Bacillus subtilis dapat membentuk spora yang tahan dalam keadaan kering
(Pelczar, 1988).
Sanitasi merupakan persyaratan yang mutlak bagi industri pangan sebab
sanitasi berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap mutu pangan dan daya
awet produk serta nama baik atau citra perusahaan (Betty dan Een, 2011).
Uji Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan
Produk pangan dapat diterima oleh konsumen apabila memiliki kualitas
yang baik. Kualitas pangan yang baik dapat dicapai dari sumber produksi yang
memperhatikan higien dan sanitasi dari hulu sampai dengan hilir. Selain proses
produksi yang baik, juga harus ditunjang oleh penanganan dan pengolahan. Setiap
produk pangan harus memiliki kualitas yang baik dan memenuhi persyaratan yang
telah ditetapkan oleh Standar Nasional Indonesia tahun 2000.
Universitas Sahid Jakarta
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sanitasi Udara dan Ruangan
Mikroba di udara bersifat sementara dan beragam. Udara bukanlah suatu
medium tempat mikroorganisme tumbuh tetapi merupakan pembawa bahan
partikulat debu dan tetesan cairan, yang kesemuanya ini mungkin dimuati
mikroba. Mikroorganisme yang terdapat di udara biasanya melekat pada bahan
padat mikro misalnya debu atau terdapat di dalam droplet / tetesan air. Jika di
dalam suatu ruangan banyak terdapat debu dan cair, maka mikroba yang
ditemukan di dalamnya juga bermacam-macam; termasuk bakteri, kapang ataupun
khamir.
Mikroorganisme udara dapat diuji secara kuantitatif menggunakan agar
cawan yang dibiarkan terbuka selama beberapa waktu tertentu di dalam ruangan
tersebut atau dikenal dengan Metoda Cawan Terbuka. Semakin banyak bakteri,
maka bakteri yang menetap pada cawan semakin banyak. Kemudian cawan
tersebut diinkubasi selama 48 jam.
Kelompok mikroba yang paling banyak terdapat di udara bebas adalah
bakteri, jamur (termasuk di dalamnya ragi) dan juga mikroalge. Kehadiran jasad
hidup tersebut di udara, ada yang dalam bentuk vegetatif (tubuh jasad) ataupun
dalam bentuk generatif (umumnya spora). Kelompok mikroba yang paling banyak
ditemukan sebagai jasad hidup yang tidak diharapkan kehadirannya melalui udara,
umumnya disebut jasad kontaminan (hal ini mengingat apabila suatu
benda/substrat yang ditumbuhinya dinyatakan sebagai substrat yang
terkontaminasi). Adapun kelompok mikroba yang termasuk dalam jasad
kontaminan antara lain adalah:
1. Bakteri: Bacillus, Staphylococcus, Pseudomonas, Sarcina dan sebagainya.
2. Jamur: Aspergillus, Mucor, Rhizopus, Penicillium, Trichoderma, dan
sebagainya.
3. Ragi: Candida, Saccharomyces, Paecylomyces, dan sebagainya.
Jumlah dan macam mikroorganisme dalam suatu volume udara bervariasi
sesuai dengan lokasi, kondisi cuaca, dan jumlah orang yang ada. Juga, ditentukan
oleh sumber pencemaran di dalam lingkungan, misalnya dari laju ventilasi,
padatnya orang, kegiatan orang-orang yang menempati ruangan tersebut, saluran
pernapasan manusia yang disemprotkan melalui batuk, bersin, dan bahkan saat
bercakap-cakap. Lalu, partikel-partikel debu yang terkandung dalam tetes-tetes
cairan berukuran besar dan tersuspensikan, dan dalam inti tetesan yang
terbentuk bila titik-titik cairan berukuran kecil menguap. Organisme yang
memasuki udara dapat terangkut sejauh beberapa meter atau beberapa kilometer;
sebagian segera mati dalam beberapa detik, sedangkan yang lain dapat bertahan
hidup selama berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan lebih lama lagi.
Pencegahan kehadiran mikroba baik secara fisik ataupun kimia yang dapat
dilakukan, yaitu: Secara fisik dengan penggunaan sinar-sinar bergelombang
pendek (umumnya sinar UV) sebelum dan sesudah tempat dipergunakan, ataupun
dengan cara penyaringan udara yang dialirkan ke dalam tempat atau ruangan
tersebut. Secara kimia dengan penggunaan senyawa-senyawa yang bersifat
membunuh mikroba, baik dalam bentuk larutan alkohol (55-75%), larutan
sublimat, larutan AMC (HgCl2 yang diasamkan), dan sebagainya.
Pada ruangan, hal yang penting untuk diperhatikan adalah lantai, dinding,
dan langit-langit. Lantai yang licin dan dikonstruksi dengan tepat, mudah
dibersihkan. Sedangkan lantai yang kasar dan dapat menyerap, sulit untuk
dibersihkan. Lantai yang terkena limbah cairan misalnya dari alat pemasakan dan
tidak ditiriskan dengan baik dapat menjadi tempat penyediaan makanan bagi
bakteri dan serangga. Dinding dan langit-lngit yang kasar dapat membawa bakteri
seperti Staphylococcus aureus. Lantai, dinding, dan langit-langit yang
konsturksinya buruk, jauh lebih sulit untik dijaga sanitasinya. Akan tetapi, struktur
yang licin pun dapat menjadi sumber kontaminan yang tidak diinginkan bila tidak
dibersihkan dan dipelihara secara teratur dan efektif.
mikroba lebih banyak pada makanan melalui tangan dari pada rambut yang
terjatuh kedalam makanan. Akan tetapi, adanya rambut dalam makanan tidak
disukai. Oleh karena itu penggunaan tutup kepala (topi atau jala) dianjurkan
(Betty 1999).
BAB III
METODE
3.1 Alat dan Bahan
Alat :
o
o
o
o
o
o
o
Bahan :
Alkohol teknis 70 %
Air
Media NA, PDA, PCA, EMB dan VJA
Cawan diletakkan
secara terpisah pada
ruang Mikrobiologi
Biarkan cawan
dalam posisi media
terbuka selama 30
menit
Hitung rata-rata
koloni yang tumbuh
pada masing-masing
cawan
Siapkan 2 cawan
petri besar &
cawan petri kecil
(tanpa tutup) berisi
media PCA
Cawan kecil
diletakkan dengan
posisi terbalik
pada meja yang
belum dibersihkan
selama 4 detik
Letakkan kembali
cawan kecil ke
dalam cawan petri
besar & ditutup
Letakkan 3 jari
tangan kanan pada
masing-masing
media
Amati pertumbuhan
bakteri pada masingmasing cawan
Cawan diletakkan
secara terpisah pada
ruang Mikrobiologi
Biarkan cawan
dalam posisi media
terbuka selama 30
menit
Hitung rata-rata
koloni yang tumbuh
pada masing-masing
cawan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
PDA
NA
Blangko (Ruangan)
27
PCA (before)
PCA (after)
TBUD
TBUD
Tempat Uji
Meja Praktikum
4.2
Jumlah Koloni
PDA
NA
EMB
VJA
PCA
TBUD
Pembahasan
Mikroorganisme berdasarkan pengaruh hidupnya terhadap kehidupan
manusia terbagi menjadi dua yaitu mikroorganisme pathogen dan
mikroorganisme non-pathogen. Mikroorganisme pathogen adalah
mikroorganisme yang keberadaannya akan bersifat merugikan bagi
kehidupan manusia. Kerugian yang dapat disebabkan akibat
10
11
12
13
BAB IV
KESIMPULAN
Pada pengujian Sanitasi Udara dan Ruangan dieroleh hasil, jumlah koloni
bakteri pada media Nutrien Agar sebanyak 27 koloni sedangkan pada media
Potato Dekstrose Agar sebanyak 2 koloni Jumlah koloni pada Uji Sanitasi Meja
diperoleh hasil pertumbuhan koloni tidak bisa untuk dihitung (TBUD)
Pada pengujian Sanitasi Pekerja Pengolahan Pangan, diperoleh hasil
pertumbuhan 3 koloni pada media Nutrient Agar (Uji Kontaminasi dari Rambut)
sedangkan pada media Potato Dekstrose Agar tidak ada pertumbuhan Pada Uji
Kebersihan Tangan diperoleh hasil TBUD pada media PCA sedangkan pada
media lainnya, VJA & EMB tidak ada pertumbuhan koloni.
14
DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz, S. dan Jenie B. S. L., 1989. Uji Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU
Pangan dan Gizi IPB. Bogor.
Hidayat, N. 2006. Mikrobiologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta.
Irianto, K. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikrobiologi Jilid I. CV Yrama
Widya. Bandung.
Jenie, B. S.L., 1989. Sanitasi Dalam Industri Pangan. PAU Pangan dan Gizi IPB.
Bogor.
Joklik, W. K., H. P. Willent, and D.B. Amos. 1984. Zinsser Microbiology. 18th Ed.
Appeleton Century Crafts. New York. 233-243.
Pelczar, MJ dan Chan, ECS. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi Jilid I. Penerbit UI
Press. Jakarta.