Professional Documents
Culture Documents
KONSEP TEORI
Definisi
adalah
suatu
bubuk
campuran
yang
digunakan
untuk
e.
(mis.,spondilitis)
Mengoreksi deformitas.
yang
ditangani
dengan
gips
menentukan
jenis
dan
Plester.
Gips pembalut dapat mengikuti kontur tubuh secara halus . gulungan
Jika
basah
terjadi
reaksi
kristalisasi
dan
mengeluarkan
panas.
Nonplester.
Nonplester berpori-pori
Sehingga masalah kulit dapat di hindari . Gips ini tidak menjadi lunak
bagi
tulang
untuk
b.
c.
d.
Persiapan alat
1. Bahan gips dengan ukuran sesuai ekstremitas tubuh yang
akan di gips
2. Baskom berisi air biasa ( untuk merendam gips )
3. Baskom berisi air hangat.
4. Gunting perban .
5. Bengkok.
6. Perlak dan alasnya.
7. Waslap.
8. Pemotongan gips .
9. Kasa dalam tempatnya.
10.
Alat cukur.
11.
Sabun dalam tempatnya.
12.
Handuk.
13.
Krim kulit.
14.
Spons rubs
15.
Padding
b. Prosedur kerja.
1. Siapkan klien dan jelaskan prosedur yang akan dikerjakan.
2. Siapkan alat alat yang akan digunakan untuk pemasangan gips .
3. Daerah yang akan dipasang gips dicukur, dibersihkan, dan dicuci
dengan sabun, kemudian dikeringkan dengan handuk dan diberi
krim kulit.
4. Sokong ekstremiras atau bagian tubuh yang akan digips .
5. Posisikan dan pertahankan bagian yang akan di gips dalam posisi
yang ditentukan dokter selama prosedur.
6. Pasang spongs rubbs ( bahan yang menyerap keringat ) pada
bagian tubuh yang akan dipasang gips, pasang dengan cara yang
halus dan tidak mengikat. Tambahkan bantalan ( padding ) di
daerah tonjolan tulang dan pada jalur syaraf.
7. Masukkan gips dalam baskom berisi air, rendam beberapa saat
sampai gelembung gelembung udara dari gips harus keluar.
Selanjutnya, diperas untuk mengurangi jumlah air dalam gips.
8. Pasang gips secara merata pada bagian tubuh. Pembalutan gips
secara melingkar mulai dari distal ke proksimal tidak terlalu kendur
atau terlalu ketat. Pada waktu membalut, lakukan dengan gerakan
bersinambungan agar terjaga ketumpah tindihan lapisan gips.
Dianjurkan dalam jarak yang tetap. Lakukan dengan gerakan yang
bersinambungan agar terjaga kontak yang constant dengan bagain
tubuh.
9. Setelah selesai pemasangan, haluskan tepinya, potong serta bentuk
dengan pemotongan gipa atau cutter.
10.
Bersihkan partikel bagian gips dari kulit yang terpasang.
11.
Sokong gips selama pengerasan dan pengeringan dengan
telapak tangan. Jangan diletakkan pada permukaan keras atau pada
tepi yang tajam dan hindari tekanan pada gips.
d.
e.
klien.
Jangan merusak / menekan gips.
Jangan pernah memasukkan benda
f.
asing
ke
dalam
gips
menggaruk.
Jangan meletakkan gips lebih rendah dari tubuh terlalu lama.
Mudah didapatkan.
Murah dan mudah dipergunakan oleh setiap dokter.
Dapat diganti setiap saat.
Dapat dipasang dan dibuat cetakan sesuai bentuk anggota gerak.
Dapat dibuat jendela/lubang pada gips untuk membuka jahitan atau
f.
g.
sudut tertentu.
Gips bersifat rediolusen sehingga pemeriksaan foto rontgen tetap
h.
b.
Perawatan Gips
1. Gips tidak boleh basah oleh air atau bahan lain yang mengakibatkan
kerusakan gips.
2. Setelah pemasangan gips harus dilakukan follow u yang teratur,
tergantung dari lokalisasi pemasangan.
3. Gips yang mengalami kerusakan atau lembek pada beberapa tempat,
harus diperbaiki.
Rasional
1. Pasien mungkin dibatasi oleh
persepsi
diri
terhadap imobilisasi.
keterbatasan
tentang
fisik
aktual,
yang
tidak
di
imobilisasi.
3. Bantu klien lakukan latihan
jari-jari
kaki
bila
klien
aktif
perawatan diri.
dalam
meningkatkan
kemajuan
kesehatan.
2. Menghindari kekakuan sendi
pada
daerah
yang
terpasang gips.
3. Mencegah
tidak
terjadinya
pasien
dalam
5. Ubah
posisi
secara
periodik.
6. Bantu
klien
mobilisasi
dengan
dalam
alat
treapi
fisik
atau
rehabilitasi spesialis.
langsung.
7. Berguna
aktivitas
dalam
membuat
individual/program
latihan.
pasien
dapat
Intervensi
Rasional
1. Kaji nyeri secara hati-hati;
1. Untuk
mengenai
lokasi,
sifat,
mengetahui
intensitas
nyeri
dan
mencegah
kesalahan
posisi
/tegangan
jaringan
yang
terpasang gips.
3. Anjurkan/bantu klien untuk
meninggikan
ektremitas
edema,
menurunkan nyeri.
dan
4. Menghindari
kekakuan
daerah
lain
terpasang gips.
menyebabkan
pada
sehingga
nyeri
pada
daerah lain.
5. Dorong
menggunakan
5. Memfokuskan
dalam,
kontrol,
imajinasi
koping
dengan
dikontrol
dan
dapat
kemampuan
dalam
maanajemen
nyeri.
6. Kompres
peninggian,
kompres
dan
meningkatkan
visualisasi, sentuhan
tidak
kembali
kolaborasi
dapat
sensasi
menurunkan
nyeri.
Analgetik
penggunaan analgetik
nyeri.
3. Kerusakan integritas kulit yang berhubungan dengan adanya
penekanan akibat pemasangan gips; laserasi dan abrasi.
Tujuan : Intergritas kulit klien
Kriteria hasil :
ketidaknyamanan lokal.
Memperlihatkan kulit yang utuh saat gips dibuka
Intervensi
1. Lakukan perawatan laserasi dan
abrasi,
sebelum
pemasangan
Rasional
1. Mencegah
kerusakan
integritas
kulit
selama
gips.
2. Bersihkan kulit dengan seksama
terpasang gips.
2. Mencegah
terjadinya
daerah
yang
steril
gips.
Terutama
3. Ubah
posisi
dengan
sering.
terpasang
bagi
kerusakan
kulit.
Trapeze
4. Observasi adanya tanda infeksi
sistemik : dari bau gips, cairan
purulent yang mengotori gips.
menurunkan abrasi.
4. Adanya
infeksi
dapat
menyebabkan
osteomielitis
terjadi/
apabila
infeksi
terjadi.
dapat
jika
tertanggulangi
tidak
dengan
segera.
5. Membantu
menindak-lanjuti
untuk
infeksi
sehingga
memperparah
tidak
keaddaan
pasien.
Intervensi
1. Kaji aliran kapiler
Rasional
1. Kembalinya warna kulit harus
sebelahnya.
gangguan arterial.sianosis
neurologis.
3. Meningkatkan aliran balik
vena.pembengkakan dan
edema cenderung terjadi
4. Pantau ekstremitas yang
perubahan warna,
terpasang gips.
5. Membantu untuk
melakukan dorsofleksi
ibujari kaki.
6. Laporkan ke tim medis bila
terpasang gips.
6. Gangguan aliran darah dan
iskemia yang parah perlu
pemberian analgetik
memperbaiki sirkulasi.
Intervensi
1. Kaji tingkat pengetahuan
Rasional
1. Mengetahui
tingkat
pengetahuan
pembatasan aktifitas,
keluarga
pemeriksaan diagnostik
mengurangi ansietas.
klien
sehingga
dan
dapat
2. Berikan informasi
2. Memberikan
dasar
mengenai masalah
dapat
mebuat
informasi.
3. Mengurangi
diderita
pilihan
ansietas
yang
pasien
ketidaktahuan
gips.
klien
akibat
tentang
penyembuhan.
5. Mengurangi
atas
ansietas
keadaan
klien
setelah
pengangkatan gips
pengangkatan
gips.
Kulit
misalnya ; informasikan
digerakkan.
kelihatan lembek/atrofi.
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8
Volume 3. Jakarta : EGC.
Doengoes, Marilynn. 2000. Rencana asuhan Keperawatan edisi 3. Jakarta :
EGC.
Lukman, Nurnaningsih. 2009. Asuhan keperawatan pada klien dengan
gangguan muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika
Suratun dkk (2008). Klien Gangguan Sistem Muskuloskeletal SAK. Jakarta:
EGC.
Internet (diakses pada tanggal 1 November 2012):