Professional Documents
Culture Documents
Disusun:
Agata Yelin P
1417021003
1417021004
Ahmad Affan E
1417021006
Alfi Oktariani
1417021007
Amelia Maitri W
Aprilia Sari
1417021008
1417021013
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014
DAFTAR ISI
Halaman
Judul.............................................................................................. i
Daftar
Isi.....................................................................................................
ii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang..........................................................................
1.2
Tujuan.......................................................................................
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini banyak sekali makanan yang kita konsumsi diolah dengan
cara penggorengan. Dalam penggorengan tersebut tentulah
menggunakan minyak. Ada banyak jenis minyak yang biasa kita
gunakan untuk memasak contohnya minyak kelapa sawit, minyak
wijen dan minyak kelapa. Minyak itu sendiri adalah istilah umum
untuk semua cairan organik yang tidak larut atau bercampur
dalam air (hidrofobik) tetapi larut dalam pelarut organik. Minyak
juga tidak hanya digunakan untuk memasak tetapi juga digunakan
untuk keperluan lain seperti pengobatan, kecantikan dan lain-lain.
Kelapa sawit adalah bahan utama yang sering digunakan dalam
pembuatan minyak. Di Indonesia terdapat banyak daerah
memproduksi kelapa sawit yang melimpah. Minyak kelapa sawit
merupakan minyak nabati. Seperti yang kita tahu, pertumbuhan
penduduk mengikuti deret ukur sedangkan persediaan pangan
mengikuti deret hitung. Secara tidak langsung hal tersebut
menyebabkan penggunaan minyak nabati terus meningkat melebihi
jumlah produksinya. Hal tersebut mengakibatkan kenaikan harga
minyak nabati dunia setiap tahunnya.
Dalam makalah ini kami akan membahas bagaimana proses
pembuatan minyak kelapa sawit dan reaksi-reaksi yang terjadi, dan
hubungan proses kimia dengan biologi dalam proses prmbuatan
minyak kelapa sawit tersebut.
3
B. Tujuan
Dalam pembuatan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat :
1. Memahami proses dalam pembuatan minyak kelapa sawit
2. Memahami hubungan proses kimia dengan biologi
Minyak
adalah
salah
satu
kelompok
yang
termasuk
pada
Minyak kelapa sawit juga mempunyai potensi yang cukup besar untuk
industri kosmetik dan farmasi karena mempunyai sifat sangat mudah
diabsorpsi oleh kulit yang banyak dipakai untuk pembuatan shampo,
krim (cream), minyak rambut, sabun cair, lipstik dan lain-lain. Minyak
kelapa sawit mengandung -karotena yang cukup tinggi. Karotena ini
banyak dipakai untuk obat kanker paru-paru dan kanker payudara
(Mangoensoekarjo, 2005).
III. PEMBAHASAN
Pemipilan (Stripper)
Pemurnian (Clarifier)
oil purifier setiap 1 jam sekali. Minyak yang telah dimurnikan secara
otomatis di oil purifier, dipompakan ke float tank yang berfungsi untuk
menjaga pengumpulan vacum dryer agar tetap vacum sehingga
bekerja optimal.
Vacum dryer berfungsi untuk mengurangi kadar air dalam minyak
produksi. Temperatur minyak dibuat 90-950C supaya kadar air cepat
menguap dan uap air akan terhisap oleh injection steam. Minyak yang
telah bersih keluar dari dryer dan selanjutnya dipompakan ke storage
tank yang berfungsi untuk menyimpan dari bottom vacum sementara
minyak produksi yang dihasilkan sebelum dikirim ke tempat lain,
sedangkan dispatch tank berfungsi untuk memblending minyak
produksi untuk mencapai mutu produksi yang didinginkan.
Penimbunan Minyak Kelapa Sawit
Sejalan dengan makin meningkatnya luas area perkebunan kelapa
sawit, produksi minyak sawit Indonesia semakin lama semakin
meningkat pesat. Penyimpanan dan penanganan selama transportasi
minyak sawit yang kurang baik dapat mengakibatkan terjadinya
kontaminasi baik oleh logam maupun bahan lain sehingga akan
menurunkan kualitas minyak sawit. Pengawasan mutu minyak sawit
selama penyimpanan, transportasi, dan penimbunan perlu dilakukan
dengan ketat untuk mencegah terjadinya penurunan mutu minyak
sawit.
Standarisasi prosedur penyimpanan, transportasi darat, dan
penimbunan minyak sawit bertujuan untuk mencegah kontaminasi dan
penurunan kualitas minyak sawit. Untuk mencegah terjadinya
kristalisasi minyak sawit serta untuk menyeragamkan minyak pada
waktu pengiriman, tanki penyimpanan perlu dilengkapi dengan
pemanas. Pemanasan dapat dilakukan dengan uap pada tekanan 1,5
3 kg/cm2 yang dialirkan kedalam pipa pemanas. Minyak yang masuk
kedalam tangki penyimpanan suhunya 40-500C, titik leleh minyak sawit
400C, sehingga untuk mempermudah pengeluaran minyak dari
tangki untuk mempertahankan agar suhu minyak bertahan diatas titik
leleh.
Tangki penimbunan minyak dipakai sebagai penampungan atau
penimbunan minyak produksi dan pengukuran minyak produksi harian.
10
11
12
KESIMPULAN
13
DAFTAR PUSTAKA
associates, inc.
14