Professional Documents
Culture Documents
Nama Peserta
: dr. Selvia
Nama Wahana
: PKC KOJA
Topik
: Tonsilitis Akut
Tanggal (kasus)
: 11/12/2014
Nama Pasien
: Tn. I
No. RM
: 080001XX
: PKC KOJA
Obyektif Presentasi :
- Keilmuan
- Manajemen
- Dewasa
- Deskripsi
- Tujuan
Bahan Bahasan
: Kasus
Cara Membahas
: Diskusi
1
Data Pasien
-
Nama
: Tn. I
Nomor Registrasi : 080001XX
Nama Klinik
-
Telpon
:
Terdaftar sejak
tinggi
Riwayat Pengobatan :
Tidak ada
Riwayat Kesehatan / Penyakit :
Keluhan yang sama dalam setahun terakhir tidak ada
Riwayat keluarga
:
Kepala keluarga dengan seorang istri dan memiliki 1 anak
Riwayat pekerjaan
:
Karyawan
Kondisi lingkungan sosial dan fisik :
Pasien tinggal di lingkungan penduduk yang tidak telalu padar, tingkat kebersihan di
lingkungan tinggal dirasakan pasien cukup memadai, terbatas dalam mengikuti kegiatan
Leher
THT
deviasi,
dinding
posterior
Hasil Pembelajaran :
1. Subyektif
:
Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tenggorokan serta nyeri ketika menelan
sejak 1 minggu, keluhan disertai dengan demam yang tidak terlalu tinggi sejak 1 hari dan
mulut berbau. Keluhan lain berupa batuk, pilek, dan nyeri menelan tidak ada.
2. Obyektif
:
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik sangat mendukung diagnosis
tonsilitis akut. Pada kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- Gejala klinis (nyeri tenggorokan serta nyeri ketika menelan sejak 1 minggu,
demam sejak 1 hari, mulut berbau)
- PF (faring: hiperemis (+), arcus faring simetris, uvula hiperemis (+) dan tidak
deviasi, dinding posterior faring hiperemis (+); Tonsil : T2a-T2a, hiperemis (+),
kripta melebar/melebar, detritus +/+, dan perlekatan tidak ada)
3. Assessment :
Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin
Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam
rongga mulut (tonsil faringea/adenoid, tonsil palatine, tonsil lingual, tonsil tuba
Eustachius). Etiologi penyakit ini berasal dari infeksi kuman terutama Streptokokus
hemolitikus
(50%)
atau
virus.
Jenis
Streptokokus
meliputi
Streptokokus
mulut berbau) dan PF (faring: hiperemis (+), arcus faring simetris, uvula
hiperemis (+) dan tidak deviasi, dinding posterior faring hiperemis (+); Tonsil : T2a-T2a,
hiperemis (+), kripta melebar/melebar, detritus +/+)
Pencegahan tonsillitis akut dengan menghindari resiko penularan melalui droplet
infection. Penatalaksaan tonsillitis akut pada pasien ini dengan antibiotika spectrum lebar
penisilin secara teratur dan disiplin. Antipiretik dan kumur dengan air hangat atau obat
kumur yang mengandung disinfektan. Indikasi tonsilektomi pada penyakit ini, antara lain:
1) Serangan tonsilitis lebih dari tiga kali per tahun walaupun telah mendapatkan terapi
yang adekuat.
2) Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan
pertumbuhan orofasial.
3) Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan nafas,
sleep apnea, gangguan menelan, dan gangguan bicara.
4) Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil, yang tidak berhasil
hilang dengan pengobatan.
5) Napas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
6) Tonsilitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A Sterptococcus hemoliticus
7) Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.
8) Otitis media efusa atau otitis media supurataif
Berdasrkan indikasi tersebut, maka pada pasien ini tidak dibutuhkan terapi operatif
tonsilektomi.
4. Plan
:
o Diagnosis
o Pengobatan
o Pendidikan
: Tonsilitis Akut
: Obat antibiotik ( amoxicillin 3 X 500mg P.O )
antipiretik analgetik ( PCT 3 X 500 mg P.O)
vitamin (B complex 2 X 1 tab P.O)
: Berkumur-kumur dengan air hangat, menghindari faktor yang
beresiko terhadap penularan dengan menutup mulut ketika batuk dan bersin,
meminta kepada pasien untuk kontrol ulang 3 hari kemudian dan memastikan
untuk patuh dan disiplin dalam meminum obat antibiotik
o Konsultasi
:
Kegiatan
-Kepatuhan meminum
Periode
-Kontrol ulang jika obat
obat
obat
-Nasihat untuk
beresiko yang
menularkan penyakit
menghindari faktor
resiko penularan