You are on page 1of 42

A S P EK M ED IK O LEG A L

K EM ATIA N & S U R AT
K ETER A N G A N K EM ATIA N

dr. H. Agus Moch Algozi, SpF(K),DFM,SH


Instalasi Kedokteran Forensik &

D EFIN ISIKEM ATIAN


1. MATI KLINIS
Berhenti bekerjanya Jantung & Paru

2. MATI BATANG OTAK


Matinya sel saraf pada pusat otonom di batang
otak mengakibatkan berhenti bekerjanya
jantung dan paru

3. MATI SELULAR

Matinya sel-sel tubuh


4.
MATI OTAK
Matinya sel-sel saraf otak neokorteks yang
sifatnya ireversibel

D EFIN ISIKEM ATIAN


UU No.36 Tahun 2009 tentang

Kesehatan pasal 117:


Seseorang dinyatakan mati apabila
fungsi jantung-sirkulasi dan sistem
pernapasan terbukti telah berhenti
secara permanen, atau apabila
kematian batang otak telah dapat
dibuktikan.

M EN G A PA K EM ATIA N H A R U S
D ITA N G A N I D EN G A N B EN A R ?
Kehilangan hak

BAGI ALMARHUM/AH
& KELUARGA

Dihentikan nya segala tindakan medis


Status kependudukan berubah
Segala kepemilikan berpindah tangan pada ahli

waris

Timbulnya hak
Pernyataan medis (Sertifikat kematian Surat

Keterangan Kematian)
Deklarasi / pernyataan dari pemerintah (akta
kematian)

M EN G A PA K EM ATIA N H A R U S
D ITA N G A N I D EN G A N B EN A R ?
BAGI MASYARAKAT

Nilai luhur dan keberadaban budaya


Penghormatan terhadap kematian
Ritual budaya dan agama

Aspek sosial ekonomi


Hubungan kekerabatan berubah
Beban ekonomi masyarakat berubah

Aspek kesehatan masyarakat


Penanganan jenazah dengan penyakit

menular
Program kesehatan yang tepat sasaran

M EN G A PA K EM ATIA N H A R U S
D ITA N G A N I D EN G A N B EN A R ?
BAGI PEMERINTAH

Pemerintah yang beradab Bagian dari


penegakkan hak asasi manusia

Kewajiban hukum:

1.

UU Kesehatan no. 36 th 2009

2. Kitab Undang-undang Hukum Pidana


3. Peraturan Bersama Mendagri & Menkes tentang
Pelaporan Kematian dan Penyebab Kematian

Perencanaan program pemerintah


1. Aspek kependudukan Statistik , beban wilayah
2. Aspek Kesehatan evidence based, spesifik, tepat
sasaran

UU

KEWAJIBAN
HUKUM

KUHAP

Peraturan

PEREN CAN AAN PRO G RAM


KESEH
ATAN

EVIDENCE BASED
berdasarkan angka aktual, termasuk kematian
berdasarkan informasi riil, dalam hal penyebab
kematian
dapat dipertanggung jawabkan, dalam hal
metode penentuan sebab mati
SPESIFIK
masing-masing daerah memiliki karakteristik
informasi kematian dan penyebab kematian
berbeda harus diketahui
TEPAT SASARAN
penyebab kematian terbanyak, tersering,
terfatal harus menjadi program prioritas

H AL TERKAIT D ALAM ISU


CARA
KEMATIAN
KEM
ATI
AN

sifat peristiwa yang menimbulkan


penyebab kematian: Wajar Tidak Wajar
SEBAB KEMATIAN
jenis kekerasan atau penyakit yang
menyebabkan kematian
MEKANISME KEMATIAN
Perubahan biologis, kimiawi dan patologi akibat
penyebab kematian

LOKASI KEMATIAN
tempat terjadinya kematian dan atau
ditemukannya jenazah: Fasilitas KesehatanDiluar Fasilitas kesehatan

SIAPA YAN G D APAT M EN EN TU KAN


SEBAB KEM ATIAN ?
Dilakukan oleh ahlinya
Ahli: Seseorang yang memiliki

keahlian untuk membuat terang


suatu perkara guna kepentingan
pemeriksaan
Contoh: Dokter, perawat, bidan.
Sebab Mati versi ICD-10
vs
Sebab Mati versi Forensik

SEB A B K EM ATIA N
(PERSPEKTIF FO RENSIK)

Mengutamakan kepastian
Bila ragu2 harus di declare tidak

dapat ditentukan
If you dont see it dont say it
Purpose: pemastian hak / kewajiban /
konsekuensi yuridis
Cara berpikir: critical analisis cod .
Deduktif

SEB A B K EM ATIA N
(ICD -10)

Penyebab Kematian langsung


Penyebab Kematian antara
Penyebab Kematian Dasar

ASPEK M ED IKO LEG AL:


AUTO PSIUN TUK PEN EN TUAN SEBAB
KEM ATIAN
Pasal 119:
1. Untuk kepentingan

Untuk Kepentingan
Penelitian dan
Pengembangan
UU No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan

penelitian dan
pengembangan dapat
dilakukan bedah mayat
klinis di rumah sakit.
2. Bedah mayat klinis
ditujukan untuk
menegakkan diagnosis
dan/atau menyimpulkan
penyebab kematian

ASPEK M ED IKO LEG AL:


AUTO PSIUN TUK PEN EN TUAN SEBAB
KEM ATIAN
Pasal 120:

1. Untuk kepentingan pendidikan

Untuk Kepentingan
Pendidikan
UU No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan

di bidang ilmu kedokteran dan


biomedik dapat dilakukan
bedah mayat anatomis di
rumah sakit pendidikan atau
di institusi pendidikan
kedokteran
2. Dilakukan pada mayat yang
tidak dikenal atau tidak diurus
oleh keluarganya atau atas
persetujuan tertulis

ASPEK M ED IKO LEG AL:


AUTO PSIUN TUK PEN EN TUAN SEBAB
KEM ATIAN
Pasal 122:

1. Untuk kepentingan penegakan

Untuk Kepentingan
Penegakan Hukum
UU No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan

hukum dapat dilakukan bedah


mayat forensik sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan.
2. Dilakukan oleh dokter ahli
forensik atau dokter lain
apabila tidak terdapat dokter
ahli forensik atau tidak
memungkinkan dirujuk.

Rahasia Kedokteran
SEGALA SESUATU YANG DIKETAHUI

OLEH KARENA ATAU PADA SAAT


MELAKUKAN PEKERJAAN DI BIDANG
KEDOKTERAN
(PP 10 / 1966)
UU No.36/2009:
Hubungan dokter-pasien didasarkan atas

itikad baik dan saling percaya


Right of privacy

PEM BU KAAN RAH ASIA


KED O KTERAN
IJIN / OTORISASI PASIEN
UU WABAH DLL, KUHAP, jo PP 10/66
PS 48 KUHP : DAYA PAKSA
PS 50 KUHP : MENJALANKAN UU
PS 51 KUHP : PERINTAH JABATAN
KEILMUAN, KEPENTINGAN UMUM

IN FO RM ASITERKAIT KEM ATIAN D AN RAH ASIA


KED O KTERAN

Surat keterangan kematian memuat

informasi yang spesifik yang


mengungkapkan kondisi kesehatan
seseorang.
Perlu dibatasi penggunaannya
Perlu dibatasi informasi yang termuat

didalamnya
Perlu dilakukan penjagaan identitas
jenazah sebagai bagian dari privacy
jenazah dan keluarganya

f You tell the diagnosis dont tell the nam


you tell the name dont tell the diagnosis

KEM ATIAN

Penanganan kematian akan merupakan

kegiatan sertifikasi dan non sertifikasi


Kegiatan sertifikasi menghasilkan surat
keterangan medis bahwa seseorang telah
meninggal = Surat Keterangan Kematian
Kegiatan non sertifikasi menghasilkan akan
menghasilkan data dan informasi seputar
kematian = penyebab kematian, database, dll
Pelayanan Forensik ada perannya di kedua
kegiatan tersebut melalui pelayanan langsung
terhadap jenazah
Peran itu akan dijalankan dengan lebih efektif
melalui City Morgue

SU RAT KETERAN G AN
KEM ATIAN
-revi
siterbar
u
Memiliki spirit
sertifikat
kematian

namun

memfasilitasi kebutuhan registrasi


penyebab kematian.

Fungsi:
Pernyataan kematian dari petugas medis
Untuk diberikan pada keluarga almarhum/
Syarat pengurusan administrasi
kependudukan & pemulasaraan

SU
R AT K ETER
AN G AN
Identitas
jenazah
K EM ATIA N
(Nama, NIK,jenis
LEM
B A R 1ttl, agama, tk
kelamin,
pendidikan, pekerjaan,
alamat, status
kependudukan)
Deklarasi Kematian
Waktu meninggal
Umur saat meninggal
Tempat meninggal
Rencana pemulasaraan
Dokter pemeriksa dan

keluarga penerima
jenazah

FO R M U LIR K ETER A N G A N
PEN YEB A B K EM ATIA N
LEM B A R 2-4
Untuk kepentingan
registrasi penyebab
kematian
Nama almarhum/ah di
blok hitam, ditambah
kolom inisial saja
Berisi keterangan
lengkap penyebab
kematian
Akan dijelaskan lebih
lanjut pada sesi
presentasi berikutnya

C ITY M O R G U E
& P ER A N N YA D A LA M
S IS TEM R EG IS TR A S I
P EN Y EB A B
K EM ATIA N

JU STIFIK A SI
Setiap Municipal (Pemerintah Daerah) diseluruh

dunia bertanggungjawab untuk (mengurus)


seluruh warganya mulai dari lahir hingga
meninggal
Penghargaan terhadap harkat martabat (warga) sebagai

manusia (berbeda dengan binatang yang mati)

Peristiwa meninggalnya seseorang (warga)

disuatu wilayah adalah


urusan publik (public services) tanpa memandang status

sos-ek
Terjadinya suatu Peristiwa Hukum:
Berubahnya status seseorang dari warga menjadi bukan
warga (dengan segala hak dan kewajibannya)
Beralihnya hak dan kewajiban seorang subyek hukum (waris,
dll)
Mulai timbulnya hak-hak seseorang (waris, pensiun,

TERJEM AH AN & D EFIN ISICity M orgue


Terjemahan langsung

Definisi Fungsional
Pusat pelayanan

Kamar jenazah kota,

rumah mayat kota


kurang sesuai
dengan perannya
yang diharapkan

medikolegal di wilayah
kerjanya ???
atau
Pusat pelayanan jenazah
dan informasi kematian
terpadu di wilayah kerjanya
???

Lebih sesuai namun masih

butuh revisi
Belum ada konsensus
khusus

KO
N
SEP
CI
TY
M
O
RG
U
E
STANDAR BAKU EMAS METODE PENENTUAN COD
SURAT KETERANGAN
KEMATIAN, RAHASIA
KEDOKTERAN,
WARISAN, ASURANSI,
DLL

PENAMPUNG JENAZAH
KOTA SEBAGAI
PENGUMPUL DAN SUMBER
INFORMASI KEMATIAN
HERKUTANTO & ASTARI. HOTEL AKASIA 22 JULI 2010

DENGAN
AUTOPSI
FORENSIK &
KLINIK

SURAT KETERANGAN
KEMATIAN TERISI
LENGKAP & PELAPORAN
TOTAL SELURUH JENAZAH
YG DIPERIKSA

KO N SEP City M orgue


Suatu lembaga teknis milik pemerintah

daerah kabupaten/ kota


Yang memberikan pelayanan terpadu terhadap
kejadian kematian di wilayahnya (terhadap
fisik jenazah maupun data penyebab
kematiannya)
Sifatnya khas karena memerlukan kompetensi
institusi dan kompetensi sumber daya yang
khusus
Bertujuan untuk melayani seluruh kematian
yang terjadi di kab/ kota baik langsung
(pemeriksaan jenazah) maupun tidak langsung
(autopsi verbal, pengumpulan data)

IN STITU SICity M orgue


Salah satu usulan bentuk:

BADAN URUSAN KEMATIAN DAN


MEDIKOLEGAL KABUPATEN/ KOTA
Merupakan sebuah lembaga teknis hasil
kerjasama komponen dibawah ini:
Kementrian Dalam Negeri
Kementrian Kesehatan
Pemerintah Kab/ Kota (Dinas Kesehatan
dan Dinas Kependudukan)
Profesional

PO RSIPERAN U N TU K
KEBERAD AAN CITY M O RG U E
Kementrian Dalam Negeri

merupakan kontributor terbesar


karena membawahi Pemda
Kementrian Kesehatan berkontribusi
dalam kompetensi SDM dan prosedur
Pemerintah Daerah berkewajiban
langsung atas ketersediaannya

K A M A R JEN A ZA H R U M A H SA K IT
Didisain sebagai tempat

persinggahan sementara bagi


pasien yang meninggal di rumah
sakit tersebut
Rumah sakit didisain untuk yang masih

hidup
Tidak
didisain
menerima
jenazah
Kamar
jenazah
RSuntuk
BUKAN
City Morgue
dari luar rumah sakit

K A M A R JEN A ZA H R S
Selama ini di fait accompli sebagai

city morgue, dengan beberapa akibat:


Peningkatan Beban Pelayanan di RS yang

tidak semestinya
Penanganan jenazah TIDAK OPTIMAL,

karena Kamar Jenazah RS tidak di disain


sebagai City Morgue

Indonesia belum memiliki City Morgue

C ITY M O R G U E
Diselenggarakan sebagai salah satu

bentuk tanggungjawab Pemerintah


Daerah
Menangani semua kematian yang
memenuhi kriteria untuk ditangani di
City Morgue
kematian tidak wajar (unnatural)
Kematian yang mendadak (belum diketahui

penyebabnya)
Kematian ditempat umum (jalan raya,
pasar, terminal, bandara, dll)
Kematian di fasilitas non kesehatan

C ity M orgue
Diharapkan menjadi pusat
Pemeriksaan jenazah dan penentuan

sebab kematian
Pemulasaraan jenazah wilayah

kerjanya
Rujukan kasus
Pusat pengumpul data penyebab

kematian di wilayahnya

C ontoh: D K I JA K A RTA
Pernah dilakukan analisa untuk DKI

Jakarta
Estimasi kematian yang memerlukan city

morgue 10 % dari total kematian


Sekitar 20 jenazah per hari memerlukan

penampungan di City Morgue


Kemungkinan Jakarta Morgue:
Tersedia di 5 wilayah kotamadya
ATAU
Terpusat di 1 tempat

G AM BARAN sebuah Badan Urusan Kem atian dan


M edikolegalkab/kota
Pelayanan
Pemeriksaan Jenazah (AF, AK)
Laboratorium dan penunjang autopsi
Rujukan kasus dari Puskesmas/ RS
Konsultasi medikolegal
Penelitian
Basis data mentah
Analisa data
Publikasi data
Pelaporan data
Pendidikan

Kerjasama dengan institusi pendidikan


kedokteran

G AM BARAN sebuah Badan Urusan Kem atian dan


M edikolegalkab/kota
SUMBER DAYA MANUSIA
Profesional/ fungsional:
1. Dokter forensik
2. Dokter patologi anatomi
3. Toksikologist
4. Epidemiologist
5. Ahli statistik, dll
Manajerial/ struktural:
1. Pimpinan badan
2. Staf badan
Representasi stake holder
1. Dinas kependudukan
2. Dinas kesehatan
3. Dinas sosial
4. BPS
5. Kepolisian, dll

TIM REG ISTASIPEN YEBAB


ATI
AN
KEM
TIM FORENSIK PUSAT (bagian dari Tim
COD):
1. Mengembangkan konsep city morgue
sebagai salah satu upaya peningkatan
registrasi penyebab kematian
2. Mendorong dilahirkannya payung hukum
yang kuat untuk pengembangan city
morgue dengan menjalin kerjasama
lintas sektor
3. Memberikan masukan dari sisi
medikolegal terhadap kegiatan
peningkatan registrasi penyebab

TIM REG ISTASIPEN YEBAB


ATI
AN
KEM
TIM FORENSIK PUSAT (bagian dari Tim COD):
4. Melakukan kegiatan sosialisasi dan pelatihan
5. Membantu penyelesaian konflik medikolegal
di lapangan yang rumit terkait kegiatan
peningkatan registrasi penyebab kematian
6. Mengevaluasi pelaksanaan dan menerima
masukan dari kab/kota untuk upaya
perbaikan berkelanjutan kegiatan
peningkatan registrasi penyebab kematian
7. Membangun jalur komunikasi langsung
dengan dokter forensik perwakilan
kabupaten/kota untuk memperlancar
kegiatan peningkatan registrasi penyebab

TIM REG ISTASIPEN YEBAB KEM ATIAN


DOKTER FORENSIK PERWAKILAN KAB/KOTA

TERPILIH:
1. Mensosialisasikan pentingnya penanganan
kejadian kematian dengan layak dan akurat
2. Menjalin komunikasi langsung dengan dinas
kesehatan, dinas kependudukan, rumah
sakit dan puskesmas di kabupaten/ kota
untuk memperlancar kegiatan peningkatan
registrasi penyebab kematian
3. Sebagai tempat bertanya dan konsultasi
bagi petugas lapangan (dokter umum,
bidan, perawat) mengenai penentuan sebab
kematian untuk meningkatkan registrasi

TIM REG ISTASIPEN YEBAB KEM ATIAN


DOKTER FORENSIK PERWAKILAN KAB/KOTA

TERPILIH:
4. Berpartisipasi dalam pengumpulan data penyebab
kematian dari pelayanan forensik setempat :
a. Penggunaan surat keterangan kematian & form
keterangan penyebab kematian
b. Penentuan sebab mati melalui AF dan atau AK
c. Penentuan sebab mati melalui AV untuk jenazah
yang hanya di periksa luar
d. Melaporkan hasil kegiatan pada dinas kesehatan
dan Balitbangkes Kemenkes
5. Memberikan masukan pada tim pusat
berdasarkan pengalaman lapangan melaksanakan
kegiatan peningkatan registrasi penyebab

TIM REG ISTASIPEN YEBAB KEM ATIAN

DOKTER FORENSIK PERWAKILAN KAB/KOTA

TERPILIH:
6. Mendorong pengembangan sistem registrasi
penyebab kematian di lab/kota melalui
konsep city morgue
7. Penanganan konflik medikolegal di lapangan
terkait kegiatan peningkatan registrasi
penyebab kematian

MAKA

Dokter Spesialis Forensik


SEBAIKNYA DIIKUTSERTAKAN
dalam
Tim Registrasi Penyebab
Kematian di masing-masing

TER IM A K A S IH

You might also like